You are on page 1of 9

1.

JANGKA SORONG Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung. Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk mengetahui nama setiap bagian). Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : Dx = x 0,01 cm = 0,005 cm Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut 1. Mengukur diameter luar Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut * Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap) * Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang. * Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang * Catatlah hasil pengukuran anda 2. Mengukur diameter dalam Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat

dilakukan dengan langkah sebagai berikut : * Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan. * Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut * Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur * Catatlah hasil pengukuran anda 3. Mengukur kedalaman Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : * Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak. * Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya. * Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung. * Catatlah hasil pengukuran anda. Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : 1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonis. 2. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama. 3. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm) Karena Dx = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai : Panjang L = xo + Dx Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm Jangka sorong biasanya digunakan untuk: 1. mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit; 2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;

3. Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara menancapkan/menusukkan bagian pengukur. 4. Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.

Lihat contoh cara mengukur di bawah.

Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Di contoh, yang berhimpit adalah angka 4 (diberi tanda merah). Itu berarti 0.04 mm. Sekarang lihatlah ke skala utama di sebelah kiri angka nonius 0. Di situ menunjukkan angka 4,7 cm. Berarti hasil pengukurannya adalah 4,7 cm + 0.04 cm = 4,74 cm. Ingat lagi kan pelajaran SMA? Hehe. Untuk pembacaan ke inch prinsipnya sama, hanya saja harus pintar menggunakan skala yang berbeda

2. Mikrometermerupakanalatpengukurjitu, iajugadigunakandalambengkelmesinkeranadapatmengukurukuran-ukurandengantepat Mikrometerjugabolehdidapatidalam unit metrikdaninci,biasanyaukuran yang kecilbolehdibacadengan (mm)

BINGKAI

Bingkaiberbentukseparuhbulatan,mempunyaispindaldibahagianhujungsebelahkananda nandasdisebelahkiri

ANDAS

Andasdipasangtetapdisebelahkiribingkai. Bagisesetengahandas,tips tungsten karbidadikimpalloyangkanpadabahagianmukanyasupayatidakcepathaus

SPINDAL - Di bahagianhujungsebelahkananterdapatbenang yang bolehberputardenganbantuannat yang dilekatkanpadabidal LARAS


Padabahagianlarasterdapatsenggatan-senggatan yang dibuatdisebelahgarisanselari. Bahagianatasdisenggatkankepada 25 bahagian yang sama,tiaptiapsenggatanbersamaan 1mm Dibahagianbawahpula,senggatandibuatmembahagiduasenggatanbahagianatas

BIDAL

Mukalilitanbidaldisenggatkankepada 50 bahagian yang sama. Tiap-tiap 1 senggatanbersamaan 0.01mm

PENGANJAK HALUS

Terletakdibahagianhujungbidal Kegunaannyaialahmemastikanketepatanukuran yang dibuatkeranaiabolehmengawaldanmengelakkanbidaldiputarberlebihan

JENIS-JENIS MIKROMETER YANG LAINMIKROMETER DALAM MIKROMETER TOLOK DALAM MIKROMETER DALAM Tidakmempunyaibingkaiatauspindal Mempunyaisatukepalapengukur Batangsibarpembuluhdigunakanuntukmengelakkanberat yang berlebihan Cara mengambilbacaandaripadamikrometerdancarapenggunaanadalahsamadenganmikrometerbiasa Kegunaanmikrometerdalam Untukmendapatkanukuranukuransebelahdalamsepertigarispusatlubang,lubangsilinderataujarakdiantaraduapermukaansel

aripadalurah Untukmengambilukuranataumengesetangkupdantolok CARA MENGGUNAKAN MIKROMETER DALAM Pastikanbatangsibar yang dipilihpadakepalapengukur Pastikanhujungbatangsibardanlurahpadakepalapengukuradalahbersih Pegangmikrometermelintanggarispusatbendakerja,dengansatuhujungnyadipegangtetapditepisi linder Putarbidalsehinggahujung yang satulagimenyentuhbendakerja Janganputarkanbidaldenganberlebihansupayaada rasa sentuhandantekananmengukur yang betul MIKROMETER TOLOK DALAM Digunakanuntukmengukurkedalamanlubang,bahulurah,ceruk,lekukdanalurkunci Mikrometertolokdalamterdiridaripadatapaktapak yang dipasangkanpadakepalapengukur Senggatan yang terdapatpadabidalbiasanyadalambentukterbalik Menggunakanmikrometertolokdalam Bersihkankedua-duahujungbatangpengukur Pastikanbatangbetul-betulmasukkedalamkepalapengukur Pegangtapakrapatpadapermukaanlubang yang hendakdiukur Janganmemutarbidalberlebihankeranainibolehmenyababkanterangkat

3. Siku meter Siku-siku adalah sebuah alat ukur yang terdiri dari badan dan daun siku, dimana badan lebih tebal dan lebih berat jika dibanding dengan daunnya, hal ini berfungsi untuk ketepatan dan kemantapan pegangan sewaktu digunakan. Fungsi siku-siku hampir sama dengan busur derajat yaitu untuk: a). Membuat garis sudut b). Memeriksa kemiringan atau kesikuan bagian suatu benda c). Memeriksa kerataan permukaan benda. Beberapa jenis siku: Siku silang Siku silang mempunyai sudut permanen/tetap 90 dan dikonstruksi mati (dikeling) pada pertemuan badan dan daun sehingga siku silang hanya dapat digunakan untuk memeriksa ketepatan sudut 90. 6

Siku silang juga dapat digunakan untuk membentuk sudut 45 dan 135, karena batas antara dau siku dengan badannya membentuk sudut 45. Siku perempat Siku perempat dipakai untuk memeriksa, membuat garis sudut miring dan pekerjaan lain yang bersudut 45 dan 135. Siku putar Siku putar adalah alat ukur sudut yang dapat diputar/diatur sesuai sudut yang diperlukan. Siku putar digunakan untuk: 1). Pembuatan garis miring (sembarang ukuran) 2). Pemeriksaan kemiringan suatu benda 3). Pemindahan besarnya sudut dari suatu benda ke benda lain 4). Pemberian tanda bajang 5). Segala macam pekerjaan yang bersudut.

4.Dial gauge

Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik , hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur yang sering digunakan. Dalam hal ini kita akan membahas DIAL GAUGE.

DIAL GAUGE atau ada yang menyebutnya dial indicator adalah alat ukur yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar, bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran. Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit. CARA PEMBACAAN DAN PENGGUNAAN ALAT

Saat akan digunakan dial indikator tidak dapat digunakan sendiri, tapi memerlukan kelengkapan seperti di atas yang harus diatur sedemikian rupa pada saat pengukuran. Posisi dial gauge harus tegak lurus terhadap benda kerja yang akan

diukur. Pada dial indikator terdapat 2 skala. Yang pertama skala yang besar (terdiri dari 100 strip) dan skala yang lebih kecil. Pada skala yang besar tiap stripnya bernilai 0,01 mm. Jadi ketika jarum panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan pengukuran tersebut sejauh 1 mm. Sedangkan skala yang kecil merupakan penghitung putaran dari jarum panjang pada skala yang besar.

Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan jarum pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah3,06 mm. Pengukuran ini diperoleh dari : skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mm skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm maka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm. Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk. Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan. Metode Pengukuran 1. Letakkan V-block di atas plat datar dan letakkan poros di atas block. 2. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros. 3. Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan pembacaan paling kecil. Putarlah outer ring sampai penunjukkan pada "0". 4. Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer. Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai berikut: (a) benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.

(b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam. (c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.

You might also like