You are on page 1of 28

TUGAS I TEKNIK PELABUHAN

Oleh :
I GEDE GEGIRANANG WIRYADI I PUTU GEDE MAHENDRA I GEDE ANDIKA WIJAYA (0904105001)

(0904105065) (0904105093)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

5 Oktober 2011

PENDAHULUAN
Transportasi laut berperan penting dalam dunia perdagangan internasional maupun domestik. Transportasi laut juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah sudah yang maju maupun yang masih terisolasi. Sebagai negara kepulauan (archipelagic state), Indonesia memang amat membutuhkan transportasi laut. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan dunia. Sehingga peran pelabuhan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun mobilitas sosial dan perdagangan di wilayah ini sangat besar. Oleh karenanya pelabuhan menjadi faktor penting bagi pemerintah dalam menjalankan roda perekonomian negara. Secara garis besar, kegiatan pelayaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pelayaran niaga dan pelayaran bukan niaga. Pelayaran niaga adalah usaha pengangkutan barang terutama barang dagangan melalui laut antar tempat/pelabuhan. Pelayaran bukan niaga meliputi pelayaran kapal patroli, surveykelautan dan sebagainya. Kapal sebagai sarana pelayaran mempunyai peran penting dalam sistem angkutan laut. Pelabuhan dahulu hanya merupakan suatu tepian dari lautan yang sangat luas di mana kapal-kapal dan perahu-perahu bersandar dan membuang jangkar untuk melakukan pekerjaan membongkar dan memuat barang-barang, serta pekerjaan-pekerjaan lainnya. Sejalan dengan perkembangan sosial ekonomi, pelabuhan yang pada jaman dahulu sederhana berkembang menjadi suatu daerah atau lingkungan yang cukup luas yang perlu perhatian dari pemerintah dimana pelabuhan itu berada. Pelabuhan yang telah dikelola terdapat berbagai fasilitas yang diperlukan guna menyelenggarakan pemuatan dan pembongkaran barang dari dan ke kapal sesuai dengan bentuk atau desain kapal untuk pelayanan kegiatan embarkasi dan debarkasi penumpang, barang dan hewan. Perkembangan sosial ekonomi menuntut dibangunnya konstruksi pelabuhan yang berkembang pula. Misal untuk perdagangan sandang, pangan, hasil produksi suatu daerah, maupun untuk keperluan yang spesifik sifatnya.
1

Kapal yang semula sederhana dan berukuran kecil, meningkat menjadi kapal berukuran besar dengan teknologi moderen. Bahkan kemudian berkembang pula kapal-kapal khusus, seperti kapal barang yang bisa berupa kapal barang umum (general cargo ship), kapal barang curah, kapal peti kemas, kapal pengangkut gas alam cair (LNG tanker), kapal penumpang, kapal ferry, kapal ikan, kapal keruk, kapal perang dan lain sebagainya.

A.

Pengertian pelabuhan
Dalam bahasa Indonesia dikenal dua istilah yang berhubungan dengan

arti pelabuhan yaitu bandar dan pelabuhan. Bandar (harbour) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang dan angin untuk berlabuhnya kapalkapal. Suatu estuari atau muara sungai dengan kedalaman air yang memadai dan cukup terlindung untuk kapal-kapal, telah memenuhi kondisi sebagai suatu bandar. Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas terminal laut meliputi dermaga, kran-kran untuk untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat-tempat penyimpanan dimana kapal membongkar muatannya, dan gudanggudang dimana barang-barang dapat disimpan alam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini dilengkapi dengan jalan kereta api, jalan raya atau saluran pelayaran darat. Daerah pengaruh pelabuhan bisa sangat jauh dari pelabuhan tersebut. Dengan demikian, pelabuhan merupakan bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan bongkar-muat barang dan penumpang. Karena dalam kenyataannya sebuah kapal yang berlabuh juga berkepentingan untuk melakukan bongkar-muat barang dan menaik-turunkan penumpang, maka nama pelabuhan lebih tepat dibanding bandar. Pelabuhan tidak lagi harus berada di daerah terlindung secara alami, tetapi bisa berada di laut terbuka, untuk medapatkan perairan yang luas dan dalam. Sangat sulit untuk mendapatkan areal yang relatif dalam yang berada di dekat pantai, terlebih lagi jika pantainya merupakan jenis pantai lumpur. Sehingga
2

kapal tanker yang mempunyai draft yang sangat besar merapat jauh di lepas pantai. Di samping itu, kebutuhan pemecah gelombang untuk melindungi daerah perairan semakin meningkat pula. Tipe pelabuhan juga disesuaikan dengan jenis dan ukuran kapal-kapal yang menggunakannya Bila ditinjau dari segi pengusahaanya maka pelabuhan arti pelabuhan dibedakan atas , Pelabuhan yang diusahakan, yaitu pelabuhan yang sengaja diselenggarakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar muat dan kegiatan lainnya.

