You are on page 1of 6

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK CERPEN PERKAWINAN BERO Karya Putu Sugih Arta

Oleh : Eko Mandala Putra E1C 008 016

Universitas Mataram Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Bahasa dan Seni Program Studi Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah 2011

UNSUR INTRINSIK CERPEN PERKAWINAN BERO


Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun cerita, yang berasal dari dalam atau lingkup sastra tersebut. Adapun unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen Perkawinan Bero, sebagai berikut :

I. TEMA
Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita. Adapun tema dari cerpen Perkawian Bero ini adalah mengisahkan pernikahan yang tidak dibenarkan oleh peradaban manusia. Karena pernikah sedarah yakni, paman menikahi keponakannya sendiri.

II. PENOKOHAN
Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan watak tokoh. Berikut watak tokoh yang terdapat dalam cerpen Perkawinan Bero, sebagai berikut : a. Ketut Nuja Ketut Nuja ini merupakan seorang paman. Paman yang tidak mempunyai moral, yang tega menghamili keponakannya sendiri. Ternyata cinta telah membutakan matanya. Ia berwatah sedikit keras dan menganggap permasalahan, kehamilan Intan hal yang sewajarnya. Bahkan ia meremahkanya dengan seenaknya meminta Intan menggugurkanya.

b. Intan Intan adalah seorang gadis belia yang hamil diluar nikah. Kenjamnya lagi, ia dihamili oleh pamanya sendiri, yakni si Ketut Nuja. Watak yang dibawakan dalam cerpen ini yakni ia seorang gadis yang sedikit tak bermoral, dan tanpa pikir panjang ia mau berhubungan sex dengan pamanya sendiri. Tetapi akhirnya ia menyadari kesalahannya. Jadi selain itu ia juga penyabar.

c. Bapak Intan/ Bli Gede Bli Gede ini adalah seorang bapak dari Intan. Wataknya dalam cerpen ini, ia emosional, bahkan ia memukul anaknya sendiri yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Karena hal itu tidak akan menyelesaikan masalah.

d. Ibu Intan Dalam cerpen ini, ibu Inta ini berwatak penyabar dan tegar. Ia begitu sabar dalam mengahdapi dan menyikapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak dan keluargannya.

e. Niang/ nenek Intan Nenek dalam cerpen ini berwatak menjadi seorang yang menghadapi masalah dengan tenag. Ia tetap mencoba sabar, tenang dalam menghadapi permasalah tersebut. Disamping itu juga ia baik.

f. Mbok Komang Mbok komang merupakan seorang pedanda yang baik dan dermawan, dikisahkan dalam cerpen ini. Meskipun pada akhirnya ia tidak datang ketika ia diminta menyelesaikan pernikahan Ketut Nuja dengan Intan. Karena pernikahan tersebut tidak dibenarkan, yakni pernikahan sedarah.

III. SETTING/LATAR
Latar merupakan keterangan tentang tempat, waktu, dan situasi. Demikian pula dengan cerpen Perkawinan Bero ini memiliki latar sebagai berikut :

a. Tempat Latar tempat dalam rangkaian cerita dalam cerpen ini adalalah sebagai berikut, peristiwperistiwa dalam cerpen ini berawaldi sebuah villa, villa dimana tempat Ketut Nuja dan Intan bercinta. Setelah itu pindah ke rumah Intan, dan akhirnya di tempat perkawinan umat Hindu, saat Ketut dan Intan melangsungkan pernikahan.

b. Waktu Latar waktu dalam cerpen tersebut adalah berawal kejadiannya adalah pada sore hari di sebuh Villa. Seiring dengan peputaran waktu, maka sore itu pun menjadi malam yang juga masih berada di Villa. Dan akhirnya berakhir pada pagi hari, saat acara pernikahan Ketut Nuja dengan Intan.

c. Situasi Adapun situasi atau suasana yang tercipta dalam alur peristiwa-peristiwa dalam cerpen tersebut adalah berawal dari kebingungan dan kebimbangan yang dirasakan oleh Ketut Nuja saat ingin berhubungan dengan Intan, terlebih lagi ketika ia tahu kalau Intan sedang hamil karenanya. Kemudian suasana pun menjadi tambah tegang, kacau, dengan terungkapnya bahwa ternyata Inta hamil, karena dihamili oleh pamannya sendiri. Namun pada akhirnya situasi pun kembali menjadi seperti biasa. Mereka mencoba menerima apa yang telah terjadi.

