Professional Documents
Culture Documents
Apa saja yang di pelajari dalam sosiologi? Apa saja yang dilakukan oleh seorang sosiolog? Jawaban atas pertanyaan pertanyaan itu bisa kita dapatkan secara sederhana dengan memperhatikan dan membaca berbagai berita di surat kabar atau majalah. Bila kita perhatikan, surat-surat kabar atau majalah selalu menghadirkan cerita tentang apa yang di lakukan manusia baik secara individu, kelompok, organisasi atau masyarakat secara keseluruhan. Sebagai contoh, dalam sebuah surat kabar kita membaca berita tentang pembunuhan. Terhadap peristiwa tersebut, kita mungkin bertanya apa latar belakang sang pembunuh melakukan tindakan keji tersebut. Kita coba menjawabnya dengan menelusuri pengalaman sosial orang tersebut, misalnya mungkin dari latar belakang keluarga, pengalaman pendidikan, pengalaman dalam kelompok, dan sebagainya. Dengan penelusuran tersebut kita mungkin menemukan hal-hal rasional yang mungkin mengakibatkan orang tersebut dapat melakukan tindakan pembunuhan. Dengan cara berfikir analitis seperti itu, kita sebenarnya telah menjadi seorang sosiolog. Namun sosiologi tidak hanya berbicara tentang kriminalitas (perilaku menyimpang). Fenomena social lain seperti kemiskinan, ketidakadilan, konflik , dan kekuasaan juga menjadi objek kajian sosiologi. Singkatnya, sosiologi berusaha mengkaji drama kehidupan sosial manusia terutama tentang tindakan-tindakan manusia baik tindakan individual, tindakan kelompok, tindakan yang lazim (Commonplace) maupun tindakan yang tidak lazim (unusual). Dengan mengambil contoh dan paparan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sosiologi adalah sebuah studi sistematis tentang: 1. Prilaku sosial dari individu-individu; 2. Cara kerja kelompok-kelompok social, organisasi, kebudayaan, dan masyarakat; 3. Pengaruh dari kelompok , organisasi, kebudayaan, dan masyarakat terhadap prilaku individu dan kelompok. Lalu apa pandangan para ahli tentang pengertian dan subjek sosiologi? Ada banyak tokoh yang berusaha mendefinisikan sosiologi. Di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Charles Ellwood mengemukakan bahwa sosiologi merupakan pengetahuan yang menguraikan hubungan manusia dan golongannya, asal dan kemajuannya, bentuk dan kewajibannya. 2. Gustav Ratzenhofer mengemukakan bahwa sosiologi merupakan pengetahuan tentang hubungan manusia dengan kewajibannya untuk menyelidiki dasar dan terjadinya evolusi social serta kemakmuran umum bagi anggota-anggotanya. 3. Herbert Spencer mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari tumbuh, bangun, dan kewajiban masyarakat.
4. Emile Durkheim menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta yang berisikan cara bertindak berfikir, dan berperasaan yang ada di luar individu. Faktafakta tersebut mempunyai kekuatan untuk mengendalikan individu. 5. Max Weber mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari tindakan-tindakan social. 6. Pitirim A. Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala social (misalnya, gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral,hokum dengan ekonomi), hubungan dan pengaryh timbal balik antara gejala social dan non-sosial (misalnya, pengungsian dengan bencana alam), dan cirri-ciri umum dari semua jenis gajala-gejala social. 7. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu tentang penelitian ilmiah terhadap interaksi social dan hasilnya adalah organisasi social. 8. Joseph Roucek dan Warren mendefinisikan sosisologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia di dalam kelompok. 9. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur social dan proses-proses social, termasuk perubahn-perubahan social. 10. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam masyarakat. 11. Mayor Polak menyatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni antar hubungan di antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, statis maupun dinamis. 12. Hasan Shadily menyatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan itu. Dari pandangan para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang objek studinya adalah masyarakat.
OBJEK SOSIOLOGI
Istilah sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius (bahasa latin) berarti kawan dan logos (bahasa yunani) berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang berbicara mengenai masyarakat. Sebagai bagian dari ilmu social, objek sosiologi adalah masyarakat. Ada beberapa unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat ini, yakni:
1. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relative lama. Di dalamnya manusia saling mengerti dan merasa dan mempunyai harapan-harapan sebagai akibat dari hidup bersama itu. Terdapat sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam masyarakat tersebut. 2. Manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu kesatuan. 3. Manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan di mana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masingterkait dengan kelompoknya.
Kita telah mempelajari bahwa dalam sosiologi terdapat berbagai macam spesialis atau cabang-cabang ilmu. Idea tau konsep mendasar itu adalah sebagai berikut.
