You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia.

Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari pengelolaan gaya hidup masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini. Kota Indralaya merupakan contoh nyata dalam hal persoalan sampah. Beberapa titik di Kota Indralaya telah membuktikan bahwa fenomena sampah di negeri ini sukar untuk di hilangkan. Namun hal ini tidaklah akan terjadi lama kalau saja setiap orang sadar akan masalah sampah dan setiap orang mengerti akan dampak yang ditimbulkan dari sampah ini. Perlu diketahui juga bahwa sampah ini ada dua jenis yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami. Sekarang pertanyaannya bagaimana untuk menyelesaikan masalah sampah ini. Dan hal inilah yang melatar belakangi saya menulis makalah bertemakan Masalah Pencemaran Lingkungan ( Sampah ). Untuk menjawab hal ini saya melakukan studi kasus di Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya, tepatnya di salah satu tempat titik pembuangan

sampah yang ada di Indralaya. Alasan saya mengambil tempat di Indralaya di daerah ini juga terlihat adanya sampah yang bertebaran dimana-mana dan banyak sekali sampah yang menumpuk dan juga minimnya tempat sampah. Dari sini saya ingin melihat lebih dalam mengenai permasalahan sampah di Kota Indralaya. B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Ketika saya jalan-jalan di sekitar wilayah kecamatan Indralaya saya melihat gejala yang sangat memprihatinkan di sekitar jalan yang biasa di lalui masyarakat pada umumnya, yaitu salah satu jalan di sepanjang jalan kelurahan Timbangan Indralaya yang ternyata di sepinggir jalan ada bertebarannya sampah-sampah. Dari sini saya mempunyai beberapa permasalahan yang ingin saya temukan penyelesaian masalahnya. Permasalahannya diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana keadaan kebersihan di sekitar jalanan umum di daerah Timbangan Indralaya ? 2. Apa yang menjadi faktor penyebab bertebarannya sampah di sekitar jalanan umum di daerah timbangan Indralaya? 3. Bagaimana peranan masyarakat dalam mengatasi sampah di sekitar daerah Timbangan Indralaya ? C. Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah Dalam pembuatan makalah ini saya menggunakan pendekatan Multi aspek/multi dimensi. Saya melihat beberapa gejala yang mungkin menjadi pemicu terjadinya permasalahan yang melanda objek penelitian. Metode pemecahan masalah yang saya gunakan yaitu Metode Kuantitatif dengan mewawancarai langsung masyarakat sekitar daerah timbangan. Saya mengambil sampel sebanyak 20 responden dari berbagai masyarakat dan juga observasi langsung.

D. Sistematika Makalah Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.3 Pendekatan dan Metode pemecahan masalah 1.4 Sistematika penulisan BAB II LANDASAN TEORI BAB III PEMBAHASAN BAB IV KESIMPULAN dan SARAN KEPUSTAKAAN LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI A. Manusia dan Lingkungan Hidup Manusia merupakan makhluk yang paling dimuliakan oleh AlKhalik penciptanya. Makhluk hidup yang namanya manusia, baru dilahirkan sekitar satu atau dua juta tahun tahun yang lampau setelah segala sumber daya tersedia dan setelah ruang bumi ini tercipta. Dalam Buku Manusia Dalam Konteks Sosial Budaya dan Teknologi Karya Prof. Dr H. Nursid Sumaatmadja disebutkan bahwa :Manusia dengan alam, ada dalam konteks keruangan yang saling mempengaruhi. Kadar saling pengaruh mempengaruhi tersebut sangat dipengaruhi tingkat berbagai penguasaan teknologi oleh Manusia. Hubungan manusia dengan alam di dunia ini sangatlah bervariasi.( Dr H. Nursid Sumaatmadja : 1998:72 ). Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya pikir dan daya nalar yang tinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya. Di sini terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang paling aktif. Karena manusia secara aktif dapat mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki. Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala. Manusia mendapatkan unsure-unsur yang diperlukan dalam Hidupnya dari Lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan hidupnya yang diambil dari Lingkungan. Maka berarti semakin besar perhatian manusia terhadap Lingkungan. Manusia merupakan Makhluk paling aktif dalam mengubah tatanan pada Lingkungan. Manusia bisa dengan cepat mengubah Lingkungan, karena perbuatan manusialah Lingkungan menjadi berubah dan kadang menjadi marah karena dirusaknya Lingkungan. Hubungna manusia dengan Lingkungan memang sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Karena terkadang Manusia bergantung kepada alam dan ada juga Alam yang bergantung pada manusia.

B. EKOSISTEM Yang dimaksud dengan ekosistem adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan dimana manusia merupakan bagian integral dari ekosistem tempat hidupnya. Ekosistem terdiri dari suatu komunitas Biota yang berinteraksi dengan Lingkungan fisiknya dan saling pengaruh mempengaruhi. Ekosistem ini terdiri dari bagian-bagian dnegan fugnsi-fungsi tertentunya. Dan untuk menunjang fungsi-fungsinya itu dioperlukan sumber energi. Setiap species menyesuaikan diri dengan tugas tertentu dalam ekosistem dan berfungsinya ekosistem bergantung kepada adanya kombinasi spesies yang sesuai dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu di dalam seluruh system. Peranan manusia dalam ekosistem sangat luas. Sebab Lingkungan hidup masnuia tidak hanya terbatas pada sarana fisik kimia dan biologis saja tetapi termasuk pula di dalamnya persoalan ekonomi, sosio budaya dan agama. Segala macam perubahan dalam lingkungan hidup manuisa, mau tidak mau akan berpengaruh terhadap dirinya. Manusia merupakan bagian intergral dari ekosistem maka apabila struktur dan sifat fungsional ekosistem rusak, akan mengakibatkan penderitaan pada manusia itu sendiri. Dengan perkataan lain, bila itu terjadi maka keseimbangan ekologi akan terganggu dengan akibat penderitaan pada manusia itu sendiri. C. EKOLOGI Tokoh yang berjasa mengangkat ekologi menjadi kajian yang bermakna adalah Ernest Haeckel (1866) seorang pakar biologi Jerman. Semula ekologi ini hanyalah merupakan subdisiplin Biologi. Namun pada perkembangan dewasa ini, ekologi itu dapat dikatakan menjadi kajian bidang mandiri. Ekologi itu berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu kata Oikos yang berarti Rumah atau tempat tinggal dan logos yang berarti studi atau telaah. Jadi secara harfiah ekologi itu berarti studi atau telaah tentang organisme di tempat tinggalnya. Secara lebih formal, ekologi itu berarti studi atau telaah tentang struktur atau fungsi alam atau

studi tentang hubungan diantara organisme hidup dan keseluruhan faktor fisikal serta biological yang membentuk lingkunganya. Organisme, Living organism, makhluk hidup Yang diartikan organisme atau makhluk hidup pada konsep ekologi yaitu tumbuhan dan hewan. Dalam hal ini manusia termasuk kedalam kelompok hewan. Namun demikian karena manusia lebih cocok masuk kedalam kelompok hewan namun memiliki keistimewaan tersendiri, pembahasannya dikhususkan pada telaah ekologi manusia (human ecology). Lingkungan, environment Ehlich & Ehrlich dan Holdren (1973:4) mengemukakan, The environment is the unique skin of soil, water, geseos atmosphere, mineral nutrient and organism that covers this otherwise undistinguished planet. Dalam Undang-undang Indonesia Nomor 4 Tahun 1982, tentang ketentuan pokok pengelolaan Lingkungan Hidup Bab I Pasal 1 dirumuskan : Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya , keadaan, makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. D. POLUSI Yang dimaksud dengan polusi adalah terjadinya pencemaran lingkungan yang akan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan dan terganggunya kesehatan serta ketenangan hidup makhluk hidup termasuk manusia. Terjadinya polusi atau pencemaran lingkungan ini umumnya terjadi akibat aktifitas manusia yang berlebihan dan tidak terkontrol yang menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, air dan udara. Yang akibatnya akan mengancam kelestarian Lingkungan. Mengenai polutan dapat digolongkan kdalam dua hal yakni : 1. Yang bersifat kualitatif

