You are on page 1of 4

GLAUCOMA KONGENITAL

Glaucoma adalah kerusakan saraf retina akibat perubahan tekanan bola mata yang tidak normal. Glaucoma pada anak biasanya dihasilkan dari kelainan dalam perkembangan struktur bagian depan bola mata. Kelainan ini menghasilkan tekanan bola mata yang tinggi. Peninggian tekanan mata menyebabkan kerusakan saraf optik dan kehilangan penglihatan yang ditandai dengan penyempitan lapang pandang. Glaucoma berkembang saat pengeluaran cairan aqueous (out flow) dari bilik mata depan terganggu sehingga terjadi penumpukan aqueous didalam bola mata yang mempertinggi tekanan bola mata. Gangguan out flow aqueous merupakan penyebab utama glaucoma kongenital. Glaucoma pada bayi umumnya terjadi pada sekitar 1 : 10.000 kelahiran. Di Eropa bagian barat, kejadian yang dicatat 1 : 12.500 kelahiran, dan 1 : 22.000 kelahiran di Irlandia Utara. Daerah yang paling ektrim yaitu 1 : 2.500 yang terjadi di Arab Saudi. Penyakit ini umumnya terjadi pada 2 mata, tetapi dapat juga terjadi pada satu mata. Kasus ini sangat banyak terjadi di Amerika Serikat, tetapi sedikit di Jepang. Usia terjadinya penyakit ini mulai sejak lahir atau berkembang pada masa kanak-kanak. Ada beberapa ciri-ciri anak yang menderita glaucoma, diantaranya : Pembesaran bola mata (Bupthalmos) Ukuran bola mata lebih besar dari pada ukuran normak (Megalocornea) Silau (Photophobia) Mata berair (Epiphora) Pembengkakan kornea (Edema cornea) Mata merah (Conjunctival injection) Kekeruhan kornea Tukak kornea Cekungan syaraf optik pada retina Mata menjadi minus (Myopia) Mata menjadi juling (Strabismus) Mata malas / lazy eye (Amblyopia)
http://www.mahendraindonesia.com email : rms1805@indosat.net.id Oleh : Refraksionis Optisien Alex Sugiarto Laoh. MD Dibimbing oleh DR. Rini MS, SpM

Awal kejadian ini dimulai sejak adanya kelainan pada janin terutama terhadap struktur bola mata. Kelainan ini menaikkan tekanan dari dalam bola mata ke dinding luar, sclera dan kornea. Sklera dan kornea bayi sangat berbeda dibandingkan orang dewasa. Sklera bayi tidak terlalu keras dan lebih elastis. Apabila tekanan bola mata meninggi, maka akan menghasilkan pembengkakan, pembesaran, peregangan dan penipisan dinding bola mata. Mekanisme yang sama juga terjadi secara tidak langsung pada pembesaran kornea melalui peregangan sklera. Keadaan ini dapat menimbulkan pembesaran bola mata (bupthalmos) dan pembesaran kornea (megalocornea). Disamping itu, selama proses perengangan dan pembesaran kornea, terjadi kerusakan kornea bagian belakang yaitu pada membrane descemets dan endothelium. Kerusakan pada lapisan ini mengganggu metabolisme kornea sehingga terjadi edema kornea yang dapat membuat kornea menjadi keruh. Edema kornea menimbulkan iritasi, rasa sakit dan menghasilkan penyebaran cahaya yang memberikan efek silau. Iritasi dan silau ini menyebabkan mata selalu berair (epiphora) dan rasa silau (photophobia). Pembesaran bola mata atau bupthalmos menyebabkan myopia axial yaitu mata minus karena bola mata lebih panjang dari ukuran normal. Astigmastisme juga sangat nyata sebagai efek dari pembesaran kornea. Kombinasi dari kerusakan retina, kekeruhan kornea, myopia dan astigmatisme menyebabkan amlyopia atau mata malas Ukuran diameter kornea yang normal berkisar 9.5 10.5 mm. Saat usia 1 tahun diameter kornea mencapai 11 mm dan mencapai ukuran orang dewasa (12 mm) pada usia 2-3 tahun. Bayi berusia kurang dari 1 tahun yang memiliki diameter kornea 12 mm atau lebih berada diluar batasan normal dan perlu diwaspadai adanya glaucoma. Tekanan mata normal pada bayi berkisar 10-15 mm. Jadi, tekanan bola mata yang berkisar 20 mm Hg harus diwaspadai adanya tendensi kearah peninggian tekanan mata. Pada glaucoma kongenital tekanan bola mata biasanya lebih tinggi dari 25 mm Hg atau diatas 30 mm Hg.

http://www.mahendraindonesia.com email : rms1805@indosat.net.id Oleh : Refraksionis Optisien Alex Sugiarto Laoh. MD Dibimbing oleh DR. Rini MS, SpM

Gambar glaucoma congenital

Proses pembesaran kornea dan sklera menyebabkan kerusakan syaraf optik. Kerusakan pada syaraf optik dapat dilihat melalui evaluasicekungan syaraf optik (cup optic disc). Normalnya, syaraf optik simetris pada semua bagian dengan cekungan yang kecil pada optik disk, namun glaucoma dapat memperbesar cekungan optik disk.

PENANGANAN Glaucoma pada bayi ditangani melalui operasi dan perngobatan. Operasi merupakan terapi yang banyak disarankan oleh para dokter mata. Operasi dilakukan

http://www.mahendraindonesia.com email : rms1805@indosat.net.id Oleh : Refraksionis Optisien Alex Sugiarto Laoh. MD Dibimbing oleh DR. Rini MS, SpM

untuk membuat saluran pengeluaran baru untuk menyeimbangkan tekanan bola mata. Tehnik operasi yang banyak lakukan yaitu, goniotomy dan trabeculotomy. Selain operasi, terapi pengobatan juga dilakukan melalui pemberian beberapa jenis obat, diantaranya : timolol, betaxolol, levobunolol, metipranolol, dan carteolol. Sangat penting untuk dilakukan pengontrolan yang berkesinambungan terhadap tekanan bola mata agar tidak terjadi kerusakkan yang lebih lanjut. PROGNOSIS Pada dasarnya bayi yang lahir dengan glaucoma memiliki struktur bola mata yang tidak sempurna sehingga pada banyak kasus berakhir dengan kebutaan. Sebagian berakhir dengan kehilangan lapang pandang, penurunan tajam penglihatan dan amblyopia. Oleh karena itu, penting sekali disadari oleh orang tua untuk memantau kondisi mata anak apakah terdapat gejala-gejala atau tanda-tanda seperti yang sudah disebutkan. Pemeriksaan dini harus segera dilakukan oleh dokter mata untuk memberikan terapi yang terbaik agar dapat menghindari resiko kebutaan.

http://www.mahendraindonesia.com email : rms1805@indosat.net.id Oleh : Refraksionis Optisien Alex Sugiarto Laoh. MD Dibimbing oleh DR. Rini MS, SpM

You might also like