1. Masyarakat dan social setting lainnya seperti nilai dan norma social adalah hasil karya atau produk manusia.
Dalam buku The Social Construction of Reality, Peter L. Berger dan Thomas Luckman mengungkapkan bahwa masyarakat sebagai kenyataan objektif adalah produk manusia. Manusia dengan segala dinamikanya adalah pembentuk masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain, masyarakat di mana manusia-manusia berada, nilai, dan aturan-aturan social yang menuntun mereka semuanya adalah produk dan buatan manusia.
CIRI-CIRI SOSIOLOGI
Adapun cirri-ciri sosiologi srbagai ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut. 1. Sosiologi bersifat empiris. Sosiologi dalam melakukan kajian tentang masyarakat di dasarkan pada hasil observasi, tidak spekulatif, dan hanya menggunakan akal sehat (commonsense). 2. Sosiologi bersifat teoritis. Sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi adalah kerangka dari unsure-unsur yang di dapat di dalam observasi, di susun secara logis, serta memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat. 3. Sosiologi bersifat komulatif. Teori-teori sosiologi di bentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori lama.
4. Sosiologi bersifat non-etis. Yang di lakukan sosiologi bukan mencari baik buruknya suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis. Itulah sebabnya para sosiolog tidak bertugas untuk berkhotbah dan mempergunjingkan baik buruknya tingkah laku social suatu masyarakat.
METODE-METODE SOSIOLOGI
Mengenai metode ilmiah, sosiologi mengenal dua macam metode ilmiah, yakni metode kualitatif dan kuantitatif. 1. Metode kualitatif mengutamakan cara kerjanya dengan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan penelitian-penelitian terhadap data yang di peroleh. Metode ini di pakai apabila data hasil penelitian tidak dapat di ukur dengan angka. 2. Metode kuantitatif mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejalagejala yang di ukur dengan skala, indeks, table, atau uji statistik. Sementara itu, langkah-langkah utama dalam sebuah penelitian sosiologi adalah sebagai berikut. 1. Menidentifikasi masalah. 2. Merumuskan masalah dan mementukan ruang lingkup penelitian. 3. Merumuskan hipotesa yang relavan dengan masalah yang di ajukan. 4. Memilih metode pengumpulan data. 5. Mengumpulkan data. 6. Menafsirkan data. 7. Menarik kesimpulan.
6. 7.
Lahirnya ilmu pengetahuan modern, Berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri. Auguste Comte, seorang filsuf prancis, melihat perubahan-perubahan tersebut tidak saja bersifat positif seperti berkembangnya demokratisasi dalam masyarakat, tetapi juga berdampak negative. Oleh karena itu, Comte menyarankan agar semua penelitian tentang masyarakat di tingkatkan menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri. Sosiologi baru berkembang menjadi ilmu setelah Emile Durkheim mengembangkan metodologi sosiologi melalui bukunya Rules of Socialogical Method. Meskipun demikian, atas jasanya terhadap lahirnya sosiologi, Auguste Comte tetap di sebut sebagai Bapak
KEGUNAAN SOSIOLOGI
Kegunaan sosiolosi bagi masyarakat adalah sebagai berikut. 1. Untuk pembangunan. Sosiologi berguna untuk memberikan data social yang di perlukan pada tahap perencanaan pelaksanaan maupun penilaian pembangunan. 2. Untuk penelitian.Dengan penelitian dan penyelidikan sosiologis, akan di peroleh suatu perencanaan atau pemecahan masalah social yang baik.
PERAN SOSIOLOGI
Bentuk-bentuk peran para ahli tersebut dapat kita gambarkan sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. Sosiologi sebagai ahli riset Sosiologi sebagai konsultan kebijakan Sosiologi sebagai teknisi Sosiologi sebagai guru atau pendidik
F.REALITAS SOSIAL
Dari uraian di atas kita telah paham bahwa sosiologi membahas pola-pola hubungan yang terjadi dalam masyarakat. Pola-pola tersebut dapat menciptakan kestabilan atau keadaan yang normal namun dapat pula menimbulkan keadaan yang tidak normal, seperti terjadinya perubahan berupa modernisasi, penyimpangan dan masalah social lainnya. Inilah yang kita sebut sebagai realitas sosial.
MASALAH SOSIAL
Sebuah masalah social sesungguhnya merupakan akibat dari interaksi social antar individu dengan kelompok atau antar suatu kelompok dengan kelompok lain. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah social adalah suatu ketidaksesuaian antar unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok social. Soerjono Soekanto membedakan masalah social menjadi empat, yaitu sebagai berikut. a. Masalah social dari factor ekonomis. b. Masalah social dari factor biologis. c. Masalah social dari factor psikologis. d. Masalah social dari factor kebudayaan.
KRITERIA UMUM
Masalah social terjadi Karena ada perbedaan yang mencolok antar nilai-nilai dalam suatu masyarakat dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan.