You are on page 1of 11

KISAH ABU LAHAB, ABU JAHAL DAN MUSAILAMAH AL KADZAB KISAH ABU LAHAB Kisah Abu Lahab tercantum

dalam Al Quran surat Al Lahab (surat ke 111) ayat satu sampai dengan ayat lima yang artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang maha Pemurah lagi Maha Penyayang 1. 2. 3. 4. 5. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak Dan ( begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar Yang di lehernya ada tali dari sabut

Dalam surat Al-Lahab ini menceritakan Bahwa Abu Lahab dan isterinya menentang Rasulullah SAW. Keduanya akan celaka dan masuk neraka. Harta Abu Lahab tak berguna untuk keselamatannya demikian pula segala usaha-usahanya. Abu Lahab adalah keturunan dari suku Quraisy yang memusuhi, menentang dan menghalanghalangi perjuanagn dakwah Rasulullah SAW dalam menegakkan agama Islam di Makah. Abu Lahab selalu menghasud para pengikut Nabi Muahammad SAW supaya tidak mengikuti ajaran Nabi. Ia berusaha sedemikian rupa dalam menghalang-halangi dakwah nabi, ia berupaya merendahkan agama Islam. Pada suatu ketika Rasulullah SAW naik ke Bukit Shafa sambil berseru: Mari berkumpul pada pagi hari ini! Maka berkumpullah kaum Quraisy. Rasulullah SAW bersabda: Bagaimana pendapat kalian, seandainya aku beritahu bahwa musuh akan datang besuk pagi atau petang, apakah kalian percaya kepadaku? Kaum Quraisy menjawab: Pasti kami percaya. Rasulullah SAW bersabda: Aku peringatkan kalian bahwa siksa Allah yang dahsyat akan datang. Berkatalah Abu Lahab: Celakalah engkau! Apakah hanya untuk ini, engkau kumpulkan kami?. Istri Abu Lahab juga mengikuti jejak Abu Lahab yaitu menghalang-halangi Islam dengan menyebarkan duri-duri di tempat yang akan dilalui Rasulullah SAW. Abu Lahab dengan perlakuannya seperi itu amatlah rugi dan sangat celaka, amalnya sa-sia, usahanya untuk menghalang-halangi Islam percuma, harta, pangkat, kedudukan yang dibanggakan Abu Lahab tidak berarti apa-apa. Abu lahab kelak akan disiksa dengan api neraka yang sangat panas. KISAH ABU JAHAL Abu Jahal nama lengkapnya adalah Abu Jahal bin Hisyam. Orang Quraisy biasa memanggilnya Abul Hakam. Ia termasuk orang yang terpandang di kalangan kabilah Quraisy. Dia adalah orang kafir Quraisy yang selalu menghalang-halangi dan memusuhi Nabi Muhammad SAW. Ejekan

dan hinaan sering sekali dilontarkan dari mulutnya, menganggap Nabi gila Hai Muhammad, apalagi yang hendak kau katakan hari ini? suara Abu jahal dengan nada mengejek. Ada berita penting yang harus kusampaikan,Jawab Nabi, tenang. Apa itu? Semalam aku telah isra ke Baitul Maqdis, Haahagila. Kaumku! Kemarilah kalian semua! Ada berita penting dari Muhammad! Abu Jahal memanggil orang-orag kafir Quraisy sambil terbahak-bahak. Dalam waktu singkat penduduk mengelilingi Nabi. Ada apa lagi ini? Tanya orang-orang Quraisy kasak kusuk. Muhammad selalu membuat ulah yang aneh-aneh, kata kaum kafir Quraisy. Tidak lama kemudian Nabi Muhammad SAW bercerita tentang pertemuannya dengan para Nabi. Mereka bahkan melakukan shalat berjamaah. Kalau kau memang bertemu para Nabi, bagaimana penampilan mereka itu? tanya Abu Jahal dengan berlagak menyelidik. Nabi Isa bertubuh sedang, tidak jangkung dan tidak pendek, warna kulitnya kemerahan. Kalau Nabi Musa bertubuh kekar dan jangkung. Kulitnya agak kehitaman. Sedangkan Nabi Ibrahim lebih mirip diriku, kata Rasullullah SAW. Ah cerita seperti itu bisa dikarang! Siapa yang bisa meyakinkan kebenaran omongannya?orang-orang Quraisy tetap tidak puas. Mereka lupa bahwa sejak kecil sampai dewasa (berusia 40 tahun) Rasulullah tidak sekalipun pernah berbohong. Bagaimana kami bisa percaya pada kata-katamu? Perjalanan yang begitu jauh engkau tempuh dalam waktu semalam saja? Tanya seorang pemuka Quraisy. Akhirnya Nabi bercerita lagi mengenai pertemuannya dengan beberapa kafilah yang sedang menuju Makah. Mereka baru akan tiba sore itu. Nabi menggambarkan ciri-ciri kafilah tadi dengan menjelaskan warna unta yang paling depan beserta bawaannya dan Nabi memberikan petunjuk arah pada kafilah yang tersesat. Orang-orang kafir Quraisy segera pergi dan mencari kafilah yang diceritakan Nabi tadi ternyata keterangan Nabi benar. Meskipun demikian, kaum kafir yang sesat itu masih tidak mempercayai mukjizat yang diterima Rasulullah. Mereka tetap tidak mau beriman. Abu Jahal Ingin membunuh Rasulullah SAW

Para petinggi Quraisy ingin berunding dengan Rasulullah SAW. Tatkala Rasulullah SAW berlalu, Abu Jahal dengan sombongnya berkata kepada kaum Quraisy, Wahai kaum Quraisy! Sesungguhnya Muhammad sebagaimana yang telah kalian saksikan, hanya ingin mencela agama nenek moyang kita, menuduh kita menyimpang dari kebenaran serta mencaci tuhan-tuhan kita. Sungguh aku berjanjiatas nama Allah untuk duduk di dekatnya dengan membawa batu besar yang mampu aku angkat dan aku hempaskan ke atas kepalanya saat dia sedang sujud dalam shalatnya. Maka setelah itu, kalian hanya memiliki dua pilihan; menyerahkanku atau melindungiku. Dan setelah itu, Silakan Bani Abdi Manaf berbuat apa saja yang mereka mau. Mereka menjawab, Demi Allah, Demi Allah! Sekali-kali Kami tidak akan menyerahkanmu. Lakukan apa yang engkau inginkan. Pagi harinya, Abu Jahal benar-benar mengambil batu besar sebagamana yang ia katakan, kemudian duduk sambil menunggu Rasulullah SAW, tak berapa lama, Rasulullah dating sebagaimana biasa. Lalu beliau melakukan shalat sedangkan kaum Quraisy juga sudah datang dan duduk ditempat mereka berkumpul sambil menunggu yang akan dilakukan oleh Abu Jahal. Rasul saat sujud, Abu jahal mengangkat batu besar kemudian berjalan menuju kearah nabi hingga jaraknya dekat. Akan tetapi anehnya ia berbalik mundur, wajahnya pucat pasi ketakutan. Tangannya sudah tidak bisa menahan beratnya batu hingga dia melemparkannya. Menyaksikan hal seperti itu, para pemuka Quraisy bergegas menyongsong dan bertanyaAda apa denganmu, wahai Abu Jahal. Aku telah berdiri menuju kearahnya untuk melakukan yang telah ku katakan semalam, namun ketika aku mendekatinya seakan ada onta jantan yang menghalangiku. Aku belum pernah melihat onta jantan yang lebih menakutkan darinya, baik rupanya, lehernya ataupun taringnya. Binatang itu ingin memangsaku, Kata Abu Jahal. Walaupun demikian Abu Jahal tidak ada sadarnya pada saat parlemen Darun Nadwah mengadakan sidang istimewa, Abu Jahal mewakili kabilah Bani Makhzum. Sidang parlemen ini menyepakati terhadap keputusan keji untuk membunuh Nabi Muhammad SAW . Usulan keji itu berasal dari penjahat kelas kakap Makah yaitu bernama Abu Jahal dengan usulan bahwa setiap kabilah harus memilih seorang pemuda yang gagah dan bernasab baik sebagai perantara, kemudian masing-masing diberikannya pedang yang tajam, lalu mereka arahkan untuk menebas secara serentak seakan tebasan satu orang untuk kemudian membunuhnya. Dengan begitu akan terbebas dari ancamannya. Berarti darahnya telah ditumpahkan oleh semua kabilah. Tatkala keputusan keji itu akan dilaksanakan turunlah Malaikat Jibril untuk memberitahukan perihal persekongkolan Kaum Quraisy. Atas izin Allah SWT Nabi Muhammad SAW berhijrah meninggalkan Makah. Abu Jahal dengan penuh keangkuhan dan kesombongan yakin betul akan berhasil membunuh Nabi seraya berkata pada rekannya Jika kalian tidak melakukannya , maka dia akan menyembelih kalian. Sekalipun persiapan yang dilakukan orang Quraisy untuk melaksanakan rencana keji sedemikian rapinya namun mereka mengalami kegagalan.

