You are on page 1of 42

BIOLOGI Carpophilus hemipterus L. (Coleoptera: Nitidulidae) pada KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.

Oleh : FITRIYA DWI HANDAYANI 0310460018-46

SKRIPSI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN MALANG 2008

BIOLOGI Carpophilus hemipterus L. (Coleoptera: Nitidulidae) pada KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

Oleh : FITRIYA DWI HANDAYANI 0310460018-46

SKRIPSI Disampaikan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN PROGRAM STUDI ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN MALANG 2008

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan gagasan atau hasil penelitian saya sendiri, dengan bimbingan komisi pembimbing. Skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya dalam daftar pustaka.

Malang, September 2008

Fitriya Dwi Handayani

LEMBAR PERSETUJUAN Judul Skripsi : Biologi Carpophilus hemipterus L.(Coleoptera:Nitidulidae) pada Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) : Fitriya Dwi Handayani : 0310460018 - 46 : Hama dan Penyakit Tumbuhan : Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan

Nama Nim Jurusan Program Studi

Menyetujui : Pembimbing Utama, Pendamping,

Dr. Ir. Gatot Mudjiono NIP. 130 704 150

Ir. Ludji Pantja Astuti, MS. NIP. 131 573 966

Mengetahui, Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan

Dr. Ir. Syamsuddin Djauhari, MS. NIP. 130 936 225

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan MAJELIS PENGUJI

Penguji I

Penguji II

Dr. Ir. Syamsuddin Djauhari, MS. NIP. 130 936 225

Dr. Ir. Bambang Tri Rahardjo, SU. NIP. 131 281 382

Penguji III

Penguji IV

Dr. Ir. Gatot Mudjiono NIP. 130 704 150

Ir. Ludji Pantja Astuti, MS. NIP. 131 573 966

Tanggal Lulus: 26 September 2008

RINGKASAN Fitriya Dwi Handayani. 0310460018-46. Biologi Carpophilus hemipterus L. (Coleoptera: Nitidulidae) pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Dibawah bimbingan Dr. Ir. Gatot Mudjiono dan Ir. Ludji Pantja Astuti, MS.

Carpophilus hemipterus L.(Driedfruit beetle) adalah hama utama pada simpanan kurma, anggur, apel, jeruk, kismis, ara dan pisang sehingga mengakibatkan kehilangan hasil secara kuantitas dan kualitas. Akan tetapi pada saat ini C. hemipterus pada simpanan kacang tanah. Oleh karena itu penelitian tentang beberapa aspek biologi C. hemipterus pada kacang tanah diharapkan dapat memberikan informasi dasar untuk penerapan pengendalian yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari beberapa aspek biologi hama C. hemipterus pada simpanan kacang tanah varietas lokal kepanjen yang meliputi perilaku kawin imago, ukuran, bentuk, berat, warna dan lama masing-masing stadium dan mengetahui penurunan berat akibat infestasi C. hemipterus pada simpanan kacang tanah varietas lokal kepanjen dengan populasi awal yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hama Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, mulai bulan November 2007 sampai bulan Januari 2008. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan, yaitu biologi C. hemipterus pada kacang tanah Varietas lokal Kepanjen dan pengaruh padat populasi awal C. hemipterus terhadap penurunan berat kacang tanah Varietas Lokal Kepanjen. Pada percobaan pertama menggunakan satu pasang imago C. hemipterus dan diulang 10 kali. Pada percobaan kedua menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 3 perlakuan dan diulang 10 kali, sebagai kontrol kacang tanah tanpa infestasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa C. hemipterus dapat hidup dan berkembang pada kacang tanah Varietas Lokal Kepanjen. Perilaku kawin imago C. hemipterus terjadi setelah imago berumur tiga hari. Telur C. hemipterus berbentuk oval, pipih, berwarna putih bening berukuran 0, 11 0, 08 mm. Stadium telur berlangsung selama 3, 39 0, 30 hari. Larva C. hemipterus bertipe Campodeiform, berwarna putih kekuningan bentuk tubuh panjang, terdapat tiga pasang tungkai, caput berwarna coklat muda dan aktif bergerak berukuran 3, 14 0, 04 mm. Berat larva adalah 2, 34 0, 05 mg dan lama stadium larva adalah 9, 33 0, 23 hari. Pupa C. hemipterus bertipe Exarate, berbentuk oval, berwarna putih berukuran 1, 18 0, 11 mm dan berat pupa adalah 1, 55 0, 55 mg. Stadium pupa berlangsung selama 7, 11 0, 22 hari. Imago C. hemipterus berbentuk oval, berwarna coklat kehitaman, agak mengkilat, pada elytra terdapat spot berwarna coklat, dengan tungkai berwarna coklat kemerahan. Fekunditas imago betina adalah 53, 5 2, 79 butir dengan masa oviposisi selama 37 hari. Padat populasi awal satu pasang, dua pasang dan tiga pasang C. hemipterus pada kacang tanah Varietas Lokal Kepanjen selama 2 bulan penyimpanan menyebabkan penurunan berat berturut-turut sebesar 40, 84%, 51, 41% dan 67, 69%.

SUMMARY Fitriya Dwi Handayani. 0310460018-46. Biology of Carpophilus hemipterus L. (Coleoptera: Nitidulidae) on Peanut (Arachis hypogaea L.). Supervised by Dr. Ir. Gatot Mudjiono and Ir. Ludji Pantja Astuti, MS.

Carpophilus hemipterus L. is the major pests on dried fruit storages such as apple, fig, grape, orange, date palm and banana. Infestation of C. hemipterus causes decrease of dried fruit storage in quality and quantity. Now adays, C. hemipterus attack on peanuts storage so this research is needed as basic information to get appropriate control. The Objectives of this research were to study some biological aspect of C. hemipterus on peanuts such as mating behavior, sizes, shapes, colors, weights and stage periods and to observe weight loss which caused by infestation of C. hemipterus on peanut Local Kepanjen variety storage. This research was done in Pest Laboratory of The Plant Protection Department, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Malang. This Research was done on November 2007 until January 2008. On this research there were two experiments, the first experiment was The biology of C. hemipterus on peanut Local Kepanjen Variety, and the second experiment was The effect of different early density population of C. hemipterus on peanut Local Kepanjen Variety. The first experiment was by using 1 pairs of adult C. hemipterus with 10 replications. The second experiment applies Complete Random Planning (CRP) for arrangement in 3 treatments and 10 replications with peanut without infestation as control. The data were analyzed by using F test of 5 % error level. The analyzed were continued with Least Significant Difference (LSD) test 5%. The result of this research showed that C. hemipterus grow well on Kepanjen Local variety peanut. Adult mating activity show on three days after emerge. The shape of egg C . hemipterus was oval, white thin and transparant with size is 0, 11 0, 08 mm. Egg stage period was done in 3, 39 0, 30 days. The type of C. hemipterus larvae were Campodeiform, white yellowing, long, and they had 3 pairs of legs with brown head. Larvae was acitive during aday. Body size of larvae are 3, 14 0, 04 mm and weight is 2, 34 0, 05 mg. Larvae stage period was done in 9, 33 0, 23 days. The pupae of C. hemipterus are ovale, white and include as exarate pupae. The body size of pupae are 1, 18 0, 11 mm and weight are 1, 55 0, 55 mg. Pupae stage period was done in 7, 11 0, 22 days. The adult of C. hemipterus are ovale, brown shiny. There are three pairs of reddish leg with brown spot on the elytra. Adult female fecundity are 53, 5 2, 79 eggs with ovipotition was on 37 days. The result of second experiments showed that early population density of one pieces, two pieces and three pieces on Kepanjen local Variety peanut for 2 months of storage caused the weight loss continuosly in the amount 40, 84%, 51, 41% and 67, 69%.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayah Nya telah menuntun penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Biologi Carpophilus hemipterus (Coleoptera: Nitidulidae) pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya, kepada Dr. Ir. Gatot Mudjiono dan Ir. Ludji Pantja Astuti, MS. selaku dosen pembimbing atas segala kesabaran, nasihat, arahan dan bimbingannya kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Syamsuddin Djauhari, MS. dan Dr. Ir. Bambang Tri Rahardjo, MS selaku dosen penguji, beserta seluruh dosen atas bimbingan dan arahan yang selama ini diberikan serta kepada karyawan Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya atas fasilitas dan bantuan yang diberikan. Penghargaan yang tulus penulis berikan kepada kedua orangtua dan adik atas doa, cinta, kasih sayang, pengertian dan dukungan yang diberikan kepada penulis. Juga kepada rekan-rekan HPT khususnya angkatan 2003 Arduti atas bantuan, dukungan dan kebersamaan selama ini. Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, dan memberikan sumbangan pemikiran dalam kemajuan ilmu pengetahuan.

