You are on page 1of 47

Gas mulia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Tabung berisi gas mulia yang berpendar. Dari kiri ke kanan: He, Ne, Ar, Kr, Xe Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18) dalam tabel periodik. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet (duplet untuk Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah (bertanda positif). Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benarbenar inert. Pendapat ini dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett, seorang ahli kimia dari Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6. Sejak itu, berbagai senyawa gas mulia berhasil dibuat. Gas mulia adalah gas yang mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan dalam sektor perindustrian. Berikut adalah gasgas mulia:

Helium Neon Argon Kripton Xenon Radon Tabel periodik


Tabel standar | Tabel vertikal

Daftar unsur kimia


Berdasarkan nama | Berdasarkan lambang | Berdasarkan nomor atom

Golongan: 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 8 - 9 - 10 - 11 - 12 - 13 - 14 - 15 16 - 17 - 18 Periode: 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 8 - 9 Deret kimia: Alkali - Alkali tanah - Lantanida - Aktinida - Logam transisi - Logam - Metaloid - Nonlogam - Halogen - Gas mulia [sembunyikan] l b s Tabel periodik unsur kimia H B e M Na g C K a Li Rb Sr B a R Fr a Cs
Alkali

He B C N O F Ne Al Si P S Cl Ar S T V c i Z N Y r b L HT u f a L RD r f b
Logam lainnya

Cr M o W S g

L a A c

C e T h

P N P S E r d m m u P N P A U a p u m

G d C m

T b B k

D y C f

H T Y Er o m b E F MN s m d o
Logam transisi

M n T c R e B h

F e R u O s H s

C o R h

N i P d P Ir t MD t s

C u A g A u R g

Z n C d H g C n

G Ge As Se Br Kr a In Sn Sb Te I Xe

Tl Pb Bi Po At Rn U Uu Uu Uu U Uu ut q p h us o
Gas mulia

Alkali tanah

Lantanida Aktinida

Metaloid

Nonlogam Halogen lainnya

Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. Kategori: Tabel periodik | Gas mulia

Helium
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

hidrogen helium -

He
Ne

Tabel periodik

Keterangan Umum Unsur Nama, Lambang, Nomor atom Deret kimia Golongan, Periode, Blok helium, He, 2 gas mulia 18, 1, s tak berwarna Penampilan

Massa atom Konfigurasi elektron Jumlah elektron tiap kulit

4,002602(2) g/mol 1s2 2

Ciri-ciri fisik Fase gas (0 C; 101,325 kPa) 0,1786 g/L (pada 2,5 MPa) 0,95 K (-272,2 C, -458,0 F) 4,22 K (-268,93 C, -452,07 F) 0,0138 kJ/mol 0,0829 kJ/mol

Massa jenis

Titik lebur

Titik didih

Kalor peleburan Kalor penguapan

Kapasitas kalor

(25 C) 20,786 J/(molK)

Tekanan uap P/Pa pada T/K


Ciri-ciri atom Struktur kristal Energi ionisasi heksagonal atau bcc pertama: 2372,3 kJ/mol ke-2: 5250,5 kJ/mol Jari-jari atom (terhitung) Jari-jari kovalen Jari-jari Van der Waals 31 pm 32 pm 140 pm Lain-lain Konduktivitas termal Isotop (300 K) 151,3 mW/(mK)

10

100

1k

10 k 3

100 k 4

iso
3

NA

waktu paruh DM DE (MeV) DP He stabil dengan 1 neutron

He 0,000137%*

He 99,999863%* He stabil dengan 2 neutron *Nilai yang ditunjukkan adalah untuk di atmosfer,
kelimpahan di tempat lain mungkin berbeda.