B.

Sejarah Perkembangan Pelabuhan


Sekitar tahun 3500 SM, Kekaisaran Romawi sudah mulai mengembangkan pelabuhan. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan dokumen yang terkait dengan pelabuhan, penemuan ini didukung oleh keberadaan bangunan pelabuhan yang banyak dijumpai di Laut Tengah, Laut Merah serta Teluk Persia. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa teknik pembuatan pelabuhan telah cukup maju dan direncanakan dengan baik seperti menentikan letak bangunan pemecah ombak yang efisien dan efektif.

Gambar. Situasi pelabuhan pada zaman Romawi SM

Mulai abad ke-18, banyak bangsa-bangsa di dunia berkeinginan menjelajahi lautan serta pencarian jalur perdagangan, pencarian tanah-tanah baru untuk memperluas pengetahuannya. Mulai saat itu pekrjaan konstruksi pelabuhan berkembang pesat, jumlah kapal-kapal berkembang pesat dengan kebuthan yang meningkat yang jelas membutuhkan fasilitas-fasilitas yang semakin kompleks. Di Indonesia, pengelolaan pelabuhan telah dilaksanakan sejak tahun 1960 oleh pemerintah melalui Perusahaan Negara (PN) I sampai dengan VIII. Kemudian dalam perkembangannya, pada tahun 1964 aspek operasional Pelabuhan dikoordinasikan oleh lembaga pemerintah yang disebut Port Authority , sedangkan aspek komersial tetap dibawah pengelolaan PN Pelabuhan I sampai dengan VIII. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1969, pengelolaan pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). Pada tahun 1983, BPP diubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan yang hanya mengelola pelabuhan umum yang diusahakan, sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. PERUM Pelabuhan dibagi menjadi 4 wilayah operasi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1983. Status PERUM ini kemudian diubah lagi menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I sampai IV pada tahun 1992 sampai saat ini. PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan dalam PP No. 19 Tahun 1960, selanjutnya pada kurun waktu 1969 s/d 1983 bentuk Perusahaan Negara telah diubah dengan nama Badan Pengusahaan Pelabuhan(BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1969 dan selanjutnya pada kurun waktu tahun 1983 s/d 1992 untuk membedakan pengelolaan Pelabuhan Umum yang diusahakan dan yang tidak diusahakan diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1983 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1985, dan sejak tahun 1992 seiring dengan pesatnya Perkembangan dunia usaha maka status Perum diubah menjadi Perseroan hingga saat ini dan tertuang dalam Akta Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 5 Tanggal 1
4

Desember 1992 dan telah diubah terakhir dengan Akta Perubahan Nomor 128 tanggal 25 Juni 1998 yang dibuat di hadapan Notaris Rachmat Santoso, SH.

C.

Bangunan Fasilitas Pelabuhan


Fasilitas pelabuhan pada dasarnya dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu

fasilitas pokok dan fasilitas penunjang. Pembagian ini dibuat berdasarkan kepentingannya terhadap kegiatan pelabuhan itu sendiri. 1. Fasilitas Pokok Pelabuhan Fasilitas Pokok Pelabuhan terdiri dari alur pelayaran (sebagai jalan kapal sehingga dapat memasuki daerah pelabuhan dengan aman dan lancar), penahan gelombang (breakwater untuk melindungi daerah pedalaman pelabuhan dari gelombang, terbuat dari batu alam, batu buatan dan dinding tegak), kolam pelabuhan (berupa perairan untuk bersandarnya kapal-kapal yang berada di pelabuhan) dan dermaga (sarana dimana kapal-kapal bersandar untuk memuat dan menurunkan barang atau untuk mengangkut dan menurunkan penumpang). 2. Fasilitas Penunjang Pelabuhan Fasilitas pelanuhan : a. Gudang Gudang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barangbarang yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Gudang dibedakan berdasarkan jenis (lini-I, untuk penumpukan sementara dan lini-II sebagai tempat untuk melaksanakan konsolidasi/distribusi barang, verlengstuk bangunan dalam lini-II, namun statusnya lini-I, enterpot bangunan diluar pelabuhan, namun statusnya sebagai lini-I), penggunaan (gudang umum, gudang khusus untuk menyimpan barang-barang berbahaya, gudang CFS untuk stuffing/stripping).
5

penunjang

pelabuhan

terdiri

dari

gudang,

lapangan

penumpukan, terminal dan jalan. Berikut penjelasan mengenai fasilitas penunjang

b. Lapangan Penumpukan Lapangan penumpukan adalah lapangan di dekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang tahan terhadap cuaca untuk dimuat atau setelah dibongkar dari kapal. c. Terminal Terminal adalah lokasi khusus yang diperuntukan sebagai tempat kegiatan pelayanan bongkar/muat barang atau petikemas dan atau kegiatan naik/turun penumpang di dalam pelabuhan. Jenis terminal meliputi terminal petikemas, terminal penumpang dan terminal konvensional. d. Jalan Adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki, yang menghubungkan antara terminal/lokasi yang lain, dimana fungsi utamanya adalah memperlancar perpindahan kendaraan di pelabuhan.