Abu Jahal gagal menangkap nabi lantas melabrak menyatroni Rumah Abu Bakar dan keluarlah Asma binti Abu Bakar. Abu Jahal yang terkenal dengan perangainya yang buruk menampar pipi Ama dengan sebuah tamparan yang menyebabkan anting-antingnya jatuh. Singkat cerita dengan sisa-sisa kecongkakan dan keangkuhannya dia berusaha untuk tegar dan semangat. Abu Jahal yang suka mencaci maki Rasulullah SAW itu diserang oleh dua pemuda secara serentak pada saat perang Badar dengan pedangnya hingga dapat membunuhnya. Dua pemuda tersebut bernama Muadz bin Amr Al-Jamuh dan Muawwid bin Afra. KISAH MUSAILAMAH AL KADZAB Musailamah Al Kadzb adalah seorang nabi palsu. Ia mendakwahkan dirinya jadi nabi. Ia berusaha untuk menandingi Al Quran, padahal mustahil bagi manusia dapat membuat susunan yang serupa dengan Al Quran yang dapat menandinginya. Keindahan susunan dan gaya bahasanya serta isinya tidak ada tara bandingannya. Al Quran adalah mukjizat yang terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalam Al Quran sendiri memang terdapat ayat-ayat yang menantang setiap orang dan mengatakan: kendatipun berkumpul jin dan manusia untuk membuat yang serupa dengan Al Quran, mereka tidak akan dapat membuatnya, sebagaimana Firman Allah SWT Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk mengatakan yang serupa Al Quran ini, niscaya tidak mereka akan dapat membuatnya, biarpun sebagian mereka membantu sebagian (yang lain). (QS Al Isra ayat 88). Musailamah Al Kadzab nabi palsu itu membuat gubahan untuk menandingi Al Quran. Kata-kata Musailamah Al Kadzab yang dianggapnya dapat menandingi sebagian ayat-ayat Al Quran contohnya adalah: Artinya: Hai katak (kodok) anak dari dua katak, berkuaklah sesukamu,bahagian atas engau di air dan bahagian bawah engkau di tanah. Seorang sasterawan Arab yang ternama yaitu Al Jahiz memberikan penilaian gubahan Musailamah Al Kadzab ini dalam bukunya yang bernama Al Hayawan sebagai berikut: Saya tidak mngerti apakah gerangan yang menggerakkan jiwa Musailamah menyebut katak (kodok) dan sebagainya itu, Alangkah kotornya gubahan yang dikatakannya sebagai ayat Al Quran itu kepadanya sebagai wahyu. Musailamah Al Kadzab menemui kegagalan dalam menandingi Al Quran. Ia bahkan mendapat cemoohan dan hinaan dari masyarakat. Musailamah Al Kadzab yang mengaku sebagai nabi ini akhirnya ditumpas maka terjadilah pertempuran Yamamah pada tahun 12 Hijriyah, yaitu pertempuran antara pasukan Islam yang dipimpin oleh Kalid abi Walid melawan pasukan Musailamah Al Kadzab. Dengan pertempuran ini pasukan Islam dapat menumpas pasukan Musailamah Al Kadzab. Akhirnya Musailamah Al Kadzab berhasil dibunuh oleh Wahsyi.

