You are on page 1of 6

Diare

1. Pengertian Diare a. Diare adalah buang air besar encer atau cair yang lebih dari tiga kali sehari (WHO, 1992). b. Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. c. Diare adalah buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi BAB yang meningkat. 2. Penyebab Diare a. Infeksi 1). Infeksi enteral Adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab diare. a). Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela, Campylobakteri, Yersenia, Aerromonas. b). Infeksi virus : Entro virus, adenovirus, Rotavirus, Astovirus dll. c). Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur. 2). Infeksi Parentral Adalah infeksi diluar alat pencernaan makan seperti otitis media akut (OMA) tonsillitis/ Tonsiloparingitis, bronkhopnemonia , encepalitis dsb. Keadaan ini terutama tedapat pada anak kurang dari 2 tahun. Keterangan : Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.

B. Faktor Malabsorsi 1). Malabsorbsi karbohidrat 2). Malabsorbsi lemak 3). Malabsorbsi Protein c. Faktor makanan: Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. d. Psikologis : rasa takut dan cemas

Faktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare: a. Tidak memadainya penyediaan air bersih b. Air tercemar oleh tinja c. Pembuangan tinja yang tidak hygienis d. Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek e. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya f. Penghentian ASI yang terlalu dini

3.

Klasifikasi Diare a. Menurut perjalanan penyakit : 1) Akut : jika kurang dari 1 minggu Penyebab diare akut ( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam. 2) Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari 3) Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non infeksi 4) Persisten : Jika >14 hari dan disebabkan oleh infeksi b. Menurut patofisiologi : 1). Gangguan absorbsi 2). Gangguan sekresi 3). Gangguan osmotik

c. Menurut penyebab 1). Infeksi : Virus, bakteri, parasit,jamur 2). Konstitusi 3). Malabsorbsi d. klasifikasi berdasasarkan gangguan faal: 1). Dorongan didalam usus normal yang terlalu cepat , yang dapat disebabkan oleh: a). Rangsangan syaraf yang abnormal terdapat pada : psycogenic diarrhea atau keracunan mecholyl. b). Pengaruh zat kimia terhadap motilitas yang abnormal, misalnya pada: sindroma karsinoid, penyakit addisons, thirotoksikosis.

c). Iritasi pada intestine misalnya pada: pemakaian oleum recine, colitis ulserative, perikolil abses. d).Hilangnya simpanan di kolon misalnya pada: destruksi sphincter ani, ileostomi dll. 2). Gangguan pencernaan makanan karena : a). Hilangnya fungsi reservoit dari lambung, misalnya pada postgastrektom timbul sindroma dumping. b). Penyakit pancreas. c). Insufisiensi sepanjang intestine. d). Kemungkinan adanya sekresi abnormal dari HCL, misalnya pada sindroma zollinger Ellison. 3). Absorbsi abnormal pada pencernaan makanan, misalnya penyakit hati, penyakit pada intestine, obstruksi mesenteric ( karsinomatosis atau pada TBC). 4. Pathogenesis Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah: a. Gangguan osmotic Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkanya sehingga timbul diare. b. Gangguan sekresi Akibat rangsang tertentu ( Misalnya toksin pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus c. Gangguan motilitas usus Hiperpristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makan seingga timbul diare. Sebaliknya bila pristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang menyebabkan diare. 5. Tanda dan Gejala Diare a. Gejala diare adalah tinja encer b. Muntah c. Badan lesu atau lemah d. Panas e. Tidak nafsu makan

f. Darah dan lendir dalam kotoran g. Nyeri pinggang Sebelum diare terjadi biasanya penderita merasa mulal dan muntah. Rasa mual dan muntah ini disebabkan oleh infeksi virus. Selain menyebabkan mual, muntah dan diare, virus unu dapat menyebabkan demam, tinja berdarah, penurunan nafsu makan sehinnga dapat menyebabkan penderita lesu.

6.

Komplikasi Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut: a. Dehidrasi Cara menilai dehidrasi menurut WHO ( 1992) Tanda dan Gejala Keadaan umum Tidak dehidrasi Baik Dehidrasi ringan Rewel. lemah Mata Air mata Tidak cekung Jika Cekung dan kering Sangat cekung Dehidrasi berat

Gelisah, Apatis, tidak sadar

menangis Jika menangis tidak Jika menangis tidak terdapat air mata kering Haus sekali, ada air mata Sangat kering jika Tidak bisa minum

masih ada Bibir Rasa haus Tidak kering Tidak merasa haus

diberi minum rakus Cubitan kulit Jika dicubit cepat Jika kembali dicubit, Jika kembali lambat. dicubit, sangat

kembali lambat

b. Renjatan hipovolemik c. Hipoglikemi d. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan defisiensi enzim laktase e. Hipokalemia f. Kejang terjadi akibat dehidrasi hipertonik

g. Malnutrisi energi protein

7.

Pencegahan Diare Diare dapat dicegah dengan cara: a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting: 1) Sebelum makan, 2) setelah buang air besar, 3) sebelum memegang bayi, 4) setelah menceboki anak dan 5) sebelum menyiapkan makanan; b. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi; c. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain). d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.

8.

Pengobatan Diare Prinsip penatalaksanaan diare a. Mencegah terjadinya dehidrasi b. Mengobati dehidrasi c. Memberi makan d. Mencegah masalah lain Tips atau cara menanggulangi diare a. Minum Air Putih yang Banyak Penderita diare harus minum air putih yang banyak karena dengan sering buang air besar maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan yang baru. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah dimasak. Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan energi dan menahan diare / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain sebagainya yang mampu merangsang asam lambung. b. Makan Makanan Khusus

Menghindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar. Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dah halus seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberikan energi, sedangkan telur asin akan memberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh. Hindari makan makanan di luar sembarangan serta makanan yang pedas mengandung cabai dan lada. c. Istirahat yang Cukup Seseorang yang mengalami diare akan merasa lemah, lemas, lesu, kurang bergairah, dan sebagainya. Istirahat sangata dibutuhkan oleh orang yang menderita diare. Tidur sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus teratur, banyak minum, beribadah dan berdoa dan lain-lain. d. Minum Obat Dengan Dosis yang Tepat Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda dalam pengobatan diare. Penderita diare harus memeriksakan sakinya ke pelayanan kesehatan agar mendapat obat yang sesuai. Apabila sudah mendapatkan obat, maka obat harus diminum sesuai ketentuan. Biasanya dokter akan memberikan obat mules, obat diare, vitamin dan antibiotik. Untuk obat mules dan diare sebaiknya diminum jika perut mulas dan diare saja dan hentikan jika sudah berhenti mules dan diare. Sedangkan untuk antibiotik wajib dihabiskan agar kuman dan bibit penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi. Apabila diare sudah sembuh dan vitamin masih, maka vitamin boleh diminim ataupun dihentikan. Vitamin diminum dalam jumlah yang cukup jangan sampai berlebihan.

You might also like