Referensi

Helium (He) adalah unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert, monatomik, dan merupakan unsur pertama pada seri gas mulia dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 2. Di Mars hanya sedikit Helium. Titik didih dan titik leburnya merupakan yang terendah dari unsur-unsur lain dan ia hanya ada dalam bentuk gas kecuali dalam kondisi "ekstrem". Kondisi ekstrem juga diperlukan untuk menciptakan sedikit senyawa helium, yang semuanya tidak stabil pada suhu dan tekanan standar. Helium memiliki isotop stabil kedua yang langka yang disebut helium-3. Sifat dari cairan varitas helium-4; helium I dan helium II; penting bagi para periset yang mempelajari mekanika kuantum (khususnya dalam fenomena superfluiditas) dan bagi mereka yang mencari efek mendekati suhu nol absolut yang dimiliki benda (seperti superkonduktivitas). Helium adalah unsur kedua terbanyak dan teringan di jagad raya dan salah satu unsur yang diciptakan pada saat nukleosintesis Big Bang. Dalam Jagad Raya modern hampir seluruh helium baru diciptakan dalam proses fusi nuklir hidrogen di dalam bintang. Di Bumi, unsur ini diciptakan oleh peluruhan radioaktif dari unsur yang lebih berat (partikel alfa adalah nukleus helium). Setelah penciptaannya, sebagian darinya terkandung di udara (gas alami) dalam konsentrasi sampai 7% volume. Helium dimurnikan dari udara oleh proses pemisahan suhu rendah yang disebut distilasi fraksional. Pada 1868, astronom Prancis Pierre Jules Csar Janssen mendeteksi pertama kali helium sebagai signatur garis spektral kuning yang tak diketahui dari cahaya dari gerhana matahari. Sejak itu kandungan helium besar banyak ditemukan di ladang gas alam di Amerika Serikat, yang merupakan penyedia gas terbesar. Helium digunakan dalam kriogenik, sistem pernafasan laut dalam, untuk mendinginkan magnet superkonduktor, dalam "penanggalan helium", untuk pengembangan balon, untuk mengangkat kapal udara dan sebagai gas pelindung untuk penggunaan industri (seperti "pengelasan busar") dan penumbuhan wafer silikon). Menghirup sejumlah kecil gas ini akan menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang.

[sunting] Pranala luar


Umum

WebElements: Helium EnvironmentalChemistry.com Helium It's Elemental Helium

Lebih detil

Helium di Helsinki University of Technology; termasuk diagram fase tekanan-suhu helium-3 dan helium-4.

Lain-lain

Keamanan penggunaan helium bila dihirup Fisika suara manusia dengan contoh rekaman audio

Neon
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

10
He

fluor neon natrium

Ne
Ar Tabel periodik
Keterangan Umum Unsur Nama, Lambang, Nomor atom Deret kimia Golongan, Periode, Blok neon, Ne, 10 gas mulia 18, 2, p takberwarna Penampilan

Massa atom Konfigurasi elektron Jumlah elektron tiap kulit

20.1797(6) g/mol 1s2 2s2 2p6 2, 8

Ciri-ciri fisik Fase Massa jenis gas

(0 C; 101,325 kPa)

0.9002 g/L 24.56 K (-248.59 C, -415.46 F) 27.07 K (-246.08 C, -410.94 F) 24.5561[1] K, 43 kPa[2] 44.4 K, 2.76 MPa 0.335 kJ/mol 1.71 kJ/mol (25 C) 20.786 J/(molK)

Titik lebur

Titik didih

Titik tripel Titik kritis Kalor peleburan Kalor penguapan Kapasitas kalor

Tekanan uap P/Pa pada T/K 1 12 10 13 100 15 1k 18 10 k 21 100 k 27

Ciri-ciri atom Struktur kristal Bilangan oksidasi Energi ionisasi (detil) ke-2: 3952.3 kJ/mol ke-3: 6122 kJ/mol Jari-jari atom (terhitung) 38 pm kubus pusat badan tak ada data ke-1: 2080.7 kJ/mol

Jari-jari kovalen Jari-jari Van der Waals

69 pm 154 pm Lain-lain

Sifat magnetik Konduktivitas termal Kecepatan suara Nomor CAS Isotop

nirmagnetik (300 K) 49.1 mW/(mK) (gas, 0 C) 435 m/s 7440-01-9

iso
20

NA

waktu paruh

DM

DE (MeV)

DP

Ne 90.48% Ne 0.27% Ne 9.25%

Ne stabil dengan 10 neutron Ne stabil dengan 11 neutron Ne stabil dengan 12 neutron


Referensi

21

22

Berkas:Neon signage Club.jpg Neon terutama dipergunakan untuk pembuatan tanda.

Neon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ne dan nomor atom 10. Neon termasuk kelompok gas mulia yang tak berwarna dan lembam (inert). Zat ini memberikan pendar khas kemerahan jika digunakan di tabung hampa (vacuum discharge tube) dan lampu neon. Sifat ini membuat neon terutama dipergunakan sebagai bahan pembuatan tanda (sign).

