You are on page 1of 53

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (l) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Di era globalisasi sekarang ini banyak sekali teknologi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran di Sekolah. Perpustakaan yang lengkap dengan buku-buku yang terbaru sebagai pusat sumber belajar masih sangat dibutuhkan oleh seluruh warga sekolah dalam proses pembelajaran. Demikian juga pemanfaatan media pembelajaran yang lainnya, yang saat ini sedang digalakkan yaitu berbagai macam media yang sangat cocok dengan kondisi dan situasi saat ini. Media Pembelajaran (Alat Peraga) pada zaman kemajuan saat ini para pendidik dituntut untuk menyesuaikan dan mengembangkan cara-cara penyampaian pelajaran agar dapat efektif dan efisien. Usaha ini dapat ditunjang dengan menggunakan berbagai alat bantu pengajaran, dengan demikian usaha pencapaian tujuan pengajaran diharapkan akan mencapai hasil yang jauh lebih besar dalam waktu yang lebih singkat dan proses kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan, karena pada umumnya peserta didik kurang senang dan cepat merasa bosan terhadap pelajaran. Hal tersebut di atas didukung juga dengan pendapat E.T. Ruseffendi yang menyatakan bahwa anak-anak akan lebih besar minatnya dalam belajar, bila pelajaran itu disampaikan dengan baik dan menarik, dengan menggunakan bantuan alat peraga maka peserta didik akan tertarik belajar. Keuntungan jika kita mengajar menggunakan alat peraga atau media pendidikan antara lain :

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 1

a. Mempermudah dalam menyampaikan dan menerima pelajaran atau informasi sehingga dapat menghindari salah pengertian. b. Dapat menyampaikan pengertian atau informasi secara kongkrit. c. Pengertian yang diterima melalui alat peraga akan dapat lebih lama diingat. Dengan demikian media pendidikan dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, melalui alat perga atau media pendidikan, para peserta didik akan memperoleh pengalaman lebih luas dan lebih kaya, serta memperoleh motivasi belajar seihingga proses pengajaran akan berlangsung lebih efektif (E.T. Ruseffendi, 1979:383). Alat Bantu yang digunakan dalam

menyampaikan pelajaran hendaknya disesuaikan dengan bahan pelajaran, cukup yang sederhana, murah, mudah didapat atau mudah dibuat oleh peserta didik atau pendidik. Menurut Oemar Hamalik, ciri-ciri umum media pendidikan antara lain: 1. Merupakan suatu benda yang dapat dilihat, diraba, didengar dan diamati melalui panca indera kita. 2. Tekanan yang utama benda tersebut dapat dilihat dan didengar. 3. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan peserta didik. 4. Media pendidikan adalah semacam alat bantu dalam proses belajar mengajar baik di dalam baupun di luar kelas. 5. Media pendidikan merupakan suatu perantara (medium, media) yang digunakan dalam rangka pendidikan. 6. Media pendidikan merupakan alat bantu atau teknik yang erat hubungannya dengan metode mengajar.

Setiap guru hendaknya memiliki pengetahuan serta pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, pengetahuan itu meliputi antara lain: a. Media sebagai alat komunikasi, tujuannya untuk lebih mengefektitkan proses belajar mengajar. b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. c. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan. d. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran. e. Cara memilih dan menggunkan media pendidikan. f. Berbagai jenis media pendidikan. Menurut Oemar Hamalik (1986:23) , media pendidikan adalah suatu alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektipkan komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam rangka proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Berdasarkan pendapat tersebut, maka perlu adanya usaha untuk lebih memudahakan pengertian dalam berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan alat bantu komunikasi, mengingat komunikasi sangat penting dalam

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 2

proses pembelajaran yang tujuannya untuk menyampaikan suatu pikiran atau pesan dari dari guru kepada peserta didiknya atau dari narasumber kepada ausiennya. Dalam setiap proses pembelajaran masih sedikit guru yang merancang atau mendesain media pembelajaran pada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sehingga penggunaan media pembelajaran masih terkesan seadanya. Dengan keadaan seperti itu sudah barang tentu membawa dampak terhadap tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajarannya. Kondisi saat ini, masih banyak guru yang menggunakan media pembelajaran sederhana yang kurang menarik minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga mengakibatkan prestasi belajar rendah. Banyak guru yang hanya mengandalkan buku paket sebagai media pembelajarannya. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, penggunaan media pembelajaran sangat diharapkan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Seberapa besar terdapat pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar? 2. Seberapa perbedaan prestasi belajar antara yang menggunakan media pembelajaran dengan yang tidak menggunakan alat peraga. Alat peraga yang digunakan di SMKN 1 Sumedang, SMPN 1 Cimanggung dan SMPN 1 Pamulihan yaitu alat peraga tiga dimensi sedangkan di SMPN 1 Tanjungsari alat peraganya power point, sehingga kami meneliti secara keseluruhan media yang digunakan masing-masing sekolah.

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar peserta didik pada SMPN 1 Cimanggung, SMPN 1 Pamulihan, SMPN 1 Tanjungsari dan SMKN 1 Sumedang. 1.4 Definisi Operasional

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 3

a. Media pembelajaran (X) adalah perantara sampainya pesan belajar (message learning) dari sumber pesan (message resource) kepada penerima pesan (message recieve) sehingga terjadi interaksi belajar. b. Prestasi belajar (Y) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lajimya ditunjukan dengan nilai test atau nilai angka yang diberikan oleh guru dengan dibandingkan pada kriteria ketuntasan belajar. 1.5 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah metode deskriftif, dan teknik pengumpulan data dengan cara observasi tentang proses pembelajaran dan tes unjuk kerja untuk mendapatkan data apabila menggunakan media serta tidak menggunakan media. 1.6 Landasan Teori 1.6.1 Pengertian Media Media berasal dari kata medium yang artinya perantara atau pengantar. Dengan demikian media pembelajaran dapat diartikan menurut Endang (2010:61) sebagai perantara sampainya pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan sehingga terjadi interaksi belajar mengajar. Sumber pesan disebut komunikator atau guru sedangkan penerima pesan disebut komunikan atau peserta didik. Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi, daya pikir dan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas atau dipertahankan perhatian peserta didik terhadap materi yang sedang dibahas (Munir, 2008:138). 1.6.2 KEGUNAAN MEDIA Keterserapan informasi dalam proses pendidikan menurut Ruth Laufter (1979) dalam Endang (2010 :62) adalah sebagai berikut: 20 % mendengar saja, 50 % mendengar dan melihat, 70 % mendengar, melihat dan mendiskusikan, 90 % mendengar, melihat, mendiskusikan dan melakukan. Untuk itu sangatlah tepat kalau para pendidik dalam menyampaikan pelajaran menggunakan alat bantu pengajaran yang bisa disebut alat peraga atau media pendidikan. Beberapa alasan guru harus menggunakan media pembelajaran dengan tepat adalah sebagai berikut: 1. Guru bermaksud mendemontrasikan. Media yang digunakan dapat menggunakan gambar, film/video yang menggambarkan suatu demontrasi.

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 4

2. Guru merasa akrab dengan media tersebut. Media yang digunakan harus benar-benar mampu mengoperasikannya. Apabila kurang menguasai penggunaan media tersebut dan diperkirakan akan terjadi masalah, dapat meminta bantuan orang lain yang kompeten untuk mengoperasikannya pada saat media tersebut digunakan. 3. Guru ingin memberikan gambaran atau penjelasan yang lebih kongkret. Selama belajar untuk mendapatkan sebuah konsep, maka peserta didik harus mengkaitkan hal-hal yang dipelajari baik konkrit maupun abstrak. Agar konsep abstrak dapat dipahami secara konkrit, maka media dapat membantunya. 4. Guru merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang biasa dilakukan. Media dapat berbuat lebih banyak dari pada guru. Sebagai contoh dengan melihat tayangan video tentang pelayanan proses check in di hotel, peserta didik dapat melihat apa yang dilakukan tamu dan petugas hotel, mendengarkan percakapan antara tamu dan front office, semua jelas bila dibandingkan guru menjelaskan dengan kata-kata sendiri. 5. Guru ingin menyederhanakan konsep. Dengan media guru tidak harus membawa benda sebenarnya keruang belajar untuk memahami sebuah konsep, tapi cukup membawa maketnya saja apabila benda tersebut susah untuk dibawa tetapi apabila benda tersebut kecil dan tersedia maka lebih baik menggunakan alat yang sebenarnya. Menurut Munir (2008:138) ada beberapa kelebihan media pembelajaran yang dapat memberikan dukungan terhadap keberhasilan pembelajaran, yaitu: 1. Dapat memberikan pemahaman yang dalam terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas, karena dapat menjelaskan konsep yang sulit menjadi lebih mudah atau sederhana. 2. Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak menjadi konkrit. 3. Dapat membantu peserta didik memahami, mudah mengingat dan mengungkapkan kembali karena media yang digunakan dapat membantu guru menyajikan informasi secara lebih mudah dan cepat serta jelas. 4. Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktivitas dan kreativitas belajar peserta didik, serta dapat menghibur peserta didik. 5. Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan memberikan kesan yang mendalam dalam pikiran peserta didik. 6. Materi pembelajaran yang sudah dipelajari dapat diulang kembali, misalnya menggunakan rekaman video, campact disct, tape recorder atau televisi. 7. Dapat membentuk persamaan pendapat dan pesrsepsi yang benar terhadap suatu objek karena disampaikan tidak hanya secara verbal namun dalam bentuk nyata menggunakan media pembelajaran.

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 5

8. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya sehingga memberikan pengalaman nyata dan langsung. 9. Membentuk sikap peserta didik (aspek afektif) meningkatkan keterampilan (psikomotor) 10. Peserta didik belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhannya, minat, dan bakat, baik secara individual maupun kelompok. 11. Menghemat waktu tenaga dan biaya.

Ada 6 pokok fungsi media dalam proses pembelajaran menurut Endang (2010:65) adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih efektif. 2. Penggunaan media merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi pembelajaran, maka media merupakan salah satu unsur yang perlu dipertimbangkan. 3. Media dalam penggunaan integral dengan tujuan dan isi pembelajaran, maka penggunaan media harus mengacu pada tujuan. 4. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, yang digunakan untuk sekedar melengkapi proses belajar agar lebih menarik perhatian peserta didik. 5. Penggunaan media dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu peserta didik menangkap pengertian. 6. Penggunaan media dalam pembelajaran diutmakan untuk mempertinggi mutu pembelajaran.

