You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi digital meningkatkan kemampuan alat ukur. Kemajuan ini menyebabkan penelitian-penelitian dapat dilakukan dengana lebih baik dan cepat. Alat ukur dapat tersusun atas bagian digital dan analog. Ada 3 bagian utama dalam suatu alat ukur, yaitu sensor, pengolah data dan penampil data. Alat ukur dengan penampil digital memberikan banyak kemudahan seperti pembacaan yang lebih teliti dan mudah dibaca karena tidak ada paralaks. Pengolahan data juga lebih mudah dilakukan secara digital, walaupun ada beberapa bagian yang memang tidak bisa mengabaikan kemampuan suatu rangkaian analog. Alat ukur tidak bisa disebut baik jika tidak dikalibrasi dengan referensi yang baik. Kalibrasi yang baik dilakukan dengan menentukan referensi yang tepat. Suatu referensi harus diuji dengan membandingkan besaran-besaran yang diukur dengan rumus yang telah baku, disamping membandingkannya dengan beberapa referensi yang lain. Kalibrasi sangat mempengaruhi suatu pengukuran. Dalam pengukuran, mengartikan secara nyata suatu jumlah yang diukur adalah tidak mungkin. Masalah yang kompleks akan ditemui jika mempermasalahkan obyek yang sebenarnya. Yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan standar/referensi dari suatu jumlah yang diukur. Istilah nilai sebenarnya diartikan sebagai nilai yang didapatkan jika jumlah yang terukur sesuai dengan referensi yang disetujui bersama dan cukup akurat untuk tujuan dimana data akan digunakan. Alat ukur digital biasanya menggunakan pengubah analog ke digital (ADC, Analog to Digital Converter). Resolusi alat ukur sangat dipengaruhi oleh jumlah bit ADC-nya. ADC yang biasa dipakai adalah ADC 8 bit, sehingga resolusinya Cuma 1/256 terhadap referensinya.

I.2 RUANG LINGKUP

Pada praktikum ini akan dibahas mengenai pengenalan komponenkomponen listrik, alat ukur beserta fungsinya.

I.3 TUJUAN 1. Mampu menggunakan alat ukur seperti multimeter untuk mengukur besaranbesaran elektronik yang diperlukan. 2. Mampu menggunakan osiloskop untuk berbagai pengukuran. 3. Mampu menggunakan berbagai komponen listrik. 4. Memahami dan mengerti cara mengukur pembebanan catu daya. 5. Mengukur tegangan dan arus pada pengisian dan pengosongan kapasitor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pengukuran Ada dua macam sistem pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital. Sistem analog berhubungan dengan informasi dan data analog. Sinyal analog berbentuk fungsi kontinue misalnya penunjukan temperatur dalam ditunjukkan oleh skala, penunjuk jarum pada skala meter, atau penunjukan skala elektronik. Sistem digital berhubungan dengan informasi dan data digital. Penunjukan angka digital berupa angka diskret dan pulsa diskontinue berhubungan dengan waktu. Penunjukan display dari tegangan atau arus dari meter digital berupa angka tanpa harus membaca dari skala meter.

Alat ukur listrik analog Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini masih digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling berhubungan. Bagian listrik yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter,dan kumparan putar. Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum penunjuk.

Gambar 2. 1 Komponen alat ukur listrik analog

Multimeter Analog Multimeter salah satu meter analog yang banyak dipakai untuk pekerjaan kelistrikan dan bidang elektronika.

Gambar 2.2 Multimeter analog

Alat Ukur Digital Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah, mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF.

Gambar 2.3 Multimeter digital AC dan DC

Osiloskop Osiloskop termasuk alat ukur elektronik,digunakan untuk melihat bentuk gelombang,menganalisis gelombang, dan fenomena lain dalam rangkaian elektronika. Denganosiloskop dapat melihat amplitudo tegangan dan

gelombang kotak, oleh karena itu harga rata-rata,puncak, RMS (root mean square), maupun hargapuncak kepuncak atau Vp-p dari tegangan dapat kita ukur. Selain itu juga, hubungan antara frekuensi dan phasa antara dua gelombang juga dapat dibandingkan.