Argon
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

18
Ne

klorin argon -

Ar
Kr Tabel periodik

Keterangan Umum Unsur Nama, Lambang, Nomor atom Deret kimia Golongan, Periode, Blok

argon, Ar, 18

gas mulia 18, 3, p tak berwarna

Penampilan

Massa atom Konfigurasi elektron Jumlah elektron tiap kulit

39,948(1) g/mol [Ne] 3s2 3p6 2, 8, 8

Ciri-ciri fisik Fase gas (0 C; 101,325 kPa) 1,784 g/L

Massa jenis

Titik lebur

83,80 K

(-189,35 C, -308,83 F) 87,30 K (-185,85 C, -302,53 F) 1,18 kJ/mol 6,43 kJ/mol (25 C) 20,786 J/(molK)

Titik didih

Kalor peleburan Kalor penguapan Kapasitas kalor

Tekanan uap P/Pa pada T/K 1 10 47 100 53 1k 61 10 k 71 100 k 87

Ciri-ciri atom Struktur kristal Bilangan oksidasi kubus pusat muka 0 data tak tersedia (skala Pauling) pertama: 1520,6 kJ/mol ke-2: 2665,8 kJ/mol ke-3: 3931 kJ/mol Jari-jari atom Jari-jari atom (terhitung) Jari-jari kovalen 71 pm 71 pm 97 pm

Elektronegativitas

Energi ionisasi

Jari-jari Van der Waals

188 pm Lain-lain

Sifat magnetik Konduktivitas termal Kecepatan suara

nonmagnetik (300 K) 17,72 mW/(mK) (gas, 27 C) 323 m/s Isotop

iso
36

NA

waktu paruh

DM DE (MeV)

DP

Ar 0,337% Ar syn Ar 0,063% Ar syn Ar 99,600% Ar syn

Ar stabil dengan 18 neutron 35 hari ?


37

37

Cl

38

Ar stabil dengan 20 neutron 269 tahun 0,565


39

39

40

Ar stabil dengan 22 neutron 32,9 tahun 0,600


42

42

Referensi

Argon juga merupakan nama satelit pengintai KH-5.

Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom 18. Gas mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.

[sunting] Referensi

Los Alamos National Laboratory Argon

[sunting] Pranala luar


WebElements.com Argon EnvironmentalChemistry.com Argon

Penggunaan dalam penyelaman: Why Argon?

[sembunyikan] l b s Tabel periodik unsur kimia

Kripton
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

36
Ar

bromin krypton rubidium

Kr
Xe Tabel periodik
Keterangan Umum Unsur Nama, Lambang, Nomor atom Deret kimia Golongan, Periode, Blok krypton, Kr, 36 noble gases 18, 4, p colorless Penampilan

Massa atom Konfigurasi elektron Jumlah elektron tiap kulit

83.798(2) g/mol [Ar] 3d10 4s2 4p6 2, 8, 18, 8

Ciri-ciri fisik Fase Massa jenis gas (0 C; 101,325 kPa) 3.749 g/L 115.79 K (-157.36 C, -251.25 F)

Titik lebur

Titik didih Titik kritis Kalor peleburan Kalor penguapan Kapasitas kalor

119.93 K (-153.22 C, -243.8 F) 209.41 K, 5.50 MPa 1.64 kJ/mol 9.08 kJ/mol (25 C) 20.786 J/(molK)

P/Pa pada T/K

Tekanan uap 10 100 1 k 74 84

10 k 99

100 k 120

59 65

Ciri-ciri atom Struktur kristal Bilangan oksidasi Elektronegativitas Energi ionisasi (detil) cubic face centered 2 3.00 (skala Pauling) ke-1: 1350.8 kJ/mol ke-2: 2350.4 kJ/mol ke-3: 3565 kJ/mol Jari-jari atom (terhitung) Jari-jari kovalen Jari-jari Van der Waals 88 pm 110 pm 202 pm Lain-lain Sifat magnetik Konduktivitas termal Kecepatan suara Kecepatan suara Nomor CAS Isotop
78

nonmagnetic (300 K) 9.43 mW/(mK) (gas, 23 C) 220 m/s (liquid) 1120 m/s 7439-90-9

iso NA waktu paruh DM DE (MeV) Kr 0.35% 2.31020 y -

78

DP Se


79

79 79

Br Br

Kr syn

35.04 h

0.604

0.26, 0.39, 0.60 0.281


81

80

Kr 2.25% Kr stabil dengan 44 neutron Kr syn 2.2910 y


5

81

Br

82 83 84 85 86

Kr 11.6% Kr stabil dengan 46 neutron Kr 11.5% Kr stabil dengan 47 neutron Kr 57% Kr syn Kr stabil dengan 48 neutron 10.756 y 0.687
85

