You are on page 1of 11

MAKALAH FILSAFAT ILMU

EPISTOMOLOGI
Disusun Oleh Nama NIM Jurusan BKU : Yuniarsih Manggarsari : 20112506056 : Pendidikan Bahasa : Pendidikan Bahasa Inggris

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada hakikatnya pengetahuan dan ilmu adalah sesuatu hal yang berbeda. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowladge) tetapi ilmu merupakan sekumpulan dari beberapa pengetahuan yang mempunyai teoriteori tertentu dan secara sistematik telah teruji dan diakui dalam bidang ilmu tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menjelaskan gejalagejala yang ada di bidang (pengetahuan)itu. Sedangkan pengetahuan berasal dari kata tahu yang artinya mengerti sesudah melihat (menyaksikan,mengalami, dan sebagainya) dari hal yang bersifat sudah mengerti dan sudah diketahui itulah yang menjadikannya pengetahuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui. Maka pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui atau gejala yang ditemui dan dirasakan oleh seseorang melalui pengamatan akal. Pengetahuan mempunyai ciri-ciri tersendiri dan menurut Jujun S. Surisumantri (1990:105) ciri-ciri spesifik pengetahuan mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistomologi), untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga ciri-ciri tersebut menjadi landasan yang saling berkaitan. Ontologi ilmu berkaitan dg epistomologi ilmu, epistomologi ilmu berkaitan dg aksiologi ilmu dan seterusnya. Seperti apa yang dipelajari sehingga menghasilkan pengetahuan? Bagaimana proses mempelajarinya? Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu digunakan?. Apa yang dipelajari maksudnya segala sesuatu yang berhubungan dengan realitas gejala-gejala tertentu dan menggunakan metode-metode tertentu sehingga menghasilkan pengetahuan yang sesuai dengan realita yang ada.

Menggunakan metode-metode disini maksudnya adalah upaya, cara atau langkah-langakah untuk mendapatkan dan mempelajari pengetahuan itu sehingga pengetahuan tersebut bisa dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya. I.2 Rumusan Masalah Dari ruang lingkup aktivitas upaya, cara atau langkah-langkah untuk mendapatkan dan mempelajari pengetahuan (Epistomologi) maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan seperti: 1. Apa yang dimaksud dengan epistomologi (knowladge)? 2. Apa saja jenis-jenis pengetahuan yang dimiliki manusia ? 3. Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan itu sendiri? 4. Teori apa saja yang menjelaskan tentang kebenaran epistomologi (knowladge)? I.3 Tujuan 1. Untuk memahami maksud dari pengertian epistomologi (knowladge). 2. Untuk mengetahui jenis-jenis pengetahuan yang dimiliki manusia. 3. Untuk mengetahui cara mendapatkan pengetahuan itu sendiri. 4. Untuk mengetahui teori-teori tentang kebenaran epistemologi (knowladge). I.4 Manfaat 1. Dapat memahami maksud dari pengertian epistomologi (knowladge). 2. Dapat mengetahui jenis-jenis pengetahuan yang dimiliki manusia. 3. Dapat mengetahui cara mendapatkan pengetahuan itu sendiri. 4. Dapat mengetahui teori-teori tentang kebenaran epistemologi (knowladge).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Epistomologi Filsafat ilmu dapat didefinisikan sebagai suatu set pemikiran atau ide tentang realita alam (nature of life) dan makna dari kehidupan (meaning of life). Kelompok ide-ide tersebut berupa keberadaan (being), pengetahuan (knowladge) dan prilaku (conduct). Sekelompok pemikiran tersebut saling berkaitan satu sama lain. Pembahasan tentang keberadaan atau being dikaji dalam ontologi. Adapun pembahasan setelahnya adalah tentang terjadinya pengetahuan yang dikaji dalam epistomologi. Kata Epistomologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu. Epistomologi seacara istilah dapat pula diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar dan biasanya disebut theory of knowladge. Epistomologi merupakan cabang filasafat yang membahas tentang pengetahuan. Dicabang filasaft ini, epistomologi juga membahas tentang bagaimana menilai kelebihan dan kelemahan pengetahuan tersebut. Pada hakekatnya pengetahuan adalah bagian dari ilmu. Dimana obyek dari ilmu itu sendiri (tentang apa dan bagaimana wujud hakikinya) dan hal yang dikaji itu dibahas dalam ontologi setelah obyek kebenaran tersebut diketahui kemudian diproses dengan menggunakan metode-metode sehingga menjadi pengetahuan (epistomologi) dan bagaimana masyarakat umum menerima dan memanfaatkan pengetahuan tersebut (aksiologi) sehingga akhir pengetahuan tersebut mempunyai arah tujuan yang sama. II.2 Jenis-Jenis Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Dan ciri pokok dari pengetahuan adalah

