You are on page 1of 37

KULTUR JARINGAN dan TOTIPOTENSI

Kelompok : Bernadette R. P. T / 3 Erris Kusumawidjaya / 11 Kinanti Widyaningsih / 15 Matilda Stella P. / 19 Yulius Damara / 30

Pengertian, Keuntungan,Keunggulan Bibit, Kultur Jaringan Tahapan dalam teknik Kultur Jaringan Landasan Kultur Jaringan Tipe-tipe Kultur Jaringan Alat-alat Laboratorium

Pengertian Kultur Jaringan


Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ (daun, mata tunas), serta menumbuhkan bagian itu pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik, sehingga dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna. Prinsip teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

Keuntungan Melakukan Kultur Jaringan


Pengadaan bibit tidak tergantung musim Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak, waktu relatif cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit) Bibit yang dihasilkan seragam Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu) Biaya pengangkutan bibit relatif murah dan mudah Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya

Keunggulan Bibit yang Dihasilkan


Sifatnya identik dengan induknya Dapat diperbanyak dalam jumlah besar (tidak butuh tempat yang luas) Menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat Kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin Kecepatan tumbuh bibit lebih cepat

Cara Kultur Jaringan


Hendaryono dan Wijayani mengungkapkan bahwa teknik kultur jaringan yang telah dikenal di antaranya sebagai berikut.
Meristem culture, yakni kultur jaringan menggunakan bagian tanaman dari jaringan muda atau meristem. Pollen atau Anther culture, yakni teknik kultur jaringan dengan menggunakan bagian tanaman berupa serbuk sari atau benang sari. Chloroplast culture, yakni teknik kultur jaringan menggunakan kloroplas untuk keperluan memperbaiki sifat tanaman melalui pembuatan varietas baru. Somatic cross atau persilangan protoplasma, yakni persilangan dua macam protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan sehingga dihasilkan tanaman Back yang mempunyai sifat baru.

Tahapan dalam teknik Kultur Jaringan

1) 2) 3) 4) 5) 6)

Pembuatan media Inisiasi Sterilisasi Multiplikasi Pengakaran Aklimatisasi

Pembuatan Media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dll. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botolbotol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Back

Inisiasi
Pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

Back

Sterilisasi
Segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Back

Multiplikasi
Kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

Back

Pengakaran
Fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri). Back

Aklimatisasi
Kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng Pemindahan dengan memberikan sungkup untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit Setelah mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka sungkup dilepaskan. Pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

Back

Landasan kultur jaringan didasarkan atas 3 kemampuan dasar dari tanaman, yaitu:
Totipotensi Rediferensiasi

Kompetensi

Totipotensi
Potensi atau kemampuan dari sebuah sel tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan dewasa secara utuh (sempurna) jika distimulasi dengar benar dan sesuai. Implikasi dari totipotensi : semua informasi pertumbuhan dan perkembangan organisme terdapat di dalam sel. Sel yang paling baik hasilnya adalah sel meristematik.

Teori Totipotensi
Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt, ahli fisiologi dari Jerman, tahun 1898. Tahun 1969, F.C.Steward menguji ulang dengan mengambil satu sel empulur wartel dan menumbuhkannya menjadi satu individu wortel. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan - jaringan hidup.

Syarat Melakukan Totipotensi


Syarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan adalah media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan. Media tumbuh menyediakan bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan media tumbuh: Media padat berupa padatan gel, seperti agar. Nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di Back air.

Rediferensiasi
Kemampuan sel-sel masak (mature) kembali menjadi ke kondisi meristematik dan berkembang dari satu titik pertumbuhan baru yang mampu melakukan reorganisasi menjadi organ baru.

Back

Kompetensi
Menggambarkan potensi endogen dari sel / jaringan untuk tumbuh dan berkembang dalam satu jalur tertentu.

Back

Tipe-tipe Kultur Jaringan :


Kultur biji (seed culture) Kultur organ (organ culture) Kultur kalus (callus culture) Kultur suspensi sel (suspension culture) Kultur protoplasma Kultur haploid

Kultur biji (seed culture)


Kultur yang bahan tanamnya menggunakan biji atau seedling

Back

Kultur organ (organ culture)


Merupakan budidaya yang bahan tanamnya menggunakan organ, seperti: ujung akar, pucuk aksilar, tangkai daun, helaian daun, bunga, buah muda, inflorescentia, buku batang, akar dll.

