Professional Documents
Culture Documents
hidup bangsa. Setelah melalui proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang di dalamnya tersimpul cirri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang meliputi lima prinsip [ lima sila ] yang kemudian diberi nama Pancasila. Jikalau jujur sebenarnya dewasa ini banyak tokoh serta elit politik yang kurang memahami filsafat hidup serta pandangan hidup bangsa kita Pancasila, namun bersikap seolah olah memahaminya. Akibatnya dalam proses reformasi dewasa ini pengertian kebebasan termasuk kebebsasn memilih ideologi di negara kita, kemudian pemikiran apapun yang dinilai menguntungkan demi kekuasaan dan kedudukan dipaksakan untuk diadopsi dalam sistem kenegaraan kita. Misalkan kebebasan yang jelas-jelas tidak sesuai dengan nilainilai yang kita miliki dipaksakan kepada rakyat dengan bebrbagai gerakan massa secara brutal tanpa mengindahkan kaidah hukum yang berlaku , menjarah, merusak, menganiaya bahkan menteror nampaknya dianggap syah syah saja. Negara melalui aparat keamanan tidak mampu berbuat banyak karena akan berhadapan dengan penegak Hak Azasi Manusia yang mendapat dukungan kekuatan internasional. Bahkan anehnya banyak tokoh-tokoh politik, elit politik dan kelompok yang menamakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang mendapat dukungan dana internasional dengan alasan menegakkan HAM tidak segan-segan menyeret saudara sendiri ke mahkamah internasional dengan kesalahan yang tidak sepadan tanpa memperhitungkan solidaritas kebangsaan Indonesia. Dilain hal dalam banyak peristiwa, mandat dan kewenangan yang diberikan untuk menentukan sesuatu dengan jalan musyawarah guna menghasilkan keputusan yang tiada lain hanya demi kepentingan rakyat atau bangsa demi kesejahteraan rakyat telah dikalahkan dan telah digadaikan demi uang untuk memperkaya diri, memperkaya kelompok tanpa mempedulikan penderitaan rakyat yang telah memilihnya. Para penguasa daerah dengan dalih pembangunan demi kemajuan dan peningkatan kesejahteraan rakyat menuju keadilan ternyata malah menyakiti hati rakyatnya karena terbukti memperkaya diri dengan cara menjual aset [ sumber daya alam ] daerahnya yang berakibat rusaknya lingkungan yang ujungnya rakyat juga yang menderita. Oleh karena itu kiranya merupakan tugas berat kalangan intelektual untuk mengembalikan persepsi orang yang keliru tersebut kearah cita-cita bersama bagi bangsa Indonesia dalam hidup bernegara. A. Tujuan Pendidikan Pancasila Tjuan Pendidikan diartikan sebagai seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung jawab yang berorientasi pada kompetensi mahasiswa pada bidang profesi masing-masing. 2
Kompetensi lulusan Pendidikan Pancasila adalah seperangkat tindakan intelektual, penuh tanggung jawab sebagai seorang warga negara dalam memecahkan berbagai masalah dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan pemikiran yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Sifat intelektual tercermin pada kemahiran, ketepatan, keberhasilan bertindak. Sifat penuh tanggung jawab diperlihatkan sebagai kebenaran tindakan ditilik dari aspek iptek, etika, agama, budaya. Pendidikan Pancasila bertujuan supaya peserta didik : 1. Mengetahui Pancasila yang benar, mengamalkan sesuai dengan fungsinya, dan kemudian kita amankan [ jiwa, semangat, perumusan, sistematika yang sudah tepat itu tidak diubah ubah apalagi dihapus atau diganti dengan paham yang lain ]. Mampu mengambil serangkaian tindakan intelektual dan bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya pada bidang profesi masing-masing. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilainilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.
2.
3.
B.