Gambar 2.4 osiloskop

Resistor Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:

Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium). Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.

Gambar 2.5 Resistor

Kapasitor Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan penyimpan energi listrik. Didalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang

digunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik. Ketika kapasitor diberikan tegangan DC maka energi listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap - tiap kapasitor adalah dielektriknya. Jenis-jenis Kapasitor 1. Kapasitor Elektrolitik

Gambar 2.6 Kapasitor Elektrolitik

2. Kapasitor Tantalum

Gambar 2.7 Kapasitor Tantalum 3. Kapasitor Keramik

Gambar 2.8 Kapasitor Keramik

4. Kapasitor film

Gambar 2.9 Kapasitor Film

Induktor Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk

menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat didalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak balik.

Gambar 2.10 Induktor Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal. Induktor berpasangan dengan kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit tertala. Penggunaan induktor bervariasi dari penggunaan induktor besar pada pencatu daya untuk menghilangkan dengung pencatu daya, hingga induktor kecil yang terpasang pada kabel untuk mencegah interferensi frekuensi radio untuk dprd melalui kabel. Kombinasi induktor-kondensator menjadi rangkaian tala dalam pemancar dan penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetik membentuk transformator. Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya moda sakelar. Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada sisa siklus. Perbandingan transfer energi ini menentukan tegangan keluaran. Reaktansi induktif XL ini digunakan bersama semikonduktor aktif untuk menjaga tegangan dengan akurat. Induktor juga digunakan dalam sistem transmisi listrik, yang digunakan untuk mengikangkan

paku-paku tegangan yang berasal dari petir, dan juga membatasi arus pensakelaran dan arus kesalahan. Transformator Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.

Gambar 2.11 Transformator step-down Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder. Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah dan rumus untuk GGL induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah .

Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka

dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat

sedemikian hingga

Dengan kata lain, hubungan

antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder.

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 ALAT DAN BAHAN BESERTA FUNGSINYA III.1.1 Alat 1. Multimeter, digunakan untuk mengukur hambatan 2. Osiloskop, digunakan untuk mengukur dan menampilkan tegangan sinusoidal 3. Transistor, digunakan sebagai penguat, sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal 4. Papan PCB, digunakan sebagai wadah atau tempat untuk memasang rangkaian 5. Catu daya, digunakan sebagai sumber tegangan listrik 6. Signal generator, digunakan untuk menentukan VP-P III.1.2 Bahan 1. Resistor, digunakan sebagai hambatan dalam suatu rangkaian 2. Kapasitor, digunakan untuk menyimpan muatan 3. Induktor, digunakan untuk menyimpan energi 4. Dioda, digunakan sebagai penyearah

III.2 PROSEDUR PERCOBAAN 1. Alat Ukur dan Komponen Pasif a. Menyiapkan alat dan bahan b. Memperhatikan keterangan dan demonstrasi multimeter, osiloskop, dan signal generator dari asisten. c. Mengkalibrasi multimeter dan osiloskop sebelum digunakan. d. Mencatat kode resistor dan mengukur hambatannya dengan melihat kode warna serta menggunakan alat ukur multimeter e. Membuat gelombang sinusoida pada osiloskop dengan menggunakan signal generator.

2. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor a. Merangkai resistor dan kapasitor pada papan PCB seperti pada gambar 3.1 untuk proses pengisian b. Mengukur arus dan tegangan saat a dan b tehubung. Mencatat hasil pengukuran dalam bentuk tabel c. Melepaskan hubungan a dan b kemudian menghubungkan b dan c seperti pada gambar 3.2 untuk proses pengosongan d. Mengukur arus dan tegangan saat b dan c terhubung. Mencatat hasil pengukuran dalam bentuk tabel

R0 a

R A

C1

C2

Gambar 3. 1. Pengisian Muatan Kapasitor

R0 a c

b R AA C1 C2 V

Gambar 3. 2. Pengosongan Muatan Kapasitor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1 HASIL 1. Pengukuran Komponen Pasif Resistor No Kode Warna A 1. 2. 3. 4. 5. Co Bi Me Co Or B Htm Abu Me Htm Htm C Me Co Htm Me Co D Em Em Htm Em Em E Resistansi AB x 10 D 10 x 1025% 67 x 105% Em 220 x 1005% 10 x 1025% 30 x 105%
C

