You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN A. Rasional Standar Nasional Pendidikan (SNP) di Indonesia diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

Pada Bab IX pasal 35 ayat 1 dijelaskan bahwa: standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Kedelapan standar ini mutlak harus ada dan dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh sebab itu, perlu tenaga profesional yang mampu mengelola pendidikan dengan baik sehingga kualitas pendidikan pun akan meningkat pula. Salah satu tenaga profesional yang diharapkan adalah kependidikan. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan ujung tombak peningkatan kualitas pendidikan, karena guru adalah orang yang berada di garis paling depan memberikan pelayanan pendidikan langsung dengan objeknya. Oleh sebab itu guru dituntut professional dalam melaksanakan tugas sesuai tupoksinya. Hal ini sejalan dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I pasal 1 dijelaskan bahwa : Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Keprofesionalan guru akan tercapai apabila guru sendiri secara terusmenerus berinovatif untuk menggali dan mengembangkan kemampuan dirinya dalam proses pembelajaran. Tentunya untuk mencapai tujuan yang diharapkan, guru tidak dapat berjalan sendiri. Di sini, perlu kehadiran seorang Kepala Sekolah yang dapat tugasnya. memotivasi dan memfasilitasi guru dalam melaksanakan Agar tugas yang dilaksanakan tidak menyimpang dari tenaga pendidik dan

perencanaan dan komitmen semula perlu adanya pengawasan melalui

kegiatan supervisi. Supervisi ini dapat dilakukan melalui kegiatan pembinaan, pemantauan, atau melalui penilaian terhadap guru dan Kepala Sekolah. Yang mempunyai tugas pokok melakukan supervisi adalah Pengawas Sekolah. Baik itu supervisi manajerial maupun supervisi akademis. Oleh sebab itu, Pengawas Sekolah perlu memiliki kemampuan dalam malaksanakan supervisi. Untuk meningkatkan kemampuan Pengawas Sekolah dalam supervisi akademis, pemerintah melalui P4TK dan LPMP Jawa Barat telah melaksanakan program peningkatan mutu Pengawas Sekolah sebagai bekal dalam melaksanakan tugas kepengawasannya. Hasil yang diperoleh dari in-service, kemudian disosialisasikan melalui kegiatan on the job learning di sekolah wilayah binaan masing-masing. Selanjutnya, ditindaklanjuti dengan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan on the job learning dengan pendampingan para pendamping. Laporan tersebut kemudian dipresentasikan pada kegiatan in-service tahap kedua. B. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan on the job learning adalah sebagai berikut : 1. Tersosialisasikannya Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di sekolah wilayah binaan; 2. Tersosialisasikannya wilayah binaan; 3. Tersosialisasikannya PTK di sekolah wilayah binaan; 4. Tersosialisasikannya teknik-teknik supervisi akademik di sekolah wilayah binaan; C. Ruang Lingkup Rencana Kepangawasan Akademik (Action Plan) Ruang lingkup rencana kepengawasan akademik dalam pelaksanaan kegiatan on the job learning adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) pembelajaran model PAIKEM di sekolah

Pasca disosialisasikannya EDS diharapkan sekolah memahami dan memiliki pengetahuan tentang EDS. Kemudian muncullah keinginan sekolah untuk melaksanakan EDS. Setelah diketahui betapa besar manfaat yang dirasakan oleh sekolah, maka dengan kontinue sekolah akan melaksanakan EDS setiap tahun. Sekolah meyakini bahwa dengan instrumen EDS dapat menganalisis keunggulan, peluang, kelemahan, dan ancaman terhadapa pelaksanaan 8 (delapan) standar nasional pendidikan. Sehingga sekolah mempunyai acuan yang dapat dijadikan dasar dalam penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). 2. Pembelajaran Model PAIKEM Penguatan bagi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran ke arah yang lebih aktif, inovatif, kreatif, dan efektif dalam menciptakan skenario pembelajaran sehingga guru senang mengajar dan siswa senang belajar. 3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Munculnya kreatifitas guru dalam menuangkan gagasan untuk pemecahan masalah nyata yang ditemuinya selama proses pembelajaran. Hal ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain yang membaca hasil karyanya. 4. Teknik-teknik Supervisi Akademik Pasca tersosialisasikannya teknik-teknik supervisi diharapkan kualitas supervisi Pengawas akademik Sekolah yang akan dilakukan lebih oleh Kepala Sekolah dan dapat meningkat. Supervisi

dilaksanakan melaui kegiatan pembinaan, penilaian, dan pemantauan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran yang dilaksanakan guru. Sehingga dengan meningkatnya kualitas supervisi akan berimbas pada peningkatan kualitas pendidikan.