D.

Klasifikasi Pelabuhan
Pelabuhan dapat diklasifikasikan dilihat dari berbagai bidang,tergantung dari kegiatan yang dilakukan serta menyangkut fungsinya sesuai dengan kepentingan yang dituju.Berikut ini beberapa klasifikasi pelabuhan antara lain:

1. Ditinjau dari Segi Penyeleggaraannya


a. Pelabuhan Umum Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum . Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut. Di indonesia dibentuk empat badan usaha milik negara yang diberi wewenang untuk mengelola pelabuhan umum diusahakan. Keempat badan usaha tersebut dalah : PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan di Medan, Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta, Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia IV berkedudukan di Ujung Pandang.

b. Pelabuhan khusus Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk krprntingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut. Sebagai contoh adalah pelabuhan LNG Arun di Aceh yang digunakan untuk mengirimkan hasil produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain. Pelabuhan pabrik alumunium Asahan di Kuala Tanjung Sumatra Utara digunakan untuk melayni import bahan baku bauksit dan exort alumunium ke daerah / negara lain.

Gambar. Pelabuhan pabrik alumunium Asahan di Kuala Tanjung 2. Ditinjau Dari Segi Pengusahaannya a. Pelabuhan yang diusahakan Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fsilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukn kegiatan bongkar-muat barang, menaik-turunkan penumpang serta kegiatan lainnya. Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya , seperti biaya jasa labuh, jasa
7

tambat, jasa pemanduan, jasa penundaan, jasa pelayanan air bersih, jasa dermaga, jasa penumpukan, bongkar-muat, dan sebagainya. b. Pelabuhan yang tidak diusahakan Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgah kapal/perahu , tanpa fasilitas bongkar muat , bea-cukai, dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabunan kecil yang disubsidi oleh pemerintah , dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut.

3. Ditinjau dari fungsinya dalam Perdagangan Nasional dan Internasional


a. Pelabuhan laut Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal samudra.

Gambar. Pelabuhan Laut b. Pelabuhan pantai Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing. Kapal asing dapat masuk ke pelabuhan ini dengan memint ijin terlebih dahulu.
8

4. Ditinjau dari Segi Penggunaannya.


a. Pelabuhan ikan Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. Di Indonesia pengusahaan ikan relatif masih sederhana yang dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan menggunakan perahu kecil. Jenis kapal ikan ini bervariasi, dari yang sederhana berupa jukung sampai kapal motor. Di Indonesia contoh pelabuhan ikan seperti Pelabuhan Ikan Cilacap. Pelabuhan ikan Cilacap berada di Pantai Teluk Penyu dan menghadap ke Samudera Indonesia dengan gelombang cukup besar. Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan dalam yang dibuat dengan mengeruk daerah daratan untuk digunakan sebagai perairan pelabuhan. Dengan membuat kolam pelabuhan di daerah darat, akan dapat mengurangi panjang pemecah gelombang . Tetapi, dengan demikian dibutuhkan pengerukan yang lebih besar. Pemecah gelombang dibuat dari tumpukan batu dengan lapis pelindung dari tetrapod. Biaya pembuatan pemecah gelombang di laut dengan gelombang sangat besar akan mahal. Pemecah gelombang ini hanya berfungsi untuk melindungi mulut pelabuhan (bukan perairan pelabuhan) sehingga bisa lebih pendek dan murah.

Gambar. Pelabuhan Ikan Cilacap

Fasilitas-fasilitas yang ada pada pelabuhan ini adalah kantor pelabuhan, kantor syahbandar, pemecah gelombang, dermaga (pier/jetty), tempat pelelangan ikan, penyedian air tawar, persediaan bahan bakar minya, pabrik Es, tempat pelayanan/reparasi kapal (spilway), rambu suar, tempat penjemuran ikan dan perawatan jala. b. Pelabuhan minyak Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuatjembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa-pompa .