ingatan tentang sesuatu yang diketahui baik melalui pengalaman, belajar maupun berupa informasi yang didapat dari orang lain. Pengetahuan terdiri dari berbagai macam yaitu: pengetahuan umum atau biasa, pengetahuan ilmu, pengetahuan agama, pengetahuan filsafat, pengetahuan seni. 1. Pengetahuan Umum atau Biasa Dalam filsafat pengetahuan ini juga disebut common sense atau good sense karena setiap individu memiliki rasa atau sense sehingga orang tersebut dapat menerima secara baik. Pengetahuan biasa sering digunakan dalam kehidupan sehari hari tanpa harus mengetahui teori teori tertentu. Misalnya air dapat dipakai untuk menyiram bunga dan menghilangkan rasa haus. 2. Pengetahuan Ilmu Pengetahuan yang didapatkan secara khusus yang bersifat kuantitatif dan obyektif dengan menggunakan observasi, ekspeimen, klasifikasi maupun analisa. Hasil pengetahuannya bukan hanya untuk digunakan saja tapi dipelajari lebih dalam akan kebenarannya karena masih bersifat pada pengalaman dan ada kemungkinan berubah-ubah tergantung pada fakta yang ada. Misalnya teori hukum gerak dari Galeleo Galilei dan teori relativitas Einstain. 3. Pengetahuan Filsafat Pengetahuan ini disebut dengan pengetahuan yang tidak mengenal batas karena bersifat pemikiran spekulatif dan menekankan pada universal akan hakekat sesuatu sehingga yang dicari adalah sebab-sebab yang paling dalam yang hakiki sampai diluar dan diatas pengalaman biasa. 4. Pengetahuan Agama Pengetahuan ini bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu gugat oleh penganutnya atau para pemeluk agamanya. Pengetahuan ini diperoleh dari Tuhan melalui UtusanNYA. Dalam pengetahuan ini mempunyai dua unsur dasar yaitu unsur vertikal dan horizontal. Dimana unsur vertikal yaitu unsur

yang menyatakan tentang hubungan manusia dengan Tuhannya sedangkan unsur horizontal yaitu hubungan tentang manusia dengan manusia. 5. Pengetahuan Seni Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah Menurut (http://members.fortunecity.com/senirupa/senirupa/id1.html).

Kamus Besar Bahasa Indonesia seni adalah kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi atau luar biasa. Setiap manusia mempunyai pengetahuan seni untuk mengekpresikan ide, gagasan, perasaan dalam sebuah kreativitas. II.3 Cara mendapatkan pengetahuan Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui atau gejala yang ditemui dan dirasakan oleh seseorang melalui pengamatan akal. Ada beberapa metode atau cara untuk mendapatkan pengetahuan diantaranya metode empirisme, metode rasionalisme, metode fenomenalisme, metode intuisionisme, metode ilmiah. 1. Metode Empirisme Menurut metode empirisme pengetahuan diperoleh melalui pengalaman yang bersifat empiris yaitu pengalaman yang bisa dibuktikan kebenarannya melalui panca indera. Misalnya, bagaimana kita tahu jika gula itu manis? Maka orang yang menggunakan metode empiris ini akan menjawab karena kita merasakannya (secara inderawi/panca indera). Jhon Lock berpendapat bahwa:
Pengetahuan adalah hasil dari proses neuro-kimiawi yang rumit dimana obyek luar merangsang satu organ panca indera atau lebih dan rangsangan ini menyebabkan perubahan material atau elektris didalam badani yang disebut otak.

Maka dari itu kaum empiris mendasarkan teori pengetahuan melalui pengalaman yang ditangkap oleh panca indera.

2. Metode Rasionalisme Jika metode empirisme menggunakan pengalaman sebagai cara mendapatkan pengetahuan maka pada metode rasionalisme pengetahuan itu sendiri didapatkan melalui rasional atau akal pikiran. Menurut Plato suatu pernyataan adalah benar apabila sebelumnya ia tidak tahu bahwa itu benar. Dan menurut Rene Descrates, ia pernah menyatakan tentang Cogito, ergo sum yang artinya aku berpikir, maka aku ada (ruhcitra.wordpress.com) dengan demikian inti dari metode ini adalah sumber pengetahuan yang benar adalah akal pikiran bukan pengalaman. 3. Metode Fenomenalisme Dalam metode ini menyebutkan bahwa pengetahuan itu sendiri berasal dari gejala (fenomena suatu aktivitas) yang merupakan sumber kebenaran. Metode fenomenalisme juga sering disebut metode pemikiran a way of looking at things. 4. Metode Intuisionisme Cara memperoleh pengetahuan dalam metode ini melalui intuisi tentang kejadian terhadap sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, intuisi adalah daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa harus dipelajari. 5. Metode Ilmiah Pada metode ini, cara mendapatkan pengetahuan yaitu dengan menggabungkan pengalaman dan akal pikiran sebagai pendekatan yang dibentuk dengan menggunakan teori-teori yang mendukung. Metode ilmiah ini diawali dengan pengalaman seseorang kemudian dihubungkan dengan fakta yang telah diamati melalui panca indera dan disusun secara sistematis dengan tujuan untuk mendapatkan suatu jawaban dari suatu permasalahan.

