You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apa Kontribusi seorang Myra Levine bagi perkembangan ilmu keperawatan?

Kiranya pertanyaan itu akan terjawab jika kita memahami model keperawatan yang diperkenalkanya dalam textbooknya yang terbit pada tahun 1967: introduction to clinical nursing. Dengan mensistematiskan sejumlah konsep dasar keperawatan pada framework saintifik, Levine - seorang professor ilmu keperawatan berkebangsaan Amerika Serikat yang lahir pada tahun 1944 dianggap berhasil oleh sebagian kalangan akademisi ilmu perawat tidak hanya dalam menggambarkan satu model keperawatan yang utuh, melainkan juga memberikan sejumlah fondasi pemikiran yang berarti bagi ilmu keperawatan kala itu. Bagi Barpara A. Pieper, seorang penulis Jurnal Keperawatan, menulis bahwa dengan Prinsip Konservasi dalam yang kokoh.1 model keperawatannya, Myra Levine mampu membuat ilmu keperawatan layaknya sebuah bangunan yang memiliki fondasi keilmuan Tak ayal jika kemudian American Journal of Nursing memberikan penghargaan pada textbooknya yang diterbitkan pada tahun 1969 dan direvisi pada 1973 itu sebagai book of the Year pada tahun 1970 dan 1974. Kendati banyaknya penghargaan berkat keberhasilannya, Levine tetap saja tidak mau diklaim sebagai seorang Nurse theoris sekalipun pemikirannya tersebut tetap eksis dalam banyak model keperawatan yang dipergunakan saat ini.2 Berdasarkan sejumlah alasan itulah kemudian, pemakalah menjadi tertarik untuk membahas lebih dalam sejumlah hal terkait dengan prinsip konservasi dalam Model Keperawatan Myra Levine. Dengan mengangkat sejumlah pertayaan permasalahan seperti : Bagaimana Levine memahami konsep-konsep dasar yang ada dalam ilmu Keperawatan? Bagaimana bentuk operasionalisasi konsep dari Prinsip Konservasi dalam Model Keperawatan Levine? Serta apa pengaruh Model Keperawatan Levine bagi perkembangan ilmu keperawatan saat ini? Model keperawatan Levine.
1

pemakalah berharap dapat memberikan

gambaran serta juga analisa kritis mengenai prinsip Konservasi yang terdapat dalam

Pieper, B.A (1999) Conseptual Models of Nursing Analysis and Application. Conseptual Model of Nursing Analysis and Applications. Hal. 137 2 Penghargaan lain yang diterima Myra Levine adalah : penerima penghargaan Sigma Theta Tau pertama dalam Elizabeth Ruseel Belford Award pada tahun 1977. Dalam Ibid, Hal. 137

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ada baiknya sebelum masuk ke dalam pembahasan mengenai prinsip konservasi dalam Model Keperawatan Levine, pemakalah terlebih dahulu memberikan sedikit kerangka pemikiran berkenaan dengan sejumlah pengertian yang terdapat dalam makalah ini sebagai berikut: Pertama, Konsep. Dubin (1969) mendefinisikan konsep sebagai satuan unit dalam sebuah teori. Selain itu konsep dapat berarti juga sebuah abstraksi yang terdapat dalam benak seseorang mengenai sebuah fenomena.3 Dua konsep dasar yang dapat kita lihat dalam Model keperawatan Levine adalah Holisme dan adaptasi. Dimana dengan memasukan konsep Holisme (holistic) dalam model keperawatannya, Levine tampak ingin memperlihatkan terintegrasinya berbagai unsur yang ada dalam ilmu keperawatan seperti person/pasien, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan dalam proporsi yang menurutnya tepat. Dan tentu saja juga berkemampuan dalam membangun satu model analisa keperawatan. Sementara untuk adaptasi, bisa dijelaskan secara singkat pada awal bagian makalah ini bahwa model keperawatan Levine adalah model keperawatan yang sejatinya melihat adaptasi sebagai inti/fokus objek kajian . Dengan menggunakan prinsip konservasi yang diartikan olehnya sebagai satu prinsip dalam rangka menjaga keutuhan kehidupannya dengan lingkungan. Model keperawatan Levine pun terlihat detil sekali ketika mengurai sejumlah hal terkait adaptasi beserta respon yang menyertainya. Kedua.Proposisi dan Model Keperawatan. Proposisi adalah sebuah pernyataan logis dalam sebuah teori yang biasanya memiliki kemampuan memprediksi. Dalam kaitannya terhadap Ilmu keperawatan yang tergolong ke dalam sains kesehatan, maka kualitas sebuah preposisi amat bergantung dari besaran manfaat yang dimilikinya ketika teori tersebut teraplikasi ke dalam sebuah analisa keperawatan. Sementara Model Keperawatan adalah gambaran atau representasi simbolik yang biasa dibuat dengan tujuan memudahkan seseorang dalam memahami sebuah preposisi yang terdapat dalam sebuah teori keperawatan .4

