You are on page 1of 6

Sekretariat Negara Republik Indonesia

RAPAT EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DEPARTEMEN


PENDIDIKAN
Rabu, 06 Februari 2008

KETERANGAN PERS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

RAPAT EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2005-2007
DAN PROGRAM KERJA PRIORITAS TAHUN 2008

Assalamualaikum Wr,Wb,

Salam Sejahtera untuk kita semua,

Saudara-saudara,

Baru saja kami laksanakan rapat kerja di bidang pendidikan yang diikuti oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dalam hal ini gubernur, bupati dan walikota, serta komunitas pendidikan. Agenda utamanya adalah yang pertama
mendengarkan laporan dari Mendiknas menyangkut pelaksanaan program kerja dan capaian bidang pendidikan mulai
dari tahun 2005 sampai 2007 dan yang kedua menyangkut agenda dan prioritas pembangunan di bidang pendidikan
pada tahun 2008.

Dalam rapat kerja kali ini, saya juga memberi kesempatan kepada beberapa gubernur, beberapa bupati, beberapa
kepala dinas, beberapa rektor perguruan tinggi untuk juga menyampaikan pandangan-pandangan, rekomendasi, untuk
bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh tanah air. Yang kita tuju adalah pendidikan yang bermutu,
yang murah, terutama bagi golongan tidak mampu dan yang merata. Berorientasi pada tujuan itu, dikembangkan
kebijakan, program, dan langkah-langkah kongkrit di seluruh Indonesia untuk betul-betul meningkatkan kualitas
pendidikan kita mengatasi persoalan dan hambatan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga pendidikan di seluruh
Indonesia.

Saudara-saudara,
http://www.setneg.go.id Sekretariat Negara Republik Indonesia 27 April, 2008, 13:03
Sekretariat Negara Republik Indonesia

Saya ingin memberikan beberapa isu penting yang menjadi perhatian pemerintah yang akhirnya menuntun perumusan
kebijakan dan langkah tindakan yang nyata untuk mengatasi persoalan itu, dan sekaligus meningkatkan capaian
pembangunan di bidang pendidikan. Yang pertama menyangkut biaya pendidikan. Yang menggembirakan adalah
bahwa sejak tahun 2005, di samping program bantuan pendidikan yang sebelumnya telah diberlakukan oleh pemerintah
yang lalu, contohnya beasiswa, kita tambahkan lagi tiga program bantuan yang Saudara saya kira sudah mengenal
semuanya yaitu Bantuan Operasional Sekolah (BOS), kemudian BKM (Bantuan Khusus Murid) dan juga BOS buku yang
tahun 2007 saja jumlahnya sekitar 11,5 triliun rupiah. Bantuan ini membebaskan sekitar 73 – ulangi 70,3 persen – siswa
SD, SMP atau yang setara, menyangkut biaya operasional dan semua siswa miskin bisa dibebaskan dari pungutan. Ini
akan kita lanjutkan, scheme bantuan seperti ini, agar betul-betul akses kepada pendidikan dapat dibuka lebih lebar lagi
dan kemudian orang tua, khususnya mereka yang golongan ekonomi lemah, yang miskin, tidak memiliki hambatan untuk
menyekolahkan putra putrinya.

Yang kedua, kita juga memastikan bahwa kebijakan dan langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan guru dan dosen juga berlangsung secara baik. Kita garis bawahi, bahwa yang sangat penting untuk
meningkatkan kualitas pendidikan adalah unsur dosen dan guru. Bicara dosen dan guru, maka kita berharap bahwa
mereka semua memiliki kompetensi atau kemampuan yang baik, kemudian mengerti hak dan kewajibannya, dan
tentunya mendapatkan kesejahteraan yang cukup. Apa yang kita kembangkan sekarang ini, dengan peningkatan gaji,
pemberian tunjangan fungsional, tunjangan profesi, dan tunjangan khusus, diharapkan mereka lebih meningkat lagi
kemampuan dan kompetensinya. Untuk Saudara ketahui bahwa pada tahun 2007, ada 81.800 orang yang mendapatkan
peningkatan kemampuan untuk mengikuti pendidikan S1 atau D4, 8.540 mengikuti pendidikan S2 dan S3. Ini semuanya
untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan dari pengajar kita baik dosen maupun guru.