Back

Kultur kalus (callus culture)


Kultur yang menggunakan jaringan (sekumpulan sel) biasanya berupa jaringan parenkim sebagai bahan eksplannya Kalus adalah massa sel yang tidak terdiferensiasi, terdiri dari sel-sel parenkim yang muncul dari sel-sel jaringan induk yang sedang membelah dan biasanya terjadi di tempat irisan untuk menutup luka dalam media
Back

Kultur suspensi sel (suspension culture)


Kultur yang menggunakan media cair dengan sistem pengocokan menggunakan shaker dan menggunakan sel / agregat sel sebagai bahan eksplannya (biasanya berupa kalus atau jaringan meristem) Kultur suspensi sel terdiri atas populasi sel dengan laju pertumbuhan yang cepat(seluruh permukaan sel dapat kontak langsung dengan medium nutrisi)

Back

Kultur protoplasma
Eksplan yang digunakan adalah sel yang telah dilepas bagian dinding selnya menggunakan bantuan enzim.
Enzim yang digunakan untuk menghancurkan dinding sel tumbuhan ada 3, yaitu: a) Cellulase untuk menghancurkan sellulose b) Hemicellulase untuk menghancurkanhemisellulose c) Pectinase untuk menghancurkan pektin.

Protoplas diletakkan pada media padat dibiarkan agar membelah diri dan membentuk dinding selnya kembali. Kultur protoplas biasanya untuk keperluan hibridisasi somatik atau fusi sel soma (fusi 2 protoplas baik intraspesifik maupun interspesifik).

Back

Kultur haploid
Kultur yang berasal dari bagian reproduktif tanaman, yakni: kepalasari/ anther (kultur anther/kultur mikrospora), tepungsari/ pollen (kutur pollen), ovule (kultur ovule), sehingga dapat dihasilkan tanaman haploid. Kultur antera adalah kultur aseptik antera untuk memproduksi kalus atau tanaman haploid dari mikrospora.
Back

ALAT-ALAT LABORATORIUM KULTUR JARINGAN


Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Alat ini letaknya diruang penabur, yaitu ruang yang selalu harus dalam keadaan steril. Alat ini digunakan sebagai tahap perlakuan penanaman.

Entkas Merupakan bentuk lama dari alat penabur (LAFC), maka fungsinya pun sama seperti (LAFC) Shaker (pengguncang/penggojok) Merupakan alat pengguncang yang putarannya dapat diatur menurut kemauan kita serta digunakan dalam proses perbanyakan sel atau pertumbuhan PLB (Protocrm Likes Body) dalam kegiatan kultur jaringan, setelah dilakukan inokulasi eksplan.

Autoklaf Autoklaf adalah alat sterilisasi untuk alat dan medium kultur jaringan tanaman. Timbangan Analitik Berfungsi sebagai alat untuk menimbang bahanbahan kimia yang digunakan untuk kultur jaringan. Stirer Alat ini berfungsi untuk menggojok dengan pemanas. Dengan menggunakan listrik, alat ini juga berfungsi sebagai kompor. Petridish Alat ini merupakan semacam jenis gelas piala yang mutlak dibutuhkan dalam kultur jaringan.

Autoklaf

Tmibangan analitik

Stirer

Petridish

Erlenmeyer Alat ini digunakan sebagai sarana menuangkan air suling maupun untuk tempat media dan penanaman eksplan. Gelas Ukur Gelas ukur digunakan untuk menakar air suling dan bahan kimia yang akan digunakan. Gelas Piala Alat ini digunakan untuk menuangkan atau mempersiapkan bahan kimia dan air suling dalam pembuatan medium.

Pinset dan Scalpel Pinset digunakan untuk memegang atau mengambil irisan eksplan atau untuk menanam eksplan Lampu Spiritus Digunakan untuk sterilisasi dissecting kit (skalpel dan pinset) di dalam laminar air flow cabinet atau di dalam enkas pada kita mengerjakan penanaman atau sub-culture. Tabung Reaksi Alat ini digunakan pada saat mengerjakan isolasi protoplas dan isiolasi khloroplas.

.....Thank you..... ....Maapin ye kalo kelamaan.... ^^Lup yuuuu^^

You might also like