Landasan Pendidikan Pancasila Landasan adalah : Landasan Landasan Landasan Landasan 1. yang dipakai dalam pelaksanaan pendidikan Pancasila Historis Kuktural Yuridis Filosofis
Landasan Historis Pancasila lahir melalui proses yang sangat panjang, beratusratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya [ jaman kerajaan dan penjajahan ] berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. Setelah melalui proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang di dalamnya tersimpul cirri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang meliputi lima prinsip [ lima sila ] yang kemudian diberi nama Pancasila. 3
Jadi secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disyahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila. [ Pancasila asal mula materi / bahanya dari bangsa Indonesia sendiri ]. Oleh karena itu berdasarkan fakta obyektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila. Atas dasar pengertian alasan historis inilah maka sangat penting bagi para generasi penerus bangsa terutama para intelektual kampus untuk mengkaji, memahami dan mengembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki kesadaran serta wawasan kebangsaan yang sangat kuat berdasarkan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri. Konsekuensinya secara historis Pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat Negara serta ideologi bangsa dan Negara bukannya ideologi yang menguasai bangsa, namun justru nilai-nilai dari Pancasila itu melekat dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri. 2. Landasan Kultural Nilai nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila sila Pancasila merupakan karya besar bangsa Indonesia yang diangkat dari nilai nilai kultural yang dimikili oleh bangsa Indonesia sendiri, melalui proses refleksi filosofis para pendiri Negara [ seperti Soekarno, M Yamin, M Hatta, Soepomo serta tokoh pendiri Negara lainnya ] ; bukanlah hanya merupakan suatu hasil konseptual seseorang saja. 3. Landasan Yuridis Landasan yuridis Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggi tertuang dalam : a. Undang-Undang NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional [ disayhkan tanggal 8 JULI 2003 ] : 1) BAB I Psl. 1 ayat 2 : Pendidikan Nasional adalah pendidikan yg berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yg berakar dari nilai nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan jaman. BAB II Psl. 2 : 4
2)
Pendidikan Nasional berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. 3) BAB X Psl 37 ayat 2 : Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat : a) Pendidikan Agama b) Pendidikan Kewarganegaraan, dan c) Bahasa.
b.
SK (Surat Keputusan) Dirjen Dikti nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Matakuliah Pengembangan Kepribadian [ MPK ] di perguruan tinggi : 1) Pasal 3 : Kompetensi Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian [ MPK ]. Ayat 2 point ( b ) : Kompetensi dasar Pendidikan Kewarganegaraan : Menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tananh air, demokratis yang berkeadaban; menjadi warga negara yang mempunyai daya saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. Kajian Kelompok Kepribadian [ MPK ]. Matakuliah
2)
Ayat 2 : Pendidikan Kewarganegaraan : a. Filsafat Pancasila : Pancasila sebagai sistem filsafat. Pancasila sebagai ideologi negara.
Filsafat : landasan berfikir dan beringkah laku seorang manusia Filosofi : keragka pikiran [ yg terbentuk sedemikian rupa ] dalam diri kita [ dan berfungsi memberi ruang 5
bagi yang
semua tindakan yang mungkin kita lakukan ] diyakini kebenarannya. dasar filsafat negara dan
Nilai nilai yang tertuang dalam sila sila Pancasila secara filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara. Setelah mendirikan negara, dalam hidup bernegara Pancasila dijadikan dasar negara, maka nilai nilai Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Konsekuensinya dalam setiap aspek penyelenggaraan dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai nilai Pancasila, termasuk sistem peraturan perundang undangan di Indonesia. Oleh karena itu dalam realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan suatu keharusan bahwa Pancasila merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya,maupun pertahanan dan keamanan. C. Pengertian Pengertian Pancasila Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia dijumpai bermacam rumusan Pancasila yang berbeda. Untuk memahami Pancasila baik rumusan maupun isitilahnya, maka perlu meninjau pengertian Pancasila dari beberapa lingkup pengertian sebagai berikut : Pengertian Pancasila secara etimologis [ilmu asal usul & sejarah kata-kata] Pengertian Pancasila secara Historis [ sejarah ]. Pengertian Pancasila secara Terminologis [ susunan kata-kata / istilah ].
1.
2.
a.
Jaman Majapahit [ abad XIV ] Istilah Pancasila termuat dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular yang mempunyai dua arti yaitu : Berbatu sendi lima Pelaksanaan Kesusilaan yang lima [ Pancasila Karma ], yaitu : 1 tidak boleh melakukan kekerasan; 2 tidak boleh mencuri; 3 tidak boleh berjiwa dengki; 4 tidak boleh berbohong; 5 tidak boleh mabok minuman keras.
b.