Saudara-saudara,

Kita juga memastikan dalam kerja sama kita – pemerintah pusat – pemerintah daerah – untuk mempertahankan dan
meningkatkan mutu pendidikan. Kita sepakat tidak boleh mengkompromikan mutu atau standar pendidikan. Bangsa kita
tidak boleh menjadi bangsa yang lunak, yang permisif, pada mutu pendidikan di negerinya. Oleh karena itulah, kita ingin
benar-benar mempertahankan dan meningkatkan mutu, meningkatkan daya saing, sehingga lulusan kita, lulusan
pendidikan kita bisa bersaing dengan lulusan dari manapun di luar negeri dan bisa bekerja secara baik di negerinya
sendiri. Kita juga meningkatkan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Sebagai contoh, telah kita gelar
jaringan ICT ini di 10.000 sekolah di 471 dinas di kabupaten dan kota termasuk 36 unit untuk pendidikan belajar jarak
jauh. Harapan kita dengan penguasaan teknologi informasi ini lebih cepat, lebih merata dan lebih menjangkau lagi
kemampuan kita untuk memberikan pendidikan pada rakyat kita di seluruh tanah air.

Kita juga membahas dengan seksama tadi untuk memastikan ada satu korelasi, ada relevansi antara apa yang kita didik
dengan yang diperlukan oleh pasar tenaga kerja. Banyak sekali persoalan yang saya sebut dengan mismatch antara
lulusan hasil pendidikan dengan apa yang sesungguhnya diperlukan oleh industri, oleh sektor jasa, ataupun profesi
mana pun. Kita sepakat untuk lebih mendekatkan antara apa yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam pengembangan
kebijakan, apa yang dilaksanakan lembaga pendidikan dalam mencetak lulusan-lulusannya, dan apa yang diperlukan
oleh industri. Kita akan melaksanakan sinkronisasi dan sinergi yang lebih efektif lagi tahun ini dan tahun-tahun
berikutnya lagi dengan membangun semacam workshop semacam kerja sama di antara tiga elemen, pemerintah,
lembaga pendidikan, dan kemudian pasar atau sisi industri.

http://www.setneg.go.id Sekretariat Negara Republik Indonesia 27 April, 2008, 13:03


Sekretariat Negara Republik Indonesia

Saudara-saudara,

Kita juga membahas tadi hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan
pendidikan ini. Ini sangat penting karena kita sudah menganut sistem otonomi daerah, desentralisasi pemerintahan
termasuk desentralisasi fiskal. Kita ingin semua di seluruh negeri ini sama-sama menjalankan, meningkatkan mutu
pendidikan kita. Kita juga membahas satu keserasian penggunaan anggaran, budget sharing. Dengan demikian kita bisa
menutup celah-celah kekurangan di daerah dengan memadukan anggaran yang dimiliki oleh pemerintah, sekali lagi baik
pusat maupun daerah.

Saudara-saudara,

Salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat luas adalah ketersediaan buku, text book, bahan-bahan ajaran,
baik jumlahnya maupun harganya. Kita telah mengembangkan satu kebijakan untuk membuat buku yang diperlukan oleh
anak didik kita menjadi mudah didapatkan dan menjadi murah. Kebijakan yang kita tempuh adalah dengan membeli
copyright, hak kopi, kemudian diberikan kesempatan dengan hak kopi itu untuk memproduksi, untuk membuat buku
masing-masing, menghilangkan monopoli, dan harapan kita, harganya nanti akan turun menjadi sepertiga. Saya sudah
meminta Mendiknas dengan jajarannya bersama-sama dengan para pimpinan daerah untuk mempercepat implementasi
dari buku murah ini, sehingga bisa mengurangi komponen pembiayaan bagi orang tua atau bagi mereka yang
menyekolahkan putra-putrinya. Kita juga melihat tadi perkembangan dari pembangunan unit-unit sekolah yang baru, dari
rehabilitasi dan rekonstruksi gedung-gedung sekolah yang kurang layak, progressnya cukup baik, dan sisanya, yang
prosentasenya di bawah 10% agar tuntas pada tahun 2008 dan 2009 ini. Sebagai contoh, unit sekolah baru yang
dibangun antara 2005 sampai 2007 berjumlah 5.419 unit. Perpustakaan, telah kita bangun 4.428 perpustakaan.
Laboratorium, kita bangun 8.581 laboratorium dengan menelan biaya 7.147 trilyun. Kita ingin memastikan bahwa sejalan
dengan kenaikan anggaran pendidikan, maka pembangunan unit sekolah baru serta rehabilitasi dan rekonstruksi
gedung-gedung yang ada bisa berjalan secara efektif, sehingga pada saatnya nanti fasilitas pendidikan itu sudah
memadai dan akan membantu kelancaran proses belajar mengajar.