DIBAWAH INI ADALAH PERILAKU YANG TIDAK TERPUJI (JANGAN DITIRU YA) Abu Lahab dan Abu Jahal pendengki Abu Lahab dan Abu jahal adalah seorang yang mempunyai perilaku buruk yaitu berupa sifat dengki. Dengki atau iri hati adalah sifat dan sikap tidak senang dengan kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk menghilangkan kenikmatan itu dari orang lain yang memilikinya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka dengki adalah menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Dengki seperti yang telah dilakukan oleh Abu Lahab dan Abu Jahal adalah sangat terlarang dalam agama Islam, karena dengki itu akan mengakibatkan malapetaka dan kehancuran bagi yang dengki itu sendiri maupun kepada orang lain. Orang yang dengki seperti Abu Lahab dan Abu Jahal ini akan selalu membuat rencana yang tidak baik terhadap orang yang didengkinya, perasaannya akan selalu resah dan gelisah yang mendalam karena keberhasilan orang lain, sehingga ia berusaha sekuat tenaga, daya dan upaya untuk merebutnya. Perilaku dengki Abu Lahab dan Abu Jahal dalam sejarah yaitu seperti menghasud, memfitnah, menghalang-halangi perjuangan, menolak dan menyanggah kebenaran, menghina, merendahkan, membanggakan harta, pangkat dan ketenaran, menjerumuskan, memusuhi, menjebak dan bahkan ingin membunuhnya. Sifat dengki, bukanlah sifatnya orang yang beriman, tetapi sifat ini adalah sifat Iblis. Orang yang dengki akan mendapat dosa yang besar dari Allah SWT. Islam mengajarkan untuk saling tolongmenolong. Kita harus menjaga persaudaraan, saling membantu dan saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan menetapi kesabaran. Firman Allah SWT Artinya:Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.S Al Maidah (5): 2) Artinya: Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran Q.S Al Ashr (103):3) Oleh karena itu kita harus bisa menghindari perilaku dengki seperti yang telah dilakukan oleh Abu Lahab dan Abu Jahal karena kedua orang tersebut adalah orang yang paling jahat dan jelek sekali moralnya, seakan-akan tidak ada lagi kebaikannya, hatinya tidak terbuka sedikitpun untuk menerima kebenaran. Makanya kita sebagai muslim jangan sampai mengikuti perilakunya. Kita

harus berdaya upaya untuk menghindari perilaku dengki agar dapat selamat di dunia dan di akherat kelak. Musailamah Al Kadzab pembohong Bohong adalah tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Musailamah Al Kadzab adalah seorang yang berperilaku bohong. Ia mengaku sebagai Nabi, padahal setelah Nabi Muhammad SAW tidak ada lagi nabi. Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang terakhir. Nabi Akhiruz zaman. Musailamah Al Kadzab menunjukkan perilaku yang buruk, tidak mencerminkan perilaku yang terpuji, bahkan merupakan induk dari berbagai akhlak yang buruk. Berbuat bohong sangat merugikan diri sendiri dan orang banyak. Perilaku bohong merupakan penyakit rokhani, ucapannya tidak akan dipercaya orang, sekalipun yang diucapkannya itu benar. Dalam hal bohong seperti yang dilakukan oleh Musailamah Al Kadzab banyak macam ragamnya diantaranya, mendustakan ayat-ayat Allah SWT dan RasulNya, berbohong kepada orang lain, berbohong antara atasan dan bawahan, pemimpin dengan pemimpin, berbohong antar teman sendiri dll. Berbohong merupakan akhlak yang tercela yang harus kita hindari sejauh mungkin, apalagi berbohong kepada Allah SWT dan Rasul-Nya akan berakibat yang fatal sebagaimana Firman Allah SWT Artinya: Dan pada hari Kiamat akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah SWT mukanya menjadi hitam. Bahkan dalam neraka jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri (Q.S. Az Zumar ( 39 ): 60) Berbohong selain termasuk sifat tercela yang pelakunya akan ditempatkan di neraka Jahannam, juga merupakan salah satu sifat dari munafik. Dalam hadits Bukhari Muslim disebutkan: Artinya: Tanda-tanda orang Munafik ada tiga: apabila berbicara selalu bohong / dusta, apabila berjanji tidak ditepati/ menyelisihi, dan apabila dipercaya berhianat (H.R. Bukhari Muslim). Perilaku seperti yang dilakukan Musailamah Al Kadzab si Nabi Palsu itu harus kita hindari. Perilaku yang harus kita pupuk adalah perilaku untuk memperbaiki iman kita, karena dengan iman yang baik akan membuahkan akhlak yang terpuji dan dari akhlak yang terpuji akan mewujudkan perbuatan yang terpuji, tegas, lugas dan tidak akan berbohong. Orang yang selalu berkata jujur, benar, adil dan terbuka akan memperoleh kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akherat kelak. Oleh karena itu jauhilah sifat sifat tercela seperti bohong ini dalam kehidupan sehari-hari sebagai bukti takwa kita terhadap Allah SWT. Orang yang jujur akan dipercaya orang lain, disukai teman, dicintai Allah SWT dan Rasul-Nya dan bisa hidup dengan tenang dan nyaman. Akan tetapi sebaliknya apabila sifat bohong kita

lakukan akan membuat kita sendiri rugi. Kita akan dijauhi teman, dibenci Allah SWT dan rasulNya dan akan selalu merasakan resah, gundah, gelisah dalam hidup dan kehidupannya.