Sidang BPUPKI Pertama [ 29 Mei s/d 1 Juni 1945 ] Ketua BPUPKI Dr. K.R.T. Radjiman Widiodiningrat [ anggota BPUPKI 60 orang ] mengajukan masalah yang akan dibahas dalam sidang yaitu masalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. 1) Mr. Muhammad Yamin [ 29 Mei 1945 ] : Dalam pidato; mengemukakan lima asas dasar negara Indonesia Merdeka : 1. 2. 3. 4. 5. Peri Kebangsaan Peri Kebangsaan Peri Ketuhanan Peri Kerakyatan Kesejahteraan Rakyat
Usulan tertulis dalam Pembukaan Rancangan UUD Republik Indonesia tercantum rumusan lima asas dasar negara : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia 3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab 4. Kerakyatan yang dipimpinoleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarat an perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 2) Ir. Soekarno [ 1 Juni 1945 ] 7
Dalam pidatonya Soekarno mengusulkan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yang akan dibentuknya, sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia Internasionalisme atau Perikemanusiaan Mufakat dan Demokrasi Kesejahteraan Sosial Ketuhanan yang berkebudayaan
Soekarno mengajukan usul agar dasar negara tersebut diberi nama Pancasila [ istilah itu saran dari temannya seorang ahli bahasa ]. Usul mengenai nama Pancasila tersebut secara bulat diterima oleh sidang BPUPKI. Pada tahun 1947 pidato Ir. Soekarno tersebut diterbitkan dan dipublikasikan dan diberi judul Lahirnya Pancasila, sehingga dahulu pernah populer bahwa tanggal 1 Juni adalah hari lahirnya Pancasila. [ ada pendapat yang tepat adalah hari lahirnya istilah Pancasila ]. c. Piagam Jakarta [ 22 Juni 1945 ] Tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional [ Panitia Sembilan ] yang juga tokoh BPUPKI menyusun sebuah naskah piagam [ Piagam Jakarta ] yang didalamnya memuat Pancasila, sebagai buah hasil pertama kali disepakati oleh sidang. Rumusan Pancasila yang termuat dalam Piagam jakarta adalah : 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3.
Agustus 1945 mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia. UUD 1945 terdiri dari dua bagian : Pembukaan UUD 1945 Pasal pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 Aturan Peralihan yang terdiri dari 4 pasal, 1 Aturan tambahan yang terdiri atas 2 ayat. Dalam Pembukaan UUD 1945 yang tdd tercantum rumusan Pancasila sbb : 1. 2. 3. 4. 5. Ketuhanan Yang Maha Esa Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia empat alinea tersebut
Rumusan Pancasila yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia adalah yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yang disahkan oleh PPKI mewakili seluruh rakyat Indonesia. Selama mempertahankan proklamasi dan eksistensi negara dan bangsa [ setelah proklamasi ] terdapat beberapa rumusan Pancasila dengan susunan kata-kata / terminologi yang lain, sbb : a. Dalam Konsitusi RIS [ Republik Indonesia Serikat ] berlaku 29 Desember 1949 s/d 17 Agustus 1950, rumusan Pancasila sbb : 1. 2. 3. 4. 5. b. Ketuhanan Yang Maha Esa Peri Kemanusiaan Kebangsaan Kerakyatan Keadilan Sosial
Dalam UUDS [ Undang Undang Dasar Sementara 1950 ] berlaku 17 Agustus 1950 s/d 5 Juli 1959, terdapat rumusan Pancasila seperti rumusan yang tercantumdalam Konstitusi RIS. Rumusan Pancasila di Kalangan Masyarakat Rumusan Pancasila yang beredar di masyarakat antara lain : 9
c.
1. 2. 3. 4. 5.
Ketuhanan Yang Maha Esa Peri Kemanusiaan Kebangsaan Kedaulatan Rakyat Keadilan Sosial
Dari bermacam rumusan Pancasila tersebut yang sah dan benar secara konstitusional adalah yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Hal ini diperkuat dengan : a. b. Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 Inpres No. 12 tanggal 13 April 1968
yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan rumusan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia yang sah dan benar adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
10