Rb

Kr 17.3% Kr stabil dengan 50 neutron


Referensi

Xenon
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Xenon adalah unsur dengan lambang kimia Xe, nomor atom 54 dan massa atom relatif 131,29; berupa gas mulia, tak berwarna, tak berbau dan tidak ada rasanya. Xenon diperoleh dari udara yang dicairkan. Xenon dipergunakan untuk mengisi lampu sorot, dan lampu berintensitas tinggi lainnya, mengisi bilik gelembung yang dipergunakan oleh ahli fisika untuk mempelajari partikel sub-atom.

[sunting] Pranala luar


Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai: Xenon

(en) WebElements.com Xeon

Radon

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

86
Xe

astatin radon -

Rn
(Uuo) Tabel periodik

Keterangan Umum Unsur Nama, Lambang, Nomor atom radon, Rn, 86 Deret kimia Golongan, Periode, Blok Penampilan Massa atom Konfigurasi elektron Jumlah elektron tiap kulit gas mulia 18, 6, p tak berwarna (222) g/mol [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p6 2, 8, 18, 32, 18, 8

Ciri-ciri fisik Fase gas 202 K (-71 C, -96 F) 211,3 K (-61,7 C, -79,1 F)

Titik lebur

Titik didih

Kalor peleburan Kalor penguapan Kapasitas kalor

3,247 kJ/mol 18,10 kJ/mol (25 C) 20,786 J/(molK)

Tekanan uap P/Pa pada T/K 1 110 10 121 100 134 1k 152 10 k 176 100 k 211

Ciri-ciri atom Struktur kristal Bilangan oksidasi kubus pusat muka 0 data tidak tersedia (skala Pauling) pertama: 1037 kJ/mol 120 pm 145 pm Lain-lain Sifat magnetik Konduktivitas termal nonmagnetik (300 K) 3,61 mW/(mK) Isotop

Elektronegativitas

Energi ionisasi Jari-jari atom (terhitung) Jari-jari kovalen

iso
211

NA

waktu paruh

DM

DE (MeV)

DP
211

Rn sintetik 14,6 jam

Epsilon 2,892

At

Alfa
222

5,965 5,590

207

Po Po

Rn 100%

3,824 hari

Alfa

218

Referensi

Radon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Rn dan nomor atom 86. Radon juga termasuk dalam kelompok gas mulia dan beradioaktif. Radon terbentuk dari penguraian radium. Radon juga gas yang paling berat dan berbahaya bagi kesehatan. Rn-222 mempunyai waktu paruh 3,8 hari dan digunakan dalam radioterapi. Radon dapat menyebabkan kanker paru paru, dan bertanggung jawab atas 20.000 kematian di Uni Eropa setiap tahunnya

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Karakteristik 2 Kegunaan 3 Sejarah 4 Sumber 5 Persenyawaan 6 Isotop 7 Tindakan Pencegahan 8 Daftar Pustaka 9 Pranala luar

[sunting] Karakteristik
Radon tidak mudah bereaksi secara kimia, tetapi beradioaktif, radon juga adalah gas alami (senyawa gas terberat adalah tungsten heksaflorida, WF6). Pada suhu dan tekanan ruang, radon tidak berwarna tetapi apabila didinginkan hingga membeku, radon akan berwarna kuning, sedang kan radon cair berwarna merah jingga. Penumpukan gas Radon secara alamiah di atsmosfir bumi terjadi amat perlahan sehingga air yang menyentuh udara bebas terus kehilangan Radon karena proses Volatilisasi. Air bawah tanah mempunyai kandungan Radon lebih tinggi di bandingkan air permukaan.

