You are on page 1of 220

Buku Kerja

Pengawas Sekolah

DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010

BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH


Diterbitkan oleh : Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan Nasional

Alamat : Direktorat Tenaga Kependidikan Gedung D Lt. 12, Komplek Kemdiknas Jl. Jenderal Sudirman, Pintu I, Senayan-Jakarta Telp/Fax : (021) 57974109 Email : subditprogramtendik@yahoo.com www.tendik.org Pengarah : Prof. Dr. Baedhowi, M. Si (Dirjen PMPTK Kemdiknas) Surya Dharma, MPA.Ph.D ( Direktur Tenaga Kependidikan) Penanggung Jawab : Dr. Abi Sujak ( Kasubdit Program Direktorat Tenaga Kependidikan) Drs. Budi Supriyatno, M.Si ( Kasi Perencanaan Subdit Program) Drs. Yukon Putra, M.Si ( Kasi Evaluasi dan Pelaporan Subdit Program) Tim Penyusun : Nana Sudjana, Endang Abutarya, Daliman Sofyan, Tita Lestari, Darwis, M. Thayeb HMS Samsul Hadi, Kahar Yoes, Djoko Sumardi, Dedy Kustawan, Yayat Ibayati, Sambawiyana Gunawan Ginting, Agustinus Dwi Nugroho, Agus Mulyadi, Abdul Kamil Marisi Tim Sekretariat : Wining Widiharti, Martono, Ngadimin, Otong Kusnadi, M. Noer Solichin, Prih Yudiyanto, Abdul Ghofur, Widya Kersana, Nasyit Forefry, Darmawan Affandi, Fahrial Hamdi, M. Yusuf Wibisono, Rr. Sutaris, Anyes Sedayu Pramesti, Yuni Indarti, Ratikun, Nina Utami

SAMBUTAN Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat terkait erat dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) tanpa menafikan faktor-faktor lainnya seperti sarana prasarana dan pembiayaan. Pengawas sekolah merupakan salah satu pendidik dan tenaga kependidikan yang posisinya memegang peran yang signifikan dan strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah. Kegiatan pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluas hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Pada Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru pada pasal 15 ayat 4 dijelaskan bahwa pengawas sekolah harus melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Dengan demikian, pengawas sekolah dituntut mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugas kepengawasannya. Pengawas profesional adalah pengawas sekolah yang melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial serta kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dengan optimal. Selain itu untuk meningkatkan profesionalisme pengawas sekolah maka perlu dilaksanakan pengembangan profesi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks dan untuk lebih mengarahkan sekolah ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional yang efektif, efisien dan produktif. Begitu pentingnya peran pengawas sekolah dalam memajukan mutu pendidikan nasional hingga tak terasa tuntutan dan tanggung jawab yang harus dipikul pengawas sekolah juga menjadi besar pula. Saya menyambut baik inisiatif Direktorat Tenaga Kependidikan untuk membuat sebuah buku kerja bagi pengawas sekolah. Buku ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu pegangan atau acuan bagi pengawas sekolah; agar dapat meningkatkan kinerjanya, melaksanakan tugasnya sebagai supervisor akademik dan supervisor manajerial di sekolah yang dibinanya, agar melaksanakan tugas
i Buku Kerja Pengawas Sekolah

kepengawasannya dapat berjalan secara efektif dan efisien, dan agar dapat melakukan pembimbingan dan pelatihan peningkatan profesional guru. Dengan demikian, pengawas sekolah dalam tugas pengawasan dapat memiliki kecermatan melihat kondisi sekolah, ketajaman analisis dan sintesis, ketepatan dan kreatifitas dalam memberikan treatment yang diperlukan, dan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan setiap individu di sekolah.

Jakarta, November 2010

Prof.Dr. Baedhowi, M.Si


NIP. 19490828197903 1001

Buku Kerja Pengawas Sekolah

ii

KATA PENGANTAR
Peraturan Pemerintah no 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 15 ayat 4 menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas pengawasan. Tugas pengawasan yang dimaksud adalah melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Untuk melaksanakan kegiatan pengawasan tersebut, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, menyebutkan bahwa seorang pengawas sekolah harus mempunyai enam dimensi kompetensi minimal yaitu kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian pengembangan, dan kompetensi sosial. Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial yang didukung oleh dimensi kompetensi pengawas tersebut, Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK berusaha memfasilitasi pengembangan buku panduan yang berisi hal-hal pokok yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pengawasan, serta dilengkapi beberapa contoh format kegiatan kepengawasan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah. Sehubungan dengan hal tersebut Direktorat Tenaga Kependidikan pada tahun anggaran 2010 telah menyusun Buku Kerja Pengawas Sekolah yang diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan tugas kepengawasan. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih atas peran aktif tim penyusun Buku Kerja Pengawas Sekolah yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Jakarta, November 2010 Direktur Tenaga Kependidikan,

Surya Dharma, MPA, Ph.D NIP. 19530927 197903 1 001


iii Buku Kerja Pengawas Sekolah

DAFTAR ISI
SAMBUTAN _______________________________________________________ i KATA PENGANTAR _________________________________________________ iii DAFTAR ISI _______________________________________________________ iv DAFTAR LAMPIRAN ________________________________________________ vi BAB I ___________________________________________________________ 1 PENDAHULUAN ___________________________________________________ 1
A. B. C. D. E. LATAR BELAKANG _______________________________________________ 1 TUJUAN _______________________________________________________ 2 MANFAAT _____________________________________________________ 2 DASAR HUKUM _________________________________________________ 2 RUANG LINGKUP ________________________________________________ 3

BAB II ___________________________________________________________ 5 PENGAWAS SEKOLAH PROFESIONAL __________________________________ 5


A. B. C. PENGAWAS DAN PENGAWASAN ___________________________________ 5 PERAN PENGAWAS SEKOLAH ______________________________________ 5 PENGAWAS SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL _________________________ 5

BAB III __________________________________________________________ 7 JENJANG JABATAN, BIDANG PENGAWASAN DAN TUGAS POKOK ____________ 7 PENGAWAS SEKOLAH ______________________________________________ 7
A. B. C. D. E. F. JENJANG JABATAN PENGAWAS SEKOLAH ____________________________ 7 BIDANG PENGAWASAN __________________________________________ 7 KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH _________________________________ 8 TUGAS POKOK PENGAWAS SEKOLAH________________________________ 8 BEBAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH DAN SEKOLAH SASARAN PENGAWASAN _____________________________________________________________ 11 ORGANISASI KEPENGAWASAN ____________________________________ 14

BAB IV _________________________________________________________ 17 RUANG LINGKUP KEPENGAWASAN __________________________________ 17


A. KEPENGAWASAN AKADEMIK _____________________________________ 17

iv

Buku Kerja Pengawas Sekolah

B. C. D.

KEPENGAWASAN MANAJERIAL____________________________________18 PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU ________________19 PENGAWASAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA ________________________________________________20

E.

EVALUASI HASIL PENGAWASAN____________________________ _______25

BAB V __________________________________________________________ 27 TAHAPAN KEGIATAN KEPENGAWASAN ________________________________ 27


A. B. C. D. E. PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN____________________________27 PELAKSANAAN _________________________________________________30 EVALUASI HASIL PENGAWASAN ___________________________________30 PELAPORAN ___________________________________________________30 PENGEMBANGAN DIRI __________________________________________32

Buku Kerja Pengawas Sekolah

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4

Judul Permendiknas No. 12 Tahun 2007 Kode Etik Pengawas Sekolah Contoh Format Evaluasi Program Tahun Sebelumnya Contoh Program Pembinaan, Pemantauan, Penilaian Kinerja, Pembimbingan dan Pelatihan 52 33 50 51

Lampiran 5

Contoh Rencana Program Tahunan pembinaan Guru dan atau Kepala Sekolah 61 67 72 74 76

Lampiran 6a Lampiran 6b Lampiran 6c Lampiran 7 Lampiran 8

Contoh Program Semester (RKA atau RKM) Contoh RKA Naratif Contoh RKM Naratif Contoh jadwal Pengawasan Tatap Muka Pada Sekolah Binaan Contoh Format Pemantauan Delapan SNP dan Contoh Instrument Supervisinya

79

Lampiran 9

Contoh Format Pembinaan Guru Dalam Tehnik Penilaian Dan Analisis SKL 95 105 114 116

Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 11a Lampiran 12

Contoh Instrumen Validasi / Varifikasi Dokumen KTSP Contoh Supervisi Pembinaan Guru Contoh Supervisi Pembinaan Kepala Sekolah Contoh Hasil Tindak Lanjut Supervisi Pembinaan Kepala Sekolah Dan Guru

120

Lampiran 13

Contoh Format Yang Digunakan Dalam Laporan Hasil Pengawasan 122 134 139

Lampiran 14 Lampiran 15

Alur Kegiatan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) Lembar Hasil Observasi Pembelajaran

vi

Buku Kerja Pengawas Sekolah

Lampiran 16

Kriteria Penilaian Kinerja Guru Pemula Pada Program Induksi Guru Pemula (PIGP) 140 147 148 150 155 156

Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Lampiran 21 Lampiran 22

Format Analisis Kebutuhan Sekolah Penyelenggara PIGP Jadwal Kegiatan Pengawasan PIGP Instrumen Monitoring PIGP Action Plan Pengawasan PIGP Jadwal Monitoring PIGP Permendiknas No. 27 tahun 2010 tentang Program Induksi Bagi Guru Pemula

157

Lampiran 23

Permendiknas No. 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah 174

Lampiran 24

Permendiknas No. 63 tahun 2010 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan 184 207

Lampiran 25

Pengurus APSI

Buku Kerja Pengawas Sekolah

vii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan delapan standar nasional pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Standar-standar tersebut di atas merupakan acuan dan sebagai kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Salah satu standar yang memegang peran penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawas sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang memegang peran strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah. Peraturan Pemerintah no. 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 15 ayat 4 menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas pengawasan. Tugas pengawasan yang dimaksud adalah melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Dengan demikian, pengawas sekolah dituntut mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugas kepengawasannya. Berdasarkan hal- hal di atas, Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan memberikan perhatian terhadap peningkatan kinerja pengawas sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan melalui pengadaan buku kerja pengawas sekolah. Buku ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu pegangan atau acuan bagi pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya.

Buku Kerja Pengawas Sekolah

B.

TUJUAN Buku kerja pengawas sekolah ini disusun untuk dijadikan sebagai: 1. Pegangan bagi pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai supervisor akademik dan supervisor manajerial di sekolah yang dibinanya. Acuan bagi pengawas sekolah dalam melakukan pembimbingan dan pelatihan peningkatan profesional guru Acuan bagi pengawas sekolah agar dalam melaksanakan tugas kepengawasannya berjalan secara efektif dan efisien.

2. 3.

C.

MANFAAT Buku kerja pengawas sekolah ini diharapkan dapat: 1. 2. Memudahkan dan mengarahkan pengawas melaksanakan tugas kepengawasannya. sekolah dalam

Membantu pengawas sekolah dalam meningkatkan kinerjanya.

D.

DASAR HUKUM Dasar hukum penyusunan Buku Kerja pengawas sekolah adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009 tentang Beban Kerja Guru dan Pengawas,

Buku Kerja Pengawas Sekolah

E.

RUANG LINGKUP Ruang lingkup Buku Kerja pengawas sekolah ini meliputi: (1) pengertian dan perkembangan pendekatan pengawasan, (2) profesionalisme pengawas, (3) Jenjang Jabatan, bidang kepengawasan dan tugas pokok pengawas, (4) ruang lingkup kepengawasan, dan (5) tahapan kegiatan kepengawasan.

Buku Kerja Pengawas Sekolah

Buku Kerja Pengawas Sekolah

BAB II PENGAWAS SEKOLAH PROFESIONAL

A.

PENGAWAS DAN PENGAWASAN Pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan pengawas sekolah (PP 74 tahun 2008). Kegiatan pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru.

B.

PERAN PENGAWAS SEKOLAH Pengawas sekolah memiliki peran yang signifikan dan strategis dalam proses dan hasil pendidikan yang bermutu di sekolah. Dalam konteks ini peran pengawas sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut pengawas yang harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan (PP 19 Tahun 2005, pasal 55). Peran tersebut berkaitan dengan tugas pokok pengawas dalam melakukan supervisi manajerial dan akademik, pembinaan, pemantauan dan penilaian. Peran pengawas sekolah dalam pembinaan setidaknya sebagai teladan bagi sekolah dan sebagai rekan kerja yang serasi dengan pihak sekolah dalam memajukan sekolah binaannya. Peran pengawasan tersebut dilaksanakan dengan pendekatan supervisi yang bersifat ilmiah, klinis, manusiawi, kolaboratif, artistik, interpretatif, dan berbasis kondisi sosial budaya. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran.

C.

PENGAWAS SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL Pengawas profesional adalah pengawas sekolah yang melaksanakan tugas pokok kepengawasan yang terdiri dari melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial serta kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dengan optimal yang didukung oleh standar dimensi kompetensi prasyarat yang dibutuhkan yang berkaitan dengan (1)

Buku Kerja Pengawas Sekolah

pengawasan sekolah, (2) pengembangan profesi, (3) teknis operasional, dan wawasan kependidikan. Selain itu untuk meningkatkan profesionalisme pengawas sekolah melakukan pengembangan profesi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin komplek dan untuk lebih mengarahkan sekolah ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional yang efektif, efisien dan produktif. Seorang pengawas profesional dalam melakukan tugas pengawasan harus memiliki (1) kecermatan melihat kondisi sekolah, (2) ketajaman analisis dan sintesis, (3) ketepatan dan kreatifitas dalam memberikan treatment yang diperlukan, serta (4) kemampuan berkomunikasi yang baik dengan setiap individu di sekolah. Karakteristik yang harus dimiliki oleh pengawas sekolah yang profesional diantaranya: 1. menampilkan kemampuan pengawasan dalam bentuk kinerja 2. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme 3. melaksanakan tugas kepengawasan secara efektif dan efisien 4. memberikan layanan prima untuk semua pemangku kepentingan. 5. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan 6. mengembangkan metode dan strategi kerja kepengawasan secara terus menerus 7. memiliki kapasitas untuk bekerja secara mandiri 8. memiliki tanggungjawab profesi 9. mematuhi kode etik profesi pengawas (Lihat Lampiran 2) 10. memiliki komitmen dan menjadi anggota organisasi profesi

kepengawasan sekolah

Buku Kerja Pengawas Sekolah

BAB III JENJANG JABATAN, BIDANG PENGAWASAN DAN TUGAS POKOK PENGAWAS SEKOLAH
A. JENJANG JABATAN PENGAWAS SEKOLAH Jenjang jabatan pengawas dibagi menjadi tiga, mulai dari jenjang yang terendah sampai dengan jenjang yang tertinggi yaitu pengawas muda (Golongan III/c-III/d), pengawas madya (Golongan IV/a-IV/c), dan pengawas utama (Golongan IV/d-IVe). B. BIDANG PENGAWASAN 1. Pengawas Taman Kanak-kanak dan Pengawas Sekolah Dasar, adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta untuk pengelolaan sekolah, bidang pengembangan untuk Taman Kanak-Kanak, dan seluruh mata pelajaran Sekolah Dasar kecuali mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan jasmani dan kesehatan 2. Pengawas mata pelajaran/rumpun mata pelajaran adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran tertentu pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta. 3. Pengawas sekolah luar biasa adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta pada sekolah luar biasa di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional untuk seluruh mata pelajaran. 4. Pengawas bimbingan dan konseling adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta pada kegiatan bimbingan dan konseling.

Buku Kerja Pengawas Sekolah

C.

KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH Sesuai dengan Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007, dimensi Kompetensi Pengawas Sekolah terdiri dari: kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian pengembangan, dan sosial yang diuraikan dalam 33 kompetensi (Lampiran 1).

D.

TUGAS POKOK PENGAWAS SEKOLAH Tugas Pokok Pengawas Sekolah sesuai dengan PP 74 tahun 2008 adalah melakukan tugas pengawasan akademik dan/atau manajerial serta tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Rincian masing-masing tugas Pengawasan untuk setiap jenjang jabatan pengawas sekolah diuraikan sebagai berikut: 1. Pengawas Sekolah Muda a. menyusun program pengawasan; b. melaksanakan pembinaan guru; c. memantau pelaksanaan delapan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar penilaian); d. melaksanakan penilaian kinerja guru; e. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; f. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya; g. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam perencanaan pembelajaran; h. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan pembelajaran; i. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam penilaian dan evaluasi pembelajaran; j. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan perbaikan dan pengayaan; k. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru;

Buku Kerja Pengawas Sekolah

2.

Pengawas Sekolah Madya a. menyusun program pengawasan; b. melaksanakan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah; c. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan; d. melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah; e. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; f. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya; g. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam perencanaan pembelajaran dan/atau kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah; h. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan/atau kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah; i. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam penilaian pembelajaran dan/atau kepala sekolah dalam evaluasi diri sekolah; j. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan perbaikan dan pengayaan dan/atau kepala sekolah dalam refleksi hasil evaluasi diri sekolah; k. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala sekolah; l. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen; m. membimbing pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas pokok; Pengawas Sekolah Utama a. menyusun program pengawasan; b. melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah; c. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
9 Buku Kerja Pengawas Sekolah

3.

d. e. f.

g.

h.

i.

j.

k. l.

m. n. o.

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan; melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah; melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan; menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya; melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam perencanaan pembelajaran dan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah; melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah; melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam penilaian pembelajaran dan kepala sekolah dalam evaluasi diri sekolah; melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan perbaikan dan pengayaan dan kepala sekolah dalam refleksi hasil evaluasi diri sekolah; mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah; melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen; membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam melaksanakan tugas pokok; melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan; mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok pengawasan di tingkat kabupaten/kota;

Pelaksanaan setiap tugas pokok tersebut dievaluasi sendiri oleh pengawas yang bersangkutan dan hasilnya dilaporkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/provinsi melalui Koordinator Pengawas Sekolah.

Buku Kerja Pengawas Sekolah

10

E.

BEBAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH DAN SEKOLAH SASARAN PENGAWASAN 2. Beban kerja Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru pasal 54 ayat (8) yang menyatakan bahwa beban kerja pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas pengawasan dan tugas pembimbingan serta pelatihan profesionalisme guru ekuivalen dengan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Beban kerja pengawas sekolah untuk melaksanakan kegiatan tatap muka tersebut merupakan bagian dari jam kerja sebagai pegawai yang secara keseluruhan paling sedikit 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja (@60 menit) dalam 1 (satu) minggu melaksanakan kegiatan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 SNP, dan penilaian, serta pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Jika ketentuan jam kerja 37,5 jam kerja dikaitkan dengan equivalensi 24 jam tatap muka dapat diartikan bahwa seorang pengawas sekurangkurangnya harus melaksanakan tugas pokok kepengawasan selama 24 jam tatap muka perminggu. Sisa waktu yang tersedia digunakan untuk kegiatan non tatap muka seperti: penyusunan program, penyusunan laporan, pengembangan profesional dan kegiatan pendukung lainnya. Alokasi waktu tatap muka pengawasan akademik dan/atau manajerial pada setiap jenjang pendidikan berbeda, pada jenjang TK satu jam tatap muka dilaksanakan selama 30 menit, pada jenjang SD 35 menit, pada jenjang SMP 40 menit, sedangkan pada jenjang SMA dan SMK selama 45 menit. Pengaturan beban kerja 24 jam/minggu setiap pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi manajerial dan supervisi akademik disusun dalam 1 (satu) semester pada sekolah binaan dapat dilakukan seperti pada contoh tabel berikut.

11

Buku Kerja Pengawas Sekolah

Tabel 1. Contoh Pengaturan Distribusi Beban Kerja dengan 6 (enam) Sekolah Binaan
Kunjungan Sekolah dan Alokasi Waktu A B C (3) (4) (5) Kunjungan Sekolah dan Alokasi Waktu D E F (6) (7) (8)

Komponen

Jml TM (9)

(1) (2) A. Pembinaan (Pengawasan Manajerial dan Pengawasan Akademik) Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah: Minggu ke-1 Penyusunan Program Bulan ke-1 Sekolah /Rencana Pengembangan Sekolah/Penyusunan KTSP Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah: Minggu ke-2 Penyusunan Program Bulan ke-1 Sekolah /Rencana Pengembangan Sekolah/PenyusunanKTSP Membimbing guru dalam Minggu ke-3 menyusun perencanaan Bulan ke-1 pembelajaran (PAIKEM) B. Pemantauan (Manajerial dan Akademik) Pemantauan pelaksanaan standar pengelolaan Minggu ke-4 (Administrasi PPDB, KTSP, Bulan ke-1 Program kerja Kepala Sekolah/RPS Minggu ke-1 Bulan ke-2 Pemantauan pelaksanaan pembelajaran (Standar Isi, Proses, SKL, Penilaian) Pemantauan pelaksanaan pembelajaran (Standar Isi, Proses, SKL, Penilaian)

24 jam

24 jam

24 jam

24 jam

24 jam

Minggu ke-2 Bulan ke-2

24 jam

C. Pembimbingan dan Pelatihan profesional guru:

Buku Kerja Pengawas Sekolah

12

Komponen

(1)

(2) Pelatihan Pembelajaran berbasis ICT, Model-model pembelajaran yang inovatif, PTK di KKG/MGMP Penilaian Kinerja Guru dalam melaksanakan tugas pokok Pembimbingan guru di sekolah binaan sebagai refleksi dan feedback hasil penilaian kinerja dan seterusnya Kegiatan Tatap Muka Lainnya

Kunjungan Sekolah dan Alokasi Waktu A B C (3) (4) (5)

Kunjungan Sekolah dan Alokasi Waktu D E F (6) (7) (8)

Jml TM (9)

Minggu ke-3 Bulan ke-2

12 Jam (3 sekolah)

12 jam (3 sekolah)

24 Jam

D. Penilaian Minggu ke-4 Bulan ke-2 4 4 4 4 4 4 24 jam

Minggu ke-1 Bulan ke-3 Minggu ke-2 Bulan ke -3

24 jam

24 jam

Catatan: Pengaturan waktu disesuaikan dengan jumlah sekolah binaan dan kondisi geografis setempat (Lihat Lampiran 6).

2. Sasaran Pengawasan Sasaran pengawasan bagi pengawas sekolah untuk ekuevalensi dengan 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu diuraikan sebagai berikut. a. Pengawas Sekolah Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar paling sedikit 10 (sepuluh) satuan pendidikan dan/atau 60 (enam puluh) guru; b. Pengawas Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan paling sedikit 7 (tujuh) satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) guru mata pelajaran/kelompok mata pelajaran; c. Pengawas Sekolah Luar Biasa paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) guru.

13

Buku Kerja Pengawas Sekolah

d. Pengawas Bimbingan dan Konseling paling sedikit 40 (empat puluh) guru Bimbingan dan Konseling. e. Untuk daerah khusus (daerah yang terpencil atau terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain), beban kerja pengawas sekolah sebagaimana dimaksud paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan secara lintas jenis dan jenjang satuan pendidikan.

F.

ORGANISASI KEPENGAWASAN 1. Koordinator Pengawas (Korwas) Untuk memudahkan koordinasi antar sesama pengawas sekolah dan antara pengawas sekolah dengan dinas pendidikan, dipilih seorang koordinator yang disebut dengan koordinator pengawas sekolah. Koordinator pengawas sekolah adalah pengawas sekolah yang dipilih oleh para pengawas seluruh jenis dan jenjang pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Dinas Pendidikan Provinsi untuk SLB dan dikukuhkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi. Tugas dan wewenang korwas meliputi: a. mengatur pembagian tugas pengawas sekolah b. mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengawas sekolah c. mengkoordinasikan kegiatan pengembangan profesional pengawas d. melaporkan hasil kegiatan pengawasan sekolah kepada kepala dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi e. menyusulkan penetapan angka kredit pengawas f. menghimpun dan menyampaikan hasil penilaian pelaksanaan kinerja para pengawas sekolah kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota/Provinsi. Untuk efektifitas pelaksanaan tugas dan wewenangnya, koordinator pengawas dibantu oleh pengurus Kelompok Kerja Pengawas Sekolah

Buku Kerja Pengawas Sekolah

14

(KKPS)/Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) dari setiap jenis dan jenjang pendidikan. Masa bakti Koordinator Pengawas Sekolah setiap Kabupaten/kota adalah 4 tahun masa bakti dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya.

2. Organisasi dan Asosiasi Pengawas Sekolah Untuk meningkatkan kemampuan profesional secara berkelanjutan, pengawas sekolah bergabung dalam organisasi profesi yang disebut Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) sebagai organisasi independen yang memiliki struktur organisasi mulai dari kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Disamping melalui organisasi profesi secara kedinasan pengembangan kemampuan profesional pengawas melalui wadah Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS).

15

Buku Kerja Pengawas Sekolah

Buku Kerja Pengawas Sekolah

16

BAB IV RUANG LINGKUP KEPENGAWASAN

Ruang lingkup kepengawasan meliputi kepengawasan akademik dan kepengawasan manajerial. Kepengawasan akademik terdiri dari : 1. pembinaan guru. 2. pemantauan pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah terdiri atas : Standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian pendidikan 3. penilaian kinerja guru 4. pembimbingan dan pelatihan profesional guru. 5. Penilaian Kinerja Guru Pemuladalam program Induksi Guru Pemula (berkaitan dengan pemberlakuan Permenpan nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 6. Pengawasan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula Kepengawasan manajerial terdiri dari:
1. Pembinaan Kepala sekolah 2. Pemantauan pelaksanaan standard nasional pendidikan yang terdiri atas : standard pendidik dan tenaga kependidikan, standard pengelolaan, standard sarana dan prasana, serta standard pembiayaan

3. Penilaian kinerja kepala sekolah


Rincian dari masing-masing bidang tersebut diuraikan sebagai berikut.

A.

KEPENGAWASAN AKADEMIK Supervisi akademik atau pengawasan akademik adalah fungsi pengawas yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 pasal 52 ayat (1) berbunyi: Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok: a. merencanakan pembelajaran; b. melaksanakan pembelajaran; c. menilai hasil pembelajaran; d. membimbing dan melatih peserta didik; dan e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru.
17 Buku Kerja Pengawas Sekolah

Fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka dengan sasaran supervisi perencanaan pembelajaran, pelaksanakan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, pembimbingan dan pelatihan peserta didik. Bidang pembinaan, pemantauan dan penilaian terhadap kemampuan profesional guru meliputi: a. Kemampuan guru mata pelajajaran/kelas dalam merencanakan pembelajaran melalui penyusunan silabus dan RPP atau guru BP (konselor) menyusun perencanaan pembimbingan dan konseling. b. Kemampuan guru BP dalam pelaksanaan pembimbingan dan melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif termasuk penggunaan media pembelajaran yang relevan. c. Kemampuan guru/pembimbing dan konseling dalam menilai proses dan hasil pembelajaran/pembimbingan dengan menggunakan teknik penilaian yang relevan. d. Kemampuan guru dalam membimbing dan melatih peserta didik dalam proses pembelajaran, bimbingan dan latihan pada kegiatan yang terkait intra kurikuler (pembelajaran remedial dan pengayaan), dan ekstra kurikuler. e. peningkatan kemampuan guru Bimbingan dan Konseling yang terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah. B. KEPENGAWASAN MANAJERIAL Supervisi manajerial atau pengawasan manajerial merupakan fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya tenaga kependidikan dan sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan fungsi manajerial, pengawas sekolah berperan sebagai: (1) fasilitator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta menganalisis potensi sekolah, (3) informan pengembangan mutu sekolah, dan (4) evaluator terhadap hasil pengawasan.
Buku Kerja Pengawas Sekolah 18

Bidang pembinaan, pemantauan dan penilaian terhadap kemampuan profesional kepala sekolah sebagai berikut. a. Pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan program sekolah berdasarkan 8 SNP, baik rencana kerja tahunan maupun rencana kerja 4 tahunan, pelaksanaan program, pengawasan dan evaluasi internal, kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi Manajemen (SIM). b. Membantu Kepala Sekolah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS) dan merefleksikan hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan mutu pendidikan. c. Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah. d. Mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta sumbersumber belajar lainnya. e. Kemampuan kepala sekolah dalam membimbing pengembangan program bimbingan konseling di sekolah. Metode kerja yang dilakukan pengawas sekolah antara lain observasi, kunjungan atau pemantauan, pengecekan/klarifikasi data, kunjungan kelas, rapat dengan kepala sekolah dan guru-guru dalam rangka pembinaan.

C.

PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru termasuk kepala sekolah oleh setiap pengawas sekolah dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester secara berkelompok dalam kegiatan di sekolah binaan KKG/MGMP/MGP/KKKS/MKKS/K3SK. Kegiatan ini dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis keterampilan dan kompetensi guru hal-hal yang inovatif sesuai dengan tugas pokok guru dalam pembelajaran/ pembimbingan. Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru ini dapat berupa bimbingan teknis, pendampingan, workshop, seminar, dan group conference yang ditindaklanjuti dengan kunjungan kelas melalui supervisi , akademik.

19

Buku Kerja Pengawas Sekolah

Bidang peningkatan kemampuan profesinal guru, difokuskan pada pelaksanan standar nasional pendidikan, yang meliputi : a. kemampuan guru dalam melaksanakan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dalam kerangka pengembangan KTSP, b. kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan standar pengelolaan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana dan standar pembiayaan. c. pembelajaran yang Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) termasuk penggunaan media yang relevan, d. pengembangan bahan ajar, e. penilaian proses dan hasil belajar f. penelitian tindakan kelas untuk perbaikan/pengembangan metode pembelajaran, g. Kemampuan supervisi dan tindak lanjut (khusus untuk kepala sekolah).

D.

PENGAWASAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA 1. Konsep Program Induksi Guru Pemula (PIGP) Program Induksi Guru Pemula yang selanjutnya disebut PIGP adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya. Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, program Induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional guru. Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS, program Induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap. Pelaksanaan program induksi bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat: (1) beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan (2) melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah. Program induksi

Buku Kerja Pengawas Sekolah

20

diselenggarakan berdasarkan prinsip: (1) keprofesionalan yaitu penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi sesuai bidang tugas; (2) kesejawatan yaitu penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim; (3) akuntabel yaitu penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik; dan (4) berkelanjutan yaitu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan perbaikan atas hasil sebelumnya. Program induksi dilaksanakan secara bertahap, meliputi persiapan, pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya, pelaksanaan pembimbingan, penilaian, dan pelaporan. Adapun tahap-tahap pelaksanaan PIGP dapat dilihat dalam table Alur Kegiatan PIGP pada Lampiran 14. 2. Peran dan tanggung jawab pengawas sekolah/madrasah dalam PIGP Peran dan tanggungjawab pengawas sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: a. Melakukan Penilaian Kinerja Guru Pemula (PKGP) pada penilaian tahap dua PIGP Penilaian tahap kedua merupakan penilaian hasil (assessment of learning), yang bertujuan untuk menilai kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Observasi pembelajaran/pembimbingan pada penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya tiga kali, sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya dua kali. Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai dengan bulan kesebelas berupa observasi pembelajaran/pembimbingan berupa ulasan dan masukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam pembelajaran/pembimbingan. Langkah observasi pembelajaran/pembimbingan dilakukan kepala sekolah dan pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut: 1) Praobservasi Pengawas sekolah/madrasah bersama guru pemula menentukan dan menyepakati fokus observasi

21

Buku Kerja Pengawas Sekolah

pembelajaran/pembimbingan yang meliputi paling banyak lima sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang diisi oleh kepala sekolah/madrasa atau pengawas sekolah/madrasah dan lembar refleksi diri yang diisi oleh guru pemula. 2) Pelaksanaan observasi Pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar observasi pembelajaran/pembimbingan secara objektif dengan memberikan nilai pada saat pelaksanaan observasi dilakukan. 3) Pascaobservasi Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah: (a) G u r u p e m u l a m e n g i s i l e m b a r r e f l e k s i pembelajaran/pembimbingan setelah pembelajaran/pembimbingan dilaksanakan. (b) Pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula mendiskusikan hasil penilaian pada setiap tahap pembelajaran/pembimbingan. (c) Pengawas sekolah/madrasah memberikan masukan kepada guru pemula setelah observasi selesai. (d) Guru pemula dan pengawa sekolah/madrasah menandatangani lembar observasi pembelajaran/pembimbingan. Kepala sekolah/madrasah memberikan salinan lembar observasi pembelajaran/pembimbingan kepada guru pemula. Penilaian KInerja Guru Pemula tahap dua ini, melalui Observasi Pembelajaran dengan menggunakan Lembar Observasi Pembelajaran (Lampiran 15). Dan untuk menentukan skor masing-masing subkompetensi yang dinilai menggunakan Kriteria Penilaian Kinerja Guru Pemula (Lampiran 16) b. Melakukan pengawasan pelaksanaan PIGP di sekolah, yang meliputi kegiatan: 1) Perencanaan Pengawasan Program Induksi bagi guru pemula secara umum tertuang Program tahunan yang meliputi kegiatan sosialisasi dan pemahaman tentang Program Induksi baik melalui Pembelajaran mandiri melalui modul
Buku Kerja Pengawas Sekolah 22

ini, workshop pemahaman, bimbingan teknis dan pendidikan pelatihan di organisasi profesi seperti APSI, MKPS dan KKPS. Program pengawasan tahunan disusun dengan melibatkan sejumlah pengawas dalam satu kabupaten/kota. Dalam Perencanaan PIGP yang tertuang dalam Program pengawasan semester, Rencana Tindak Pengawasan PIGP (Lampiran 20) dan Jadwal Kegiatan (Lampiran 18), merupakan penjabaran program pengawasan lebih rinci pada masing-masing sekolah binaan selama satu semester. Program pengawasan semester disusun oleh setiap pengawas sesuai kondisi obyektif sekolah binaanya masingmasing. 2) Melaksanakan pengawasan, yang terdiri dari: a) Pemantauan setiap tahap PIGP pengawas sekolah/madrasah melaksanakan pemantauan terhadap setiap tahap-tahap kegiatan pada PIGP, yang meliputi: (1) Persiapan (2) Pengenalan lingkungan sekolah (3) Pelaksanaan Pembimbingan (4) Penilaian dan; (5) Pelaporan. Pemantauan dilakukan dengan cara studi dokumen dan observasi keterlaksanaan setiap tahap. Untuk kegiatan pemantauan ini mengunakan instrumen pemantauan PIGP (Lampiran 19). b) Pembinaan Kepala sekolah/madrasah dan guru yang ditunjuk sebagai pembimbing dalam PIGP Pengawas sekolah/madrasah melakukan pembinaan kepada kepala sekolah/madrasah dan pembimbing berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan pemantauan kesiapan sekolah dengan menggunakan Lembar Analisis Kesiapan Sekolah (Lampiran 17) dan Instrumen Pemantauan (Lampiran 19) pada setiap sekolah binaan. Pembinaan dapat dilakukan secara individual atau klasikal. Pembinaan individual dapat dilakukan di masing-masing sekolah, sedangkan pembinan klasikal dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan pendidikan dan pelatihan atau workshop yang dilaksanakan oleh MKPS/KKPS yang bekerja sama dengan organisasi profesi lain MKPS/KKKS dan MGMP/KKG, atau bekerjasama dengan lembaga lain yang terkait seperti LPMP.

23

Buku Kerja Pengawas Sekolah

PPPTK dan lain-lain. c) Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan Guru yang diberi tugas sebagai pembimbing dalam PIGP Sepanjang pelaksanaan PIGP di sekolah, pengawas sekolah melakukan penilaian kinerja kepala sekolah dan pembimbing dalam melaksanakan program induksi berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya masingmasing. PKKS/M dan pembimbing dalam pelaksanaan program induksi meliputi aspek-aspek kompetensi kepala sekolah dan pembimbing dalam melakakukan persiapan, pelaksanaan dan penilaian (observasi pembelajaran) dan pelaporan PIGP. 3) Evaluasi dan Program Tindak Lanjut Pengawasan PIGP Berdasarkan analisis dan pengolahan data hasil pemantauan, pembinaan dan penilaian kinerja kepala sekolah dan pembimbing dalam PIGP maka, pengawas sekolah melakukan evaluasi yang meliputi: (a) Evaluasi diri pengawas sekolah dan; (b) Evaluasi Kegiatan Program Induksi berdasarkan Pemantauan, Pembinaan dan Penilaian Kinerja kepala sekolah dan pembimbing, pada setiap sekolah yang diawasi. Dari Hasil Evaluasi, disusun program tindak lanjut, berupa penguatan terhadap program yang sudah baik, perbaikan-perbaikan program dan strategi, penyusunan strategi baru yang akan diimplementasikan pada program pengawasan berikutnya. 4) Pelaporan pengawasan pelaksanaan PIGP Pengawas sekolah menyususun Laporan Kegiatan Pengawasan Pelaksanaan PIGP diakhir pelaksanaan program induksi di sekolah penyelenggara Program Induksi. Hal-hal yang perlu dilaporkan meliputi hasil pemantauan, hasil pembinaan dan penilaian kinerja kepala sekolah dan pembimbing dari tahap persiapan, pelaksanaan, pembimbingan dan penilaian serta pelaporan dalam program induksi, serta hasil penilaian kinerja dalam pembimbingan Guru Pemula. Laporan Kegiatan Pengawasan Program Induksi dilengkapi

Buku Kerja Pengawas Sekolah

24

dengan: (a) Identitas sekolah; (b) Data kepala sekolah, pembimbing dan guru pemula; (c) deskripsi pelaksanaan dan hasil pemantauan: (d) deskripsi pelaksanaan dan hasil pembinaan; (e) deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian kepala sekolah dalam pelaksanaan PIGP; (f) deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian kinerja pembimbing; (g) deskripsi dan hasil Laporan Penilaian Kinerja Guru Pemula. Sistematika Laporan meliputi: (a) Bab I Pendahuluan; (b) Bab II Ruang Lingkup; (c) Bab III Pelaksanaan Pengawasan; (d) Bab IV Hasil dan Pembahasan Pengawasan; (e) Bab V Penutup; dan Lampiran. E. Evaluasi Hasil Pengawasan Untuk menjamin pelaksanaan program kegiatan pengawasan sesuai dengan yang diharapkan dan untuk mengetahui tujuan dan hasil yang dicapai pada setiap kegiatan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 SNP, penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah, serta pembimbingan dan pelatihan profesional guru, maka diperlukan evaluasi hasil pengawasan pada setiap sekolah binaan. Evaluasi proses pada saat pembinaan maupun pemantauan di sekolah binaan bertujuan untuk melihat hasil sementara, sedangkan evaluasi akhir dimaksudkan untuk mengetahui hasil pelaksanaan pengawasan secara menyeluruh pada sekolah binaan selama 1 tahun. Hasil evaluasi pengawasan dituangkan dalam sebuah laporan dan disampaikan kepada kepala dinas pendidikan melalui koordinator pengawas sekolah.

25

Buku Kerja Pengawas Sekolah

Buku Kerja Pengawas Sekolah

26

BAB V TAHAPAN KEGIATAN KEPENGAWASAN


Ruang lingkup kepengawasan yang disajikan pada Bab IV, dalam pelaksanaannya, selama satu tahun pelajaran mengikuti beberapa tahapan, yaitu: (a) penyusunan program pengawasan, (b) pelaksanaan, (c) evaluasi, (d) pelaporan, (e) pengembangan diri. A. PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN Setiap pengawas sekolah menyusun program pengawasan yang terdiri dari program tahunan untuk seluruh sekolah binaan, dan program semester untuk masing-masing sekolah binaan. 1. Penyusunan program tahunan yang terdiri dari 2 (dua) program semester meliputi langkah-langkah kegiatan-kegiatan berikut. a. Identifikasi hasil pengawasan pada tahun sebelumnya Identifikasi hasil pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya melalui analisis kesenjangan dengan mengacu pada kebijakan di bidang pendidikan yang digunakan. Identifikasi hasil pengawasan menggambarkan sejauhmana ketercapaian tujuan pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Sebagai acuan penyusunan program pengawasan, dikemukakan pula berbagai kebijaksanaan di bidang pendidikan. Hasil identifikasi tersebut merupakan titik tolak dalam menentukan tujuan serta tindakan yang harus dilakukan pengawas sekolah tahun berikutnya. Identifikasi dilakukan untuk menjaga kesinambungan kegiatan pengawasan. Hasil pengawasan yang dianggap kurang/lemah harus lebih ditingkatkan. Hasil pengawasan yang dianggap sudah baik harus dipertahankan atau standarnya ditingkatkan. (Lihat Lampiran 3). b. Pengolahan dan analisis hasil dan evaluasi pengawasan tahun sebelumnya Pengolahan dan analisis hasil pengawasan tahun sebelumnya sebagai bahan evaluasi hasil pengawasan, merupakan tugas pokok dari Pengawas Muda, Pengawas Madya atau Pengawas Utama. Pengolahan dan analisis hasil pengawasan yang telah dilakukan
27 Buku Kerja Pengawas Sekolah

tahun sebelumnya diarahkan untuk menetapkan prioritas tujuan, sasaran, metode kerja serta langkah-langkah kegiatan dalam program pengawasan tahun berikutnya. Output pengolahan dan analisis hasil pengawasan harus mampu memberikan gambaran mengenai kondisi sekolah binaan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. c. Perumusan rancangan program pengawasan tahunan Perumusan rancangan program pengawasan tahunan merupakan tugas pokok Pengawas Madya. Dilandasi oleh informasi yang diperoleh atas dasar identifikasi serta analisis hasil pengawasan pada tahun sebelumnya, dirumuskan rancangan program pengawasan tahunan untuk semua sekolah binaan. d. Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan tahunan. Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan tahunan merupakan tugas pokok Pengawas Utama. Program pengawasan tahunan yang telah dimantapkan dan disempurnakan adalah rumusan akhir yang akan dijadikan sebagai acuan oleh pengawas dalam penyusunan program pengawasan semester pada setiap sekolah binaannya dan seluruh sekolah tingkat kabupaten/kota pada setiap jenjang dan satuan pendidikan (Lihat Lampiran 4 dan 5). 2. Penyusunan program semester pengawasan pada setiap sekolah binaan. Secara garis besar, rencana program pengawasan pada sekolah binaan disebut Rencana Kepengawasan Akademik (RKA) dan Rencana Kepengawasan Manajerial (RKM). Komponen RKA/RKM sekurangkurangnya memuat materi/aspek/fokus masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan instrumen pengawasan (Lihat Lampiran 6).

Buku Kerja Pengawas Sekolah

28

3.

Berdasarkan program tahunan dan program semester yang telah disusun dan untuk memudahkan pelaksanaan pengawasan, maka setiap pengawas menyiapkan instrumen-instrumen yang dibutuhkan sesuai dengan materi/aspek/fokus masalah yang akan disupervisi. Contoh-contoh instrumen pengawasan akademik dan pengawasan manajerial terlampir. Sistematika Program Pengawasan Sekolah adalah sebagai berikut: HALAMAN JUDUL (SAMPUL) HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Landasan (Dasar Hukum) C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan D. Visi, Misi dan Strategi Pengawasan E. Sasaran dan taget pengawasan F. Ruang lingkup Pengawasan BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS HASIL PENGAWASAN A. Identifikasi Hasil Pengawasan (tahun sebelumnya) B. Analisis dan Evaluasi Hasil Pengawasan (tahun sebelumnya) C. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Sebagai Acuan dalam Penyusunan Program BAB III RENCANA PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN A. Matriks Program Pembinaan Guru dan/atau Kepala Sekolah B. Matriks Program Pemantauan Pelaksanaan 8 SNP C. Matriks Program Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala Sekolah D. Matriks Program Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru BAB IV PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. RKA/RKM/RKBK 2. Matriks program semester dan jadwal 3. Surat tugas kepengawasan 4. Contoh-contoh Instrumen Kepengawasan. 5. Data Sekolah Binaan
29 Buku Kerja Pengawas Sekolah

4.

B.

PELAKSANAAN Tahapan pelaksanaan pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan berikut. 1. Pembinaan, pemantauan pelaksanaan standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian, dan penilaian kinerja guru
2. Melakukan pembinaan, pemantauan dan penilaian terhadap kepala sekolah (Lihat Lampiran 8, 9, 10 dan 11).

C.

EVALUASI HASIL PENGAWASAN Tahapan evaluasi hasil pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan berikut. 1. Identifikasi masalah-masalah yang ditemukan pada saat melaksanakan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 SNP, dan penilaian kinerja guru 2. Rumuskan masalah yang telah teridentifikasi sebelumnya dari setiap kegiatan pengawasan, 3. Berikan analisis terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan tersebut, melalui analisis kuantitatif atau analisis kualitatif.(dapat digunakan analisis kesenjangan atau analisis SWOT). 4. Evaluasi hasil pengawasan sebagai bahan penyusunan rekomendasi terhadap guru, kepala sekolah maupun Dinas Pendidikan serta untuk perbaikan program pengawasan berikutnya (Lihat Lampiran 12).

D.

PELAPORAN 1. Tujuan Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan Penyusunan laporan oleh setiap pengawas sekolah bertujuan untuk: a. Memberikan gambaran mengenai keterlaksanaan setiap butir kegiatan yang menjadi tugas pokok pengawas sekolah. b. Memberikan gambaran mengenai kondisi sekolah binaan berdasarkan hasil pengawasan akademik maupun manajerial berupa hasil pembinaan, pemantauan, dan penilaian.

Buku Kerja Pengawas Sekolah

30

c. Menginformasikan berbagai faktor pendukung dan penghambat/kendala dalam pelaksanaan setiap butir kegiatan pengawasan sekolah. 2. Tahapan pelaporan meliputi kegitan-kegiatan berikut. a. Mengkompilasi dan mengklasifikasi data hasil pemantauan dan pembinaan b. Menganalisis data hasil pemantauan dan pembinaan c. Menyusun Laporan hasil pengawasan sesuai sistematika yang ditetapkan. d. Menyampaikan Laporan Semester dan Tahunan kepada Dinas Pendidikan Provinsi atau Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota, serta sekolah yang dibinanya. 3. Sistematika Pelaporan Hasil Pengawasan Sistematika pelaporan pelaksanaan program pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 SNP dan penilaian kinerja, serta pembimbingan dan pelatihan profesional guru adalah sebagai berikut: HALAMAN JUDUL (SAMPUL) HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Fokus Masalah Pengawasan C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan D. Tugas Pokok /Ruang Lingkup Pengawasan BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH BAB III PENDEKATAN DAN METODE BAB IV HASIL PENGAWASAN PADA SEKOLAH BINAAN A. Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru dan/atau kepala sekolah. B. Hasil Pemantauan Pelaksanaan 8 SNP C. Hasil Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala Sekolah D. Hasil Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru. E. Pembahasan Hasil Pengawasan
31 Buku Kerja Pengawas Sekolah

BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Rekomendasi LAMPIRAN: 1. Surat tugas Pengawasan 2. Surat Keterangan telah melaksanakan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian kinerja, pembimbingan dan pelatihan profesional guru dari sekolah binaan 3. Daftar Hadir guru atau kepala sekolah pada saat pembinaan/pemantauan/penilaian kinerja. 4. Contoh-contoh instrumen pengawasan yang telah diisi/ diolah. 5. dan lain-lain (Lihat Lampiran 13). E. PENGEMBANGAN DIRI Tahapan pengembangan diri meliputi kegiatan-kegiatan berikut. 1. Melakukan upaya peningkatan 6 (enam) kompetensi pengawas melalui pelatihan, seminar, workshop, konferensi, studi banding/benchmarking maupun secara mandiri dengan membaca buku, jurnal ilmiah atau menggunakan media internet, termasuk bergabung dan aktif dalam mailing list yang relevan, baik lokal, nasional maupun internasional 2. Melakukan kegiatan pengembangan profesi, antara lain melalui: a. Penelitian, khususnya Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) b. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) c. Presentasi KTI dalam forum ilmiah/profesi d. Publikasi KTI dalam jurnal ilmiah/profesi 3. Memberikan kontribusi pemikiran/gagasan kepada Kepala Sekolah dalam upaya pengembangan sekolah.

Buku Kerja Pengawas Sekolah

32

Lampiran 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang

bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 39 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah; 1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/P Tahun 2005; MEMUTUSKAN :

Mengingat

Menetapkan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/ MADRASAH.

Pasal 1 (1) Untuk dapat diangkat sebagai pengawas sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar pengawas sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional.

33

Lampiran 1

(2)

Standar pengawas sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 2

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Maret 2007 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO

Lampiran 1

34

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2007 TANGGAL 28 MARET 2007 STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

A. KUALIFIKASI

1. Kualifikasi Pengawas Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut: a. Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi; b. 1) Guru TK/RA bersertifikat pendidik sebagai guru TK/RA dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun di TK/RA atau kepala sekolah TK/RA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas TK/RA; 2) Guru SD/MI bersertifikat pendidik sebagai guru SD/MI dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun di SD/MI atau kepala sekolah SD/MI dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SD/MI; c. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c; d. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan; e. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat diperoleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah; dan f. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan. 2. Kualifikasi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawi yah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) adalah sebagai berikut : a. Memiliki pendidikan minimum magister (S2) kependidikan dengan berbasis sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada perguruan tinggi terakreditasi; b. 1) Guru SMP/MTs bersertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di SMP/MTs atau kepala sekolah SMP/MTs dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMP/MTs sesuai dengan rumpun mata pelajarannya;

35

Lampiran 1

2)

Guru SMA/MA bersertifikat pendidik sebagai guru dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di SMA/MA atau kepala sekolah SMA/MA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMA/MA sesuai dengan rumpun mata pelajarannya;

3) Guru SMK/MAK bersertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di SMK/MAK atau kepala sekolah SMK/MAK dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMK/MAK sesuai dengan rumpun mata pelajarannya; c. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c; d. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan; e. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat diperoleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah; dan f. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.

B. KOMPETENSI 1. Kompetensi Pengawas Taman Kanak-Kanak/Raudatul Athfal (TK/RA) dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)

DIMENSI KOMPETENSI

KOMPETENSI

1. Kompetensi Kepribadian

1.1 1.2

1.3

1.4

Memiliki tanggungjawab sebagai pengawas satuan pendidikan. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas jabatannya. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok dan tanggungjawabnya. Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder pendidikan.

Lampiran 1

36

DIMENSI KOMPETENSI

KOMPETENSI

2. Kompetensi Supervisi Manajerial

2.1

Menguasai metode, teknik dan prinsipprinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi-tujuan dan program pendidikan di sekolah. Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah. Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah. Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah. Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasilhasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI.

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

3. Kompetensi Supervisi Akademik

3.1

3.2

37

Lampiran 1

DIMENSI KOMPETENSI

KOMPETENSI

3.3

Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran SD/MI.

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan

4.1

Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran/ bimbingan di sekolah.

Lampiran 1

38

DIMENSI KOMPETENSI

KOMPETENSI

4.2

Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Menilai kinerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Memantau pelaksanaan pembelajaran/ bimbingan dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah. Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam pendidikan. Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan karirnya sebagai pengawas. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif.

4.3

4.4

4.5

4.6

5. Kompetensi Penelitian Pengembangan

5.1 5.2

5.3

39

Lampiran 1

DIMENSI KOMPETENSI

KOMPETENSI

5.4

Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data kualitatif maupun data kuantitatif. Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan dan atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk perbaikan mutu pendidikan. Menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah. Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah. Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan.

5.5

5.6

5.7

5.8

6. Kompetensi Sosial

6.1

6.2

Lampiran 1

40

2. Kompetensi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Pengawas Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dalam Rumpun Mata Pelajaran yang Relevan (MIPA dan TIK, IPS, Bahasa, Olahraga Kesehatan, atau Seni Budaya)

Dimensi Kompetensi 1. Kompetensi Kepribadian 1.1 1.2

Kompetensi Memiliki tanggung jawab sebagai pengawas satuan pendidikan. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas jabatannya. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok dan tanggung jawabnya. Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder pendidikan. Menguasai metode, teknik dan prinsipprinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah menengah yang sejenis. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi-tujuan dan program pendidikan sekolah menengah yang sejenis. Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah menengah yang sejenis. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah menengah yang sejenis. Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah menengah yang sejenis.

1.3

1.4

2. Kompetensi Supervisi Manajerial

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

41

Lampiran 1

Dimensi Kompetensi 2.6

Kompetensi Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah menengah yang sejenis.. Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah menengah yang sejenis. Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasilhasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah menengah yang sejenis. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran /bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.

2.7

2.8

3. Kompetensi Supervisi Akademik

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

Lampiran 1

42

Dimensi Kompetensi 3.6

Kompetensi Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaan yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Menilai kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah lainnya dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan pada tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Memantau pelaksanaan pembelajaran/ bimbingan dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.

3.7

3.8

4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan

4.1

4.2

4.3

4.4

43

Lampiran 1

Dimensi Kompetensi 4.5

Kompetensi Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah di sekolah menengah yang sejenis. Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam pendidikan. Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan karirnya sebagai pengawas. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data kualitatif maupun data kuantitatif. Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan dan atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk perbaikan mutu pendidikan Menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah menengah yang sejenis. Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah menengah yang sejenis. Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

4.6

5. Kompetensi Penelitian Pengembangan

5.1 5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

5.8

6. Kompetensi Sosial

6.1

Lampiran 1

44

Dimensi Kompetensi 4.5

Kompetensi Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah di sekolah menengah yang sejenis. Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam pendidikan. Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan karirnya sebagai pengawas. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data kualitatif maupun data kuantitatif. Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan dan atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk perbaikan mutu pendidikan Menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah menengah yang sejenis. Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah menengah yang sejenis. Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

4.6

5. Kompetensi Penelitian Pengembangan

5.1 5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

5.8

6. Kompetensi Sosial

6.1

45

Lampiran 1

Dimensi Kompetensi 2.5

Kompetensi Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah menengah kejuruan Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah menengah kejuruan. Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah menengah kejuruan. Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasilhasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah menengah kejuruan. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan.

2.6

2.7

2.8

3. Kompetensi Supervisi Akademik

3.1

3.2

3.3

3.4

Lampiran 1

46

Dimensi Kompetensi 3.5

Kompetensi Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan Menilai kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan pada tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan.

3.6

3.7

3.8

4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan

4.1

4.2

4.3

47

Lampiran 1

Dimensi Kompetensi 4.4

Kompetensi Memantau pelaksanaan pembelajaran/ bimbingan dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah kejuruan Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah di sekolah menengah kejuruan. Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam pendidikan. Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan karirnya sebagai pengawas. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data kualitatif maupun data kuantitatif. Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan dan atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk perbaikan mutu pendidikan Menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah menengah kejuruan.

4.5

4.6

5. Kompetensi Penelitian Pengembangan

5.1 5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Lampiran 1

48

Dimensi Kompetensi 5.8

Kompetensi Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah menengah kejuruan. Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan.

6. Kompetensi Sosial

6.1

6.2

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO

49

Lampiran 1

LAMPIRAN 2 KODE ETIK PENGAWAS SEKOLAH 1. DALAM MELAKSANAKAN TUGAS, SENANTIASA BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA, SERTA MENGIKUTI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 2. MERASA BANGGA MENGEMBAN TUGAS SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH 3. MEMILIKI PENGABDIAN YANG TINGGI DALAM MENEKUNI TUGAS SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH 4. BEKERJA DENGAN PENUH RASA TANGGUNG JAWAB DALAM TUGASNYA SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH 5. MENJAGA CITRA DAN NAMA BAIK SELAKU PEMBINA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH 6. MEMILIKI DISIPLIN YANG TINGGI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PROFESI SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH 7. MAMPU MENAMPILKAN KEBERADAANNYA SEBAGAI APARAT DAN TOKOH YANG DITELADANI 8. SIGAP DAN TERAMPIL UNTUK MENAGGAPI DAN MEMBANTU MEMECAHKAN MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI APARAT BINAANNYA 9. MEMILIKI RASA KESETIAKAWANAN SOSIAL YANG TINGGI, BAIK TERHADAP APARAT BINAAN MAUPUN TERHADAP SESAMA PENGAWAS SEKOLAH

Lampiran 2

50

LAMPIRAN 3

CONTOH FORMAT EVALUASI PROGRAM TAHUN SEBELUMNYA PROGRAM KEGIATAN TAHUN 2009/2010 HASIL YANG DICAPAI KETERANGAN

No

PELAKSANAAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

STANDAR ISI

a. Dokumen KTSP belum divalidasi b. Silabus Semua mata pelajaran Dikembangkan KTSPnya dst.

TARGET YANG DIHARAPAKAN Tahun 2010 a. Dokumen KTSP sudah divalidasi dan nilainya > 90 % b. 13 Mata Pelajaran telah dikembangkan KTSPnya

2.

STANDAR PROSES

51

STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

STANDAR SARANA

STANDAR PENGELOLAAN

7.

STANDAR PEMBIAYAAN

Lampiran 3

STANDAR PENILAIAN

LAMPIRAN 4.

Lampiran 4
MATERI PEMBINAAN TARGET YANG DIHARAPKAN KETERANGAN Evaluasi ketercapaian dengan menggunakan instrumen skala likert 1 4. Rentang Skor 91 100 Baik Sekali 81 - 90 Baik 71 - 80 Cukup <70 Kurang a. 100 % guru pada sekolah binaan a. mempunyai prota dan promes dengan nilai minimal baik b. 100% guru dapat membuat silabus b. sendiri yang sesuai dengan Standar Proses minimal baik c. 100% guru dapat membuat RPP sesuai dengan Standar Proses minimal baik d. 100 % guru dapat menentukan KKM sesuai dengan panduan minimal baik e. 100% guru dapat membuat dan mengisi agenda hariannya yang sesuai dengan pembelajaran dalam KTSP minimal baik

CONTOH PROGRAM PEMBINAAN, PEMANTAUAN, PENILAIAN KINERJA, PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN.

A. PROGRAM PEMBINAAN GURU

No

PROGRAM

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

a.

b. c. d. e.

Program tahunan dan program semester Silabus RPP KKM Agenda Harian Guru

52

2.

Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran meliputi 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Inti meliputi kegitan tatap muka,PT dan KMTT, Tatap Muka melalui dilakukan melalui kegiatan : Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi c. Penutup

No

PROGRAM

MATERI PEMBINAAN

TARGET YANG DIHARAPKAN KETERANGAN

3.

Penilaian Pembelajaran

a.

Kegiatan Tambahan

b. c. a. b.

c.

53

d. e.

Teknik Penilaian : Penilaian dilakukan melalui Tes,Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur, Pengamatan(penilaian Ahlak Mulia dan Kepribadian ) Program Remediaal Analisis Ulangan Harian Program bimbingan Siswa Program Penigkatan Mutu Lulusan 5 Kel MP Program Pengembangan Diri minat dan bakat melalui Bimbingan Karir dan Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan KIR dll

Lampiran 4

B. PROGRAM PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH


TARGET YANG DIHARAPKAN KETERANGAN a.

Lampiran 4
b. Evaluasi ketercapaian dengan menggunakan instrumen skala likert 1 4. Rentang Skor 91 100 Baik Sekali 81 - 90 Baik 71 - 80 Cukup <70 Kurang

No

PROGRAM

MATERI PEMBINAAN

PENGELOLAAN SEKOLAH

a.

b.

c.

d. e.

Rencana Kerja Sekolah Tahunan(1 tahun ) dan Rencana Kerja Sekolah 4 tahun berdasarkan 8 SNP Pelaksanaan Rencana kerja Sekolah 1 tahun dan 4 Tahun berdasarkan 8 SNP Pengawasan (Supervisi) dan Evaluasi kepala sekolah Kepemimpinan sekolah Sistim Informasi Manajemen Sekolah

54

2.

Rencana Keuangan Anggaran Sekolah (RKAS)

Penyusunan RKAS berdasarkan 8 SNP

Akreditasi Sekolah

a. Instrumen Akreditasi Sekolah dan bukti fisiknya b. Pelaksanaan 8 SNP yang kontinyu

C. PROGRAM PEMANTAUAN
TARGET YANG DIHARAPKAN KETERANGAN

No

PROGRAM

MATERI PEMANTAUAN

1. STANDAR ISI

PEMANTAUAN 8 SNP

2. STANDAR PROSES

3. SKL

4. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

5. STANDAR SARANA

6. STANDAR PENGELOLAAN

55

7. STANDAR PEMBIAYAAN

8. STANDAR PENILAIAN

Lampiran 4

D. PROGRAM PENILAIAN KINERJA GURU (Tugas Pokok Guru )


TARGET YANG DIHARAPKAN KETERANGAN

Lampiran 4

No

PROGRAM

MATERI PENILAIAN

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

2.

Pelaksanaan Pembelajaran

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 1. 2.

56

3.

Penilaian Hasil Pembelajaran

3. 1.

2.

3.

4.

Program Tahunan Program Semester Silabus RPP KKM Agenda Harian Guru Jadwal Tatap Muka Absensi Siswa Kalender Pendidikan Buku Nilai Pendahuluan Kegiatan Inti melalui Tatap Muka, Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur Kegiatan tatapmuka dilakukan melalui EKSPLORASI ELABORASI KONFIRMASI Penutup Daftar Nilai sesuai dengan standar penilaian melakukan tes dengan UlanganHarian,UTS,UAS/UKK melakukan penilaian Ahlak Mulia dan Kepribadian Melakukan penilaian Psikomotor

No

PROGRAM

MATERI PENILAIAN

TARGET YANG DIHARAPKAN KETERANGAN

Tugas Tambahan

57

5. Melakukan Analisis Ulangan Harian 6. Remedial dan Pengayaan 7. Instrumen tes setiap KD 8. Bank Soal 9. Kartu soal 10. Analisi Penilaian 1. Melatih dan membimbing siswa dalam Remedial dan pengayaan 2. Membimbing siswa dalam Pengembangan Diri melalui BK dan Kegiatan Ekstra Kurikuler 3. Kegiatan KIR

Lampiran 4

E. PROGRAM PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH (Tugas Pokok Kepala Sekolah )


MATERI PENILAIAN TARGET YANG DIHARAPKAN KETERANGAN

Lampiran 4

No

PROGRAM

PENGELOLAAN SEKOLAH

a. Rencana Kerja Sekolah 1 tahun dan Rencana Kerja Sekolah 4 tahun berdasarkan 8 SNP b. Pelaksanaan Rencana Kerja Sekolah c. Pengawasan dan Evaluasi d. Kepemimpinan Sekolah e. Sistim Informasi Sekolah

2.

3.

