You are on page 1of 5

SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 2005 Teknik Elektro Fak.

Teknik Universitas Diponegoro

ANALISA PENGARUH TINGKAT KEASAMAN HUJAN ASAM TERHADAP KEGAGALAN TEGANGAN ISOLATOR
Hartono (1 , Bambang P (2, Iwa Garniwa
1) (3

Teknik Elektro Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon 42435 2) Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 3) Teknik Elektro Universitas Indonesia, Depok 16424 artonid@yahoo.com , hartono04@eng.ui.ac.id Hp.081316698994, Fax.0254 395440

Abstrak Banyaknya kadar keasaman hujan asam yang terjadi di daerah industri akan selalu berpengaruh terhadap jaringan listrik tegangan tinggi yang sedang beroperasi menyalurkan daya listrik. Adakalanya fungsi dari peralatan tegangan tinggi seperti isolator sebagai bahan isolasi dapat memperkecil jarak rayap permukaan isolator, sehingga dapat berpengaruh terhadap ketahanan suatu isolator dalam menjalankan fungsinya sebagai alat untuk menahan terjadinya kegagalan/ flashover dari bagian-bagian yang bertegangan. Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa tegangan gagal yang terjadi pada permukaan isolator semakin tinggi seiring dengan bertambahnya tingkat keasaman. Kata kunci : keasaman, flashover, sparkover, sambungan isolator.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Isolator berfungsi secara mekanik untuk menahan beban kawat saluran udara, secara elektrik mengisolasi saluran yang bertegangan dengan menara atau saluran dengan saluran sehingga tidak terjadi kebocoran arus dan dalam gradien medan tinggi terjadi lompatan listrik baik lewat denyar (flashover) atau percikan (sparkover). Salah satu faktor yang mempengaruhi proses kegagalan isolator luar adalah kondisi lingkungan, yaitu hujan asam dimana isolator tersebut ditempatkan. Peningkatan gas buang seperti NH3, NO2, SO2 dan aerosol akan mempengaruhi kadar keasaman air hujan. Batas nilai rata-rata pH air hujan adalah 5.6, merupakan nilai yang dianggap normal atau hujan alami seperti yang telah disepakati secara internasional oleh badan dunia WMO.[1] 1.2. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada penulisan ini adalah : 1. feasibility studi pengaruh tingkat keasaman terhadap tegangan gagal isolator. 2. Menganalisa hasil pengujian setiap kondisi pengujian. 3. Menganalisa hasil perbandingan pengujian dalam kondisi yang berbedabeda.

Hipotesa Dari permasalahan yang ada, maka dapat diambil hipotesa sebagai berikut: 1. Semakin tinggi tingkat keasaman cairan maka tingkat tegangan gagal isolator juga akan bertambah. 2. Tegangan gagal flashover akan terjadi jika isolator dalam kondisi kering, sedangkan isolator dalam kondisi basah maka kecendrunganya tegangan gagalnya adalah berupa sparkover II. DASAR TEORI

1.3.

Curah hujan merupakan merupakan fenomena alami. Air hujan bersifat sedikit asam, karena adanya kandungan karbon dioksida

Semarang, 24 25 Nopember 2005

B-59

SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 2005 Teknik Elektro Fak. Teknik Universitas Diponegoro

diudara yang larut kedalam air menjadi asam encer. Hujan asam adalah bersifat korosif. Derajat keasaman diukur dengan pH yang menunjukkan kadar ion H+ yang terdapat dalam sebuah larutan yang dinyatakan dalam -log kadar H+. Karena pH menggunakan skala logaritma, tiap skala berarti kelipatan 10. Misalnya, pH 3 adalah 10 kali lebih asam dari pada pH 4 dan 100 kali asam dari pH 5. Sedangkan hujan yang normal, yaitu hujan yang tidak tercemar, mempunyai pH sekira 5,6. Jadi, bersifat agak asam. Hal ini disebabkan gas CO2 didalam air hujan. Asam karbonat itu bersifat asam yang tercemar oleh asam yang kuat, pH air hujan turun dibawah 5,6. Hujan inilah yang merupakan hujan asam.[1]

2. 3. 4. 5.

Pengujian isolator dengan ph.7. Pengujian isolator dengan ph.1,5 Pengujian isolator dengan ph.1,33 Pengujian isolator dengan ph.1,05

dalam kondisi basah dalam kondisi asam dalam kondisi asam dalam kondisi asam

IV.

SISTEM PENGUJIAN

Gambar 2. berikut ini menunjukkan sistem pengujian di Laboratorium Tegangan Tinggi Universitas Indonesia
Transformator Tegangan Tinggi

M 2 = M 1 x(

V1 )....................................(2.1) V2

Primer switch

Voltage Regulator

Secundar switch

Main switch V 220 V AC 100 pF

Isolator

Dimana : M = perbandingan air dengan asam, dan V1/V2 = tingkat pengenceran. Untuk mencari PH asam :

Voltmeter

820 ohm

100 ohm

Fuse

Ib

I1
820 ohm 100 ohm

I3
10 kohm

PH = log( H + )....................................(2.2)
Menurut data sampel air hujan di berbagai tempat, rata-rata pH yang terukur berkisar antara 6,0 sampai 4,0. Karena batas netral asam-basa adalah 7,0 sementara ambang batas pH air hujan normal adalah 5,6; maka pH air hujan antara 5,6 sampai 4,0 praktis sudah masuk dalam kategori hujan asam. [1] Pada makalah ini akan dibahas, bagaimana pengaruh tingkat keasaman hujan asam terhadap kinerja bahan isolasi keramik.