[sunting] Kegunaan
Radon kadang digunakan oleh beberapa rumah sakit untuk kegunaan terapeutik. Radon tersebut di peroleh dengan pemompaan dari sumber Radium dan disimpan daloam tabung kecil yang disebut benih atau jarum. Radon sudah jarang di gunakan lagi namun, mengingat rumah sakit sekarang bisa mendapatkan benih dari supplier yang menghasilkan benih dengan tingkat

peluruhan yang dikehendaki. biasanya digunakan kobalt dan caesium yang tahan selama beberapa tahun, sehingga lebih praktis ditinjau dari segi logistik. Karena peluruhannya yang cukup depat. radon juga digunakan dalam penyelidikan hidrologi yang mengkaji interaksi antara air bawah tanah, anak sungai dan sungai. Peningkatan radon dalam anak sungai atau sungai merupakan petunjuk penting bahwa terdapat sumber air bawah tanah.

[sunting] Sejarah
Nama radon berasal dari radium. Radon ditemukan pada tahun 1900 oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menggelarnya sebagai pancaran radium. Pada tahun 1908 William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray, yang menamakannya niton (dari bahasa latin nitens berarrti "yang berkilauan"; simbol Nt), mengisolasinya, menenentukan kepadatannya dan mereka menemukan bahwa Radon adalah gas paling berat pada masa itu (dan sampai sekarang). Semenjak 1923 unsur 87 ini disebut Radon.

[sunting] Sumber
Rata rata, terdapat satu molekul radon dalam 1 x 1021 molekul udara. Radon dapat di temukan di beberapa mata air dan mata air panas. Kota Misasa, Jepang, terkenal karena mata airnya yang kaya dengan radium yang menghasilkan radon. Radon dibebaskan dari tanah secara alamiah, apalagi di kawasan bertanah di Granit. Radon juga mungkin dapat berkumpul di ruang bawah tanah dan tempat tinggal (Namun ini juga bergantung bagaimana rumah itu di rawat dan ventilasinya) Uni Eropa mennentukan bahwa batas aman kandungan radon adalah 400 Bq/[[meter]3 untuk rumah lama, dan 200 Bq/m3 untuk rumah baru. Environmental Protection Agency Amerika mennyarankan untuk melakukan tindakan segera bagi semua rumah dengan kepekatan Radon melebihi 148 Bq/m3 (diukur sebagai4 pCi/L). Hampir satu rumah setiap 15 di A.S. mempunyai kadar radon yang tinggi menurut statistik (U.S. Surgeon General) dan EPA mencadangkan agar semua rumah diuji bagi radon. Sejak 1985 di Amerika, jutaan rumah telah diuji kandungan radonnya.

[sunting] Persenyawaan
Pengujian menunjukkan bahwa flor dapat bereaksi dengan radon dan membentuk senyawa radon florida. Senyawa radon klathrat juga pernah di temukan.

[sunting] Isotop
Diketahui ada dua puluh Isotop radon yang diketahui. Yang paling stabil adalah Rn-222 yang merupakan produk sampingan dari peluruhan radium-236, Rn-222 mempunyai waktu parah 3,823 hari (330.307,2 detik) dan memancarkan partikel alpha. Rn-220 adalah produk sampingan dari peluruhan thorium dan disebut thoron. Waktu paruhnya 55.6 dan juga memancarkan sinar Alfa. Radon-219 diturunkan dari actinium.

[sunting] Tindakan Pencegahan


Radon adalah gas karsinogen. Radon adalah bahan beradioaktif dan harus ditangai secara hatihati. Adalah sangat berbahaya untuk menghirup unsur ini karena Radon menghasilkan partikel alpha. Radon juga menghasilkan hasil peluruhan berbentuk padat, dan akibatnya, cenderung membentuk debu halus yang mudah memasuki jalur udara dan melekat permanen dalam jaringan paru-paru, menghasilkan paparan lokal yang parah. Ruang di mana radium, aktinium, atau thorium disimpan perlu diangin-anginkan dengan baik agar tidak terakumulasi dalam udara. Akumulai radon berpontensi mengancam kesehatan dalam tambang uranium dan timah hitam. Pengumpulan radon dalam rumah juga merupakan suatu penemuan yang cukup baru dan kebanyakan penyakit kanker paru-paru dikaitkan dengan pengumpulan radon setiap tahun. Radon dalam rumah dianggarkan menyebabkan kematian akibat kanker paru-paru sekitar 21,000 orang setiap tahun di U.S. Radon adalah penyebab utama kanker paru-paru di U.S. hari ini.

[sunting] Daftar Pustaka


Los Alamos National Laboratory - Radon Cancer Research UK study and building procedures to mitigate risks. Leonard A. Cole, Element of Risk: The Politics of Radon (American Association for the Advancement of Science Press, 1993). (a scholarly source critical of U.S. and EPA domestic radon policy)

[sunting] Pranala luar


WebElements.com - Radon EnvironmentalChemistry.com - Radon Indoor Air - Radon (Rn) Radon Brochure SCK.CEN Belgian Nuclear Research Centre, Mol, Belgium

Gas Mulia

1. Gas Mulia Di Alam Gas mulia adalah gas yang mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan dalam sektor perindustrian. Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali radon yang merupakan unsur radioaktif. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah argon. Gas mulia diperoleh dari udara dengan cara destilasi udara cair. Gas mulia yang paling banyak terdapat di alam adalah helium. Helium diperoleh dari sumur-sumur gas alam di Texas dan Kansas (Amerika Serikat).

Unsur radon (Rn) yang merupakan unsur radioaktif Radium (Ra) dengan memancarkan sinar alfa (helium) sesuai dengan persamaan reaksi: 88Ra226 86Rn222 + 2He4 2. Penemuan Unsur Gas Mulia Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (dari bahasa Yunani argos yang berarti malas). Empat tahun kemudian Ramsay menemukan unsur baru lagi, yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit. Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang merupakan spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu dalam spektrum matahari. Untuk itu, diberi nama helium (dari bahasa Yunani helios berarti matahari). Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam golongan unsur-unsur yang sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda. Kemudian Ramsey mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan golongan alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut, Ramsey terus melakukan penelitian dan akhirnya menemukan lagi unsur-unsur lainnya, yaitu neon, kripton, dan xenon (dari hasil destilasi udara cair). Kemudian unsur yang ditemukan lagi adalah radon yang bersifat radioaktif. Pada masa itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan dibri nama golongan unsur gas mulia atau golongan nol. 3. Sifat-Sifat Unsur Gas Mulia Dengan konfigurasi elektron yang sudah penuh, gas mulia termasuk unsur yang stabil, artinya sukar bereaksi dengan unsur lain, sukar untuk menerima elektron maupun untuk melepas elektron. a. Afinitas Elektron Dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas mulia sangat sukar untuk menerima elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang rendah.

b. Energi Ionisasi Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion, artinya sukar untuk melepas elektron. Perhatikanlah data energi ionisasinya yang besar sehingga untuk dapat melepas sebuah elektron (untuk dapat membentuk ion) diperlukan energi yang besar. Helium adalah unsur gas mulia yang memiliki energi ionisasi paling besar. c. Jari-Jari Atom Jari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia sangat kecil (dalam satu golongan, semakin keatas semakin kecil) sehingga elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu, atom-

atom gas mulia sangat sukar untuk bereaksi. d. Wujud Gas Mulia Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar (250C atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-unsur gas mulia, maka di alam berada dalam bentuk monoatomik. 4. Pembentukan Senyawa Gas Mulia Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6. Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi: PtF6 + O2 (O2)+ (PtF6)PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165 kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol. Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan Xe dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan reaksi: Xe + PtF6 Xe+(PtF6)Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya langsung dengan gas flourin dan menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6. Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF2. Radon dapat bereaksi langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat (tidak stabil). Senyawa gas mulia He, Ne, dan Ar sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin karena tingkat kestabilannya yang sangat besar.

5. Pembuatan Gas Mulia a. Gas Helium Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8 0C sehingga pemisahan gas helium dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156 0C) dan gas helium terpisah dari gas alam. b. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair. Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik

didih gas argon (-189,4 0C) tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8 0C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyain titik didih rendah (-245,9 0C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair). Gas kripton (Tb = -153,2 0C) dan xenon (Tb = -108 0C) mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan terpisah.