Pelaksanaan Pembelajaran Penilaian Hasil Pembelajaran

1.

58

Tugas Tambahan

Daftar Nilai sesuai dengan standar penilaian 2. melakukan tes dengan UlanganHarian,UTS,UAS/UKK 3. melakukan penilaian Ahlak Mulia dan Kepribadian 4. Melakukan penilaian Psikomotor 5. Melakukan Analisis Ulangan Harian 6. Remedial dan Pengayaan 7. Instrumen tes setiap KD 8. Bank Soal 9. Kartu soal 10. Analisi Penilaian 1. Melatih dan membimbing siswa dalam Remedial dan pengayaan 2. Membimbing siswa dalam Pengembangan Diri melalui BK dan Kegiatan Ekstra Kurikuler 3. Kegiatan KIR

F. PROGRAM PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH


TARGET YANG DIHARAPKAN KETERANGAN

No

PROGRAM

MATERI PEMBIMBINGAN

PENGELOLAAN KTSP

2.

3.

ANALISIS KONTEK DALAM PENGEMBANGAN KTSP PAIKEM

59

PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

a. Standar Pengelolaan b. Standar isi c. Standar Proses d. SKL e. Standar Penilaian a. Analisis Standar Isi b. Analisis Standar Proses c. Analisis SKL d. Analisis Standar Penilaian a. Inquiry b. Problem Solving c. Eksperimen d. Simulasi e. Demontrasi f. Tematik g. Tugas dan Resitasi h. Team Teaching i. Konstektual j. Ekspositori k. Diskusi l. Berbasis ICT a. Teknik Penilaian meliputi (Tes.PT.KMTT dan Pengamatan) b. Indikator dan bahan ajar c. Kisi- kisi d. Kartu Soal e. Mastery Learning f. Analisi Hasil Belajar

Lampiran 4

Lampiran 4
TARGET YANG DIHARAPKAN KETERANGAN

No

PROGRAM

MATERI PEMBIMBINGAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS(PTK)

60

SUPERVISI,EVALUASI DAN TINDAK LANJUT(KEPALA SEKOLAH)

g. Program Remedial dan Pengayaan h. Penilaian Ahlak Mulia dan Kepribadian i. Koversi penialian Ahlak Mulia dan Kepribadian dari Kuantitatip ke kualitatatip j. Laporan Hasil Belajar Peserta Didik k. Penetapan Sistim Penilaian dan sosialisasi sistim Penilaian kepada siswa a. Pengertian ,tujuan,ciri,kriteria dan PTK b. Latihan Mengidentifikasi masalah dalam Pembelajaran c. Latihan Membuat Judul PTK d. Melaksanakan PTK dalam bentuk siklus tiap siklus terdiri dari 4tahapan (Perencanaan, Tindakan,Pengamatan dan Refleksi) e. Menyusun Laporan PTK (terdiri dari 5 Bab dan Lampiran ). a. Program Supervisi b. Program Pemantauan c. Evaluasi hasil Supervisi dan pemantauan d. Program tindak lanjut

LAMPIRAN 5

CONTOH RENCANA PROGRAM TAHUNAN PEMBINAAN GURU DAN/ATAU KEPALA SEKOLAH

1. PEMBINAAN GURU
Indikator Keberhasilan 85 % dari jumlah guru mempunyai adm perencanaan pembelajaran yang sesuai KTSP dengan baik 2.pedoman,pand uan juknis tentang SNP 1. kunjungan kesekolah binaan. 2. mengadakan pertemuan/ menggali informasi tentang potensi guru tahun sebelumnya. 3. menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan guru sekolah binaannya 1.kumpulan undangundang.pp,per mendiknas,ped oman dalam pendidikan. Instrumen penialian Perencanaan Pembelajaran Dengan skala likert 1-4 Instrumen penilaian silabus danRPP Skenario Kegiatan Sumber daya Penilaian dan instrumen Rencana Tindak Lanjut 1.disinkronkan dengan dinas pendidikan 2.pada kegiatan MGMP/ MKKS dan workshop

No

Materi Pembinaan guru

Tujuan dan sasaran

1.Adanya program adm perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan KTSP 2. guru mata pelajaran pada sekolah binaan.

Strategi/ metode/ teknik Bimbingan Teknis Group Focus Discussion

61
85 % dari jumlah guru dapat melaksanakan pembelajaran yang sesuai standar proses dengan baik Bimbingan Teknis Group Focus Discussion 1. kunjungan kesekolah binaan. 2 .mengadakan pertemuan/menggali informasi tentang potensi guru tahun sebelumnya. 3 .menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan guru sekolah binaannya

1.kumpulan undangundang.pp,per mendiknas,ped oman dalam pendidikan. 2.pedoman,pand uan juknis tentang SNP

Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun administrasi perencanaan pembelajaran/program bimbingan a. Pengembangan silabus b. Pengembangan RPP c. Pengembangan bahan ajar Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran/ bimbingan: a. Pembelajran tatap muka b. Pengembangan model pembelajaran c. Pembelajaran tuntas , remedial

1.setiap guru mata pelajaran dapat melaksanakan pembelajaran sesuai standar proses dengan baik. 2. guru mata pelajaran pada sekolah binaan

Instrumen penialian Pelaksanaan Pembelajaran sesuai standar proses Dengan skala likert 1-4

1.disinkronkan dengan dinas pendidikan 2.pada kegiatan MGMP/MKKS dan workshop

Lampiran 5

Lampiran 5
Indikator Keberhasilan Strategi/ metode/ teknik Skenario Kegiatan Sumber daya Penilaian dan instrumen Rencana Tindak Lanjut 85 % dari jumlah guru mempunyai administrasi hasil pembelajaran yang sesuai standar proses dengan baik Bimbingan Teknis Group Focus Discussion Pembelajaran sesuai standar proses Dengan skala likert 1-4 Instrumen administrasi penialian 2.pedoman,pand uan juknis tentang SNP Standar penialian 1. kunjungan kesekolah binaan. 2. mengadakan pertemuan/menggali informasi tentang potensi guru tahun sebelumnya. 3. menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan guru sekolah binaannya 1. kumpulan undangundang.pp,per mendiknas,ped oman dalam pendidikan. 1.disinkronkan dengan dinas pendidikan 2.pada kegiatan MGMP/MKKS dan workshop 85 % dari jumlah guru mampu Binteks 1. kunjungan kesekolah binaan. 2 .mengadakan Pengembangan bahan ajar dan model-model Instrumen penilaian Pelaksanaan

No

Materi Pembinaan guru

Tujuan dan sasaran

62

1. Adanya adm penilaian hasil pembelajar an yang sesuai dengan KTSP 2. guru mata pelajaran pada sekolah binaan

dan pengayaan b. Pengemba Melakukan pendampingan membimbing guru dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik.: a. Pemanfaatan TIK untuk Penilianan b. Penyediaan pedoman penilian c. Juknis rancangan penilaian d. penetapan KKM e. Penilaian 5 Kel MP f. Penilaian Psikomotorik g. Penilaian Afektif (Ahlak Mulia dan Kepribadian ) h. Penilaian portofolio i. Pengembangan butir soal dan kisikisi j. Analisis butir soal k. Penyusunan LHB-PD Memberikan masukan kepada guru dalam memanfaatkan

Guru dapat mengembangka n bahan dan

Dilanjutkan dengan latihan membuat PTK

No memfasilitasi siswanya belajar dari berbagai macam sumber belajar pembelajaran Pembelajaran sesuai standar proses Dengan skala likert 1-4

Materi Pembinaan guru

Tujuan dan sasaran

Indikator Keberhasilan

Strategi/ metode/ teknik Skenario Kegiatan Sumber daya Penilaian dan instrumen

Rencana Tindak Lanjut

lingkungan dan sumber belajar

memilih bahan ajar dari berbagai macam sumber

5 85 % guru mempunyai program bimbingan,pen gayaan dan remedial Bimbingan Teknis Group Focus Discussion Program bimbingan ,perbaikan dan pengayaan

Memberikan rekomendasi kepada guru mengenai tugas membimbing dan melatih peserta didik

Guru dapat memberikan pengayaan dan remedial yang tepat

Instrumen penilaian pelaksanaan perbaikan dan pengayaan

Dijadikan bahan untuk umpan balik

63
50 % guru dapat menggunakan IT sebagai alat bantu pembelajaran Bimbingan Teknis Group Focus Discussion

Memberi bimbingan kepada guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran

Guru dapat menggunakan IT sebagai alat bantu pembelajaran

pertemuan/menggali informasi tentang potensi guru tahun sebelumnya. 3. menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan guru sekolah binaannya 1. kunjungan kesekolah binaan. 2 .mengadakan pertemuan/menggali informasi tentang potensi guru tahun sebelumnya. 3. menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan guru sekolah binaannya 1. kunjungan kesekolah binaan. 2. mengadakan pertemuan/menggali informasi tentang potensi guru tentang pembelajaran dgn IT dan memberi contoh pembelajaran dengan IT. 3. menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan guru Model-model pembelajaran dengan menggunakan IT Instrumen penialian Pelaksanaan Pembelajaran sesuai standar proses Dengan skala likert 1-4

Mencoba latihan untuk membuat model pembelajaran degn IT

Lampiran 5

Lampiran 5
Indikator Keberhasilan Semua guru mata pelajaran yang di UN kan dapat membuat analisis SKL dengan tepat Bimbingan Teknis Group Focus Discussion Panduan Analisis SKL Instrumen Analisis SKL Strategi/ metode/ teknik Skenario Kegiatan Sumber daya Penilaian dan instrumen Rencana Tindak Lanjut Mencoba mengembangkan soal soal dengan analisis SKL Analisis SWOT 85 % guru menunjukan ada perubahan pola pembelajaran Bimbingan Teknis Group Focus Discussion 1.kumpulan undangundang.pp,per mendiknas,ped oman dalam pendidikan. 2.pedoman, panduan juknis tentang SNP sekolah binaannya 1. kunjungan kesekolah binaan. 2. mengadakan pertemuan/menggali informasi tentang potensi guru dalam membuat analisis SKL 3. menyusun program pengayaan yang sesuai SKL serta model-model soal ,pada guru sekolah binaan 1.kunjungan kesekolah binaan. 2 .mengadakan pertemuan/menggali informasi tentang hasilhasil yangtelah dicapai guru tahun sebelumnya kemudian mendiskusikan kekuarangan dan kelebihannya 3 .menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk memperbaikai kelemahannya pada sekolah binaan. Membuat program peningkatan mutu untuk tahun berikutnya.

No

Materi Pembinaan guru

Tujuan dan sasaran

Memberi bimbingan kepada guru dalam pemanfaatan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/pembim bingan.

Guru dapat meningkatkan kemampuan nya dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif

64

Memberikan bimbingan kepada guru untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainya.

Guru dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya a sebagai bahan untuk perbaikan tahun berikutnya

2. PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH


Indikator Keberhasilan 90 % pengelolaan sekolah sesuai dengan 8 SNP 1.kumpulan undangundang.pp,per mendiknas,ped oman dalam pendidikan. Instrumen penilaian dokumen KTSP/Verifikas i dokumen KTSP. 2.pedoman,pand uan juknis tentang SNP 1. kunjungan kesekolah binaan. 2. mengadakan pertemuan/menggali informasi tentang program Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. 3. memberi masukan untuk menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan sekolah binaannya Skenario kegiatan Sumber daya Penilaian dan instrumen Rencana Tindak Lanjut 1.disinkronkan dengan dinas pendidikan 2.pada kegiatan /MKKS dan workshop

No

Materi Pembinaan KEPALA SEKOLAH

Tujuan dan sasaran

Strategi/ metode/ teknik Bimbingan Teknis Group Focus Discussion

65
90 % program bimbingan dapat terealisasi dengan baik Bimbingan Teknis Group Focus Discussion 1. kunjungan kesekolah binaan. 2.mengadakan pertemuan/menggali informasi tentang petugas BK dan

Memberikan masukan dalam pengelolaan dan administrasi kepala sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah a. Pengembangan KTSP b. Pengembangan Mulok c. Pengelolaan pelaksanaan KTSP c.1. Penyusunan RKS c.2. Peraturan Akademik c.3. Pelaksanaan sistim belajar moving class c.4.kemitraan dan kerjasama satdik c.5. Pengawasan Proses Pembelajaran 1.kumpulan undangundang.pp,per mendiknas,ped oman dalam pendidikan. Instrumen penialian Pelaksanaan Bimbingan Konseling Dengan skala

1.Adanya Dokumen KTSP dan Analisis Konteks yang sudah ditandatanga ni oleh kepada Dinas Pendidikan Kota dan Propinsi 2. Kepala Sekolah pada sekolah binaan.

Melakukan pendampingan dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah. a. Pengembangan diri

1.Sekolah mempunyai program bimbingan dan konseling 2.pada sekolah

1.disinkronkan dengan dinas pendidikan 2.pada kegiatan MGMP/MKKS dan workshop

Lampiran 5

No likert 1-4 2.pedoman,pand uan juknis tentang SNP

Materi Pembinaan KEPALA SEKOLAH

Tujuan dan sasaran

Indikator Keberhasilan

Strategi/ metode/ teknik Skenario kegiatan Sumber daya Penilaian dan instrumen Rencana Tindak Lanjut

Lampiran 5
Adanya program peningkatan mutu untuk tahun yang akan datang Bimbingan Teknis Group Focus Discussion 2.pedoman,pand uan juknis tentang SNP 3.Panduanpenduan peningkatan mutu pada KTSP 2010 yang belum terealisasi 1..kumpulan undangundang.pp,per mendiknas,ped oman dalam pendidikan. Instrumen Penilaian keterlaksanaan KTSP 1.disinkronkan dengan dinas pendidikan 2.pada kegiatan /MKKS dan workshop programnya serta bukti pelaksanaannya. 3. memberi masukan untuk menyusun program BK yang sesuai dengan kebutuhan guru sekolah binaannya 1. kunjungan kesekolah binaan. 2. mengadakan pertemuan/menggali informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dan yang belum dicapai pada prograam sekolah tahun sebelumnya. 3. memberi masukan untuk menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan guru sekolah binaannya

layanan BK. b. Pengembangan diri ekstrakurikuler.

binaannya.

66

Memberikan bimbingan kepada kepala sekolah untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainya melalui analisis kontek a. Analisis 8 SNP b. Analisis kondisi internal satdik c. Analisis lkondisi lingkungan eksternal satdik c. Penyusunan laporan Analisis Kontek

1.Untuk mengetahui kelemahankelemahan dan kelebihan dalam pengelolaaan sekolah 2. kepala sekolah pada sekolah binaan

LAMPIRAN 6a

CONTOH PROGRAM SEMESTER (RKA/RKM)

PROGRAM SEMESTER KEPENGAWASAN SEMESTER : 1 (SATU) TAHUN PELAJARAN : ..

A. Identitas Sekolah

67

Sekolah Kepala Sekolah Alamat Sekolah Semester Tahun Pelajaran

: : : : :

SMP Negeri 1 .. Drs. X Jl. . ./

B. Visi dan Misi Sekolah Visi :Teciptanya lulusan yang religius, berprestasi, kreatif, dan berkepribadian

Misi

: 1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang dianut 2. Melaksanakan Proses Pembelajaran yang efektif sesuai dengan kurikulum yang berlaku 3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengembangkan potensi dirinya 4dst.

Lampiran 6a

Lampiran 6a
Pada awal tahun kegiatan sekolah sudah dipersiapkan, sehingga kegiatan sekolah dapat dilaksanakan dengan baik sejak awal tahun TARGET KEBERHASILAN (4) Pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru sesuai ketentuan yang telah ditetapkan Dinas Pendidikan METODA KERJA (6) Kunjungan sekolah Observasi Wawancara Studi dokumen Pendampingan Kunjungan sekolah Studi Dokumen Wawancara JADWAL PEMBINAAN (7) Juni,Juli 20.. INDIKATOR KEBERHASILAN (5) Administrasi peneriman siswa baru lengkap dan benar Jumlah siswa yang diterima sesuai kuota yang telah ditetapkan Penerimaan siswa baru sesuai jadwal yang telah ditetapkan Adanya Administrasi rapat kerja Adanya SK Kepala Sekolah tentang pembagian tugas guru dan pegawai lainnya Bukti fisik kegiatan awal tahun lainnya Juni,Juli 20.. Tersusunnya Dokumen KTSP yang telah disesuaikan dengan kebutuhan Tahun Pelajaran .. Adanya Dokumen KTSP yang telah sesuai dengan kebutuhan Tahun Pelajaran . dan disyahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Workshorp Reviu dokumen Bimbingan Juli, 20..

C. Identifikasi Masalah: 1. Peningkatan kualitas Penerimaan Siswa Baru 2. Keterlaksanaan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian 3. .. 4. Dst D. Deskripsi Kegiatan

NO

TUJUAN

SASARAN

(1) 1.

(2) Mengendalikanpelak sanaan penerimaan siswa baru sesuai ketentuan

(3) Kepala Sekolah Panitia PSB

68

2.

Mengetahui persiapan awal tahun pelajaran terutama pembagian tugas guru dan pegawai

Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

3.

Pemutakhiran Dokumen KTSP (Dokumen 1 dan 2)

Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Guru

4.

dst.

CONTOH RKA MATRIK RENCANA KEPENGAWASAN AKADEMIK Pengawas Sekolah Tahun Pelajaran Semester : . : . : .

Sekolah Sasaran Alamat Sekolah

: .. : .. :

ASPEK Pertemuan Awal 1. Identifikasi Permasalahan 2. Mengelompokkan Masalah 3. Merumus-kan Masalah 1. 2. Pengawas Guru

TUJUAN

INDIKATOR KEBERHASILAN SKENARIO KEGIATAN

STRATEGI/ METODE KERJA/TEKNIK SUPERVISI Kolaboratif, Nondirektif SUMBER DAYA YANG DIGUNAKAN

PENILAIAN DAN INSTRUMEN

RTL Menentukan Masalah yang akan dijadikan Bahan PTK Melaksanakan Workshop Penyelesaian Pembuatan RPP

Membimbing guru dalam melaksanakan PTK

69
Kolaboratif Pertemuan Inti a.Pertemuan I ( 6 jam ) 1. Membuka acara dengan menjelaskan tujuan pertemuan 2. Memberi arahan tentang prosedur pelaksanaan PTK 3. Menjelaskan langkahlangkah PTK berdasar- kan siklusnya

Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK)

Sebanyak 85% Guru dapat membuat perencanaan dan melaksanakan PTK dalam pembelajaran

Lembar Pertanyaan tentang Permasalahan yang dihadapi guru dalam Proses Pembelajaran Buku Sumber PTK Format RPP

Lampiran 6a

ASPEK 4. Membimbing guru dalam menetapkan focus permasalahan

Lampiran 6a
STRATEGI/ METODE KERJA/TEKNIK SUPERVISI SKENARIO KEGIATAN SUMBER DAYA YANG DIGUNAKAN RTL PENILAIAN DAN INSTRUMEN 5. Observasi Penilaian RPP dan Refleksi Lembar Pengamatan Proses Pembela- jaran Revisi RPP -Analisis data hasil observasi untuk pembinaan Kolaboratif Nondirektif Membimbing guru dalam merencanakan tindakan 6. Membimbing guru dalam menyusun RPP b.Pertemuan II ( 3 jam ) 1. Observasi Pelaksanaan Tindakan 2. Pengumpulan data hasil observasi 3. Refleksi (membahas hasil temuan berupa kekurangan yang harus diperbaiki untuk pelaksanan tindakan berikutnya c.Pertemuan III ( 3 jam ) 1. Membimbing guru membuat perencanaan berdasarkan hasil temuan (memperbaiki RPP) 2. Menetapkan langkahlangkah yang harus dilaksanakan dalam siklus berikutnya - Instrumen Penilaian Proses Pembelajaran - Lembar Pengamatan Memeriksa RPP Mempersiapkan tindakan berikutnya

TUJUAN

INDIKATOR KEBERHASILAN

70

ASPEK d.Pertemuan IV ( 3 jam ) 1. Observasi Pelaksanaan Tindakan 2. Pengum-pulan data hasil observasi 3. Refleksi (membahas hasil temuan berupa kekurangan yang harus diperbaiki untuk pelaksanaan tindakan berikutnya 4. Membahas permasalahan yang belum terselesaikan - Lembar Pengamatan

TUJUAN

INDIKATOR KEBERHASILAN SKENARIO KEGIATAN

STRATEGI/ METODE KERJA/TEKNIK SUPERVISI Observasi SUMBER DAYA YANG DIGUNAKAN RTL PENILAIAN DAN INSTRUMEN

71
Kolaboratif Pertemuan Akhir ( 2 jam ) 1. Penguatan dan pemberian motivasi kepada guru mata pelajaran 2. Menyepakati pertemuan berikutnya dalam rangka penilaian kinerja

Mengolah data hasil pengamatan Merevisi kekurangankekurangan untuk mempersiapkan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya Menentukan kesimpulan akhir

Lampiran 6a

LAMPIRAN 6b CONTOH RKA NARATIF RENCANA KEPENGAWASAN SUPERVISI AKADEMIK : Pembinaan penyusunan KTSP dokumen 2 (Silabus, dan RPP) sesuai rambu-rambu B.Tujuan : Memberikan bimbingan/arahan/ contoh merevisi/ membuat KTSP dokumen 2 (Silabus dan RPP) melalui MGMP sekolah C. Indikator : Guru-guru memiliki KTSP dokumen 2 (Silabus dan RPP) sesuai rambu-rambu D.Waktu : SMA X, 25 Agustus 2009, Pukul 09.00 15.00 E. Setting : SMA X F. Strategi/Metode Kerja /Teknik Supervisi : IHT, metode Delphi, Refleksi, Focused Group Discussion, Panel Discussion G. Skenario Kegiatan : 1. Pertemuan Awal (dilakukan 1 minggu sebelumnya : 60 menit): - Menanyakan informasi perkembangan terakhir tentang program tahunan sekolah - Menyampaikan hasil kinerja guru /reviu kinerja yang telah dilakukan pengawas - Menyepakati agenda/skenario pertemuan inti untuk pembinaan 2. Pertemuan Inti (4 x 60 menit) - Kepala Sekolah membuka acara dan menjelaskan tujuan IHT (15 menit) - Pengawas sekolah melakukan refleksi/reviu/evaluasi hasil kinerja guru (15 menit) - Pengawas sekolah melakukan diskusi tentang skenario merevisi/membuat silabus dan RPP melalui MGMP sekolah (15 menit) - Pengawas refleksi implementasi standar nasional pendidikan (15 menit) - Guru berkelompok berdasarkan MGMP untuk melakukan Focused Group Discussion, tentang revisi/membuat silabus dan RPP sesuai rambu-rambu ( 75 menit) - Panel Discussion hasil revisi/membuat silabus dan RPP setiap MGMP (75 menit)Pengawas mengadakan konfirmasi/penguatan tentang silabus dan RPP hasil karya MGMP (30 menit) (Apakah silabus dan RPP sudah sesuai rambu-rambu? Apa yang akan bapak/ibu lakukan setelah membuat Silabus dan RPP ? )
Lampiran 6b 72

A. Aspek/Masalah

3. Pertemuan Akhir (60 menit) - Refleksi dari kegiatan IHT - Penguatan dan pemberian motivasi kepada guru pemanfaatan silabus dan RPP - Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut dari program H. Sumber daya yang diperlukan : - SK dan KD mata pelajaran - SKL - Standar proses, Standar Penilaian, Model pembelajaran yang efektif - LCD - Komputer I. Penilaian dan Instrumen Penilaian : produck hasil revisi/membuat silabus dan RPP Instrumen: Format evaluasi silabus dan RPP J. Rencana Tindak Lanjut : Implementasi silabus dan RPP di sekolah (selama sebulan dilakukan pemantauan)

Mengetahui Kepala Dinas Pendidikan

. Pengawas Sekolah

73

Lampiran 6b

Lampiran 6c
CONTOH RKM NARATIF RENCANA KEPENGAWASAN SUPERVISI MANAJERIAL Pembinaan Pengelolaan Sekolah tentang Program Jangka Menengah/Renstra B.Tujuan : Memberikan bimbingan dalam penyusunan program jangka menengah/Renstra C. Indikator : Memiliki program jangka menengah yang benar dan tuntas D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan : Selasa, 10 Feb 2009, Pukul 13.00 16.30 WIB E. Setting : SMA X ( jumlah guru 15 org, jumlah siswa 60 org ) F. Strategi/Metode kerja /Teknik Supervisi : metode Delphi, Refleksi, Focused Group Discussion dalam rapat guru-guru dan komite sekolah/yayasan. G. Skenario Kegiatan : 1. Pertemuan Awal (20 menit): - Menanyakan informasi perkembangan terakhir sekolah - Menyampaikan hasil reviu renstra yang telah dilakukan pengawas - Menyepakati agenda/skenario pertemuan inti untuk pembinaan 2. Pertemuan Inti (150 menit) - Kepala Sekolah membuka acara dan menjelaskan tujuan pertemuan (15 menit) - Pengawas memberikan arahan tentang pentingnya keterkaitan antara visi, misi, indikator dan tujuan serta analisis swot (20 menit) - Peserta bekerja dalam kelompok. (Pengawas membagi kelompok berdasarkan kata kunci pada visi) - Masing-masing kelompok mengkaji keterkaitan misi, indikator dan tujuan yang ada dengan kata kunci visi sekolah sekaligus merevisinya. ( 20 menit) - Masing-masing kelompok memaparkan hasil kajiannya (20 menit) - Masing masing kelompok melakukan anlisis swot berdasarkan aspek analisis swot (30 menit) - Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kanjiannya (20 menit) - Pengawas mengadakan konfirmasi/penguatan dan refleksi sebagai penutup (25 menit)
Lampiran 6c 74

A. Aspek/Masalah

(Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah mengkaji keterkaitan antara visi, misi, indikator dan tujuan? Kira-kira apa yang akan bapak/ibu lakukan setelah mengkaji dan merevisi renstra ?), dll 3. Pertemuan Akhir (10 menit) - Penguatan dan pemberian motivasi pengawas kepada kepala sekolah, guru-guru dan komite sekolah/yayasan - Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut dari program jangka menengah ke program tahunan dan KTSP serta perkembangan dan kemajuan yang dicapai sekolah H. Sumber daya yang diperlukan : - Profil sekolah - Renstra sekolah - LCD - Komputer I. Penilaian dan Instrumen Penilaian : produck renstra Instrumen: Format onbervasi dokumen renstra J. Rencana Tindak Lanjut : Implementasi dan tindak lanjut Renstra , selama sebulan dilakukan pemantauan

Mengetahui Kepala Dinas Pendidikan

. Pengawas Sekolah

75

Lampiran 6c

LAMPIRAN 7. CONTOH JADWAL PENGAWASAN TATAP MUKA PADA SEKOLAH BINAAN TAHUN PELAJARAN ............................... (Mengacu PP No 39 tahun 2009 beban kerja pengawas sekolah adalah 24 jam /minggu )

Lampiran 7

No
LINGKUP SUPERVISI AKADEMIK(PEMBINAAN GURU )

Hari

SEKOLAH BINAAN KETERANGAN

SENIN

A.membina guru dalam merencanakan,melaksanakan dan menilai proses pembelajaran/bimbingan

B.memantau pelaksanaan standar isi

76

SELASA

AB CD EF GH IJ KL MN

C. memantau pelaksanaan standar proses D.memantau pelaksanaan standar kompetensi kelulusan E. memantau pelaksanaan standar tenaga pendidik. F. memantau pelaksanaan standar penilaian

RABU

Jam ke 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3

AB CD EF

LINGKUP SUPERVISI MANAJERIAL(PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH ) G.membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah H.membina tenaga kependidikan lainnya(tenagadministrasi,lab,perpustakaan. I. memantau pelaksanaan standar sarana J. memantau pelaksanaan standar pengelolaan K .memantau standar pembiayaan L .menialaikinerja kepala sekolah M. menilai kinerja guru dalam melaksanakan tugas pokok N. Pembimbingan dan Pelatihan guru dan atau kepala sekolah dalam MGMP ,K3S,BINTEK O. menilai kinerja sekolah untuk persiapan administrasi.

No

Hari

SEKOLAH BINAAN KETERANGAN

AB CD EF
LINGKUP SUPERVISI AKADEMIK

Jam ke 4 5 6 7 8 9
B.memantau pelaksanaan standar isi

A.membina guru dalam merencanakan,melaksanakan dan menilai proses pembelajaran/bimbingan

KAMIS

AB CD EF

C. memantau pelaksanaan standar proses D.memantau pelaksanaan standar kompetensi kelulusan E. memantau pelaksanaan standar tenaga pendidik. F. memantau pelaksanaan standar penilaian

77

AB CD EF

JUMAT

O O

M M M

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8

LINGKUP SUPERVISI MANAJERIAL G.membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah H.membina tenaga kependidikan lainnya(tenagadministrasi,lab,perpustakaan. I. memantau pelaksanaan standar sarana J. memantau pelaksanaan standar pengelolaan K .memantau standar pembiayaan L menialai kinerja kepala sekolah M. menilai kinerja guru dalam melaksanakan tugas pokok N. Pembimbingan dan Pelatihan guru dan atau kepala sekolah dalam MGMP ,K3S,BINTEK O. menilai kinerja sekolah untuk persiapan administrasi.

Lampiran 7

No M

Lampiran 7

Hari

Jam ke 9 KETERANGAN

SEKOLAH BINAAN

SABTU

78

LAMPIRAN 8. CONTOH FORMAT PEMANTAUAN DELAPAN SNP DAN CONTOH INSTRUMEN SUPERVISINYA PROGRAM PEMANTAUAN
No 1 PROGRAM PEMANTAUAN 8 SNP MATERI PEMANTAUAN 1. STANDAR ISI 2. STANDAR PROSES 3. SKL TARGET YANG DIHARAPKAN KETERANGAN

4. DST.

79

Lampiran 8

INSTRUMEN SUPERVISI 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN
Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Alamat Sekolah/Kota :............................................ :............................................ :............................................. Skor 0 1 Kepemilikan Dokumen 1. Dokumen KTSP berlaku dengan disahkan Kepala Sekolah dengan pertimbangan Komite dan diketahui Dinas Pendidikan Propinsi KTSP disusun dengan memperhatikan acuan operasional yang terdiri atas: a. agama b. peningkatan iman dan taqwa serta ahlak mulia c. persatuan nasional dan nilai kebangsaan d. tuntuan pembangunan daerah dan nasional e. penigkatan potensi,kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. f. Keragaman potensi dan karakterisitik daerah dan lingkungan . g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni h. Dinamika perekembangan global i. Kondisi sosial ,budaya masyarakat setempat j. Tuntutan dunia kerja k. Kesetaraan jender l. Karakteristik satuan pendidikan Proses Penyusunan Dokumen: a. membentuk tim KTSP disertai uraian tugas masing-masing b. menyusun program dan jadwal kerja tim penyusun c. menyusun analisis konteks dan menyusun hasil analisis. d. Profil konidisi satuan pendidikan . e. Deskripsi peluang dan 1 2 3 4

No

Aspek

No

Indikator dan Sub Indikator

2.

2.

Komponen KTSP

3.

Lampiran 8

80

N o

Aspek

No

Indikator dan Sub Indikator 0 f. tantangan Menganalisis peluang dan tantangan 1

Skor 2 3 4

4.