Malang, September 2008

Penulis

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ponorogo pada tanggal 20 Juni 1985 sebagai putri kedua dari empat bersaudara dari Bapak Achmad Sutiyo dan Ibu DRA. Erni Koeswidyaningsih. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Bangunsari 1 Ponorogo pada tahun 1991 sampai tahun 1997, kemudian penulis melanjutkan ke SLTPN 1 Ponorogo pada tahun 1997 dan selesai pada tahun 2000. Pada tahun 2000 sampai tahun 2003 penulis studi di SMUN 1 Slahung, Ponorogo. Pada tahun 2003 penulis terdaftar sebagai mahasiswa strata 1 Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, melalui jalur PSB. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi Asisten Praktikum di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan yaitu sebagai Asisten Praktikum Mata Kuliah Pengantar Pengendalian Hama Terpadu pada tahun 2006-2007, Ketahanan Tanaman Terhadap Hama dan Penyakit pada tahun 2007-2008. Penulis pernah aktif dalam kepanitiaan SEMNAS HMPTI pada tahun 2006-2007.

DAFTAR ISI

RINGKASAN ................................................................................................... i SUMMARY ...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iv DAFTAR ISI ..................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................... Tujuan ................................................................................................. Hipotesis .............................................................................................. Manfaat ................................................................................................ 1 2 2 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi C. hemipterus ..................................................................... 3 Bioekologi C. hemipterus .................................................................... 3 Arti Penting C. hemipterus .... ............................................................. 4 Kebutuhan Nutrisi Bagi Serangga 5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyebaran dan Kelimpahan Hama Gudang.. 6 Deskripsi Tanaman Kacang Tanah 7 Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Kacang Tanah dalam Simpanan 8 BAB III METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu .............................................................................. 9 Alat dan Bahan..................................................................................... 9 Metode Penelitian ............................................................................... 9 Pelaksanaan Percobaan ........................................................................ 10 Biologi C. hemipterus pada Kacang Tanah.. 10 Pengaruh Padat Populasi Awal C. hemipterus Terhadap Penurunan Berat Kacang Tanah... 11 Analisis Data ....................................................................................... 11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Biologi C. hemipterus pada Kacang Tanah.. 12 Pengaruh Padat Populasi Awal C. hemipterus yang Berbeda Terhadap Penurunan Berat Kacang Tanah.. 18 Pembahasan Umum.. 19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ......................................................................................... 21 Saran .................................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 23 LAMPIRAN .. 25

DAFTAR TABEL

Teks Nomor Halaman

1. Rerata Populasi Telur, Larva, Pupa dan Imago serta Penurunan Berat Kacang Tanah pada Akhir Percobaan ......................................................... 18

Lampiran Nomor Halaman

1. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Populasi Telur C. hemipterus ............................................................................................. . 26 2. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Populasi Larva C. hemipterus. .............................................................................................. 26 3. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Populasi Pupa C. hemipterus ................................................................................................ 26 4. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Populasi Imago C. hemipterus. .............................................................................................. 26 5. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Penurunan Berat Kacang Tanah ............................................................................................ 27

DAFTAR GAMBAR Teks Nomor Halaman 13 14 14 15 15 16 17 17 19

2. Rerata Peletakan Telur Perhari Imago Betina C. hemipterus .............. 3. Telur C. hemipterus .............................................................................. 4. Larva C. hemipterus ............................................................................. 5. Kerusakan Akibat Larva C. hemipterus ............................................... 6. Pupa C. hemipterus .............................................................................. 7. Imago C. hemipterus dari Arah Lateral dan Dorsal .............................. 8. Imago jantan dan imago betina C. hemipterus ..................................... 9. Kerusakan akibat serangan C. hemipterus ........................................... 10. Kacang Tanah Tanpa Kerusakan .........................................................

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Carpophilus hemipterus L.(Driedfruit beetle) di beberapa wilayah bagian Amerika serikat adalah hama utama pada simpanan buahbuahan misalnya pada simpanan kurma, anggur, apel, jeruk, kismis, ara dan pisang sehingga mengakibatkan produksi buah pertahun menurun (Nelson, 1974). (2003) juga melaporkan bahwa pada tingkat populasi tinggi Williams

C. hemipterus

menyebabkan kehilangan hasil pada beberapa komoditas buah di beberapa wilayah bagian Australia baik dalam kuantitas maupun kualitas. Di Indonesia dilaporkan oleh (Mardiningsih, 1998). bahwa C. hemipterus menjadi masalah pada simpanan kemiri. Demikian juga berdasarkan hasil penelusuran IPTEK diperoleh informasi bahwa C. hemipterus menyerang tanaman nanas. Hama C. hemipterus tergolong dalam Ordo Coleoptera dan Famili Nitidulidae (Mason, 2004). Menurut Kalshoven (1981) C. hemipterus merupakan hama kosmopolit pada berbagai produk simpanan. Namun demikian, Kalshoven tidak melaporkan C. hemipterus menyerang simpanan kacang tanah. Demikian juga berdasarkan hasil penelusuran terhadap hasil penelitian di perpustakaan Balai Penelitian Tanaman Kacang - Kacangan dan Umbi- Umbian (BALITKABI) dan menurut Marwoto (2008) belum dilaporkan bahwa C. hemipterus menginfestasi simpanan kacang tanah. Akan tetapi pada saat ini C. hemipterus menyerang simpanan kacang tanah. Hal ini dapat terjadi karena hama ini bersifat polifag. Kacang tanah adalah komoditas yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber bahan pangan yang mengandung 43% kandungan protein, kandungan lemak 34%, karbohidrat 8%, serat 31%, vitamin E 25% dan beberapa kandungan bahan mineral dalam 100g kacang tanah (Penny, 2005). Kacang tanah juga mengandung antioksidan yang berguna bagi kesehatan manusia. Hama utama yang menginfestasi simpanan kacang tanah adalah Caryedon serratus, Tribolium castaneum, Trogoderma granarium, Epestia cautella dan Plodia interpunctella. Langkah pengendalian telah dilakukan untuk

mengurangi kerugian akibat serangan hama gudang yaitu pengendalian dengan fumigasi (Dick, 1987). Namun demikian cara pengendalian tersebut

dikhawatirkan dapat berdampak buruk karena dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan alternatif

pengendalian yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi dampak buruk tersebut. Keberhasilan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) memerlukan

informasi dasar dari hama sasaran. Oleh karena itu penelitian tentang beberapa aspek biologi C. hemipterus pada kacang tanah diharapkan dapat memberikan informasi dasar untuk penerapan pengendalian yang tepat.