Untuk lebih jelasnya ruang lingkup rencana kepengawasan akademik dalam pelaksanaan kegiatan on the job learning disajikan dalam tabel berikut :
N O
1

MATERI
Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

KEGIATAN
1.1 Pemahaman tentang EDS 1.2 Pengolahan EDS 1.3 Pengolahan MSPD 1.4 Menyusun RPS 2.1 Pemahaman tentang PAIKEM 2.2 Penyusuna RPP Tematik 2.3 Penyusunan RPP Mata Pelajaran 3.1 Pemahaman tentang PTK 3.2 Penyusunan proposal dan Instrumen PTK 4.1 Pemahaman tentang supervisi 4.2 Penyusunan instrumen supervisi akademis 4.3 Laporan hasil supervisi akademis

TAGIHAN

PESERTA
1. Kepala Sekolah

LKPS-08 LKPS-09 LKPS 11

2. Guru/oplator

Pembelajaran Model PAIKEM

1.Guru Kls. LKPS-02A LKPS-02B Rendah 2.Guru Kelas Tinggi Seluruh Guru LKPS-14 Seluruh Kepala LKPS-06 LKPS-07 Sekolah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Teknik-teknik Supervisi Akademik

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan on the job learning selama 3 (tiga bulan), yaitu bulan Julu,Agustus dan September 2011. Peyusunan laporan pada bulan September 2011. Tempat pelaksanaan kegiatan on the job learning di Gugus V,VI Rancah UPTD Pendidikan Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam bentuk tabel berikut :
N O 1 TANGGA L 14,15,16 Juli 2011 1.1 1.2 1.3 1.4 MATERI 1. Sosialisasi EDS Pembahasan LKPS-08 LKPS-09 LKPS-11 Pengolahan EDS Pengolahan MSPD Penyusunan RPS tentang EDS TAGIHAN TEMPAT Gedung SDN.1 Dadiharja Kecamatan Rancah

23 Juli2011

2. Pembelajaran Model PAIKEM 2.1 PAIKEM 2.2 Tematik 2.3 Menyusun RPP Mata Pelajaran Menyusun RPP Membahas tentang LKPS-02A LKPS-02B

Gugus V,VI Rancah

13 Agst2011

3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 3.1 3.2 Pembahasan LKPS-14 Penyusunan tetntang PTK proposal dan instrumen PTK 4. Teknik-teknik Supervis Akademik 4.1 Penyusunan Supervisi Supervisi LKPS-07 Instrumen Akademik 4.2 Laporan Akademik LKPS-06

Gugus V,VI Rancah

20 Agst2011

Gedung SDN.1 Dadiharja Kecamatan Rancah

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ON THE JOB LEARNING Seperti telah dipaparkan, bahwa untuk meningkatkan

kemampuan Pengawas Sekolah dalam bidang supervisi akademis, pemerintah melalui P4TK dan LPMP Jawa Barat telah menyelenggarakan Diklat Peningkatan Mutu supervisi Akademis Pengawas Sekolah. Hasil yang diperoleh dari in-service, kemudian disosialisasikan melalui kegiatan on the job learning di sekolah wilayah binaan masing-masing. Adapun materi yang disosialisasikan adalah : (1) Evaluasi Diri Sekolah; (2) Model Pembelajaran PAIKEM; (3) Penelitian Tindakan Kelas; dan (4) Teknik-teknik Supervisi Akademis. Rincian pelaksanaannya sebagai berikut :

A.