Dubin, B. (1969) , (1978) revised edition. Theory Building. New york: The Free Press. Hal. 28 4 Ibid, Hal. 165 s.d 167

BAB III KONSEP INTI TEORI A. Holisme Tiga konsep dasar yang mesti dipahami dalam melihat prinsip konservasi dalam model keperawatan Levine adalah holism, adaptasi, dan konservasi. Dimana dalam konteks ini holism (holism) diartikan sebagai cara pandang Levine dalam melihat sejumlah unsur yang terdapat dalam ilmu keperawatan seperti person, nursing/keperawatan, Lingkungan, dan Kesehatan yang terintegrasi dan tidak boleh terpisah satu sama lain dalam sebuah model keperawatan.. Berikut akan kami jelaskan bagaimana Levine mendefinisikan keempat unsur tersebut:

1.

Nursing / Keperawatan Myra Levine melihat nursing atau keperawatan sebagai sebuah bentuk

interaksi dinamis antara perawat dan pasien yang tidak bisa dilepaskan dari lingkungannya. Dan dengan disertai oleh basis ilmiah yang kuat, Levine pun memberikan sejumlah batasan pada apa yang dimaksud dengan Nursing/ keperawatan sebagai berikut:5
a. Sebagai

sebuah tindakan

ilmiah

yang memiliki

kemampuan

untuk

memprediksi perubahan kondisi pasien di berbagai situasi. Dalam hal ini, Levine sangat menekankan sekali seorang perawat untuk melakukan proses observasi baik sebelum maupun setelah menentukan jenis intervensi dilakukannya terhadap seorang pasien dalam rangka evaluasi.
b. Sebuah tindakan yang bersifat personal dimana setiap pasien mesti

mendapatkan tindakan keperawatan yang berbeda berdasarkan pada ciri atau karakter pasien yang berbeda-beda pula.
c. Dengan menggunakan istilah trophicognosis untuk menggantikan istilah

diagnosis yang biasa digunakan, Levine menegaskan bahwa tindakan pengambilan data-data keperawatan mestilah dilakukan dengan metode saintifik

Opcit, Hal. 139

agar sejumlah data beserta analisisnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.6 2. Person Seperti yang dijelaskannya bahwa: The person is complex, holistic, and interact with environment. Levine sepertinya ingin menjelaskan individu sebagai sebuah organisme holistik yang hidup dan memiliki keterkaitan erat dengan lingkungannya. Dimana setiap tindakan mereka mesti dilihat sebagai satu bentuk adaptasi dalam rangka mengakomodir berbagai kebutuhan fisik maupun psikisnya di konteks lingkungan alam maupun sosial tempat mereka tinggal Sehingga pasien yang yang menjadi objek studi dalam ilmu keperawatan tidak bisa dilihat hanya sebagai seorang yang sakit atau sedang dirawat di rumah sakit saja. Melainkan juga dalam kondisi sehat, maupun ketika berada dalam lingkungan mayarakatnya.7

3. Lingkungan Levine mendeskripsikan lingkungan sebagai sebuah konteks dinamis yang sangat mempengaruhi kehidupan individu baik fisik maupun psikis mereka. Ia membagi lingkungan ke dalam dua bagian yakni internal dan eksternal, Dimana lingkungan Internal adalah kondisi fisiologi serta patofisiologi si pasien sementara lingkungan eksternal adalah lingkungan luar yang terbagi atas:8

a. Persepsi Sejumlah factor dari luar yang berkorespondensi dengan organ pengindraan individu