Yaitu terdiri dari unsur-unsur yang alamiah telah terdapat di dalam alam tetapi jumlahnya bertambah sedemikian banyak sehinggga mengadakan pencemaran lingkungan. Hal ini dapat terjadi karena bencana alam dan karena perbuatan manusia, contoh polutan misalnya unsur nitrogen, fosfor dan lain-lainnya. 2. Yang bersfat kuantitatif Terdiri dari unsur-unsur yang terjadi akibat berlangsungnya persenyawaan yang dibuat secara sintesis seperti, pestisida detergen dan lain-lan. Umumnya polusi lingkungan ditunjukan kepada faktorfaktor fisik seperti polusi suara, radiasi, suhu, penerangan dan faktorfaktor kimia seperti debu, uap, gas, larutan, awan, kabut, sosioekonomi dan kultur. Pencemaran Lingkungan Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan, eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan pencemaran itu disebut dengan polutan. Menurut WHO, ditetapkan empat tahap pencemaran yaitu : 1. pencemaran tingkat pertama pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik dilihat dari zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan lingkungan. 2. Pencemaran tingkat kedua Pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada pancaindera dan alat vegetatif lainnya serta menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lainnya. 3. Pencemaran tingkat ketiga Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menimbulkan sakit yang kronis. 4. pencemaran tingkat keempat

pencemaran yang telah menimbulkan dan mengakibatkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemaran terlalu tinggi. E. SAMPAH Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak berbahaya (non hazardous). Soewedo (1983) menyatakan bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang biologis. Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos; 2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton; Di negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah sampah organik, sebesar 60 70%, dan sampah anorganik sebesar 30%. Salah satu sumber Menyebutkan tentang Sampah yaitu : Pemusnahan sampah Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara sederhana sebagai berikut :

a. Penumpukan. Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjnagkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air. b. Pengkomposan. Cara pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi. c. Pembakaran. Metode ini dapat dilakuakn hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menhindari pencemarn asap, bau dan kebakaran. d. "Sanitary Landfill". Metode ini hampir sama dengan pemupukan, tetapi cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan areal khusus yang sangat luas. Pemanfaatan Sampah 1. Sampah basah : Kompos dan makanan ternak 2. Sampah kering : Dipakai kembali dan daur ulang 3. Sampah kertas : Daur Ulang Daur ulang Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan , pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Material yang dapat didaur ulang : 1. Botol Bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal. 2. Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecualai kertas yang berlapis minyak. 3. Aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue dll.

4. Besi bekas rangka meja, besi rangka beton dll 5. Plastik bekas wadah shampoo, air mineral, jerigen, ember dll 6. Sampah basah dapat diolah menjadi kompos. Manfaat pengelolaan sampah 1. Mengehemat sumber daya alam 2. Mengehemat Energi 3. Mengurangi uang belanja 4. Menghemat lahan TPA 5. Lingkungan asri (bersih,sehat,nyaman) Sumber : http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/sampah/peng_sampah_info/

BAB III PEMBAHASAN A. Keadaan Kebersihan Di sekitar Daerah Timbangan Indralaya Jalanan Umum di sekitar Daerah Timbangan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir adalah merupakan tempat dimana berlalu-lintasnya masyarakat maupun kendaran-kendaraan umum dalam melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari. Sudah selayaknya jalan eaya ini dijaga kebersihan lingkungan dan kesehatannya. Namun tidak disangka ternyata di sekitar derah jalanan ini ternyata kotor dan kurang sehat keadaan lingkungannya. Sekilas kalau kita lihat keadaan lingkungan di sekitar daerah Timbangan itu bersih namun kalau kita lebih teliti dalam melihat lagi, kesudut-sudut jalan maupun pinggiran jalan, di got-got bertebaran sampah dan bahkan menumpuk. Sebenarnya apa yang menyebabkan ini terjadi? Apakah kurang sigapnya para petugas kebersihan di Dinas Kebersihan Kabupaten OI (Indralaya) ataukah para masyarakat yang kurang tanggap akan hal ini. Setelah saya meneliti dan saya menyebarkan angket yang isinya menanyakan kebersihan Lingkungan di Daerah sekitar Jalan Timbangan Indralaya dan harapan yang diinginkan Masyarakat Daerah sekitar jawaban mereka adalah 93,6 % menjawab lingkungan jelek alasannya adalah tidak banyak tersedianya tempat sampah. Seharusnya tempat sampah tersedia diberbagai sudut sekarang ini hanya beberapa saja. Ketika para masyarakat ini ingin membuang sampah pada tempatnya dan ditempat itu tidak ada tempat sampah mereka malah menyimpan dan membuangnya di sekitar pinggiran jalan dan di got-got. Memang keadaan ini sangat memprihatinkan, kalau saja sarana itu menunjang pastilah keadaan sekitar jalan tidak seperti sekarang ini. Keadaan yang kotor dan bau. Begitu banyaknya sampah-sampah yang tidak terurus menumpuk dan dibiarkan begitu saja. Seandainya ada tempat sampah pasti tidak akan berceceran yang namanya sampah-sampah seperti

