You are on page 1of 45

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Stroke adalah gangguan pembuluh darah di otak dengan serangan akut yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.Stroke sebagai penyebab utama kecacatan fisik maupun mental pada usia lanjut dan usia produktif, dengan sifatnya tersebut stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius yang ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitas. (2) Dari 3 penyebab utama kematian menurut WHO (Woi hl Health Organization) tahun 2003 di negara maju stroke menernpati urutan ke 2 dalam urutan penyebab kematian setelah pcnyakit jantung dan penyebab kecacatan nomor I pada orang dewasa dan membutuhkan biaya yang besar untuk pengobatan, serta mengakibatkan kehilangan produktifitas akibat kecacatan tersebut. Kejadian stroke didunia sekitar 5,5 juta pertahun. Di negara maju kasus stroke berangsur-angsur menurun, di negara berkembang termasuk Indonesia justru sebaliknva, jumlah pendereta teres meningkat, teristimewa pada usia diatas 40 tahun. Menurut penelitian bahwa perbandingan angka di negara berkembang dan negara maju 5 : 1, bahkan pada tahun 2020 diperkirakan 7.6 juta orang meninggal karena stroke dalam waktu 5 tahun, 1 dari 5 orang dengan riwayat stroke akan cacat.

Di Amerika Serikat pada tahun 2003 kejadian stroke setiap tahunnya sekitar 750.000 penderita pertahun dengan jumlah kematian 150.000 penderita pertahun dan lebih 100.000 penderita stroke butahan hidup dengan berbagai derajat kecacatan. Kejadian stroke meningkat sesuai dcngan peningkatan umur, laki-laki lebih sering terserang stroke dari pada wanita. Pada tahun 2000 Public Health Service di Amerika Serikat merencanakan dan mempromosikan pencegahan stroke untuk

mcngurangi kematian stroke hingga tidak melebihi 20 pendcrita per 100.000 penduduk .(2) Di Indonesia stroke penyebab utama kematian, walaupun belum adanya penelitian epidemiologi yang sempurna dan valid tentang prevalensi stroke, tetapi menunjukan proporsi stroke di Rumah Sakit-rumah sakit dari tahun ke tahun meningkat. Diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sckitar 25 % atau 125.000 penduduk orang meninggal dan sisanya cacat ringan dan berat. Di Rumah Sakit Elizabeth Jakarta tahun 2001 jumlah penderita stroke 152 orang meningkat 2 kali lipat pada tahun 2002 mcnjadi 339 penderita stroke. (3) Kecendrungan peningkatan penyakit stroke tampak sejalan

dengan peningkatan gizi berbagai makanan cepat saji, pola makanan y ang sangat berlemak dan berkolesterol tinggi. Sedangkan kandungan seratnya sangat rendah. Sehingga efek Konsumsi lemak yang tinggi pada makanan akan meningkatkan kolesterol dan profit lipid dalam tubuh, yang dalam jaringan dan pembuluh darah akan menumpuk membentuk plak-plak sehingga terjadilah at-terosklerosis yang merupakan faktor

risiko stroke. (2,7) Di Sumatera Barat dari data yang ada pada Pusat

Pengembangan Penanggulangan Stroke Nasional (PPPSN) Bukittinggi sebanyak 25% - 30% penderita stroke yang dirawat adalah masyarakat usia produktif yaitu usia 30-50 tahun.Jumlah penderita yang dirawat inap tahun 2002 adalah 306 orang dengan angka kematian 40%, pada tahun 2003 jumlah penderita stroke rawat inap adalah 526 orang dengan angka kematian 41%, sedangkan pada tahun 2004 jumlah penderita stroke yang dirawat inap 561 orang dengan angka kematian 42%. Berdasarkan prevalensi masyarakat Sumatra Barat untuk menderita stroke sangat tinggi di Indonesia. Hal ini diperkirakan dengan pola makanan dan asupan makanan tinggi lemak yaitu 30,1% dari energi total dengan asarn lemak jenuh 35,3% (1-{alma 2001) scdangkan persentase konsumsi lemak orang minang yang dikatakan dalam tingkat aman yakni 24% untuk menghindari penyakit stroke dan kardlovashler. WI-10 (World Health Organization) menganjurkan konsumsi lemak < 30%.(8) Dengan timbulnya Hiperkolesterolemia (dislipidemia) merupakan faktor yang penting dalam Fatofisiologi aterosklerosis dan stroke. Faktor risiko yang paling penting adalah LDL Kolesterol, Dimana kadar LDL. Kolesterol amat bcrperati dalam proses arteroskerosis. Terutama Rasio Kolesterol terhadap HDL Kolesterol yang tinggi kemungkinan stroke lebih besar.

Kolesterol tinggi menjadi masalah karena kolesterol merupakan zat di dalam aliran darah dan makin tinggi kolesterol semakin besar kemungkinan dari Kolesterol tersebut tertimbun pada dinding pembuluh darah. Hal ini

menyebabkan darah menjadi lebih sempit sehingga, mengganggu suplai darah ke otak yang disebut dengan stroke (iskemik). Kolesterol Total mencakup LDL Kolesterol, HDL Kolesterol dan Trigliserida. Hal ini disebut dengan Fropil Lipid."' Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka perlu

dilakukan pengkjian tentang "Hubungan Kadar Propil Lipid Darah dengan Penyakit Stroke Pasien Rawat Inap di Bagian Neurologi di Pusat Pengembangan Penanggulangan Stroke Nasional (PPPSN) Bukittinggi tahun 2004". B. Perumusan Masalah Apakah ada hubungan Prof l Lipid dengan Penyakit Stroke pasien Rawat Inap bagian Neurologi di Pusat Pengembangan Penanggulangan Stroke Nasional (PPPSN) RSUP Bukittinggi tahun 2004 C. Hipotesis Penelitian Adanya hubungan Profit Lipid dengan penyakit Stroke pasien rawat inap bagian Neurologi di PPPSN RSUP Bukittinggi tahun 2004. D. Tujuan Penclitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan Profil Lipid dengan kejiadian

Penyakit Stroke.

2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui Kadar Total Kolesterol Penderita Stroke. 2. Untuk mengetahui Kadar LDL Kolesterol Penderita Stroke. 3. Untuk mengetahui Kadar HDL Kolesterol Penderita Stroke. 4. Untuk mengetahui Kadar Trigliserida Penderita Stroke, 5. Untuk mengetahui Nilai Rasio LDL Kolesterol dengan HDL Kolesterol Penderita. Stroke. 6. Untuk mengetahui hubungan Total Kolesterol dengan Penyakit Stroke. 7. Untuk mengetahui hubungan LDL Kolesterol dengan Pcnyakit Stroke. 8. Untuk mengetahui hubungan FIDL Kolesterol dengan Pcnyakit Stroke. 9. Untuk mengetahui hubungan Trigliscrida dengan Penyakit Stroke. 10. Untuk mengetahui hubungan Nilai Rasio LDL /

HDL dengan Penyakit Stroke. E. Manfaat Penelitian 1. S ebagai bahan informas i untuk membantu

petugas kesehatan dalam mendukung pelaksanaan tindakan pencegahan dan penanggulangan penyakit Stroke di PPPSN RSVP Bukittinggi. 2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti yang ingin

mclakukan Penclitian tentang penyakit Stroke dan Kadar Profit lipid.