Dengan mengikuti prinsip konservasi, Cakupan data dalam trophicognosis meliputi jumlah energy, , kondisi fungsi kerja organ fisik oasien, pengalaman hidup pasien dan nilai moral dan etis di diri pasien yang diperoleh melalui proses dialog baik dengan pasien sendiri maupun dengan anggota keluarga pasien, teman maupun lingkungannya. dalam http://aripristiana.blogspot.com/2011/02/model-konservasi-levine.html 7 Terkait dengan hal ini, Myra Levine juga lebih memilih penggunaaan kata pasien dibandingkan klien karena makna pengikut atau follower yang terdapat di dalam kata klen jelas bertolak belakang dengan arti kata pasien yang menurutnya merujuk pada rekan atau partner yang sedang berada dalam proses perawatan. Dalam Pieper, B.A (1999) Conseptual Model of Nursing Analysis and Applications. Newyork: Penerbit press.. Hal. 140 8 Bates, M. (1967). Naturalist et Large, Natural History, 767, 10

b. Operasional Sejumlah hal dari lingkungan yang tidak dapat dirasakan oleh indra seperti mikroorganisme dan radioaktif. Dan

c. Konseptual Faktor yang mampu mempengaruhi perilaku individu seperti bahasa, sistem nilai, tradisi, dan agama.

4.

Kesehatan Dengan menggunakan kata kesehatan dalam terminology anglo saxon yang berarti keseluruhan (whole)9, Levine jelas sekali tidak ingin melepaskan ide tentang kesehatan dari proses adaptasi individu selama mereka tumbuh dan berkembang sebagai sebuah organisme hidup. Dan dengan menjelaskan pula bahwa: It is important to keep in mind that health is also culturally determined it is not an entity on its own, but rather a definition imparted by the ethos and beliefs of the group to which individuals belong. Maka sejumlah factor eksternal yang mempengaruhi persepsi individu seperti lingkungan social serta budaya pun mesti diikutsertakan ke dalam cakupan unsur kesehatan selain factor fisiologis dan patologis yang umum digunakan ketika membahas permasalahan kesehatan.

B. Adaptasi Seperti beberapa teoritisi keperawatan lain yang menjadikan adaptasi sebagai focus objek studinya, Levine mencermati adaptasi sebagai sebuah proses berkesinambungan yang terkait antara individu dengan lingkungannya. Dimana dengan mengikuti logika lingkungan yang menurutnya terbagi ke dalam dua bagian yakni Internal dan eksternal seperti pada penjelasan diatas, Ia mendefinisikan adaptasi sebagai: sebuah proses yang dilakukan individu dalam rangka menjaga
9

Levine, M.E (1966). Adaptation and Assesment, a rationale for nursing information. Los Angeles: Davis. Hal. 2452

integritas kehidupannya dengan cara mensingkronkan lingkungan internal dengan lingkungan eksternalnya. Dan dengan mempertimbangkan pola dan kemampuan adaptasi tiap individu yang berbeda-beda menurut waktu (Historicity), karakter individu (Specifity), dan tingkat kemampuan adaptasi (Redundancy), Levin mengurai sejumlah respon lingkungan internal individu dalam proses adaptasi menjadi empat bagian sebagai berikut:

1. Fight or flight Bentuk respon psikis yang hanya didasari atas ketakutan atau kekhawatiran si individu belaka, tanpa adanya upaya pembuktian terlebih dahulu apakah sebenarnya ancaman yang menjadi sumber ketakutan tersebut eksis atau tidak dalam kenyataan.

2. Inflamatory response Sebuah respon yang berwujud mekanisme pertahanan diri ketika individu atau bagian daripada organnya menemui satu kondisi yang dianggapnya membahayakan. Menurut Levine, mekanisme organ tubuh individu dalam melawan penyakit pada masa penyembuhan juga dapat digolongkan ke dalam bentuk respon ini. dimana sejumlah dukungan dari luar seperti asupan energi dan upaya dalam mengkontrol dampak lingkungan sangatlah diperlukan.

3. Response to stress Adalah bentuk respon individu berdasarkan atas pengalamanya. Jika cakupan waktu inflammatory response adalah sesaat, maka respon yang satu ini lebih bersifat jangka panjang karena didasari oleh sejumlah pengalaman ketika merespon individu berbagai kondisi dan lingkungan yang ditemui seumur

hidupnya. Menurut Levine, bentuk respon macam ini lah yang menyebabkan terjadinya perubahan struktural pada diri individu termasuk organ-organ hormonalnya.