Pelaksanaan EDS Kepala Sekolah dan seorang guru sebagai oplator dari 10 SD yang ada di Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

A.1 Peserta

A.2 Pelaksanaan Waktu 15.30) Tempat Materi Media/alat : Gedung SDN.1 Dadiharja Kecamatan Rancah : Sosialisasi EDS : Leptop tiap sekolah minimal 1 buah dan infocus : : 14,15,16 Juli 2011 (pukul 08.00 s.d. pukul

Deskripsi kegiatan

Kegiatan dibuka oleh UPTD Pendidikan. Kemudian dilangsungkan dengan penyampaian materi Sosialisasi EDS oleh Tata Sugianto,SPd,M.Pd peserta Diklat Supervisi Akademis di P4TK Bandung dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : 1. Menjelaskan tentang konsep dan manfaat EDS bagi sekolah; 2. Menjelaskan cara pengisian EDS; 3. Praktek pengisian EDS; 4. Penugasan kepada semua sekolah agar melaksanakan EDS dengan diberi kesempatan waktu sekitar 1 bulan. Ternyata tidak semua sekolah dapat menyelesaikan EDS sesuai dengan rencana semula. Sehingga tindak lanjut dari pengisian EDS ke Rencana Pengembangan Sekolah tidak terlaksana dengan maksimal. Setelah dievaluasi ternyata sekolah mempunyai alasan yang beragam. Di antaranya sebagai berikut : 1. Kurang fokusnya sekolah dalam pengisian EDS karena banyaknya garapan sekolah yang harus tuntas pada waktu bersamaan; 2. Terbatasnya tenaga; 3. Frekuensi bimbingan sebagai tindak lanjut yang dilaksanakan Pengawas Sekolah kurang maksimal karena keterbatasan waktu dari Kecamatan Jatinagara baru 1 (satu) orang yang mengikuti

diklat. Sementara SD yang mengikuti bimbingan sebanyak 10 sekolah;


Namun demikian EDS beberapa sesuai Saya sekolah rencana, sekolah sudah dapat menyelesaikan masih perlu dalam pengelolaan walaupun akan

penyempurnaan.

optimis

maksimal

pengelolaan EDS. Ini hanya soal waktu saja. Hasil pengelolaan EDS kemudian ditindaklanjuti dengan pengelolaan MSPD oleh Pengawas Sekolah. A.3 Tanggapan Peserta Tanggapan peserta cukup positif kaitannya dengan substansi materi, cara penyampaian, dan manfaatnya bagi para peserta. Dibuktikan dengan testimony yang dibuat perwakilan peserta. A.4 Tagihan (terlampir) Tagihan merupakan bukti fisik dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Tagihan-tagihan tersebut tidak dipaparkan di sini. Tetapi terlampir pada pelaporan ini. Adapun tagihan-tagihan dari sosialisasi EDS ini adalah :

1. Hasil Pengolahan EDS (LKPS-08) 2. Hasil Pengelolaan MSPD (LKPS-09) 3. Rencana Pengembangan Sekolah (LKPS-11) 4. Respon (Testimony) Kepala Sekolah dan Guru (LKPS-13) 5. Daftar Hadir Sosialisasi EDS (LKPS-12)

B. B.1 Peserta

Pembinaan Guru dalam Penggunaan Model

Pembelajaran PAIKEM Semua guru se-Gugus V,VI dari 10 sekolah. A.2 Pelaksanaan Waktu 13.00) Tempat Materi : SDN 1 Dadiharja (SD Inti) Gugus V,VI Rancah : Model Pembelajaran PAIKEM : 23 dan 30 Juli 2011 (pukul 08.00 s.d. pukul

Media/alat

: infocus :