3.

Sebagai wadah mengaplikasikan berbagai teori

yang diperoleh penulis selama mengikuti pendidikan di PSIKM Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Definisi Penyakit Stroke Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan dacrah otak yang terganggu. B. Klasifikasi Stroke Berdasarkan klasifikasi yang dikemukakan oleh Word Health Organization (WI-10) tahun 1989 dan National Institute Of Neurological Disease and Stroke (NINDS) tahun 1990, Stroke di klasifikasikan atas dasar manisfestasi klinik. Proses patologi yang terjadi di otak dan tempat lesinya, klasifikasinya yaitu: 1. Berdasarkan Manisfestasi Klinik a. Transient Ischemic Attack (TIA) b. Stroke In Evolution (SIC) c. Reversible Ischeinic Neurological Deficit (RIND) d. Completed Stroke 2. Berdasarkan Proses Patologik ( Kausal ) a. Infark b. Perdarahan Intro cerebral c. Perdarahan Sub Arachnoidal

3. Berdasarkan tempat lesi a. Sistem Karotis b. Sistem Vertebra basiler

Pembagian Stroke di klinik biasanya berdasarkan diagnosa yaitu 1. Stroke Non Hernorliagic (Cerebral Infarction a. Klinis terdiri dari TIA ( Transient Ischemic Attack RIND ( Reversible Ischemic fic EvolusiProgressing Stroke = Stroke h Complete Stroke

b. Secara Kausal Stroke Trombotik Stroke Emboli / Non Trombotik

2. Stroke Haemoragik a. PSD (Perdarahan Sub Dural ) b. PSA ( Perdarahan Sub Arachnoid ) c. PiS ( Perdarahan Intra Cerebral )

C. Faktor Risiko Faktor risiko Stroke adalah suatu kondisi yang menyebabkan orang menjadi lebih rentan atau mullah mengalarni Stroke. Faktor Risiko Stroke umumnya dibagi 2 golongan bestir yaitu :

1.

Yang tidak bisa diobati (dikontrol) Umur (semakin tua kejadian stroke semakin tinggi) Ras/bangsa : Afrika (Negro) , Jepang dan Cina lebih

Bering terkena Stroke Jenis kelamin : laki-laki lebih berisiko dibanding wanita karma wanita mempunyai hormon esterogen yang tinggi dibanding laki-laki. Riwayat keluarga (Orang Tua, Saudara) yang pernah

mengalami stroke pada usia muda maka yang bersangkutan berisiko tinggi terkena stroke. 2. Yang bisa diobati (dapat dikontrol) Hipertensi Diabetes Millitus TIA (Transient Lschemic Attack) Hiperkolesterolernia Perokok Post Stroke PerniflUm Alkohol Obesitas Kurang Olah Raga Abnormalitas Lipoprotein Stress Fisik dan Mental Fibrasi Atrial Meskipun orang-orang yang mempunyai sate atau lebih faktor resiko belum tentu terkena Stroke atau sebaiknya penderita-penderita yang terserang Stroke tidak diketahui, mempunyai resiko Stroke

sebelumnya. Namun telah dipastikan bahwa kemungkinan terjadinya Stroke sangat dipengaruhi oleh Faktor-faktor ( menurut WI-10 1989 ) yaitu : 1. Hipertensi Hipertensi merupakan Faktor resiko utama Stroke, baik tekanan darah systole maupun tekanan darah diastole mempunyai pengaruh yang kuat terhadap Stroke. Menurut data Framingham yang dikutip oleh Bustan (1997) menjelaskan bahwa penderita dengan tekanan diastole diatas 95 mm Fig, mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk terjadi infark otak dibandingkan d engan tekanan diastole kurang dari 80 mm Hg. Sedangkan kenaikan systole lebih dari 180 mm Hg mempunyai risiko 3 kali terserang iskemik dibandingkan dengan mereka yang bertekanan darah kurang 140 min Hg, akan tetapi pada penderita usia lebih 65 tahun resiko Stroke hanya 1,5 kali dari pada tensi normal. 2. TIA ( Transient Isehemic Attacek) Setiap penderita pasca TIA atau stroke harus dicari dan diobati faktor resikonya. Mereka yang pernah mendapat stroke atau 'TIA mempunyai resiko lebih besar untuk mendapat stroke ulang. Resiko terjadi stroke setelah TIA adalah 12 % pada tahun pertama dan 7 % setiap tahun pada populasi Umur yang sama.

TIA merupakan faktor resiko untuk terjadi Stroke iskemik. Diantara semen penyakit cerebro vaskuler, Stroke iskemik mempunyai prevalensi

paling banyak, serta menimbulkan kecacatan yang tinggi. Hal ini sangat merugikan terhadap kesehatan masyarakat. Survey nasional menyatakan 1 dari 4 orang yang masuk rumah sakit karena stroke ulang. Tingkat kekambuhan stroke setelah stroke pertama bervariasi antara 3 % 22 % pada tahun pertama dan 10 % - 53 % 5 tahun berikutnya. (19)

3.

Diabetes Millitus Diabetes Millitus merupakan faktor predisposisi untuk

terjadinya

gangguan

peredaran

darah

otak,

karena

dapat kadar

meningkatkan

kemungkinan

terjadinya

aterosklerosis,

glukosa yang tinggi dalam darah dapat menebalkan dinding pembuluh darah otak. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan mempersempit diameter pembuluh darah otak tersebut. Akibatnya mengganggu kelancaran aliran darah ke otak, yang akhimya mengakibatkan infark sel-sel otak. Persentase diabetes millitus pada kasus stroke berkisar antara 5 30 %.(1,2.7,12,19) Di Eropa dan Amerika, diabetes millitus merupakan suatu faktor resiko untuk semua jenis stroke tetapi di Jepang dan Cina dilaporkan bahwa diabetes millitus bukan merupakan faktor resiko, baik untuk stroke iskemik maupun perdarahan belum dapat dibuktikan bahwa penanggulangan diabetes millitus mengurangi insiden stroke, namun penanggulangan hiperglikemi pada Ease akut stroke dapat mengurangi kerusakan otak.

4.