Saudara-saudara,

Kita juga menggarisbawahi gerakan membaca di seluruh Indonesia. Kita ingin mengurangi intellectual gap, kesenjangan
intelektual di antara warga masyarakat kita agar lebih adil lagi mereka mendapatkan mata pencaharian, bekerja sesuai
dengan kemampuannya. Itulah kita juga mengembangkan terus gerakan membaca secara nasional, membangun
perpustakaan. Sudah kita bangun 400 taman baca masyarakat di berbagai tempat, perpustakaan keliling yang disebut
dengan taman baca masyarakat keliling, yang dilakukan Depdiknas, termasuk yang dilakukan oleh organisasi lain,
seperti Mobil Pintar, Motor Pintar, Rumah Pintar, dan kegiatan-kegiatan yang sejenis. Harapan kita dengan makin
banyaknya perpustakaan sekolah, perpustakaan masyarakat, perpustakaan keliling ditambah dengan buku yang kita
produksi dengan harga yang lebih murah, maka lebih banyak lagi masyarakat kita dapat membaca. Dengan demikian,
basis pengetahuan masyarakat tahun demi tahun dapat kita tingkatkan.

http://www.setneg.go.id Sekretariat Negara Republik Indonesia 27 April, 2008, 13:03


Sekretariat Negara Republik Indonesia

Saudara-saudara,

Itulah hal-hal penting yang tadi kita rumuskan secara bersama. Di satu sisi evaluasi. Di sisi yang lain adalah
meningkatkan upaya pembangunan kita di bidang pendidikan. Demikian penjelasan saya. Apakah ada pertanyaan?

Wartawan:

Assalamualaikum. Nama saya Luhur dari Detik.com. Saya mau tanya, Bapak Presiden. Terkait dengan kebijakan untuk
penghematan anggaran sebesar 50% (eh sorry, sorry 15% ini Pak) untuk Depdiknas sendiri mana yang, menurut
pandangan Bapak, mana yang dari sekian banyak program yang memang prioritas ini, mana yang bisa dipending untuk
sementara. Arahan yang Bapak sampaikan kepada Bapak Menteri bagaimana? Terima kasih.

Presiden:

Ya, sama dengan pengarahan saya kepada seluruh departemen, kementerian, lembaga-lembaga pemerintah, termasuk
kepada para pimpinan daerah. Dengan tujuan untuk menyelamatkan APBN kita, menyangkut gejolak perekonomian
global, maka salah satunya adalah penghematan. Prinsipnya adalah menunda pengeluaran yang bisa kita tunda,
sebagai contoh belanja barang, membangun gedung-gedung, fasilitas-fasilitas yang sangat tidak diperlukan atau bisa
ditunda, ditunda. Kalau perlu dibatalkan untuk sementara. Nah, tentu saja, dengan guidelines ini, dengan arahan saya
seperti ini, masing-masing departemen dan kementerian akan bisa menentukan sendiri mana-mana yang bisa dikurangi.
Tentu saja untuk mengefektifkan operasionalisasi pendidikan kita dengan elemen-elemen yang saya sebutkan tadi
diperlukan untuk dijalankan pada tahun 2008 ke depan ini. Oleh karena itu, Mendiknas akan bisa menjelaskan kepada
Saudara, dengan pengurangan atau efisiensi anggaran setara 15% itu, komponen mana saja yang bisa dihemat ataupun
ditunda pelaksanaannya.