KISAH ABU LAHAB MEMERDEKAKAN TSUWAIBAH


Syaikh Yusuf Isma'il Al-Nabhani dalam karyanya yg berjudul Al-Anwar Al-Muhammadiyyah mengatakan : "Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah dikediamannya Muhammad ibn Yusuf, dan saat itu disusui oleh Tsuwaibah yg menjadi budaknya Abu Lahab yg kemudian dimerdekakan (dibebaskan dari status budak) setelah memberi kabar baik mengenai lahirnya Nabi Muhammad SAW kepadanya.

Pernah ada seseorang yg bermimpi bertemu dengan Abu Lahab setelah ia meninggal, selanjutnya orang tersebut bertanya : Bagaimana keadaanmu?. Kemudian Abu Lahab menjawab : Aku berada di neraka, hanya saja setiap malam Senin aku mendapatkan keringanan dan (pada malam itu) aku bisa menghisap air dari kedua ujung telunjuk jariku. Sembari berkata demikian Abu Lahab memberi isyarat dengan kedua ujung telunjuk jarinya. Setelah itu ia berkata lagi : Semua itu tidak lain karena aku telah membebaskan Tsuwaibah setelah ia memberi kabar baik tentang lahirnya Nabi Muhammad SAW dan karena ia telah menyusui Baginda Nabi SAW. Kisah ini dijelaskan dalam kitab Al-Tanbihat Al-Wajibat hal 12-13 juga dalam kitab Al-Mausu'ah AlYusufiyyah dengan redaksi yg berbeda, sedangkan orang yg bermimpi tadi adalah Abbas ibn Abdul Muthollib paman Baginda Nabi SAW.

Keotentikan kisah tersebut tidak perlu dipertanyakan lagi, karena kisah ini sangat masyhur dalam kitab-kitab Hadits dan sejarah yg dinuqil (dikutip) oleh para Hafidz yg tidak diragukan lagi otoritas keilmuannya sebagai ahli hadits dan sejarah. Gelar Al-Hafidz adalah bagi ahli hadits yg dapat menshahihkan sanad (mata rantai) dan matn (teks)hadis serta dapat memastikan sifat adil dan tidaknya para perawi, dan juga harus menghafal hadits-hadits shahih, mengetahui rawi yg wahm (banyak purba sangka), illat-illat hadits dan istilah-istilah Muhadditsin. Menurut pendapat lain, gelar Al-Hafidz adalah penghafal hadits dengan kapasitas seratus ribu hadits. Diantara AlHafidz tersebut yaitu Al-Imam Abdurrozaq Ash Shon'aniy, Al-Hafidz ibn Hajar, Al-Hafidz AlBaihaqiy, Ibnu Hisyam, Al-Suhailiy, Al-Hafidz Al-Baghowiz, Ibnu Al-Diba'i, Al-Asykhur, AlAmiriy.

Al-Imam Al-Bukhari mencantumkan kisah ini dalam kitab Shahihnya (pada hadits yg ke 5101) yg telah disepakati keabsahannya. Dan semua hadits yg termaktub dalam bab itu adalah hadits Musnad yg dapat dijadikan sebagai sumber penggalian hukum-hukum Agama. Hadits musnad yaitu hadits yg mata rantai rawi / sanadnya mutashil dan disandarkan langsung pada Rasulullah SAW.

Jadi sudah jelas, dengan hanya melihat kapabilitas Imam Bukhari sebagai salah satu periwayatnya, kisah ini bisa dijadikan sebagai pedoman untuk memuliakan kelahiran Rasulullah SAW sebagai bentuk kebahagiaan kita atas kelahiran beliau, tentunya dengan satu harapan pada suatu saat nanti kita bisa berada dibawah naungan syafaat beliau.