Hiperkolesterolemia Hiperkolesterolernia dan kenaikan Low Density Lipoprotein

Cholesterol (LDL Cholesterol) merupakan faktor risiko stroke iskemik dinegara barat, tetapi untuk populasi di Asia tidak terbukti. Pada kelompok populasi tertentu kadar lipid yang tinggi merupakan faktor risiko yang poten bagi penyakit stroke dan jantung koroner. Namun mempunyai pengaruh yang kurang pada penyakit arteri serebral. Kenaikan kadar lipid darah khususnya LDL Kolesterol merupakan faktor ris iko penting untuk terjadinya arterosklerosis dengan koreksi arterosklerosis maka dapat mencegah stroke. Kelainan lipid sering ditemukan pada obcsitas dari survey populasi di dapatkan hubungan linear antara berat badan dengan kadar trigliserida dan kolesterol, hubungan terbalik antara berat badan dengan kadar HDL Kolesterol, serta kadar HDI, Kolesterol selalu rendah pada berat badan lebih. Kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks yang berfungsi sebagai pembuat hormon seks, adrenal, membentuk dinding sel, dan lain-lain. Kolesterol di buat di dalam hati (liver). Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan meningkat kadar kolesterol dalam darah. Sejauh pemasukan ini masih seimbang dengan kebutuhan tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi kebanyakan makan kolesterol akan meningkatkan kadar kolesterol darah sarnpai diatas angka normal. Hal ini disebut Hiperkolesterolernia.

Kelebihan kolesterol bereaksi dengan zat lain dan mengendap di pernbuluh darah arteri sehingga terjadi penyempitan, pengerasan yang dikenal dengan aterosklerosis. Sehingga suplai darah ke otak tidak cukup sehingga akan pecah pembuluh darah di otak. Karena itu hiperkolesterol menjadi faktor risiko utama stroke. Beberapa parameter kadar kolesterol yang dapat dipakai untuk mengetahui adanya faktor resiko stroke :

a. Kadar Total Kolesterol Kadar Kolesterol yang dianjurkan untuk menghindari resiko stroke yaitu < 200 mg/dl. Apabila kadar 220 dinyatakan abnormal. Lakilaki berusia 20-30 tahun yang telah memiliki kadar kolesterol berlebih (hiperkolesterolmia) berisiko meninggal 2 3,5 kali akibat serangan stroke/jantung di bandingkan laki-laki sebaya dengan kadar kolesterol yang normal, sebab itu mereka pun memiliki harapan hidup 4 9 kali lebih pendek ( hasil penelitian US NCEP (National Cholesterol. EEducation Project).'"' Total Kolestcrol = LDL A- FIDL + VLDL VLDL = 1/5 Trigliscricla LDL = Total Kolestcrol I-IDI, 1/5 Trig] iscrida b. Kadar LDL Kolestcrol Low Density Lipoprotein Cholesterol (LDL Cholesterol)

merupakan kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan (bad Cholesterol) karena jika kadarnya meningkat akan menyebabkan

penyempitan dinding pembuluh darah (arferoklerosis). Akibat edapan lemak meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung, kadar LDL tinggi faktor utama pencetus arterosklerosis. Kadar LDL kolesterol lebih tepat sebagai petunjuk untuk mengetahui resiko stroke dari pada kadar total kolesterol. Kadar LDL kolesterol normal : < 130 mg/dI. Apabila kadar LDL Kolesterol > 160 mg/dl meningkatkan resiko terjadinya arterosklerosis 2,5 kali lipat. Rasio LDL terhadap FIDL yang normal < 3,0. dan Nilai Rasio T.Kolesterol dengan LDL yang normal : <2,5 (11) c. Kadar HIM, Kolesterol High Density lipoprotein Cholesterol yang (I-IDL Cholesterol) baik (good

merupakan

jenis

kolesterol

bersifat

cholesterol) karena mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali kembali ke hati untuk dibuang. Sehingga mencegah penebalan dinding pernbuluh darah atau mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Kadar HDL Kolesterol dikatakan normal jika kadarnya Iebih besar dari 35 mg/dl. Kadar HDL, Kolesterol dapat di naikan dengan mengurangi berat badan, menambah olah raga dan berhenti merokok. Nilai rasio kadar Total Kolesterol terhadap kadar HDL yang normal adalah 2,5 3,4. Sedangkan nilai rasio 3,5 4,5 sudah mengkwatirkan karena berisiko tinggi terserang stroke / jantung. Sementara nilai rasio total kolesterol dan HDL 4,5 atau lebih berisiko mendapatkan stroke/ serangan jantung 2 x lebih besar dari

pada yang nilai rasionya. Untuk mengendalikan profit lipid darah agar tetap sehat, ada 2 kelornpok lemak darah yang harus dikendalikan. Pertama, jaga kadar HDL setinggi-tingginya dan kedua, usahakan kadar

Trigliserida, Total Kolesterol clan LDL serendah-rendahnya. d. Kadar Trigliscrida Trigliserida merupakan lemak di dalam tubuh yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh. lemak tak jenuh dan lemak tak jenuh ganda. Kadar trigliserida yang tinggi merupakan faktor resiko untuk terjadinya stroke dan penyakit jantung koroner. Kadar trigliserida yang dianjurkan < 200 mg/dl. Sedangkan kadar Trigliserida yang abnormal > 200 mg/dl. Kadar trigliserida perlu diperiksa pada keadaan sebagai berikut yaitu bila kadar total kolesterol > 200 mg/dl, ada riwayat keluarga menderita stroke atau penyakit jantung koroner, kadar trigliserida yang tinggi dan penyakit diabetes mellitus. 5. Merokok

Merokok merupakan faktor yang potensial untuk stroke iskemik dan perdarahan sub arachnoid . Merokok akan mempercepat pengerasan pembuluh darah (arterosklrosis) dan akan meningkatkan resiko terjadinya pembekuan darah. Menghirup gas karbon monosida ketika merokok menyebabkan 10%-15% dari sel-sel darah tidak dapat membawa oksigen. Dan untuk mengimbanginya jumlah sel darah

akan meningkat, akibatnya darah akan semakin kental dan mudah mengendap. Bahan-bahan yang terkandung dan merugikan perokok adalah nikotin, carbon monosida, nitrogen oksida dan hidrogen sianida. Nikotin cepat menembus sawar darah otak. Lalu di distribusikan keseluruh jaringan otak. Selain itu nikotin juga menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Sehingga menyebabkan vasokonstruksi pembuluh darah periper. Nikotin akan menurunkan HDL Kolesterol dan meningkatkan LDL Kolesterol, asam lemak bebas akan meningkatkan agregasi trombosit, viskositas darah yang akan mempercepat aterosklerosis dan perubahan pada lapisan endotel. Hal ini akan mempercepat terjadinya trornbosis. 6. Obesitas

Obesitas menyebabkan adanya tambahan beban jantung dan pembuluh pembuluh darah. Obesitas meningkatkan frekuensi hipertensi,

hiperlipidemia, meningkatkan resiko serangan stroke embolik, resiko jantung, dan diabetes millitus. Kegemukan lebih dari 20 % berat badan ideal yang disertail diabetes millitus atau hipertensi. Merupakan faktor penting untuk mengalami stroke. 7. Umur dan jenis kelamin