Wartawan:

Terima kasih. Dodi Pak, dari ANTARA. Untuk program buku murah tadi, Pak. Bisa dijelaskan lagi Pak apakah itu untuk
semua tingkatan pendidikan dari SD sampai Perguruan Tinggi atau di mana, Pak? Terima kasih.

http://www.setneg.go.id Sekretariat Negara Republik Indonesia 27 April, 2008, 13:03


Sekretariat Negara Republik Indonesia

Presiden:

Yang kita utamakan adalah untuk pendidikan wajib dasar 9 tahun SD, SMP sampai SMA – SD, SMP, SMA. Yang tadi
sudah saya lihat bukunya, dengan copyright, dengan on-line system biar bisa memproduksi, Depdiknas akan mengatur
berapa harga maksimal yang diizinkan. Dengan demikian, dengan tidak ada monopoli, mereka bisa memproduksi, bisa
mengadakan bukunya sendiri dengan batas atas dari harga itu, maka harapan kita betul-betul harganya turun menjadi
kurang lebih sepertiganya. Jadi, pertama SD, SMP, SMA. Sasaran kita memang lebih dari 250 judul buku untuk tahun
2008 ini. Mudah-mudahan lebih banyak lagi, bisa dipercepat, dan bisa lebih luas lagi diterima oleh pendidikan kita di
seluruh Indonesia.

Wartawan:

Suhartono Pak, dari Kompas. Selamat Siang. Kalau tadi di dalam rapat akan diutamakan mengenai akses pendidikan
dan juga kualitas pendidikan, Pak. Dikaitkan dengan Bapak bilang bahwa Bapak akan memastikan relevansi antara
mereka yang dididik dengan pasar tenaga kerja. Kalau real sekarang ini terjadi peningkatan pengangguran. Yang lebih
memprihatinkan adalah S1 kita yang semakin bertambah, Pak. Nah, kira-kira kalau Bapak tadi bilang akan lebih
merelevansikan antara, dan mensinergikan serta mengsinkronisasikan antara pemerintah pusat, daerah dengan pasar,
Pak. Itu kira-kira seperti apa, Pak, kongkritnya sehingga bisa meminimalisir tingkat pengangguran S1 kita?

Presiden:

Iya, Terima kasih. Baik, pada tingkat nasional, sebenarnya kita punya telaah, punya analisis, punya perkiraan, lima
sepuluh tahun mendatang, kebutuhan tenaga kerja seperti apa yang bisa mengisi keperluan, apakah di sektor industri,
sektor jasa, sektor pertanian ataupun cabang-cabang profesi di negeri ini. Analog dengan itu pada tingkat propinsi,
tingkat kabupaten dan kota, juga bisa dibikin peta kebutuhan tenaga kerja itu. Harapan kita dengan peta itu, maka
perguruan tinggi misalnya, dalam menjelaskan kepada calon mahasiswa, fakultas demi fakultas bisa dijelaskan di tingkat
lapangan, lulusan seperti apa yang masih diperlukan dalam jumlah yang lebih besar. Lulusan fakultas apa yang
nampaknya pasar sudah jenuh meskipun itu pilihan bagi calon mahasiswa sendiri tapi dengan sinkronisasi itu lebih tepat
lagi antara apa yang dihasilkan dengan apa yang dibutuhkan di tingkat lapangan, di tingkat masyarakat. Yang kedua,
ada pendidikan vocational, vocational training. Ada pendidikan kejuruan, yang lebih dipikirkan oleh daerah, misalkan
propinsi, kabupaten, dan kota. Dikaitkan real dengan apa keunggulan dari daerah itu, apakah pertanian, apakah
perikanan, apakah perkebunan, apakah industri rumah tangga, apakah energi, dan sebagainya. Itu bisa juga
disesuaikan dan memang ada komparasi antara lulusan SMA dengan SMK yang beberapa propinsi sudah sangat baik
rasionya. Dengan demikian, lebih banyak lagi lulusan setingkat itu yang siap pakai sesuai dengan yang diperlukan oleh
pasar. Ini memerlukan sinkronisasi dan sinergi terus-menerus antar lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan pasar
dalam industri jasa maupun pertanian. Saya berharap, pihak-pihak terkait, Mendiknas dalam hal ini, mewakili
pemerintah, para gubernur, bupati, walikota, dan para pimpinan perguruan tinggi, lembaga pendidikan, lembaga latihan,
bisa melakukan satu perumusan bersama, cetak biru, seperti apa yang memang pas antara pendidikan dengan yang
dibutuhkan di luar.

http://www.setneg.go.id Sekretariat Negara Republik Indonesia 27 April, 2008, 13:03


Sekretariat Negara Republik Indonesia

Demikian Saudara-saudara.

Terima Kasih.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi Wabarakaatuh

http://www.setneg.go.id Sekretariat Negara Republik Indonesia 27 April, 2008, 13:03

You might also like