Gambar . Contoh pelabuhan minyak. Pipa-pipa enyalur diletakkan di bawah jembatan agar lalulintas diatas jembatan tidak terganggu. tetapi pada tempat-tempat di dekat kapal yang merapat, pipa-pipa dinaikkan ke atas jembatan guna memudahkan penyambungan pipapipa. Biasanya, di jembatan tersebut juga ditempatkan pipa uap untuk memebersihkan tangki kapal dan pipa air untuk suplai air tawar. Karena jembatan
10

tidak panjang, maka pada ujung kapal harus diadakan penambatan dengan bolder atau pelampung pengikat agar kapal tdak bergerak. Perkembangan ukuran kapal tangker yang cukup pesat mempunyai konsekuensi draft kapal melampaui kedalaman air pelabuhan sehingga kapal tidak bisa berlabuh. Untuk itu kapal tangker membuang sauh di laut dalam dan mengeluarkan minyak dengan mengguakan pipa bawah laut, atau memindahkan minyak ke kapal yang lebih kecil dan mengangkutnya ke pelabuhan. c. Pelabuhan barang Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat barang . Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuari dari sungai besar. Daerah perairan pelabuhan harus cuku tenang sehingga memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa dibuat oleh pemerintah sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk keperluan transport hasil produksinya seperti baja, alumunum, pupuk, batu bara, minyak dan sebagainya. Sebagai contoh, Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara adalah pelabuhan milik pabrik alumunium Asahan. Pabrik pupuk Asean dan Iskandar Muda juga mempunyai pelabuhan sendiri. Pada dasarnya pelabuhan barang harus mempunyai perlengkapanperlengkapan berikut ini. Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal atau setidak-tidaknya 80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena muatan dibongkar muat melalui bagian muka, belakang dan ditengah kapal. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat barang. Barang yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan kemudian diangkat dengan kran masuk kapal. Demikian pula pembongkarannya dilakukan dengan kran dan barang diletakkan di atas dermaga yang kemudian diangkut ke gudang. Mempunyai gudang transito/penyimpanan di belakang halaman dermaga. Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan /pemasukan barang dari dan ke gudang serta mempunyai fasilitas reparasi.
11

Sebelum barang dimuat dalam kapal atau setelah diturunkan dari kpal, maka barang muatan tersebut ditempatkan pada halaman dermaga. Bentuk halaman dermaga tergantung pada jenis muatan yang bisa berupa : Barang-barang potongan (general cargo) yaitu barang-barang yang dikirim dalam bentuk satuan seperti mobil, truk, mesin, dan barang-barang yang dibungkus dalam peti, karung, drum, dan sebagainya. Muatan curah/lepas (bulk cargo) yang dimuat tanpa pembungkus seperti batu bara, biji-bijian, minyak dan sebagainya. Peti kemas (container) yaitu suatu peti yang ukurannya telah distandarisasi sebagai pembungkus barang-barang yang dikirim. Karena ukurannya teratur dan sama, maka penempatannya akan lebih dapat diatur dan pengangkutannyapun dapat dilakukan dengan alat tersendiri yang lebih efesien. Ukuran peti kemas dibedakan dalam 6 macam yaitu : 1. 8x8x5 ft3 berat maksimum 5 ton 2. 8x8x7 ft3 berat maksimum 7 ton 3. 8x8x10 ft3 berat maksimum 10 ton 4. 8x8x20 ft3 berat maksimum 20 ton 5. 8x8x25 ft3 berat maksimum 25 ton 6. 8x8x40 ft3 berat maksimum 40 ton d. Pelabuhan penumpang Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang . Pada pelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudang-gudang , sedang untuk pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dan sebagainya. Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk keluarnya penumpang dan barang, sebaiknya jalan masuk/keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang melalui dermaga.

12

Gambar. Contoh pelabuhan penumpang. e. Pelabuhan campuran Pada umumnya percampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan barang, sedangkan untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluan untuk bongkar muat minyak juga menggunakan dermaga atau jembatan yang sama guna keperluan barang dan penumpang. Pada dermaga dan jembatan juga diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak. f. Pelabuhan Militer Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada pelabuhan barang letak/kegunaan bangunan harus seefisien mungkin, sedang pada pelabuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak berjauhan. 5. Ditinjau Menurut Letak Geografis Dan Kontruksinya