4.1. Visi, Misi dan Tujuan Satuan Pendidikan dan Strategi yang mencerminkan upaya untuk meningkatkan kualitas peserta didik,yang didukung suasana belajar dan suasana sekolah yang kondusif. 4.2. Struktur dan Muatan KTSP mencakup: a. .Mata pelajaran dan alokasi waktu b. Program muatan lokal c. Kegiatan pengembangan diri d. Pengaturan beban belajar e. Ketuntasan belajar dengan mempertimbangkan PD f. Ketuntasan belajar dengan dilengkapi dgn rencana pencapaian ketuntasan ideal. g. Kriteria kelulusan diatas ratarata standar nasional Kriteria penjurusan dengan mempertimbangkan bakat h. Ketentuan mutasi peserta didik i. Pendidikan kecakapan hidup j. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global 4.3 . Kalender pendidikan 4.4 . Penyusunan pengembangan silabus a. disusun /dikembngkan secara mandiri b. mengkaji substansi sk/kd pada standar isi c. melakukan pemetaan standar isi untuk analisi sk/kd d. disusun /dikembangkan melalui proses penjabaran sk/kd menjadi indikator, MP,KP(tatap muka,PT dan KMTT ) dan Jenis Penilaian(tes,PT,KMTT,Pengam atan ). e. Mencakup seluruh mata pelajaran f. Memanfaatkan berbagai

81

Lampiran 8

N o

Aspek

No

Indikator dan Sub Indikator 0 g. h. panduan dan contoh silabus Sekolahmemberi pengalaman belajar yang luas kepada siswa Guru mampu merancang berbagai model pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu. Guru mampu menerapkan berbagai model pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu. 1

Skor 2 3 4

i.

4.5. Ada program peningkatan mutu lulusan untuk : a. Program Kegiatan peningkatan mutu lulusan Mata Pelajaran Ahlak Mulia yang minimal diikuti 90 % jumlah siswa. b. Program Kegiatan peningkatan mutu lulusan Pendidikan Kewargaan Negara dan Kepriobadian yang minimal diikuti 90 % jumlah siswa. c. Program Kegiatan peningkatan mutu lulusan mata pelajaran IPTEK yang minimal diikuti 90 % jumlah siswa. d. Program kegiatan peningkatan mutu lulusan mata pelajaran seni budaya dan estetika yang minimal diikuti oleh 90 % jumlah siswa. e. Program kegiatan peningkatan mutu lulusan mata pelajaran olah raga dan kesehatan yang minimal diikuti oleh 90 % jumlah siswa. Jumlah Skor :...................... Nilai : Jumlah Skor x 100 % Skor Maximum Keterangan : Skor 86- 100 % Baik Sekali 71- 85 % Baik 55- 70 % Cukup >55 % Kurang Pengawas Pembina NILAI :......................... KRITERIA:......................

Lampiran 8

82

INSTRUMEN SUPERVISI 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN STANDAR PROSES


Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Alamat Sekolah/Kota :............................................ :............................................ :............................................. Skor 0 1. 1. Perangkat Pembelajaran Ada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan dari silabus oleh setiap guru yang sesuai dengan standar proses. Substansi RPP sekurang- kurangnya memuat Tujuan, materi, metode ,kegiatan pembelajaran(tatap muka, PT dan KMTT eksplorasi,elaborasi dan konfirmasi), sumber belajar dan penilaian hasil belajar( Tes , Penugasan Terstrukur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur ). Penyusunan RPP sudah menggunakan prinsip perbedaan individu peserta didik dan menerapkan TI dan Komunikasi. Ada pengembangan bahan ajar dalam bentuk cetakan(modul, hand out, lks, dll) Ada pengembangan bahan ajar dalam bentuk Audio,Visual dan Audio Visual. Ada pengembangan bahan ajar dalam bentuk berbasis TIK,multimedia, CD inter aktif dan computer based. Menerapkan 4 persyaratan yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan ,Penilaian dan Tindak Lanjut. Menerapkan Kegiatan pendekatan tatap muka, kegitan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. Dilakukan guru melalui langkah1 2 3 4

No

Aspek

No

Indikator dan Sub Indikator

2.

3.

4.

5.

2.

Proses Pembelajaran

6.

7.

8.

9.

83

Lampiran 8

No

Aspek

No

Indikator dan Sub Indikator 0 langkah pembelajaran yang meliputi Pembukaan, Kegiatan inti (eksplorasi , elaborasi dan konfirmasi ) dan Penutup. 1

Skor 2 3 4

10.

Pindah ruang kelas (moving kelas ), sehingga diperlukan kelas mata pelajaran. Guru menyediakan jadwal untuk konsultasi mata pelajaran. Tersusunnya jadwal pemanfaatan kegiatan laboratorium. Ada Kegiatan Tatap Muka , PT dan KMTT. Ada penasehat akademik yang dapat mendeteksi potensi peserta didik. Ada program remedial sepanjang semester. Menggunakan pembelajaran berbasis TIK Diselenggarakan secara interaktif,inspiratif, menantang, menyenangkan ,memotivasi pesrta didik untuk aktif. Proses pembelajaran mendorong prakarsa kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan pisik serta psikologis peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran mempertimbangkan jumlah maximal peserta didik perkelas, dan beban mengajar maximal perpendidik, rasio buku, rasio jumlah peserta didik perpendidik. Setiap pembelajaran dikembangkan dengan budaya membaca dan menulis.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Lampiran 8

84

No

Aspek

No 21.

Indikator dan Sub Indikator 0 Setiap pendidik menerapkan aspek keteladanan dalam setiap proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan secara terprogram dan intensif melalui pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan. 1

Skor 2 3 4

22.

Jumlah Skor :...................... Nilai : Jumlah Skor x 100 % Skor Maximum Keterangan : Skor 86- 100 % Baik Sekali 71- 85 % Baik 55- 70 % Cukup >55 % Kurang

NILAI :......................... KRITERIA:...................

, Pengawas Pembina

85

Lampiran 8

INSTRUMEN SUPERVISI 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN


Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Alamat Sekolah/Kota :............................................ :............................................ :............................................. Skor 0 1 Perangkat penilaian 1. 2. 3. 4. 2 Pelaksanaan penilaian 5. 6. Adanya rancangan, jadwal pelaksanaan penilaian dan remedial Adanya rancangan jadwal pelaksanaan penilaian dan program pengayaan. Adanya perangkat penilaian berupa format penilaian. Adanya bahan ujian/ulangan (berupa kumpulan soal ). Adanya hasil analisis terhadap perangkat penilaian. Adanya dokumen laporaan hasil belajar siswa. Penilaiaan dilakukan sepanjang semester. Teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa, dapat berupa tes tertulis, observasi(pengamatan ),tes praktek dan penugasan terstruktur atau kegiatan mandiri tidak terstruktur(KMTT). Setiap guru mata pelajaran melakukan penilaian ahlak mulia dan kepribadian minimal satu kali dalam satu semester. Setiap guru mata pelajaran melakukan penilaian pengamatan mata pelajaran iptek minimal satu kali salam satu semester. Penerbitan sertifikat kelulusan pada mata pelajaran dilakukan melalui ujian nasional dan ujian sekolah. Seluruh pendidik telah melakukan hasil belajar untuk memantau proses ,kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian,ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. 1 2 3 4

No

Aspek

No

Indikator dan Sub Indikator

7. 8.

9.

3.

Hasil penilaian

10.

11.

12.

Lampiran 8

86

No

Aspek

No 13. 14 15.

Indikator dan Sub Indikator 0 Peserta didik minimal mencapai batas KKM. Rata-rata nilai UN tiga tahun terakhir minimum 7,00. Prosentase kelulusan UN> 90 % untuk tiga tahun terakhir. 1

Skor 2 3 4

Jumlah Skor :...................... Nilai : Jumlah Skor x 100 % Skor Maximum Keterangan : Skor 86- 100 % Baik Sekali 71- 85 % Baik 55- 70 % Cukup >55 % Kurang

NILAI :......................... KRITERIA:...................

Pengawas Pembina

87

Lampiran 8

INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK PANDUAN WAWANCARA PRA PENGAMATAN Lamanya wawancara : : : : :


CATATAN PENGAMAT

Sekolah NamaGuru MataPelajaran KELAS/Semester No 1 2

PERTANYAAN KD indikator apa yang akan saudara sajikan Metode apa yang akan saudara gunakan dalam pembelajaran KD ini? Apa alasan saudara memilih metode tersebut ? Alat dan bahan (sumber belajar) apa yang saudara siapkan?jelaskan alasannya? Ceritakan tahapan pembelajaran yang akan saudara sajikan. Persiapan tertulis apa yang saudara buat? Materi apa yang dianggap sulit oleh siswa berdasarkan perkiraan saudara? Jika ada materi apa,jelaskan apa alasan saudara? Kompetensi apa yang bisa dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan harapan saudara? Apa yang perlu mendapat perhatian khusus pada pembelajaran kali ini? JUMLAH SKOR

3. 4. 5. 6

HASIL AKHIR WAWANCARA PRA PENGAMATAN:

Pengawas

..........,..................................... Guru Mata Pelajaran

..................................... NIP:
Lampiran 8 88

PEMANTAUAN STANDAR PENILAIAN TENTANG PELAKSANAAN ULANGAN AKHIR SEMESTER SMA SEMESTER .................... TAHUN PEMBELAJARAN........................... Nama Sekolah Alamat Jumlah siswa Kls I Jumlah siswa Kls II Jumlah Siswa Kls III
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

:............................................ :............................................ :............................................ :............................................ :............................................


Hasil Pemantauan Ada Tidak Penilaian Kesesuian 3 2 1 Keterangan

Aspek yang dipantau Situasi Penyelenggaraan Kisi-Kisi soal Kartu Soal Penyimpanan naskah soal Program Kerja Waktu Pelaksanaan Test Dasar Hukum/Landasan Analisis soal Hasil Ulangan Kumpulan Soal Tata Tertib Peserta&Pengawas Daftar Hadir Peserta dan Pengawas Penempatan Peaserta Test Pengawas Ruangan Nomor Peserta dibangku/Pintu Kartu Tanda Peserta Ruang Tes Berita Acara Penyelenggaraan Sumber Biaya Ruang Penyelenggaraan Daftar Siswa Tiap Ruanhgan

85-100% BS 75-84% B 55-74% C <55% K

Prosentase

JUMLAH SKOR

Kepala Sekolah

Pengawas

..............................................
89 Lampiran 8

Lembar SUPERVISI ADMINISTRASI PERENCANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Standar Proses ) Nama Sekolah : Nama Guru : Pangkat Golongan : Mata Pelajaran : Jumlah Jam TatapMuka: Sertifikasi :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KomponenAdministrasi Pembelajaran Program Tahunan Program Semester Silabus RPP Kalender Pendidikan Jadwal Tatap Muka Agenda Harian Daftar Nilai KKM Absensi Siswa Jumlah Skor ya kondisi tidak 4 Skor Nilai 3 2 1 Keterangan Kesesuaian 4= BaikSekali 3= Baik 2= Cukup 1= Kurang

Keterangan :

Skor Perolehan X 100% Nilai Akhir = Skor maximal = = = = Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Ketercapaian: 86 % - 100 % 70% - 85 % 55% - 69 % Dibawah 55% TINDAK LANJUT:

NILAI AKHIR

Pengawas

............................... Guru Mata Pelajaran

Lampiran 8

90

Lembar SUPERVISI KEGIATAN PEMBELAJARAN (Sesuai Dengan Standar proses ) Nama Sekolah Nama Guru Pangkat Golongan Mata Pelajaran Sertifikasi : : : : :

Jumlah Jam TatapMuka:

No
1

Sub Komponen dan Butir komponen ( Tatap Muka )


Kegiatan Pendahuluan a. Menyiapkan peserta didik b. Melakukan Apersepsi c. Menjelaskan KD dan tujuan yang ingin dicapai d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus/kesiapan bahan ajar e. Penampilan guru Kegiatan Inti Pembelajaran A. EKSPLORASI 1. Melibatkan siswa dalam mencari informasi dan belajar dari aneka sumber dgn menerapkan prinsip alam takambang jadi guru. 2. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, Media pembelajaran dan sumber belajar lainnya. 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta Antar siswa dengan guru,lingkungan dan sumber Belajar lainnya. Tekhnik bertanya. 4. Melibatkan siswa secara aktif dalam berbagai kegiatan pembelajaran 5. Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium,studio atau lapangan B. ELABORASI 1. Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas tugas tertentu yang bermakna. 2. Memfasilitasi siswamelaluipemberian tugas,diskusi dan lainlain untuk

Kondisi
ya Tidak

Skor Nilai
4 3 2 1

Keterangan

4=Baik Sekali
3= Baik 2= Cukup 1= Kurang

91

Lampiran 8

No

Sub Komponen dan Butir komponen ( Tatap Muka )


memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupoun tertulis. 3.Memberi kesempatan untuk berfikir ,menganalisis,menyelesaikan masalaha dan bertindak tanpa ada rasa takut 4.Memfasilitasi siswa dalam pembelajartan kooperatif dan kolaboratif. 5.Memfasilitasi siswa berkompetesi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar 6.Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupoun tertulis secara individual atau kelompok. 7.Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasilkerja secara individual maupun kelompok. 8. Memfasilitasi siswa melakukan pameran,turnamen,festival serta produk yang dihasilkan 9. Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa C. KONFIRMASI 1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. 2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil ekplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber. 3. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan 4. Berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan 5.Membantu menyelesaikan masalah siswa dalam melakukan pengecekan hasil ekplorasi 6. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dan memberikan informasi untuk berekplorasi lebih jauh. Penutup a. Membuat rangkuman/simpulan

Kondisi
ya Tidak

Skor Nilai
4 3 2 1

Keterangan

Lampiran 8

92

No

Sub Komponen dan Butir komponen ( Tatap Muka )


Melakukan penilaian dan /atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran d. Memberi tugas terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur(KMTT) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya JUMLAH SKOR b.

Kondisi
ya Tidak

Skor Nilai
4 3 2 1

Keterangan

e.

Keterangan :

Skor Perolehan X 100% Nilai Akhir = Skor maximal = = = = Baik Sekali Baik Cukup Kurang

NILAI AKHIR

Ketercapaian: 86 % - 100 % 70% - 85 % 55% - 69 % Dibawah 55%

TINDAK LANJUT:

Pengawas

Guru Mata Pelajaran

93

Lampiran 8

Lembar SUPERVISI ADMINISTRASI PENILAIAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Standar Proses ) Nama Sekolah : Nama Guru : Pangkat Golongan : Mata Pelajaran : Jumlah Jam TatapMuka: Sertifikasi :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Komponen Penilaian Pembelajaran Ada buku Nilai/Daftar Nilai Melaksanakan Tes(Penilaian Kognitif)UH,MIDSEM,UAS Penugasan Terstruktur Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur(KMTT) Melaksanakan Penilaian Ketrampilan(Psikomotorik) Melaksanakan PenilaianAfektif Ahlak Mulia Melaksanakan Penilaian Afektif Kepribadian Program dan Pelaksanaan Remedial Analisis Hasil Ulangan Bank Soal/Instrumen Tes Jumlah Skor ya kondisi tidak 4 Skor Nilai 3 2 1 Keterangan Kesesuaian 4= BaikSekali 3= Baik 2= Cukup 1= Kurang

Keterangan :

Skor Perolehan X 100% Nilai Akhir = Skor maximal = = = = Baik Sekali Baik Cukup Kurang NILAI AKHIR

Ketercapaian: 86 % - 100 % 70% - 85 % 55% - 69 % Dibawah 55% TINDAK LANJUT:

Pengawas

.............,............................... Guru Mata Pelajaran

Lampiran 8

94

LAMPIRAN 9 CONTOH FORMAT PEMBINAAN GURU DALAM TEKNIK PENILAIAN DAN ANALISIS SKL

Program Peningkatan Mutu Skl 5 Kelompok Mata Pelajaran SMA :


PROGRAM/KELAS
PENANGGUNG

No

Kel Mapel

Mata Pelajaran

X
ADA

XI

XII

JAWAB PROGRAM

BUKTI PROGRAM
TIDAK

BUKTI PELAPORAN
ADA TIDAK

Agama

1. BTQ

PPKn

95

Agama dan Ahlak Mulia Kewargaan Negaraan dan kepribadian Imu Pengetahuan danTeknologi

1.Bahasa Indonesia 2.Bahasa Inggris 3.Matematika 4.Fisika 5.Kimia 6.Biologi 7.Ekonomi 8.dst.

4 5

Estetika Olah Raga Dan Kesehatan

Lampiran 9

Lampiran 9
Tugas Terstruktur
1.Tes tertulis 2. tes lisan Praktek Pengetahuan pengetahuan Psikomotor observasi sikap Ahlak mulia dan kepribadian penidik

CONTOH RANCANGAN PENILAIAN OLEH PENDIDIK UNTUK KEGIATAN TATAP MUKA DAN PENUGASAN

MATA PELAJARAN STANDAR KOMPETENSI


Teknik Penilaian Aspek yang dinilai Bentuk Instrumen

: Agama :
Prosedur Penilaian
Pendidik pendidik Pendidik

Penilaian Untuk Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Mandiri
Melapalkan QS :Albaqoroh(30),Almuminun(12-14),AzZariyat 56 dan AnNahl 78 dengan makhraj yang benar Membuat rangkuman perbandingan tiga referensi tafsir AlQuran(Ibnu Katsir,Jalalain,dan AlAzhar) QS :Albaqoroh(30),Almuminun(12-14),AzZariyat 56 dan AnNahl 78

No

Kompetensi Dasar

Tatap Muka

Membaca QS :Albaqoroh(30),Almuminun(12-14),Az-Zariyat 56 dan An-Nahl 78

Ulangan mengenai hukumbacaan untuk surat dan ayat yangsesuai

Tes pilihan ganda Daftar pertanyaan Tes uji kinerja

96

CONTOH : Prosedur Penilaian

No
Satuan Pendidikan
.sebagai salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan PD dari satuan pendidikan Ujian Nasional

Penilaian Hasil Belajar Oleh


Digunakan untuk Pemerintah Digunakan untuk

Pendidik

Digunakan untuk

1.

a. mengetahui kompetensi yang telah dicapai. b. Bahan penyusunan HB c. Memperbaiki proses pembelajaran d. Meningkatkan motivasi e. Meningkatkan akuntabilitas.

97

a. Ulangan Harian b. Penugasan (tugas Terstruktur dan Kegiatan mandiri Tidak Tersytruktur). c. Pengamatan(observasi ) untuk Ahlak Mulia dan Kepribadian. d. UTS,UAS dan UKK dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi satuan pendidikan.

a. penilaian ahir semua kelompok MP pada kelmapel agama dan ahlakmulia,kewrganegar aan dan kepribadian,estika,jasma ni olah raga dan kesehatan. b. Ujian Sekolah untiuk mata pelajaran kelompok iptek yang tidak diujian nasionalkan.

a. pemetaan mutu satuan pendidikan b. dasara seleksi masuk kejenjang yang lebih tinggi c. penentuan kelulusan dari satuan pendidikan d. pembinaan dan pemberian bantuan kepda satuan pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan

Lampiran 9

Lampiran 9

CONTOH: Mekanisme Penilaian yang dilakukan oleh Pendidik

Mata Pelajaran Kelas Analisis Hasil Penilaian


1. Program Remedial untuk PD yang belum mencapai KKM Program Pengayaan untuk PD yang sudah mencapai KKM

:.......................................................... :.......................................................... Tindak Lanjut Hasil penilaian Laporan Hasil Penilaian


1. Menghitung/menetapkan penilaian masing-masing mapel (UH,UTS,UAS,UKK,PT,KMTT, OBSERVASI) 2. Melaporkan hasil penilaian kepada kepala satuan pendidikan.

No

Perencanaan Penilaian

Pelaksanaan Penilaian

Menjelang Awal Tahun Pembelajaran


2.

1. Melaksanakan Penilaian 1. Membandingkan penilaian dengan instrumen yang hasil masing-masing PD telah dengan standar yang telah ditentukan(kognitif,psikomo ditetapkan (KKM). tor,aafektif). 2. Analisis digunakan untuk mengetahui: kemajuan belajar PD,Kesulitan PD,memperbaiki PD 3.

2. Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik

98

3. Mengembalikan hasil pekerjaan ke PD disertai komentar

Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan

3. Memberikan masukan penilaian agama ahlakmulia dan kepribadian kepada guru agamadan PKn 4. Melaporkan hasil Ujian praktek kepda Kep Sek

a. Pengembangan indikator pencapaian KD dalam penyusunan silabus yang dijabarkan kedalam RPP. b. Teknik,metode dan instrumen penilaian c. .Rancangan Remedial /Pengayaan d. KKM e. Awal Semester menginformasikan KKM dan sistim Penilaian kepada Peserta Didik.

........................,..............................
Guru Mata Pelajaran

CONTOH : Mekanisme Penilaian yang dilakukan oleh Satuan Pendidikan

SMA STATUS Pelaksanaan Penilaian


1. Menyiapkan LHBS/Raport 1. Menerbitkan ijazah bagi yang telahlulus ujian 2. 1.

: : Analisis Hasil Penilaian Tindak Lanjut Hasil penilaian Laporan Hasil Penilaian

No

Perencanaan Penilaian

1.

MELALUI RAPAT DEWAN PENDIDIK a. Pendataan KKM b. Penentuan Kriteria Kenaikan Kelas c. Penentuan Kriteria Penilaian Ahir Kel MP ,kecuali Kel MP IPTEK d. Penentuan Kriteria KelulusanUjian Sekolah e. Koordinasi UTS,UAS,UKK. Membentuk TIM Untuk Instrumen Penilaian a.Pengembangan KisiPenulisan soal b. Penyusunan butir soal c. Penelaahan butir soal dan perakitan butir soall 1.Menganalisa hasil belajar PD kelas X dan XI dibandingkan dengan KKM untuk masingmasing Mata pelajaran 2.Menganalisa hasil ujian sekolah dibandingkan dengan batas kelulusan 3.Menganalisa hasil penilaian kelompok Mapel selain IPTEK 4.Melalui rapat DP menetapkan peserta didik yang lulus/TL dari satuan Pendidikan.

Melaksanakan koordinasi UTS,UAS dan UKK. 2. Melakukan Penilaian ahir pada kelompok Mapel(Agama/Ahlak Mulia,PPKn/Kepri,Estetika,Olah Raga dan Kesehatan 3. Menyelenggarakan Ujian Sekolah untuk kelompok Mapel Iptek yang tidak di UN kan

3.

99

Melaporkan hasil penilaian semua mapel kepada orangtua dalam bentuk LHBS/Raport. Melaporkan kelulusan PD kepada orangtua siswa. Melaporkan hasil penilaian satuan pendidikan sepada dinas pendidikan

............................, .................... Kepala Sekolah

Lampiran 9

Lampiran 9

CONTOH : Mekanisme Penilaian yang dilakukan oleh PEMERINTAH Pelaksanaan Penilaian


Menganalaisa hasil UN setiap sekolah untuk pemetaan daya serap. 1. Membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN 2. Menyusun peringkat hasil UN secara nasional,prop dan kab/kota.

No

Perencanaan Penilaian

Analisis Hasil Penilaian

Tindak Lanjut Hasil penilaian

Laporan Hasil Penilaian


MELAPORKAN HASIL PERINGKAT/DAYA SERAP UJIAN NASIONAL SECARA NASIONAL KEPADA YANG BERKEPENTINGAN.

Melaksanakan UJIAN NASIONAL yang mengacu pada POS- UN

100

a. Mengembangkan SKL untuk MP yang akan diujikan pada ujian nasional. b. Menyusun dan menetapkan spesifikasi tes UN berdasarkan SKL c. Mengembangkan dan memvalidasi perangkat tes UN d. Menentukan Kriteria Kelulusan UN

HASIL ANALISIS SKL SATUAN PENDIDIKAN


SKLKelompok MataPelajaran SKL Keompok mata Pelajaran Agama dan Ahlak Mulia: Mata Pelajaran Agama : agama SKL Mata pelajaran Kete rangan

No

SKL Satuan Pendidikan

Berprilaku sesuai dengn ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja

menunjukan sikap percaya diri dan bertanggungjawab atas perilaku,perbuatan,dan pekerjaannya. agama

berpartisipasi aktif dalam penegakan aturan-aturan sosial

101

menghargai keberagaman agama ,bangsa ,rras,suku dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.

SKL Keompok mata Pelajaran Agama dan Ahlak Mulia: SKL Keompok mata Pelajaran Agama dan Ahlak Mulia: SKL Keompok mata Pelajaran Agama dan Ahlak Mulia: agama

Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.

3.

Lampiran 9

Lampiran 9

HASIL ANALISIS SKL KELOMPOK MATA PELAJARAN SKL Mata Pelajaran


Mata Pelajaran Agama

No

Kelompok Mata Pelajaran

SKL Kelompok Mata Pelajaran

Penilaian

Agama dan Ahlak Mulia(8)

102

SKL Kelompok mata Pelajaran Agama dan Ahlak Mulia: 1.berperilakusesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perekembangan remaja. 2.menghargai keberagamagama,bangsa,suku,ras dan golongan sosial ekonomi 3.berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial. 4.memahami hak dan kewajiban diri danorang lain dalam pergaulan di masyarakat. 5.menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. 6.berkomunikasi dan berintertaksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan. 7.Menjaga kebersihan,kesehatan,ketahanan dan kebugaran jasmani dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan agama. 8 memanfaatkan lingkungan sebagai mahluk ciptaan Tuhan secara bertanggungjawab. Mata pelajaran PPKn

Kewarga negaraan

No

Kelompok Mata Pelajaran SKL Mata Pelajaran Penilaian

SKL Kelompok Mata Pelajaran

dan kepribadian(15)

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (11)

103

Mata Pelajaran: 1. Bahasa Indonesia 2. Bahasa Inggris 3. Matematika 4. FIKIBIO 5. sejarah 6. ekonomi 7. geografi 8. sosiologi 9. bahasa asing lainnya 10. TIK Kesenian dan sastra indonesia

Estetika(4)

Pendidikan olah raga dan kesehatan

Jasmani olah raga dan kesehatan(3)

Lampiran 9

Lampiran 9
Kondisi Ideal RPP yang mencantumkan kegiatan dan program penilaian sekitar 60% Sekitar 40 %RPP belummencantumkan kegiatan dan programpenilaian Kondisi Riil Kesenjangan RencanaTindak Lanjut Kepala SMA melakukan supervisi dengan cara berdiskusi dan memberikan contoh kepada guru yang belum yang belum mencantumkan kegiatan dan program penilaian dalam RPP

LATIHAN ANALISIS STANDAR PENILAIAN

MATA PELAJARAN KELAS

:.................................... :................

No

Komponen

PRINSIP PENILAIAN

Semua RPP mencantumkan kegiatan dan program penilaian

104

2.

TEKNIK DAN INSTRUMEN PENILAIAN MEKANISME DAN PROSEDUR PENILAIAN

5.

PENILAIAN OLEH PENDIDIK PENILAIAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN

LAMPIRAN 10
CONTOH INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP KABUPATEN/KOTA/PROVINSI: ..................... PROVINSI: ................................. PETUNJUK PENGISIAN 1. Perhatikan dokumen KTSP yang akan divalidasi/diverifikasi. 2. Tuliskan identitas sekolah, alamat , nama kepala sekolah, nama dan jabatan petugas validasi/Verifikasi. 3. Bubuhkan tanda cek (v) pada kolom Ada atau Tidak sesuai keberadaan butir-butir pernyataan. 4. Catatan petugas validasi/verifikasi diisi dengan temuan, komentar dan saran berdasarkan hasil validasi/verifikasi. Ditulis dengan singkat namun jelas.

NAMA SEKOLAH ALAMAT NAMA KEPALA SEKOLAH TANGGAL VALIDASI/VERIFIKASI PETUGAS VALIDASI/VERIFIKASI JABATAN PETUGAS VALIDASI/VERIFIKASI

: ................................. : ................................. : ................................. : ................................. : ................................. : .................................

105

Lampiran 10

CONTOH
INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP
Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Alamat Sekolah Kabupaten/Kota : : : : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DOKUMEN I
No Komponen KTSP/Indikator COVER/HALAMAN JUDUL 1. Logo sekolah dan atau daerah 2. Judul: Kurikulum SMA ............ 3. Tahun pelajaran 4. Alamat sekolah LEMBAR PENGESAHAN 1. Rumusan kalimat pengesahan 2. Tanda tangan kepala sekolah dan stempel/cap sekolah 3. Tanda tangan ketua komite sekolah dan stempel/cap Komite Sekolah 4. Tempat untuk tanda tangan kepala/ pejabat dinas pendidikan provinsi DAFTAR ISI Kesesuaian dengan halaman I A PENDAHULUAN Rasional 1. Latar belakang memuat: - kondisi nyata - kondisi ideal - Potensi dan karakteristik satuan pendidikan 2. Mencantumkan dasar hukum yang relevan - Undang-undang No 20 thn 2003 - PP No 19 thn 2005 - Permendiknas No 22, 23, dan 24 thn 2006 - Permendiknas No 6 thn 2007 - Peraturan Daerah yang relevan B Visi Satuan Pendidikan 1. Ringkas dan mudah dipahami Penilaian Ya Tdk Catatan

Lampiran 10

106

No

Komponen KTSP/Indikator Mengacu pada tujuan pendidikan menengah yaitu untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Mengacu tuntutan SKL Satuan Pendidikan, sebagaimana tercantum pada Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Berorientasi pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik . Berorientasi pada kepentingan daerah, nasional dan internasional. Berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Memberi inspirasi dan tantangan dalam meningkatkan prestasi secara berkelanjutan untuk mencapai keunggulan Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan Mengarahkan langkah-langkah strategis yang konsisten dengan penjabaran misi satuan pendidikan.

Penilaian Ya Tdk

Catatan

2.

3. 4. 5. 6. 7.

8.

9. C

Misi Satuan Pendidikan Menjabarkan pencapaian visi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas, mencakup: 1. 2 Seluruh indikator visi Sebagian dari indikator visi

Tujuan Satuan Pendidikan Menjabarkan pencapaian misi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas, mencakup: 1. 2 Seluruh indikator misi Sebagian dari indikator misi

II

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan, memuat: Daftar mata pelajaran dan muatan lokal sesuai 1. dengan standar isi Pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran disesuaikan dengan standar isi, kebutuhan peserta 2 didik dan sekolah dengan total waktu 38 - 39 Jam per minggu.

107

Lampiran 10

No

Komponen KTSP/Indikator Pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan 3 sekolah dengan memanfaatkan tambahan 4 Jam per minggu. Program Muatan Lokal, mencantumkan: Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang 1. dilaksanakan sesuai dengan kebijakan daerah Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta 2. didik dan karakteristik sekolah. Daftar SK dan KD Muatan Lokal yang dikembangkan 4. oleh sekolah 5. Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan program muatan lokal Kegiatan Pengembangan Diri, mencantumkan: 1. Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan program layanan konseling dan atau layanan akademik/belajar, sosial dan pengembangan karier peserta didik 2. Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan program pengembangan bakat, minat dan prestasi peserta didik. Pengaturan Beban Belajar, mencantumkan: 1. Uraian tentang rasionalisasi pemanfaatan tambahan 4 (empat) jam pelajaran per minggu 2. Uraian tentang pengaturan alokasi waktu pembelajaran per jam tatap muka, jumlah jam pelajaran per minggu, jumlah minggu efektif per tahun pelajaran, jumlah jam pelajaran per tahun. 3. Uraian tentang pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran tertentu, untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT). 4. Uraian tentang pelaksanaan program percepatan bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (bila ada). Ketuntasan Belajar, mencantumkan: 1. Daftar kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk semua mata pelajaran pada setiap tingkatan kelas. 2. Uraian tentang mekanisme dan prosedur penentuan KKM 3. Uraian tentang upaya sekolah dalam meningkatkan KKM untuk mencapai KKM ideal (100%) Kenaikan Kelas mencantumkan: 1. Kriteria kenaikan kelas sesuai dengan kebutuhan sekolah dg. mempertimbangkan ketentuan pada SK Dirjen Mandikdasmen No. 12/C/Kep/TU/2008.