Deskripsi kegiatan

Model pembelajaran PAIKEM merupakan penguatan bagi guru dalam proses pembelajaran. Materi disampaikan oleh H. Engkus Kuswandi peserta Diklat Supervisi Akademis di P4TK Bandung dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : Hari pertama (23 Juli 2011) 1.Menjelaskan tentang konsep model pembelajaran PAIKEM; 2. Menjelaskan cara penyusunan silabus dan RPP yang mengacu pada model pembelajaran PAIKEM;
Hari kedua (30 Juli 2011) Peserta dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok 1 guru-guru kelas I s.d. III. Kelompok 2 guru-guru kelas IV s.d. VI. Masing-masing kelompok ditugasi untuk mendiskusikan penyusunan silabus dan RPP yang mengacu pada model pembelajaran PAIKEM. Kelompok 1 pendekatan tematik dan kelompok 2 pendekatan mata pelajaran. Alhamdulillah guru-guru mampu melaksanakan tugas dengan baik. Program selanjutnya akan dilaksanakan supervisi akademis kaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran PAIKEM. A.3 Tanggapan Peserta Tanggapan peserta cukup baik. Substansi materi, cara penyampaian cukup baik. dan wawasan peserta makin luas. Sehingga ke depan guru lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun skenario pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dibuktikan dengan testimony yang dibuat perwakilan peserta. A.4 Tagihan (terlampir) Semua tagihan berupa contoh silabus dan RPP baik yang menggunakan pendekatan tematik maupun mata pelajaran dilampirkan dalam laporan ini. Adapun tagihan-tagihan dari sosialisasi model pembelajaran PAIKEM ini adalah :

1. Penyusunan Silabus dan RPP Tematik (LKPS-02A) 2. Penyusunan Silabus dan RPP Tematik (LKPS-02B) 3. Respon (Testimony) Guru (LKPS-13)

4. Daftar Hadir Sosialisasi Pembelajaran Model PAIKEM (LKPS-12) C. C.1 Peserta Semua guru se-Gugus V,VI dari 10 sekolah. C.2 Pelaksanaan Waktu Tempat Materi Media/alat Karya Tulis : 13 Agustus 2011 (pukul 08.00 s.d. pukul 13.00) : SDN 1 Dadiharja (SD Inti) Gugus V,VI Rancah : Sosialisasi PTK : infocus : khususnya Penelitian Tindakan Kelas Ilmiah Pembinaan guru dalam Penyusunan Proposal PTK

Deskripsi kegiatan

merupakan program gugus yang sebelumnya sudah direncanakan untuk dilaksanakan bimbingan penyusunan PTK untuk guru. Sehingga ketika dalam penyampaian materi PTK ini, antusias peserta cukup baik. Materi PTK disampaikan oleh Tata Sugianto,S.Pd,M.Pd peserta Diklat Supervisi Akademis di P4TK Bandung dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
menyusun

Menjelaskan sistematika penyusunan PTK; Menjelaskan tentang kriteria pembuatan judul; Menjelasakan tentang kriteria penyusunan latar

belakang; Menjelaskan cara menyusun proposal penelitian.


PTK. Walaupun secara teoritis mereka mempunyai Ternyata dari seluruh peserta tidak semuanya kompeten dalam kemampuan untuk melahirkan Karya Tulis Ilmiah. Setelah diteliti, alasan mereka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. 2. 3.

Kemampuan guru dalam menulis karya ilmiah kurang; Jarang membaca dan mengkaji PTK sebagai bahan Kemampuan guru dalam mengoprasikan komputer

perbandingan; masih lemah;

4. 5. Namun

Reward bagi guru yang sering menulis dan guru yang Penelitian demikian belum menjadi kebutuhan dengan guru untuk dan

tak pernah menulis tidak jelas bahkan hampir tidak ada; memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajarannya; mudah-mudahan pembinaan bimbingan secara kontinue guru akan merasa terpanggil untuk menulis, bahkan meulis PTK menjadi kebutuhan yang mesti harus dialaksanakan oleh guru. C.3 Tanggapan Peserta Tanggapan peserta cukup positif kaitannya dengan substansi materi, cara penyampaian, dan wawasan peserta tentang PTK makin bertambah. Dibuktikan dengan testimony yang dibuat perwakilan peserta. C.4 Tagihan (terlampir) Tagihan berupa proposal dan instrumen PTK tidak dipaparkan di sini. Tetapi terlampir pada pelaporan ini. Adapun tagihantagihan dari sosialisasi Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : 1. Penyusunan Proposal dan Instrumen PTK (LKPS-14) 2. Respon (Testimony) Guru (LKPS-13) 3. Daftar Hadir Sosialisasi PTK (LKPS-12) D. D.1 Peserta Semua Kepala Sekolah di Wilayah Binaan D.2 Pelaksanaan Waktu Tempat Materi Media/alat : 20 Agustus 2011 (pukul 08.00 s.d. pukul 13.00) : Gedung SDN.1 Dadiharja Kecamatan Rancah : Teknik-teknik Supervisi Akademik : infocus : Pelaksanaan Supervisi Akademik

Deskripsi kegiatan

10

Teknik-teknik Alasannya

supervisi bahwa

dijelaskan

kepada

Kepala

Sekolah.