SJ

I2

I4
MEMORYHiCORDER

Gambar 2. Sistem pengujian. [2] Bahan isolasi keramik diberi air asam sulfat dengan perbandingan tingkat keasaman yang berbeda-beda, hal ini untuk merepresentasikan kondisi sesungguhnya dilingkungan. Tegangan masing-masing kondisi pengujian isolator tersebut di naikkan secara bertahap untuk mengetahui tegangan kritis flashover dan sparkover. Hasil pengukuran masing-masing kondisi pengujian akan kita analisa ketika bahan isolasi tersebut mengalami tegangan kritis flashover dan sparkover.

III.

Gambar 1. Gambar isolator.[2] METODOLOGI PENELITIAN

Pengujian terhadap isolator keramik dengan menggunakan tegangan tinggi arus bolak-balik pada frekuensi jala-jala 50 Hz di Laboratorium Tegangan Tinggi Universitas Indonesia. Pada pengujian tersebut, isolator ditempatkan di ruang pengujian yang dapat mempresentasikan keadaan yang terjadi di alam. Pengujian dilakukan dengan beberapa tahapan pengujian, antara lain adalah : 1. Pengujian isolator dalam kondisi kering.

V.

DATA DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

Pengujian Isolator dalam kondisi kering Data untuk pengujian isolator dalam kondisi kering terlihat pada grafik 1 berikut ini :

5.1.

Semarang, 24 25 Nopember 2005

B-60

SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 2005 Teknik Elektro Fak. Teknik Universitas Diponegoro

PENGUJIAN ISOLATOR KONDISI KERING


70

60 56.9 56.8 57.1 56.93

50
TEGANGAN GAGAL (kV)

pengumpulan air resapan di sela sambungan isolator. Kegagalan pengujian isolator dalam kondisi basah adalah berupa sparkover. 5.3. Pengujian Isolator dalam kondisi asam dengan PH.1,5 Data untuk pengujian isolator dalam kondisi asam dengan ph.1,5 terlihat pada grafik 3 berikut ini :
PENGUJIAN ISOLATOR DENGAN HUJAN ASAM PH-5

40

30

20

10

0 0 1 2 PENGUJIAN 18 18.33 3 4 5 20

TEGANGAN GAGAL (kV)

Grafik 1. Hasil pengujian isolator dalam kondisi kering Grafik diatas terlihat bahwa, kecendrungan tegangan gagal hasil pengujian isolator dalam kondisi kering di setiap pengujian adalah relatif stabil. Kegagalan pengujian isolator dalam kondisi kering adalah berupa flashover yaitu terbakarnya udara disekeliling lapisan isolator secara seragam.

16

14

12 11

12

10

0 0 1 2 PENGUJIAN 3 4

Grafik 3. Hasil pengujian isolator dalam kondisi asam dengan ph.1,5 Grafik diatas terlihat bahwa, kecendrungan tegangan gagal hasil pengujian isolator dalam kondisi asam dengan ph.1,5 di setiap pengujian adalah relatif bertambah, hal ini disebabkan oleh karena peningkatan suhu di lapisan isolator dan di sekeliling lapisan isolator yang menyebabkan cairan di isolator menguap. Kegagalan pengujian isolator dalam kondisi asam dengan ph.1,5 adalah berupa sparkover.

5.2.

Pengujian Isolator dalam kondisi Basah PH.7 Data untuk pengujian isolator dalam kondisi basah terlihat pada grafik 2 berikut ini:
PENGUJIAN ISOLATOR KONDISI BASAH
30

25 23.7

25.4

25.8

20
TEGANGAN GAGAL (kV)

16.75 15 13.35

10

5.4.

0 0 1 2 3 PENGUJIAN 4 5 6

Pengujian Isolator dalam kondisi asam dengan ph.1,33 Data untuk pengujian isolator dalam kondisi asam dengan ph.1,33 terlihat pada grafik 4 berikut ini :
PENGUJIAN ISOLATOR DENGAN HUJAN ASAM PH-4.5
18 17 16 15.3 14.56 14 13.5 12
TEGANGAN GAGAL (kV)

Grafik 2. Hasil pengujian isolator dalam kondisi basah ph.7 Grafik diatas terlihat bahwa, kecendrungan tegangan gagal hasil pengujian isolator dalam kondisi basah di setiap pengujian adalah relatif bertambah, hal ini disebabkan oleh karena peningkatan suhu di lapisan isolator dan di sekeliling lapisan isolator yang menyebabkan air di isolator menguap. Pada pengujian ke-2 terjadi tegangan kegagalan menurun dibandingkan pengujian ke-1 dan pengujian selanjutnya, hal ini disebabkan oleh karena terjadi sparkover di bagian sela sambungan isolator. Penyebab terjadinya sparkover di bagian sela sambungan isolator adalah karena terjadi