plastik-plastik bekas, kardus-kardus, barang yang telah lama tidak dipakai sehingga di buang, dan bekas ataupun sisa-sisa makanan. Sungguh memprihatinkan keadaan Lingkungan yang yang ada di daerah sekitar Jalan Timbangan Indralaya yang seharusnya menjaga kesehatan lingkungan malah kotor dan bau. Bagaimana mau menciptakan Kota Indralaya yang bersih kalau lingkungan jalanan umumnya saja kotor dan banyak sampah. Memang tidak satu faktor yang menyebabkan hal ini terjadi banyak faktor yang menjadi kendala, selain yang telah disebutkan diatas tadi faktor lainnya adalah kurang adanya partisifasi aktif dari masyarakat untuk menangani hal ini. B. Faktor-Faktor Bertebarannya Sampah di Daerah sekitar

Jalan Timbangan Indralaya Sudah tidak bisa dipungkiri lagi kebersihan lingkunga sekitar jalan Timbangan Indralaya sekarang sudah terkontaminasi oleh masalah sampah dan kotoran lainnya yang menyebabkan lingkungan Jalanan menjadi kotor dan tidak terawat. Hal didorong oleh banyak hal diantaranya adalah : 1. Kurang tersedianya tempat sampah yang memadai. Tempat sampah merupakan hal yang penting dalam menangani merebaknya sampah di setiap tempat. Kurangnya tempat sampah sering menjadi kendala menumpuknya sampah di berbagai tempat. Kota Indralaya seharusnya memiliki kesadaran untuk menyediakan lebih banyak lagi tempat sampah yang memadai. Namun tidak dapat dipungkiri lagi ternyata ketersediaan tempat sampah di sekitar jalan Timbangan Indralaya sangatlah minim. Hal ini wajar kalau lingkungan sekitar Jalanan Timbangan Indralaya dipenuhi dengan sampah dan kotoran lainnya. Ada alasan mereka yang paling menonjol tidak membuang sampah tidak pada tempatnya yaitu karena mereka ketika mau membuang sampah dan ditempat yang bersangkutan tidak ada tempat sampah. Sehingga mereka membuang sampah di got-got dan di pinggir-pinggir jalan.

2. Kurang kesadaran diri Ketika saya mewawancarai langsung masyarakat di sekitar derah tersebut. Mendapatkan sekitar 70% jawaban dari masyarakat telah membuang sampah pada tempatnya. Namun ada hal lain yang membuat saya bingung dan aneh. Ternyata masih banyak juga yang tidak membuang sampah tidak pada tempatnya. Mereka sembarangan membuang sampah di jalanan dan di got-got, memang ditempat itu tidak tersedia tempat sampah. Namun tidak salah juga mereka menyimpan untuk sementara sampah itu di rumah mereka masingmasing sampai menemukan tempat sampah dan membuangnya ataupun menunggu Dinas Kebersihan kota tersebut. Banyak Masyarakat yang belum sadar akan hal ini. Dari 70% responden yang sudah membuang sampah pada tempatnya ada yang beralasan mereka sadar akan lingkungan ada juga yang membawa landasan, kebersihan sebagian dari pada Iman. Responden sebagiannya yang belum membuang sampah pada tempatnya mereka sebenarnya sadar akan kebersihan namun mereka jarang melihat tempat sampah di tempat yang bersangkutan dan kadang malas untung membuang sampah itu pada tempatnya yang jauh, karena kurang tersedianya tempat pembuangan sampah. Ketersediaan tempat sampah memang harus ditunjang dari berbagai pihak. Karena pemecahan masalah tidak akan berhasil kalau hanya dilihat dari satu pihak saja. Di Kampus UPI belum terlihat kesadaran yang nyata dari pihak-pihak yang bersangkutan. 4. Belum ada aturan yang melarang pembuangan sampah. Memang aturan menjadi faktor lain yang mendukung terciptanya Lingkungan yang sehat dan aman. Aturan yang tegas belum berlaku di Kecamatan Indralaya. Tidak adanya aturan yang melarang pembuangan

sampah

sembarangan

menyebabkan

Masyarakat

secara

bebas

membuang sampah pada tempatnya. Selama ini kita sering menjumpai slogan-slogan seperti kebersihan sebagian dari iman, buanglah sampah pada tempatnya dan lain-lain namun ternyata kenyataan yang kita temui dilapangan justru sebaliknya. Sampah ada dimana-mana, kondisi ini terjadi karena beberapa alasan atau faktor-faktor tertentu. Bisa saja keadaan ini terjadi karena kurangnya kesadaran kita untuk membuang sampah pada tempatnya atau justru tempat sampahnya yang tidak ada, suatu keadaan yang ironis sekali. Keadaan ini harusnya diperbaiki dengan adanya aturan yang jelas mengenai sampah selain itu perlu pula disediakan tempat-tempat sampah diberbagai tempat serta menumbuhkan sikap kesadaran diri untuk membuang sampah pada tempatnya.