Insiden stroke sebagian besar dijumpai pada usia diatas 55 tahun. Ditemukan kesan bahwa insiden stroke meningkat secara eksponensial dengan bertambahnya usia. Dimana akan terjadi peningkatan 100 kali

lipat pada berusia 80 90 tahun. Pada golongan usia 30 40 tahun stroke banyak di temukan pada laki-laki dibandingkan wanita dengan perbandingan 1,3 : 1. Laki-laki cendrung terkena stroke iskenlik, sedangkan wanita cenderung terkena stroke perdarahan sub harachnoid. Dan kematian 2 kali lebill tinggi dibanding dari laki-laki. 8. Stress

Stress mental yang berlarut-larut akan meningkatkan tekanan darah dan dapat mendorong faktor resiko stroke lainnya seperti merokok dan minum alcohol. 9. Peminum Alkohol

Konsunisi alkohol mempunyai efek ganda atas resiko stroke, yaitu menguntungkan dan merugikan. Yang menguntungkan, apabila minum sedikit alkohol ( 40 ml perhari) akan mengurangi kejadian stroke iskemik yaitu meningkatkan kadar HDL dalan darah. Tetapi apabila minum banyak alkohol (> 60 ml perhari) maka akan menambah resiko stroke.

D. Epidemiologi Stroke Kejadian Stroke bervariasi antara tempat, antar negara dan keadaan penduduk. Hasil penelitian yang di koordinasikan oleh WHO, dari 16 pusat riset di 12 negara maju dan berkembang antara mei 1971 sampai desember 1974 memperlihatkan insiden stroke yang paling tinggi adalah di Ahita (Jepang) yaitu 287 per 100.000 populasi pertahun. Sedangkan terendah di lbadan (Nigeria) sebesar 150 per

100.000

populasi

pertahun.

Clifford

Rose

dari

Inggris

memperkirakan insiden stroke dikebanyakan negara adalah 200.000 per 100.000 populasi pertahun.0) Di Indonesia, hasil survey kesehatan rumah tangga tahun 1984 dilaporkan prevalensi stroke golongan umur 25-34 tahun: 6,7 per 100.000 penduduk. Golongan umur 35 44 tahun : 24,4 per 100.000 penduduk. Golongan umur > 55 tahun 276,3 per 100.000 penduduk. Mortalitas stroke tahun 1986 tercatat 37,3 per 100.000 penduduk. Yang merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit.jantung dan keganasan. Hal ini merupakan penyebab kecacatan nomor 1 pada dewasa. Kejadian stroke didunia- 5,5 juta per tahun, USA 500.000 per tahun dengan kematian 150.000 per tahun dan lebih dari 100.000 penderita stroke yang bertahan hidup dengan berbagai kecacatan . Penelitian menunjukan bahwa perbandingan angka kematian di negara berkembang dan ncgara maju 5: 1. bahkan di perkirakan pada tahun 2020:7,6 juta orang meninggal karena stroke.

E. Pencegahan Stroke Tiga bentuk upaya penccgalian stroke. Hal ini akin incnipcngarulli gaga hidup, lingkungan biologis dan pelayanan keschatan yaitu : (1.3.7) 1. Pencegahan Primer a. Gaya hidup

Reduksi stress Makan rendah garam, lernak dan kalori Olahraga Tidak mcrokok Konsumsi vitamin

b. Lingkungan c. Biologi

Kesadaran atas stress kerja Kernungkinan gangguan zat kimia Pb (Lead)

Perhatian terhadap faktor resiko biologi (jenis

kelamin dan riwayat keluarga/genctik) Efick aspirin

d. Pelayanan Kesehatan

Health Educalion Penleriksaan Tensi

2. Pencegahan Sekunder a. b. Gaya I lidup Managemen stress Makan rendah garam Bulienti merokok Penyesuaian gays hidup Lingkungan Penggantian kerja jika perlu Family Counseling.

c. d.

Biologi Pengobatan yang patuh Cegah efek camping Lingkungan Pendidikan pasicn dan evaluasi penyebab sekunder

3. Pencegalian Tersier a. Gaya hidup Rcduksi stress Olah raga Berhenti merokok

b. Lingkungan c. Biologi Kepatuhan berobat Tcrapi fisik dan specifik terapi Jaga keamanan dan keselamatan Family Support

d. Pelayanan kesehatan Emergency Medical Tekhnik ASUransi

F. Fatofisiologi Stroke Stroke adalah suatu penyakit yang terjadinya kelumpuhan setengah badan secara mendadak yang disertai gangguan bicara. Penyebab stroke perdarahan (haemoragik) adalah anuerisma, angioma, lesi

aterosklerotik dan trauma kepala. Sedangkan Penyebab stroke non hacrnoragik (iskernik) adalah trombosis serebral atau sumbatan aliran darah ke otak karena proses aterosklerosis. Bekuan plak (trombus) memblok satu dari pembuluh darah yang mensuplai otak dan menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang diperdarahi.

Penyebab lain adalah hambatan aliran darah otak karena hal lain dari sistim sirkulasi (emboli serebral) penyakit yang jarang lainnya seperti tumor otak .

G. Hubungan Profit Lipid dengan Stroke Total kolesterol dan golongannya (LDL,HDL dan Trigliserida) secara langsung berhubungan dengan arterosklerosis dan berpengaruh pada sirkulasi darah otak, mendrut Study Prosfekfif di Negara Barat menunjukan bahwa kadar kolesterol dan trigliserida darah merupakan Faktor Risiko penting untuk penyakit Stroke dan Kardiovaskuler.

H. Kerangka Konsep Variabel Indenpenden Hipertensi TIA(Transicnt Isclicinic Attack) Diabetes Militus

Hipercholesterolemia Kadar Total Kolesterol Kadar LDL Kolesterol Kadar FIDL Kolesterol Kadar Trigliserida LDL / HDL

Penyakit Stroke

Rasio

Perokok

Obesitas

Umur

Jenis Kelamin

Stress Keterangan : V.yang diteliti V.yang tidak diteliti

BAB III METODE PENELITIAN

A. Disain Penelitian Disain penelitian adalah : Case Contwl Study. Prinsipnya : Pengukuran efek (Penyakit) dan Faktor Risiko tidak dilakukan pada saat yang sama, dimana efek di identifikasi terlebih dalulu, kemudian faktor risiko dipelajari secara Retrosfektif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PPPSN RSUP Bukittinggi. Waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Mei s/d bulan Juni 2005.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian adalah Penderita yang dirawat inap di PPPSN RSUP Bukittinggi pada tahun 2004. 2. Sampel Penelitian a. Kelompok kasus : Penderita Stroke yang dirawat inap di Neurologi PPPSN RSUP Bukittinggi pada tahun 2004. yang karakteristik umur dan jenis kelamin sama dengan kontrol (Matching), Y ang punya hasil Laboratorium Yang meliputi Total Kolesterol, LDL, HDL dan Trigliserida.

Kriteria Inklusi : Penderita Stroke yang dirawat dibagian

Neurologi PPPSN RSVP BLikittinggi tahun 2004. Yang mernpunyai hasil laboratorium yang

mcliptiti kadar Total Kolcstcrol, LDL, HDL, clan Trigliscricla. Usia > 40 tahun. Jenis kelamin untuk kelompok kasus sama

dengan untuk kelompok kontrol. Umur kelompok kasus sama dengan umur

kelompok kontrol Kriteria Ekskulasi : Penderita Stroke yang tidak lengkap hasil Laboratoriumnya. B es ar s am pe l d ia mb il d en ga n me ng gu na ka n R um us (C as e C on tr ol Berpasangan )
za / 2 + x PQ n1 = n 2 P 1 / 2

P=

OR 1 + OR

z a = Derajat Kepercayaan 95 % (Kesalahan tipe I) nilai za=1,96 z13 = Power penelitian 80% (Kesalahan tipe 11) nilai z[3= 0,842 OR = Odd Rasio
P= O2 1+2

2 3

Q=1=

2 3

1 3

n1 = n2 = Jumlah sample yang dibutuhkan


1,96 / 2 + 0,842 2 / 3 x1 / 3 n1 = n 2 2 / 3 1 / 2

n1 = n2 = 76 orang

Jadi dari rumus didapatkan sample untuk kasus 76 orang dan uuntuk control 76 orang. b. Kelompok kontrol Penderita yang tidak Stroke dirawat inap di Interne PPPSN RSUP Bukittinggi yang karaktcristik umur dan jenis kelamin sama dengan kelompok kasus (Matching) dan punya hasil laboratorim yang meliputi kadar Total Kolesterol, Trigliserida Kriteria Inklusi Pederita yang tidak Stroke yang dirawat di interne yang mempunyai hasil laboratorium meliputi Total Kolesterol, HDL Kolesterol, LDL Kolesterol dan Trigliserida. Yang Macthing umur dan jenis kelamin dengan kelornpok Kasus. Kriteria eksklusi : Penderita yang tidak Stroke yang tidak lengkap hasil Laboratoriumnya. LDL Kolesterol, HDL Kolesterol dan

D. Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpul merupakan data sekunder yang diperoleh peneliti di Laboratorium klinik PPPSN RSVP Bukittinggi yang meliputi Total Kolesterol, LDL kolesterol, HDI, kolesterol dan kadar Trigliserida. Darah penderita diambil oleh petugas laboratorium sehari setelah dirawat, dimana penderita dalam keadaan puasa (hal ini penderita sudah mendapat obat dan dan makanan)

E. Pengolahan Data Data sekunder diolah dengan komputer Program SPSS. Data diolah melalui proses dengan tahapan scbagai berikut: 1. Editing : Data yang telah dicatat ke formulir

yang telah disediakan k e m u d i a n d i p e r i k s a , b i l a t e r d a p a t kasalahan (editing). 2. Coding dilakukan maka data has il Laboratoriu m yang telah : Apabila proses editing telah selesai d a l a m pengurnpulan data di perbaiki

memenuhi syarat data dilakukan pengkodean. 3. Entry Data : P elaksanan Entry data dilakukan dengan bantuan Komputerisasi.

F. Analisis Data Data di analisis dengan menilai Odd Ratio dan untuk menguji flipotesis digunakan Uji Chi- Square. Odd Ratio adalah Analisa yang bertujuan untuk meliliat hubungan 2 varabel yaitu Variabel Independen dan Variabel

Dependen. Dengan Odd Ratio dapat diperkirakan tingkat Faktor Risiko masing-masing variabel yang diselidiki terhadap penyakit stroke. Interprctasinya : OR > I Menunjukan bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor Risiko. OR = I Berard faktor tersebut bukan merupakan Faktor Resiko. OR < I Berarti merupakan Faktor Protektif.

Uji Chi-,Square : Analisa data untuk rnenguji hipotesa apakah ada hubungan yang bermakna antara Profil Lipid dengan penyakit Stroke (MCHPLIG Total Kolesterol, LDL Kolesterol, FIDL Kolesterol, Trigliserida dan Nilai Ratio LDIAIDL)

G. Definisi Operasional 1 . P en ya ki t S t ro ke ad al ah P en ya ki t ya ng m en ge na i s is t im s y ar af ya ng menimbulkan cacat tubuh kronis. Dimana penderita telah dinyatakan oleh dokter bahwa dirinya menderita Stroke.

2. Penderita Stroke adalah : Semua penderita Stroke rawat inap bagian neurologi yang berdasarkan diagnosa dokter yang mengalami Stroke pada tahun 2004. 3. Kadar Total Kolesterol adalah : Menunjukan kadar Total Kolesterol penderita rawat inap pada tahun 2004. dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Abnormal 2. 4. Normal : 220 mg/dl : < 220 mg/ dl

Kadar LDL (Low Density Lipoprotein) Kolesterol adalah :

Menunjukan kadar LDL Kolesterol penderita rawat inap pada tahun 2004. dapat dikategorikan sebagai berikut (14) 1. Abnormal 2. Normal : 130 mg/dl : < 130 mg/dl

5. H131- (Hight Density Lipoprotein) Kolesterol adalah : Menunjukan kadar HDI, Kolesterol penderita rawat inap pada tahun 2004. dapat dikategorikan sebagai berikut .(14) 1. Rendah 535 mg/dl 2. Normal > 35 mg/dl

6.

Kadar Trigliserida adalah : Menunjukan kadar Trigliserida penderita

rawat inap pada tahun 2004. dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Abnormal 2. Normal

: 200 mg/dl : < 200 mg/dl

7. Nilai Rasio LDL / HDL adalah Kadar LDL Kolesterol dibagi dengan kadar FIDL Kolesterol, dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Abnormal : > 3,0 2. Normal : < 3,0

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Analisis Situasi PPPSN RSUP Bukittinggi merupakan rumah sakit pusat rujukan pelayanan kuratir stadium sub akut dari semua rumah sakit jejaring stroke di Sumatera Barat dan sekitarnya, terletak. di Jalan Jendral Sudirman kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Bukittinggi, dan diresmikan oleh Menteri Kesehatan Pada tanggal 28 April 2002. Rumah Sakit im terdiri dari 17 instalasi, mempunyai 21 orang tenaga medis, 8 orang dokter spesialis, I I orang dokter umum, 2 orang dokter gigi, 155 orang tenaga paramedic, 155 orang tenaga keperawatan, 70 orang tenaga non perawatan, 42 orang tenaga non medis. PPPSN RSUP Bukittinggi mempunyai kapasitas 99 tempat tidur, dimana untuk perawatan pasien stroke yang rawat inap di instalasi neurologi terdiri dari 41 tempat tidur.

B. Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden menurut Kelompok Umur Umur 40-55 tahun 56-90 tahun Total f 25 51 76 Kasus % 32,9 67,1 100 f 25 51 76 Kontrol % 32,9 67,1 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 76 responden, kelompok umur yang terbanyak menderita stroke adalah kelompok umur 56-90 tahun yaitu 51 orang (67,1%) sedangkan kelompok umur 40 - 55 tahun sebanyak 25 orang (32,9 %).