13

Menurut letak geografisnya dan kontruksinya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi pelabuhan alam, semi alam dan pelabuhan buatan. a. Pelabuhan alam Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau,jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. Pelabuhan cilacap yang terletak di selat antara daratan Cilacap dan Pulau Nusakambangan merupakan contoh pelabuhan alam yang daerah perairannya terlindung dari pengaruh gelombang yaitu oleh pulau Nusa Kambangan. Contoh dari pelabuhan alam lainnya adalah pelabuhan Palembang, Belawan, Pontianak, New York, San Fransisco, London, dsb yang terletak di muara sungai (estuari). Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada waktu pasang air laut masuk ke hulu sungai. Saat pasang tersebut air sungai dari hulu terhalang dan tidak bisa langsung dibuang ke laut. Dengan demikian di estuari terjadi penampungan air dalam jumlah sangat besar. Pada waktu surut, air tersebut akan keluar ke laut . Karena volum air yang dikeluarkan sangat besar, maka kecepatan aliran cukup besar yang dapat mengerosi endapan di dasar sungai. Lama periode air pasang dan surut tergantung pada tipe pasang surut. Untuk pasang surut tipe diurne periode air pasang dan surut masing-masing adalah sekitar 12 jam . Sedang tipe semi diurne periode adalah 6 jam. Karena adanya pasang surut tersebut maka kedalaman air di estuari cukup besar, baik pada waktu air pasng maupun surut, sehingga memungkinkan kapal-kapal untuk masuk ke daerah perairan tersebut. Di estuari ini tidak dipengaruhi oleh gelombang, tetapi pengaruh arus dan sedimentasi cukup besar.

Gambar. Pelabuhan alam di muara sungai b. Pelabuhan buatan


14

Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater). Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah atau mulut pelabuhan untuk keluar masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat. Bagunan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang yang menjalar ke pantai terhalang oleh banguan tersebut. Contoh dari pelabuhan ini adalah pelabuhan Tanjung priok , Tanjung Mas dsb.

Gambar. Pelabuhan Tanjung Priok c. Pelabuhan semi alam Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk. Pelbuhan bengkulu adalah contoh dari pelabuhan ini. Pelabuhan bengkulu memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir untuk kolam pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada lidah pasir untuk membentuk saluran sebagai jalan masuk/keluar kapal. Contoh lainnya adalah muara sungai yang kedua sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi untuk menahan masuknya transpor pasir sepanjang pantai ke muara sungai , yang dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan.

E.

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pelabuhan


15

1.

Faktor-faktor umum
a. Kebutuhan hidup b. Kegiatan ekonomi c. Penjelajahan dunia baru

2. Pertambahan jumlah penduduk


Penyebaran jumlah penduduk agar merata perlu adanya akomodasi yang memadai dengan fasilitas-fasilitas pelabuhan yang perlu ditingkatkan.

3. Pertumbuhan industry
Sumber daya yang besar mendorong meningkatnya kegiatan industry, dengan adanya sumber daya khususnya sumder daya manusia menyebabkan perkembangan industry sangat pesat, serba modern dan canggih. Dengan keadaan tersebut, kelompok industry menghasilkan sejumlah kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupan. Guna mendukung pertumbuhan ekonomi perlu penyebaran barang-barang hasil industry, salah satunya melalui akomodari laut yang dimana diduking oleh pelayaran. Semakin lama keadaan ini terus meningkat, begiru pula dengan perkembanga akomodasi laut yang notabena didukung oleh pelabuhan dengan fasilitas-fasilitas penunjang yang terus meningkat seiring meningkatnya kegiatan industry.

4. Pertumbuhan industry minyak


bahan bakar minyak merupakan salah satu kebutuhan yang terbesar dan berpengarus sangat luar biasa terhadap perkembangan suatu Negara. Indonesia merupakan salah satu pengekspor minyak dunia, tentu saja hal tersebut harus didukung oleh akomodasi yang pantas. Pelabuhan minyak adalah akodasi yang paling umum digunakan, yang dimana peningkatan kegiatan ekspor minyak menyebabkan peningkatan fasilitas-fasilitas pendukung pelabuhan guna memperlancar kegiatan tersebut.

16

5. Perkembangan pelabuhan-pelabuhan khusus


Pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang diperuntukkan menangani bongkar muat barang dengan fasilitas-fasilitas yang khusus juga. Kegitan bongkar muat dilakukan agar seefisien mungkin, untuk itu peralatan-peralatan penunjang yang diperlukan khusus dan memrlukan area yang tidak sempit. Untuk memperlancar kegiatan tersebut maka pelabuhan itu perlu adanya peningkata fasilitas-fasilitasnya.

6. Modernisasi pelabuhan
Pelabuhan tidak sepenuhnya akan tetap dengan keadaan baik dan dalam kondisi sedemikian saja, rehabilitasi dan modernisasi dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuannya. Guna mendukung setiap kegiatan yang ada di pelabuhan tersebut, modernisasi sangat penting dilakuakan . dalam perkembangannya, pembangunan pelabuhan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu fasilitas general cargo dan fasilitas barang-barang khusus yang dimana keduanya disertai dengan pembangunan konstruksi yang baru serta modernisasi dan rehabilitasi. Penerapan teknologi modern dalam mempercepat pekerjaan bongkar muat barang seperti cargo unitization dalam angkutan laut dan penerapan economics. Unitization muatan meliputi berbagai cara agar sejumlah muatan berukuran kecil digabung menjadi satu kesatuan dan dapat dikerjakan (bongkar muat) sebagai satu kesatuan pallets atau container dengan kapal guna ganda. Muatan yang dijadika satu menjadi kesatuan (pressrun cargo) tidak memerlukan kapal khusus dan dapat diangkut dalam kapal break bulk. Unitization dapat meredusir diaya bongkar muat, tetapi perlu ditekankan bahwa penghematan yang dilakukan oleh sistem ini sangat peka terhadap sifat dan volume muatan pada suatu trayek. Untuk hal tersebut, kembali pada fasilitasfasilitas yang dibuat untukmendukung kegiatan tersebut membuat pelabuhan semakin berkembang dengan peningkatan di setiap kekurangannya.