Penilaian Ya Tdk

Catatan

Lampiran 10

108

No 2.

Komponen KTSP/Indikator Uraian tentang pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas), sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Standar Penilaian Pendidikan. Uraian tentang mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik Uraian tentang pelaksanaan program remedial dan pengayaan Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 ayat 1 Uraian tentang pelaksanaan ujian nasional dan ujian sekolah Target kelulusan yang akan dicapai oleh sekolah

Penilaian Ya Tdk

Catatan

3. 4.

Kelulusan, mencantumkan: 1. 2. 3. 4.

Uraian tentang program-program sekolah dalam meningkatkan kualitas lulusan. 5. Uraian tentang program pasca ujian nasional sebagai antisipasi bagi siswa yang belum lulus ujian akhir. Penjurusan, mencantumkan Kriteria penjurusan sesuai dengan kebutuhan sekolah dg mempertimbangkan ketentuan yang diatur pada SK Dirjen Mandikdasmen No. 12/C/Kep/TU/2008 2. Uraian tentang program penelusuran bakat, minat dan prestasi peserta didik 3. Uraian tentang mekanisme dan proses pelaksanaan penjurusan. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global, mencantumkan: 1. Uraian tentang penerapan pendidikan kecakapan hidup. 2. Uraian tentang penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal 3. Uraian tentang upaya sekolah dalam menuju pendidikan berwawasan global. III KALENDER PENDIDIKAN, Mencantumkan: 1. 2. 3. Pengaturan tentang permulaan tahun pelajaran. Jumlah minggu efektif belajar satu tahun pelajaran Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun pelajara, libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus) 1.

109

Lampiran 10

No

Komponen KTSP/Indikator LAMPIRAN Silabus seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal Silabus semua mata pelajaran kelas X Silabus semua mata pelajaran kelas XI program yang dilaksanakan Silabus semua mata pelajaran kelas XII program yang dilaksanakan Silabus muatan lokal kelas X Silabus muatan lokal kelas XI program yang dilaksanakan n Silabus muatan lokal kelas XII program yang dilaksanakan 2 3 Laporan Hasil analisis Konteks Contoh hasil penentuan KKM (satu mata pelajaran)

Penilaian Ya Tdk

Catatan

1.

Rekomendasi Petugas Validasi/Verifikasi untuk Dokumen I: ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lampiran 10

110

DOKUMEN II
No I Silabus A Identitas Silabus Mencantumkan: nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, standar Kompetensi dan alokasi waktu. Komponen Silabus Silabus mencakup komponen: Kompetensi dasar (KD), Materi Pembelajaran (MP), Kegiatan Pembelajaran (KP), Indikator Pencapaian Kompetensi (KP), Penilaian (P), Alokasi Waktu (AW) dan Sumber Belajar (SB). Rumusan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mencakup seluruh SK dan KD untuk kelas X, XI dan XII D 1 Rumusan Materi Pembelajaran Dikembangkan sesuai dengan tingkatan ranah kognitif (fakta, konsep dan prosedur), afektif sikap/perilaku) dan psikhomotor (keterampilan) pada setiap KD. Urutan materi pembelajaran dikembangkan sesuai IPK, dengan memperhatikan pendekatan prosedural dan hirarkis. Mengintegrasikan potensi, kenunggulan dan budaya daerah setempat Rumusan Kegiatan Pembelajaran Menjabarkan aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran sesuai dengan IPK Dikembangkan mengacu pada tingkatan kompetensi pada IPK (hasil pemetaan SK/KD) Urutan kegiatan pembelajaran sesuai dengan urutan tingkatan kompetensi pada IPK Mengimplementasikan inovasi pembelajaran (metode/model) sesuai dengan tututan KD Mencantumkan pembelajaran TM, PT dan KMTT sesuai dengan tuntutan KD Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) IPK sesuai dengan hasil pemetaan SK/KD pada Standar Isi Komponen KTSP/Indikator Penilaian Ya Tidak Catatan

3 E 1 2 3 4

F 1

111

Lampiran 10

No 2 3 4 G 1 2

Komponen KTSP/Indikator Kata Kerja Operasional (KKO) pada IPK tidak melebihi tingkatan KKO dalam KD Setiap KD dikembangkan menjadi 3 KKO KKO mencakup ranah kompetensi afektif, kognitif dan psikhomotor, sesuai tuntutan KD. Rumusan Penilaian Mencantumkan bentuk dan jenis penilaian yang dikembangkan berdasarkan IPK. Bentuk dan jenis penilaian mencakup ranah kompetensi afektif, kognitif dan psikhomotor, sesuai tuntutan KD. Rumusan Alokasi Waktu Mencantumkan alokasi KD untuk setiap KD sesuai dengan hasil pemetaan SK/KD pada standar isi Mengacu pada jumlah minggu efektif belajar dan alokasi yang tercantum dalam struktur kurikulum. Rumusan Sumber Belajar

Penilaian Ya Tidak

Catatan

H 1

2 I 1

II

Mencantumkan berbagai jenis sumber belajar (buku, laporan hasil penelitian, jurnal, majalah ilmiah, kajian pakar bidang studi, situs-situs internet, multimedia, lingkungan, dan narasumber. 2 Mengacu pada hasil pemetaan SK/KD, materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran LAMPIRAN Silabus seluruh mata pelajaran termasuk muatan 1. lokal Silabus semua mata pelajaran kelas X Silabus semua mata pelajaran kelas XI program yang dilaksanakan Silabus semua mata pelajaran kelas XII program yang dilaksanakan Silabus muatan lokal kelas X Silabus muatan lokal kelas XI program yang dilaksanakan n Silabus muatan lokal kelas XII program yang dilaksanakan 2 3 Laporan Hasil analisis Konteks Contoh hasil penentuan KKM (satu mata pelajaran)

Lampiran 10

112

Rekomendasi Petugas Validasi/Verifikasi untuk Dokumen II dan Lampiran: -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

113

Lampiran 10

LAMPIRAN 11 CONTOH SUPERVISI PEMBINAAN GURU

Instrumen SUPERVISI GURU DALAM MELAKSANAKAN BIMBINGAN DAN TUGAS TAMBAHAN Nama Guru : Pangkat Golongan : Mata Pelajaran : Jumlah Jam TatapMuka : Sertifikasi : No
1 2 3 4 5 6 7 8

Komponen BIMBINGAN
Ada Program Perencanaan BK,pengayaan ,Remedial dll Ada bukti melaksanakan bimbingan Ada evaluasi hasil bimbingan Ada analisis hasil bimbingan Ada program tindak lajut Melaksanakan Tugas Tambahan Menjadi Kepala Sekolah Menjadi Wakil Kepala Sekolah Menjadi ketua Program Studi atau perpustakaan,laboratorium, bengkel Atau program khusus Menjadi wali Kelas Menyusun kurikulum pada satuan pendidikan Menjadi pengawas Penilaian dan Evaluasi terhadap proses dan hasil belajar Membimbing guru pemula Membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler Menjadi pembimbing pada penyusunan publikasi ilmiah dan Karya inovatif Jumlah Skor

kondisi ya tidak

9 10

11

12 13 14

Lampiran 11

114

TINDAK LANJUT:

Pengawas

.............,.................... Guru

................................................ NIP:

..................................... NIP:

Mengetahui Kepala Sekolah

.................................. NIP:

115

Lampiran 11

LAMPIRAN 11a Instrumen

SUPERVISI PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH


Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Pangkat Golongan Mata Pelajaran Jumlah Jam Tatap Muka Sertifikasi : : : : : : Kondisi
ya I Program Perencanaan Kerja sekolah 1. Ada visi dan misi sekolah 2. Ada Tujuan Sekolah 3. Ada Rencana Kerja jangka pendek (1 tahun ) dan Rencana Kerja Jangja Menengah (4 tahun) yang mencakup 8 Standar Nasional Pendidikan 2 Program Standar Isi 3 .Program Standar Proses 4 Program Standar Kompetensi Lulusan 5. Program Standar Kompetensi Sarana Prasarana 6 Program Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan 7. Program Standar Pengelolaan 8 .Program Standar Pembiayaan 9 Program Standar Penilaian II PELAKSANAAN RENCANA KERJA 10. Ada pedoman Sekolah,yang berisi : 11) Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); Tidak

No

Sub Komponen dan Butir komponen

12) Kalender pendidikan/akademik; 13) Struktur organisasi sekolah/madrasah; 14) Pembagian tugas di antara guru; 15) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan

Lampiran 11a

116

No

Sub Komponen dan Butir komponen


16) Peraturan akademik 17) Tata tertib sekolah/madrasah; 18) Kode etik sekolah/madrasah; 19) Biaya operasional sekolah/madrasah; 20) Penggunaan laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas lainnya. 21. Ada Struktur Organisasi Sekolah 22. Ada pelaksanaan kegiatan sekolah Sesuai dengan rencana kerja sekolah 23. Ada pelaksanaan Kegiatan Kesiswaan mencakup: Seleksi penerimaan peseserta didik,memberikan layanan konseling,melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler,melakukan pembinaan prestasi unggulan dan pelacakan terhadap alumni 24. Pelaksanaan Bidang kurikulum ada TPK 25. Ada penyusunan KTSP yang melalui 7 tahap beserta dokumen KTSP 26. Ada kalender Akademik sekolah 27. Ada program pengelolaan pembelajaran yang didasarkan pada standar isi,SKL,Standar Proses dan Standar Penilaian 28. Ada penilaian Hasil Belajar Peserta didik 29. Ada pengelolaan Tenaga pendidik dan Kependidikan Meliputi ( pembagian tugas ,sistem penghargaan ,promosi dan ,penempatan,pengembangan serta mutasi ). 30.Pengelolaan Sarana dan Prasarana mencakup program Perencanaan,evaluasi program, fasilitas pembelajaran,skala prioritas,program pemeliharaan 31. Ada RKAS yang berdasarkan 8 SNP 32. Memelihara budaya dan lingkungan sekolah serta pendidikan karakter bangsa. 33. Ada peranserta masyarakat dan komite sekolah 34. Ada ProgramPengawasan dan Evaluasi

Kondisi
ya Tidak

III

117

Lampiran 11a

No

Sub Komponen dan Butir komponen


35. Program pengawasan berisi program supervisi (guru dan tendik ),program pemantauan,evaluasi,pelaporan dan tindak lanjut 36. Ada Evaluasi diri Kinerja sekolah dalam melaksanakan 8 SNP melalui analisis SWOT dalam pengembangan KTSP 37. Ada evaluasi pendayagunaan Pendidik dan tenaga kependidikan mencakup kesesuai penugasan,keseimbangan beban kerja,kinerja pendidik/tenga pendidik dlm melaksnakan tugas,pencapain prestasi pendidik/tendik. 38. Akreditasi sekolah 39.Kepemimpinan sekolah yang dapat meningkatkan SDM kependidikan yang professional,manajemen yang efektif dan professional, lingkungan pendidikan yang kondusif, dan mampu membangun kepercayaan kepada masyarakat. 40. Sistem Imformasi Manajemen Mengelola sistin informasi manajemen yang memadai untukmendukung administrasi pendidikan yang efektif,efisien dan akuntabel Menyediakan fasilitas informasi yang efisien,efektif dan mudah diakses Mengembangkan komunikasi antar warga sekolah dilingkungannya secara efisien dan efektif dengan menggunakan media dan treknik komunikasi al : siaran

Kondisi
ya Tidak

IV

V.

radio,TV lokal,Stiker dan kalender,Poster,perlombaan,leaflet,dialo g langsung,home visit,partisipasi dalam kegiatan masyarakat dan penggunaan website atau blog.

Lampiran 11a

118

Tindak Lanjut

Pengawas Pembina

Kepala Sekolah

................................................ NIP:

..................................... NIP:

119

Lampiran 11a

LAMPIRAN 12 CONTOH HASIL TINDAK LANJUT SUPERVISI PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH DAN GURU
Sasaran
Kepala sekolah Studi dokumen, wawancara, observasi

Lampiran 12 Target Metode Hambatan Ketercapaian Tindak lanjut


Rekomendasi ke Disdik dan pembinaan Guru Studi dokumen, wawancara, obervasi dan pengamatan di kelas Rekomedasi ke Disdik dan Pembinaan

No

Aspek

Kegiatan

Melaksanakan supervisi pembinaan kepala sekolah

120

Melaksanakan supervisi pembinaan guru dalam melaksanakan Bimbingan dan Tugas tambahaan

dst.

CONTOH FORMAT EVALUASI KETERLAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN

NO
PENCAPAIAN DICAPAI

PROGRAM (TINDAK LANJUT )

MATERI KEGIATAN

TARGET KESENJANGAN

HASIL YANG

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

KETERANGAN

PEMBINAAN GURU

1 2

PEMBINAAN

KEPALA SEKOLAH

3.

PEMANTAUAN

SNP

PENILAIAN KINERJA

GURU

121

PENILAIAN KINERJA

KEPALA SEKOLAH

PEMBIMBINGAN

DAN PELATIHAN

GURU

PEMBIMBINGAN

DAN PELATIHAN

KEPALA SEKOLAH

Lampiran 12

LAMPIRAN 13 CONTOH FORMAT YANG DIGUNAKAN DALAM LAPORAN HASIL PENGAWASAN


Lingkup kerja pengawas mata pelajaran(Supervisi Akademik) berdasarkan pedoman tugas guru dan pengawas adalah sbb : No 1. Lingkup Kerja
Penyusunan Program Pengawasan Mata Pelajaran

tatap muka

Bukan tatapmuka v v v

2. 3 .

a. menyusun program tahunan b. menyusun program semester c.menyusun rencana kepengawasan manajerial (RKA) Melaksanakan Pembinaan
a. membina guru dalam merencanakan,melaksanakan dan menilai proses pembelajaran/bimbingan

Melaksanakan Pemantauan Standar Nasional Pendidikan a.memantau pelaksanaan standar isi b. mengolah hasil pelaksanaan pemantauan standar isi
a. memantau pelaksanaan standar proses b. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar praoses

v v v v

v v v

c.memantau pelaksanaan standar kompetensi kelulusan


d. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar kompetensi kelulusan e. memantau pelaksanaan standar tenaga pendidik. f. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar tenaga pendidik. g. memantau pelaksanaan standar penilaian h. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar penilaian

v v v

4.

Melaksanakan penilaian kinerja


a. menilai kinerja guru dalam merencanakan,melaksanakan,menilai hasil pembelajaran/bimbingan

5.

Menyusun Laporan Pelaksanaan Pogram Pengawasan

a.Menyusun laporan pelaksanaan program pembinaan b.Menyusun laporan pelaksanaan program pemantauan standar nasional pendidikan. c.Menyusun laporan pelaksanaan penilaian kinerja

v v v

Lampiran 13

122

Lingkup kerja pengawas satuan pendidikan (Supervisi Manajerial) berdasarkan pedoman tugas guru dan pengawas adalah sbb :

No 1.

Lingkup Kerja
Penyusunan Program Pengawasan Satuan Pendidikan

tatap muka

Bukan tatapmuka v v v

2.

a. menyusun program tahunan b. menyusun program semester c.menyusun rencana kepengawasan manajerial (RKM) Melaksanakan Pembinaan
a. membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah b. membina tenaga kependidikan lainnya (tenaga administrasi,tenaga laboratorium,tenaga perpustakaan ) dalam melakanakan tugas pokoknya.

v v

3.

Melaksanakan Pemantauan Standar Nasional Pendidikan


a. memantau pelaksanaan standar sarana dan prasarana b. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar sarana prasarana c.memantau pelaksanaan standar pengelolaan d. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar pengelolaan e. memantau pelaksanaan standar pembiayaan f. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar pembiayaan g. memantau pelaksanaan standar isi h. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar isi

v v v v

v v v v

4.

Melaksanakan penilaian kinerja


a. menilai kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah. b.menilai kinerja tenaga administrasi lainnya dalam melaksanakan tugas pokok c.menilai kinerja sekolah untuk persiapan akreditasi sekolah

v v v v v v

5.

Menyusun Laporan Pelaksanaan Pogram Pengawasan

a.Menyusun laporan pelaksanaan program pembinaan b.Menyusun laporan pelaksanaan program pemantauan standar nasional pendidikan. c.Menyusun laporan pelaksanaan penilaian kinerja

123

Lampiran 13

DIAGRAM RUANG LINGKUP KEPENGAWASAN SEKOLAH RUANG LINGKUP PENGAWASAN SEKOLAH

Lampiran 13
PENGAWASAN MATA PELAJARAN ( AKADEMIK ) PENILAIN KINERJA
PEMBINAAN/ PEMBIMBING AN PEMANTAUAN PENIlAIAN KINERJA

PENGAWASAN SATUAN PEDIDIKAN (MANAJERIAL )

124
Kepala Sek Dan Tenaga Kependidikan 1.Guru dalam melaksanakan Tugas pokok Dan fungsinya 2.Pengembang an Profesional 3. Kompetensi guru 1. 2. 3. 4. Standar Proses. SKL Standar Isi Standar Penilaian Guru/Tenaga Pendidik dalam melaksanakan tupoksinya

PEMBINAAN PEMBIMBINGAN

PEMANTAUAN

.Kep Sek dalam Pengelolaan adm Sekolahj. Tendik dalam meLaksanakan tugas Pokoknya Sekolah dalam mempertahankan Akreditasinya

.1. Standar Isi

2. Standar Sara Na. 3. Standar PTK 4. Standar Penge Lolaan. 5. Standar Pembiayaan

Kerangka Pikir Pemecahan Masalah

Dilakukan Melalui: 1. Supervisi Individual dan kelompok 2.Menilai Diri Sendiri. 3.Workshop dan sosialisasi Permendiknas No 39/2009 dan PP No 74/2008 4.Monitoring dan Evaluasi 5.Melalui Group Focussed Discussion.

Tugas Pokok dan fungsi Pengawas 2.Supervisi Manajerial a. Membina Kepala Sekolah dan Tendik lainnya dalam pengelolaan sekolah Memantau Pelaksanaan Standar isi, Standar Sarana,Standar PTK, standar |Pembiayaan Menilai Kinerja Kepala Sekolah dan Tendik lainnya.

1.Membina/ membimbing 2.Memantau 3. Menilai 4. Mensupervisi 5.Melaporkan

1.Supervisi Akademik yang meliputi membina/membimbing,memantau dan menilai,melaporkan kemampuan guru dalam; a. Peningkatan kompetensi guru b. Pemahaman KTSP(Standar Isi ) c. Pemahaman Tupoksi guru d. Pengimplementasian standar Proses dalam pengembangan silabus , RPP,pembelajaran. e. Pengimplemensian Standar Penilaian f. Mengevaluasi dan g. Menyusun PTK

125
b. c.

Lampiran 13

HASIL SUPERVISI AKADEMIK

RPP

Prota

KKM

Silabus

Promes

Agenda Harian

Daftar Nilai

Absen siswa

Jumlah Skor

Kelender Pendidikan

Sosiologi

Jadwal tTatapmuka

28

workshop

1. 2 3 4 5 6

Keterangan : 4 = Ada , Baik Sekali 3= Ada, Baik 2= Ada, Cukup 1= Ada, Kurang

Nilai Jumlah SKOR

: > 36 30-35 26-29 <26

= = = =

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Tindak Lanjut Nilai

Lampiran 13
Indikator Komponen Adm Perencanaan PEMBELAJARAN

Pembinaan Guru dalam melaksanakan Tupoksinya

HASIL SUPERVISI ADMINISTRASI PERENCANAAN PEMBELAJARAN TERHADAP GURU

No Mata Pelajaran

Nama Guru

126

HASIL SUPERVISI ADMINISTRASI PELAKSANAAN PENILAIAN PEMBELAJARAN TERHADAP GURU


Indikator Komponen Adm Pelaksanaan Penilaian PEMBELAJARAN

KMTT

Analisi Ulangan harian

Buku nilai

Remedial

Bank Soal

Jumlah Skor Nilai

Mata Pelajaran

Penugasan Terstruktur

Melakukan Tes(UH,Mid

Penilaian Psikomotor

1.

Sosiologi

Penilaian Ahlak Mulia

Peniilaian Kepribadian

1 0

Workshop

127

Keterangan : 4 = Ada , Baik Sekali 3= Ada, Baik 2= Ada, Cukup 1= Ada, Kurang

Nilai Jumlah SKOR

: > 36 = 30-35 = 26-29 = <26 =

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Tindak Lanjut

No

Nama Guru

Lampiran 13

Jumlah Skor

Pendahuluan 1 2 3 4 5 6 Ekplorasi 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 9 2 0 2 6 2 7 Elaborasi 1 1 1 1 1 1 3 4 5 6 7 8 Konfirmasi 2 2 2 2 2 1 2 3 4 5

Penutup 2 8 2 9 3 0

1.

Penjas/Kesehatan

Keterangan : 4 = Ada , Baik Sekali 3= Ada, Baik 2= Ada, Cukup 1= Ada, Kurang

Nilai Jumlah SKOR

: > 105 84-104 60- 84 <60

= = = =

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Tindak lanjut Nilai

Lampiran 13

HASIL SUPERVISI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Indikator Komponen Pelaksanaan PEMBELAJARAN


Kegiatan Inti

Nama Guru

No

128

PEMBINAAN /PEMBIMBINGAN KOMPETENSI GURU

Hasil Penilaian Pemahaman Guru Tentang KTSP


Indikator Pemahaman KTSP Dasar Hk KTSP 8 SNP SNP untuk guru Pengertian KTSP SNP untuk Sekolah Kelas Jumlah skor 14 Nilai Keterangan

Nama

No

Mata Pelajaran X 3 4 2 3 2

matematika

129

3 4 5

KETERANGAN Penilaian : skor 18 20 13- 17 8 - 12 >8

= Baik Sekali = Baik = Cukup = Kurang

Lampiran 13

Hasil penilaian pemahaman Kompetensi Guru


Indikator Pemahaman Kompetensi GURU
SOSIAL PeDAGOGIK KEPRIBADIAN Profesionalis me Dasar Hukum

Lampiran 13
Kelas Jumlah skor 16 B Nilai Keterangan 4 4 4 4 O

No

Nama

Mata Pelajaran

1 2 3 4 5

matematika

130

KETERANGAN Penilaian : skor 18 20 = Baik Sekali 13- 17 = Baik 8 - 12 = Cukup >8 = Kurang

HASIL PENILAIAN PEMAHAMAN TUPOKSI GURU


Indikator Pemahaman Tupoksi guru Jum lah Skor Nilai Ket.

TUPOKSI

Perencanaan

Jenis tes

Dasar Hukum

PT dan KMTT 2 1

matematika

Pengembanga Profesi

Kegiatan inti Pembelajaran

Beban mengajar/mg 21

Mata Pelajaran Kelas

No

Nama

131
4 4 4 4 3 0

2 3 4 5 22

23

Bahasa inggris sosiologi 2 1 22 C

24

matematika

Keterangan :Jumlah Skor 28 32 23 - 27 = 14- 22 = > 14 =

= Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Lampiran 13

Hasil Penilaian Siklus Ke I praktek Membuat RPP berdasarkan Standar Proses


Indikator Pemahaman Komponen RPP Identitas Tatap Muka PT K M T T KMTT ekplorasi Pengasan Terstru Tes (ULANGAN) Pengamatan (afektif) Kegiatan Pembelajaran Penilaian Klasifikasi Jum NA lah

KD

Indikator

Nama Sekolah SK

Alokasi waktu

Tujuan pembelajaran

Materi Pembelajaran

Metode Pembelajaran

elaborasi

1 3 0 4 4 4 3 0 3 1 0 0 0

10

konfirmasi

Lampiran 13
ket 12 13 14 15 0 16 0 17 0 26 K 1 1 2

No

Nama

MP

Kls

132

matemati ka

3 4 5

Keterangan : Jumlah Skor 61 - 68 = Baik Sekali 44 - 60 = Baik 29- 43 = Cukup > 29 = Kurang

PEMBINAAN TUPOKSI GURU PADA MATA PELAJARAN MIPA


Indikator Pemahaman Tupoksi guru Jum lah Nilai Skor

TUPOKSI

Perencanaan

Jenis tes

Dasar Hukum

PT dan KMTT

1 2 3 4 5

Kimia

Pengembanga Profesi

Kegiatan inti Pembelajaran

Beban mengajar/mg

18

Keterangan :Jumlah Skor 28 32 23 - 27 = 14- 22 = > 14 =

= Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Ket. SERTIFIKASI L

No

Nama

Mata Pelajaran

Ke las

133

Lampiran 13

Alur Kegiatan Program Induksi Guru Pemula (PIGP)


Guru Pemula Melapor kepada kepala sekolah Mempelajari Buku Pedoman Pelaksanaan dan Panduan Kerja PIGP, Tata Tertib dan Kode Etik Sekolah Mempelajari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengawas Sekolah Memantau kegiatan, membina/membimbing kepala sekolah dan pembimbing secara teknis, menilai Kinerja kepala sekolah dan pembimbing pada tahap Persiapan Pembimbing Mengikuti pelatihan dan bimbingan teknis PIGP Menerima arahan dari kepala sekolah tentang tugas pembimbing dalam membimbing guru pemula Menyiapkan Program Pembimbingan guru pemula

Lampiran 14
Mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi; Mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah/madrasah; Memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah kepada guru pemula; Memperkenalkan guru pemula kepada siswa; Melakukan pembimbingan dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran/pembimbi Pihak yang bertanggung jawab Kepala Sekolah Mengikuti pelatihan dan bimbingan teknis Melakukan analisis kebutuhan Penyusunan Buku Pedoman PIGP Penunjukkan Pembimbing Menyambut dan mewawancarai guru pemula Memantau kegiatan pembimbing pada tahap persiapan Memberi arahan kepada pembimbing dalam membimbing guru pemula pada tahap persiapan Memantau kegiatan, Memantau kegiatan membina/membimbing pembimbing pada kepala sekolah dan tahap pengenalan pembimbing secara sekolah dan teknis, menilai Kinerja lingkungannya. kepala sekolah dan Memberi arahan pembimbing pada kepada pembimbing tahap pengenalan dalam membimbing sekolah dan guru pemula pada lingkungannya. tahap pengenalan sekolah dan lingkungannya

LAMPIRAN 14

Bulan Ke1

Tahap

Deskripsi Kegiatan

Persiapan

Tahap persiapan meliputi kegiatan analisis kebutuhan, pelatihan dan bimbingan teknis PIGP, penyusunan buku pedoman dan penunjukkan pembimbing.

134

Pengenalan sekolah dan lingkungannya

Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah tempat guru pemula bertugas

ngan dan konseling dan tugas terkait lainnya. Memantau kegiatan, membina/membimbing kepala sekolah dan pembimbing secara teknis, menilai Kinerja kepala sekolah dan pembimbing pada tahap pelaksanaan pembimbingan Memantau kegiatan pembimbing pada tahap pelaksanaan pembimbingan Memberi arahan kepada pembimbing dalam membimbing guru pemula pada tahap pelaksanaan pembimbingan

2-9

Pelaksanaan Pembimbingan

Pelaksanaan pembimbingan guru pemula dilakukan oleh pembimbing yang meliputi pembimbingan proses pembelajaran dan pelaksanaan tugas lain seperti Pembina ekstrakurikuler. dan pelaksanaan

135
Memperoleh bimbingan dalam melaksanakan tugas tambahan dari pembimbing dengan cara (1) melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di sekolah; (2) memperoleh arahan dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan program pada kegiatan tugas tambahan

Memperoleh bimbingan dalam proses pembelajaran yang meliputi: : (1) menerima motivasi tentang pentingnya tugas guru dari pembimbing; (2) mendapat arahan tentang penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran/pembimbi ngan dan penilaian hasil belajar; (3) mendapat kesempatan kesempatan untuk melakukan observasi pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran.

Melaksanakan pembimbingan proses pembelajaran/pembimbing an dan pelaksanaan tugas tambahan, dengan cara: Memberi motivasi tentang pentingnya tugas guru; Memberi arahan tentang penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran/pembimbi ngan dan penilaian hasil belajar; Memberi kesempatan untuk melakukan observasi pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran. Melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiata di sekolah; Memberi arahan dalam menyusun rencana dan pelaksanaan program pada kegiatan yang menjadi tugas tambahan

Lampiran 14

Lampiran 14
Melakukan persiapan untuk Penilaian Kinerja oleh Pembimbing. Mengikuti Penilaian Kinerja Guru Pemula Melakukan refleksi diri dan melakukan perbaikan berdasarkan hasil refleksi diri dan PKGP oleh pembimbing Memantau kegiatan, membina/membimbing kepala sekolah dan pembimbing secara teknis, menilai Kinerja kepala sekolah dan pembimbing pada Penilaian tahap 1 Melakukan Penilaian KInerja Guru Pemula melalui observasi pembelajaran, yang meliputi tiga tahap: 1. Praobservasi 2. Pelaksanaan observasi 3. Pascaobservasi Memantau kegiatan pembimbing penilaian tahap 1 Memberi arahan kepada pembimbing dalam membimbing guru pemula dalam penilaian tahap 1 Melakukan Penilaian Kinerja Guru Pemula melalui observasi Pembelajaran, yang meliputi tiga tahap: 1. Praobservasi 2. Pelaksanaan observasi 3. Pascaobservasi Melakukan Penilaian Kinerja Guru Pemula yang meliputi tiga tahap: 1. Praobservasi 2. Pelaksanaan observasi 3. Pascaobservasi Memotivasi dan membimbing guru pemula dalam menghadapi Penilaian Kinerja Guru Pemula (PKGP) pada Penilaian Tahap 2.

Penilaian Tahap 1

136

Penilaian yang dilakukan oleh pembimbing yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam proses pembelajarn/pembimbinga n dan tugas lainnya. Penilaian tahap satu sekurang-kurangnya enam kali Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja berdasarkan elemen kompetensi guru: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut dapat dinilai melalui observasi pembelajaran/pembimbing an serta observasi pelaksanaan tugas lain

10-11

Penilaian Tahap 2

Penilaian dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas yang bertujuan untuk menentukan nilai kinerja guru pemula.