Resistansi Pengukuran 100 x 10 65 x 10 22 x 10 95 x 10 30 x 10

2. Pengukuran arus dan tegangan NO 1 2 3 4 5 R () 1000 650 220 950 300 (Volt) 12 12 12 12 12 I(Ampere) Vout(V) 0,0125 0,02 0,055 0,0125 0,04 13 13 13 12 13 P(watt) 0,1625 0,26 0,715 0,15 0,52

3. Pengisian Muatan Kapasitor No 1. Resistansi () 1000 Kapasitansi 23,5 I (A) V in (V) V out (V) 13

0,0125 12

4. Pengosongan Muatan Kapasitor No 1. Resistansi () 1000 kapasitansi 23,5 I (A) V in (V) V out (V) 0

0,0125 14

IV.2 PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas tentang pengenalan beberapa komponen listrik dalam elektronika seperti resistor, transistor, induktor, dioda, dan kapasitor. Selain komponen listrik, pada percobaan ini juga memperkenalkan alat ukur seperti multimeter, dan osiloskop serta pengenalan penggunaan catu daya dan signal generator. Sebelum melakukan percobaan alat ukur yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk ketepatan hasil pengukuran. Pada pengukuran resistansi komponen pasif resistor dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan melihat kode warna pada resistor dan menggunakan alat ukur multimeter. Hasil pengukuran resistansi resistor dengan menggunakan alat ukur multimeter hampir sama atau sebanding dengan menghitung resistansi resistor dengan melihat kode warnanya, hal ini menunjukkan bahwa nilai resistansi dapat diketahui tanpa harus melakukan pengukuran. Pada pengukuran tegangan dan arus digunakan 5 buah resistor dengan resistansi yang berbeda-beda. Resistor I, nilai resistansinya 1000 ohm memiliki arus 0,0125A dan tegangan 13V. Resistor II, nilai resistansinya 650 ohm memiliki arus 0,02A dan tegangan 13V. Resistor III, nilai resistansinya 220 ohm memiliki arus 0,055A dan tegangan 13V. Resistansi IV, nilai resistansinya 950 ohm memiliki arus 0,0125A dan tegangan 12V. Resistansi V, nilai resistansinya 300 ohm memiliki arus 0,04 A dan tegangan 13 V. Dari hasil perkalian I dan V akan di dapat nilai P(watt). Pada pengisian dan pengosongan kapasitor digunakan resistor dengan resistansi yang paling besar yaitu 1000 ohm dengan kapasitansi 23,5 C.

BAB V PENUTUP
V.1 KESIMPULAN Setelah melakukan percobaan komponen dan alat ukur listrik dapat di tarik kesimpulan: 1. Praktikan mampu menggunakan alat-alat ukur seperti multimeter untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan. 2. Praktikan mampu menggunakan osiloskop untuk berbagai pengukuran 3. Praktikan mampu menggunakan berbagai komponen listrik seperti catu daya dan signal generator 4. Praktikan mampu mengukur tegangan dan arus pada pengisisan dan pengosongan kapasitor

V.2 SARAN Alat-alat dalam laboratorium yang sudah tidak layak pakai sebaiknya diganti Kebersihan dan kenyamanan laboratorium sebaiknya ditingkatkan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2009 http://atophysics.wordpress.com Anonim,2008 http://www.google.com/ Komponen pasif (05102010) (05102010)

Wahyunggoro, Oyas, 1998. Pengukuran Besaran Listrik. Yogyakarta: Diktat bahan kuliah Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada

Yohannes, H.C.1979. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta:Ghalia Indonesia Sutrisno.1986. Elektronika Teori dan Penerapannya 1.Bandung: Penerbit ITB.

Laporan Praktikum Elektronika Dasar I

OLEH:
NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN : JUMIARTI ANDI LOLO : H21109010 : VI : WILDA ANGRAENI

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010

You might also like