1.6.3

Penggunaan Media Pembelajaran Penggunaan media pembelajaran apabila tidak tepat dalam pemilihan maka tidak akan

berdampak posistif terhadap prestasi belajar peserta didik, sehingga media belajar merupakan alat bantu mengajar. Kesalahan dalam pengambilan media malah akan menimbulkan daya kreativitas peserta didik sehingga guru dituntut untuk memahami tentang penggunaan media yang cocok dengan materi pelajarannya. Pada tingkat sekolah menengah kejuruan apabila untuk belajar pengukuran menggunakan mistar yang terbuat dari plastik maka kecenderungan hasilnya tidak akan akurat karena alat ukur akan bersentuhan dengan benda kerja yang terbuat dari logam. Meskipun penggunaan media belajar digunakan tetapi pada kenyataannya masih saja ada peserta didik yang belum memenuhi kriteria tuntas belajar karena nilainya masih dibawah KKM, Makalah Analisis paradigmatik Hal 6

hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Sumedang, SMP Negeri 1 Cimanggung, SMP Negeri 1 pamulihan dan SMP Negeri 1 Tanjungsari ketidak tuntasan apabila tidak menggunakan media pembelajaran sebasar 39,04 % tetapi apabila menggunakan media angka ketidak tuntasannya menurun menjadi 10,56%, hal ini mungkin diakibatkan peserat didik kurang motivasi untuk belajar, guru saat menjelaskan materi tidak dapat dimengerti, peserta didik tidak konsentrasi dalam belajar. Dengan demikian diperlukan penelitian lebih lanjut dan lebih komprehensif maka kebingunan tentang jawaban diatas dapat terjawab berdasarkan hasil penelitian.

1.6.4

Rendahnya Prestasi Belajar Dalam proses belajar mengajar apabila seorang guru hanya menggunakan media ceramah

maka akan terjadi kesulitan peserta didik sehingga dengan sendirinya prestasi belajar akan menurun karena motivasi belajar ikut menurun pula, pada umumnya peserta didkik kurang senang dan cepat merasa bosan pada pelajaran apalagi materi yang disampaikan tidak menarik, maka dengan demikian perlu alat peraga agar peserta didik tertarik belajar. Dalam proses belajar pada mata pelajaran pengukuran apabila menggunakan media untuk menentukan cukup menggunakan gambar saja, maka pada saat peserta didik mempraktekaannya di workshop terjadi kesalahan-kesalahan, sehingga pada saat proses pembelajaran langsung menggunakan jangka sorong yang merupakan media alat ukur yang sesungguhnya. Salah satu kelemahan guru pada saat akan mengajar tidak mempersiapkan alat bantu mengajar atau media sehingga yang dilakukan dalam proses pembelajaran hanyalah ceramah-dan ceramah saja, dampaknya peserta didik tetap saja hasilnya tidak memenuhi kriteria ketuntasan belajar hal ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Sumedang, SMP Negeri 1 Cimanggung, SMP Negeri 1 Pamulihan, dan SMP Negeri 1 Tanjungsari apabila tidak menggunakan media pembelajaran tingkat kelulusannya relatif kecil hanya mencapai 60,96 dan yang tidak lulusnya 39,04%.

1.6.4 Faktor-faktor yang menyebabkan prestasi belajar rendah Peserta didik kesulitan menyimak materi pelajaran karena guru ketika mengajar: 1. Guru tidak menggunakan RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak terarah. 2. Guru tidak mempersiapkan alat bantu mengajar. Kenyataannya guru tidak membawa alat bantu mengajar sehingga yang dilakukan hanyalah ceramah dan ceramah saja.

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 7

3.

Guru kurang memperhatikan kemampuan awal peserta didik. Guru tidak memahami kemampuan awal peserta didik dan kesulitan yang dihadapi peserta didik. Sehingga peserta didik kesulitan melanjutkan pada materi berikutnya. Hal ini bisa dideteksi melalui perilaku peserta didik. Peserta didik yang tidak dapat mengikuti materi yang sedang dibahas oleh guru cenderung berperilaku "menyimpang" seperti: melamun, menulis atau menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, berbicara sendiri atau kegiatan-kegiatan lain yang tidak terkait dengan isi pembelajaran.

4. Penggunaan papan tulis yang kurang tepat. Kecenderungan adalah penggunaan papan tulis yang kacau. Peserta didik tidak tahu apa sebenarnya yang dibahas, dan untuk apa hal itu dibahas. Guru terlalu sibuk menulis dan membuat ilustrasi di papan tulis yang kadang-kadang sulit ditangkap peserta didik dan tidak disimpulkan. 5. Tidak melaksanakan evaluasi. Dengan alasan kekurangan waktu seringkali guru tidak

melaksanakan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Sehinggai pada setiap akhir kegiatan /bahasan tidak bisa mendeteksi peserta didik mana yang masih kesulitan dan pada bagian apa peserta didik merasa sulit. Hal ini akan sangat berguna bagi guru dalam membantu peserta didik. 6. Berdasarkan perkembangan teknologi banyak guru yang ketinggalan dalam teknologi

informasi sedangkan peserta didik sudah terlebih mengetahui terutama yang berhubungan dengan media pembelajaran.

1.6.5

Upaya Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi

dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media adalah bagian integral dari proses belajar mengajar. Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan apaapa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang efisien). Dengan kata lain, bahwa posisi guru sebagai fasilitator dan media memiliki posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pebelajar. Untuk mengantisipasi tantangan dunia pendidikan yang semakin berat, maka profesionalime guru harus dikembangkan. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam pengembangan profesionalitas guru menurut Balitbang Diknas antara lain adalah:

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 8

1.

Perlunya revitalisasi pelatihan guru yang secara khusus dititikberatkan untuk memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dan bukan untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata;

2.

Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan guru untuk memaksimalkan pelaksanaannya;

3.

Perlunya adanya pelatihan guru tentang media pembelajaran dibidang teknologi informasi

4.

Perlunya upaya-upaya alternatif yang mampu meningkatkan kesempatan dan kemampuan para guru dalam penguasaan materi pelajaran;

5.

Perlunya tolok ukur (benchmark) kemampuan profesional sebagai acuan pelaksanaan pembinaan dan peningkatan mutu guru;

1.6.6

Media Pembelajaran E-Learning Dalam proses pembelajaran yang tradisional ada keterbatasan karena berbasis tatap

muka yang dibatasi oleh ruang dan waktu; maka e-learning hadir untuk mengantisipasinya. Dengan pembelajaran yang tidak dibatasi ruang dan waktu sehingga hubungan sehingga hubungan antara peserta didik dan pengajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Dalam proses pelaksanaannya , e-learning menggunakan jasa audio video, perangkat komputer, atau kombinasi dari ketiganya. E-learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan). Ini berarti dengan e-learning memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi berupa komputer dan jaringan internet atau intranet. Dengan e-learning belajar bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, melalui jalur mana saja dengan kecepatan akses apapun. Proses belajar akan lebih efektif. A. Kelebihan E-Learning 1. Tersedianya fasilitas moderating dimana guru dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi dilakukan tanpa dibatasi jarak, tempat dan waktu. 2. Guru dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet sehingga keduanya bisa saling menilai seberapa jauh bahan ajar dipelajri. 3. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersebut telah tersimpan di komputer. 4. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan ajar yang dipelajarinya dapat mengakses di internet secara mudah. Makalah Analisis paradigmatik Hal 9

5.

Baik guru maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

6. 7.

Berubahnya peran peserta didik yang terbiasanya pasif menjadi aktif. Relatif lebih efisien

B.

Kekurangan E-Learning 1. Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik atau bahkan antara peserta didik sendiri. 2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis atau komersil. 3. 4. Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. Berubahnya peran guru yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, sehingga dituntut pembelajaran menggunakan IT. 5. 6. 7. 8. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi tinggi cenderung akan gagal. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan tentang internet. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

Untuk mengetahui pengaruh antara media pembelajaran terhadap prestasi belajar peserta didik pada SMP Negeri 1 Cimanggung, SMP Negeri 1 Pamulihan, SMP Negeri 1 Tanjungsari dan SMK Negeri 1 Sumedang, dilakukan dengan penelitian metode inkuiri dan dianalisis dengan metode analisis paradigmatik.

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 10

BAB II PENYELESAIAN MASALAH Untuk mengetahui pengaruh antara media pembelajaran terhadap prestasi belajar peserta didik pada SMP Negeri 1 Cimanggung, SMP Negeri 1 Pamulihan, SMP Negeri 1 Tanjungsari dan SMK Negeri 1 Sumedang, dilakukan dengan penelitian metode inkuiri dan dianalisis dengan metode analisis paradigmatik. 2.1 Langkah-langkah guru yang dilakukan dalam proses penelitian Secara umum kegiatan yang dilakukan untuk penelitian pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi peserta didik adalah sebagai berikut: Siklus 1 1. Guru melakukan pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Setelah proses pembelajaran selesai kemudian melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. 3. Menganalisis data hasil tes yang tidak menggunakan media pembelajaran. 4. Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran. 5. Menutup pembelajaran Siklus 2 1. Guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Setelah proses pembelajaran selesai kemudian melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. 3. Menganalisis data hasil tes yang dengan menggunakan media pembelajaran. 4. Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran. 5. Menutup pembelajaran Setelah kedua siklus tersebut dilakukan kemudian mengalisis data keseluruhan dengan menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik antara yang menggunakan media pembelajaran dengan yang tidak menggunakan media pembelajaran, kemudian membandingkan dari kedua data tersebut maka didapatkan perbandingan persentase dari kedua siklus tersebut.

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 11

2.1.1

Langkah-Langkah Penelitian di SMK Negeri 1 Sumedang A. Identitas Sekolah Nama Sekolah Jumlah siswa Seluruhnya Jumlah Jurusan Jurusan yang diteliti Jumlah siswa jurusan mesin Kelas yang diteliti Jumlah siswa : SMK Negeri 1 Sumedang : 1. 539 siswa : 6 Jurusan : Teknik Pemesinan : 288 Siswa : X M1 dan M2 : kelas X M1 = 35 Siswa Kelas X M2 = 36 Siswa Jenis Kelamin Rata usia anak Pelajaran Peneliti : L = 71, P = 0 : 15 Tahun : Pengukuran Presisi : Oo Suherman, S.Pd

B.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

Nama Sekolah Bidang Studi keahlian Program Studi Keahlian Kompetensi Keahlian Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

: : : : : : : : : : :

SMKN 1 SUMEDANG Teknologi dan Rekayasa Teknik Mesin Teknik Pemesinan Pemesinan Dasar XI/4 9 4 x 45 Menit Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi Menjelaskan cara menggunakan alat ukur mekanik presisi Cara menggunakan Alat ukur mekanik presisi jangka sorong dijelaskan sesuai spesifikasi pabrik dan pengukuran yang benar dan tepat dapat dilakukan. 7,0

KKM I.