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah : 1) mempelajari beberapa aspek biologi hama C. hemipterus pada

simpanan kacang tanah varietas lokal kepanjen yang meliputi aktivitas kawin imago, ukuran, bentuk, berat, warna dan lama masing-masing stadium, dan 2) mempelajari penurunan berat akibat serangan C. hemipterus pada simpanan kacang tanah varietas lokal kepanjen dengan populasi awal yang berbeda. Hipotesis Hipotesis yang diajukan adalah semakin tinggi padat populasi awal mengakibatkan semakin tinggi penurunan berat.

Manfaat Penelitian ini sebagai dasar, dengan demikian diharapkan dapat memberikan informasi tentang beberapa aspek biologi C. hemipterus pada simpanan kacang tanah Varietas Lokal Kepanjen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi C. hemipterus Menurut Kalshoven (1981) C. hemipterus L.(Dried fruit beetle) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Philum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : Hexapoda : Coleoptera : Nitidulidae : Carpophilus : Carpophilus hemipterus L.

Bioekologi C. hemipterus Telur C. hemipterus diletakkan satu persatu pada permukaan buah yang matang (Mason, 2004). Menurut Ebeling (2002) pada inang buah ara larva

berwarna putih atau kekuningan, pada bagian caput berwarna kuning kecoklatan dan terdapat tiga pasang tungkai. Menurut Munro (1966), larva C. hemipterus bertipe Campodeiform. Perkembangan larva berlangsung selama 4-14 hari. Pupa C. hemipterus bertipe Exarate berbentuk oval, berwarna putih kekuningan berukuran 3 mm dan perkembangan pupa terjadi selama 5-11 hari. Imago C. hemipterus berbentuk oval, berukuran 3-4 mm, berwarna hitam mengkilat dan mempunyai spot coklat atau kuning pada elytra bagian atas. Menurut Mason (2004), imago jantan dan betina mampu hidup selama lebih dari setahun, namun demikian rerata umur imago adalah 103-146 hari. C. hemipterus adalah hama utama pada simpanan buah-buah kering meskipun juga menyerang serealia. C. hemipterus ini selain merupakan hama penting pada buah-buahan di lapang dan dalam produk simpanan juga berpotensi dapat menyebarkan bakteri penyebab kerusakan pada buah karena buah akan

membusuk (Mason, 2004). Perkembangan dari stadium telur sampai menjadi imago terjadi selama 12 hari pada suhu 32, 2 C dan selama 42 hari pada suhu lebih dingin yaitu 18, 3 C. Bila suhu menurun terlalu rendah maka untuk setiap stadium, baik larva, pupa maupun imago akan mengalami hibernasi (Mason, 2004). Kelembaban udara mempengaruhi perkembangan larva dan peletakan telur imago betina, tetapi kurang berpengaruh terhadap perkembangan telur dan pupa. Kelembaban udara yang rendah tidak sesuai untuk perkembangan larva dan oviposisi. Pada kelembaban udara 92% perkembangan dari stadium telur sampai menjadi imago berlangsung selama 19 hari. Bila kelembaban udara 66%

perkembangan dari stadium telur sampai menjadi imago berlangsung selama 24 hari. Pada kelembaban udara 75%, imago betina meletakkan telur rerata 1,5 butir perhari, sedangkan pada kelembaban udara 58% imago betina meletakkan telur rerata 0,1 butir perhari (Mason, 2004).

Arti Penting C. hemipterus C. hemipterus L.(Dried fruit beetle) pada beberapa wilayah bagian Amerika serikat adalah hama utama pada simpanan buahbuahan kering antara lain pada simpanan kurma, anggur, apel, jeruk, kismis, ara dan pisang. Akibat infestasi C. hemipterus tersebut menyebabkan produksi buah pertahun menurun. Di Amerika Serikat pada tahun 1965- 1969 rerata produksi buah mencapai 416, 930 ton pertahun kemudian mengalami penurunan produksi menjadi 249, 740 ton pertahun (Nelson, 1974). Kehilangan hasil tertinggi terjadi pada saat musim panas karena populasi C. hemipterus semakin meningkat pada waktu musim panas tetapi ketika musim dingin populasi menurun karena mengalami hibernasi. Selanjutnya menurut Williams (2003) populasi C. hemipterus menyebabkan kerusakan pada beberapa komoditas buah di beberapa wilayah bagian Australia sehingga produksi buah mengalami penurunan kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas produksi buah pertahun mengalami penurunan produksi. Misalnya produksi buah ara pertahun mencapai 16, 680 ton menurun menjadi 13, 50 ton pertahun. Kerugian secara kualitas buah mengalami kerusakan sehingga

mempengaruhi minat konsumen di pasaran. C. hemipterus ini selain merupakan hama penting pada buah-buahan di lapang dan dalam produk simpanan, juga berpotensi dapat menyebarkan bakteri penyebab kerusakan pada buah karena buah akan membusuk (Mason, 2004). Demikian juga menurut Woods, Learmonth, Steiner (1999) bahwa C. hemipterus adalah vector utama jamur brown rot. Spora jamur brown rot menempel pada tubuh hama ini sehingga pada saat menyerang buah maka buah akan sakit. Selanjutnya spora tersebar dari satu kebun ke kebun yang lain sehingga pengendalian brown rot dilakukan pada saat C. hemipterus hadir.