2. Jenis Kelamin Tabel 2.Distribusi Frekuensi Responden menurut Jenis Kelamin Umur Laki-laki Perempuan Total f 40 36 76 Kasus % 52,6 47,4 100 f 40 36 76 Kontrol % 52,6 47,4 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 76 responden, jenis kelamin yang terbanyak menderita stroke adalah laki-laki yaitu sebanyak 40 orang (52,6%) sedangkan penderita perempuan sebanyak 36 orang (47,4%).

C. Hubungan Kadar Total Kolesterol Dengan Penyakit Stroke

Tabel 3 Hubungan Kadar Total Kolesterol dengan Penyakit Stroke Subjek Kasus Kontrol Kolesterol f % f % Abnormal Normal Total 1 8 5 8 7 6 23, 7 76, 3 100 34 42 76 44, 7 55, 3 100 Kadar Jumlah % Odd Rasio (OR) 52 100 152 34,2 0,383 65,8 100 0,191 0,769 0,010 CI 95 % Batas Bawah Batas Atas P Value

Pada tabel 3. dapat dilihat bahwa kadar Total Kolesterol yang abnormal lebih banyak pada kelompok kontrol yaitu 34 orang (44,7%) di bandingkan kelompok kasus yaitu 18 orang (23,7%). Sedangkan kadar kolesterol yang normal lebih banyak pada kelompok kasus dibanding dari pacla kelompok kontrol, dimana pada kelompok kasus 58 orang (76,3%) clan kelompok kontrol 42 orang (55,3%). Setelah dilakukan Uji Statistik dengan Chi Square didapatkan

hubungan yang bermakna antara kadar kolesterol dengan penyakit stroke. Nilai p = 0,010. Dengan perhitungan Odds Rasio (OR) = 0,383 berarti dalam penclit ian ini res ponder yang mempunyai Total koles terol yang abnormal 111CRIpakan faktor pencegah (protektif) timbulnya stroke sebanyak 0,383 kali. D. Hubungan Kadar LDL Kolesterol Dengan Tabel 4. Hubungan Kadar LDL Kolesterol dengan Penyakit Stroke Kadar Subjek Kasus Kontrol Jumlah % Odd CI 95 % Batas Bawah P

LDL

% 31, 6 68, 4 100

f 37 39 76

% 48,7 51,3 100 61 91 152 40,1 59,9 100 df = I

Rasio (OR) 0,486

Batas Atas

Value

Kolesterol Abnormal 24 Normal 52

0,251

0,942

0,047

Total 76 X I = 4,628

Pada label 4. dapat dilihat bahwa kadar LDL Kolesterol yang abnormal lebili banyak pada kelompok kontrol yaitu 37 orang (48,7%) di bandingkan kelompok kasus yaitu 24 orang (31,6%). Scclangkan Kadar LDL Kolesterol yang normal lebill banyak pada kelompok kasus dibanding dari kelompok kontrol, dimana pada kelompok kasus 52 orang (68,4%) clan kelompok kontrol 39 orang (51,3%). Setelah dilakukan Uji Statistik dengan Chi Square didapatkan hubungan yang bermakna antara kadar LDL Kolesterol dengan penyakit stroke. Nilai p = 0,047. Dengan perhitungan Odds Rasio (OR) = 0,486. berarti dalam penelitian ini responden yang mempunyai kadar LDI, Kolesterol yang abnormal mcrupakan faktor pencegah (protektif) timbulnya stroke sebanyak 0,486 kali.

E. Hubungan Kadar IIDL Kolesterol dengan Penyakit Stroke Tabel 5. Hubungan Kadar HDI, Kolesterol dengan Penyakit Stroke

Kadar

Subjek Kasus Kontrol

Jumlah

Odd

CI 95 % Batas Bawah

HDL

% 25 75 10 0

f 20 56 76

% 26,3 73,7 100 39 113 152 25,7 74,3 100

Rasio (OR) 0,933

Batas Atas

Value

Kolesterol Abnormal 19 Normal 57 Total 76

0,451

1,933

1,000

Pada tabel 5. dapat dilihat bahwa kadar HDL Kolesterol yang abnormal lebih banyak pada kelompok kontrol yait'u 20 orang (26,3%) di bandingkan kelompok kasus yaitu 19 orang (25%). Sedangkan Kadar HDL Kolesterol yang normal lebili banyak pada kelompok kasus di bandingkan dari kelompok kontrol, dimana pada kelompok kasus 57 orang (75%) clan kclompok kontrol 56 orang (73,7%). Setclah dilakukan Uji Statistik dengan'Chi Square tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara kadar FIDL Kolesterol dengan penyakit stroke. Nilai p = 1,000. Dengan perhitungan Odds Rusin (OR) = 0,933 berarti dalam penclitian ini responden yang mempunyai kadar I-IDL Kolesterol yang abnormal merLipakan faktor pencegah (protektif) timbulnya stroke sebanyak 0,933 kali.

F. Hubungan Kadar Trigliserida dengan Penyakit Stroke Tabel 6. Hubungan Kadar Trigliserida dengan Penyakit Stroke

Subjek Kasus Kontrol Trigliserida f % f %

Kadar

Jumlah

Odd Rasio (OR)

CI 95 % Batas Bawah Batas Atas

P Value

Abnormal Normal Total X = 0,000

66 86,6 10 13,2 76 100

66 10 76

86,6 13,2 100

132 86,6 20 - 13,2 152 100 df= 1

1,000

0,390

2,561

1,000,

Dari tabel diatas dapat dilihat proporsi kadar Trigliserida abnormal yang lama pada kelompok kasus dan kontrol yaitu 86,6 %. Sedangkan yang kadar Trigliserida rya yang normal sama-sama 13,2 % antara kelompok kasus dan kontrol. Setelah dilakukan UJi Suitistik dengan Chi Square didapat nilai p = 1,000 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar"Trigliserida dengan penyakit stroke. Dengan perhitungan Odds Rasio (OR) =1,000 berarti dalam penclitian ini responder yang mempunyai kadar "Trigliserida yang abnormal bukan mcrupakan faktor risiko timbulnya stroke.