4. Perceptual awarness

Respon yang didasari atas perceptual awareness individu. Jika respon flight or flight dinilai Levine sebagai satu proses respon yang paling primitive, maka bentuk respon yang didasari atas tingkat pemahaman individu akan kondisi lingkungannya adalah yang paling mutakhir/maju, karena turut memperhitungkan pula kemampuan akal guna memprediksi sejumlah hal terkait perubahan lingkungan yang akan ditemuinya. Saat-saat seseorang mencari tahu sejumlah informasi guna menambah pemahamannya akan lingkungan adalah salah satu contoh dari bentuk respon ini.

C. Prinsip Konservasi dalam Model Keperawatan Levine

Dengan membaca dua konsep diatas (Holisme dan adaptasi), semestinya kita sudah dapat meraba logika yang dibangun oleh Levine dalam prinsip konservasi nya. Dimana dengan mengambil kosakata latin conservatio yang berarti menjaga kesinambungan Prinsip konservasi dalam keperawatan Levine dapat secara sederhana kita artikan sebagai sebuah prinsip yang melihat pentingnya seorang perawat untuk menjaga kesinambungan atau dalam istilahnya disebut dengan mengkonservasi kemampuan adaptasi lingkungan internal tubuh si pasien ketika berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya, baik dalam kondisi sehat (supportive) maupun dalam keadaan sakit (therapeutic). All adaptation represents accommodation between the internal and external environment. The individual `s ability to adapt influences nursing intervention; for examples, if adaptation is directed toward social-well being, nursing interventions are therapeutic; if adaptation is directed toward maintainence of status quo or a downward course, the nursing interventions are supportive.10 Lalu, bentuk adaptasi apa sajakah yang menurut Levine perlu dikonservasi oleh seorang perawat? Levine pun menjelaskan bahwa Prinsip konservasi-nya

10

Levine, M.E ( 1973) , Introduction to Clinical Nursing Los Angeles. Davis.(2nd edition). Hal. 13

memiliki empat ranah atau dimensi analisa yang kesemuanya berkaitan dan mesti diperhatikan seperti:11 1. Konservasi Energi Dengan memperhatikan proses pertukaran energi yang terjadi diantara lingkungan internal dan eksternal seorang pasien, Levine melihat perlunya penggunaan energi dalam proses perawatan seorang pasien seperti halnya bentuk aktifitas, asupan nutrisi, pertukaran 02 CO2 , suhu tubuh dan lain sebagainya diperhatikan dalam sebuah model keperawatan.

2. Konservasi Integritas Struktural Sejumlah hal yang berkaitan dengan kapasitas atau kemampuan organ tubuh fisiologis seperti kulit, skeletal-muskular, imunitas, dan lain sebagainya untuk beradaptasi maupun merestorasi dirinya sendiri jika dalam keadaan sakit. Dan tentu saja dengan turut memperhatikan pula beberapa faktor penting seperti usia dan gender seorang pasien.

3. Konservasi Integritas Personal Kemampuan adaptasi psikologis seorang pasien dalam merespon kondisi sehat-sakit yang sedang dialaminya. Dalam hal ini Levine menekankan pentingnya seorang perawat untuk menjaga integritas kepribadian seorang pasien dengan cara-cara seperti memanggil mereka dengan nama, memperlakukan orang dengan hormat, bersikap jujur, menjaga kerahasiaan, dan lain lain. 4. Konservasi Integritas sosial Dengan melihat manusia sebagai makhluk social yang membutuhkan hubungan dengan masyarakatnya, Levine sepertinya tak luput untuk melihat berbagai factor menyangkut lingkungan social seperti keluarga dan masyarakat tempat si pasien hidup sebagai wilayah keempat yang wajib disertakan dalam penyusunan sebuah model keperawatan.
11

Pieper, B.A (1999), Opcit. Hal. 137-138

D. Model Analisa Keperawatan Levine Setelah menguraikan ketiga konsep dasar tadi, berikut akan coba kami gambarkan model analisa keperawatan Levine :

BAB IV APLIKASI TEORI Penulis jurnal keperawatan seperti Barpara A. Pieper mencatat sejumlah pengaruh pemikiran Levine terhadap perkembangan ilmu keperawatan adalah sebagai berikut:12 Pertama, penekanan Levine yang kuat pada pentingnya metode sains digunakan dalam penyusunan model keperawatan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan penelitian bidang keperawatan. Utamanya pada bentuk
12