Kebutuhan Nutrisi Bagi Serangga Pengaruh jenis pakan, kandungan air dan besarnya butiran material berpengaruh terhadap biologi suatu jenis hama. Pakan merupakan sumber gizi yang dipergunakan oleh serangga untuk hidup dan berkembang. Jika pakan yang tersedia dengan kualitas yang cocok dan kuantitas yang cukup, maka populasi serangga akan meningkat dengan cepat. Sebaliknya jika keadaan pakan kurang maka populasi akan menurun (Jumar, 2000). Selain kualitas dan kuantitas pakan, jumlah kandungan nutrisi dalam pakan juga sangat penting peranannya. Zat-zat nutrisi yang dibutuhkan serangga pada umumnya digolongkan menjadi karbohidrat, asam amino dalam protein, lipid dalam lemak, air, dan beberapa vitamin. Karbohidrat secara umum merupakan sumber energi, meskipun tidak terlalu dibutuhkan tetapi karbohidrat diperlukan untuk pertumbuhan normal. Kebutuhan akan karbohidrat dapat digantikan oleh protein dan lemak yang disesuaikan dengan jenis penggunaan dan perubahan energi oleh serangga. Asam amino merupakan senyawa kimia pembentuk protein yang diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal bagi kelangsungan hidup serangga. Walaupun terdapat 20 macam asam amino tetapi hanya 10 asam amino yang dibutuhkan dalam pakan serangga. Lipid merupakan asam lemak yang mempunyai fungsi spesifik. Asam lemak bagi serangga memicu untuk oviposisi. Lemak dan asamasam lemak merupakan sumber energi untuk menyusun cadangan lemak dan glikogen. Serangga membutuhkan lemak untuk pertumbuhan normal dan

reproduksi. Selain itu lemak juga penting untuk pembentukan membran dan sintesa hormon (Chapman, 1998). Vitamin yang diperlukan diantaranya adalah provitamin A (Beta karoten) yang merupakan kebutuhan nutrisi dalam pakan untuk semua serangga yang berfungsi untuk pembentukan pigmen. Apabila serangga kekurangan vitamin ini maka akan memperlambat proses pembentukan pigmen dan pergantian kulit, selain itu serangga akan berukuran kecil dan kurang aktif. Vitamin lain yang diperlukan adalah vitamin E yang berfungsi memperbaiki fekunditas dari serangga jenis ngengat dan kumbang (Chapman, 1998). Serangga akan tumbuh dan berkembang dengan normal apabila mendapatkan pakan dengan jumlah yang cukup baik kualitasnya. Kualitas pakan banyak ditentukan oleh mutu gizi pakan tersebut, sedangkan mutu gizi pakan ditentukan oleh nutrisi yang terkandung didalamnya. Pakan yang dikonsumsi oleh serangga harus memenuhi kebutuhan serangga terhadap nutrisi yang sangat kompleks. Meskipun nutrisi yang diperlukan oleh serangga harus terkandung didalam pakannya namun ada beberapa nutrisi dapat diperoleh dari sumber lain yaitu melalui simbiosis dengan mikroorganisme (Chapman, 1998).

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penyebaran dan Kelimpahan Hama Gudang Air dibutuhkan oleh serangga untuk perkembangannya, kebanyakan serangga memperoleh air dari bahan pakan yang dimakannya. Kadar air bahan pakan yang tinggi akan mempercepat perkembangan populasi serangga (Kalshoven, 1981). Suhu lingkungan dan kadar air bahan simpan merupakan faktor utama yang mempengaruhi masa perkembangan. Pada serangga Coleoptera, kadar air lebih dominan pengaruhnya di bandingkan suhu dan pakan, demikian pula pada serangga lepidoptera. Walaupun demikian, sebagian besar serangga hama pascapanen dapat hidup pada berbagai bahan simpan dan terdapat variasi kelimpahan serangga pada tiap bahan simpan. Masa perkembangan,

ketahanan hidup dan produksi telur serangga hama pascapanen tergantung pada kesesuaian lingkungan dan makanan. Laju populasi serangga dapat meningkat sebagai hasil dari masa perkembangan yang singkat, ketahanan hidup yang

meningkat atau produksi telur yang lebih banyak. Dalam kondisi normal, gudang adalah sumber makanan sehingga permasalahan utama bagi serangga adalah suhu, kelembaban dan kadar air. Walaupun demikian, sebagian besar serangga hama pascapanen dapat hidup pada berbagai bahan simpanan dan terdapat variasi kelimpahan serangga pada tiap-tiap bahan simpan (Anonimous, 2006).

Deskripsi Tanaman Kacang Tanah Klasifikasi Menurut Nelson, Zim dan Martin (1951) Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Division Kelas Ordo Famil Genus Species : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Fabales : Fabaceae : Arachis : Arachis hypogaea L.

Polong kacang tanah mempunyai beberapa kandungan nutrisi seperti protein, lemak, serat, karbohidrat, vitamin dan mineral. Nutrisi yang terkandung dalam kacang tanah adalah 43% kandungan protein, kandungan lemak 34%, karbohidrat 8%, serat 31%, vitamin E 25% dan beberapa kandungan bahan mineral dalam 100g (Penny, 2005). Kacang tanah juga diketahui mengandung beberapa vitamin khususnya vitamin E, K, dan B (Smartt, 1994). Warna biji kacang tanah bermacam-macam, ada yang, merah, ungu, dan kesumba

(Suprapto,2004). Warna kacang tanah tergantung dari kandungan karotenoid (Smartt, 1994).

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Kacang Tanah dalam Simpanan Menurut Dick (1987) kebutuhan akan alternatif metode-metode

pengendalian kimia untuk perlindungan terhadap produk simpanan telah dianggap penting sejak dahulu, namun kini dianggap lebih penting lagi. Secara bertahap ditemukan serangga yang tahan terhadap Methyl bromide dan Pospine yaitu dua fumigant yang paling umum telah digunakan dalam meminimalkan penggunaan insektisida untuk mengendalikan hama dalam simpanan. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian dianjurkan untuk melaksanakan alternatif metode pengendalian, yaitu : 1) pengaturan suhu, kelembaban dalam tempat penyimpanan untuk menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan serangga. 2) membangun tempat penyimpanan berbahan dasar pasir, tanah liat dan kayu jati untuk melindungi biji-bijian sesuai skala penyimpanan. 3) tambahkan bahan dari tumbuhan seperti bibit neem, daun neem, dan minyak neem karena mengandung senyawa kimia penolak hama dalam simpanan. 4) pemanfaatan patogen hama gudang misalnya bakteri Bacillus

thuringiensis dengan aplikasi secara langsung pada komoditas simpanan atau aplikasi dengan cara disebarkan pada perangkap. 5) pemanfaatan musuh alami (predator dan parasitoid) pada tempat penyimpanan, dan 6) penggunaan genotipe tahan terhadap serangan hama pasca panen.

Perkembangan Kacang Tanah Tahan Terhadap Hama Gudang Pemeliharaan kacang tanah tahan terhadap infestasi hama gudang adalah satu langkah untuk mengurangi kehilangan hasil selama penyimpanan. Hal ini merupakan strategi pengendalian untuk mengurangi penggunaan pengendalian secara kimia. Penggunaan varietas tahan juga bermanfaat untuk menigkatkan panen karena bersifat antagonis terhadap hama pasca panen. Pada saat ini

semakin dikembangkan kacang tanah varietas tahan terhadap serangan hama gudang untuk mengatasi masalah dalam tempat penyimpanan (Dick, 1987).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Hama, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang dimulai pada bulan November 2007 sampai bulan Januari 2008.

Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung kaca (d=5cm, t=10cm), kain kassa, kuas, mikroskop, hand counter, timbangan, timbangan digital, dan mikrometer, kertas milimeter. Bahan yang digunakan adalah kacang tanah varietas lokal Kepanjen dengan kadar air 7, 70%. Metode Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua percobaan yaitu : 1) biologi C. hemipterus pada kacang tanah, dan 2) pengaruh padat populasi awal C. hemipterus yang berbeda terhadap penurunan berat kacang tanah varietas lokal kepanjen.