Tujuan Pembelajaran : 1. Setelah melakukan kegiatan proses belajarssiswa memiliki kompetensi menggunakan alat ukur. 2. Setelah melakukan melakukan pengukuran siswa dapat menghitung hasil pengukuran 3. Setelah melakukan perhitungan siswa dapat menerapkan pada pengukuran benda kerja yang sebenarnya. II. Materi Ajar : Jangka Sorong Hal 12

Makalah Analisis paradigmatik

Jangka sorong adalah alat ukur yang sering digunakan di bengkel mesin. Jangka sorong berfungsi sebagai alat ukur yang biasa dipakai operator mesin, yang dapat mengukur panjang sampai dengan 200 mm, ketelitian 0,05 mm. Jangka sorong dapat mengukur panjang dengan rahangnya, kedalaman dengan ekornya, dan lebar celah dengan sensor bagian atas. Jangka sorong tersebut memiliki skala ukur (vernier scale) dengan cara pembacaan tertentu. Ada juga jangka sorong yang dilengkapi jam ukur atau dilengkapi penunjuk ukuran digital. Pengukuran menggunakan jangka sorong dilakukan dengan cara menyentuhkan sensor ukur pada benda kerja yang akan diukur. Pembacaan hasil pengukuran jangka sorong yang menggunakan jam ukur dilakukan dengan cara membaca skala utama ditambah jarak yang ditunjukkan oleh jam ukur. Untuk jangka sorong dengan penunjuk pembacaan digital, hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada monitor digitalnya. Jangka sorong yang menggunakan skala nonius, cara pembacaan ukurannya secara singkat sebagai berikut. Baca angka mm pada skala utama menunjukkan angka 9 mm. Baca angka kelebihan ukuran dengan cara mencari garis skala utama yang segaris lurus dengan skala nonius menunjukkan angka 0,15. Sehingga ukuran yang dimaksud sebesar 9,15.

Dampak yang diakibatkan bila kesalahan menentukan ukuran suatu benda akan mengakibatkan bahaya besar bahkan sampai kematian kepada pengguna. Contoh bila salah mengukur pada saat membuat poros mobil yang digunakan sebagai tempat dudukan roda, dampaknya apabila ukuran terlalu besar maka bantalan roda tidak akan masuk tetapi bila terlalu kecil maka bantalan roda akan longgar, hal ini akan berdampak pada kecelakaan bahkan mengakibatkan nyawa manusia akan melayang sebab bila kendaraan tersebut akan mengakibatkan roda menjadi longgar dan lama kelamaan roda akan copot sehingga kendaraan akan terguling. Makalah Analisis paradigmatik Hal 13

III. Pendekatan dan Metoda Pembelajaran : Pendekatan : SCA (student centered approach) Metode :

1. Ekspositori 2. Mempelajari Modul/buku 3. Tanya Jawab 4. Demontrasi 5. Pemberian Tugas IV. Langkah-langkah Pembelajaran: Kegiatan Pembelajaran : Pertemuan ke-6 A. Kegiatan Pendahuluan : 10 Menit 1. 2. 3. 4. Guru memasuki kelas dan mengucapkan salam Bersama-sama dengan siswa membaca doa Guru mengabsen siswa Guru mengecek kesiapan siswa dengan merapihkan posisi duduk siswa dan meminta siswa memperhatikan kebersihan didalam ruangan 5. Guru memberikan ilustrasi tentang materi yang akan disampaikan.

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 14

B.

Kegiatan Inti : 160 menit 1. Eksplorasi Guru menunjukan cara membaca alat ukur mekanik presisi dan menjelaskan mengenai : 1) Jenis-jenis alat ukur mekanik presisi 2) Tingkat ketelitian alat ukur mekanik presisi 3) Cara kerja alat ukur mekanik presisi 4) Jangka sorong, Guru dan siswa berinteraksi tanya jawab mengenai mengukur dengan alat ukur mekanik presisi 2. Elaborasi Siswa mengerjakan soal menghitung hasil pengukuran jangka sorong Guru memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan penilaian dan masukan hasil pekerjaan siswa. Siswa melaksanakan pengukuran di workshop sesuai dengan benda kerja yang diberikan oleh guru 3. Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan mengenai materi dan kegiatan pembelajaran

C.

Kegiatan Penutup : 10 menit 1. Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2. Guru bersama-sama siswa merapihkan kembali ruangan dan peralatan didalam kelas/ bengkel 3. Berdoa bersama-sama mengakhiri pelajaran

V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar 1. Alat/Media Jangka sorong) 2. Bahan Benda kerja 3. Sumber Belajar Buku pemesinan VI. Penilaian : Test unjuk kerja

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 15

C.

Langkah-Langkah Pembelajaran/Penelitian 1. 2. 3. 4. Guru memasuki kelas dan mengucapkan salam Bersama-sama dengan siswa membaca doa Guru mengabsen siswa Guru mengecek kesiapan siswa dengan merapihkan posisi duduk siswa dan meminta siswa memperhatikan kebersihan didalam ruangan 5. 6. 7. 8. 9. Guru memberikan ilustrasi tentang materi yang akan disampaikan Guru menjelaskan macam-macam alat ukur Guru menjelaskan fungsi alat ukur Guru menunjukan cara membaca alat ukur mekanik presisi Guru menjelaskan mengenai tingkat kepresisian dengan ketelitian 0,05- 0,02 dan 0,01 bahkan yang ketelitian o,001 mm. 10. Guru menjelaskan apabila kesalahan dalam mekakukan pengukuran yang merupakan bagian dari qualiti kontrol terhadap hasil kerja dengan menggunakan mesin. 11. Siswa melakukan proses pengukuran satu persatu dan menghitung hasil pengukuran didepan guru 12. Siswa diberikan benda kerja untuk melakukan pengukuran sesuai dengan spesifikasi. 13. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang sistem pengukuran jangka sorong 14. Siswa dites dengan tes unjuk kerja di ruang workshop supaya mengukur pada benda kerja yang sebenarnya.

D. Hasil Penelitian 1. Tidak Menggunakan Media

DATA HASIL PENILAIAN DENGAN TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PEMESINAN DASAR KELAS : X M1 NILAI KD KD 1 2 TUNTAS/ BELUM TUNTAS L BT BT L L TUNTAS 68,57% Hal 16

NO 1 2 3 4 5

NAMA ADI ROHMAN ADI RUKMAN AHMAD HADI ANDI HERMANSAH ANGGA BAEDILLAH

KKM

KD3 70 60

PERSENTASE L = 24 BL=11

70

60 70 80

Makalah Analisis paradigmatik

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

ARIEL PRIATNA ASEP KURNIA DADAN RIDWAN DEDE DANI ROHAENDI DEDE HERMAN SOMANTRI DEDEN HIDAYAT DEDEN MULYANA DICKY HALIM DICKY MAULANA FIKI TRISTIYANTO H JAMALUDIN NUR ROHMAN KUSWANDA LINGGA PRILINGGANI MOCHAMAD DAUD SUKMANA MUHAMAD DEARY NURSAAD OKI PERMANA OPIK TAUPIK RAFI FAUZI AHMAD RANGGA DARUL ANSHOR RD. MUHTARA SANDI ERMAWAN TAUPIK ANGGA SAPUTRA TEDI HERMAWAN WAWAN JUANDA WIYANGYAN OKA S YOHANES EKA S G L YAYANG CASMA WIJAYA YEDIH HERMAYADIH YUSRI TAUFIK Keterangan : KD 1 pengukuran pembanding : KD 2 memelihara alat ukur : KD 3 alat ukur mekanik presisi jangka sorong

70 65 80 80 70 70 65 65 70 70 70 60 60 70 80 80 65 70 80 80 70 70 60 65 65 70 70 70 70 70

L BT L L L L BT BT L L L BT BT L L L BT L L L L L BT BT BT L L L L L

BELUM TUNTAS 31,43%

Sumedang, oktober 2011 Peneliti

Oo Suherman, S.Pd

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 17

2. Menggunakan Media DATA HASIL PENILAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PEMESINAN DASAR KELAS : X M2 NILAI KD KD 1 2 LULUS/ BELUM LULUS T T T BT T T T T BT T T T BT T T T T T T T T T T T T T T T T Hal 18 TUNTAS 80,00% BELUM TUNTAS 20,00%

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

NAMA ADI MULYANA ANGGA SAPUTRA ASEP IMAN KUSUMAH ASEP SUDIMAN ASEP YUSUF SUGIARTO ATEP MIFTAHUL HUDA BILLY SUGIARTO ANGGARA CEPI SAEFUL IMAM DENI ROHANI DIAR RIZNAL KUSDIANA DICKI ISWANDI SAPUTRA FEBRI DWI HIMAWAN HUSEN SUHENDAR JANG ANDI WITRESNA LUKMANUL HAKIM MOHAMAD HAMDAN ROSID MUHAMAD TOHA NANDANG SUANDI NANDANG WIGUNA NENDI HARTANTO RAHMAT HIDAYAT RIDWAN NAWAWI RIFAN ARISTA FAUZI RIKI SETIANA RIPAL BUDIMAN RISWANDI RIZAL AWALUDIN RIZKI PERMADI ROHENDI

KKM

KD3 83 85 80 65 75 70 75 80 65 80 80 70 60 80 70 80 80 70 80 80 70 70 70 80 85 85 70 70 80

PERSENTASE L = 28 BL = 7

70

Makalah Analisis paradigmatik

30 31 32 33 34 35

RONI SATIA NUGRAHA SEPTIANA HERNAWAN SYARIF RIKY HIDAYAT TAUFIK HIDAYAT WAWAN HERMAWAN YANDI ARDIYANA Keterangan : KD 1 pengukuran pembanding : KD 2 memelihara alat ukur : KD 3 alat ukur mekanik presisi jangka sorong