Memantau kegiatan, membina/membimbing kepala sekolah dan pembimbing secara teknis, menilai Kinerja kepala sekolah dan pembimbing pada penilaian tahap 2

Membantu guru pemula dalam memperbaiki kinerja atas umpan balik yang diberikan oleh penilai pada penilaian tahap 2

12

Pelaporan

Pelaporan PIGP meliputi Pelaporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dan Pelaporan Kegiatan

137
Memberikan masukan kepada kepala sekolah/madrasah dalam menentukan Keputusan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula

Memantau kegiatan, membina/membimbing kepala sekolah dan pembimbing secara teknis, menilai Kinerja kepala sekolah dan pembimbing pada tahap pelaporan baik pelaporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula ataupun Pelaporan Pelaksanaan PIGP oleh kepala sekolah Menyerahkan Laporan Kegiatan Pembimbingan dan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula tahap 1 Menyerahkan dokumen hasil Pembimbingan kepada kepala sekolah Menginventaris dokumen hasil Pembimbingan Menyusun Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran oleh pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah

Pelaporan Penilaian Kinerja Guru Pemula

Lampiran 14

Lampiran 14
Memantau kegiatan, membina/membimbing kepala sekolah dan pembimbing secara teknis, menilai Kinerja kepala sekolah dan pembimbing pada tahap pelaporan Pelaporan Pelaksanaan PIGP oleh kepala sekolah Membuat draf Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula Penentuan Keputusan dan Penandatanganan LHPKGP Menyusun Laporan Pelaksanaan PIGP Menyampaikan Laporan Pelaksanaan PIGP kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/ Kota atau kepada Kepala Kementerian Agama

Pelaporan PIGP

Pelaksanaan

138

LAMPIRAN 15

Kementerian Pendidikan Nasional Sekolah____________________ Lembar Hasil Observasi Pembelajaran Pada Penilaian Tahap 2
Nama: Pendidikan terakhir : Institusi pendidikan: Kelas yang diajar: Mata pelajaran yang diampu: Matematika A. Jika hasil observasi memperoleh skor 4 B. Jika hasi; observasi memperoleh skor 3 Sekolah/madrasah: Kabupaten/Kota: Provinsi: Jumlah jam per minggu : Fokus Observasi: C. Jika hasil observasi memperoleh skor 2 D. Jika hasil observasi memperoleh skor 1

A
1. Kompetensi pedagogis 1.1 Memahami latar belakang siswa 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 2 Memahami teori belajar Pengembangan kurikulum Aktivitas pengembangan pendidikan Peningkatan potensi siswa Komunikasi dengan siswa Penilaian & evaluasi

Catatan pengamat/penilai

Kompetensi kepribadian 2.1 Berperilaku sesuai dengan norma, kebiasaan dan hukum di Indonesia 2.2 2.3 Kepribadian matang dan stabil

Memiliki etika kerja dan komitmen serta kebanggaan menjadi guru Kompetensi social 3.1 Berperilaku inklusf, objektif, dan tidak pilih kasih 3.2 Komunikasi dengan guru, pegawai sekolah/madrasah,orang tua, dan masyarakat Kompetensi profesional 4.1 Pengetahuan dan pemahaman tentang struktur, isi dan standard kompetensi mata pelajaran, serta tahap-tahap pengajaran Profesionalisme yang meningkat melalui refleksi diri

4.2

Mengetahui: Pengawas Sekolah/Madrasah

.............................., .......... 201... Guru Pemula

..................................... NIP. *) Pilih salahsatu sesuai penilai

........................................ NIP. Salinan untuk pengawas sekolah/madrasah Salinan untuk dinas pendidikan

Asli untuk guru pemula Salinan untuk kepala sekolah/madrasah

139

Lampiran 15

KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)
Deskripsi Kompetensi Penilaian 1. 2. 3. 4. Guru memperhatikan semua siswa pada awal pembelajaran Guru memperlakukan siswa secara adil Guru menghargai jawaban siswa Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran 4 3 2 1 Indikator Kriteria Penilaian Jika 4 indikator penilaian terpenuhi Jika 3 indikator penilaian terpenuhi Jika 2 indikator penilaian terpenuhi Jika 1 indikator penilaian terpenuhi

Lampiran 16
1. Guru menjadi fasilitator siswa dalam belajar 2. Guru mengkondisikan siswa untuk dapat belajar 3. Guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang cocok dengan kondisi siswa dan tujuan yang ingin dicapai 4. Guru menggunakan beberapa metode yang relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran 5. Guru menerapkan berbagai teknik pembelajaran 6. Guru menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran secara simultan dalam rangka membantu siswa untuk belajar 1. Guru mengembangkan silabi 2. Guru mengembangkan RPP 3. Guru mengemukakan tujuan 4 3 2 1 Jika 7 indikator penilaian terpenuhi Jika5-6 indikator penilaian terpenuhi Jika 3-4 indikator penilaian terpenuhi Jika 1-2 indikator penilaian terpenuhi 4 3 2 1 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi Jika 3 indikator penilaian terpenuhi Jika 2 indikator penilaian terpenuhi Jika 1 indikator penilaian terpenuhi

LAMPIRAN 16

Kompetensi

Elemen Kompetensi

1. Pedagogik

1.1 Memahami latar belakang siswa

Guru memahami karakteristik siswa yang terkait dengan aspek fisik, intelektual, social-emosional, moral, dan latar belakang sosial-budaya, dan mampu menerapkan pemahamannya itu untuk membantu meningkatkan potensi siswa selama proses pembelajaran.

1.2

Memahami teori dan prinsip pembelajaran

140

Guru mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

1.3

Pengembangan Kurikulum

Guru mampu mengembangkan berbagai aspek yang terkait dengan kegiatan pembelajaran, mulai dari pengembangan silabi, RPP yang antara lain memuat tujuan pembelajaran yang jelas,

Kompetensi Penilaian pembelajaran dengan jelas 4. Guru mengemukakan indikator Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 4. Guru mengembangkan media yang relevan 5.Guru mengembangkan materi yang relevan baik yang diambil dari buku sumber yang diakui oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Buku paket) maupun yang dikompilasi atau disusun sendiri 1. Guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai 2. Guru pemula mengembangkan dan melakukan kativitas pendidikan yang 3. Guru pemula menggunakan ICT untuk pembelajarandan pembelajaran 4 3 2 1 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi Jika 3 indikator penilaian terpenuhi Jika 2 indikator penilaian terpenuhi Jika 1 indikator penilaian terpenuhi

Lampiran 16
Deskripsi Kompetensi Indikator Kriteria Penilaian 1. Guru dapat menarik perhatian semua siswa pada awal pembelajaran 2. Semua siswa tampak antusias 4 : 3 : 2 : Jika 7 indikator penilaian terpenuhi Jika 5-6 indikator penilaian terpenuhi Jika 3-4 indikator penilaian terpenuhi Jika 1-2 indikator penilaian terpenuhi

Elemen Kompetensi

kompetensi dasar yang diharapkan dicapai oleh siswa, indikator ketercapaian kompetensi, materi pembelajaran, media pembelajaran, rancangan kegiatan belajar mengajar, alokasi waktu, rancangan strategi pembelajaran yang akan diterapkan, sampai rancangan alat ukur untuk menilai hasil belajar siswa serta kriteria penilaian yang terkait.

1.4

Aktivitas Pengembangan Pendidikan

Guru mampu melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) dalam upaya mengembangkan potensi siswa

1.5

Mengembangkan potensi siswa

Guru memperhatikan siswa secara individual dengan cara memberikan perhatian (misalnya menyebut nama siswa, berkeliling melihat pekerjaan siswa, menanggapi pertanyaan siswa, bertanya dengan menyebut nama siswa yang

141

Kompetensi Penilaian memperhatikan penjelasan guru 3. Guru memperhatikan siswa secara individual 4. Semua siswa terlibat dalam pengerjaan tugas 5. Guru memanfaatkan media pembelajaran 6. Guru memanfaatkan teknologi pembelajaran yang relevan 7. Semua siswa aktif mengikuti proses pembelajaran 8. Semua siswa aktif mengerjakan tugas yang diberikan guru 9. Tidak ada siswa yang menunjukkan keraguan atau ketidakpahaman tentang topik yang diterangkan guru . 1 :

Lampiran 16
Deskripsi Kompetensi Indikator Kriteria Penilaian 1. Guru melakukan interaksi secara aktif dengan siswa selama pembelajaran berlangsung 2. Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran 3. Guru merespon setiap pertanyaan siswa yang relevan dengan topic yang seeding dibicarakan 4. Guru meluruskan pertanyaan yang kurang benar dari siswa 4 3 2 1 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi Jika 3 indikator penilaian terpenuhi Jika 2 indikator penilaian terpenuhi Jika 1 indikator penilaian terpenuhi

Elemen Kompetensi

ditunjuk), melakukan pembinaan, dan memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan siswa

142

1.

Pedagogik

1.6

Komunikasi dengan siswa

Guru mampu berkomunikasi secara santun kepada siswa dan selalu merespon siswa secara adil dan mendidik.

Kompetensi Penilaian 4 3 2 1 Jika 7 indikator penilaian terpenuhi Jika 5-6 indikator penilaian terpenuhi Jika 3-4 indikator penilaian terpenuhi Jika 1-2 indikator penilaian terpenuhi

Elemen Kompetensi

Deskripsi Kompetensi

Indikator Kriteria Penilaian

1.7

Penilaian dan Evaluasi

1. Guru menggunakan berbagai cara, baik formal maupun informal untuk mendeteksi bahwa siswa sudah belajar, sudah menguasai dan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya.

2. Guru memanfaatkan hasil penilaian tersebut untuk merencanakan pembelajaran pada masa yang akan datang supaya tidak ada siswa yang kemampuan atau prestasinya tertinggal diantara sebagian besar siswa.

3. Guru memanfaatkan hasil penilaian tersebut untuk merencanakan pembelajaran yang berkualitas pada masa yang akan dating

143

Lampiran 16

1. Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. 2. Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran. 3. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih. 4. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. 5. Mengolah hasil penilaian untilk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. 6. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik. 7. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. 8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. 9. Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau

Kompetensi Penilaian

Elemen Kompetensi

Deskripsi Kompetensi

Indikator Kriteria Penilaian

Lampiran 16
kurang baik. 1. Guru memperhatikan siswa didalam kelas secara individu 2. Guru tidak pernah menertawakan siswa apapun alasannya 3. Guru melarang siswa menertawakan siswa lain apapun alasannya 4. Guru memahami latar belakang siswa terutama yang berasal dari daerah lain atau yang memiliki pengalaman lain. 5. Dalam kegiatan apapun, guru selalu memperhatikan dan menghargai Pancasila sebgai pegangan hidup bermasyarakat 4 3 2 1 Jika 5-6 indikator penilaian terpenuhi Jika 3-4 indikator penilaian terpenuhi Jika 2 indikator penilaian terpenuhi Jika 1 indikator penilaian terpenuhi 4 3 2 1 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi Jika 3 indikator penilaian terpenuhi Jika 2 indikator penilaian terpenuhi Jika 1 indikator penilaian terpenuhi

2.

Kepribadian

2.1

Bertindak sesuai norma, kebiasaan dan hukum di Indonesia

Guru bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Semua kegiatan yang dilaksanakan oleh guru mengindikasikan penghargaannya terhadap berbagai agama dan/atau keyakinan yang dianut, suku, adatistiadat dan gender.

144

2.2

Model peran yang stabil dan dewasa

Guru menjadi teladan bagi siswa dalam berbicara, 1. Siswa berbicara dengan sopan terhadap guru bersikap, dan berperilaku baik di sekolah maupun 2. Siswa berani bertanya kepada guru diluar sekolah baik yang menyangkut pelajaran maupun yang berkaitan dengan halhal yang bersifat pribadi 3. Orang tua siswa berani membahas kemajuan siswa dengan guru 4. Teman sejawat menghargai guru sebagai sosok guru yang kinerjanya patut dicontoh 5. Teman sejawat bersedia berbagi pengalaman dengan guru 6. Kepala sekolah menghargai guru sebagai orang yang dapat dipercaya

Kompetensi Penilaian 1. Menunjukkan etos kerja tinggi. 2. Menunjukkan sikap tanggungjawab yang tingi 3. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. 4. Bekerja mandiri secara profesional. 4 3 2 1 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi Jika 3 indikator penilaian terpenuhi Jika 2 indikator penilaian terpenuhi Jika 1 indikator penilaian terpenuhi

Elemen Kompetensi

Deskripsi Kompetensi

Indikator Kriteria Penilaian

2.3

Etos kerja dan komitmen serta kebanggaan menjadi guru

Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

3. Sosial

3.1

Bertindak inklusif dan obyektif serta tidak diskriminatif

Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi

4 3 2 1

Jika 4 indikator penilaian terpenuhi Jika 3 indikator penilaian terpenuhi Jika 2 indikator penilaian terpenuhi Jika 1 indikator penilaian terpenuhi

145

3.2

Berkomunikasi dengan guru, staf pendidikan, orang tua, dan masyarakat

4 3 2 1

Jika 4 indikator penilaian terpenuhi Jika 3 indikator penilaian terpenuhi Jika 2 indikator penilaian terpenuhi Jika 1 indikator penilaian terpenuhi

Lampiran 16

1. Bersikap inklusif terhadap peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. 2. Bertindak objektif terhadap peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. 3. Bersikap inklusif dan bertindak objektif terhadap teman sejawat dan lingkungan sekitar. 4. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. Memiliki keterampilan berkomunikasi yanng 1. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah efektif, empatik, santun, baik secara lisan lainnya secara santun, empatik dan maupun tulisan. efektif. 2. Beromunikasi dengan peserta didik dengan santun, empattik dan efektif 3. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik 4. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan

Kompetensi Penilaian dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik 4 : 3 : 1. Mampu menyampaikan materi pembelajaran secara sistematis, dengan langkah-langkah pembelajaran (pembuka, kegiatan inti, dan penutup) 2. Menjelaskan materi dengan percaya diri 3. Menjawab pertanyaan siswa dengan jelas dan tepat 4. Mampu mengkaitkan konsep dengan kehidupan sehari-hari 5. Mengajukan pertanyaan kepada siswa yang tepat dan relevan 1. Mampu melakukan refleksi dan mereview kinerja siswa 2. Memiliki pengetahuan tentang pendidikan yang kontektual 3. Mampu menggunakan ICT untuk komunikasi dan pengembangan professional 4. Mampu melakukan penelitian tindakan kelas 4 : 3 : 2 : 1 : Jika 4 indikator penilaian terpenuhi Jika 3 indikator penilaian terpenuhi Jika 2 indikator penilaian terpenuhi Jika 1 indikator penilaian terpenuhi 2 : 1 : Jika 4 indikator yang terpenuhi Jika 3 indikator yang terpenuhi Jika 2 indikator yang terpenuhi Jika 1 indikator yang terpenuhi

Lampiran 16
Deskripsi Kompetensi Indikator Kriteria Penilaian

Elemen Kompetensi

4. Profesional

4.1

Pengetahuan dan pemahaman tentang struktur, isi dan standar kompetensi untuk mata pelajaran serta tahapan yang diajarkan

Guru memiliki kemampuan penguasaan materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan menyampaikannya dengan sistematis.

146

4.2

Profesionalitas yang meningkat melalui refleksi diri

Memiliki kemampuan evaluasi dan refleksi diri terhadap proses pembelajaran dan dapat menentukan tindaklanjut untuk meningkatkan proses pembelajaran berikutnya

LAMPIRAN 17

Format Analisis Kebutuhan Sekolah Penyelenggara PIGP

No A.

Aspek Ketersedian Dokumen yang dibutuhkan Permendikanas nomor 27 tahun 2010 tentang Program Iduksi Guru Pemula dan Lampirannya 12 Panduan Kerja Bku Pedoman Pelaksanaan PIGP yang disusun kepala sekolah Dokumen KTSP

Kondisi Ideal

Kondisi Nyata

Tindak Lanjut

Ketersediaan SDM: Kepala sekolah yang memahamitentang PIGP Ketersedaan pembimbing yang sesuai criteria DLL

147

Lampiran 17

JADWAL KEGIATAN PENGAWASAN PIGP

Lampiran 18
Bulan / Minggu ke Bulan ke3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pada sekolah ...................................................................

LAMPIRAN 18

Jalan .................................................................................................

No.
3 4

Kegiatan

Bulan ke- Bulan ke1 2

Bulan ke4

Bulan ke5

Bulan ke6

Bulan ke- Bulan ke7 8

Bulan ke9

Bulan ke11
1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Perencanaan Pengawasan

148

2.

Pelaksanaan Pengawasan

2.1 Monitoring

2.1 Pembinaan

2.3 Penilaian

Evaluasi

5.

Pelaporan dan Program Tindak Lanjut

JADWAL MONITORING PIGP


Pada sekolah ...................................................................

Jalan .................................................................................................
Bulan / Minggu ke
Bulan ke3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

No.
3 4

Kegiatan

Bulan ke- Bulan ke1 2

Bulan ke4
Bulan ke7

Bulan ke5

Bulan ke6

Bulan ke8

Bulan ke9
2 3 4

Bulan ke11
1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Monitoring Kegiatan PIGP Tahap Persiapan

149

2.

Monitoring Kegiatan PIGP Tahap Pembimbingan

Monitoring Kegiatan PIGP Tahap Penilaian

Monitoring Kegiatan PIGP Tahap Pelaporan

Lampiran 18

LAMPIRAN 19

INSTRUMEN MONITORNG PIGP


No Aspek Hasil Monitoring Persiapan 1. Apakah Progam Induksi telah tertuang dalam Rencana Kerja Ya Tidak Sekolah? 2. Apakah program Induksi telah teranggarkan dalam Rencana Ya Tidak Kegiatan dan Anggaran Sekolah? 3. Apakah sekolah telah memiliki dokumen Program Induksi dan dokumen pendukungnya? a. Permendiknas dan Ya Tidak Lampiran tentang Program Induksi b. Panduan Kerja c. Pedoman Program Induksi d. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) e. Kalender Pendidikan f. Struktur Oranisasi Sekolah g. Pembagian Tugas Guru h. Pembagian Tugas Tenaga Kependidikan i. Peraturan Akademik j. Tata Tertib Sekolah/Madrasah k. Kode Etik Sekolah/Madrasah l. Biaya Operasional Sekolah/madrasah Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak
Bukti dokumen

Dokumen Pendukung Pelaksanaan Program Induksi yang tertuang dalam RencanaKerja Sekolah Alokasi dana pada Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Lampiran 19

150

4.

5.

Apakah Kepala Sekolah/Madrasah menyusun Buku Pedoman Program Induksi? Apakah kepala sekolah melakukan analisis kebutuhan?

Buku Pedoman Program Induksi Ya Tidak

Ya

Tidak

Lembar Analisis Kebutuhan yang telah diisi

6.

7.

Apakah kepala sekolah memberi tugas guru yang profesional untuk menjadi pembimbing? Apakah sekolah memiliki guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing? Apakah kepala sekolah berkonsultasi dengan pengawas sekolah tentang pelaksanaan program Induksi? Apakah kepala sekolah mensosialisasikan Program Induksi kepada warga sekolah?

Ya

Tidak

Surat Tugas Pembimbing

Ya

Tidak

Keberadaan pembimbing sesuai kriteria

8.

Notula dan Daftar Hadir Rapat Ya Tidak

9.

Ya

Tidak

Bukti Sosialisasi (notula, daftar hadir, dll), hasil wawancara dengan warga sekolah

1.

2.

3.

4.

B. Pelaksanaan a. Pengenalan Lingkungan Sekolah Apakah pembimbing memperkenalkan situasi dan Ya kondisi sekolah/madrasah kepada guru pemula? Apakah pembimbing melakukan pembimbingan Ya dalam menyusunan perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran dan tugas terkait lainnya? Apakah guru pemula mengamati situasi dan kondisi Ya sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi? Apakah guru pemula mempelajari Buku Pedoman Ya dan Panduan Kerja bagi guru pemula, data-data

Tidak

Hasil wawancara guru pemula

Tidak

Hasil wawancara guru pemula Dan Lembar Observasi Pembelajaran

Tidak

Hasil wawancara guru pemula Dan Lembar Observasi Pembelajaran

Tidak

Hasil wawancara guru pemula

151

Lampiran 19

5.

6.

1.

sekolah/madrasah, tata tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru? Apakah guru pemula mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah/madrasah? Apakah guru pemula mempelajari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan? b. Pelaksanaan pembimbingan Apakah Pembimbingan Tahap 1 dilaksanakan pada bulan ke2? Apakah guru pemula bersama pembimbing menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran/Pembimbingan (RPP) yang akan digunakan pada pertemuan mingguminggu pertama.? Apakah guru pemula bersama pembimbing menyusun Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk tahun pertama masa induksi? Apakah selama pembimbingan pembimbing memberi motivasi tentang pentingnya tugas guru? Apakah selama pembimbingan, pembimbing memberi arahan tentang perencanaan pembelajaran/pembimbingan, pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan dan penilaian hasil belajar/bimbingan siswa? Apakah selama pembimbingan pembimbing memberi kesempatan untuk melakukan observasi pembelajaran di kelas dengan menggunakan

Ya

Tidak

Hasil wawancara guru pemula

Ya

Tidak

Hasil wawancara guru pemula

Lembar Observasi Pembelajaran Ya Tidak

2.

Ya

Tidak

Silabus dan RPP yang dikembangkan guru Pemula

3.

Ya

Tidak

Lembar RPK PK yang digunakan

4.

Ya

Tidak

Hasil wawancara dengan guru pemula tentang Pembimbing Bukti dokumen pembimbingan

5.

Ya

Tidak

6.

Ya

Tidak

Lembar Observasi Pembelajaran Guru lain

Lampiran 19

152

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Lembar Observasi Pembelajaran? Apakah selama pembimbingan pembimbing melibatkan guru pemula dalam kegiatankegiatan di sekolah? Apakah selama pembimbingan pembimbing memberi arahan dalam menyusun rencana dan pelaksanaan program pada kegiatan yang menjadi tugas tambahan? Apakah pembimbing dan guru pemula menentukan fokus elemen kompetensi yang akan diobservasi? Apakah guru pemula mengisi lembar refleksi setelah ada kesepakatan fokus elemen kompetensi yang akan diobservasi Apakah guru pemula melakukan refleksi pada pasca observasi Apakah pembimbing memberi umpan balik dari hasil observasi dan refleksi? Apakah pembimbing melakukan observasi lebih dari atau sama dengan enam kali? Apakah pembimbing melakukan observasi pembelajaran di bulan ke 2-9?

Ya

Tidak

Surat Tugas dan Bukti Kegiatan

Ya

Tidak

Hasil wawancara Guru pemula

Ya

Tidak

Hasil wawancara dengan guru pemula Lembar obserasi dan Refleksi Pembelajaran

Ya

Tidak

Lembar Refleski yang telah diisi

Ya

Tidak

Lembar Refleksi yang telah diisi Hasil wawancara dengan guru pemula, Umpan balik yang tertulis pada Lembar Observasi Pembelajaran Jumlah Lembar Observasi yang telah diisi Lembar Observasi pembelajaran yang telah Diisi (tangal pelaksanaan)

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Penilaian 15. Apakah kepala sekolah melakukan obserasi pembelajaran 16. Apakah kepala sekolah melakukan observasi pembelajaran lebih dari atau sama dengan tiga kali? 17. Apakah pengawas sekolah melakukan obserasi pembelajaran

Ya

Tidak

Lembar Observasi pembelajaran yang telah Diisi (tangal pelaksanaan) Lembar Observasi pembelajaran yang telah Diisi (tangal pelaksanaan) oleh kepala sekolah Lembar Observasi pembelajaran yang telah Diisi (tangal pelaksanaan) oleh

Ya

Tidak

Ya

Tidak

153

Lampiran 19

18. Apakah pengawas sekolah melakukan observasi pembelajaran lebih dari atau sama dengan dua kali? 19. Apakah kepala sekolah melakukan observasi pembelajaran di bulan ke-10? 20. Apakah pengawas sekolah melakukan observasi pembelajaran di bulan ke-10? Pelaporan Apakah kepala sekolah menyusun draft Laporan Penilaian Kinerja Guru pemula dengan mendiskusikan hasil dengan pembimbing dan pengawas sekolah? Apakah kepala sekolah dalam menentukan keputusan mempertimbangkan pendapat pembimbing dan pengawas sekolah? Apakah Laporan Penilaian Kinerja Guru Pemula ditandatangani oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah? Apakah kepala sekolah mengajukan penerbitan sertifikat Program Induksi telah sesuai dengan ketentuan ?

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

pengawas Sekolah Lembar Observasi pembelajaran yang telah Diisi (tangal pelaksanaan) oleh pengawas sekolah Lembar Observasi pembelajaran yang telah Diisi (tangal pelaksanaan) oleh kepala sekolah Lembar Observasi pembelajaran yang telah Diisi (tangal pelaksanaan) oleh pengawas sekolah Draft Laporan Penilaian Kinerja Guru Pemula beserta dokumen pendukung

1.

Ya

Tidak

2.

Ya

Tidak

Daftar hadir dan notula rapat pengambilan keputusan Penilaian Kinerja Guru Pemula pada Program Induksi Laporan Penilaian Kinerja Guru Pemula yang telah ditanda tangani oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah

3.

Ya

Tidak

4.

Ya

Tidak

Surat pengajuan penerbitan Sertifikat Program Induksi

Lampiran 19

154

LAMPIRAN 20

ACTION PLAN PENGAWASAN PIGP


Hasil yang diharapkan Penanggung Jawab Kegiatan

No

Kegiatan

Tujuan

Sasaran

Waktu

Tempat

155

Lampiran 20

Lampiran 21

JADWAL MONITORING PIGP

LAMPIRAN 21

Pada sekolah ...................................................................

Jalan .................................................................................................
Bulan / Minggu ke Bulan ke 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

No.
3 4

Kegiatan

Bulan ke 1

Bulan ke 2

Bulan ke4

Bulan ke5

Bulan ke6

Bulan ke 7

Bulan ke8

Bulan ke9
1 2 3 4

Bulan ke11
1 2 3 4 1 2 3 4

156

1.

Monitoring Kegiatan PIGP Tahap Persiapan

2.

Monitoring Kegiatan PIGP Tahap Pembimbingan

Monitoring Kegiatan PIGP Tahap Penilaian

Monitoring Kegiatan PIGP Tahap Pelaporan

LAMPIRAN 22

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa salah satu syarat untuk pengangkatan pertama kali dalam jabatan fungsional guru harus memiliki kinerja yang baik yang dinilai dalam masa program induksi; b. bahwa Pasal 30 ayat (3) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya menentukan bahwa program induksi diatur pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Program Induksi Bagi Guru Pemula;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941); 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

157

Lampiran 22

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA. Pasal 1 1. Program induksi bagi guru pemula yang selanjutnya disebut program induksi adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya. 2. Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. 3. Guru tetap adalah guru yang diangkat oleh Pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, atau satuan pendidikan untuk jangka waktu paling singkat 2 (dua) tahun secara terus menerus, dan tercatat pada satuan administrasi pangkal di satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau pemerintah daerah serta melaksanakan tugas pokok sebagai guru. 4. Pembimbing adalah guru profesional berpengalaman yang diberi tugas untuk membimbing guru pemula dalam melaksanakan program induksi. 5. Kepala sekolah/madrasah adalah kepala Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal/ Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TK/RA/TKLB), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Ts anawiyah/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) tempat guru pemula bertugas. 6. Pengawas adalah pengawas TK/RA/TKLB, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK yang menyelenggarakan program induksi. 7. Penilaian kinerja adalah penilaian terhadap proses dan hasil kerja yang dilakukan oleh guru pemula. 8. Sertifikat program induksi yang selanjutnya disebut sertifikat adalah surat yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan/kantor kementerian agama setempat yang menyatakan bahwa peserta program induksi telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik. 9. Direktorat jenderal adalah direktorat jenderal yang bertanggung jawab dalam pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pada Kementerian Pendidikan Nasional atau Kementerian Agama. 10. Penyelenggara pendidikan adalah lembaga yang secara hukum merupakan pemilik sah dari sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Lampiran 22

158

Pasal 2 Tujuan program induksi adalah membimbing guru pemula agar dapat: a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah.

Pasal 3 Program induksi diselenggarakan berdasarkan prinsip profesionalisme, kesejawatan, akuntabel, dan berkelanjutan. Pasal 4 Peserta program induksi adalah: a. guru pemula berstatus calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah; b. guru pemula berstatus pegawai negeri sipil (PNS) mutasi dari jabatan lain; c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat. Pasal 5 (1) Guru pemula diberi hak memperoleh bimbingan dalam hal: a. pelaksanaan proses pembelajaran, bagi guru kelas dan guru mata pelajaran; b. pelaksanaan proses bimbingan dan konseling, bagi guru bimbingan dan konseling; c. pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. (2) Guru pemula yang telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik berhak memperoleh sertifikat. Pasal 6 Guru pemula memiliki kewajiban merencanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling, melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan dan konseling, serta melaksanakan perbaikan dan pengayaan. Pasal 7 (1) Program induksi dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun. (2) Bagi guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, program induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional guru. (3) Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS, program Induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.

159

Lampiran 22

(4) Program induksi dilaksanakan secara bertahap dan sekurang-kurangnya meliputi persiapan, pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya, pelaksanaan dan observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling, penilaian, dan pelaporan. (5) Guru pemula diberi beban mengajar antara 12 (dua belas) hingga 18 (delapan belas) jam tatap muka per minggu bagi guru mata pelajaran, atau beban bimbingan antara 75 (tujuh puluh lima) hingga 100 (seratus) peserta didik per tahun bagi guru bimbingan dan konseling. (6) Selama berlangsungnya program induksi, pembimbing, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas wajib membimbing guru pemula agar menjadi guru profesional. (7) Pembimbingan yang diberikan meliputi bimbingan dalam perencanaan pembelajaran/bimbingan dan konseling, pelaksanaan kegiatan pembelajaran/ bimbingan dan konseling, penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran/bimbingan dan konseling, perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran/bimbingan dan konseling, dan pelaksanaan tugas lain yang relevan. Pasal 8 (1) Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah/madrasah atas dasar profesionalisme dan kemampuan komunikasi. (2) Dalam hal sekolah/madrasah tidak memiliki pembimbing sebagaimana dipersyaratkan, kepala sekolah/madrasah dapat menjadi pembimbing sejauh dapat dipertanggungjawabkan dari segi profesionalisme dan kemampuan komunikasi. (3) Dalam hal kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing, kepala sekolah/madrasah dapat meminta pembimbing dari satuan pendidikan yang terdekat dengan persetujuan kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan tingkat kewenangannya. Pasal 9 (1) Penilaian terhadap kinerja guru pemula dilakukan pada akhir masa program induksi. (2) Hasil penilaian kinerja sebagaimana ayat (1) merupakan hasil kesepakatan pembimbing, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas; (3) Hasil penilaian kinerja guru pemula berupa nilai dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang, dan kurang, yang selanjutnya disampaikan kepada kepala dinas pendidikan/kantor kementerian agama setempat. (4) Kepala dinas pendidikan/kantor kementerian agama setempat menerbitkan sertifikat bagi guru pemula yang memiliki kinerja paling kurang kategori baik. Pasal 10 (1) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik, yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4) dapat diusulkan untuk diangkat dalam jabatan fungsional guru.

