You are on page 1of 13

BAB II HUBUNGAN BENTUK SEL DAN PERAN FISIOLOGIS SEL

dr. Zulham, M. Biomed.

PENDAHULUAN Pada bab terdahulu kita telah membicarakan dasar-dasar mempelajari sel. Kita telah mengetahui bahwa sel memiliki karakter tertentu sehingga dapat memberikan gambaran tertentu saat diberi pewarnaan. Karakter tersebut memberikan gambaran atas peran fungsional sel seperti kemampuan sekresi, keaktifan sel dalam produksi protein, endokrin, pergerakan, absorpsi, ekskresi, perlindungan, reproduksi, kematian sel, dan sebagainya.

Pokok Bahasan Sel Prokaryota dan Eukaryota Ontologi Sel Eukaryota Organisasi Sel dan Peran fisiologis Sel Mahasiswa akan dapat: Mengevaluasi bentuk-bentuk sel Menjelaskan peran organel-organel sel Menjelaskan organisasi sel dan peran fisiologisnya SEL PROKARYOTA DAN SEL EUKARYOTA Sel pada makhuk hidup dibedakan atas dasar struktur sel menjadi dua kelompok yaitu kelompok sel prokaryotik dan sel eukaryotik. Sel eukaryotik memiliki kompartemen sitoplasma yang dikelilingi membran yang jelas, nukleus berisikan DNA. Sel prokaryotik tidak memiliki membran nukleus yang jelas untuk melindungi DNA (Gambar 5). Tumbuhan, fungi, dan hewan adalah eukaryota. Bakteri dan archae adalah prokaryota. Kebanyakan sel prokaryota berukuran kecil dan berpenampilan sederhana dan hidup sebagai individu independen atau dalam komunitas yang terorganisasi secara longgar. Jenis ini berbentuk sferis atau batang, berukuran beberapa mikrometer dalam dimensi linear. Sel prokaryota juga memiliki lapisan perlindungan yang kuat, dinding sel, dan di bawah dinding sel terdapat membran plasma yang menutupi kompartemen sitoplasma tunggal yang berisi

Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

DNA, RNA, protein-protein, dan banyak molekul lainya yang penting untuk kehidupan (Alberts, 2008).

Gambar 5. Sel prokaryota dan eukaryota. E. Coli, suatu sel prokaryota, tidak memiliki nukleus (A). Suatu gambaran sel eukaryota yang diwakili oleh hepatocyte. Terdapat nukleus di dalam sel (B). Gambaran mikroskopis elektron E.coli, interior sel prokaryota merupakan suatau matriks dengan beragam tekstur tanpa struktur internal yang dapat dikenali (C). Berbeda dengan E. coli, hepatocyte menunjukkan berbagai organel dengan lapisan membran, termasuk nukleus (D).

Bentuk Sel Eukaryota Bentuk sel eukaryota bisa berupa gelendong, pipih, bulat, kuboid, columnar, menyerupai jala (reticular), dan lain-lain. Mengamati bentuk nyata sel pada sediaan rutin hematoxylin eosin adalah sulit. Ini disebabkan pewarnaan HE tidak mewarnai membran plasma secara spesifik sehingga HE tidak memberikan gambaran batas sel. Di samping itu, irisan setipis 5 m sering terlalu tipis untuk beberapa sel yang ukurannya cukup besar. Sebagai contoh, neuron (sel saraf) dapat memiliki juluran sitoplasma (cytoplasmic process) berupa axon dengan ukuran yang sangat panjang untuk ditampilkan di preparat histologi.

Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

Irisan jaringan juga hanya mampu memberikan gambaran dua dimensi. Untuk mengatasi kekurangan ini, dipergunakan berbagai teknik pewarnaan khusus dan peralatan observasi misalnya electron microscopy, bisa salah satunya berupa scanning atau transmission electron microscopy. Pada sediaan rutin, bentuk dan letak nukleus digunakan sebagai dasar untuk mengamati bentuk sel, terutama pada jaringan epitel. Bentuk nukleus oval dan terletak pada bagian bawah sel mencerminkan bentuk columnar. Bentuk nukleus yang pipih dan terletak di tengah sel menunjukkan bentuk gepeng (squamous). Bentuk nukleus bulat dan terletak di tengah sel menunjukkan bentuk kuboid. Jaringan ikat dewasa (mature) dihuni banyak sel jaringan ikat yang memiliki nukleus yang gepeng. Populasi sel seperti ini bisa berarti fibroblast, fibrosit, ataupun sel mesenkim. Selanjutnya, pola kromatin akan membedakan fibroblast dan fibrosit. Sementara, sel mesenkim dibedakan dengan berbagai uji imunohistokimia. Selain sel gepeng jaringan ikat, terdapat sel darah putih yang beredar ke jaringan ikat. Sel darah putih di jaringan ikat dapat dikenali dengan bentuk nukleus yang khas. Pada jaringan otot, sel berbentuk serabut. Sel otot memiliki bentuk sel yang gepeng. Ciri khas lainnya adalah didapatinya filamen aktin dan myosin. Filamen ini pada sel otot rangka menunjukkan pola gurat melintang pada sel otot. Pada jaringan epitel yang melapisi lumen saluran, dapat ditemukan sel myoepitel berbentuk gepeng yang juga memiliki kemampuan kontraksi. Pada neuron (sel saraf), bentuk neuron memiliki ciri sendiri yang khas untuk peran rangsangan. Biasanya sel neuron memiliki perikaryon (cell body) dan juluran sitoplasma (cytoplasmic process). Nukleus pada sel neuron berukuran cukup besar dan menunjukkan keberadaan nukleolus (anak inti). Cytoplasmic processes berkembang menjadi axon dan dendrit. Beberapa sel memiliki variasi pada jumlah nukleus. Pada leukosit polimorfonuklear dan megakaryosit, nukleus mengalami segmentasi menjadi dua hingga enam segmen. Banyak sel lainnya memberikan gambaran lekukan pada nukleus. Pada sel-sel tertentu dapat ditemukan lebih dari satu nukleus dalam sel: sel epitel transitional dengan dua nukleus dan osteoclast dengan enam hingga 20 nukleus.

ONTOLOGI SEL EUKARYOTA Sel dibentuk atas kompartemen yaitu nukleus dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma, terdapat kompartemen-kompartemen lain yang juga dibentuk oleh membran plasma yang
Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

juga disusun terutama oleh dwilapis fosfolipid. Kompartemen ini membentuk ruang di dalam sel, organel, atau pun vesikel. Selain organel sel, terdapat sitoskeleton dan sitosol.

Membran Sel
Membran sel mempunyai struktur dasar sama yakni terdiri dari molekul lipid dan protein

yang berinteraksi dengan ikatan nonkovalen dan terorganisasi secara mosaik lipid sebagai matriks dan protein terletak di dalam matriks lipid. Lipid membentuk lapis ganda setebal 4 5 nm yang berfungsi sebagai barier impermeabel tehadap ion dan molekul/partikel yang larut dalam air. Protein yang tertanam pada matriks lipid berfungsi sebagai (a) alat transport ion dan molekul-molekul tertentu dari dan keluar sel, (b) enzim yang mengkatalisis reaksi yang berhubungan dengan fungsi dan aktivitas membran sel, (c) reseptor untuk menerima sinyal (stimulus) dari lingkungan, dan (d) komponen struktural untuk menunjang dan memberi bentuk sel. Membran sel bersifat dinamis. Makna dinamis ialah molekul lipid dan protein dapat berpindah-pindah meskipun dalam lingkup terbatas dikenal sebagai mekanisme flip-flop. Membran sel adalah tidak simetri (asimetri) dengan pengertian bahwa komposisi lipid dan protein permukaan luar dan dalam membran sel adalah tidak sama. Komposisi lipid dan protein membran sel bervariasi tergantung jenis, fungsi, dan spesies. Membran sel eukaryota mempunyai komponen karbohidrat yang terikat secara kovalen pada protein (glikoprotein) atau lipid (glikolipid). Massa karbohidrat di permukaan sel disebut glikokaliks (glycocalyx).