G. Hubungan Nilai Rasio LDL/HDL Dengan Penyakit Stroke Tabel 7. Hubungan Nilai Rasio LDL/HDL Dengan Penyakit Stroke Kadar LDL/HDL Abnormal Normal Total X I= 1,018 Subjek Kasus Kontrol f % f % 25 32,9 51 67,1 76 100 31 45 76 40,8 59,2 100 Jumlah % Odd Rasio (OR) 56 96 152 36,8 63,2 100 df = 1 0,712 CI 95 % Batas Bawah Batas Atas P Value

0,367

1,380

0,400

Pada tabel 7 dapat dillhat bahwa Nilai Rasio LDL / HDL yang abnormal lebih banyak pada kelompok kontrol yaitu 31 orang (40,8%) dibandingkan kelompok kasus yaitu 25 orang (32,9%). Sedangkan Nilai Rasio LDL / IIDL yang normal lebih banyak pada kelompok kasus cli bandingkan dari kelompok kontrol, dimana pada kelompok kasus 51 orang (67,1%) clan kelompok kontrol 45 orang (59,2%). Setelah dilakukan Uji Statistik dengan Chi Square tidak didapatkan hubungan yang bcrmakna antara Nilai Rasio 1,DIJI-IDI, dengan penyakit * stroke. Nilai p = 0,400. Dengan perhitungan Odds Rasio (OR) = 0,712. berarti dalam penelitian ini responder yang mempunyai Nilai Rasio LDI,/IIDL, yang abnormal nicrupakan faktor pencegah (protektit) timbulnya stroke sebanyak 0,712 kali.

BAB V PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dari penelitian yang Penulls lakukan yaitu

1. Penderita Stroke tersebut tidak dikaji apakah Penderita tersebut sudah diet Kolesterol atau belum. 2. Penderita Stroke tersebut apakah sudah terapi Kolesterol atau belum. 3. Pentilis tidak menoctahui Profil Lipid Penderita. sebelumnya. 4. I lcnulis tidak mengctahul bagaimana pola makan penderita sebelumya. 5. Data yang diolah data sekunder, sehingga Penulis tidak bisa ilicndapatkan keterangan riwayat penderita. 6. Kadar Profil Lipid yang di jadikan jadikan data hanya sampel sesaat yaitu Profil Lipid penderita dalam keadaan Stroke. 7. Yang di jadikan kelompok kontrol adalah pasien interne,

kemungkinan pendErita tersebut telah mempunyai faktor resiko terhadap stroke.

B. Karakteristik RespondeN 1. Umur Pada label I dapat dilihat bahwa dari 76 responder, proporsi penderita stroke pada kelompok umur 56-90 tahun lebih banyak (67,1%) bila dibandingkan dengan kelompok umur 40-55 tahun (32,9%). Berdasarkan hasil penelitian Hendro S. Juga mendapatkan kelompok umur diatas 55 tahun Icbih banyak dibandingkan dengan umur dibawah 55 tahun. Begitu juga pada penelitian Susanto (1999) menyatakan bahwa semakin bertambah umur akan semakin meningkat

pula jumlah kas us s troke. H al ini dinyatakan pula dengan penclit ian Permawati bahwa umur merupakan faktor risiko utama untuk tcrjadinya stroke dimana semakin tua umur maka semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan stroke. Stroke ditcmukan pada semua golongan usia namun sebagian besar akan di jumpai pada usia diatas 55 tahun ditemukan kcsan bahwa insiden stroke meningkat secara eksponcnsial dengan bertambahnya usia. Dimana akan terjadi peningkatan 100 kali lipat pada usia 80 90 tahun. (1) 2. Jenis Kelamin P ada tabel 2 didapatkan dis tribus i penderita s troke laki- laki lebih banyak dibandingkan dari pada penderita stroke perempuan yaitu 40 : 36. Hal ini sesuai dengan penclitian Sam Permawati bahwa penderita stroke lebih banyak di jumpai pada laki-laki

dibandingkan dengan perempuan. Demikian juga pada penclitian Zulkarnaini (2003) mendapatkan distribusi penderita stroke menurut jenis kelamin bahwa laki-laki lebih banyak dari perempuan. Hal ini juga dinyatakan oleh Syandani (2003) penderita stroke laki-laki lcbih banyak dari pada wanita. Shimberg (1998) juga mengemukakan, laki-laki mcmiliki kecendrungan lebih besar terkena stroke dibandingkan pada perempuan. K ejadian s troke tinggi pada laki- laki dibanding

perempuan hal ini karena perempuan mempunyai hormon esterogen yang tinggi dibanding laki-laki.(7)

C. Hubungan Kadar Total Kolesterol dengan Penyakit Stroke Hasil penelitian bahwa kadar total kolesterol pada kelompok kasus

banyak yang normal dan Odds Rasionya merupakan faktor pencegah terhadap stroke, hal ini disebabkan kemungkinan responden sudah mendapatkan terapi kolesterol, atau sudah melaksanakan diet kolesterol, atau responder bukan hiperkolesterol faktor resiko penyakit strokenya, atau kenningkinan responder mempunyai faktor resiko lainnya seperti : Hipertensi, TIA, Diabetes Millitus, Obesitas, Stress, Perokok clan lain-lain atau kelompok kontrol mempunyai sejenis penyakit misalnya : DM atau Sydroma Nefrotik yang akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Persentase hasil penelitian ini ticlak jauh berbeda dengan penelitian "Propective Hospital Based" pada 28 Rumah Sakit di Indonesia (termasuk RSUP DR.M. Djamil Padang) dengan jumlah 2057 pasien yang diteliti, ditcmukan yang Iliperkolcsterol

sebanyak 337 pasien (16,4%). Pada penelitian Syandani (2003) menyatakan bahwa

hiperkolesterol merupakan faktor resiko yang sangat signifikan terhadap timbulnya stroke, begitu jUga pada, penelitian Yanti Laili (2003) menyatakan hiperkolesterol mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kejadian stroke.

Menurut basil penelitian Bas~jiruciclin A. RSUP M Djamil Padang pada 265 pasien stroke dengan faktor resiko hiperkolestrol dengan kadar total kolesterol 200-250mg/dI sebanyak 43 orang (20,3%) dan kadar total kolesterol >250mg/dl sebanyak 25 orang (11,8%). Hal ini tidak begitu jauh berbecla persentase hasil penelitian penulis dengan penelitian Basjirudin A. H iperkoles terol merupakan faktor yang amat penting

dalam fatofis iolog i arterosklerosis clan stroke. Secara klinis kadar total kolesterol ada korelasi epidemiologis dengan penyakit stroke. Karma kadar kolesterol tinggi akan tertimbun dalam pembuluh. darah sehingga akan mempersempit aliran darah clan mengganggu suplai darah keotak maka akan tei 'lacillah stroke.