Lampiran 22

160

(2) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang belum mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dapat mengajukan masa perpanjangan paling lama 1 (satu) tahun. (3) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang tidak mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dalam masa perpanjangan, dapat ditugasi mengajar sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru. (4) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang ditugasi mengajar sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat diusulkan untuk diangkat dalam jabatan fungsional guru apabila telah memiliki nilai kinerja paling kurang kategori baik pada tahun berikutnya yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4). (5) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik, yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4) dapat diusulkan untuk diangkat sebagai guru tetap dan diangkat dalam jabatan fungsional guru. (6) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang belum mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dapat mengajukan masa perpanjangan paling lama 1 (satu) tahun. (7) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang tidak mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dalam masa perpanjangan, tidak dapat diangkat menjadi guru tetap. (8) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang tidak mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dalam masa perpanjangan, dapat ditugasi mengajar sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru. (9) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang ditugasi mengajar sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru sebagaimana ayat (8), dapat diusulkan untuk diangkat sebagai guru tetap dan diangkat dalam jabatan fungsional guru apabila telah memiliki nilai kinerja paling kurang kategori baik pada tahun berikutnya yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4). Pasal 11 (1) Direktorat jenderal melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan program induksi bagi guru pemula secara nasional. (2) Dinas pendidikan provinsi atau kantor wilayah kementerian agama melaksanakan evaluasi pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya. (3) Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama kabupaten/kota melaksanakan evaluasi pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya. (4) Penyelenggara pendidikan melakukan evaluasi pelaksanaan program induksi bagi guru pemula pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya. (5) Direktorat jenderal memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi kebijakan program induksi bagi guru pemula secara nasional. (6) Dinas pendidikan provinsi/kantor kementerian agama memberikan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.

161

Lampiran 22

(7) Dinas pendidikan atau kantor kementrian agama kabupaten/kota memberikan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya. (8) Penyelenggara pendidikan memberikan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan program induksi bagi guru pemula pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya. Pasal 12 Setiap sekolah/madrasah wajib melaksanakan program induksi bagi guru pemula paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini ditetapkan. Pasal 13 Tata cara pelaksanaan program induksi yang lebih rinci diatur dalam pedoman sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 14 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Oktober 2010 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. MOHAMMAD NUH Diundangkan di Jakarta pada tanggal 27 Oktober 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 526 Salinan Sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

Dr. A. Pangerang Moenta,S.H.,M.H.,DFM. NIP. 196108281987031003

Lampiran 22

162

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TANGGAL 27 OKTOBER 2010

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA

Program Induksi dapat dilaksanakan dalam beberapa model. Pihak sekolah menggunakan Panduan Kerja yang disediakan Direktorat Jenderal untuk memandu guru pemula dalam melaksanakan program induksi. Berikut ini diberikan salah satu model pelaksanaan program Induksi melalui tahapan-tahapan:

A. Persiapan Sekolah/madrasah yang akan melaksanakan program induksi bagi guru pemula perlu melakukan hal-hal berikut: 1. Analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri guru

khas sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman

pemula, ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan buku pedoman, dan keberadaan organisasi profesi yang terkait. 2. Pelatihan program induksi bagi guru pemula yang diikuti oleh kepala sekolah/madrasah dan calon pembimbing dengan pelatih seorang pengawas yang telah mengikuti program pelatihan bagi pelatih program induksi. 3. Penyiapan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan sekolah/madrasah, prosedur kegiatan sekolah/madrasah, format administrasi pembelajaran/pembimbingan, dan informasi lain yang dapat membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah/madrasah. 4. Penunjukan seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

163

Lampiran 22

B. Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah tempat guru pemula bertugas. Pada bulan pertama ini, dilakukan hal-hal berikut: 1. Pembimbing: a. memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah kepada guru pemula; b. memperkenalkan guru pemula kepada siswa; c. melakukan pembimbingan dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran dan tugas terkait lainnya; 2. Guru pemula: a. mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi; b. mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, data-data sekolah/madrasah, tata tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru; c. mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah/madrasah; d. mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

C. Pelaksanaan Pembimbingan Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan kedua sebagai berikut: 1. guru pemula bersama pembimbing menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan (RPP) yang akan digunakan pada pertemuan minggu-minggu pertama. 2. guru pemula bersama pembimbing menyusun rencana pengembangan

keprofesian berkelanjutan untuk tahun pertama masa induksi;

Lampiran 22

164

Bimbingan yang diberikan kepada guru pemula meliputi proses pembelajaran dan pelaksanaan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina ekstra kurikuler.

Bimbingan dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara: 1. memberi motivasi tentang pentingnya tugas guru; 2. memberi arahan tentang perencanaan pembelajaran/pembimbingan,

pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan dan penilaian hasil belajar/bimbingan siswa; 3. memberi kesempatan untuk melakukan observasi pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran;

Bimbingan pelaksanaan tugas lain dilakukan dengan cara: 1. melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di sekolah; 2. memberi arahan dalam menyusun rencana dan pelaksanaan program pada kegiatan yang menjadi tugas tambahan

Selanjutnya guru pemula melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan dengan diobservasi oleh pembimbing sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap bulan pada masa pelaksanaan program induksi dari bulan kedua sampai dengan bulan kesembilan.

D. Penilaian 1. Metode Penilaian Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja berdasarkan kompetensi guru: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut dapat dinilai melalui observasi pembelajaran dan observasi pelaksanaan tugas lain. Observasi pembelajaran dan pembimbingan ini diawali dengan pertemuan praobservasi yang dilaksanakan untuk menentukan fokus sub-kompetensi guru yang akan

165

Lampiran 22

diobservasi (maksimal 5 sub-kompetensi), kemudian pelaksanaan observasi yang dilakukan terhadap fokus sub-kompetensi yang telah disepakati, dan diakhiri pertemuan pascaobservasi untuk membahas hasil observasi dan memberikan umpan balik berdasarkan fokus sub-kompetensi yang telah disepakati bersama, berupa ulasan tentang hal-hal yang sudah baik dan hal yang perlu dikembangkan. Hasil penilaian setiap sub-kompetensi dicantumkan dengan memberikan tanda cek ( ) dan deskripsinya berdasarkan observasi. Deskripsi hasil penilaian menjadi masukan atau umpan balik untuk perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan berikutnya.

Penilaian dilakukan dengan 2 (dua) tahap, yaitu: 1. Tahap pertama, penilaian dilakukan oleh pembimbing pada bulan kedua sampai dengan bulan kesembilan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran dan pembimbingan dan tugas lainnya; 2. Tahap kedua, penilaian dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas yang bertujuan untuk menentukan nilai kinerja guru pemula.

Setiap hasil penilaian tahap pertama dan tahap kedua memuat penjelasan mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula yang dapat menjadi bahan masukan bagi perbaikan guru pemula untuk memperoleh nilai kinerja baik. Tabel : Komponen Penilaian Kinerja Guru Pemula Kompetensi 1. Kompetensi pedagogis 1.1. Memahami latar belakang siswa 1.2. Memahami teori belajar 1.3. Pengembangan kurikulum

Lampiran 22

166

1.4. Aktivitas pengembangan pendidikan 1.5. Peningkatan potensi siswa 1.6. Komunikasi dengan siswa 1.7. Assessmen & evaluasi 2. Kompetensi kepribadian 2.1. Berperilaku sesuai dengan norma, kebiasaan, dan hukum di Indonesia 2.2. Kepribadian matang dan stabil 2.3. Memiliki etika kerja dan komitmen serta kebanggan menjadi guru 3. Kompetensi sosial 3.1. Berperilaku inklusif, objektif, dan tidak pilih kasih 3.2. Komunikasi dengan guru, pegawai sekolah,orang tua, dan masyarakat 4. Kompetensi profesional 4.1. Pengetahuan dan pemahaman tentang struktur, isi dan standar kompetensi mata pelajaran dan tahap-tahap pengajaran 4.2. Profesionalisme yang meningkat melalui refleksi diri

Lembar Penilaian dan Kriteria Penilaian: Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian kinerja bagi guru. Skor hasil penilaian selanjutnya dikonversi ke rentang 0-100, sebagai berikut:

Skor yang dperoleh ---------------------------- X 100 = ................ (Skor Akhir) Total skor

Hasil skor akhir selanjutnya dimasukkan dalam kriteria sebagai berikut: 91 - 100 76 - 90 61 - 75 51 - 60 < 50 = Amat Baik = Baik = Cukup = Sedang = Kurang

167

Lampiran 22

2. Proses Penilaian Tahap Pertama Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan kedua sampai dengan kesembilan berupa penilaian kinerja guru melalui observasi pembelajaran dan pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh guru pembimbing. Penilaian tahap pertama merupakan penilaian proses (assessment for learning) sebagai bentuk pembimbingan guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan, melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan, menilai hasil pembelajaran dan pembimbingan, dan melaksanakan tugas tambahan. Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi pembelajaran dan pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap bulan selama masa penilaian tahap pertama. Tujuan penilaian tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik secara reguler, dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara terbuka tentang semua aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang perlu untuk dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh proses pembelajaran dan pembimbingan yang baik di kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain.

Proses observasi pembelajaran dan pembimbingan memiliki tahapan sebagai berikut: 1. Praobservasi Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan, dan

menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh pembimbing dan lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru pemula. Lima sub-kompetensi yang menjadi obyek dalam fokus observasi dapat ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi yang didasarkan pada hasil observasi sebelumnya.

Lampiran 22

168

2. Pelaksanaan Observasi Pembimbing mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan

secara objektif pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan. 3. Pascaobservasi Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah: a. Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran dan pembimbingan setelah selesai pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan. b. Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran dan pembimbingan yang telah dilaksanakan. c. Pembimbing memberikan salinan lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru pemula, pembimbing, dan kepala sekolah/madrasah untuk diarsipkan sebagai dokumen portofolio penilaian proses (assessment for learning). Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Selama berlangsungnya penilaian tahap pertama kepala sekolah/madrasah memantau pelaksanaan bimbingan dan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula. Dalam penilaian tahap pertama ini pengawas melakukan pemantauan, pembinaan, dan pemberian dukungan dalam pelaksanaan bimbingan dan penilaian guru pemula.

3. Proses Penilaian Tahap Kedua Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai dengan bulan kesebelas berupa observasi pembelajaran/pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas, yang mengarah pada

peningkatan kompetensi dalam pembelajaran/pembimbingan. Penilaian tahap kedua merupakan penilaian hasil (assessment of learning) yang bertujuan untuk menilai kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses

pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya.

169

Lampiran 22

Observasi pembelajaran/pembimbingan pada penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali, sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali. Observasi pembelajaran/pembimbingan dalam penilaian tahap kedua oleh kepala

sekolah/madrsah dan pengawas disarankan untuk tidak dilakukan secara bersamaan, dengan pertimbangan agar tidak menggangu proses pembelajaran dan pembimbingan. Apabila kepala sekolah/madrasah dan pengawas

menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula, maka kepala sekolah/madrasah dan/atau pengawas wajib memberikan umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula. Langkah observasi pembelajaran/pembimbingan yang dilakukan kepala sekolah dan pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut:

1. Praobservasi Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah bersama guru pemula menentukan dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan

pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah dan lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru pemula. 2. Pelaksanaan Observasi Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan secara objektif dengan memberikan nilai pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan.

Lampiran 22

170

3. Pascaobservasi Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah: a. Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran/pembimbingan

setelah pembelajaran/pembimbingan dilaksakan. b. Kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula mendiskusikan pembimbingan. c. Kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah memberikan masukan kepada guru pemula setelah observasi selesai. d. Guru pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas hasil penilaian pada setiap tahap pembelajaran/

sekolah/madrasah menandatangani lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan. Kepala sekolah memberikan salinan pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula. Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir program induksi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas dengan mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis. Peserta program induksi dinyatakan berhasil, jika semua sub-kompetensi pada penilaian tahap kedua paling kurang memiliki nilai baik. lembar observasi

E. Pelaporan Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah penilaian tahap kedua, dengan prosedur sebagai berikut: 1. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama, yang selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang.

171

Lampiran 22

amat baik, jika skor penilaian antara 91-100; baik, jika skor penilaian antara 76-90; cukup, jika skor penilaian antara 61-75; sedang, jika skor penilaian antara 51-60; kurang, jika skor penilaian kurang dari 50;

2. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan

pengawas sekolah/madrasah. 3. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah. 4. Pengajuan penerbitan sertifikat program induksi dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah yang disampaikan kepada kepala dinas pendidikan atau kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota bagi guru pemula yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai baik. Sertifikat tersebut menyatakan bahwa peserta program induksi telah berhasil menyelesaikan program induksi dengan nilai baik.

Isi laporan hasil pelaksanaan program induksi meliputi: 1. Data sekolah/madrasah; 2. Waktu pelaksanaan program induksi; 3. Data guru pemula peserta program induksi; 4. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing; 5. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama; 6. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua; 7. Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori nilai kinerja guru pemula (amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang) ditandatangani kepala sekolah/madrasah. 8. Pengawas sekolah ikut menandatangani Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.

Lampiran 22

172

Penyampaian laporan hasil pelaksanaan program induksi: 1. Laporan hasil pelaksanaan program induksi bagi guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain dalam lingkup pemerintah daerah disampaikan oleh Kepala sekolah kepada kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai kewenangannya, untuk diteruskan ke badan kepegawaian daerah. 2. Laporan hasil pelaksanaan program induksi guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain dalam lingkup Kementerian Agama disampaikan oleh kepala madrasah kepada kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai tingkat kewenangannya. 3. Laporan hasil pelaksanaan program induksi guru pemula yang berstatus bukan PNS disampaikan oleh Kepala sekolah/madrasah kepada penyelenggara pendidikan dan kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. MOHAMMAD NUH

Salinan Sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

Dr. A. Pangerang Moenta,S.H.,M.H.,DFM. NIP. 196108281987031003

173

Lampiran 22

LAMPIRAN 23

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa guru dapat diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah untuk memimpin dan mengelola sekolah/madrasah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan; b. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas kepala sekolah/madrasah perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah serta sertifikasi kompetensi dan penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah; c. bahwa Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 162/U/2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah sudah tidak sesuai dengan perkembangan sistem pendidikan nasional; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah; 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

Mengingat

Lampiran 23

174

3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4754); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 11. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 12. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 13. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 14. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; 15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;

175

Lampiran 23

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/ MADRASAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Kepala sekolah/madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin taman kanak-kanak/raudhotul athfal (TK/RA), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK), atau sekolah menengah atas luar biasa (SMALB) yang bukan sekolah bertaraf internasional (SBI) atau yang tidak dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI). 2. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 3. Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah melalui pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik tentang kompetensi kepala sekolah/madrasah yang diakhiri dengan penilaian sesuai standar nasional. 4. Penilaian akseptabilitas adalah penilaian calon kepala sekolah/madrasah yang bertujuan untuk menilai ketepatan calon dengan sekolah/madrasah dimana yang bersangkutan akan diangkat dan ditempatkan. 5. Kompetensi kepala sekolah/madrasah adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. 6. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. 7. Sertifikat kepala sekolah/madrasah adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru bahwa yang bersangkutan telah memenuhi kualifikasi dan kompetensi untuk mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah. 8. Penilaian kinerja adalah suatu proses menentukan nilai kinerja kepala sekolah/madrasah dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. 9. Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah proses dan kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional kepala sekolah/madrasah yang dilaksanakan berjenjang, bertahap, dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan manajemen dan kepemimpinan sekolah/madrasah 10. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat. 11. Kementerian adalah kementerian yang menangani urusan pemerintah dalam bidang pendidikan nasional. 12. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintah dalam bidang pendidikan nasional.

Lampiran 23

176

13. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang bertanggungjawab di bidang pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama sesuai kewenangannya. 14. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota. 15. Kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota adalah perwakilan Kementerian Agama tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota. 16. Dinas provinsi adalah dinas yang bertanggungjawab di bidang pendidikan di provinsi. 17. Dinas kabupaten/kota adalah dinas yang bertanggungjawab di bidang pendidikan di kabupaten/kota. 18. Pengawas sekolah adalah guru yang diangkat dalam jabatan pengawas sekolah/madrasah. BAB II SYARAT-SYARAT GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Pasal 2 (1) Guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah apabila memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus. (2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi : a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan perguruan tinggi yang terakreditasi; c. berusia setinggi-tingginya 56 (lima puluh enam) tahun pada waktu pengangkatan pertama sebagai kepala sekolah/madrasah; d. sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan dari dokter Pemerintah; e. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat sesuai dengan ketentuan yang berlaku; f. memiliki sertifikat pendidik; h. pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenis dan jenjang sekolah/madrasah masing-masing, kecuali di taman kanakkanak/raudhatul athfal/taman kanak-kanak luar biasa (TK/RA/TKLB) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA/TKLB; i. memiliki golongan ruang serendah-rendahnya III/c bagi guru pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi guru bukan PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang dibuktikan dengan SK inpasing; j. memperoleh nilai amat baik untuk unsur kesetiaan dan nilai baik untuk unsur penilaian lainnya sebagai guru dalam daftar penilaian prestasi pegawai (DP3) bagi PNS atau penilaian yang sejenis DP3 bagi bukan PNS dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan k. memperoleh nilai baik untuk penilaian kinerja sebagai guru dalam 2 (dua) tahun terakhir.

177

Lampiran 23

(3) Persyaratan khusus guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah meliputi: a. berstatus sebagai guru pada jenis atau jenjang sekolah/madrasah yang sesuai dengan sekolah/madrasah tempat yang bersangkutan akan diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah; b. memiliki sertifikat kepala sekolah/madrasah pada jenis dan jenjang yang sesuai dengan pengalamannya sebagai pendidik yang diterbitkan oleh lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan Direktur Jenderal. (4) Khusus bagi guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah Indonesia luar negeri, selain memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) butir a dan b juga harus memenuhi persyaratan khusus tambahan sebagai berikut: a. memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sebagai kepala sekolah/madrasah; b. mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan atau bahasa negara dimana yang bersangkutan bertugas; c. mempunyai wawasan luas tentang seni dan budaya Indonesia sehingga dapat mengenalkan dan mengangkat citra Indonesia di tengah-tengah pergaulan internasional. BAB III PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Pasal 3 (1) Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah meliputi rekrutmen serta pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah. (2) Kepala dinas propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya menyiapkan calon kepala sekolah/madrasah berdasarkan proyeksi kebutuhan 2 (dua) tahun yang akan datang. Pasal 4 (1) Calon kepala sekolah/madrasah direkrut dari guru yang telah memenuhi persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada Pasal 2. (2) Calon kepala sekolah/madrasah direkrut melalui pengusulan oleh kepala sekolah/madrasah dan/atau pengawas yang bersangkutan kepada dinas propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. Pasal 5 (1) Dinas propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya melakukan seleksi administratif dan akademik. (2) Seleksi administratif dilakukan melalui penilaian kelengkapan dokumen yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang sebagai bukti bahwa calon kepala sekolah/madrasah bersangkutan telah memenuhi persyaratan umum sebagaimana dimaksudkan pada Pasal 2 ayat (2). (3) Seleksi akademik dilakukan melalui penilaian potensi kepemimpinan dan penguasaan awal terhadap kompetensi kepala sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Lampiran 23

178

(1) Guru yang telah lulus seleksi calon kepala sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus mengikuti program pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah di lembaga terakreditasi. (2) Akreditasi terhadap lembaga penyelenggara program penyiapan calon kepala sekolah/madrasah dilaksanakan oleh lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan oleh menteri. Pasal 7 (1) Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah merupakan kegiatan pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. (2) Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah dilaksanakan dalam kegiatan tatap muka dalam kurun waktu minimal 100 (seratus) jam dan praktik pengalaman lapangan dalam kurun waktu minimal selama 3 (tiga) bulan. (3) Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah dikoordinasikan dan difasilitasi oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. (4) Pemerintah dapat memfasilitasi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kemampuan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah. (5) Pendidikan dan pelatihan diakhiri dengan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi calon kepala sekolah/madrasah. (6) Calon kepala sekolah/madrasah yang dinyatakan lulus penilaian diberi sertifikat kepala sekolah/madrasah oleh lembaga penyelenggara. (7) Sertifikat kepala sekolah/madrasah dicatat dalam database nasional dan diberi nomor unik oleh menteri atau lembaga yang ditunjuk Pasal 8 Ketentuan lebih lanjut mengenai penyiapan calon kepala sekolah/madrasah diatur dalam pedoman yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. BAB IV PROSES PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Pasal 9 (1) Pengangkatan kepala sekolah/madrasah dilakukan melalui penilaian akseptabilitas oleh tim pertimbangan pengangkatan kepala sekolah/madrasah. (2) Tim pertimbangan pengangkatan kepala sekolah/madrasah ditetapkan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau penyelenggara sekolah/madrasah yang dilaksanakan oleh masyarakat sesuai dengan kewenangannya. (3) Tim pertimbangan melibatkan unsur pengawas sekolah/madrasah dan dewan pendidikan.

179

Lampiran 23

(4) Berdasarkan rekomendasi tim pertimbangan pengangkatan kepala sekolah/madrasah, Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau penyelenggara sekolah/madrasah sesuai dengan kewenangannya mengangkat guru menjadi kepala sekolah/madrasah sebagai tugas tambahan. (5) Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah mendapatkan tunjangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB V MASA TUGAS Pasal 10 (1) Kepala sekolah/madrasah diberi 1 (satu) kali masa tugas selama 4 (empat) tahun. (2) Masa tugas kepala sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali masa tugas apabila memiliki prestasi kerja minimal baik berdasarkan penilaian kinerja. (3) Guru yang melaksanakan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah 2 (dua) kali masa tugas berturut-turut, dapat ditugaskan kembali menjadi kepala sekolah/madrasah di sekolah/madrasah lain yang memiliki nilai akreditasi lebih rendah dari sekolah/madrasah sebelumnya, apabila : a. telah melewati tenggang waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali masa tugas; atau b. memiliki prestasi yang istimewa. (4) Prestasi yang istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b adalah memiliki nilai kinerja amat baik dan berprestasi di tingkat kabupaten/kota/ provinsi/nasional. (5) Kepala sekolah/madrasah yang masa tugasnya berakhir, tetap melaksanakan tugas sebagai guru sesuai dengan jenjang jabatannya dan berkewajiban melaksanakan proses pembelajaran atau bimbingan dan konseling sesuai dengan ketentuan. BAB VI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Pasal 11 (1) Pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. (2) Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan melalui pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif. (3) Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Direktur Jenderal.

Lampiran 23

180

BAB VII PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Pasal 12 (1) Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan secara berkala setiap tahun dan secara kumulatif setiap 4 (empat) tahun. (2) Penilaian kinerja tahunan dilaksanakan oleh pengawas sekolah/madrasah. (3) Penilaian kinerja 4 (empat) tahunan dilaksanakan oleh atasan langsung dengan mempertimbangkan penilaian kinerja oleh tim penilai yang terdiri dari pengawas sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan, dan komite sekolah dimana yang bersangkutan bertugas. (4) Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. usaha pengembangan sekolah/madrasah yang dilakukan selama menjabat kepala sekolah/madrasah; b. peningkatan kualitas sekolah/madrasah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan selama dibawah kepemimpinan yang bersangkutan; dan c. Usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala sekolah/madrasah; (5) Hasil penilaian kinerja dikategorikan dalam tingkatan amat baik, baik, cukup, sedang atau kurang. (6) Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilaksanakan sesuai pedoman penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. BAB VIII MUTASI DAN PEMBERHENTIAN TUGAS GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Pasal 13 Kepala sekolah/madrasah dapat dimutasikan setelah melaksanakan masa tugas dalam 1 (satu) sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun. Pasal 14 (1) Kepala sekolah/madrasah dapat diberhentikan dari penugasan karena: a. permohonan sendiri; b. masa penugasan berakhir; c. telah mencapai batas usia pensiun jabatan fungsional guru; d. diangkat pada jabatan lain; e. dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat; f. dinilai berkinerja kurang dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 g. berhalangan tetap; h. tugas belajar sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan;dan/atau i. meninggal dunia. (2) Pemberhentian kepala sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau penyelenggara sekolah/madrasah sesuai dengan kewenangannya.

181

Lampiran 23

Pasal 15 Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya berdasarkan penilaian kinerja dan masukan dari tim pertimbangan pengangkatan kepala sekolah/madrasah menetapkan keputusan perpanjangan masa penugasan kepala sekolah/madrasah. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 Pada saat Peraturan Menteri ini ditetapkan guru yang sedang melaksanakan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah, masa tugasnya dihitung sejak yang bersangkutan ditugaskan sebagai kepala sekolah/madrasah.

Pasal 17 Pada saat Peraturan Menteri ini ditetapkan, guru yang telah atau sedang melaksanakan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah tidak dipersyaratkan memiliki sertifikat kepala sekolah/madrasah sampai selesai masa tugasnya. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 (1) Dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunya Peraturan Menteri ini Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau penyelenggara sekolah/madrasah wajib melaksanakan program penyiapan calon kepala sekolah/madrasah. (2) Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau penyelenggara sekolah/madrasah wajib melaksanakan Peraturan Menteri ini dalam penugasan guru sebagai kepala sekolah/madrasah paling lambat tahun 2013. Pasal 19 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 162/U/2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah dinyatakan tidak berlaku. Pasal 20 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Lampiran 23

182

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Oktober 2010 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. MOHAMMAD NUH Diundangkan di Jakarta pada tanggal 27 Oktober 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 527

Salinan Sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

Dr. A. Pangerang Moenta,S.H.,M.H.,DFM. NIP. 196108281987031003

183

Lampiran 23

LAMPIRAN 24

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa pendidikan nasional menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dan oleh karena itu penjaminan mutu pendidikan menjadi tanggung jawab bersama ketiga unsur tersebut; b. bahwa penjaminan mutu pendidikan perlu terus didorong dengan perangkat peraturan perundang-undangan yang memberikan arah dalam pelaksanaannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo r 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 3. Undang-Undang Nomor 14 Ta hun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran N egara Republik Indonesia Nomor 4586);

Lampiran 24

184

4. Undang-Undang Nomor 43 Tahu n 2007 tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4774); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran N egara Republik Indonesia Nomor 4916); 6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4965); 7. Undang-Undang Nomor 25 Ta hun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran N egara Republik Indonesia Nomor 5038); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran N egara Republik Indonesia Nomor 4863); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 12. Peraturan Pemerintah 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941); 13. Peraturan Pemerintah 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5007);

185

Lampiran 24

14. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008; 15. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 77/P Tahun 2007; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Batasan Istilah Pasal 1 Dalam peraturan menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional. 2. Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. 3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut SPMP adalah subsistem dari Sistem Pendidikan Nasional yang fungsi utamanya meningkatkan mutu pendidikan. 4. Standar Pelayanan Minimal bidang pendidikan yang selanjutnya disebut SPM adalah jenis dan tingkat pelayanan pendidikan minimal yang harus disediakan oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. 5. Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut SNP adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan peraturan perundangan lain yang relevan.

Lampiran 24

186

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14. 15.

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut LPMP adalah unit pelaksana teknis Departemen Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 7 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Barat, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Tengah, dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulawesi Selatan. Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal yang selanjutnya disebut BPPNFI adalah unit pelaksana teknis Departemen Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal. Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal yang selanjutnya P2PNFI adalah unit pelaksana teknis Departemen Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Ta ta Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal. Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut BSNP adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BANPT adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah yang selanjutnya disebut BAN-S/M adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal yang selanjutnya disebut BAN-PNF adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Badan akreditasi provinsi yang selanjutnya disebut BAP adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Departemen adalah departemen yang menangani urusan pemerintahan dalam bidang pendidikan nasional. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan dalam bidang pendidikan nasional.

187

Lampiran 24

Bagian Kedua Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 2 (1) Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP. Tujuan antara penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya SPMP termasuk: a. terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal; b. pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal pada satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah; c. ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal; d. terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal yang dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau program pendidikan; e. terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan tersambung yang menghubungkan satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah. Bagian Ketiga Paradigma dan Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 3 (1) Penjaminan mutu pendidikan menganut paradigma: a. pendidikan untuk semua yang bersifat inklusif dan tidak mendiskriminasi peserta didik atas dasar latar belakang apa pun; b. pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik yang memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi insan pembelajar mandiri yang kreatif, inovatif, dan berkewirausahaan; dan c. pendidikan untuk perkembangan, pengembangan, dan/atau pembangunan berkelanjutan (education for sustainable development), yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan peserta didik menjadi rahmat bagi sekalian alam.

(2)

Lampiran 24

188

(2)

Penjaminan mutu pendidikan dilakukan atas dasar prinsip: a. keberlanjutan; b. terencana dan sistematis, dengan kerangka waktu dan target-target capaian mutu yang jelas dan terukur dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal; c. menghormati otonomi satuan pendidikan formal dan nonformal; d. memfasilitasi pembelajaran informal masyarakat berkelanjutan dengan regulasi negara yang seminimal mungkin; e. SPMP merupakan sistem terbuka yang terus disempurnakan secara berkelanjutan. Bagian Keempat Cakupan Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 4

(1)

(2)

Tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) mengacu pada mutu kehidupan manusia dan bangsa Indonesia yang komprehensif dan seimbang yang mencakup sekurang-kurangnya: a. mutu keimanan, ketakwaan, akhlak, budi pekerti, dan kepribadian; b. kompetensi intelektual, estetik, psikomotorik, kinestetik, vokasional, serta kompetensi kemanusiaan lainnya sesuai dengan bakat, potensi, dan minat masing-masing; c. muatan dan tingkat kecanggihan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang mewarnai dan memfasilitasi kehidupan; d. kreativitas dan inovasi dalam menjalani kehidupan; e. tingkat kemandirian serta daya saing, dan f. kemampuan untuk menjamin keberlanjutan diri dan lingkungannya. Penjaminan mutu pendidikan meliputi: a. penjaminan mutu pendidikan formal; b. penjaminan mutu pendidikan nonformal; dan c. penjaminan mutu pendidikan informal. Bagian Kelima Pembagian Peran dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 5

Penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal dilaksanakan oleh satuan atau program pendidikan.

189

Lampiran 24

Pasal 6 (1) Penyelenggara satuan atau program pendidikan wajib menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk terlaksananya penjaminan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5. Penyelenggara satuan atau program pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. penyelenggara satuan atau program pendidikan masyarakat; b. pemerintah kabupaten atau kota; c. pemerintah provinsi; d. Pemerintah. Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d terdiri dari: Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, dan kementerian/lembaga pemerintah lainnya penyelenggara satuan pendidikan. Pasal 7 (1) Penyelenggara satuan atau program pendidikan mensupervisi, mengawasi, dan dapat memberi fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan kepada satuan atau program pendidikan dalam penjaminan mutu pendidikan. Pemerintah kabupaten atau kota mensupervisi, mengawasi, mengevaluasi, dan dapat memberi bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan kepada satuan atau progr am pendidikan sesuai kewenangannya dalam penjaminan mutu pendidikan. Pemerintah provinsi mensupervisi, mengawasi, mengevaluasi, dan dapat memberi bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan kepada satuan atau program pendidikan sesuai kewenangannya dalam penjaminan mutu pendidikan. Pemerintah mensupervisi, mengawasi, mengevaluasi, dan dapat memberi bantuan, fasilitasi, saran, arahan,dan/atau bimbingan kepada satuan atau program pendidikan sesuai kewenangannya dalam penjaminan mutu pendidikan. Pasal 8 (1) Pemerintah kabupaten atau kota wajib mensupervisi, mengawasi, dan mengevaluasi, serta dapat memberi fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan kepada penyelenggara satuan pendidikan sesuai kewenangannya berkaitan dengan penjaminan mutu satuan pendidikan. Pemerintah provinsi wajib mensupervisi, mengawasi, dan mengevaluasi, serta dapat memberi fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan kepada pemerintah kabupaten atau kota dan/atau penyelenggara satuan pendidikan sesuai kewenangannya berkaitan dengan penjaminan mutu satuan pendidikan.