70 80 60 80 80 80

T T BT T T T Sumedang, oktober 2011 Penagajar

Oo Suherman, S.Pd Dari data bagian A yang merupakan data hasil tes dengan tidak menggunakan media pembelajaran yaitu alat ukur jangka sorong maka terdapat siswa yang dinyatakan tuntas dalam mengikuti pembelajaran sebasar 68,57% sedangkan yang tidak tuntas sebesar 31,43% maka bagi yang dinyatakan belum harus mengikuti remedial teaching dan remedial test. Dari data bagian B yang merupakan hasil tes yang menggunakan media pembelajaran yaitu menggunakan jangka sorong terdapat siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 80,00% dan yang dinyatakan belum tuntas sebanyak 20,00%, bagi yang dinyatakan belum tuntas dapat mengikuti remedial teaching atau remedial test. 2.1.2 Langkah-Langkah Penelitian/Observasi di SMK Negeri 1 Sumedang A. Identitas Sekolah Nama Sekolah Jumlah siswa Seluruhnya Jumlah Jurusan Jurusan yang diteliti Jumlah siswa jurusan mesin Kelas yang diteliti Jumlah siswa : SMK Negeri 1 Sumedang : 1. 539 siswa : 6 Jurusan : Teknik Pemesinan : 288 Siswa : X M1 dan M2 : kelas X M1 = 35 Siswa Kelas X M2 = 36 Siswa Jenis Kelamin Rata Usia anak Pelajaran Observer Yang di Observasi : L = 71, P = 0 : 15 Tahun : Pengukuran Presisi : Elis Suprihatin Herliani, S.Pd : Oo Suherman, S.Pd

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 19

B. Hasil Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan selama dua hari yang pertama dengan tidak menggunakan media pembelajaran dan yang kedua menggunakan media pembelajaran yang meliputi : 1. Mengamati kegiatan guru ketika sedang mengajar antara menggunakan media dengan tidak menggunakan media sehingga terdapat dua siklus (siklus pertama tidak menggunakan media dan siklus dua menggunakan media) 2. Mengamati kegiatan peserta didik pada saat pembelajaran dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan penutup. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer selama kegaiatan belajar mengajar berlangsung antara lain: 1. Tidak Menggunakan Media Pembelajaran a. Pada saat pembelajaran bila tidak menggunakan media pembelajaran komunikasi hanya terjadi dua arah saja yaitu antara guru dan peserta didik. b. c. d. e. Peserta didik kurang konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Interaksi kurang kurang oftimal. Peserta didik ketika diberikan contoh penggunaan alat ukur kurang antusias. Peserta didik diberikan tes dengan menggunakan tes unjuk kerja diruang praktek peserta didik seperti kebingunan apa yang harus dilakukan meskipun prosedurnya sudah disampaikan oleh guru. f. Nilai yang didapat ketika dikasih tes ternyata hasilnya masih banyak yang nilainya itu dibawak kriteria ketuntasan minimal, sekitar 68,57 % yang dinyatakan tuntas sedangkan yang belum tuntasnya 31,43%, sehingga bagi yang belum tuntas harus dilakukan remedial teaching hal ini akan menambah waktu pembelajaran dan muncul keengganan peserta didik untuk melakukan remedial teaching karean kurangnya motivasi peserta didik. 2. Menggunakan media pembelajaran a. Peserta didik lebih antusias dan termotivasi dalam proses pembelajaran. b. Terjadi interaksi yang lebih baik antara guru dan peserta didik. c. Komunikasi pada saat pembelajaran terjadi tiga arah yaitu antara guru dengan peserta didik, peserat didik dengan peserta didik yang lainnya. d. Suasana belajar lebih baik dibanding dengan yang tidak menggunakan media. e. Peserta didik ketika diberikan contoh penggunaan alat ukur lebih antusias karena media yang digunakan merupakan media yang tepat yaitu media tiga dimensi yang bentuknya sama dengan yang sebenarnya hanya dimensinya lebih kecil. Makalah Analisis paradigmatik Hal 20

f.

Nilai yang didapatkan berdasarkan hasil evaluasi dengan menggunakan tes unjuk kerja yang dinyatakan tuntas 80,00%, sedangkan yang belum tuntas 20,00%.

Kesimpulannya: Terdapat hubungan yang cukup signifikan antara media pembelajaran yang digunakan guru ketika sedang mengajar dengan prestasi yang diraih oleh peserta didik.

2.1.3

Langkah Penelitian di SMP Negeri 1 Cimanggung. A. Identitas Sekolah Nama Sekolah Jumlah siswa Seluruhnya Kelas yang diteliti Jumlah siswa Jenis Kelamin Rata Usia anak Pelajaran Peneliti : SMP Negeri 1 Cimanggung : 840 siswa : IX D : 42 Siswa : L = 17, P = 25 : 14 Tahun : IPA -BIOLOGI : Dra. Irna Karlina Yuniar

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Sekolah Kelas/Semester Konsep Alokasi Waktu A. Standar Kompetensi Memahami berbagai sistem dalam kehidupan B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. C. Indikator 1. Mendefinisikan pengertian sistem koordinasi 2. Membagankan sistem koordinasi Makalah Analisis paradigmatik Hal 21 : IPA Biologi : SMP Negeri 1 Cimanggung : IX / Ganjil : Sistem koordinasi : 2 x 40

3. Menentukan bagian-bagian sel syaraf berdasarkan fungsinya 4. Menentukan macam-macam sel syaraf berdasarkan fungsinya D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah melakukan kegiatan menebak benda siswa dapat mendefinisikan pengertian sistem koordinasi serta membagankannya dengan benar. 2. Setelah mengamati gambar sel syaraf siswa dapat menentukan bagian-bagian sel syaraf berdasarkan fungsinya dengan tepat. 3. Setelah melakukan estafet kata siswa dapat menentukan macam-macam sel syaraf berdasarkan fungsinya dengan benar. E. Materi Pelajaran Sistem koordinasi adalah proses pengaturan kerja organ-organ tubuh agar bekerja serasi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sistem Koordinasi

System Syaraf

Alat Indera

Sistem Hormon

tersusun oleh terdiri atas Sel-sel Syaraf

Syaraf Pusat terdiri atas meliputi

Syaraf Tepi

Otak

Sumsum tlng belakang

Syaraf sadar (somatis)

Syaraf tak sadar (otonom) Hal 22

Makalah Analisis paradigmatik

Gambar sel syaraf

Dendrit Dendrit Badan sel Akson

Badan sel

akson

: menerima rangsangan dari luar dan meneruskan ke badan sel. : mengolah rangsangan dari dendrit dan meneruskan ke akson : menerima rangsangan dari badan sel untuk dilanjutkan ke sel syaraf yang lain.

Macam-macam sel syaraf 1. Sel syaraf sensorik 2. Sel syaraf motorik 3. Sel syaraf penghubung F. Metode Pembelajaran Model Metode : Kooperatif : Diskusi, dan tanya jawab

Tipe : Tebak benda,estapet kata G. Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran 1. Kegiatan awal Apersepsi Pembelajaran dimulai dengan meminta 2 orang siswa ke depan, kemudian kedua siswa tersebut matanya ditutup, pada kedua siswa tersebut disemprotkan minyak wangi dan di pegangkan ular -ularan, lalu guru mengajukan pertanyaan pada kedua siswa tersebut; Bau apa yang kamu rasakan barusan ? Apa nama benda yang kamu pegang tersebut ?

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 23

Kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang lain ; Mengapa walaupun tak terlihat, kedua teman kalian dapat menebak benda tersebut ? organ apa yang bekerja ketika temanmu dapat menebak benda tersebut ? Menggali pengetahuan awal siswa Pada saat kalian merasakan lapar dan melihat ada makanan, apa yang akan kalian lakukan? sudah tentu kalian akan menuju ke arah makanan tersebut, mengambilnya kemudian memakannya untuk menghilangkan lapar. Nah organ apa saja yang bekerja pada kegiatan tersebut ? Dari kegiatan di atas Guru meminta siswa untuk membuat bagan sistem koordinasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan inti 1. Siswa duduk di kelompok masing-masing (setiap kelompok terdiri enam orang) 2. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang ada pada LKS 3. Guru membagikan alat dan bahan sesuai dengan yang terdapat pada LKS , guru meminta siswa dalam setiap kelompok untuk duduk berpasangan, masing-masing salah satu dari pasangan tersebut ditutup matanya, kemudian temannya yang lain memegangkan bendabenda satu persatu ke tangannya, dan siswa yang ditutup matanya itu disuruh menebak benda tersebut, kemudian hasilnya dicatat. Setelah selesai kegiatan tersebut kemudian mengerjakan LKS bersama. 4. Pada kegiatan II siswa diminta menyusun potongan gambar tentang sel syaraf sehingga membentuk gambar yang benar, sesuai dengan materi sel syaraf yang ada pada buku paket. Kemudian mengisi pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS 5. Pada kegiatan III, guru meminta 3 orang siswa ke depan untuk melakukan estafet kata, setelah itu siswa disetiap kelompok mengisi LKS berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan. 6. Pada saat kegiatan kelompok sedang berlangsung, guru berkeliling untuk memberikan bimbingan sekaligus melakukan penilaian kinerja kelompok. 7. Setiap selesai kegiatan dilakukan diskusi kelas, dengan cara meminta salah satu siswa sebagai perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya 8. Dalam kegiatan diskusi kelas, guru memberikan penguatan konsep dan klarifikasi terhadap jawaban yang salah. 3. Kegiatan penutup 1. 2. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai paling besar Guru dan siswa melakukan refleksi dengan cara menyimpulkan materi pelajaran Hal 24

Makalah Analisis paradigmatik

3. Guru memberikan tes untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang dipelajari KMTT 4. Mencari informasi dari buku atau internet tentang bentuk /struktur jenis-jenis sel syaraf H. Alat, Bahan, dan Sumber 1. Benda-benda : kelereng, permen, malam, potongan sabun dan kancing 2. Buku sumber : Buku paket Biologi kelas IX Erlangga Buku paket IPA kleas IX, Depdiknas 3. LKS I. Penilaian Teknik Bentuk Bentuk Tes 1. Esai No 1. Indikator Mendefinisikan sistem koordinasi Instrumen Ketika kamu mendengar bel rumah berbunyi, tentu kamu akan berjalan mendekati pintu, kemudian tangan membuka pintu. Dari kegiatan di atas a. Organ tubuh apa yang bekerja ? b. Organ tubuh dapat bekerja dengan baik karena adanya koordinasi. Apa yang dimaksud dengan sistem koordinasi ? Sistem koordinasi dilakukan oleh tiga komponen, buatlah dalam bentuk bagan ! THP C2 : Tertulis, Tes Unjuk Kerja : Esai, Uji Petik Kerja :

2.

Menentukan komponen sistem koordinasi

C2

3.

Menentukan bagian-bagian Sel syaraf berdasarkann fungsinya

Perhatikan gambar dibawah ini ! a. Sebutkan bagian-bagian dari gambar sel syaraf tersebut ! b. Tentukan fungsi dari bagian-bagian sel syaraf tersebut !

C2

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 25

1 4. Menentukan macam-macam sel syaraf berdasarkan fungsinya

3 C2

Tentukan dan jelaskan tiga macam sel syaraf menurut fungsinya !

No 1.