IV. ALUR/PLOT
Alur merupakan rangkaian peristiwa yang membentuk cerita dengan dasar hubungan sebab akibat. Berikut alur yang terdapat dalam cerpen Perlkawinan Bero ini, sebagai berikut : Alur yang digunakan dalam cerpen tersebut adalah alur maju, karena cerpen tersebut mengisahkan peristiwa-peristiwanya terus berjalan maju. Artinya ia tidak mengisahkan tentang masa lalu. Hal ini dibuktikan mulai dari peristiwa awal yakni ketika Ketut Nuja dan Intan bercinta, sebagai buah hasil dari percintaan mereka, akhirnya intan hamil dan kemudian mereka dinikahkan. Meskipun sebenarnya pernikahan tersebut terlarang.

V.

KONFLIK DALAM CERPEN Konflik-konflik yang terjadi dalam cerpen Perkawinan Bero, sebagai berikut : a. Konflik batin terjadi pada Ketut Nuja, saat ia bingung akan cinta yang dijalaninnya, yakni cintah sedarah. Ia jatuh cinta pada keponakannya.

b. Konflik batin yang dialami oleh Intan, saat Ia bingung bagaimana ia harus menyelesaikan masalahnya. Masalah ia dihamili oleh

pamannya, bingung bagaiman memberitahu orang tuannya. c. Konflik yang terjadi antara Ketut Nuja dengan Intan, saat Ketut Nuja menyarankan bahwa kehamilan Intan harus digugurkan.tetapi inta tidak mau melakukan hal tersebut. d. Konflik yang terjadi saat orang tua Intan mengetahui kalau Intan hamil, dihamili oleh pamannya sendiri. Disini telah terjadi konflik fisik yakni bapaknya Inta menampar Intan. Sedangkan ibunya hanya pingsan mendengar pengakuan Intan. Hingga beberapa hari

kemudianlah keadaan kembali seperti sedia kala.

VI. SUDUT PANDANG


Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang dalam menyikapi tokoh. Demikian juga dengan cerpen ini, pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal dan orang ketiga. Hal ini terbukti karean dalam cerpen tersebut masih terdapat sifat akuan dan orang lan yang menjadi orang ketiga.

VII. AMANAT
Amanat merupak pesan yang disampaikan pengarang untuk pembaca melalui cerpen tersebut. Amanat yang terkandung dalam cerpen Perkawinan Bero ini adalah bahwa hendanknya kita sadar kalau pernikahan sedarah itu tidak dibenarkan. Oleh karena itu, carilah pasangan yang baik dan direstui oleh orang tua maupu masyrakat.karean seperti yang kita ketahui akibat dari perkawina sedarah, nantinya kita bisa dikucilkan oleh masyarakat bahkan juga menjadikan diri sendiri malu.

UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK CERPEN PERKAWINAN BERO


Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang mendukung cerita dari luar. Artinya bahwa hal-hal diluar karya sastra iru sendiri juga menjadi pembangun karya sastra tersebut. Berikut unsur-unsur yang ekstrinsik dalam cerpen Perkawinan Bero, sebagai berikut : Dalam cerpen Perkawinan Bero ini, bahwa yang menjadi unsur pembangunya yang berasal dari luar adalah adat istiada stempat, yakni adat istiada orang Bali. Dalam cerpen ini mengjelaskan bahwa menurut pandangan masyarakat Bali perkawinan sedarah itu tidak dibenarkan dan tidak diterima oleh peradaban manusia. Hal ini terbukti dengan ketidakhadiran Pedanda saat diminta untuk menikahkan Ketut Nuja dan Intan yakni seorang paman dengan keponakannya. Jadi dalam cerpen ini adat istiadat menjadi bagian penting, karena dengan melibatnya cerpen ini menjadi menarik dan mampu menyampaiakan amanat kepada pembaca. Disamping itu juga, nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini begitu melekat. Yakni saat Ketut dan Intan melangsungkan pernikahan, banyak masyarakat yang tidakmau hadir. Inilah bukti bahwa pernikahan sedarah tidak dibenarkan dan tidak diterima oleh peradaban manusia.

You might also like