Dari kisah ini, Ibn Jazariy menarik kesimpulan bahwa Abu Lahab saja yg merupakan orang kafir bahkan sampai dicap sebagai orang tercela dalam Al-Qur'an itu bisa mendapatkan rukhsoh (keringanan) dari Allah SWT karena memuliakan kelahiran Baginda Nabi SAW, apalagi kita selaku umat beliau ketika memuliakan hari kelahirannya, tentunya akan mendapatkan nilai plus bila dibandingkan dengan Abu Lahab yg kafir. (Al-Tanbihat Al-Wajibat hal.13)

Al-Hafidz Syamsuddin ibn Nashiruddin Al-Dimasqiy juga berpendapat demikian, seperti yg disampaikan dalam tiga bait sya'ir yg artinya : " Jika orang kafir ini saja telah datang celaan padanya, dengan ayat celakalah kedua tangannya dalam neraka jahim selamanya"

"Telah diriwayatkan bahwa tiap hari Senin tiba untuk selamanya, sebab bergembira demi kelahiran Nabi Ahmad diringankan siksanya"

"Maka bagaimana pendapatmu, pada seorang hamba yg sepanjang usianya selalu bergembira karena Nabi Ahmad dan tauhid menyertai kematiannya" **soulsick)
Usaha Abu Jahal dalam menghancurkan usaha dawah Nabi Setelah pelbagai usaha oleh kaum Quraisy untuk menyekat dan menghapuskan penyebaran agama Islam menemui kegagalan, maka Abu Jahal semakin benci terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kebencian Abu Jahal ini tidak ada tolok bandingnya, malah melebihi kebencian Abu Lahab terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Melihatkan agama Islam semakin tersebar, Abu Jahal pun berkata kepada kaum Quraisy di dalam suatu perhimpunan, "Hai kaumku! Janganlah sekali-kali membiarkan Muhammad menyebarkan ajaran barunya dengan sesuka hatinya. Ini adalah kerana dia telah menghina agama nenek moyang kita, dia mencela tuhan yang kita sembah. Demi Tuhan, aku berjanji kepada kamu sekalian, bahwa esok aku akan membawa batu ke Masjidil Haram untuk dibalingkan ke kepala Muhammad ketika dia sujud. Selepas itu, terserahlah kepada kamu semua samada mahu menyerahkan aku kepada keluarganya atau kamu membela aku dari ancaman kaum kerabatnya. Biarlah orang-orang Bani Hasyim bertindak apa yang mereka sukai."

Tatkala mendengar jaminan daripada Abu Jahal, maka orang ramai yang menghadiri perhimpunan itu berkata secara serentak kepadanya, "Demi Tuhan, kami tidak akan sekali-kali menyerahkan engkau kepada keluarga Muhammad. Teruskan niatmu." Orang ramai yang menghadiri perhimpunan itu merasa bangga mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Abu Jahal bahwa dia akan menghapuskan Muhammad kerana jika Abu Jahal berjaya menghapuskan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bererti akan terhapuslah segala keresahan dan kesusahan mereka selama ini yang disebabkan oleh kegiatan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyebarkan agama Islam di kalangan mereka. Dalam pada itu, terdapat juga para hadirin di situ telah mengira-ngira perbelanjaan untuk mengadakan pesta sekiranya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam berjaya dihapuskan. Pada pandangan mereka adalah mudah untuk membunuh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang dikasihi oleh Tuhan Yang Maha Esa serta sekalian penghuni langit. Padahal Allah tidak akan sekali-kali membiarkan kekasih-Nya diancam dan diperlakukan seperti binatang. Dengan perasaan bangga, keesokan harinya di sebelah pagi, Abu Jahal pun terus pergi ke Kaabah iaitu tempat biasa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bersembahyang. Dengan langkahnya seperti seorang satria, dia berjalan dengan membawa seketul batu besar di tangan sambil diiringi oleh beberapa orang Quraisy yang rapat dengannya. Tujuan dia mengajak kawan-kawannya ialah untuk menyaksikan bagaimana nanti dia akan menghempapkan batu itu di atas kepala Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sepanjang perjalanan itu dia membayangkan bagaimana keadaan Nabi Muhammad nanti setelah kepalanya dihentak oleh batu itu. Dia tersenyum sendirian apabila membayangkan kepala Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam pecah dan tidak bergerak lagi. Dan juga membayangkan bagaimana kaum Quraisy akanmenyambutnya sebagai pahlawan yang telah berjaya membunuh musuh nombor satu mereka. Sebaik saja Abu Jahal tiba di perkarangan Masjidil Haram, dilihatnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam baru saja sampai dan hendak mengerjakan sembahyang. Dalam pada itu, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak menyedari akan kehadiran Abu Jahal dan kawan-kawannya di situ. Baginda tidak pernah terfikir apa yang hendak dilakukan oleh Abu Jahal terhadap dirinya pada hari itu. Sebaik-baik saja Abu Jahal melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah mula bersembahyang, dia berjalan perlahan-lahan dari arah belakang menuju ke arah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Abu Jahal melangkah dengan berhati-hati, setiap pergerakannya dijaga, takut disadari oleh baginda. Dari jauh kawan-kawan Abu Jahal memerhatikan dengan perasaan cemas bercampur gembira. Dalam hati mereka berkata, "Kali ini akan musnahlah engkau hai Muhammad."