Persiapan Penelitian 1. Perbanyakan C. hemipterus. C. hemipterus yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari kacang tanah dalam simpanan yang terinfestasi C. hemipterus, kemudian diperbanyak dalam tabung plastik dengan diameter 5 cm, tinggi tabung 15 cm dan ditutup dengan kain kassa. Perbanyakan dilakukan di labolatorium hama dan dilakukan sampai mendapatkan imago baru sesuai yang dibutuhkan untuk penelitian. 2. Penyediaan kacang tanah sebagai pakan. Pakan yang digunakan untuk C. hemipterus adalah kacang tanah Varietas Lokal Kepanjen yang didapatkan dari petani di kepanjen.

Pelaksanaan Percobaan 1. Biologi C. hemipterus pada kacang tanah. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari beberapa aspek biologi C. hemipterus yang meliputi aktivitas kawin imago, lama perkembangan setiap stadium, ukuran, berat, bentuk dan warna masing-masing stadium. Percobaan dilakukan dengan cara tabung kaca diisi dengan kacang tanah seberat 30 g, kemudian diinfestasi dengan satu pasang imago C. hemipterus kemudian ditutup dengan kain kassa dan diulang 10 kali. Variabel yang diamati adalah aktivitas kawin imago, lama masing-masing stadium, ukuran, berat, bentuk dan warna masing-masing stadium. Metode pengamatan biologi C. hemipterus pada kacang tanah adalah sebagai berikut : 1) aktivitas kawin imago diamati selama satu hari dengan tujuan untuk mengetahui masa pra oviposisi imago betina. 2) ukuran, berat, bentuk dan warna masing-masing stadium. Pengamatan dilakukan dengan menetapkan 10 sampel pada stadium telur, larva, pupa dan imago. Tujuan pengamatan ini untuk mempelajari perkembangan C. hemipterus pada kacang tanah, dan 3) lama stadium telur, larva dan pupa diketahui dengan menghitung lama waktu mulai pertama kali ditemukan sampai muncul stadium berikutnya. Lama stadium telur dihitung mulai telur diletakkan sampai menetas menjadi larva, lama stadium larva dihitung mulai muncul larva sampai menjadi pupa dan lama stadium pupa dihitung mulai muncul pupa sampai menjadi imago. Setelah menjadi imago dan meletakkan telur yang pertama percobaan berakhir. Pengamatan dilakukan dengan menetapkan 10 sampel pada stadium telur, larva, pupa dan imago. Tujuan pengamatan adalah mengetahui lama stadium perkembangan C. hemipterus pada kacang tanah.

2. Pengaruh Padat Populasi Awal C. hemipterus Terhadap Penurunan Berat Kacang tanah. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui penurunan berat kacang tanah akibat infestasi C. hemipterus. Perlakuan yang dicoba adalah populasi awal yang bebeda, yaitu satu pasang imago C. hemipterus, dua pasang imago C. hemipterus, tiga pasang imago C. hemipterus dan tanpa infestasi C. hemipterus sebagai kontrol. Percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan setiap perlakuan diulang 10 kali. Percobaan dilakukan dengan cara kacang tanah ditimbang seberat 50 g kemudian ditempatkan pada tabung kaca kemudian diinfestasi dengan satu pasang, dua pasang dan tiga pasang imago C. hemipterus dan ditutup dengan kain kassa. Variabel yang diamati adalah populasi telur, larva, pupa dan imago serta persentase penurunan berat kacang tanah pada masing-masing perlakuan. Pengamatan dilakukan pada akhir percobaan yaitu 2 bulan setelah infestasi. Metode pengamatan adalah sebagai berikut : 1) populasi telur, larva, pupa dan imago diketahui dengan cara menghitung jumlah telur, larva, pupa dan imago pada tiap perlakuan. 2) persentase penurunan berat kacang tanah dihitung dengan menggunakan rumus berdasarkan Sutoyo dan Mulyo (1987) dalam Ayani (2007) yaitu : P=

Berat Awal Berat Akhir x 100 % Berat Awal

Keterangan : P adalah persentase penurunan berat, dan 3) penurunan kualitas kacang tanah. Untuk mengetahui penurunan kualitas kacang tanah dengan cara menimbang kacang tanah dalam kondisi baik, sedangkan kacang tanah yang rusak tidak ikut ditimbang.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari percobaan pengaruh padat populasi awal C.


hemipterus

terhadap

penurunan

berat

kacang

tanah

dianalisis

dengan

menggunakan Uji F taraf 5% dan apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas Kawin.

Pengamatan perilaku kawin bertujuan untuk mengetahui pra oviposisi imago betina. Berdasar hasil pengamatan diketahui bahwa pupa setelah menjadi imago tidak segera melakukan perkawinan, tetapi setelah berumur tiga hari berlangsung perkawinan. Perkawinan terjadi pada pagi, siang dan malam hari dengan frekuensi lebih dari satu kali. Satu hari setelah perkawinan, imago betina meletakkan telur yang pertama. Pra oviposisi adalah satu hari.

Biologi C. hemipterus pada Kacang Tanah Telur.

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa satu hari setelah kawin ditemukan telur. Telur diletakkan satu persatu pada permukaan kacang tanah dan tidak melekat terlampau erat sehingga mudah dipindahkan. Masa oviposisi imago betina adalah 37 hari yang dihitung dari peletakan telur pertama sampai tidak ada peletakan telur. Rerata jumlah telur yang diletakkan imago betina selama

hidupnya sebanyak 53, 5 2, 79 butir. Rerata lama hidup imago betina adalah 46,3 1, 05 hari yang diperoleh dari pertama kali menjadi imago sampai imago mati, sedangkan lama hidup imago jantan adalah 54, 5 3, 40 hari. Menurut Nelson (1974) imago jantan berumur lebih panjang dibanding imago betina yaitu 146 hari sedangkan imago betina dapat hidup selama 103 hari pada inang buah ara. Menurut Mason (2004) imago C. hemipterus mampu memproduksi rerata 1000 telur atau lebih sepanjang hidupnya, masa pra oviposisi adalah 3 hari dan masa oviposisi adalah 61 hari pada inang buah yang matang. Faktor yang mempengaruhi oviposisi C. hemipterus menurut Mason (2004) adalah kelembaban. Pada kelembaban udara 75% imago mampu meletakkan telur rerata 1,5 butir perhari, sedangkan pada kelembaban 58% imago meletakkan telur rerata 0,1 butir perhari. Jumlah telur yang diletakkan imago betina pada kacang tanah relatif lebih sedikit dibandingkan pada buah ara diduga karena faktor suhu dan pakan. Pada dasarnya serangga mempunyai suhu optimum dalam perkembangan.

Suhu optimum bagi perkembangan C. hemipterus adalah 32, 2 C (Mason, 2004). Distribusi peletakan telur perhari imago betina C. hemipterus pada kacang tanah disajikan dalam Gambar 1.