17

7. Perkembangan dunia armada


Seperti yang telah diketahui pada perkembangan kapal-kapal niaga yang dibuat semakin besar dan memiliki kecepatan yang tinggi. Menimbangi keadaan tersebut kondisi pelabuhan juga dituntut bias menampung kapal-kapaltersebut. Disisi lain biaya investasi kapal-kapl bertambah besar, sehingga efisiensi operation perlu ditingkatkan dapat dimanfaatkan. agar keuntungan penerapan economics of scale

8. Kemajuan dalam perancangan konstruksi pelabuhan


Kemajuan konstruksi pelabuhan sangat mendorong dalam perkembangan pembangunan pelabuhan di dunia maupun di Indonesia. Dalam dekade terkhir banyak dijumpai berbagai konstruksi yang menakjubkan dari pelabuhan itu sendiri. Beberapa kemajuan yang paling penting dalam perancangan konstruksi dapat terlihat dengan dukungan seperti : Mekanika Tanah, angin, arus (pasangsurut) dan gelombang, pemecah gelombang, beton, sistem fender, perlindungan terhadap korosi, berbagai metode baru dalam penanganan penumpang, serta kemajuan dalam bidang industri konstruksi.

F.

Pengusahaan Pelabuhan
Perencanaan,pelaksanaan/pembangunan dan pengoprasian pelabuhan

pada dasarnya komplek,tidak saja menyangkut panjang dermaga lebar dermaga tapi menyangkut banyak hal khususnya untuk pelabuhan-pelabuhan besar,Untuk pengawasan semua faktor-faktor yang perlu untuk membuat pelabuhan berfungsi dengan lancar adalah suatu tanggung jawab yang besar.Kompleksnya masalah akan jadi bertambah berkenaan dengan kepemilikan pelabuhan,karena kadangkadang meliputi banyak instisusi yang berbeda. Pelabuhan merupakan tempat untuk melaksanakan kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi laut yang prosesnya berawal di Pelabuhan muat dan berakhir di Pelabuhan tujuan. Secara umum fungsi pelabuhan dapat disebutkan sebagai tempat pertemuan
18

(interface), pintu gerbang (gate way), entititas (industry entity) dan tempat bertemunya berbagai bentuk moda transportasi. Kelancaran operasional pelabuhan laut merupakan salah satu faktor pendukung berkembangnya suatu daerah yang secara langsung juga akan berdampak kepada berkembangnya kepada perekonomian daerah/wilayah setempat. Selain dari PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia yang merupakan pelaku bisnis utama (pengusaha jasa kepelabuhanan) di pelabuhan dalam operasionalnya didukung oleh pelaku-pelaku bisnis lainnya yang dalam operasionalnya mempunyai keterkaitan bisnis secara langsung dengan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia. Secara garis besar dapat digambarkan dengan pelaku-pelaku bisnis di pelabuhan pada umummnya merupakan pihak-pihak yang mewakili (perantara/agen) kepentinngan para shipper (pemilik barang / penjual) ataupun bayer (pembeli barang) dimanapun berada antara lain yaitu :

1. Perusahaan pelayaran (Shipping lines)


Perusahaan pelayaran disebut juga sebagai Shipping Company atau populer juga disebut dengan istilah Shippig Lines. Dalam operasionalnya tugas utama dari Shipping Lines adalah mengangkut barang dari pelabuhan awal ke pelabuhan tujuan berdasarkan instruksi pengiriman (Shipping Instruction) barang dari Shipper. Selain dari tugas utama tersebut diatas, Shipping lines juga mengusakan beberapa bidan usaha lainnya antara lain sebagai agen pelayaran (Shipping Agent) dan usaha-usaha lainnya bersifat sebagai penunjang kegiatan pelayaran.

Jenis usaha Shipping lines terdiri dari kategori : a. Pelayaran dalam negeri Merupakan kegiatan pengangkutan barang yang beroperasi terbatas pada antar pelabuhan dalam satu negara misalnya (pelayaran antar pulau di Indonesia)
19

dengan sifat kunjungan liner/reguler (berkunjung secara tetap dan teratur maupun secara tramper ( berkunjung secara tidak tetap/tidak teratur b. Pelayaran luar negeri Merupakan kegiatan pengangkutan barang yang beroperasi antar pelabuhan dalam negeri dengan luar negeri dengan sifat kunjungan liner/ reguler dan tramper.