(2)

(3)

(2)

(3)

(4)

(2)

Lampiran 24

190

(3)

Pemerintah wajib mensupervisi, mengawasi, dan mengevaluasi, serta dapat memberi fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten atau kota, dan/atau penyelenggara satuan pendidikan sesuai kewenangannya berkaitan dengan penjaminan mutu satuan pendidikan. BAB II PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN INFORMAL Pasal 9

(1) (2) (3)

Penjaminan mutu pendidikan informal dilaksanakan oleh masyarakat baik secara perseorangan, kelompok, maupun kelembagaan. Penjaminan mutu pendidikan informal oleh masyarakat dapat dibantu dan/atau diberi kemudahan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah. Bantuan dan/atau kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk: a. pendirian perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; b. penyediaan bahan pustaka pada Perpustakaan Nasional, perpustakaan daerah provinsi, perpustakaan daerah kabupaten atau kota, perpustakaan kecamatan, perpustakaan desa, dan/atau taman bacaan masyarakat (TBM); c. pemberian bantuan dan/atau kemudahan pendirian dan/atau pengoperasian perpustakaan milik masyarakat seperti perpustakaan di tempat ibadah; d. pemberian kemudahan akses ke sumber belajar multi media di perpustakaan bukan satuan pendidikan formal dan nonformal. e. pemberian bantuan dan/atau kemudahan pendirian dan/atau pengoperasian toko buku kategori usaha kecil milik masyarakat di daerah yang belum memiliki toko buku atau jumlah toko bukunya belum mencukupi kebutuhan; f. kebijakan perbukuan nonteks yang mendorong harga buku nonteks terjangkau oleh rakyat banyak; g. pemberian subsidi atau penghargaan kepada penulis buku nonteks dan nonjurnal-ilmiah yang berprestasi dalam pendidikan informal; h. pemberian penghargaan kepada media masa yang berprestasi dalam menyiarkan atau mempublikasikan materi pembelajaran informal kepada masyarakat; i. pemberian penghargaan kepada anggota masyarakat yang berprestasi atau kreatif dalam menghasilkan film hiburan yang sarat pembelajaran informal; j. pemberian penghargaan kepada tokoh masyarakat yang berprestasi atau kreatif dalam pembelajaran informal masyarakat ; k. pemberian penghargaan kepada anggota masyarakat yang sukses melakukan pembelajaran informal secara otodidaktif;

191

Lampiran 24

l.

pemberian layanan ujian kesetaraan sesuai peraturan perundangundangan; serta m. kegiatan lain yang membantu dan/atau mempermudah pembelajaran informal oleh masyarakat. BAB III PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL Bagian Kesatu Acuan Mutu Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 10 (1) Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan ditujukan untuk memenuhi tiga tingkatan acuan mutu, yaitu: a. SPM; b. SNP; dan c. Standar mutu pendidikan di atas SNP. Standar mutu pendidikan di atas SNP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal b. Standar mutu di atas SNP yang mengadopsi dan/atau mengadaptasi standar internasional tertentu. Pasal 11 (1) SPM berlaku untuk: a. satuan atau program pendidikan; b. penyelenggara satuan atau program pendidikan; c. pemerintah kabupaten atau kota; dan d. pemerintah provinsi. SNP berlaku bagi satuan atau program pendidikan. Standar mutu di atas SNP berlaku bagi satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SPM dan SNP. Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal dapat dirintis pemenuhannya oleh satuan pendidikan yang telah memenuhi SPM dan sedang dalam proses memenuhi SNP. Pasal 12 (1) (2) (3) SPM ditetapkan oleh Menteri. SNP ditetapkan oleh Menteri. Standar mutu di atas SNP dipilih oleh satuan atau program pendidikan sesuai prinsip otonomi satuan pendidikan.

(2)

(2) (3) (4)

Lampiran 24

192

Pasal 13 (1) SNP bagi satuan atau program pendidikan nonformal dirumuskan sedemikian rupa sehingga tidak menghilangkan atau mengurangi keluwesan dan kelenturan pendidikan nonformal dalam melayani pembelajaran peserta didik sesuai dengan3 kebutuhan, kondisi, dan problematika yang dihadapi masing-masing peserta didik. Acuan mutu satuan atau program pendidikan formal adalah: a. SPM; b. SNP; dan c. Standar mutu di atas SNP yang dipilih satuan atau program pendidikan formal. Acuan mutu satuan atau program pendidikan nonformal yang lulusannya ditujukan untuk mendapatkan kesetaraan dengan pendidikan formal adalah: a. SPM; b. Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Kompetensi Lulusan dalam SNP yang berlaku bagi satuan atau program pendidikan formal yang sederajat; dan c. Standar mutu di atas SNP sebagaimana dimaksud pada huruf b. Acuan mutu satuan atau program pendidikan nonformal yang lulusannya tidak ditujukan untuk mendapatkan kesetaraan dengan pendidikan formal adalah: a. SPM; b. SNP yang berlaku bagi satuan atau program studi pendidikan nonformal masing-masing; dan c. Standar mutu di atas SNP sebagaimana dimaksud pada huruf b. Bagian Kedua Kerangka Waktu Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 14 (1) SPM harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan dalam rangka memperoleh izin definitif pendirian satuan pendidikan atau pembukaan program pendidikan. SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipenuhi oleh penyelenggara satuan atau program pendidikan paling lambat 2 (dua) tahun setelah satuan atau program pendidikan memperoleh izin prinsip untuk berdiri dan beroperasi. Pasal 15 (1) SPM yang berlaku bagi penyelenggara satuan pendidikan dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan dalam waktu paling lama 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya SPM yang bersangkutan. SPM yang berlaku bagi pemerintah kabupaten atau kota dipenuhi oleh pemerintah kabupaten atau kota dalam waktu paling lama 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya SPM yang bersangkutan.

(2)

(3)

(4)

(2)

(2)

193

Lampiran 24

(3)

SPM yang berlaku bagi pemerintah provinsi dipenuhi oleh pemerintah provinsi dalam waktu paling lama 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya SPM yang bersangkutan. Pasal 16

(1)

(2)

(3)

SNP dipenuhi oleh satuan atau program pendidikan dan penyelenggara satuan atau program pendidikan secara sistematis dan bertahap dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau program pendidikan. Standar mutu di atas SNP dipenuhi oleh satuan atau program pendidikan dan penyelenggara satuan atau program pendidikan secara sistematis dan bertahap dalam kerangka waktu yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau program pendidikan. Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menetapkan target-target terukur capaian mutu secara tahunan. Bagian Ketiga Tanggung Jawab dan Koordinasi Pem enuhan Standar Mutu Pendidikan Pasal 17

Pemenuhan SPM menjadi tanggung jawab: a. satuan atau program pendidikan formal atau nonformal; b. penyelenggara satuan atau program pendidikan formal atau nonformal; c. pemerintah kabupaten atau kota; dan d. pemerintah provinsi. Pasal 18 (1) Pemenuhan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan, masing-masing dalam SNP dan standar mutu di atas SNP, menjadi tanggung jawab satuan pendidikan formal. Pemenuhan Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Kompetensi Lulusan dalam SNP dan standar mutu di atas SNP menjadi tanggung jawab satuan atau program pendidikan nonformal yang lulusannya ditujukan untuk mendapatkan kesetaraan dengan pendidikan formal. Pemenuhan SNP dan standar mutu di atas SNP menjadi tanggung jawab satuan atau program pendidikan nonforma yang lulusannya tidak ditujukan l untuk mendapatkan kesetaraan dengan pendidikan formal. Penyediaan sumber daya untuk pemenuhan Standar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), menjadi tanggung jawab penyelenggara satuan atau program pendidikan.

(2)

(3)

(4)

Lampiran 24

194

Pasal 19 (1) Program koordinasi penjaminan mutu pendidikan secara nasional dituangkan dalam Rencana Strategis Pendidikan Nasional yang menetapkan target-target terukur capaian mutu pendidikan secara tahunan. Program koordinasi penjaminan mutu pendidikan pada tingkat provinsi dituangkan dalam rencana strategis pendidikan provinsi yang menetapkan target-target terukur capaian mutu pendidikan secara tahunan dan sejalan dengan Rencana Strategis Pendidikan Nasional. Program koordinasi penjaminan mutu pendidikan pada tingkat kabupaten atau kota dituangkan dalam rencana strategis pendidikan kabupaten atau kota yang menetapkan target-target terukur capaian mutu pendidikan secara tahunan dan sejalan dengan Rencana Strategis Pendidikan Provinsi dan Rencana Strategis Pendidikan Nasional. Program koordinasi penjaminan mutu pendidikan pada tingkat penyelenggara satuan atau program pendidikan dituangkan dalam rencana strategis penyelenggara satuan atau program pendidikan yang menetapkan target-target terukur capaian mutu pendidikan secara tahunan dan sejalan dengan Rencana Strategis Pendidikan Kabupaten atau Kota yang bersangkutan, Rencana Strategis Pendidikan Provinsi yang bersangkutan , dan Rencana Strategis Pendidikan Nasional. Program penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan dituangkan dalam rencana strategis satuan atau program pendidikan yang menetapkan target-target terukur capaian mutu pendidikan secara tahunan dan sejalan dengan Rencana Strategis Pendidikan Penyelenggara satuan atau program pendidikan yang bersangkutan, Rencana Strategis Pendidikan Kabupaten atau Kota yang bersangkutan, Rencana Strategis Pendidikan Provinsi yang bersangkutan, dan Rencana Strategis Pendidikan Nasional. Bagian Keempat Jenis Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 20 (1) Kegiatan penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal terdiri atas: a. penetapan regulasi penjaminan mutu pendidikan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota berdasarkan peraturan perundang-undangan; b. penetapan SPM; c. penetapan SNP; d. penetapan prosedur operasional standar (POS) penjaminan mutu pendidikan oleh penyelenggara satuan pendidikan atau penyelenggara program pendidikan;

(2)

(3)

(4)

(5)

195

Lampiran 24

(2)

e. penetapan prosedur operasional standar (POS) penjaminan mutu tingkat satuan pendidikan oleh satuan atau program pendidikan; f. pemenuhan standar mutu acuan oleh satuan atau program pendidikan; g. penyusunan kurikulum oleh satuan pendidikan sesuai dengan acuan mutu; h. penyediaan sumber daya oleh penyelenggara satuan atau program pendidikan; i. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh Pemerintah; j. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah provinsi; k. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah kabupaten atau kota; l. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh penyelenggara satuan atau program pendidikan; m. pemberian bantuan dan/atau saran oleh masyarakat; n. supervisi dan/atau pengawasan oleh Pemerintah; o. supervisi dan/atau pengawasan oleh pemerintah provinsi; p. supervisi dan/atau pengawasan oleh pemerintah kabupaten atau kota; q. supervisi dan/atau pengawasan oleh penyelenggara satuan atau program pendidikan; r. pengawasan oleh masyarakat ; s. pengukuran ketercapaian standar mutu acuan; dan t. evaluasi dan pemetaan mutu satuan atau program pendidikan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota. Pengukuran ketercapaian standar mutu acuan dilakukan melalui: a. audit kinerja; b. akreditasi; c. sertifikasi; atau d. bentuk lain pengukuran capaian mutu pendidikan. Bagian Kelima Tanggung Jawab Menteri Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 21

(1) (2)

(3) (4)

Menteri menetapkan regulasi nasional penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; Menteri menetapkan SPM yang berlaku bagi satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, dan pemerintah provinsi; Menteri menetapkan SNP yang berlaku bagi satuan atau program pendidikan. Menteri menetapkan program koordinasi penjaminan mutu pendidikan secara nasional dalam Rencana Strategis Pendidikan Nasional.

Lampiran 24

196

(5)

Menteri melakukan evaluasi pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan secara nasional dan dampaknya pada peningkatan kecerdasan kehidupan bangsa. Pasal 22

(1)

(2)

Menteri memetakan secara nasional pemenuhan SPM oleh satuan pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, dan pemerintah provinsi melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen. Dalam pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang menyangkut satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen bekerjasama dengan LPMP, P2PNFI, B PPNFI, Departemen Agama, dan Kementerian/Lembaga pemerintah lainnya penyelenggara satuan pendidikan. Pasal 23

(1)

(2)

Menteri memetakan secara nasional pemenuhan SNP oleh satuan atau program pendidikan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen. Dalam pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang menyangkut satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen bekerjasama dengan LPMP, P2PNFI, BPPNFI, dan Departemen Agama, dan Kementerian/Lembaga pemerintah lainnya penyelenggara satuan pendidikan. Pasal 24

(1)

(2)

Menteri menyelenggarakan Ujian Nasional pendidikan dasar dan pendidikan menengah melalui BSNP sesuai dengan peraturan perundangundangan untuk mengukur ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan pendidikan formal dan nonformal kesetaraan. Menteri melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen, memetakan capaian nilai Ujian Nasional dan tingkat kejujuran pelaksanaan ujian nasional menurut: a. satuan pendidikan; b. kabupaten atau kota; c. provinsi; dan d. nasional.

197

Lampiran 24

Pasal 25 (1) (2) Menteri mengakreditasi satuan atau program pendidikan melalui BAN-S/M, BAN-PT, dan BAN-PNF. Atas dasar akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan peta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24, Menteri melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen memetakan secara nasional dan komprehensif mutu satuan atau program pendidikan formal dan nonformal menurut: a. satuan atau program pendidikan; b. kabupaten atau kota; dan c. provinsi; Peta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikembangkan sedemikian rupa sehingga merefleksikan: a. capaian mutu pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; dan b. kualitas pelaksanaan pendidikan untuk perkembangan, pengembangan, dan/atau pembangunan berkelanjutan.

(3)

Bagian Keenam Tanggung Jawab Departemen, Departemen Agama, dan Kementerian/Lembaga Pemerintah Lainnya Penyelenggara Satuan Pendidikan Formal Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 26 (1) Departemen, Departemen Agama, dan kementerian/lembaga pemerintah lainnya penyelenggara satuan pendidikan menetapkan regulasi teknis penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan peraturan perundangundangan dan kewenangan masing-masing. Keterlibatan Departemen, Departemen Agama, dan kementerian/lembaga pemerintah lainnya penyelenggara satuan pendidikan dalam penjaminan mutu satuan pendidikan menjunjung tinggi prinsip otonomi satuan pendidikan. Pasal 27 (1) Supervisi, pengawasan, evaluasi, dan pemberian fasilitasi, saran, arahan, bimbingan, dan/atau bantuan oleh Departemen kepada satuan atau program pendidikan dilaksanakan oleh unit kerja terkait sesuai peraturan perundang-undangan. Inspektorat Jenderal Departemen melakukan audit kinerja terhadap: a. Kantor Pusat Unit Utama Departemen; b. LPMP; c. P2PNFI; d. BPPNFI;

(2)

(2)

Lampiran 24

198

(3)

(4)

e. BSNP; f. BAN-PT; g. BAN-S/M; dan h. BAN-PNF, terkait keterlibatan masing-masing dalam penjaminan mutu pendidikan. Departemen mengembangkan sistem informasi nasional mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan dalam jejaring yang menghubungkan: a. satuan atau program pendidikan; b. pemerintah kabupaten atau kota; c. pemerintah provinsi; d. Departemen Agama; dan e. kementerian/lembaga pemerintah lain penyelenggara satuan pendidikan. Untuk menjamin interoperabilitas sistem informasi, Menteri menetapkan standar sistem informasi mutu pendidikan yang mengikat semua satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pem erintah provinsi, Departemen, Departemen Agama, dan kementerian/lembaga pemerintah lain penyelenggara satuan pendidikan. Pasal 28

(1)

(2)

(3)

(4)

Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh Departemen Agama kepada satuan atau program pendidikan dilaksanakan oleh unit kerja terkait sesuai peraturan perundang-undangan. Inspektorat Jenderal Departemen Agama melakukan audit kinerja terhadap : a. unit kerja di Departemen Agama yang terkait dengan penjaminan mutu pendidikan; b. kantor wilayah Departemen Agama; dan c. kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota. terkait keterlibatan masing-masing dalam penjaminan mutu pendidikan. Departemen Agama mengembangkan sistem informasi nasional mutu pendidikan formal dan nonformal agama dan keagamaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan dalam jejaring yang menghubungkan: a. satuan atau program pendidikan; dan b. Departemen. Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kompatibel dan memiliki interoperabilitas dengan sistem informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dan ayat (4).

199

Lampiran 24

Pasal 29 (1) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh kementerian/lembaga lain penyelenggara satuan pendidikan kepada satuan atau program pendidikan dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. Inspektorat Jenderal atau Inspektorat Utama kementerian/lembaga pemerintah lainnya penyelenggara satuan pendidikan melakukan audit kinerja terhadap unit kerjanya yang terlibat dalam penjaminan mutu pendidikan. Kementerian/lembaga lain penyelenggara satuan pendidikan formal mengembangkan sistem informasi mutu satuan pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan dalam jejaring yang menghubungkan: a. satuan pendidikan; dan b. Departemen. Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kompatibel dan memiliki interoperabilitas dengan sistem informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dan ayat (4). Pasal 30 Departemen, Departemen Agama, dan kementerian/lembaga pemerintah lainnya penyelenggara satuan pendidikan menyediakan biaya akreditasi satuan atau program pendidikan formal atau nonformal sesuai kewenangannya masingmasing. Pasal 31 Departemen, Departemen Agama, dan kementerian/lembaga pemerintah lainnya penyelenggara satuan pendidikan berkewajiban mendukung sepenuhnya pemetaan mutu satuan atau program pendidikan yang dilakukan oleh Menteri. Bagian Ketujuh Tanggung Jawab Pemerintah Provinsi Da lam Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 32 (1) (2) Pemerintah provinsi menetapkan regulasi penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan kewenangannya dan peraturan perundang-undangan. Keterlibatan pemerintah provinsi dalam penjaminan mutu satuan atau program pendidikan menjunjung tinggi prinsip otonomi satuan pendidikan.

(2)

(3)

(4)

Lampiran 24

200

Pasal 33 (1) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah provinsi kepada satuan atau program pendidikan formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dilakukan bekerjasama dan berkoordinasi dengan LPMP. Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah provinsi kepada satuan atau program pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dilakukan bekerjasama dan berkoordinasi dengan P2PNFI atau BPPNFI. Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah provinsi kepada satuan atau program pendidikan memperhatikan pertimbangan dari dewan pendidikan provinsi, BAN-S/M, dan/atau BAN-PNF. Inspektorat provinsi melakukan audit kinerja terhadap unit pelaksana teknis daerah yang terlibat dalam penjaminan mutu pendidikan. Pemerintah provinsi melalui BAP membantu BAN-S/M dalam pelaksanakan akreditasi satuan pendidikan formal di provinsi yang bersangkutan. Pemerintah provinsi membantu BSNP dalam pelaksanakan Ujian Nasional di wilayahnya dengan penuh kejujuran sesuai dengan peraturan perundangundangan. Pemerintah provinsi mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan dalam jejaring yang menghubungkan: a. satuan atau program pendidikan; b. pemerintah kabupaten atau kota; dan c. Departemen. Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) kompatibel dan memiliki interoperabilitas dengan sistem informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dan ayat (4). Dalam pengembangan sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) pemerintah provinsi dapat bekerjasama dengan LPMP dan P2PNFI, atau BPPNFI. Pasal 34 Pemerintah provinsi berkewajiban mendukung sepenuhnya pemetaan mutu satuan atau program pendidikan yang dilakukan oleh Menteri.

(2)

(3)

(4) (5) (6)

(7)

(8)

(9)

201

Lampiran 24

Bagian Kedelapan Tanggung Jawab Pemerintah Kabupaten atau Kota Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 35 (1) Pemerintah kabupaten atau kota menetapkan regulasi penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan kewenangannya dan peraturan perundangundangan. Keterlibatan pemerintah kabupaten atau kota dalam penjaminan mutu satuan atau program pendidikan menjunjung tinggi prinsip otonomi satuan pendidikan Pasal 36 (1) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah kabupaten atau kota kepada satuan atau program pendidikan formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dilakukan dengan mengikuti arahan dan binaan pemerintah provinsi dan LPMP. Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah kabupaten atau kota kepada satuan atau program pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dilakukan dengan mengikuti arahan dan binaan pemerintah provinsi dan P2PNFI atau BPPNFI. Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah kabupaten atau kota kepada satuan atau program pendidikan memperhatikan pertimbangan dari dewan pendidikan kabupaten atau kota. Inspektorat kabupaten atau kota melakukan audit kinerja terhadap unit pelaksana teknis daerah yang terlibat dalam penjaminan mutu pendidikan. Pemerintah kabupaten atau kota membantu BSNP dalam pelaksanakan Ujian Nasional di wilayahnya dengan penuh kejujuran sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemerintah kabupaten atau kota mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan dalam jejaring yang menghubungkan: a. satuan atau program pendidikan; b. pemerintah provinsi; dan c. Departemen. Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) kompatibel dan memiliki interoperabilitas dengan sistem informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dan ayat (4).

(2)

(2)

(3)

(4) (5)

(6)

(7)

Lampiran 24

202

(8)

Dalam pengembangan sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) pemerintah kabupaten atau kota dapat bekerjasama dengan LPMP dan P2PNFI atau BPPNFI. Pasal 37

Pemerintah kabupaten atau kota berkewajiban mendukung sepenuhnya pemetaan mutu satuan atau program pendidikan yang dilakukan oleh Menteri. Bagian Kesembilan Tanggung Jawab Penyelenggara Satuan Pe ndidikan atau Program Pendidikan Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 38 (1) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh penyelenggara satuan pendidikan kepada satuan pendidikan menjunjung tinggi prinsip otonomi satuan pendidikan. Penyelenggara satuan atau program pendidikan menetapkan prosedur operasional standar (POS) untuk memenuhi Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependi dikan, dan Standar Pembiayaan yang ditetapkan Menteri dalam SNP. Penyelenggara satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SPM dan SNP menetapkan prosedur operasional standar (POS) untuk memenuhi Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pe ndidik dan Tenaga Kependidikan, dan Standar Pembiayaan di atas SNP yang dipilih oleh satuan atau program pendidikan yang diselenggarakannya. Pasal 39 Penyelenggara satuan atau program pendidikan formal menyediakan sumberdaya yang diperlukan satuan pendidikan yang diselenggarakannya untuk memenuhi Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Standar Pembiayaan. Bagian Kesepuluh Penjaminan Mutu Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan atau Program Pendidikan Pasal 40 (1) Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan menjadi tanggung jawab satuan atau program pendidikan dan wajib didukung oleh seluruh pemangku kepentingan satuan atau program pendidikan. Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan dipimpin oleh pemimpin satuan atau program pendidikan.

(2)

(3)

(2)

203

Lampiran 24

(3)

(4)

(5) (6)

Komite sekolah/madrasah memberi bantuan sumberdaya, pertimbangan, arahan, dan mengawasi sesuai kewenangannya terhadap penjaminan mutu oleh satuan pendidikan. Penjaminan mutu oleh satuan pendidikan dilaksanakan sesuai prinsip otonomi satuan pendidikan untuk mendorong tumbuhnya budaya kreativitas, inovasi, kemandirian, kewirausahaan, dan akuntabilitas. Penjaminan mutu oleh satuan pendidikan tinggi dilaksanakan sesuai prinsip otonomi keilmuan. Satuan atau program pendidikan menetapkan prosedur operasional standar (POS) penjaminan mutu satuan atau program pendidikan. Pasal 41

Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan ditujukan untuk: a. memenuhi SPM dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak ditetapkannya izin prinsip pendirian/pembukaan dan operasi satuan atau program pendidikan; b. secara bertahap dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau program pendidikan memenuhi SNP; c. secara bertahap satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SPM dan SNP dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan pendidikan memenuhi standar mutu di atas SNP yang dipilihnya. Pasal 42 Semua satuan atau program pendidikan wajib melayani audit kinerja penjaminan mutu yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota sesuai kewenangannya. Pasal 43 Semua satuan atau program pendidikan wajib mengikuti akreditasi yang diselenggarakan oleh BAN-S/M, BAN-PT, atau BAN-PNF sesuai kewenangan masing-masing. Pasal 44 Satuan atau program pendidikan dapat mengikuti sertifikasi mutu pendidikan untuk: a. lembaganya; b. pendidik atau tenaga kependidikannya; dan/atau c. peserta didiknya.

Lampiran 24

204

Pasal 45 (1) Satuan atau program pendidikan mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan dalam jejaring yang menghubungkan: a. penyelenggara satuan pendidikan; b. pemerintah kabupaten atau kota yang bersangkutan; c. pemerintah provinsi yang bersangkutan; d. Departemen Agama, bagi satuan atau program pendidikan agama dan keagamaan; e. kementerian/lembaga lain penyelenggara satuan atau program pendidikan; dan f. Departemen. Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kompatibel dan memiliki interoperabilitas dengan sistem informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dan ayat (4). Pasal 46 Satuan atau program pendidikan berkewajiban mendukung sepenuhnya pemetaan mutu satuan atau program pendidikan yang dilakukan oleh Menteri. BAB IV SANKSI Pasal 47 (1) (2) Pimpinan satuan atau program pendidikan yang melanggar peraturan ini disanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pejabat atau fungsionaris penyelenggara satuan atau program pendidikan yang melanggar peraturan ini disanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 48 Semua peraturan yang terkait dengan penjaminan mutu pendidikan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Menteri ini.

(2)

205

Lampiran 24

Pasal 49 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 September 2009 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional,

Dr. A. Pangerang Moenta, S.H.,M.H.,DFM. NIP. 196108281987031003

Lampiran 24

206

LAMPIRAN 25

PENGURUS APSI
Pengurus Pusat 1. Drs. H. Endang Abutarya, M.Pd. Ketua Umum 2. Drs. H. Daliman Sofyan, M.Pd. Sekretaris Jenderal Alamat Sekretariat: Komp. SMAN 70 Jakarta Jl. Bulungan, Blok C, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Tlp. 021-7252311 Fax. 7252311 Pengurus Provinsi No. 1 Provinsi Aceh Ketua dan Alamat Dra. Hj. Cut Malawati, M.Pd. Dinas Pend. Pemuda dan Olahraga Jl. Tengku Hamzah Bendahara Lhokseumawe NAD Drs. M. Tahzi Dra. Made Mas Suartini, M.Pd. Drs. Asep Komar Hidayat Jl. Siliwangi, Kampung Jaura Rt. 02/02 Rangkas Bitung Timur Rangkas Bitung TLP. 0252-280931 Herman Zawawi, SE, MM.Pd. Jl. Danau 12 No. 29 Rt. 03/01 Panorama, Bengkulu Drs. Subakir Dinas Pend. Kulonprogo Jl. Sutijab Wates (Kantor) Pedukuhan X, Rt. 040/020 Krembang Panjatan Kulonprogo DIY (Rumah) Drs. H.M. Takdir, MM. SMAN 70 Jakarta Jl. Bulungan, Keb. Baru, Jakarta Selatan Yusuf F. PUHI, S.PD. Jl. Pilohayangan No. 269 Kel. Hulawa Rt. 03/01 Telaga Gorontalo 96181 TLP. 0435838386, 085240308730 Drs. Yadi Rochyadi, M.SC. Jl. Silih Asih No. 18 Cipamokocan Rt. 03/04 Rancasari,
207 Lampiran 25

2 3 4

Babel Bali Banten

Bengkulu

DIY

DKI

Gorontalo

Jabar

No.

Provinsi

Ketua dan Alamat Bandung, Jabar TLP. 022-7566594, 0818210871 Drs. Dasril Mansyur, M.Pd. Jl. H. Ibrahim Rt. 22 No. 105 Rawasari, Jambi PO BOX 36125 HP. 08127471271 Drs. Edi Sadono Ketua Apsi Prov.Jawa Tengan D.A. Dinas P Dan K Prov. Jateng Jl. Pemuda 134/ 136 Semarang 50132 TLP. 024-35153301 A.D. Nugrogo, M.Si. Ketua APSI Provinsi Jawa Timur D.A. Dinas Pendidikan, Jatim Ruang Pengawas Sekolah Jl. Genteng Kali 33 Surabaya Fax. 0318292585 Ketua APSI Prov. Kalbar Bapak. Drs. Boyli Rasyidi Dinas Pendidikan Prov. Kalbar Gedung Lama lantai 2 Jl. Sutan Syahrir No. 7 Pontianak Ir Abdus Sani Dinas Pendidikan Kab. Tapin Jl. Brigjen H. Hasan Basri Km 2 Rantau Kalsel Kp. 71111 Hp. 081348146930 Drs. Ibrahim Amir, MM. Komp. Perumahan Guru Sd Jl. A. Wahab Syahrani No. 69 Air Putih Samarinda Ulu Kaltim Tlp. 0541 766508 Drs. Dewalt Amit Jl. Damang Batu No. 14 Palangkaraya Prov. Kalimantan Tengah Dra. Dewi Kumalasari Jl. Peralatan Km. 7 No. 3 Komp. Pemda Depan PU Tanjung Pinang, Kepulauan Riau DRS. SUTJIPTO Griya Sejahtera Blok L No. 11 Gunung Terang Bandar Lampung 35152
208

10

Jambi

11

Jateng

12

Jatim

13

Kalbar

14

Kalsel

15

Katim

16

Kalteng

17

Kepri

18

Lampung

Lampiran 25

No. 19 20 21

Provinsi Maluku Malut NTB

Ketua dan Alamat TLP. 706911, 08127906193 Ir. Ny. A.D. Hehahia, M.Si. Drs. H. Muhadis Said Jl. Parawisata Sandik Batulayar, Lobra Ntb HP. 081339624017 Drs. M.Z. Yusak Bessie

22 23 24 25

NTT Papua Papua Barat Riau

26 27

Sulbar Sulteng

28

Sulsel

29

Sultra

30 31

Sulut Sumbar

32

Sumsel

33

Sumut

Hadimiharja, S.Pd.MP. Bep Dinas Pendidikan Riau Jl. Sultan Syarif Kasim No. 119 Pekanbaru Drs. Abdul Kadir Capatu, M.Pd Bapak Melong Kaseng Jl. Samudra Iii, No. 3 Bumi Bahari, Palu, Sulawesi Tengah H. A.M. Akbar Amri Jl. H. Daeng Tata Komp. Hartaco Indah Blok 2F No. 6 Kel PR Tambung Rt. 002/06 Tamalate Makassar Drs. Maksimum Boonde, M.Pd. Dinas Diknas Kota Kendari Jl. Balai Kota Iii/ 44 Kendari Sulawesi Tenggara Kp. 93117 Drs. A.S.P. Mongan, M.Sc.Ed. Drs. Federda E. d.a.Kasi Kurikulum TK/SD Dinas Pend. Pemuda dan Olahraga Sumatera Barat Komp. BLPT Jl. M. Yunus Lubuk Lintah Padang, Sumatera Barat Ali Idrus Ishak, SH. Jl. Gotong Royong Lr. Teladan No. 1 Rt. 32/ 09 Kelurahan Demang Lebar Daun Palembang Drs. Gunawan Ginting Ketua APSI Prov. Sumut Jl. Bunga Mawar XIII No. 3 Pasar 5 Padang Bulan, Medan
209 Lampiran 25

You might also like