Pieper, B.A (1999), Opcit. Hal. 144-145

pengumpulan data dan penyusunan langkah-langkah intervensi keperawatan yang lebih sistematis dari sebelumnya. Kedua, Berkat konsep holisme dalam model keperawatannya, bangunan model analisa seorang perawat terhadap seorang pasien menjadi semakin kompleks dengan mengikutsertakan sejumlah faktor lingkungan yang menyertainya. Hal ini setidaknya memicu berbagai sekolah keperawatan untuk memasukan sejumlah ilmu yang berkaitan dengan masalah psikologi dan psikososial ke dalam kurikulum pendidikan mereka. Ketiga, memicu setiap perawat agar dapat memperlakukan berbagai pasien berbeda satu sama lain berdasarkan kebutuhan, karakter, maupun latar lingkungan tempat si pasien tinggal. Beberapa hal tersebut tampak juga dirasakan di Indonesia, khususnya bagi pemakalah yang masih tercatat sebagai pengajar di salah satu Akper sakah satu rumah sakit di Jakarta melihat pengaruh model analisa Levine utamanya dalam hal pendidikan dan praktik keperawatan di Indonesia adalah sebagai berikut. 1. Dengan rekomendasi Levine terhadap Trophicognosis pendidikan keperawatan di Indoneisa makin diarahkan pada cara observasi serta pengumpulan data yang berbasis pada prinsip konservasi seperti: mencatat jumlah asupan gizi dan obat, bentuk respon pasien terhadap proses penyembuhan, pengalaman hidup, hubungan pasien dengan anggota keluarga, teman, lingkungan dan sebagainya. 2. Dengan adannya prinsip konservasi yang menyangkut energi, asuhan keperawatan yang ada di Indonesia menjadi turut mempertimbangkan pula pemakaian energy saat proses penyembuhan dilakukan. Khususnya bagi rumah sakit dengan memasukan sejumlah factor terkait dengan kebijakan menyangkut permasalahan administratif, ketersediaan alat, dalam menentukan bentuk intervensi terhadap pasien baik yang sifatnya terapeutik maupun suportif. BAB V ANALISA KRITIS METODE KEPERAWATAN LEVINE

Setelah mencerna beberapa hal terkait dengan Model keperawatan Levine, berikut tiga hal yang menurut pemakalah bisa dikritisi agar bisa dijadikan sebagai bahan diskusi yang dapat kita kaji bersama-sama
A. Adaptasi sebagai focus objek studi.

10

Pinsip konservasi dalam model keperawatan Myra Levine sepertinya ingin menunjukan kepada kita betapa pentingnya adaptasi individu dengan segenap lingkungan yang menyertai pasien ditelaah dalam model keperawatan. Meski terlihat berguna bagi perkembangan penelitian ilmu keperawatan dengan kemampuan analisa serta evaluasi yang dalam dan berkesinambungan, akan tetapi pemakalah menyoroti sejumlah ketidak efektifannya ketika model tersebut mesti diaplikasikan ke dalam praktik asuhan keperawatan sehari-hari semisal: Ketidakefektifan waktu dan tenaga. Dengan memperhitungkan banyaknya jumlah serta kompleksitas faktor menyangkut adaptasi yang mesti dianalisa, proses peyusunan asuhan keperawatan pun takan memakan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. coba saja kita bandingkan dengan model keperawatan lain semisal dengan yang dibuat oleh Virginia Henderson yang berpusat pada kebutuhan manusia? Bukankah dengan hanya berfokus pada dipenuhinya sejumlah kebutuhan dasar manusia, proses observasi dan penyusunan model asuhan keperawatan akan menjadi lebih ringkas mengingat empat belas (14) jenis kebutuhan Henderson13kriteria yang digunakan jelas lebih rigid ketimbang Prinsip Konservasi levine dengan memiliki kriteria adaptasi yang terbilang lebih abstrak.