2. Perusahaan Bongkar Muat (Stevedoring Company)


Perusahaan bongkar muat atau yang populer disebut dengan PBM atau Stedore memberikan kontribusi dalam kelancaran operasional pelabuhan dalam bentuk membongkar dan memuat barang dari dan kekapal, kegiatan pergudangan dan penumpukan barang. Secara umum tiga kegiatan utama yang termasuk dalam aktifitas stevedoring company adalah sebagai berikut : a. Stevedoring Stevedoring adalah kegiatan pembongkaran barang dari dan ke kapal dengan menggunakan peralatan mekanis, non mekanis dan moda transportasi pendukungnya b. Cargodoring Cargodoring adalah kegiatan mengeluarkan barang dari dermaga dan mengangkut dari dermaga kelapangan penumpukan barang di gudang / lapangan penumpukan dan sebaliknya c. Receiving Delivery Receiving Delivery merupakan kegiatan penerimaan dan peyerahan baran dari gudang / lapangan penumpukan barang didaerah lini 1 dan menyusun keatas kendaran truk dipintu gudang / lapangan penumpukan barang lini 1 atau sebaliknya untuk seterusnya disampaikan kepada Shipper. Dalam melaksanakan tugas perusahaan bongkar muat stevedore bertanggung jawab dalam kelancaran operasional pelabuhan dalam bentuk : Perencanaan operasional kegiatan bongkat muat kapal Kesempatan atas penerimaan dan penyerahan barang
20

Pengaturan

penggunaan

tenaga

kerja

bongkar

muat

dan

peralatannya sesuai kebutuhan. Tahapan-tahapan tugas yang dilaksanakan oleh perusahaan bongkar muat adalah i. Sebelum kapal sandar didermaga Dokumen-dokumen yang harus dipersipkan oleh PBM sebelum kapal sandar didermaga : ii. iii. Document manifest Stowage plane Ship plan Loading list Handling Order Dangerious cargo list Shifting cargo list

Saat kapal sandar didermaga Hal-hal yang harus dipersipkan sebelum kapal didermaga adalah: Pembuatan laporan pengawasan kondisi muatan ( cargo maupun container). Pengawasan dan supervisi kegiatan operasional bongkar muat Setelah kapal berangkat Hal-hal yang harus dilakukan setelah kapal berangkat adalah : muat Pembuata laporan hasil kegiatan bongkar muat secara menyeluruh. Evaluasi dan rekapitulasi hasil kegiatan bongkar muat Melaksanakan penagihan terhadap biaya-biaya kegiatan bongkar

iv.

Warehosing Kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan bongkar muat pada tahapan

warehosing pergudangan adalah :


21

v.

Penanganan barang-barang yang akan masuk kegudang Penanganan terhadap barang yang memerlukan penanganan / Penanganan terhadap barang yang ditimbun di open storage

perlakuan khusus Delivery Kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan bongkar muat pada tahapan delivery pergudangan adalah : costum Pemberian surat jalan keluar dari pelabuhan kepada shipper / consignee. Menerima kwitansi pembayaran Menerima Delivery Order (DO) yang di fiat diberi izin impor oleh

3. Freight Forwarder
Freight Forwarder adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengususan transportasi (JPT) atau disebut juga dengan istilah Architect of Transport. Disebut sebagai Architect of Transport karena freight forwarderlah yang berperan dalam pengaturan angkutan kepasar tujuan dengan moda transportasi yang aman dan ekonomis. Freight Forwarder berperan sebagai perantara untuk menangani muatan antara Shipper (Pemilik barang) dan consignee (penerima barang) dan dengan carrier (pengangkut) Ruang lingkup tugas freight forwarder adalah bertanggung jawab sejak mulai diterimannya barang/muatan dari Shipper sampai dengan barang/muatan diserahkan kepada cosignee. Dalam operasionalnya freight forwarder menggunakan beberapa moda transportasi pendukung yaitu moda transportasi laut, darat dan udara. Jasa-jasa yang diberikan oleh freight forwarder antara lain dalam bentuk pengurusan dokument dan operasional antara lain proses clearance dan dokumen baran eksport maupun import.