Lipid Membran Plasma Sel Lipid yang menyusun membran sel terdiri dari: 1. Fosfolipid Fosfolipid membangun bagian terbesar membran sel. Ia merupakan molekul amfifatik, memiliki bagian polar dan non polar, yang membentuk struktur lapis ganda bagian hidrofilik berada di permukaan berinteraksi dengan luar membran sel maupun sitoplasma, sedangkan bagian hidrofobik membentuk matriks di bagian dalam. Struktur ini seperti micelle. Permukaan luar membran sel umumnya disusun oleh fosfolipid netral yakni fosfatidilkholin, fosfatidil etanolamin, spingomielin, dan galaktoserebrosid. Permukaan dalam disusun oleh fosfolipid asam yakni fosfatidil inositol, fosfatidil serin, kardiolipin, dan

Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

fosfatidil gliserol. Bagian dalam membran sel lebih bermuatan negatif. Keadaan ini sesuai/cocok untuk interaksi dengan protein-protein spesifik (protein ekstrinsik). Fosfolipid membran sel mungkin disusun oleh asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh mempunyai konformasi lurus, lebih terorganisasi menjadi padat dan kuat. Hal ini dapat kita temui pada sel epitel. Asam lemak tidak jenuh menyebabkan membran sel tidak padat dan kuat karena mempunyai konformasi tidak lurus. Hal ini dapat kita temui pada eritrosit. 2. Kolesterol Kolesterol ialah molekul lebih kecil dari fosfolipid. Ia membuat membran sel menjadi lebih rigid/tidak fleksibel. Membran lipid menjadi lebih rapat karena kolesterol mengisi ruangan yang di bentuk oleh interaksi asam-asam lemak tidak jenuh. Karena bersifat nonpolar maka kolesterol terletak di bagian yang hidrofobik. Keberadaan kolesterol pada membran sel hanya terdapat pada membran sel binatang.

Protein Membran Plasma Sel Protein yang menyusun membran sel terletak secara mosaik pada matriks lipid. Berdasarkan letak/posisinya pada membran sel, protein dikelompokkan menjadi protein ekstrinsik (protein perifer) dan protein intrinsik (protein integral). Protein ekstrinsik terletak pada permukaan dalam/luar membran sel dan terikat pada membran lipid dengan ikatan elektrostatik. Protein ekstrinsik mudah dilepas dari membran sel dengan cara memberikan larutan berkonsentrasi garam tinggi (high ionic strength) atau dengan memberi chelating agent (EDTA). Protein ekstrinsik terdiri dari asam-asam amino hidrofilik dan akan larut dalam bufer yang netral. Salah satu contohnya adalah cytochrom C dan spectrin (pada eritrosit). Protein intrinsik (protein integral) tertanam sebagiannya dalam matriks lipid dan sebagian lainnya lagi mencuat bebas diluar matriks. Bagian yang tertanam berinteraksi dengan bagian hidrofobik lipid melalui ikatan hidrofobik dan terdiri dari asam-asam amino hidrofobik. Bagian di luar matriks umumnya terdiri dari asam-asam amino hidrofilik. Untuk mengisolasinya kita harus merusak ikatan hidrofobik membran sel dengan bahan deterjen (triton, deoxycholat, nonidet) atau pelarut organik (xylene, acetone). Karena terdiri dari asam amino hidrofobik, protein integral didalam bufer akan membentuk agregat. Contoh protein intrinsik adalah membrane-bound enzyme dan histocompatibility antigen.

Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

Karbohidrat Membran Plasma Sel Karbohidrat yang terikat pada protein di permukaan luar membran sel membentuk molekul glikoprotein. Ia bersifat hidrofilik sehingga karbohidrat dapat berinteraksi dengan air dalam medium. Glikoprotein pada membran eritrosit disebut glikoforin menentukan golongan (ABO group & MN group) eritrosit. Karbohidrat yang terikat pada lipid membran membentuk satu unit glikolipid di permukaan sel. Glikolipid bersifat netral sehingga ia tidak berinteraksi dengan partikel / molekul bermuatan. Contoh glikolipid adalah galaktoserebrosid yang menyusun bagian terbesar myelin sheath.

Nukleus Nukleus berisi DNA, mRNA, protein, kolesterol (misalnya hormon-hormon yang bekerja di DNA response elements), dan materi lainnya (misal cAMP). Dengan pengamatan mikroskopis, kita dapat melihat bahwa nukleus berwarna biru karena mengikat zat warna hematoxylin. Dengan mengamati berbagai nukleus dari berbagai sel, kita dapat membandingkan bahwa nukleus dari sel yang berbeda memiliki daya ikat yang berbeda terhadap hematoxylin. Sebagian daerah nukleus memiliki warna biru, sebagian yang lain tidak berwarna biru (biru pucat) (Gambar 6). Warna yang biru pada nukleus disebut dengan tekstur heterochromatin sedangkan warna biru pucat atau putih disebut dengan tekstur euchromatin.

Gambar 6. A. Neutrophil memiliki satu nukleus dengan 3 4 segmen. Pola heterokromatin mendominasi nukleus. Nukleolus tidak dapat diamati. B. Neuron dari sistem saraf motorik motorik. Nukleus memiliki pola eukromatin yang relatif banyak dibandingkan dengan dua sel sebelumnya. Sitoplasma sel mengandung ergastoplasma dan pola basofilik yang dinamai Nissls granules.

Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

Komponen struktural dari nukleus adalah membran nukleus, lamina nukleus, nukleoplasma, dan kromosom dengan kromatin, dan nukleolus. Kromatin dengan granul halus disebut eukromatin, tetapi kromatin dengan granul padat dan sering terletak dekat membran nukleus adalah heterokromatin. Heterokromatin terwarnai lebih gelap pada preparat mikroskop cahaya.

Kotak 1 Perbandingan Volume Nukleus dan Sitoplasma Besar nukleus pada jenis sel yang sama akan sama pula. Pada jenis sel yang sama dan kondisi normal, rasio nukleus dan sitoplasma (rasio N/S) akan lebih kurang sama. Pembesaran rasio N/S, berarti bertambah besarnya nukleus, akan menimbulkan sangkaan kepada abnormalitas. Baik nukleus maupun sitoplasma dapat meningkat volumenya. Pada keadaan hipertrofi maka volume sitoplasma akan meningkat. Pada keadaan hiperplasia makan ukuran nukleus dan sitoplasma adalah tetap namun jumlah sel bertambah.

Gambar 7. Gambar A adalah hasil uji diagnostik papanicolau apusan leher rahim. Gambar B ialah sel dari apusan leher rahim dengan rasion N/S yang membesar. Perhatikan rasio N/S pada sel normal. Pembesaran gambar A lebih kecil daripada pembesaran gambar B.

Sitoplasma Pada banyak jaringan dan sel dengan pewarnaan HE, sitoplasma hampir selalu bersifat eosinofilik. Pengecualian terjadi pada sel dengan kemampuan produksi protein yang cukup tinggi seperti neuron (sel saraf) motorik, sel penghasil hormon, dan sel eksokrin pankreas. Sel-sel seperti ini menghasilkan dan mengeluarkan sejumlah besar protein sehingga sitoplasmanya dinamai ergastoplasma (Yunani: ergasticos = industri, sitoplasma yang

Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

bekerja). Karena kandungan ribosom mereka, komponen sel ini memiliki daya ikat yang kuat terhadap zat warna basa (misalnya, hematoxylin). Pengamatan mikroskop elektron menunjukkan sistem rough endoplasmic reticulum, ribosom bebas, dan polysomes sebagai material yang menyusun ergastoplama basofilik yang tampak pada mikroskop cahaya.
Ribosom

Ribosom adalah organel sel-yang paling paling kecil. Dengan diameter sekitar 25 nm, ribosom terlihat sebagai partikel ribonukleoprotein pada sediaan TEM. Ribosom merupakan
organel di mana terjadi transkripsi mRNA dan selanjutnya pembentukan polipeptida. Ribosom

terlibat pada biosintesis protein, termasuk sekretori, lisosom, dan protein-terikat membran. Ribosom bebas terdapat dalam jumlah besar dalam matriks sitoplasma, sebagai ribosom tunggal atau kelompok kecil ribosom (polisom).

Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma ialah suatu sistem berkesinambungan dari membran sel dengan ketebalan sekitar 6 nm. Bergantung pada aktivitas dan spesialisasi sel, membran terbentuk dalam berbagai bentuk, seperti tumpukan (stack) atau tubule (saluran). Membran ganda mungkin halus atau memiliki granul yang melekat pada permukaan luar mebran. Granul-granul ini adalah ribosom. Dengan demikian, terdapat dua jenis retikulum endoplasma: yang tidak bergranul (halus, smooth endoplasmic reticulum (sER)) dan yang bergranul (kasar, rough endoplasmic reticulum (rER)). Tumpukan-tumpuka lamellae multiplanar berpasangan adalah satu ciri khas dari retikulum endoplasma. Membran berongga sempit dan menyebar ke seluruh bagian sel. Jika suatu sel memiliki fungsi penyimpanan, membran-membran ini menjauh dari satu sama lainnya dan kemudian membentuk sisterna, dengan lumen yang lebarnya beberapa ratus nanometer. Sisterna endoplasmic reticulum menghubungkan sisterna perinuklear dan ruang ekstraselular. Sistem rumit dari membran rER ditemukan terutama pada sel-sel yang menghasilkan protein. Protein,yang dihasilkan pada membran rER, sebagian besar dikeluarkan dari sel dengan sekresi (termasuk hormon dan enzim pencernaan) atau menjadi bagian dari vesikel intraselular (protein membran). Retikulum endoplasma granular hadir tidak hanya dalam bentuk tumpukan membran tersusun paralel yang rapat. Sebaliknya, bergantung pada fungsi khusus dari suatu sel, rER

Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

ditemukan dalam berbagai bentuk dan dimensi. Peralihan antara retikulum endoplasma granular and agranular bisa jadi berkesinambungan. Pada beberapa tempat, khususnya pada bagian ujung, sisterna menggelembung menjadi bentuk menyerupai vakuola, balon, atau flask dengan ukuran besar yang bervariasi bergantung pada fungsi sel dan morfologi. Isi rER terdiri dari protein-protein, yang semuanya telah dihasilkan oleh ribosom yang melekat pada membran sering dikeluarkan selama proses pembuatan preparat, akibatnya sisterna rER tampak kosong pada mikroskopi cahaya. Perbedaan morfologi antara retikulum endoplasma halus atau agranular dengan retikulum endoplasma granular adalah ketiadaan ribosom. ER kasar berproliferasi menjadi ER halus, dimana sintesis lipid dan molekul steroid terjadi, kolesterol salah satunya. Lagi pula, sER memetabolisme banyak bahan xenobiotika, seperti obat-obatan, pestisida, karsinogen, dan lain-lain. Dengan demikian, sER adalah sistem detoksifikasi intraselular yang sangat penting. Retikulum endoplasma agranular berbentuk suatu jalinan rapat dari jaringan tubulus bercabang dengan diameter beragam (30100nm). Sisterna biasanya tidak ada. Pada hepatosit, kedua jenis retikulum endoplasma sering bertemu. Ada ekspansi retikulum endoplasma agranular pada sel-sel penghasil hormon steroid, khususnya pada sel-sel korteks adrenal, corpus luteum, dan sel-sel interstitial testes. Retikulum endoplasma agranular disebut sebagai sarcoplasmic reticulum pada sel/serabut otot rangka, yang berfungsi menyimpan kalsium. Bergantung pada jenis sel, morfologi sER bisa jadi sangat bervariasi. Pada beberapa sel, kedua bentuk retikulum endoplasma hadir bersama-sama, yang secara nyata berlanjut dengan saluran melingkar dari sER. Enzim-enzim untuk metabolisme glikogen dan lipid berada dalam sistem membran sER. Beragam lipoid, contohnya, dihasilkan di sER sel penghasil steroid, yang menghasilkan hormon steroid dari kolesterol.
Golgi Apparatus

Golgi apparatus tidak terwarnai pada preparat histologi rutin. Golgi apparatus terdapat di mana-mana dalam sel. Golgi apparatus terdiri dari membran dengan ketebalan sekitar 6 8nm. Unit dasar Golgi apparatus adalah dictyosome atau Golgi field. Golgi apparatus terdiri atas tumpukan 3-8 membran-membran berbentuk arkuata (menyerupai busur) dalam jarak dekat satu sama lainnya. Membran mengelilingi sisterna sempit yang panjang, yang sedikit melebar pada ujung-ujungnya. Sisterna Golgi selalu didampingi vesikel Golgi vesicles, yang mengantar dan mengekspor material (vesikel transpor). Golgi apparatus memiliki dua muka,
Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

sebuah muka yang convex (cis-), atau forming face dan sebuah muka concave (trans), atau secretory face.
Mitokondria

Mitokondria berfungsi

sebagai penyedia energi bagi sel ialah komponen sel

berserabut seperti batang, dan bergranul. Struktur dasar mengikuti dasar-dasar bentuk yang sama pada semua mitokondria. Sebuah membran luar memisahkan mitokondrion dari sitoplasma. Di dalam membran luar ini terdapat membran dalam. Membran dalam membentuk lipatan-lipatan seperti sekat (mitokondria krista), yang memanjang dengan berbagai panjang ke seluruh organel (mitokondria jenis krista). Membran dalam dan luar memisahkan dua kompartemen sel. Di antara membran dalam dan luar, terdapat kompartemen luar (kompartemen metabolik luar, rongga intermembran). Membran dalam dan krista membentuk batas mengelilingi kompartemen dalam (rongga metabolik dalam). Rongga ini mengandung matriks homogen atau granular dengan beragam kepadatan. Bentuk dan ukuran mitokondria bisa sangat berbeda, dari yang kecil hingga yang ukuran besar. Jumlah mitokondria dalam satu sel juga bervariasi. Selain dari mitokondria jenis krista, ada juga mitokondria dengan membrane dalam, yang menonjol ke dalam mitokondria seperti jari tangan atau saku. Mereka adalah mitokondria jenis tubular atau saccular. Tonjolan ini juga dapat menyerupai batang atau memiliki tepi-tepi, seperti yang mereka lakukan dalam mitokondria jenis prismatik. Mitokondria jenis tubular dan saccular terjadi pada sel-sel yang memproduksi hormon steroid.

Sitoskeleton dan Motility Apparatus

Sitoskeleton merupakan sistem filamen yang terdapat dalam sel sehingga sel mempunyai bentuk, mampu berubah bentuk, dapat bergerak, dan bisa mengatur komponen internalnya untuk tumbuh, membelah, dan menanggapi lingkungan yang berubah. Dengan adanya sitoskeleton sel dapat mendorong kromosom ke bagian tertentu saat mitosis atau melakukan kontraksi otot. Filamen pada sitoskeleton dikelompokkan atas 1. Filamen aktin (mikrofilamen) Filamen aktin berfungsi menentukan bentuk permukaan sel. 2. Mikrotubul Mikrotubul berfungsi menentukan posisi organel-organel sel yang diselubungi membran dan untuk transport intraseluler
Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