D. Hubungan Kadar LDL Kolesterol dengan Penyakit Stroke Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar LDL Kolesterol pada pendenta stroke banyak yang normal clan Odds Rasionya merupakan faktor pencegah terhadap stroke, hal MI disebabkan kemungkinan responden sudah menclapatkan tempi clan diet kolesterol atau responden bukan hiperkolesterol faktor risiko penyakit strokcriya. Kemungkinan responder mempunyai faktor resiko lainnya seperti : Hipertensi, TIA, Diabetes Millitus, Obesitas, Stress, Perokok clan lainlain. Atau responden telah melaksanakan pola hidup yang benar clan olah raga teratur sehingga kadar LDL Kolesterol dapat diturunkan atau kelompok kontrol menderita sejenis penyakit misalnya : DM atau Sindroma Nefiotik clan lain-lain, yang akan mempengaruhi prof l lipid

darah. Persentase basil penelitian ini tidak jauh berbecla dengan penelitian Basjiruddin. A tahun 2001 pasien stroke di Bangsal Penyakit Syaraf RSVP DR.M Djamil Paclang dari 265 orang pasien stroke ditemukan kadar LDL Kolesterol >150 mg/cIl (abnormal) sebanyak 36 orang (17,1 %). Menurut National Cholesterol Education Program(NCEP)- Adult Treatment Panel 11 (ATP-II) LDL Kolesterol merupakan molekul yang paling anterogenik dalam sistim pereclaran darah. Kadar LDL

Kolesterol saat ini menjadi dasar yang penting untuk klasifikasi clan pengelolaan Hiperkolesterol. Sedangkan Hiperkolesterol merupakan faktor resiko dari stroke. Kadar LDL Kolesterol merupakan faktor yang amat penting dalam fatofisiologi arterosklerosis. Semakin bestir kadar LDL Kolesterol di dalam darah, resiko penyakit stroke Semakin ti riggi. Menurut hasil penelitian Yanti Laili (2003) bahwa kadar LDL Kolesterol merupakan variabcl yang memillki hubungan yang bermakna dengan kejadian stroke, begitu juga dengan penelitian Syandani (2003) LDL Kolesterol adanya hubungan yang signifikan antara penyakit stroke.

E. Hubungan Kadar HDL Kolesterol dengan penyakit Stroke Hal ini banyak ditemukan kadar FIDL Kolesterol penderita stroke yang normal dan Odds R as ionya merupakan faktor

pencegah terhadap s troke, kemungkinan disebabkan responden tersebut sudah menjalankan diet kolesterol, atau responden sudah rnelaksanakan pol y hidup yang benar dan olah raga teratur sehingga kadar HDI, dapat ditingkatkan .(j i) Kadar HDL Kolesterol dapat ditingkatkan dengan gerak badan / aktifitas Fisik karena kontraksi otot mengaktifkan -enzim untuk produksi HDL Kolesterol, lari maraton dapat menaikkan HDL 10 mg/dl. Bahkan kenaikan bisa mcncapai 40 mg/dl jika latihan intensif, atau acrobik ringan misalnya jalan kaki 2,5 4 jam / minggu.(13) Hal ini sesuai dengan penelitian oleh

Agustiningsih yang rnenyatakan dengan memberikan latihan yang teratur dapat meningkatkan kadar HDL Kolesterol secara

bermakna, sehingga dapat menurUnkan risiko stroke. Menurut "Konsensus Nasional Pengelolaan Dislipidernia di Indonesia" Forum Study Arlerosklerosis dan penyakit Vaskuler Indonesia Tabun 1996 menyatakan bahwa kadar HDI, Kolesterol < 35 mg/dI adalah rendah, kadar HDL Kolesterol yang rendah merupakan risiko penyakit stroke.

HDL Kolesterol menipakan

kolestcrol yang balk yang

kerjanya mengangkat kolestcrol dari pembuluh darah kenibali ke hati untuk dibuang. Sehingga mencegah penebalan dinding

pembuluh darah, atau HDL Kolesterol dapat dinaikan dengan menurunkan berat badan, olah raga teratur dan berhenti nicrokok.(3)

Berdasarkan teori, I-IDL Kolesterol ada hubungan terbalik dengan resiko stroke.. Tetapi menurut "Framingham Study"

mengatakan tidak ada efek protektif dari IA4DL yang tinggi untuk stroke iskenlik.(2) Kadar HDL kolestcrol yang tinggi dapat mencegah penebalan dinding pembuluh darah (Proses arterosklerosis). Dari hasil penclitian Epidemiologi Prospektif di Allierika mcnyatakan bahwa setiap kenaikan HDL kolesterol 2-3% akan mcnurunkall resiko stroke. HDL kolesterol ada hubungan terbalik dengan resiko stroke, tetapi Framingham Study mcnyatakan tidak ada efek protektif dari HDL kolesterol yang tinggi untuk stroke.(2) Pada penelitian Yanti Laili (2003) kadar HDL Kolesterol merupakan variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan stroke.

F. Hubungan Kadar Trigliserida dengan penyakit Stroke Dari tabel 6 dapat dilihat kadar Trigliserida antara kasus dan kontrol yang abnormal sama yaitu sebanyak 66 orang (86,8%) dan yang normal sebanyak 10 orang (13,2%). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar trigliscrida dengan penyakit

stroke nilai p =1,000 (p>0.05). dengan perhitungan Odds Rasio (OR) = 1,000 berarti responder yang mempunyai kadar trigliscrida yang abnormal bukan merupakan faktor risiko stroke. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian swastika (2003) dimana ada hubungan yang bermakna antara trigliscrida dengan penyakit stroke. Kadar trigliserida yang tinggi berhubLingan dengan proses arterosklerosis. Arterosklerosis merupakan faktor resiko Strokc.(2) Berdasarkan penelitian Basjiruddin A. Tahun 2001 di Bangsal Syaraf RSVP DR.M Djamil Padang dari 265 pasien ditemukan yang kadar Trigliserida >125mg/dl sebanyak 31 orang (14,7%). Hal ini berbeda dengan basil penulis dimana persentasc yang didapatkan penulis banyak yang abnormal, kemungkinan kelompok kontrol telah mempunyai faktor resiko stroke. K ad ar trigliserida ya ng t in gg i m er up ak an fa kt or r es ik o u n t uk te rj ad in ya aterosklerosis dan stroke.

G. Hubungan Nilai Rasio LDL/1-IDL . dengan penyakit Stroke Setelah dilakukan Up Statistik tidak terdapat hubungan yang bennakna antara nilai rasio LDLAIDL pada penyakit stroke nilai p =0,400. dengan perhitungan odds Rasio (OR) = 0,712. berarti dalarn penelitian nu responden yang mempunyai Nilai Rasio IDIAIM. abnormal

merupakan faktor periccph (protektio timbuInya stroke sebanyak 0,712 kali. H al ini res ponden sudah mendapatkan terapi dan diit koles terol, atau Hiperkolesterol bukan faktor risiko pencetus strokenya. Menurut Imam S. (tahun 2003) gunanya Nilai Rasio L D L / H D L u n t u k menganalisa tingkat resiko stroke dimana kadar FIDL Kolesterol dapat dijadikan perbandingan / indek yang menguntungkan antara kolesterol "jahat" dan "baik" sehingga dapat diharapkan terjadinya regresi plak bila Total Kolesterol tinggi. Berdasarkan Iskandar (2003) menyatakan kadar LDL Kolesterol berperan pcnting dalani proses arterosklerosis, terutama rasio LDL/HDL yang tinggi kemungkinan stroke lebih besar, HDL Kolesterol dianggap sebagai pelindung terhadap kejadian stroke. i

You might also like