C. Peran Pemerintah Daerah dan Masyarakat dalam Mengatasi Masalah Sampah di Derah Jalan Timbangan Indralaya. Pemerintah dan Masyarakat mempunyai peran yang sangat dominan dalam menciptakan kebersihan lingkungan di wilayah sekitar Jalan Timbangan Indralaya. Mengapa harus Pemerintah dan Masyarakat? Karena Pemerintah dan Masyarakat berperan penting dalam menjaga dan mengatasi masalah sampah yang mengotori jalanan, mereka harus saling bekerja sama dalam menjaga kebersihan kota. Dari Masyarakatlah sebagian besar sampah dihasilkan dan dari masyarakatlah seharusnya timbul kesadaran untuk menciptakan suatu keadaan lingkungan yang bersih dan terawat. .

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan beberapa hal mengenai keadaan Lingkungan di sekitar wilayah jalanan Timbangan Indralaya Kampus. Kelurahan Timbangan adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Indralaya yang memiliki masalah dengan Lingkungannya, hal ini diakibatkan oleh beberapa factor yang menjadi penyebab kurang sehatnya lingkungan sekitar jalanan Timbangan Indralaya. Penyebab pertama adalah Minimnya tempat sampah yang ada di sekitar jalan tersebut, kurangnya kesadaran masyarakat dan tidak adanya Hukum yang tegas. Disini terlihat, bahwa factor-faktor itu mengarah kepada hal ekonomis, psikologis, agama, dan hukum. Karena yang menjadi sorotan dalam kali ini adalah Masyarakat sekitar dan perangkat lainnya maka halhal tadi juga berkaitan dengan Masyarakat dan lainnya. Faktor kedua adalah faktor psikologis dari para masyarakat, karena kebiasaan Masyarakat jika tidak ada tempat sampah maka mereka membuang sampah sembarangan tidak menyimpannya untuk sementara waktu untuk mencari tempat sampah yang ada. Mereka karena terbiasa maka langsung membuang sampah atau dimasukan kedalam got-got. Hal lain yang menjadi kendala adalah belum adanya hukum yang tegas dalam mengatasi masalah ini. Maka Masyarakat bisa secara bebas membuang sampah tidak pada tempatnya. Maka dalam hal ini partisipasi dari berbagai pihak sangtlah diperlukan.

B. SARAN Untuk mengatasi beberapa permasalahan yang ada di sekitar wilayah jalanan Timbangan Indralaya khususnya masalah Lingkungan yang berkaitan dengan sampah, ada beberapa solusi yang saya tawarkan sesuai dengan permasalahan yang timbul, yakni : 1. Perbanyak tempat sampah yang layak pakai Sampah yang berserakan dan bertebaran di sekitar wilayah jalanan Timbangan Indralaya ini diakibatkan oleh minimnya tempat sampah yang ada di sekitar jalanan. Hampir tidak terlihat keberadaan tempat sampah di sekitar jalanan. Seharusnya di sediakan tempat pembuangan sampah oleh pemerintah setempat. 2. Berlakukan hukum yang ketat dalam menangani sampah Hukum merupakan solusi terakhir yang diawarkan,karena dengan diberlakukannya peraturan ini maka sedikitnya akan mengurangi kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya. Misalkan Jika ada Masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya maka di denda uang sebesar., maka hal ini sedikitnya akan mengurangi kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan. Memang dengan adanya hukum pasti akan terasa tertekan namun hal ini dapat menjadi solusi yang baik jika ingin menciptakan Lingkungan Jalan yang sehat bebas dari samapah. Selain itu juga kami tawarkan juga pengolahan sampah agar tidak menumpuk. Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill (tempat pembuangan sampah) bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi

tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsipprinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa manusia akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama. Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industriindustri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah. Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daurulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan. Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang.

You might also like