Sebaik saja Abu Jahal hendak menghampiri Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan menghayun batu yang dipegangnya itu, tiba-tiba secepat kilat dia berundur ke belakang. Batu yang dipegangnya juga jatuh ke tanah. Mukanya yang tadi merah kini menjadi pucat lesi seolah-olah tiada berdarah lagi. Rakan-rakannya yang amat ghairah untuk melihat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam terbunuh, tercengang dan saling berpandangan. Kaki Abu Jahal seolah-olah terpaku ke bumi. Dia tidak dapat melangkahkan kaki walaupun setapak. Melihatkan keadaan itu, rakan-rakannya segera menarik Abu Jahal dari situ sebelum disadari oleh baginda. Abu Jahal masih terpinga-pinga dengan kejadian yang dialaminya. Sebaik saja dia sedar dari kejutan peristiwa tadi, rakan-rakannya tidak sabar untuk mengetahui apakah sebenarnya yang telah berlaku. Kawannya bertanya, "Apakah sebenarnya yang terjadi kepada engkau, Abu Jahal? Mengapa engkau tidak menghempapkan batu itu ke kepala Muhammad ketika dia sedang sujud tadi?" Akan tetapi Abu Jahal tetap membisu, rakan-rakannya semakin keheranan. Abu Jahal yang mereka kenali selama ini seorang yang lantang berpidato dan menyumpah seranah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, tiba-tiba saja diam membisu. Dalam pada itu, Abu Jahal masih terbayang-bayang akan kejadian yang baru menimpanya tadi. Dia seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, malah dia sendiri tidak menyangka perkara yang sama akan berulang menimpa dirinya. Perkara yang sama pernah menimpa Abu Jahal sewaktu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pergi ke rumah Abu Jahal apabila seorang Nasrani mengadu kepada baginda bahwa Abu Jahal telah merampas hartanya. Pada masa itu Abu Jahal tidak berani berkata apa-apa pada baginda apabila dia terpandang dua ekor harimau menjadi pengawal peribadi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kemudian setelah habis mereka menghujani Abu Jahal dengan pelbagai soalan, maka Abu Jahal pun mula bersuara, "Wahai sahabatku! Untuk pengetahuan kamu semua, sebaik saja aku menghampiri Muhammad hendak menghempapkan batu itu ke kepalanya, tiba-tiba muncul seekor unta yang besar hendak menendang aku. Aku amat terkejut kerana belum pernah melihat unta yang sebegitu besar seumur hidupku. Sekiranya aku teruskan niatku, nescaya akan matilah aku ditendang oleh unta itu, sebab itulah aku berundur dan membatalkan niatku." Rakan-rakan Abu Jahal berasa amat kecewa mendengar penjelasan itu, mereka tidak menyangka orang yang selama ini gagah dan beria-ia hendak membunuh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam hanya tinggal kata-kata saja. Orang yang selama ini diharapkan boleh menghapuskan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan pengaruhnya hanya berupaya bercakap seperti tin kosong saja. Setelah mendengar penjelasan dari Abu Jahal yang tidak memuaskan hati itu, maka mereka pun berkata kepada Abu Jahal dengan perasaan keheranan, "Ya Abu Jahal, semasa kau menghampiri Muhammad tadi, kami memerhatikan engkau dari jauh tetapi kai tidak napak akan unta yang engkau katakan itu. Malah bayangnya pun kami tidak nampak."

Rakan-rakan Abu Jahal mula sangsi dengan segala keterangan yang diberikan oleh Abu Jahal. Mereka menyangka Abu Jahal sentiasa mereka-reka cerita yang karut itu, mereka mula hilang kepercayaan terhadapnya. Akhirnya segala kata-kata Abu Jahal mereka tidak berapa endahkan lagi.

You might also like