B. Hubungan Perawat Pasien

Jika dalam fokus objek studi, model keperawatan Levine lebih berguna pada aspek pendidikan dengan pengumpulan data yang lebih valid, maka dalam hal Hubungan perawat-pasien justru sebaliknya. Sejauh pandangan penulis dalam menyoroti hubungan perawat-pasien dalam model keperawatan Levine, peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan lebih cendrung diarahkan kearah yang lebih aktif baik dalam melakukan proses supporting dalam kondisi sehat maupun
13

Potter & Perry. 1999 "Fundamental Keperawatan", Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan : A. Aziz Alimul Hidayat, Penerbit Salemba Medika.Lyn Basfort & Oliver Slevin, Teori dan Praktek Keoerawatan: pendekatan Integral pada asuhan pasien, EGC, Jakarta 2006 dalam Teori Konseptual VIRGINIA HENDERSON http://kapukpkusolo.blogspot.com/2010/10/teori-konseptual-virginia-henderson.html

11

teurapeutik ketika sakit. Hal ini sangat jelas muncul ketika Levine lebih memilih kata pasien dibandingkan klien dimana : Altought the term patient may imply some dependence, Levine (1984) believes it to be temporary condition that will be terminated as soon as independence can be restored trough the efforts of both the nurse an the patient.14 Meski diperhalus dengan adanya kata-kata perawatan yang besrifat sementara (temporary), akan tetapi keberadaan usaha (effort) dalam konteks ini tentu mesti dilihat sebagai hal yang berkorelasi negatif dengan nilai otonomi pasien yang terkandung dalam metode sains yang digunakannya. Yang menjadi catatan penting untuk digaris bawahi disini adalah: keberadaan Inkonsistensi hubungan perawat pasien dalam sebuah model analisa keperawatan yang dilandasi sains bukan berarti hanya muncul di dalam model keperawatan Levine saja, melainkan telah menjadi satu permasalahan filosofis yang menurut Mark Risjord ditengarai akibat masih rancunya epistemologi sains dalam ilmu keperawatan. Dimana di satu sisi, sains menginginkan keberadaan peran perawat yang pasif, sementara di sisi lain profesi keperawatan menuntut satu tindakan yang aktif dan memiliki tujuan yakni membantu klien untuk mencapai kondisi sehat.

BAB VI KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada tiga konsep dasar dalam prinsip konservasi model keperawatan Levine yaitu

Holisme, Adaptasi, dan Konservasi dengan focus object studi adaptasi individu
14

Pieper, B.A (1999) Conseptual Models of Nursing Analysis and Application. Conseptual Model of Nursing Analysis and Applications. Hal. 140

12

2. Berdasarkan konsep holism dan adaptasi Levine membangun prinsip konservasi,

dimana konseravsi

bentuk adaptasi yang perlu dikonservasi adalah konservasi energy, integritas struktur, Konservasi integritas personal dan konservasi

integritas sosial. 3. Berkat konsep holism dalam model keperawatan, membangun model analisa seorang perawat terhadap pasien semakin kompleks
4. Pengaruh model Levine dalam pendidikan keperawatan semakin diarahkan pada cara

observasi serta pengumpulan data yang berbasis pada prinsip konservasi. Hal ini menyebabkan pula asuhan keperawatan yang ada di Indonesia menjadi turut mempertimbangkan pemakaian energy saat proses penyembuhan dilakukan terhadap pasien baik bersifat terapeutik maupun suportif . 5. Setidaknya terdapat dua hal dalam model keperawatan Levine yang menurut pemakalah bisa dikritisi yaitu: a. Focus studi pada adaptasi yang terbilang kompleks sangat baik jika diterapkan dalam ranah pendidikan, tapi kurang efektif ketika diterapkan dalam keperawatan klinis.
b. Sebaliknya dalam hal hubungan perawat pasien, dimana sangat berdampak

baik dalam hal keperawatan klinis tetapi tidak pada dunia akademis mengingat terdapatnya inkonsistensi Dimana di satu sisi, sains menginginkan keberadaan peran perawat yang pasif, sementara di sisi lain profesi keperawatan menuntut satu tindakan yang aktif mencapai kondisi sehat. dan memiliki tujuan yakni membantu klien untuk

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal Dubin, B. (1969) , (1978 revised edition). Theory Building. New york: The Free Press. Bates, M. (1967). Naturalist et Large, Natural History

13

Levine, M.E (1966). Adaptation and Assesment, a rationale for nursing information. Los Angeles: Davis. Levine, M.E ( 1973). Introduction to Clinical Nursing Los Angeles. Davis.(2nd edition). Los Angeles: Davis Pieper, B.A (1999) .Conseptual Models of Nursing Analysis and Application. Situs Internet http://aripristiana.blogspot.com/2011/02/model-konservasi-levine.html http://kapukpkusolo.blogspot.com/2010/10/teori-konseptual-virginia-henderson.html

14

You might also like