II.4 Teori Kebenaran Epistomologi Empat macam teori yang menjelaskan kebenaran pada epistomologi diantaranya: teori korespodensi, teori koherensi, teori pragmatisme, agama sebagai teori kebenaran. 1. Teori Korespodensi Pada teori ini menyatakan bahwa suatu pernyataan dapat dianggap benar bila materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut saling berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Dari kalimat itu dapat diketahui bahwa keadaan yang benar itu terdapat kesesuaian antara arti dan objek pengetahuan yang dituju. Hal tersebut dikarenakan proses kognitif dari manusia terdapat pada pikiran manusia itu sendiri maka pengetahuan itu benar bila yang terjadi didalam pikiran manusia itu benar dan sesuai dengan apa yang ada didalam objek pengetahuannya. Misalnya, Si A sedang mengalami kesedihan dapat dilihat sebagai kenyataan yang benar bila si A sedang menangis. Teori korespodensi dijadikan dasar pengalaman ilmu empiris dimana kaum empirisme memperoleh pengetahuan melalui pengalaman panca indera. Jelasnya teori korespodensi adalah teori dimana pernyataannya sesuai dengan fakta dan kenyataan. 2. Teori Koherensi Dalam teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu sesuai dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Dengan kata lain kebenaran berdasarkan atas hubungan antara pernyataan yang baru dengan pernyataan yang telah diakui. Misalnya semua logam bila terkena panas akan memuai adalah pernyataan yang diakui. Maka besi adalah logam sehingga bila besi terkena panas besi akan memuai adalah pernyataan benar. 3. Teori Pragmatisme

Teori pragmatisme pertama kali diungkapkan oleh Charles S. Peirce (1839-1914). Menurut teori ini, suatu pernyataan akan dianggap benar bila bersifat fungsional dalam suatu kehidupan. Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain (http://id.wikipedia.org/wiki/Pragmatisme). Misalnya pernyataan bahwa media pembelajaran merupakan faktor yang penting untuk mengambil perhatian siswa dapat dianggap benar bila pernyataan tersebut bersifat fungsional atau mempunyai kegunaan praktis yaitu bahwa perhatian siswa dapat diambil melalui penggunaan media pembelajarannya.

BAB III PENUTUP


Dari penjelasan tentang pengertian epistomologi maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Epistomologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti

pengetahuan dan logos yang berarti ilmu. Epistomologi seacara istilah dapat pula diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar dan biasanya disebut theory of knowladge.
2.

Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui atau gejala yang ditemui

dan dirasakan oleh seseorang melalui pengamatan akal. Dan jenis-jenis pengetahuan yang dimiliki manusia yaitu: pengetahuan umum atau biasa, pengetahuan ilmu, pengetahuan agama, pengetahuan seni, dan pengetahuan filsafat.
3.

Terdapat lima cara atau metode untuk mendapatkan pengetahuan

diantaranya: metode empirisme, metode rasionalisme, metode fenomenalisme, metode intuisionisme dan metode ilmiah.
4.

Dalam epistomologi terdapat tiga teori utama tentang kebenaran


Pernyataannya sesuai dengan fakta atau kenyataan (teori Pernyataannya sesuai dengan pernyataan sebelumnya yang Pernyataannya dianggap benar bila bersifat fungsional (teori

yaitu:
1. korespodensi). 2. 3. pragmatisme). dianggap benar (teori koherensi).

10

DAFTAR PUSTAKA Alim. Hakikat, Kriteria dan Teori Kebenaran Ilmiah. Diambil dari internet: http://blog.tp.ac.id/hakikat-kriteria-dan-teori-teori-kebenaran-ilmiah pada tanggal 15 Oktober 2011 Budisantoso, Haryadi, permana.dkk 2010. Rasionalisme dan Emipirsme Gani, fuad.2008. Membangun Budaya Pengetahuan. Diambil dari internet: http://www.clr.ui.ac.id/wp-content/uploads/2008/11/membangunbudaya-pengetahuan.pdf pada tanggal 15 Oktober 2011 MasBied.com@WordPress. Jenis-Jenis Pengetahuan. Diambil dari internet: http://masbied.wordpress.com/2010/03/20/jenis-jenis-pengetahuan/ pada tanggal 15 Oktober 2011 Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Sunny.2009. Fenomenalisme dan Intusionisme. Diambil dari internet: http://kuliahfilsafat.blogspot.com/2009/04/fenomenalismeintusionalisme.html pada tanggal 15 Oktober 2011 Teguhsantoso. Ringkasan Materi Rasionalisme dan Empirisme. Diambil dari internet http://www.teguhsantoso.com/2011/04/rasionalisasi-danempirisme.html pada tanggal 15 Oktober 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Galileo_Galilei pada tanggal 15 Oktober 2011 http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Teori_relativitas 15 Oktober 2011

11

You might also like