3
rerata jumlah telur

2.5 2 1.5 1 0.5 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 Hari ke-

Gambar1. Rerata Peletakan Telur Perhari Imago Betina C. hemipterus. Pada Gambar 1 terlihat bahwa rerata jumlah telur yang diletakkan oleh imago betina mulai hari pertama terus meningkat sampai hari ke- 5. Hari ke-6 peletakan telur mengalami penurunan. Peletakan telur pada hari ke-7 sampai hari ke-28 mengalami fluktuasi. Imago betina C. hemipterus meletakkan telur

terbanyak pada hari ke-29, kemudian mengalami penurunan sampai hari ke-37 tidak meletakkan telur. Telur C. hemipterus berbentuk oval, pipih, berwarna putih bening dan berubah putih kekuningan menjelang menetas. Telur C. hemipterus disajikan dalam Gambar 2. Rerata ukuran panjang telur adalah 0, 11 0, 08 mm dengan rerata lama stadium telur adalah 3, 39 0, 30 hari yang dihitung mulai telur diletakkan sampai menetas menjadi larva. Menurut Ebeling (2002) telur C.

hemipterus berwarna putih, berukuran kecil dan diletakkan satu persatu pada

permukaan buah ara.

Gambar 2. Telur C. hemipterus pada Perbesaran 40x


Larva.

Pada awal pembentukan larva adalah telur yang menetas berupa larva berukuran kecil, berwarna putih, bagian kepala berwarna coklat muda, tungkai berjumlah tiga pasang dan belum aktif bergerak. Kemudian larva berkembang dengan ukuran semakin panjang, warna menjadi putih kekuningan dan aktif bergerak. Larva C. hemipterus bertipe Campodeiform, bentuk tubuh panjang dan aktif bergerak. Larva C. hemipterus disajikan dalam Gambar 3. Rerata berat larva adalah 2, 34 0, 05 mg. Rerata lama stadium larva adalah 9, 33 0, 23 hari yang dihitung sejak pertama kali muncul larva sampai menjadi pupa. Rerata ukuran panjang larva adalah 3, 14 0, 04 mm. Larva terdapat dalam biji kacang tanah sehingga mengakibatkan biji kacang tanah berlubang. Kacang tanah yang berlubang akibat terdapat larva disajikan pada Gambar 4. Menurut Ebeling

(2002) pada inang buah ara perkembangan larva berlangsung selama 6-14 hari.

Gambar 3. Larva C. hemipterus pada Perbesaran 40x.

Gambar 4. Kerusakan Akibat Larva C. hemipterus pada Perbesaran 10x

Pupa.

Dari hasil pengamatan diketahui pada awal pembentukan pupa adalah larva C. hemipterus tidak aktif bergerak, berwarna putih kekuningan. Selanjutnya terjadi perubahan bentuk tubuh menjadi oval, keras serta warna pada seluruh bagian tubuh adalah putih kecuali pada bagian mata berwarna coklat. Pupa C.
hemipterus bertipe exarate yaitu berbentuk oval dan tidak tertutup kokon.

Selanjutnya warna pupa berganti menjadi coklat muda kemudian coklat tua sampai kehitaman hingga menjadi imago. Pupa C. hemipterus disajikan pada Gambar 5. Rerata lama stadium pupa adalah 7, 11 0, 22 hari. Rerata ukuran panjang pupa adalah 1, 18 0, 11 mm dengan rerata berat yaitu 1, 55 0, 55 mg. Stadium pupa adalah fase non aktif sehingga tidak memerlukan pakan untuk perkembangan dengan demikian pupa berukuran lebih pendek dan berat lebih ringan dibanding larva. Perkembangan pupa terjadi dalam biji kacang tanah. Menurut Ebeling (2002) pada inang buah ara perkembangan pupa berlangsung pada 5 - 11 hari dengan ukuran panjang tubuh 3 mm. Pupa bertipe
exarate berbentuk oval dan berwarna putih atau kuning.

Gambar 5. Pupa C. hemipterus pada Perbesaran 40x

Imago.

Imago C. hemipterus berbentuk oval, berwarna coklat kehitaman, agak mengkilat, pada elytra terdapat spot berwarna coklat, dengan tungkai berwarna coklat kemerahan. Tipe mulut menggigit mengunyah, tipe tungkai cursorial dan tarsi 4-4-4. membesar. Tipe antena adalah kapitate yaitu tiga ruas pada ujung antena Imago C. hemipterus disajikan pada Gambar 6. Rerata ukuran

panjang Imago C. hemipterus adalah 2, 50 0,19 mm dengan berat rerata 1, 30 0, 04 mg. Imago jantan dan betina dapat dibedakan dari ujung abdomennya, pada imago jantan apabila dilihat dari bagian ventral nampak datar sedangkan pada imago betina pada ujung abdomennya nampak seperti ovipositor. Berdasarkan pengamatan visual imago betina terlihat lebih besar dibanding imago jantan. Perbedaan antara imago jantan dan betina disajikan pada Gambar 7. Imago C.
hemipterus terdapat di dalam biji kacang tanah sehingga menyebabkan kacang

tanah berlubang kemudian remah menjadi serbuk. Kacang tanah yang rusak disajikan pada Gambar 8. Menurut Ebeling (2002) imago C. hemipterus

berukuran 3-4 mm, berbentuk oval, berwarna hitam mengkilat dan mempunyai spot coklat atau kuning pada elytra bagian atas.

a.

b.

Gambar 6. Imago C. hemipterus pada Perbesaran 40x (a. Arah Lateral, b. Arah Dorsal)

b a Gambar 7. Imago C. hemipterus pada Perbesaran 40x (a. Imago Betina, b. Imago Jantan).

Gambar 8. Kerusakan Akibat Serangan C. hemipterus pada Perbesaran 10x.

Pengaruh Padat Populasi Awal C. hemipterus yang Berbeda Terhadap Kehilangan Hasil Kacang tanah

Berdasarkan hasil penelitian diketahui tentang perkembangan C. hemipterus 2 bulan setelah infestasi pada populasi awal satu pasang, dua pasang dan tiga pasang imago yang meliputi populasi telur, populasi larva, populasi pupa dan populasi imago C. hemipterus serta kehilangan hasil yang diakibatkan. Rerata populasi telur, larva, pupa dan imago serta kehilangan hasil disajikan pada Tabel 1. Berdasar hasil analisis statistik diketahui terdapat pengaruh perlakuan terhadap populasi telur, populasi larva, populasi pupa dan populasi imago serta kehilangan hasil yang diakibatkan (Tabel Lampiran 1, 2, 3, 4 dan 5).