15.8

10 9.1 8

0 0 1 2 3 4 PENGUJIAN 5 6 7 8

Grafik 4. Hasil pengujian isolator dalam kondisi asam dengan ph.1,33

Semarang, 24 25 Nopember 2005

B-61

SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 2005 Teknik Elektro Fak. Teknik Universitas Diponegoro

Pada pengujian ke-3 terjadi tegangan kegagalan menurun dibandingkan pengujian ke-2 dan pengujian selanjutnya, hal ini disebabkan oleh karena terjadi sparkover di bagian sela sambungan isolator. Penyebab terjadinya sparkover di bagian sela sambungan isolator adalah karena terjadi pengumpulan cairan asam yang meresap di sela sambungan isolator. Kegagalan pengujian isolator dalam kondisi ini adalah berupa sparkover.

Grafik diatas terlihat bahwa, kecendrungan tegangan gagal hasil pengujian isolator dalam beberapa kondisi yang berbeda di setiap pengujian adalah bertambah sesuai dengan tingkat keasaman, semakin tinggi tingkat keasaman maka tegangan gagal isolator tersebut akan bertambah. Tegangan gagal isolator dalam kondisi terkena air hujan dan hujan asam adalah diantara kondisi pengujian 2 dan pengujian 3. VI. KESIMPULAN

5.5.

Pengujian isolator dalam kondisi asam dengan ph.1,05 Data untuk pengujian isolator dalam kondisi asam dengan ph.1,05 terlihat pada grafik 5 berikut ini :
PENGUJIAN ISOLATOR DENGAN HUJAN ASAM PH-4
14 12.4 12 11.2 10
TEGANGAN GAGAL (kV)

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa simulasi probabilitas produksi metode segmentasi dan metode fungsi energi ekuivalen, maka dapat disimpulkan: 1. Hujan asam merupakan suatu cairan yang bersifat konduktif, yang dapat mempengaruhi ketahanan isolator dalam menjalankan fungsinya sebagai pemisah antara yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan. Semakin tinggi tingkat keasaman cairan maka tegangan gagal isolator tersebut akan bertambah. Tegangan gagal isolator dalam kondisi terkena air hujan dan hujan asam adalah diantara kondisi pengujian 2 dan pengujian 3. Peningkatan suhu di lapisan isolator dan di sekeliling lapisan isolator akan menyebabkan peningkatan tegangan gagal isolator. Karena. terjadi pengumpulan cairan asam yang meresap di sela sambungan isolator maka akan menyebabkan sering terjadinya tegangan gagal sparkover. Kegagalan pengujian isolator dalam kondisi kering yang terjadi adalah berupa flashover, sedangkan kegagalan pengujian isolator dalam kondisi basah atau cairan, kecenderunganya adalah berupa sparkover terutama di sela sambungan isolator.

10 8.9

8 7.6 6.6 6 5.4 4.2 5.8

2.

3.
0 1 2 3 4 5 PENGUJIAN 6 7 8 9 10

Grafik 5. Hasil pengujian isolator dalam kondisi asam dengan ph.1,05 Grafik diatas terlihat bahwa, kecendrungan tegangan gagal hasil pengujian isolator dalam kondisi asam dengan ph.1,05 di setiap pengujian adalah relatif bertambah, hal ini disebabkan oleh karena peningkatan suhu di lapisan isolator dan di sekeliling lapisan isolator yang menyebabkan cairan di isolator menguap. Kegagalan pengujian isolator dalam kondisi ini adalah berupa sparkover. 5.6.
60 56.93

4.

5.

6.

Perbandingan Pengujian dari Beberapa Kondisi


PENGUJIAN ISOLATOR KONDISI BERBEDA

50

40
TEGANGAN GAGAL (kV)

30

20

21.00

13.78 10

12.47 8.01

0 0 1 2 3 KONDISI 4 5 6

Grafik 6. Hasil pengujian isolator dalam beberapa kondisi yang berbeda

Semarang, 24 25 Nopember 2005

B-62

SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 2005 Teknik Elektro Fak. Teknik Universitas Diponegoro

DAFTAR PUSTAKA 1. Hartono, pembimbing: Ir.Rinaldy Dalimi,PhD.MSc., paper: Acid rain, Pascasarjana UI, 2005. Dr,Ir.Iwa Garniwa, paper : Analysis of Temperature change on surface of epoxy resin insulator affected by leakage current and heat from environment, Pascasarjana UI, 2005. Arismunandar,A., Teknik tegangan tinggi, pradnya paramita, 1994. Kuffel, E, M.Abdullah, High-Voltage Engineering, pergamon press, 1970.

2.

3. 4.

Semarang, 24 25 Nopember 2005

B-63

You might also like