22

Tugas-tugas freigh forwarder secara umum adalah : Menerima barang/muatan Menyerahkan barang Menyimpan barang Menyiapkan barang Menyelesaikan biaya tagihan asuransi, biaya angkutan darat, laut dan udara, claim yang berhubungan dengan muatan eksport dan import Mengepak packing barang atau muatan Mengukur berat atau mengukur volume muatan Menyelesaikan dokument-dokument terkait perbedaan antara fungsi tugas perusahaan berstatus sebagai Freight Forwarder dibandingkan dengan perusahaan yang berstatus sebagai ekspedisi muatan kapal laut atau popular dengan istilah EMKL,pada Freight Forwarder dapat menggunakan beberapa jenis moda transfortasi(laut, udara dan udara) sedangkan pada EMKL terbatas hanya pada moda transfortasi laut.

Pembiayaan
Masalah kepelabuhanan merupakan faktor yang tidak terpisah dalam sistim ekonomi negara secara keseluruhan, maka Institut Kepelabuhanan perlu disesuaikan dengan landasan baru tentang kebijaksanaan umum dalam Ekonomi dan Keuangan. pelabuhan juga sebagai prasarana ekonomi merupakan penunjang bagi perkembangan Industri, Perdagangan maupun Pelayaran, oleh karenanya sistim pengelolaan perlu disesuaikan dengan fungsinya. Pembiayaan dan pertanggung jawaban keuangan pelabuhan di bahas pada PP Nomor 1 Tahun 1969 Tanggal 18 Januari 1969,di antaranya : Pasal 19 1. Sumber pendapatan pelabuhan berasal: a. b. c. pungutan atas jasa-jasa dan fasilitas pelabuhan; anggaran Pemerintah; sumber-sumber lainnya.
23

2. 3.

Jasa-jasa dan fasilitas pelabuhan yang boleh dipungut atau dikenakan kepada para pemakainya akan diatur dalam peraturan tersendiri. Sumber-sumber pendapatan tersebut dalam ayat (1) sub c pasal ini akan diatur oleh Menteri.

Pasal 20 1. a. b. c. 2. Pasal 21 1. Pertanggungan-jawab keuangan bagi pelabuhanpelabuhan yang diusahakan diatur menurut ketentuan-ketentuan I.B.W. dan atau menurut ketentuan perundangundangan yang berlaku.
2.

Pembiayaan dari pelabuhan-pelabuhan diatur menurut kemungkinankemungkinan sebagai berikut: yang sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah (Pusat); yang dibiayai oleh Pemerintah (Pusat) bersama dengan Daerah; yang dibiayai dari hasil pelabuhan itu sendiri (otonom). Menteri mengatur sistim pembiayaan pelabuhan sesuai dengan kemungkinan tersebut ayat (1) di atas.

Pertanggungan-jawab I.C.W.

keuangan

bagi

pelabuhan-

pelabuhan yang tidak diusahakan diatur menurut ketentuan-ketentuan

Apabila konstruksi suatu pelabuhan tidak mungkin bisa dibiayai oleh pemerintah.Dalam kasus ini biaya tidak tersedia,dan proyek adalah sangat esensial,pembiayaan dimungkinkan dari sponsor atau swasta dengan sistem sewa.Kontrak penyewaan konstruksi pelabuhan biasanya dengan jangka waktu minimal 20 tahun. Dengan perubahan status Perum Pelabuhan menjadi persero (PT),akan membawa pengaruh terhadap keuangan perusahaan yaitu anggaran perusahaan disusun menurut anggaran Persero.Oleh karena itu PT.Pelabuhan bertugas selain mengelola keuangan dan yang terpenting sekali adalah PT.Pelabuhan bertugas untuk penyediaan dan pemeliharaan sarana prasarana pelabuhan.

24

Karena

letak

pelabuhan

terpencar-pencar,kemampuan

jenjang

pengawasan,perkembangan sistem pengelolaan serta misi dari pelabuhan adalah untuk pelayanan,maka berdasarkan hal di atas maka Pengelolaan pelabuhan berlandaskan Desentralisasi terbatas dimana Kantor Pusat melaksanakan perencanaan,pengendalian, dan pengawasan sedangkan cabang-cabang PT.Pelabuhan sebagai pelaksanaan kegiatan operasional.

25

PUSTAKA
Anonim. Perkembangan Pelabuhan. Artikel. Anonim. Pelabuhan. http://www.google.co.id/search? tbm=isch&hl=id&source=hp&biw=1503&bih=644&q=pelabuhan[2 Oktober 2011] Budiartha Nyoman, Arnatha I Made. Pelabuhan. 2000. Surabaya. PT. Guna Widya. Koern, Denny. Pelaku-Pelaku Bisnis Pelabuhan. 2010. Artikel. http://bunga-wwwdepakde.blogspot.com/ [2 Oktober 2011] TriatmodjoBambang.Pelabuhan.2008.Yogyakarta.Beta Offset Wikipedia. Pelabuhan. 2011 http://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan[2 Oktober 2011]

26

You might also like