Kunci a. Telinga, kaki, dan tangan b. Sistem koordinasi adalah sistem pengaturan kerja organ tubuh agar bekerja dengan baik. Sistem Koordinasi

Skor 1 1 2

2.

System Syaraf

Alat Indera

Sistem Hormon

tersusun oleh Sel-sel

terdiri atas Syaraf

Syaraf

Syaraf Tepi

3.

a. b. c. d. a. b. c. d.

4.

Pusat Dendrit, badan sel, dan akson Dendrit, menerima rangsangan dari luar dan meneruskannya ke badan sel Badan sel, mengolah rangsangan dan meneruskannya ke akson Akson, membawa rangsangan dari badan sel untuk diteruskan ke sel syaraf yang lain Sel syaraf sensorik, motorik, penghubung Sel syaraf sensorik, menerima rangsangan dari luar dan meneruskan ke otak atau ke syaraf penghubung Sel syaraf penghubung, meneruskan rangsang berupa tanggapan dari otak dan meneruskannya ke syaraf motorik Sel syaraf motorik, menyampaikan tanggapan dari sel syaraf penghubung dan meneruskannya ke efektor (otot)

1,5 1,5 0,5 0,5 1,5 0,5 0,5 0,5

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 26

Jumlah skor Pedoman penilaian 1. Tets Tertulis Nilai = Jumlah jawaban benar

10

2. Tes unjuk kerja Siswa perkelompok melakukan kegiatan tebak benda dan estafet kata, kemudian mengisi LKS berdasarkan hasil kegiatan tersebut. Rubrik Tes Unjuk Kerja No 1. 2. 3. 4. Aspek Melakukan kegiatan dengan benar Bekerjasama menjawab LKS Menempatkan benda-benda bekas kegiatan pada tempatnya Membuat kesimpulan dengan benar Jumlah skor Skor 3,5 2,5 1,5 2,5 10

C.

Langkah-Langkah Pembelajaran/Penelitian Kegiatan Awal 1. Apersepsi 2. Pembelajaran dimulai dengan meminta 2 orang siswa ke depan, kemudian kedua siswa tersebut matanya ditutup, pada kedua siswa tersebut disemprotkan minyak wangi dan di pegangkan ular -ularan, lalu guru mengajukan pertanyaan pada kedua siswa tersebut; Bau apa yang kamu rasakan barusan ? Apa nama benda yang kamu pegang tersebut ? 3. Kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang lain ; Mengapa walaupun tak terlihat, kedua teman kalian dapat menebak benda tersebut ? organ apa yang bekerja ketika temanmu dapat menebak benda tersebut ? 4. Menggali pengetahuan awal siswa

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 27

Pada saat kalian merasakan lapar dan melihat ada makanan, apa yang akan kalian lakukan? sudah tentu kalian akan menuju ke arah makanan tersebut, mengambilnya kemudian memakannya untuk menghilangkan lapar. Nah organ apa saja yang bekerja pada kegiatan tersebut ? 5. Dari kegiatan di atas Guru meminta siswa untuk membuat bagan sistem koordinasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti 1. Siswa duduk di kelompok masing-masing (setiap kelompok terdiri enam orang) 2. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang ada pada LKS 3. Guru membagikan alat dan bahan sesuai dengan yang terdapat pada LKS , guru meminta siswa dalam setiap kelompok untuk duduk berpasangan, masing-masing salah satu dari pasangan tersebut ditutup matanya, kemudian temannya yang lain memegangkan bendabenda satu persatu ke tangannya, dan siswa yang ditutup matanya itu disuruh menebak benda tersebut, kemudian hasilnya dicatat. Setelah selesai kegiatan tersebut kemudian mengerjakan LKS bersama. 4. Pada kegiatan II siswa diminta menyusun potongan gambar tentang sel syaraf sehingga membentuk gambar yang benar, sesuai dengan materi sel syaraf yang ada pada buku paket. Kemudian mengisi pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS 5. Pada kegiatan III, guru meminta 3 orang siswa ke depan untuk melakukan estafet kata, setelah itu siswa disetiap kelompok mengisi LKS berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan. 6. Pada saat kegiatan kelompok sedang berlangsung, guru berkeliling untuk memberikan bimbingan sekaligus melakukan penilaian kinerja kelompok. 7. Setiap selesai kegiatan dilakukan diskusi kelas, dengan cara meminta salah satu siswa sebagai perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. 8. Dalam kegiatan diskusi kelas, guru memberikan penguatan konsep dan klarifikasi terhadap jawaban yang salah. 9. Melaksanakan tes unjuk kerja Kegiatan penutup 1, Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai paling besar 2. Guru dan siswa melakukan refleksi dengan cara menyimpulkan materi pelajaran 3. Guru memberikan tes untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang dipelajari KMTT 4. Mencari informasi dari buku atau internet tentang bentuk /struktur jenis-jenis sel syaraf

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 28

D.

Hasil Penelitian

DAFTAR PEROLEHAN NILAI ULANGAN SISWA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Nama Apip P. Agung T.H Chindy C. Dian Dewi Dini Sri U. Elza Ranty Nurul Reni Nani Eka Egi Iva N. Bayu Dwi Assad Y. Gina H Kartika Henny P. Yulianti Mira N. Mei Fadilah Deni A. Dialiazi A. Yulita M. Dadan W. Dadang S Nindy Y. Noer Atirah Novi Yunengsih Tohidin Taufik R. Rizki Ujang Y. Yolanda D. Yeyen N. Sandi S Eriliansyah Sevti Fitri Firman S. Soni S. Tanpa Alat Peraga 7 8 9 8 6 6 7 6 6 6 7 8 6 7 7 7 7 6 8 6 6 8 6 8 8 7 6 7 7 7 6 6 7 7 7 6 8.5 8 6 8 8 Dengan Alat Peraga 7.5 8.5 9 8 7 6 9 6 7 6 7 8 8 9 9 8 8 8 9 7.5 9 9 6 9 8 7 7 7 7 7 7.5 6 7.5 8 8 6 8.5 8 6 8 8 Gain 0.5 0.5 0 0 1 0 2 0 1 0 0 0 2 2 2 2 2 2 1 1.5 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1.5 0 0.5 1 1 1 0 0 0 0 0 Hal 29 Keterangan

Makalah Analisis paradigmatik

42

Siti H

6 Tidak tuntas = 16

6 Tidak tuntas = 8

KKM : 7,0 KETERANGAN TUNTAS BELUM TUNTAS

61,90% 38,10%

80.95% 19,05%

2.1.4

Langkah Penelitian di SMP Negeri 1 Pamulihan A. Identitas Sekolah Nama Sekolah Jumlah siswa Seluruhnya Kelas yang diteliti Jumlah siswa : SMP Negeri 1 Pamulihan : 729 siswa : IX D dan IX E : IX D = 31 Siswa IX E = 32 Siswa Jenis Kelamin Rata Usia anak Pelajaran Peneliti : L = 32, P = 31 : 14 Tahun : Penjas, Olah Raga dan Kesehatan : Dra. Yeni Suryani

B.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Standar Kompetensi 3. Mempraktikan rangkaian gerak senam lantai dengan gerakan yang benar dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya Kompetensi Dasar 3.1. Mempraktikan rangkaian senam lantai tanpa alat serta nilai percaya diri, kerja sama, disiplin, keberanian, dan keselamatan 3.2. Mempraktikan beberapa rangkaian senam lantai, serta nilai keberanian, kedisiplinan, keluesan dan estetika Alokasi Waktu : 2x 2 x 40 menit (2 x pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat melakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan dengan benar b. Siswa dapat melakukan melakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan dan guling lenting, dengan benar Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness) Hal 30

Makalah Analisis paradigmatik

Kerja sama ( Cooperation ) Toleransi ( Tolerance ) Percaya diri ( Confidence ) Keberanian ( Bravery ) B. Materi Pembelajaran Uji diri/Senam lantai 1. Gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan Gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan dan guling lenting C. Metode Pembelajaran Pertemuan 1 = penugasan Pertemuan 2 = resiprokal/timbal-balik D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 40 menit) 1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit) - Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan - Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran 2 Kegiatan Inti (45 menit) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Melakukan rangkai keseimbangan (bertumbu pada kaki) dilanjutkan denagn gerak meroda dan dilanjutkan dengan gerak berguling kedepan, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

Melakukan teknik dasar keseimbangan sikap melayang ( berpasangan / kelompok ) Melakukan teknik dasar keseimbangan berdiri dengan kepala ( berpasangan / kelompok ) Melakukan teknik dasar meroda( berpasangan / kelompok ) Melakukan teknik dasar guling depan dan guling belakang( berpasangan / kelompok )

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru: Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan - guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak Makalah Analisis paradigmatik Hal 31

siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar - siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri - bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki target waktu. Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik - guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan - guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan - siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya - siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat - siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Kegiatan Penutup (20 Menit) Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; E. Sumber Belajar - Ruang terbuka yang datar dan aman (Bangsal senam) - Matras - Buku teks - Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas IX, - Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan F. Penilaian Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Aspek Psikomotor Melakukan gerak rangkai Makalah Analisis paradigmatik Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen Lakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumbu pada Hal 32

Tes praktik Tes Contoh Kinerja (Kinerja)

Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi keseimbangan (bertumbu pada kaki) dilanjutkan denagn gerak meroda dan dilanjutkan dengan gerak berguling kedepan Aspek Kognitif Mengetahui bentuk bentuk gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki) dilanjutkan denagn gerak meroda dan dilanjutkan dengan gerak berguling kedepan Aspek Afektif Percaya diri, kerja sama, disiplin, keberanian, dan keselamatan Aspek Psikomotor Melakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) delanjutkan dengan gerak berguling kedepan dan bergerak guling lenting Aspek Kognitif Mengetahui bentuk bentuk gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) delanjutkan dengan gerak berguling kedepan dan bergerak guling lenting Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen kaki) dilanjutkan denagn gerak meroda dan dilanjutkan dengan gerak berguling kedepan

Tes tertulis

Pilihan ganda/urai an singkat

Sebutkan bentuk bentuk gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki)

Tes observasi

Lembar observasi

Percaya diri, kerja sama, disiplin, keberanian, dan keselamatan

Tes praktik Tes Contoh Kinerja (Kinerja)

Lakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) delanjutkan dengan gerak berguling kedepan dan bergerak guling lenting

Tes tertulis

Pilihan ganda/urai an singkat

Sebutkan bentuk bentuk gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki)

Aspek Afektif Percaya diri, kerja sama, Tes disiplin, keberanian, dan observasi keselamatan

Lembar observasi

Percaya diri, kerja sama, disiplin, keberanian, dan keselamatan

1. Teknik penilaian: - Tes unjuk kerja (psikomotor): Lakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan dan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) ilanjutkan dengan berguling ke depan dan guling lenting Keterangan: Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4 Makalah Analisis paradigmatik Hal 33

Jumlah skor yang diperoleh Nilai = ----------------------------------------- X 50 Jumlah skor maksimal - Pengamatan sikap (afeksi): Melakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan dan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) ilanjutkan dengan berguling ke depan dan guling lenting dengan menanamkan nilai keberanian, kedisiplinan, keluesan dan estetika Keterangan: Berikan tanda cek ( ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek ( ) memdapat nilai 1 Jumlah skor yang diperoleh Nilai = ----------------------------------------- X 30 Jumlah skor maksimal - Kuis/embedded test (kognisi): Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan dan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) ilanjutkan dengan berguling ke depan dan guling lenting Keterangan: Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4 Jumlah skor yang diperoleh Nilai = ----------------------------------------- X 20 Jumlah skor maksimal 2. Nilai akhir yang diperoleh siswa = Nilai tes unjuk kerja + nilai observasi + nilai kuis C. Langkah-Langkah Pembelajaran/Penelitian PERTEMUAN KE-SATU TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN Kegiatan Pendahuluan 1. Berbaris 2. Absensi 3. Berdoa 4. Menjelaskan materi yang akan diajarkan 5. Pemanasan dan Peregangan Kegiatan Inti 1. memberi contoh gerakan meroda dengan menggunakan media karet gelang yang dijalin, mulai dari sikap awalan, sikap kaki di udara dan sikap mendarat.