Tabel 1. Rerata Populasi Telur, Larva, Pupa dan Imago C. hemipterus serta Kehilangan Hasil Kacang Tanah pada Akhir Percobaan. Populasi Populasi Populasi Populasi Populasi Populasi Kehilangan Hasil awal Telur Larva Pupa Imago Total (%) 1 pasang 2.3a 2.6a 1.1a 4.9a 10.9a 40.84a 2 pasang 4.8a 5.2a 1.9a 14.8b 26.7b 51.412b 3 pasang 7.7b 7.9b 2.8a 16.3b 34.7b 67.694c
Keterangan : - Nilai yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Pada Tabel 1 terlihat bahwa populasi telur dan populasi larva pada populasi awal satu pasang dan dua pasang tidak berbeda nyata, tetapi pada padat populasi tiga pasang berbeda nyata. Populasi pupa pada populasi awal satu pasang, dua pasang dan tiga pasang tidak berbeda nyata. Populasi imago pada populasi awal satu pasang dan dua pasang berbeda nyata tetapi antara populasi awal dua pasang dan tiga pasang tidak berbeda nyata diduga karena pengaruh kesesuaian pakan. Pakan yang tersedia tidak hanya dalam jumlah yang cukup tetapi juga sesuai bagi hama (Kartasapoetra, 1987). Pakan yang sesuai yaitu mencakup jenis, jumlah, nutrisi, kadar air dan bentuk fisik pakan. Populasi total pada populasi awal dua pasang dan tiga pasang tidak berbeda nyata tetapi penurunan berat berbeda nyata

diduga karena pakan yang diberikan pada setiap perlakuan adalah sama yaitu jenis dan jumlahnya akan tetapi jumlah iamgo yang diinfestasikan berbeda sehingga penurunan berat yang diakibatkan berbeda nyata. Persentase penurunan berat akibat padat populasi awal satu pasang mencapai 40, 84 %, pada padat populasi awal dua pasang penurunan berat sebesar 51, 41 %, sedangkan akibat padat populasi awal tiga pasang penurunan berat sebesar 67,69%. Semakin tinggi jumlah populasi semakin tinggi penurunan berat yang diakibatkan. Secara kualitas penurunan berat kacang tanah pada ketiga perlakuan adalah biji kacang tanah berlubang dan rusak sehingga akan mempengaruhi minat konsumen di pasaran karena kondisi biji yang buruk, karena kacang tanah adalah salah satu komoditas yang banyak diminati konsumen untuk dimanfaatkan sebagai bahan industri makanan seperti selai, sambal, dan makanan ringan. Pada kacang tanah tanpa infestasi imago C. hemipterus sebagai kontrol pada 2 bulan penyimpanan tidak mengalami penurunan berat dan tidak ditemukan
C. hemipterus atau serangga dari spesies lain. Diduga karena kandungan kadar air

kacang tanah varietas lokal kepanjen rendah yaitu 7, 70% sehingga tidak mengalami penurunan berat selama 2 bulan disimpan karena Menurut Fachrudin (2000), kacang tanah berkadar air 6, 7% - 9, 6% dapat bertahan disimpan selama 6 bulan. Kacang tanah masih dalam kondisi baik tanpa ada kerusakan. Kacang tanah dalam kondisi masih baik disajikan pada Gambar 9. Berdasarkan Nelson (1974) di negara Amerika Serikat, populasi C. hemipterus menyebabkan kerugian kehilangan hasil pada komoditi buah melon, anggur, jeruk, kismis, ara, dan anggur. Produksi buah mencapai 416, 930 ton pertahun kemudian mengalami penurunan produksi menjadi 249, 740 ton pertahun.

Gambar 9. Kacang Tanah Tanpa Kerusakan pada Perbesaran 10x

Pembahasan Umum

Nutrisi memegang peranan penting bagi kehidupan serangga. Serangga akan dapat tumbuh dengan normal apabila memperoleh pakan dalam kuntitas dan kualitas yang cukup. Nutrisi diperlukan untuk perkembangan, produksi telur, dan mempertahankan hidup. Kebutuhan nutrisi bagi serangga tidak hanya kecukupan jumlah pakan saja tetapi kesesuaian hama terhadap nutrisi dalam pakan. Apabila tersedia pakan tetapi tidak sesuai bagi serangga akan mempengaruhi perkembangannya (Kartasapoetra, 1987). Nutrisi yang terkandung dalam kacang tanah adalah 43% kandungan protein, kandungan lemak 34%, karbohidrat 8%, serat 31%, vitamin E 25% dan beberapa kandungan bahan mineral dalam 100g (Penny, 2005). Nutrisi yang terkandung pada buah ara yang merupakan salah satu inang utama C. hemipterus adalah energi sebesar 310 kcal, kemudian kandungan vitamin A sebesar 142 g, air sebesar 79, 11g, kandungan protein 0, 14g, kandungan lemak 0, 3g dan beberapa kandungan vitamin E sebesar 0, 89 mg serta vitamin C sebesar 2 mg per 100g (Anonimous, 1999). Berdasarkan hasil

percobaan biologi C. hemipterus pada kacang tanah diduga kandungan nutrisi yang berbeda antara kacang tanah dan buah ara berpengaruh terhadap perkembagan C. hemipterus. Selain kandungan nutrisi diduga faktor yang

berpengaruh adalah kadar air dalam pakan. Kadar air dalam biji kacang tanah varietas lokal kepanjen yang tergolong rendah yaitu 7, 70% sedangkan pada buah ara kandungan kadar air relatif tinggi. Menurut Kartasapoetra (1987) produkproduk pertanian yang tersimpan dalam gudang dengan kadar air tinggi sangat disukai oleh hama gudang. Kebutuhan kadar air secara umum bagi hama gudang berkisar antara 8 % sampai 10 %. Padat populasi C. hemipterus dapat menyebabkan penurunan berat pada kacang tanah. Semakin tinggi jumlah padat populasi awal semakin tinggi Beberapa faktor yang mempengaruhi

kehilangan hasil yang diakibatkan.

kelimpahan hama gudang adalah suhu, kadar air dan sumber makanan. Hingga

batas tertentu, kenaikan suhu lingkungan meningkatkan aktivitas makan. Hal ini menjelaskan sebagian pengaruh suhu terhadap masa perkembangan serangga pascapanen. Pada dasarnya serangga mempunyai suhu optimum untuk perkembangan (Anonimous, 2006). Suhu optimum bagi perkembangan C.
hemipterus adalah 32 C. Apabila suhu optimum perkembangan akan lebih cepat

yaitu selama 12 hari sedangkan pada saat suhu rendah mencapai 18.3 C siklus perkembangan lebih lama yaitu 42 hari (Mason, 2004).

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan : 1) Carpophilus hemipterus L. dapat hidup dan berkembang pada kacang tanah Varietas Lokal Kepanjen, 2) aktivitas kawin imago C. hemipterus terjadi setelah imago berumur tiga hari, terjadi pada pagi, siang dan malam hari dengan frekuensi lebih dari satu kali, 3) telur C. hemipterus berbentuk oval, pipih, berwarna putih bening berukuran 0,11 0, 08 mm, stadium telur berlangsung selama 3, 39 0, 30 hari, 4) larva C. hemipterus bertipe Campodeiform, berwarna putih kekuningan, bentuk tubuh panjang, tungkai berjumlah tiga pasang, caput berwarna coklat muda dan aktif bergerak berukuran 3, 14 0, 04 mm, berat larva adalah 2, 34 0, 05 mg dengan lama stadium larva adalah 9, 33 0, 23 hari, 5) pupa C. hemipterus bertipe exarate, berbentuk oval, berwarna putih berukuran 1, 18 0, 11 mm, berat pupa adalah 1, 55 0, 55 mg, stadium pupa berlangsung selama 7, 11 0, 22 hari, 6) imago C. hemipterus berbentuk oval, berwarna coklat kehitaman, agak mengkilat, pada elytra terdapat spot berwarna coklat, dengan tungkai berwarna coklat kemerahan, imago berukuran 2, 50 0,19 mm dan beratnya adalah 1, 30 0, 04 mg, imago jantan mampu hidup lebih lama dibanding imago betina yaitu 54, 5 3, 40 hari, sedang lama hidup imago betina 46,3 1, 05 hari, fekunditas imago betina adalah 53, 5 2, 79 butir dengan masa oviposisi selama 37 hari, dan 7) padat populasi awal satu pasang, dua pasang dan tiga pasang C.
hemipterus pada kacang tanah Varietas Lokal Kepanjen selama 2 bulan

penyimpanan menyebabkan penurunan berat berturut-turut sebesar 40, 84%, 51, 41% dan 67, 69%.

