You are on page 1of 5

Ilmu Tajwid : Makhorijul Huruf & File Flash

Posted on 21 November 2009 by Ummu Shofiyyah al-Balitariyyah

Bab Makhorijul huruf adalah salah satu bab yang

sangat penting dalam ilmu tajwid. Makhroj ( )secara bahasa adalah: Tempat keluar () Dan secara istilah adalah :

Tempat keluarnya huruf dan pembeda antara satu huruf dengan huruf yang lainnya. Tempat-tempat keluarnya huruf ini dibagi secara umum dan secara khusus. Tempat-tempat keluarnya huruf secara umum ada 5 : 1. 2. 3. 4. 5. Rongga mulut () Tenggorokan () Lidah () Dua bibir () Rongga hidung ()

Adapun tempat-tempat keluarnya huruf secara rinci ada 17 : 1. Rongga mulut (huruf mad yang tiga : ) 2. Pangkal tenggorokan () 3. Tengah tenggorokan () 4. Ujung tenggorokan () 5. Pangkal lidah paling belakang () 6. Pangkal lidah sedikit ke depan () 7. Tengah lidah dengan langit-langit () 8. Sisi lidah bertemu geraham atas () 9. Dibawah sisi lidah setelah dhad () 10. Ujung lidah setelah lam () 11. Ujung lidah setelah nun () 12. Ujung lidah bertemu gusi atas () 13. Ujung lidah bertemu ujung gigi depan yang atas ()

14. Ujung lidah diantara gigi atas dan gigi bawah (lebih dekat ke bawah) () 15. Bibir bawah bagian dalam bertemu ujung gigi atas () 16. Dua bibir () 17. Rongga hidung (ghunnah/ dengung) Berikut file flash makhorijul huruf untuk memudahkan dalam belajar, yang ana dapatkan dari baiyt-essalafyat, semoga bermanfaat >> Download file Flash nya << [Sumber : Posting oleh Ummu Shofa di http://www.baiytessalafyat.com/vb/showthread.php?t=1664&page=1] Maroji :

al-Khulashoh min Ahkamit tajwid, Abu Azzam Khumais bin Nashir al-Umari Bimbingan Tahsin dan Tajwid, Abu Abdil Haq Syarh al-Muqoddimat al-Jazariyyah, DR Ibrohim bin Said adDausari Forum Baiyt-essalafyat

Hukum pidana
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia


Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan apa yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta menentukan hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya.[1] Menurut Prof. Moeljatno, S.H Hukum Pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk [2]: Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan dan yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.[2] 2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan.[2] 3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.[2]
1.

Sedangkan menurut Sudarsono, pada prinsipnya Hukum Pidana adalah yang mengatur tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap kepentingan umum dan perbuatan tersebut diancam dengan pidana yang merupakan suatu penderitaan.[3] Dengan demikian hukum pidana bukanlah mengadakan norma hukum sendiri, melaikan sudah terletak pada norma lain dan sanksi pidana. Diadakan untuk menguatkan ditaatinya norma-norma lain tersebut, misalnya norma agama dan kesusilaan.[3]

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Sumber-Sumber Hukum Pidana 2 Asas-Asas Hukum Pidana 3 Macam-Macam Pembagian Delik 4 Macam-Macam Pidana 5 Referensi

By Indra Safitri Senior Partner in Safitri, Motik & Tim'S email :safitri@dnet.net.id or safitri@safitri.com Hukum & Pemerintahan Yang Bersih ( Law & Clean Governemnt ) Bila saya mengingat kembali tentang pelajaran Ilmu Negara yang pernah diajarkan ketika masih tingkat pertama di fakultas hukum, maka negara itu terbentuk oleh karena adanya kehendak rakyat yang menyatakan diri secara sukarela untuk bersatu dengan menentukan hukum dan kebiasaan apa yang menjadi anutan atau kepatuhan yang mereka sepakati bersama.Soal berbagai teori tentang bagaimana sebuah negara itu terbentuk memiliki sejarah yang cukup lama, yang jelas rakyat yang membuat sebuah negara hampir semuanya menginginkan adanya kemakmuran, ketenangan serta kesehjahteraan. Bila kemudian ada negara yang pemimpinnya berubah menjadi sepert Hitler ataupun Slobadan Milosovic itu merupakan pemimpin yang dapat digolongkan sebagai "penjahat perang" yang wajib diajukan kemahkamah internasional dan segera dijatuhkan hukum mati buat mereka. Jadi bila kita mengadaikan apa yang terjadi dengan Indonesia saat ini, memang kita harus kembali mengingat apakah negara ini sejak diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan saat ini telah memberikan kemakmuran dan kesehjahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Bila kita menggunakan angka sebagai logika untuk jawaban ini, maka sejak tahun 1945 yang tentunya 200 juta bangsa ini masih banyak yang hidup digaris kemiskinan.Bukankah kalau begitu pemimpin bangsa ini tidak

berhasil untuk menjalankan amanat dengan format negara kesatuan yang telah disepakati, jawaban bisa ia bisa tidak, tergantung dari mana anda dan apa yang telah anda rasakan selama ini. Persoalan bukan itu saja namun bagaimana negara yang diwakili oleh organisasi pemerintahannya harus berjalan sesuai dengan ketentuan hukum yang menjadi kesepakatan dan bukan sebaliknya rakyat beserta sumber alam yang ada menjadi objek hukum yang memberikan legitimasi untuk diexploitasi oleh sekelompok atau segolongan manusia yang tinggal di negeri ini. Kemerosotan moral dan akhlak yang menjadi roh jahat yang mendorong subur praktek korupsi dinegeri tidak lain karena struktur dan tatanan negara yang tercipta belum tergolong sebagai negara yang memiliki pemerintahan yang bersih (clean government ) sehingga sangatlah wajar bila segala bentuk kehancuran struktural yang ada saat ini merupakan akumulasi dari tidak adanya supermasi hukum yang mengatur setiap tatanan negeri ini. Hukum diperlukan untuk menata sebuah pemerintahan yang bersih, dan sebaliknya pemerintahan yang bersih merupakan pemerintahan yang menegakan supermasi hukum sebagai pedoman dalam menjalankan amanat dan kehendak rakyat yang berlangsung secara konstitusional. Oleh sebab itu reformasi hukum yang sedang berjalan saat ini hanya akan berhasil dan memiliki efektifitas bagi kesehjahteraan rakyat bila pemerintahan yang akan datang merupakan pemerintahan yang bersih.

You might also like