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 34

2. Membagi siswa menjadi 4 kelompok, 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri, kemudian memberi instruksi kepada setiap kelompok untuk melakukan gerakan meroda seperti yang di contohkan. 3. Menghentikan kegiatan sementara untuk mengoreksi gerakan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sekitar kendala atau kesulitan dalam melakukan gerakan meroda. 4. Kembali melakukan latihan dengan kelompok masing-masing. 5. Melakukan tes unjuk kerja Kegiatan Penutup 1. Memberikan masukan kepada siswa bahwa dengan menggunakan media karet diharapkan siswa bias memperbaiki gerakan meroda menjadi lebih baik. 2. Evaluasi 3. Melakukan Pendinginan PERTEMUAN KE-DUA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN Kegiatan Pendahuluan 1. Berbaris 2. Absensi 3. Berdoa 4. Menjelaskan materi yang akan diajarkan 5. Pemanasan dan Peregangan Kegiatan Inti 1. Memberi contoh gerakan meroda tanpa menggunakan alat mulai dari sikap awalan, sikap kaki dan sikap mendarat. 2. Membagi siswa menjadi 4 kelompok [2 kelompok putra dan 2 kelompok putri] kemudian memberi instruksi kepada setiap kelompok untuk melakukan gerakan meroda seperti yang dicontohkan. 3. Menghentikan kegiatan untuk mengoreksi gerakan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sekitar kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam melakukan gerakan meroda. 4. Kembali melakukan latihan dengan kelompok masing-masing. 5. Melakukan tes unjuk kerja Kegiatan Penutup 1. Memberikan masukan , koreksi, Tanya jawab mengenai gerakan meroda. 2. Melaksanakan evaluasi 3. Melakukan Pendinginan KESIMPULAN Dari data hasil observasi dan analisis hasil penilaian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. D. Hasil Penelitian DATA NILAI AKTIVITAS SISWA MATERI Gerakan Baling-Baling MENGGUNAKAN MEDIA Makalah Analisis paradigmatik Hal 35

Tindakan Pembelajaran ke satu kelas 9 Tanggal NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 NAMA SISWA ADE DIRMAN ATE PERMANA BAYU FATHURROKHMAN DEDE HIDAYAT DESY NURSETIYANI DIKI GINANJAR DINI YANTI OKTAVIYANI DUDI FEBRIAN ERI APRIANTO FADIYAH OKTAVIAN M FITRIANI SANTIKA GUGUN HERMAWAN HAMZAH MUHAJIRIN HERMAN HERMAWAN INDRIYANI IRPAN NURHADI JAJANG ABDUL ROHMAN LILIS AMELIAH MUHAMMAD JORDAN K NELLAM OCKTA Q NENDEN SITI R NENG GINA ROSALINDA NURHALIMAH KKM 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 Aspek Yang Dinilai 1 2 3 4 4 3 5 3 4 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 3 4 5 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 Skor Nilai 73,33 TUNTAS 86,67 BELUM TUNTAS 73,33 TUNTAS 93,33 BELUM TUNTAS 73,33 TUNTAS 86,67 BELUM TUNTAS 66,67 TUNTAS 86,67 TUNTAS 93,33 TUNTAS 80,00 TUNTAS 80,00 TUNTAS 86,67 TUNTAS 86,67 TUNTAS 86,67 TUNTAS 86,67 TUNTAS 86,67 TUNTAS 93,33 TUNTAS 86,67 TUNTAS 80,00 TUNTAS 80,00 TUNTAS 80,00 TUNTAS 86,67 TUNTAS Hal 36 TUNTAS/BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS

KET

Makalah Analisis paradigmatik

86,67 24 25 26 27 28 29 30 31 32 NURUL IMANDA H SEPTI DIAH PATMAWATI TINA MARINA ULPAH ANUGRAH F UNANG AHMAD RIFAI WINDI AELANI WULAN SARI YOHANA YUSUF RIZQI MAULANA Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata 4,4 1 Aspek Yang Dinilai 1. Mengambil ancang-ancang 2. Sikap kedua kaki ketika di udara. 3. Mendarat dengan satu Kaki. 3,9 7 4,0 0 82,50 Pamulihan, 3 Oktober 2011 Guru, 75 75 75 75 75 75 75 75 75 4 5 4 3 5 4 4 4 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 3 3 4 3 5 5 3 TUNTAS 86,67 TUNTAS 86,67 TUNTAS 80,00 BELUM TUNTAS 73,33 TUNTAS 80,00 BELUM TUNTAS 73,33 TUNTAS 80,00 BELUM TUNTAS 66,67 TUNTAS 93,33 93,33 66,67 T = 83,33 % BT = 16,67 %

Keterangan Nilai 5 = Sangat baik 4 = Baik 3 = Cukup 2 = Kurang 1 = Sangat Kurang

Dra. Yeni Suryani

DATA NILAI AKTIVITAS SISWA MATERI Gerakan Baling-Baling TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA Tindakan Pembelajaran ke satu kelas 9 D Tanggal NO 1 2 3 NAMA SISWA AHMAD DENI H AI SUKMAWATI DEDE MAHDAR SIDIQ K K M 7 5 7 5 7 5 Aspek Yang Dinilai 1 2 3 3 3 4 4 3 3 5 4 4 Skor Nilai 80,00 BELUM TUNTAS 66,67 BELUM TUNTAS 73,33 Hal 37 TUNTAS/BELUM TUNTAS TUNTAS KET

Makalah Analisis paradigmatik

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

DEDEN PERMANA EGI GINANJAR EKA RESTU FAUZY FIRMAN MAULANA HERNITA MARDIANA WATI INE ANGGRAENI IPA TINTIN SUHARTINI IPAH SRI RAHAYU JAJANG KOMARA JAJANG ROJAT JIMI NUGRAHA LINA FIRDAYATI NANDA LAULA ANGGRITA RAMDANI RIFKA NURHASANAH RIHAN PERMANA RIKA ANDRIYANI RINA HARTIANA RINI ROHAENI SANTI AFRIATI SITI NURLATHIFAH SUNANDAR TITA IRAWATI UMAR ABDUL HAKIM A.B WAHYU EKA PURNAMA YAN YAN HIDAYAT

7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5

4 4 5 2 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4

5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4

5 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4

TUNTAS 93,33 TUNTAS 93,33 TUNTAS 93,33 BELUM TUNTAS 60,00 TUNTAS 86,67 TUNTAS 86,67 BELUM TUNTAS 73,33 TUNTAS 86,67 TUNTAS 86,67 BELUM TUNTAS 73,33 TUNTAS 80,00 TUNTAS 86,67 BELUM TUNTAS 73,33 TUNTAS 86,67 TUNTAS 86,67 TUNTAS 93,33 BELUM TUNTAS 73,33 TUNTAS 80,00 TUNTAS 80,00 BELUM TUNTAS 73,33 BELUM TUNTAS 73,33 TUNTAS 86,67 TUNTAS 93,33 TUNTAS 86,67 TUNTAS 86,67 TUNTAS 80,00 Hal 38

Makalah Analisis paradigmatik

30 31

YANDI DARUSSAALAM Y YULIANTI Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata

7 5 7 5

5 3 5 2 3,8 1

4 4 5 3 4,2 9

4 4 5 3

TUNTAS 86,67 BELUM TUNTAS 73,33 93,33 60,00 81,41 BT= 32,26 T = 67,74

4,16

Aspek Yang Dinilai 1. Mengambil ancang-ancang 2. Sikap kedua kaki ketika di udara. 3. Mendarat dengan satu Kaki.

Keterangan Nilai 5 = Sangat baik 4 = Baik 3 = Cukup 2 = Kurang 1 = Sangat Kurang Pamulihan, 3 Oktober 2011 Guru , Dra. YENI SURYANI

2.1.5 Langkah Penelitian di SMP Negeri 1 Tanjungsari A. Identitas Sekolah Nama Sekolah Jumlah siswa Seluruhnya Kelas yang diteliti Jumlah siswa : SMP Negeri 1 Tanjungsari : 912 siswa : VII A dan VII B : VII A = 36 Siswa VII B = 36 Siswa Jenis Kelamin Rata Usia anak Pelajaran Peneliti B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah Mata Pelajaran : SMP NEGERI 1 TANJUNGSARI : Pendidikan Kewarganegaraan Hal 39 : L = 51, P = 21 : 13 Tahun : Pend. Kewarganegaraan : Aat Ruhiyat, S.Pd

Makalah Analisis paradigmatik

Kelas/semester Standar kompetensi

: VII / I : 2. Mendeskripskan makna proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama : 2.1 Menjelaskan makna proklamasi kemerdekaan : 2 X 40 menit (2 X pertemuan)

Kompetensi Dasar Alokasi waktu

A. Tujuan Pembelajaran Diharapkan siswa dapat : 1.Menjelaskan secara singkat perjuangan bangsa Indonesia menjelang detik-detik proklamasi kemerdekaan 2. Menjelaskan makna pentingnya kemerdekaan bagi bangsa Indonesia 3. Mendeskripsikaan pentingnya pewarisan semangat proklamasi kemerdekaan

B. Materi Pembelajaran 1. Perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan 2. Makna dan arti kemerdekaan bagi bangsa Indonesia 3. Pentingnya pewarisan semangat proklamasi kemerdekaan C. Metode Tanya jawab, diskusi, inkuiri, penugasan D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Strategi Pembelajaran/ Kegiatan belajar No 1. Kegiatan Belajar Pendahuluan a. Apersepsi Kesiapan kelas dalam pembelajaran ( absensi, Waktu 10 menit kebersihan, Ket

kelas dll) b. Memotivasi Penjajagan kesiapan belajar siswa dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan c. Informasi kompetensi yang akan dicapai Kegiatan Inti 2. a. Tanya jawab dan penjelasan tentang bangsa-bangsa yang pernah menjajah Indonesia dan sifat-sifat perjuangan bangsa 60 menit

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 40

b. c. d. e.

f.

sebelum dan sesudah tahun 1908 Kajian pustaka dengan menelaah serbagai sumber (buku) yang berisi tentang peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 orang Masing-masing kelompok membahas pertanyaan yang berbeda berdasarkan masalah yang telah disiapak guru Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah yang temanya adalah peristiwa sekitar proklamasi dan makna proklamasi bagi bangsa Indonesia. Masing-masing kelompok melaporkan secara tertulis hasil diskusi

3.

