You are on page 1of 11

TUGAS PENDAHULUAN REAKSI-REAKSI KIMIA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Kimia Dasar Jurusan Teknologi Pangan

Oleh : Nama NRP Kelompok No. Meja Tanggal Percobaan Asisten : : : : : : Tiara Intan Citaresmi 103020047 II (Dua) XI (Sebelas) 28 Oktober 2010 Ria Melanti Umar

LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2010

I PEDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan. 1.1. Latar Belakang Reaksi-reaksi kimia merupakan suatu hal yang dapat diamati dari adanya perubahan, misalnya perubahan warna, perubahan wujud, dan yang utama adalah perubahan zat yang disertai perubahan energi dalam bentuk kalor. Reaksi kimia merupakan kunci utama ilmu kimia. Dengan mereaksikan suatu zat berarti kita mengubah zat itu menjadi zat lain, baik sifat maupun wujudnya. Dalam ilmu kimia reaksi itu merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari satu atau berbagai jenis zat. Sifat-sifat kimia, kemudian dicatat sebagai data kuantitatif. Dengan demikian, bila kita mengharapkan suatu zat yang memiliki ciri-ciri tertentu, kita harus berupaya mencari bahan baku yang bila direaksikan dengan zat tertentu menghasilkan zat yang kita harapkan. Para pakar kimia berusaha menciptakan bahan-bahan baru yang sangat bermamfaat bagi kepentingan umat manusia (Sunarya, 2005). 1.2. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan Reaksi-Reaksi Kimia adalah untuk mengetahui dan mempelajari jenis dan sifat (sifat kimia dan fisika) dari zat yang direaksikan, serta untuk mencari rumus senyawa dan koefisien reaksi dari senyawa dengan cara

mereaksikan dua buah zat atau lebih yang dibuktikan adanya perubahan warna, bau, suhu, timbulnya gas, dan endapan (Sutrisno, dkk, 2010). 1.3. Prinsip Percobaan Prinsip dari percobaan Reaksi-Reaksi Kimia adalah berdasarkan atas penggabungan molekul terbagi menjadi dua bagian atau lebih. Molekul yang kecil atau atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk dan terputusnya ikatan kimia. Berdasarkan Hukum Kekekalan Massa yang dikemukakan oleh Lavoisier : Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama dan berdasarkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust) : Dalam setiap persenyawaan perbandingan massa unsur-unsur selalu tetap. Berdasarkan Bronsted Lowry : Asam sebagai setiap zat sembarang yang menerima proton (Sutrisno, dkk, 2010).

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguaraikan mengenai beberapa sifat atau jenis reaksi yang merupakan contoh-contoh klasifikasi reaksi kimia yang biasa digunakan, yaitu : (1) Reaksi Isomerisasi, (2) Reaksi Dekomposisi Kimiawi, (3) Reaksi Penggantian Tunggal, (4) Reaksi Penggantian Ganda, (5) Reaksi Asam Basa, (6) Reaksi Redoks, (7) Reaksi Pembakaran, (8) Reaksi Disproporsionasi, (9) Reaksi Kombinasi Langsung, dan (10) Reaksi Organik. 2.1. Reaksi Isomerisasi Reaksi isomerisasi adalah suatu reaksi yang mana senyawa kimia menjalani penataan ulang struktur tanpa perubahan pada kompoasisi atomnya

(Anonim, 2010). 2.2. Reaksi Dekomposisi Kimiawi Reaksi dekomposisi kimiawi atau analisis adalah suatu reaksi yang mana suatu senyawa diurai menjadi senyawa yang lebih kecil. contoh dari reaksi analisis yaitu : 2 H2O 2 H2 + O2

Air akan diuraikan menjadi hidrogen dan oksigen (Anonim, 2010). 2.3. Reaksi Penggantian Tunggal Reaksi penggantian tunggal adalah suatu reaksi yang dikarakterisasikan oleh suatu unsur digantikan oleh unsur lain yang lebih reaktif. Misalnya, jika lempeng

logam tembaga dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat, Kristal logam perak dihasilkan. Persamaan kimianya adalah : Cu(s) + 2AgNO3(aq) 2Ag(s) + Cu(Nu3)2(aq)