SARAN

Sebaiknya dalam menyimpan kacang tanah dengan kadar air yang rendah yaitu dibawah 9% untuk mencegah perkembangan C. hemipterus.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1999. Figs Nutritions. http:www.thefruitpages.com/chartgrapefruits.shtml. USDA Nutrient Database for Standar References, Nutrient Home Peges. (Diunduh pada 17 Juni 2008). Anonimous. 2005. Budidaya Nanas (Ananas comosus). http: www. Iptek.net.id.ind.warintek. (Diunduh pada 17 Juni 2008) Anonimous. 2006. Ekologi Hama Pasca Panen. http: www. Ekologi hama pasca panen. com. (Diunduh pada 17 Juni 2008) Ayani. 2007. Preferensi dan Perkembangan Sitophilus oryzae L.(Coleoptera: Curculionidae) pada Beras Varietas Aromatik. Skripsi. Perpustakaan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Borror, D. J., C.A.Tripllehorn, dan N.F.Johnson,. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Chapman, R. F. 1998. The Insect Structure and Function. Third Edition. Edward Arnold Publisher Ltd. London. Dick, K. M. 1997. Pest Management in Stored Groundnuts. International Crops Research Institute for Semi-Arid Tropics Pathancheru; Andhara Pradesh 502 324 India Icrisat Information Bulletin No.22. Perpustakaaan Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (BALITKABI). Malang. Ebeling, W. 2002. Pest of Stored Product. http: www. Entomology.ucr.edu.ebeling.ebeling7.html. Urban Entomology, Entomology UC Riverse. (Diunduh pada 17 Juni 2008) Fachruddin, L. 2000. Budidaya Kacang-Kacangan. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI). Yogyakarta. James, D. G. 2000. Development and Survivorship of Carpophilus hemipterus L., Carpophilus mutilatus Erichson and Carpophilus humeralis F. (Coleoptera: Nitidulidae) Over a Range Constan Temperatures. Irrigated Agriculture Research and Extenssion Centre, Washington State University USA.

http: www. Australian Journal of Entomology 39:4, 310-315.com. (Diunduh pada 8 Maret 2007) Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. PT Rineka Cipta. Jakarta. Kalshoven, L. G. E. 1998. The Pests of Crops in Indonesia. Revised and Translate by Van Deer Laan. PT Ichtiar Baru Van Holve. Jakarta. Kartasapoetra, A. G. 1987. Hama Hasil Tanaman dalam Gudang. Bina Aksara. Jakarta. Mason, L. J. 2004. Dried Fruit Beetle (Carpophilus hemipterus L.) and Corn Sap Beetle (Carpophilus dimidiatus L.) Famili Nitidulidae. http: www. Extension.entm.purdue.edu.publication.E-229.pdf. (Diunduh pada 8 Maret 2007) Mardiningsih, L. T. 1998. Hama Gudang Kemiri dan Pengendaliannya. http: www.fao. Org.agris.search.display.do.jsession.com. Agris Centre Bogor Indonesia. (Diunduh pada 19 Agustus 2008) Munro, J. W. 1966. Pests of Stored Product. Hutchinson and Co Publisher Ltd 178-202 Great Portland Street. London. Nelson, L. A. 1974. Insect on Dried Fruits. http: www. en.wikipedia.gov.is.np.insectdriedfruit.pdfs. Agricultural Research Service US Departement of Agriculture Fresno. California. (Diunduh pada 4 September 2008) Nelson, L. A., S.H.Zim, and C.A.Martin. 1951. Peanut (Arachis hypogaea L.). http: www.en.wikipedia.org.wiki.peanut. (Diunduh pada 17 Juni 2008) Penny. 2005. Pengetahuan Ilmiah Konsumsi Kacang. http: www.ot.co.id.research life.konsumsi kacang tanah.html. (Diunduh pada 17 Juni 2008) Suprapto, H. S. 2004. Bertanam Kacang Tanah. PT Penebar Swadaya Anggota IKAPI. Jakarta. Smartt, J. 1994. The Groundnut Crop, a Scientific Basis for Improvement. Published by Chapman and Hall London. Perpustakaaan Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (BALITKABI). Malang. Untung, K. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Williams, G. D., S.M.Hossain. 2003. Phenology of Carpophilus Beetle Population (Coleoptera: Nitidulidae, Carpophilus spp) in a Fruit Dump in Northern

Victoria. http: www. Australian Journal of Experimental Agriculture.com. CSIRO Publishing 43(10) 1275-1279. (Diunduh pada 17 Juni 2008) Woods, B., S.Learmonth, and E.Steiner,. 1999. Carpophilus (Dried Fruit Beetle): a Pest of Stone Fruit. http: www.agric.wa.gov.au.content.pw.ins.pp.hort.f05699.pdf. Agriculture Western Australia. (Diunduh pada 17 Juni 2008)

TABEL LAMPIRAN

Tabel Lampiran 1. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Populasi Telur C. hemipterus . Sumber keragaman Perlakuan Galat Total Jk 146.066 359.8 505.8666667 db 2 27 29 kt F hitung 73.03333 5.480545* 13.32593 F tabel 5% 3.354131

Keterangan : * berbeda nyata pada taraf 5 %

Tabel Lampiran 2. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Populasi Larva C. hemipterus . Sumber keragaman Perlakauan Galat Total Jk 140.4666667 178.9 319.3666667 db 2 27 29 kt F hitung 70.23333 10.59978* 6.625926 F tabel 5% 3.354131

Keterangan : * berbeda nyata pada taraf 5 %

Tabel Lampiran 3. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Populasi Pupa C. hemipterus. Sumber keragaman Perlakuan Galat Total Jk 14.46666667 37.4 51.86666667 db 2 27 29 kt F hitung 7.233333 5.221925* 1.385185 F tabel 5% 3.354131

Keterangan : * berbeda nyata pada taraf 5 %

Tabel Lampiran 4. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Populasi Imago C. hemipterus. Sumber keragaman Perlakuan Galat Total Jk 767.4 1682.6 2450 db 2 27 29 kt F hitung F tabel 5% 383.7 6.157078* 3.354131 62.31852

Keterangan : * berbeda nyata pada taraf 5 %

Tabel Lampiran 5. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Penurunan Berat Kacang Tanah. Sumber Keragaman Perlakuan Galat Total Jk 3660.03 2109.95 5769.97 db 2 27 29 kt 1830.01 78.1461 F hitung 23.4178* F tabel 5% 3.35413

Keterangan : * berbeda nyata pada taraf 5 %

You might also like