Penutup a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi b. Post test sebagai unpan balik c. Tindak lanjut dnegan pemberian tugas untuk mempersiapkan diskusi minggu berikutnya.

10 menit

F. Penilaian Penilaian dilakukan sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran. Penilaian tertulis dilaksanakan setelah selesai pertemuan ke-2, sedangkan untuk pertemuan ke-1 penilaian lebih ditekankan melalui kegiatan tanyan jawab di kelas, aktivitas siswa saat diskusi dan dalam melaksanakan tugas. Teknik penilaian adalah tes tertulis berbentuk uraian berstruktur. Indikator Menguraikan perjuangan bangsa Indonesia dalammencapai kemerdekaan Menjelaskan arti kemerdekaan bagi suatu bangsa Menunjukkan pentingnya pewarisan semangat proklamasi kemerdekaan

Soal-soal Uraian Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat ! 1.Jelaskan secara singkat tentang persitiwa-perisitiwa penting yang terjadi sekitar proklamasi kemerdekaan ! 2.Jelaskan makna pentingnya kemerdekaan bagi bangsa Indonesia ! Makalah Analisis paradigmatik Hal 41

3.Mengapa pewarisan semangat proklamasi kemerdekaan itu sangat penting bagi generasi muda ? C. Proses Penelitian Tanpa media pembelajaran

I. Perencanaan Hasil refleksi awal sebelum penelitian ini dilakukan adalah terdapat permasalahan siswa dalam belajar, yaitu verbalisme, pembelajaran monoton dan membosankan sehingga hasil belajar kurang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka ditetapkan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran Pancasila sebagai idiologi bangsa dan dasar negara. Oleh karena itu dalam perencanaan penelian ini telah dilakukan persiapan rencana pembelajaran (materi

pelajaran, alokasi waktu, metode, pendekatan, media, alat evaluasi dan lembar kerja siswa), Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati, meliputi siswa, guru dan penggunaan media, menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi dan menetapkan kreteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah.

II. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1. Tes di kelas VIII A Dilaksanakan tanggal 5 Oktober 2011 dengan indikator pencapaian siswa dapat : 1. Menguraikan sejarah proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara dan idiologi Negara 2. Membandingkan Pancasila dengan idiologi lain, 3. Media audo visual yang digunakan adalah powerpoint LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN TANPA MEDIA Dilaksanaka pada tanggal 5 Oktober 2011 di kelas VIII A SMP Negeri 1 Tanjungsari Sumedang jam pelajaran ke 1 dan 2 Mata pelajaran Kelas Semester Standar Kompetensi KompetensiDasar Indikator : Pendidikan Kewarganegaraan :8A :I : Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. : Menjelaskan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi negara : Menjelaskan pengertian ideologi Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara. Menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara. Kegiatan Pendahuluan: Makalah Analisis paradigmatik Hal 42

Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan : Fase 1 a. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran b. Berdoa bersama sebelum mulai belajar c. Siswa di absen d. Siswa disuruh menyiapkan alat tulis dan membuka buku-buku penunjang pembelaajran Fase 2 Kegiatan Eksplorasi Dalam kegiatan ini guru : a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas berkaitan dengan materi yang akan di bahas,siswa mencari dari berbagai sumber. b. Menggunakan beragam pendekatan dan media pemebelajaran. Fase3. Mengorganiasikan siswa dalam keompok-kelompok belajar.berdasarkan keseimbangan

kemampuan anak dalam proses belajar serta penentuan tempat diskusi anatar kelompok Kegiatan elaborasi Fase 4 Membimbing kelompok kerja dan belajar Serta mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemukan anak dalam proses belajar baik sesama anggota kelompok maupun kepada guru Fase 5 Evaluasi. Melakukan penilaain atau tes yang dilakukan setelah proses kegiatan belajar selesai, dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur tingkat ketercapain dari tujuan pembelajaran yang telah dirancang sedemikian rupa. Kegiatan konfirmasi Fase 6 a. Memberikan umpan balik dalam penguatan pengetahuan melalui lisan maupun tulisan b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber c. Memberikan penghagaan. Atau pujian kepada anak yang telah mengikuti pembelajaran dengan baik dan serius dan terutama kepada anak yang telah mampu menjawab pertanyaan / soal yang berkaitan dengan materi yang telah disampiakan.

Kegiatan penutup Fase 7 Makalah Analisis paradigmatik Hal 43

a. Bersama siswa membuat rangkuman /kesimpulan hasil pembelajaran b. Melakukan tes lisan atau tulisan c. Melakukan reflesi terhadap hasil proses pembelajaran d. Penugasan untuk minggu depan e. Merencanakan tidak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial atau penugasan

III. Tahap Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hasil observasi pada tes pertama menunjukkan siswakurang tertarik dengan pembelajaran yang tanpa

menggunakan audio visual. Terutama dalam materi ini

IV. Tahap refleksi Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar siswa pada tes awal, masih ditemukan permasalahan, yaitu pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada siklus. kenyataan ini masih cukup jauh / rendah dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 7.0. Ketuntasan belajar secara klasikal tanpa menggunakan Media Pembelajaran LCD atau Power Point menunjukan hasil 36,11 % dinyatakan tuntas dan 63,89 % belum tuntas. berarti belum mencapai 85 % sebagai syarat ketuntasan kelas

Menggunakan Media Pembelajaran Pelaksanaan di kelas VIII B

I. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada tes awal masih terdapat permasalahan hasil belajar siswa,

rendahnya hasil belajar siswa ditunjukkan dengan pencapaian daya serap mencapai 58,89. dan terdapat 23 siswa yang belum tuntas. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut maka strategi guru dalam penggunaan media audio visual dalam pembelajaran perlu diperhatikan . Oleh karena itu dalam perencanaan tes kedua direncanakan penggunaan media visual dengan sebaik-baiknya, meliputi rencana pembelajaran (materi pelajaran, alokasi waktu, metode, pendekatan, media, alat evaluasi dan lembar kerja siswa) II. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tes kedua dilaksanakan tanggal 5 Oktober 2011 di kelas VIII B jam ke 3 dan 4 di SMP Negeri 1 Tanjungsari Sumedang

LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA Makalah Analisis paradigmatik Hal 44

Mata pelajaran Kelas Semester

: Pendidikan Kewarganegaraan :8B :I

Standar Kompetensi : Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kompetensi Dasar Indikator : Menjelaskan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi negara : Menjelaskan pengertian ideologi Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara. Menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara. Kegiatan Pendahuluan: Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan Fase 1 a. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran b. Mengajukan beberapa pertanyaan yang mengaitkan dengan pengetahuan sebelumnya c. Menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut dan memotivasi siswa, memahami dan memknai suatu pristiwa penting tersebut Fase 2 Kegiatan Ekplorasi Dalam kegiatan ini guru : a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas berkaitan dengan materi yang akan di bahas,siswa mencari dari berbagai sumber. b. Menggunakan beragam pendekatan dan media pemebelajaran. c. Menyajikan/menyampaikan informasi penting tentang pokok pembelajaran dengan cara siswa diajak untuk memperhatikan dan menyimak potongan gambar dari slide tentang suatu Pristiwa Proklamasi besertatokoh tokoh dalam peristiwa itu. Fase 3. Mengorganiasikan siswa dalam keompok-kelompok belajar.berdasarkan keseimbangan kemampuan anak dalam proses belajar serta penentuan tempat diskusi anatar kelompok Kegiatan Elaborasi Fase 4 a. Membimbing kelompok kerja dan belajar Serta mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemukan anak dalam proses belajar baik sesama anggota kelompok maupun kepada guru b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menganalisa dan masalah c. Mefasilitasi siswa untuk membuat laporan resume secara kelompok Makalah Analisis paradigmatik Hal 45 menyelesaikan

d. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas,diskusi untuk menggali gagasan lisanmaupun tulisan Fase 5 Evaluasi. Melakukan penilaain atau tes yang dilakukan setelah proses kegiatan belajar

baru

baik

selesai, dengan

tujuan untuk mengetahui dan mengukur tingkat ketercapain dari tujuan pembelajaran yang telah dirancang sedemikian rupa. Kegiatan Konfirmasi Fase 6 a. Memberikan umpan balik dalam penguatan pengetahuan melalui lisan maupun tulisan b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber c. Memberikan penghagaan. Atau pujian kepada anak yang telah mengikuti pembelajaran dengan baik dan serius dan terutama kepada anak yang telah mampu menjawab pertanyaan / soal yang berkaitan dengan materi yang telah disampiakan. Kegiatan penutup Fase 7 a. Bersama siswa membuat rangkuman /kesimpulan hasil pembelajaran b. Melakukan reflesi terhadap hasil proses pembelajaran c. Merencanakan tidak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial atau penugasa d. Mengolah hasil data yang didapat dari evaluasi sehingga menjadi data otentik hasil penelitian. Data yang diperoleh sebelum pada proses pembelajaran tanpa menggunakan Media

Pembelajaran LCD atau Power Point menunjukan hasil 36,11 % dinyatakan tuntas dan 63,89 % belum tuntas. Sementara setelah proses pembelajaran menggunakan media LCD dan Power Point maka hasilnya cukup signifikan perbedaanya yaitu diperoleh anak yang tuntas mencapai 83,33% dan yang belum Tuntas mencapai 16,67 %.

III.