3. Filamen intermediat Filamen intermediat berfungsi dalam menentukan kekuatan mekanis dari sel

Setiap jenis filamen terbentuk dari protein subunit yang kecil. Mikrofilamen terdiri dari subunit actin. Miktotubul terdiri dari subunit tubulin. Ketiga jenis filamen merupakan
struktur filamen yang besar/panjang (berbentuk polimer) yang terbentuk melalui proses polimerisasi (assembly) subunit-subunit pembentuknya melalui ikatan kovalen. Kedua ujung dari mikrofilamen

dan mikrotubul berpolimerisasi dengan kecepatan yang berbeda: ujung plus (plus end) berpolimerisasi dengan cepat sementara ujung minus (minus end) berpolimerisasi dengan lambat. Sel dapat mengalami reorganisasi strukturnya dengan cepat melalui proses depolimerisasi
(disassembly) filamen-filamennya. Di dalam sel terdapat ratusan jenis protein yang berasosiasi dengan sitoskeleton, disebut cytoskeleton assosiated protein. Fungsinya adalah mengatur distribusi dan tingkah laku dinamis dari filamen. Contoh cytoskeleton assosiated protein ialah motor protein. Protein motor (molecular

motor, cytoskeleton-associate protein) mengikat filamen yang terpolarisasi dengan menggunakan energi hasil hidrolisis ATP untuk pergerakan sel. Protein motor sitoskeleton menyebabkan filamen sitoskeleton mengalami sliding (bergesekan/bergerak) bersama-sama, menimbulkan kontraksi otot, pergerakan/pergetaran cilia atau flagela, atau pembelahan sel. Ada 3 kelompok cytoskeletal motor protein: 1. Miosin, berfungsi menggerakkan filamen aktin (mikrofilamen) pada sel otot utk kontraksi otot 2. Kinesin, protein motor yg bergerak sepanjang mikrotubul, berperan dalam separasi kromosom pada pembelahan sel (mitosis). Strukturnya mirip dengan miosin II dan mempunyai binding site pada ekornya ke organel-organel sel yang dilingkupi oleh membran atau ke mikrotubul yang lain. 3. Dinein, protein motor pada mikrotubul bagian minus end, yang berperan dalam vesicle trafficking, termasuk penempatan badan Golgi di tengah sel, juga dalam pergerakan silia/flagela. Dinein adalah protein motor terbanyak dan tercepat, dapat mengerakkan mikrotubul 14 m/detik (kinesin: 2 3 m/detik.

Flagela dan silia dibentuk dari mikrotubul dan dinein yang membentuk struktur aksonem. Aksonem terdiri dari 9 doublet mikrotubul, disekeliling, 1 pasang mikrotubul, di pusat/sentral, dan dinein, ada 2 macam, di bagian luar dan bagian dalam, dan protein-protein lain seperti neksin.
Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

Gambar 9. Neurofibril pada axon (panah putih). Pewarnaan phosphotungstic acid hematoxylin.

ORGANISASI SEL DAN PERAN FISIOLOGIS SEL Jika dibandingkan satu sel eukaryota dengan sel eukaryota lainnya maka tiap-tiap sel bisa jadi memiliki perkembangan yang lebih pada satu atau beberapa organel sel. Dari perkembangan organel itu dan mendasarkan pada fungsi organel, kita dapat memperkirakan peran fisiologis umum sel tersebut. Untuk mengetahui fungsi sel atau organ, kita perlu membandingkan bentuk satu sel-dengan sel lainnya atau membandingkan variasi dalam struktur dan organel yang dimiliki oleh suatu sel.

LATIHAN Suatu organ memiliki sel-sel dengan banyak kapiler di dalamnya. Sel-sel terletak bersebelahan dengan kapiler dan memiliki vakuola-vakuola yang berdekatan dengan kapiler tersebut. Apakah fungsi dari organ tersebut?

Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

RINGKASAN

PENUTUP Tes formatif 1. Sebutkan ciri sel yang memiliki kemampuan absorpsi. 2. Sebutkan ciri sel yang memiliki kemampuan pergerakan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Alberts B et al. 2008. Molecular Biology of the Cell 5th Ed. New York. Garland Science. 2. Kuehnel W. 2003. Color atlas of cytology, histology, and microscopic anatomy 4th ed. New York. Thieme.

SENARAI Organel sel Spindel Sitoskeleton

Untuk Kalangan sendiri. Pertanyaan atau saran dapat dikirim ke histo_fkusu@yahoo.com

You might also like