Tembaga menggantikan perak yang terdapat dalm perak nitrat, menghasilkan larutan tembaga nitrat dan logam perak (Sunarya, 2005). 2.4. Reaksi Penggantian Ganda Reaksi penggantian ganda atau metatesis adalah suatu reaksi yang mana dua senyawa saling berganti ion atau ikatan untuk membentuk senyawa yang berbeda. Misalnya larutan kalium iodida yang tak berwarna dicampurkan dengan larutan timbal(II) nitrat yang juga tidak berwarna. Ion-ion di dalam larutan bereaksi membentuk endapan berwarna kuning dari senyawa timbal(II) iodida. Persamaan kimianya : 2 KI(aq) + Pb(NO3)2(aq) 2KNO3(aq) + PbI2(s)

Ion aodida dalam larutan kalium iodida bertukaran dengan ion nitrat dari larutan timbal(II) nitrat, menghasilkan larutan kalium nitrat yang tak berwarna dan padatan timnal(II) iodide berwarna kuning, sebagai PbI2 (Sunarya, 2005). 2.5. Reaksi Asam Basa Reaksi asam basa secara luas merupakan reaksi antara asam dengan basa. Reaksi asam basa memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa yang digunakan. Beberapa definisi yang paling umum adalah : Definisi Arrhenius : Asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H3O+ dan basa berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH-.

Definisi Brosted-Lowry : Asam adalah pendonor proton (H+) dan basa adalah penerima (akseptor) proton. Melingkupi definisi Arrhenius.

Definisi Lewis : asam adalah akseptor pasangan elektron dan basa adalah pendonor pasangan electron. Definisi ini melingkupi definisi Bronsted-Lowry (Anonim, 2010).

2.6. Reaksi Redoks Reaksi redoks adalalah suatu reaksi yang mana terjadi perubahan pada bilangan oksidasi atom senyawa yang bereaksi. Reaksi ini dapat diinterprestasikan sebagai transfer elektron. Contoh reaksi redoks adalah : 2 S2O32-(aq) + I2(aq) S4O62-(aq) + 2 I-(aq)

Yang mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi S4O62- (Anonim, 2010). 2.7. Reaksi Pembakaran Reaksi pembakaran adalah sejenis reaksi redoks yang mana bahan-bahan yang dapat terbakar bergabung dengan unsur-unsur oksidator (biasanya oksigen), untuk menghasilkan panas dan membentuk produk yang teroksidasi. Istilah pembakaran biasanya digunakan untuk merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada keseluruhan molekul. Oksidasi terkontrol hanya pada satu gugus fungsi tunggal tidak termasuk dalam proses pembakaran (Anonim, 2010).

2.8. Reaksi Disproporsionasi Reaksi disproporsionasi adalah suatu reaksi dengan satu reaktan membentuk dua jenis produk yang berbeda hanya pada keadaan oksidasinya (Anonim, 2010). 2.9. Reaksi Kombinasi Langsung Reaksi kombinasi langsung atau sintesis adalah suatu reaksi yang mana dua atau lebih unsur atau senyawa kimia bersatu membentuk produk kompleks (Anonim, 2010). 2.10. Reaksi Organik Reaksi organik adalah suatu reaksi yang melingkupi berbagai jenis reaksi yang melibatkan senyawa-senyawa yang memiliki karbon sebagai unsur utamanya (Anonim, 2010).

III ALAT, BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Alat yang Digunakan, (2) Bahan yang Digunakan, dan (3) Metode Percobaan. 3.1. Alat yang Digunakan Alat yang digunakan pada Percobaan Reaksi-Reaksi Kimia adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, bunsen, dan pipa u. 3.2. Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan pada Percobaan Reaksi-Reaksi Kimia adalah NaOH 0,05 M, CH3COOH 0,05 M, K2CrO4 0,1 M, K2CrO7 0,1 M, Al2(SO4)3, ZnSO4, (NH4)2SO4, Pb(NO3)2, NaCl, AgNO3, BaCl2, Ba(OH)2, H2C2O4, H2SO4, CuSO4, Fe2+, NH4OH, KSCN, Phenolftalein, dan Indikator Metil Merah.
3.3. Metode Percobaan

3.3.1. 1 ml larutan NaOH 0,05 M dimasukkan kedalam dua tabung reaksi, kemudian kedalam dua tabung reaksi yang lain dimasukkan CH3COOH 0,1 M. Lalu setiap tabung reaksi rambahkan dengan metil merah dan tabung reaksi lain dengan menggunakan phenoftalein. 3.3.2. ke dalam empat tabung reaksi lain dilakukan hal seperti nomor satu. Tetapi dengan penambahan indikator metil merah. 3.3.3. Kedua asam dengan basa pada nomor 1 dan 2 dicampurkan, amati perubahan warna yang terjadi. 3.3.4. 1 ml K2CrO4 0,1 M dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi.