Tahap Observasi Hasil observasi pada tes kedua menunjukkan siswa lebih tertarik dengan pembelajaran yang mengangkat permasalahan-permasalahan kehidupan, sehingga tidak membosankan.

IV.

Tahap refleksi Hasil observasi dan hasil belajar siswa pada tes kedua menunjukkan perbaikan baik hasil belajar maupun proses belajar. Pada proses pembelajaran, tidak monoton. Data yang diperoleh sebelum pada proses pembelajaran tanpa menggunakan Media Pembelajaran LCD atau Power Point menunjukan hasil 36,11 % dinyatakan tuntas dan 63,89 % belum tuntas. Sementara

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 46

setelah proses pembelajaran menggunakan media LCD dan Power Point maka hasilnya cukup signifikan perbedaanya yaitu diperoleh anak yang tuntas mencapai 83,33% dan yang belum Tuntas mencapai 16,67 %.

D.

Hasil Penelitian TANPA MEDIA Kelas Semester Tahun Pelajaran No. Soal : VII A 1 : 2011/2012 Ketuntasan 6 2 1 1 1 2 1 2 2 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90 90 80 80 80 80 80 70 70 70 70 70 70 60 60 60 60 60 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 40 40 Nilai Tuntas v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Hal 47 Belum Tuntas Ket 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 5 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 1 1 0 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1

Scor yang diperoleh KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 1 2 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 0 1 2 2 2 2 0 2 2 2 2 1 2 0 2 2 1 2 1 2 0 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 0 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 0

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # #

Scor Nama Nila Imam M Endah Hasan Noni Ramidi Anita Ayu Andriani Paliah Irfan Rahmat Gede Ardika Fajri H Ikbal Dwi Novita Riska Putra Reko Nyoman Triana Gianto Handayani Kiswantoro Novri Leni Yuli Riski Irawan Ardi S Ariska Neti Susanti Andri Purnomo Angga Serti Andri Sunandar Rezky Putra

Makalah Analisis paradigmatik

# # #

Andri Pranoto Candra F Oktavianto Jumlah

70 70 70

1 2 0 1 1 1 1 1 1

0 0 0

0 0 0

0 0 0

40 30 30 13 TUNTAS

v v v 23 36,1 1% 63,8 9%

BELUM TUNTAS Sumedang, Oktober 2011 Guru

Kesimpulan : 1 Tes dilaksanakan tanggal 2 Perlu perbaikan secara klasikal untuk soal no Perlu perbaikan secara Individu adalah siswa no 3 urut 5 Keberhasilan klasikal/Daya serap

05-Okt-11 5 dan 6 14=36

Aat Ruhiyat, S.Pd MENGGUNAKAN MEDIA Kelas Semester Tahun Pelajaran No. Soal No Scor Nama 1 Abdul R 2 Imam M 3 Heri s 4 Salman 5 Fajri H 6 Dedi k 7 Ramdan 8 Anita 9 Irfan 10 Ikhsan 11 benny K 12 andre 13 Ariska 14 Herman 15 Ayu Andriani 16 Rd.Ayu 17 Sakir 18 Parman 19 Ardi S 20 Predy 21 Reza 22 Neti Susanti : VII b :1 2011/2012 Ketuntas an Nilai 100,0 100,0 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 Tuntas v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Hal 48 Tidak Tuntas

KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

Scor yang diperoleh 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1

Ket

Makalah Analisis paradigmatik

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Andri Sunandar Oktavianto Oemar K Dwi Novita Riski Irawan Ratna G Andri Purnomo Riska Putra Salim F Nedi S Yuli Santosa Yeni Rezky Putra

70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

1 2 2 1 1 1 1 2 1 0 0 0 0 0

2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1

2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1

83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3 50,0 50,0 50,0 50,0 33,3 33,3

v v v v v v v v v v v v v v 6 83,33% 16,67%

30 TUNTAS BELUM TUNTAS Kesimpulan : 1 Tes dilaksanakan tanggal 2 Perlu perbaikan secara Individu, no urut

05-Okt-11 31 -36

Sumedang, Oktober 2011 Guru

Aat Ruhiyat, S.Pd

2.2 Data Hasil Penelitian secara keseluruhan. Data yang didapat dari hasil penelitian di SMK Negeri 1 Sumedang, SMP Negeri 1 Ciamanggung, SMP Negeri 1 Pamulihan dan SMP Negeri 1 Tanjungsari adalah sebagai berikut:

NO

SEKOLAH

MENGGUNAKAN MEDIA TUNTAS BELUM TUNTAS 20,00% 19,05% 16,67% 16,67% 72,39% 18,10%

TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA TUNTAS 68,57% 61,90% 67,74% 36,11% 234,32% 58,58% BELUM TUNTAS 31,43% 38,10% 32,26% 63,89% 165,68% 41,42%

KETERANGAN

1 SMK NEGERI 1 SUMEDANG 2 SMP NEGERI 1 CIMANGGUNG 3 SMP NEGERI 1 PAMULIHAN SMPN NEGERI 1 4 TANJUNGSARI JUMLAH RATA-RATA

80,00% 80,95% 83,33% 83,33% 327,61% 81,90 %

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 49

Berdasarkan data yang didapatkan terdapat pengaruh yang signifikan antara menggunakan media pembelajaran dengan yang tidak menggunakan media pembelajaran, Ketuntasan belajar apabila menggunakan media pembelajaran mencapai 81,90 % apabila tidak menggunakan media hanya 58,58 % maka ada peningkatan sebesar 23,32%.

BAB III KESIMPULAN, SARAN DAN ALUR PARADIGMATIK 3.1 Kesimpulan Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi, daya pikir dan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas atau dipertahankan perhatian peserta didik terhadap materi yang sedang dibahas (Munir, 2008:138). Keterserapan informasi dalam proses pendidikan menurut Ruth Laufter (1979) dalam Endang (2010 :62) adalah sebagai berikut: 20 % mendengar saja, 50 % mendengar dan melihat, 70 Makalah Analisis paradigmatik Hal 50

% mendengar, melihat dan mendiskusikan, 90 % mendengar, melihat, mendiskusikan dan melakukan. Untuk itu sangatlah tepat kalau para pendidik dalam menyampaikan pelajaran menggunakan alat bantu pengajaran yang bisa disebut alat peraga atau media pendidikan. Penggunaan media pembelajaran apabila tidak tepat dalam pemilihan maka tidak akan berdampak posistif terhadap prestasi belajar peserta didik, sehingga media belajar merupakan alat bantu mengajar bulan merupakan alat ganggu mengajar. Berdasarkan data yang didapatkan terdapat pengaruh yang signifikan antara menggunakan media pembelajaran dengan yang tidak menggunakan media pembelajaran, Ketuntasan apabila menggunakan media pembelajaran mencapai 89,44% apabila tidak menggunakan media hanya 60,96% maka ada peningkatan sebesar 28,48%. Pembelajaran E-Learning merupakan langkah terobosan baru yang sangat populer beberapa tahun ini meskipun konsepnya sudah lama dimunculkan sebelumnya. Terminologi elearning banyak dikemukakan diberbagai sudut pandang, namun pada intinya mengarah pada pengertian yang sama yaitu pembelajaran dunia maya (virtual learning) atau pembelajaran jarak jauh (distance learning). E-learning merupakan metode mangajar untuk mengantisipasi kelemahan dari pembelajaran tradisional yang mengharuskan tatap muka yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan pembelajaran yang tidak dibatasi ruang dan waktu akan mengakibatkan hubungan antara peserta didik dan pengajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. 3.2 Saran 1. Perlunya revitalisasi pelatihan guru mutu guru tentang penggunaan dan pemilihan media yang tepat sehingga peserta didik akan lebih termotivasi yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar peserta didik. 2. Perlu memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dan bukan untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata. 3. Sebaiknya perlu penelitian lebih lanjut tentang media pembelajaran sehingga akan

berkelanjutan yang mengarah peningkatan mutu pembelajaran. 3.3 Alur Paradigmatik Analisis paradigmatik dalam penelitian pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

NORMAL SAINS
Dalam proses belajar mengajar seorang guru hanya menggunakan metode ceramah saja maka peserta didik akan mengalami kesulitan dalam belajar sehingga dengan sendirinya prestasi belajar akan menurun Endang (2010:50) Makalah Analisis paradigmatik Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pendidikan serta pengajaran disekolah. Oemar Hamalik (1982:23)

Hal 51

ENIGMA
1. Meskipun sudah menggunakan media pembelajaran masih asaja terdapat siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal sehingga dintaan belum tuntas 2. Ketika sedang menjelaskan materi peserta didik masih ada yang tidak menyimak materi pembelajaran meskipun sudah menggunakan media

ANOMALI 1. Dalam pembelajaran peserta didik mengalami kesulitan menerima materi belajar
apabila guru hanya menggunakan metode cermah saja.

KRISIS
1. Prestasi peserta didik rendah karena media pembelajaran dengan

menggunakan papan tulis yang kurang tepat. Kecenderungan adalah penggunaan papan tulis yang kacau. Peserta didik tidak tahu apa sebenarnya yang dibahas, karena guru terlalu sibuk menulis dan membuat ilustrasi di papan tulis yang kadang-kadang sulit ditangkap peserta didik dan tidak disimpulkan. 2. Guru tidak menggunakan alat bantu mengajar sehingga yang dilakukan hanyalah ceramah dan ceramah saja. 3. Berdasarkan perkembangan teknologi banyak guru yang ketinggalan dalam Hal 52 Makalah Analisis paradigmatik teknologi informasi sedangkan peserta didik sudah terlebih mengetahui terutama yang berhubungan dengan media pembelajaran.

REKONSTRUKSI 1. Perlunya revitalisasi pelatihan guru yang secara khusus dititikberatkan untuk memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dan bukan untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata; Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan guru untuk memaksimalkan pelaksanaannya; Perlunya adanya pelatihan guru tentang media pembelajaran dibidang teknologi informasi Perlunya upaya-upaya alternatif yang mampu meningkatkan kesempatan dan kemampuan para guru dalam penguasaan materi pelajaran; Perlunya tolok ukur (benchmark) kemampuan profesional sebagai acuan pelaksanaan pembinaan dan peningkatan mutu guru;

2. 3. 4. 5.

PARDIGMA BARU Media Pembelajaran e-learning Dalam proses pembelajaran yang tradisional ada keterbatasan karena berbasis tatap muka yang dibatasi oleh ruang dan waktu; maka e-learning hadir untuk mengantisipasinya. Dengan pembelajaran yang tidak dibatasi ruang dan waktu sehingga hubungan sehingga hubungan antara peserta didik dan pengajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Makalah Analisis paradigmatik

Hal 53

You might also like