Kepala

Sekolah

juga

berkewajiban

melaksanakan supervisi terhadap guru yang menjadi tanggung jawabnya. Matri ini disampaikan oleh Tata ugianto,S.Pd,M.Pd peserta Diklat Supervisi Akademis di P4TK Bandung dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : 1. Menjelaskan bahwa supervisi dapat dilaksanakan melalui pembinaan, pemantauan, dan penilaian. Objek supervisi bagi Kepala Sekolah adalah guru. Sedangkan objek supervisi bagi Pengawas Sekolah adalah Kepala Sekolah dan guru. 2.Supervisi dapat dilaksanakan secara kolaboratif antara Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah objeknya adalah guru dalam merencanakan, melaksanakan mengevaluasi, dan tindak lanjut pembelajaran. 3.Melaksanakan supervisi terhadap perencaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran. Secara umum hasil supervisi akademis terhadap guru cukup baik. D.3 Tanggapan Peserta Tanggapan peserta cukup positif kaitannya dengan substansi materi, cara penyampaian, dan wawasan peserta tentang teknikteknik supervisi akademik makin mantap. Dibuktikan dengan testimony yang dibuat perwakilan peserta. D.4 Tagihan (terlampir) Tagihan berupa hasil supervisi akademik dan terlampir pada pelaporan ini. Adapun tagihan-tagihan dari materi ini adalah : 1. Hasil Pelaksanaan Supervisi Akademik (LKPS-06) 2. Hasil Pelaksanaan Supervisi Akademik (LKPS-07) 3. Respon (testimony) Kepala Sekolah (LKPS-13) 4. Daftar Hadir Sosialisasi PTK (LKPS-12) pembelajaran, dan penggunaan media

11

BAB III

12

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Diklat supervisi akademis Pengawas Sekolah yang telah dilaksanakan oleh P4TK dan LPMP Jawa Barat merupakan program yang sangat berguna untuk meningkatkan kualitas pengawas sesuai dengan Permen No. 12 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah, melalui kegiatan pelatihan, diskusi, kegiatan karya tulis ilmiah, dan pertemuan di Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) sehingga dapat meningkatkan kualitas pengawasan yang sekaligus dapat peningkatan kualitas pendidikan di sekolah yang menjadi wilayah binaan. Pelaksanaan kegiatan on the job learning merupakan tindak lanjut hasil pelatihan untuk ditularkan atau diaplikasikan di lapangan mengenai materi EDS, PAIKEM, PTK, dan Teknik-teknik Supervisi Akademis. Semua itu tujuan utamanya bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan. B. Rekomendasi 1. Untuk P4TK dan LPMP program sejenis ini terus dikembangkan karena Diharapkan

manfaatnya sudah dapat dirasakan oleh semua Pengawas Sekolah yang berimbas pada sekolah-sekolah yang menjadi wilayah binaan. 2. Untuk Dinas Pendidikan, yang telah dilaksanakan P4TK dan LPMP dalam Diharapkan adanya tindak lanjut yang berkesinambungan atas langkah Sekolah. 3. Untuk UPTD Pendidikan, adanya kebijakan yang lebih terfokus pada Diharapkan 4. meningkatkan kualitas pengawasan yang dilaksanakan Pengawas

peningkatan kualitas pendidikan di sekolah, Untuk Sekolah,

13

Diharapkan materi pelaksanaan kegiatan on the job learning ini menjadi pemicu bagi sekolah untuk terus kreatif dan inovatif dalam pengembangan sekolah yang sasaran utamanya peningkatan kualitas pendidikan.

14

You might also like