3.3.5. 1 ml K2CrO7 0,1 M dimasukkan kedalam dua tabung reaksi. 3.3.6. ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml Al2(SO4)3 , amati perubahan yang terjadi. kemudian tambahkan lima tetes NaOH. kemudian tambahkan dengan NH4OH 1 M, lalu amati perubahan yang terjadi. 3.3.7. ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml Al2(SO4)3 , amati perubahan yang terjadi. kemudian tambahkan lima tetes NaOH. kemudian tambahkan dengan NH4OH 1 M, lalu amati perubahan yang terjadi. Bandingkan dengan nomor 6. 3.3.8. Ikuti petunjuk nomor enam dan tujuh, tetapi gantilah Al2(SO4)3 dengan ZnSO4. 3.3.9. Masukkan (NH4)2SO4 lalu tambahkan dengan NaOH dan segera pasang penyalur gas. lalu kenakan pada kertas lakmus yang telah dibasahi air. 3.3.10. 1 ml Pb(NO3)2 ditambahkan dengan NaCl, amati perubahan warna yang terjadi, kemudian panaskan sambil dikocok. Campuran didinginkan sambil diamati. 3.3.11. 1 ml NaCl 0,5 M ditambahkan dengan10 tetes AgNO3, amati perubahan warna yang terjadi. 3.3.12. 1 ml BaCl2 0,1 M ditambahkan dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M, amati perubahan yang terjadi. 3.3.13. 1 ml BaCl2 0,1 M ditambahkan dengan 1 ml K2CrO7 0,1 M, lalu amati perubahan yang terjadi. Zat pada nomor 12 dan 13 jangan segera dibuang, karena akan dibandingkan dengan nomor 14.

3.3.14. 1 ml BaCl2 0,1 M ditambahkan dengan 1 ml Hcl 0,1 M kemudian tambahkan dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M, lalu amati perubahan yang terjadi. Bandingkan dengan nomor 12 dan 13. 3.3.15. 1 gr serbuk CaCO3 ditambahkan dengan HCl 1 M lalu dihubungkan dengan pipa U kedalam cairan Ba(OH)2. 3.3.16. 1 ml khlor dari kaporit, ditambahkan dengan 1 ml KI 0,005M dan 1 ml CHCl3 atau CCl4. 3.3.17. 1 ml H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2SO4 2M lalu tambahkan dengan KMNO 0.05M, lalu dipanaskan dan setelah itu sambil dikocok. 3.3.18. 1 ml larutan Fe 2+ dan dua tetes H2C2O4. Teteskan larutan KMNO4 0,05M sambil dikocok. Bandingkan kecepatan laju hilangnya warna KMnO4 pada nomor 17 dan 18. 3.3.19. CuSO4 0,05M ditambahkan dengan NaOH 1M sampai berlebih, lalu amati perubahan yang terjadi. 3.3.20. Ulangi pekerjaan nomor 19 tetapi gantilah larutan NaOH dengan larutan NH4OH, lalu amati perubahannya dan bandingkan dengan nomor 19. 3.3.21. Campurkan 2 ml larutan Fe 3+ ditambahkan dengan 2 ml KSCN 0,1 M lalu Bagilah menjadi dua ke dalam 2 abung reaksi. Tambahkan Na3PO4 ke dalam satu tabung, sementara tabung yang lain digunakan sebagai pembanding. Bandingkan warna kedua larutan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,(2008), Reaksi Kimia, http://id.wikipedia.org, Accessed : 27 Oktober 2010. Brady, E, james, (1990), Kimia Universitas Edisi Lima, Binapura Aksara : Jakarta. Keenan, dkk, (1989), Kimia Untuk Universitas Edisi Enam, Erlangga : Jakarta. Sunarya, Drs. Yayan, M.si., (2005), Kimia Dasar Berdasarkan Prinsip-Prinsip Terkini, Jilid 1, Gracia Indah Bestari : Bandung. Underwood, A. L, (1983), Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga : Jakarta. Vogel, (1979), Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Edisi V, PT. kalman Media Pustaka : Jakarta.

You might also like