You are on page 1of 5

Hakekat Pembelajaran IPA

IPA adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam yang ada. KIMIA Gejala-gejala Alam BIOLOGI FISIKA

H.W Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Nokes dalam bukunya Science in Education menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus (Abu Ahmadi, 1991:1) IPA adalah suatu pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas khusus, yaitu melakukan observasi, ekperimentasi, penyimpulan dan penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya.

IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitarnya yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah (Depdikbud,1995:1). Untuk memahami IPA bisa kita tinjau dari istilah dan dari sisi dimensi IPA. Dari istilah, IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitas beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Hakekat IPA ada tiga yaitu IPA sebagai proses, produk, dan pengembangan sikap. Proses IPA adalah langkah yang dilakukan untuk memperoleh produk IPA. Proses IPA ada dua macam yaitu proses empirik dan proses analitik. Proses empirik suatu proses IPA yang melibatkan panca indera. Yang termasuk proses empirik adalah observasi, pengukuran, dan klasifikasi. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan. IPA mencakup 3 hal, yaitu proses, produk dan pengembangan nilai sikap ilmiah.

Cara Mempelajari IPA

Ada 4 tahap perkembangan alam pikiran manusia sampai lahirnya IPA : mitos, penalaran, eksperimentasi dan metode keilmuan. IPA adalah suatu pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas khusus, yaitu melakukan observasi, ekperimentasi, penyimpulan dan penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya.

Untuk memahami IPA bisa kita tinjau dari istilah dan dari sisi dimensi IPA. Dari istilah, IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitas beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Proses IPA adalah langkah yang dilakukan untuk memperoleh produk IPA. Proses IPA ada dua macam yaitu proses empirik dan proses analitik. Proses empirik suatu proses IPA yang melibatkan panca indera. Yang termasuk proses empirik adalah observasi, pengukuran, dan klasifikasi. Dalam mempelajari IPA perlu adanya serangkaian proses ilmiah, yaitu

observasi/pengamatan. Hasil dari pengamtan kemudian dianalisis sehingga diperoleh suatu kesimpulan berupa fakta/konsep atau pengetahuan baru. Jadi berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mempelajari IPA diperlukan suatu metode yang bersifat ilmiah.

Metode Ilmiah dan Langkah-langkahnya

Rasa ingin tahu manusia merupakan awal dari sikap ilmiah, karen ingin tahu lebih lanjut tentang apa, bagaimana, mengapa peristiwa atau gejala itu. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah ini merupakan dasar metode yang digunakan dalam IPA. Metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting dalam mempelajari ilmu alamiah. Metode ilmiah tentu saja harus menjamin akan menghasilkan pengetahuan yang ilmiah yaitu yang bercirikan obyektifitas, konsisten dan sistematik. Langkah-langkah dalam menerapkan metode ilmiah adalah sebagai berikut : 1. Perumusan Masalah Yang dimaksud dengan masalah disini adalah pernyataan apa, mengapa, ataupun bagaiman tentang obyek yang diteliti. Masalah itu harus jelas batas-batasnya serta factor-faktor yang mempengaruhinya. Perumusan kerangka masalah merupakan usaha untuk mendeskripsikan masalah menjadi lebih jelas. Pada langkah ini kita mengidentifikasi faktor-faktor yang terlibat di dalam masalah tersebut dan membentuk suatu kerangka terwujud gejal-gejal yang kita telaah 2. Perumusan Hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkanmasalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis jjuga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimentasi. Hal ini merupakan usaha kita untuk memberikan penjelasan sementara mengenai hubungan sebab-akibat yang mengikat faktor-faktor yang membentuk kerangka masalah di atas. Deduksi hipotesis merupakan identifikasi fakta-fakta apa saja yang dapat kita lihat di dalam dunia fisik yang nyata, dalam hubungannya dengan hipotyesis yang diajukan. Ini merupakan langkah perantara dalam usaha untuk menguji hipotesis yang diajukan secara deduksi kita menjabarkan konsekuensi-konsekuensinya secara empiris 3. Pengujian Hipotesis melalui eksperimentasi Yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung atau eksperimentasi. 4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta/data untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan baru yang dapat dikatakan sebagai suatu teori ilmiah.

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan A. Supatmo. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. http://pembelajaran-sains-hakikat-ipa. Diakses pada hari 21 September 2010. Pontjo Hardani, Djoko. 2006. Ilmu Kealaman Dasar. Jember: Universitas Jember

You might also like