6. Kegunaan dan Bahaya Unsur Gas Mulia Helium Helium merupakan gas yang ringan dan tidak mudah terbakar. Helium dapat digunakan sebagai pengisi balon udara. Helium cair digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat rendah. Helium yang tidak reaktif digunakan sebagai pengganti nitrogen untuk membuat udara buatan untuk penyelaman dasar laut. Para penyelam bekerja pada tekanan tinggi. Jika digunakan campuran nitrogen dan oksigen untuk membuat udara buatan, nitrogen yang terisap mudah terlarut dalam darah dan dapat menimbulkan halusinasi pada penyelam. Oleh para penyelam, keadaan ini disebut pesona bawah laut. Ketika penyelam kembali ke permukaan, (tekanan atmosfer) gas nitrogen keluar dari darah dengan cepat. Terbentuknya gelembung gas dalam darah dapat menimbulkan rasa sakit atau kematian. a. Argon Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas. b. Neon Neon dapat digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Neon digunakan juga sebagai zat pendingin, indicator tegangan tinggi, penangkal petir, dan untuk pengisi tabung-tabung televisi.

c. Kripton Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi. d. Xenon Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri). Xenon juga digunakan dalam pembuatan tabung elektron. e. Radon Radon yang bersifat radioaktif digunakan dalam terapi kanker. Namun demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru.

Gas mulia

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik. unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi. dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut :

Helium = 0,00052 % Neon = 0,00182 % Argon = 0,934 % Kripton = 0,00011 % Xenon = 0,000008 Radon = Radioaktif* Tapi di alam semesta kandungan Helium paling banyak diantara gas mulia yang lain karena Helium meupakan bahan bakar dari matahari.

* Radon = amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang.

Sejarah Gas Mulia

Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish menemukan sebagian kecil bagian udara (kuarang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak berreaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.

Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi nama argon.

Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium dari sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer dan Frankland.

Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.

Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah zat yang paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923.

Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil Bartlett barhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan berbagai gas mulia lain yang

berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar berreaksi.

Asal usul nama unsur gas mulia: - Helium Helios (Yunani) : matahari - Argon Argos (Yunani) : malas - Neon Neos (Yunani) : baru - Kripton Kriptos (Yunani) : tersembunyi - Xenon Xenos (Yunani) : asing - Radon Radium

Sifat Gas Mulia


Gas mulia memiliki beberapa sifat baik secara fisis maupun kimia, sebelum membahas hal tersebut mari kita lihat data-data dari gas mulia. Berikut merupakan beberapa ciri fisis dari gas mulia.

Helium Neon Nomor atom Elektron valensi Jari-jari atom() Massa atom (gram/mol) Massa jenis (kg/m3) Titik didih (0C) Titikleleh (0C) 2 2 0,50 10 8 0,65

Argon Kripton Xenon Radon 18 8 0,95 32 8 1,10 54 8 1,30 86 8 1,45

4,0026 20,1797 39,348 83,8 0.1785 0,9 -268,8 -245,8 -272,2 -248,4 1,784 3,75 -185,7 -153 189,1 -157

131,29 222 5,9 -108 -112 9,73 -62 -71

Bilangan oksidasi Keelekronegatifan Entalpi peleburan (kJ/mol)

0 *

0 0,332

0 1,19 6,45 35 1520

0;2 3,1 1,64 9,03 39 1350

0;2;4;6 0;4 2,4 2,30 2,1 2,89

Entalpi penguapan (kJ/mol) 0,0845 1,73 Afinitas elektron (kJ/mol) Energi ionisasi (kJ/mol) 21 2640 29 2080

12,64 16,4 41 1170 41 1040

*= Helium dipadatkan dengan cara menaikkan tekanan bukan menurunkan suhu. Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi elektronnya. Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia
2

He = 1s 2 2 6 Ne = 1s 2s 2p 2 2 6 2 6 Ar = 1s 2s 2p 3s 3p 2 2 6 2 6 2 10 6 Kr = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 2 2 6 2 6 2 10 6 2 10 6 Xe = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p Rn = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p
2 2 6 2 6 2 10 6 2 10 6 2 14 10 6

Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain. contoh : Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5 menjadi Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5

Sifat Fisis

Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya mulanya bertambah seiring bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.

Dari data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-jari atom, massa atom, massa jenis, titik didih, titik beku, entalpi peleburan dan entalpi penguapan selalu bertambah dari He ke Rn. Sedangkan energi ionisasi mengalami penurunan dari He ke Rn. Beberapa dari sifat tersebut mengalami kenaikan karena gaya london terutama pada entalpi peleburan dan entalpi penguapan. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak memiliki nilai keelektronegatifan. Dan bilangan oksidasi yang di atas adalah bilangan oksidasi yang sudah di ketahui hingga sekarang.

Sifat Kimia Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah satbil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat berreaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.

Reaksi pada Gas Mulia Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat berreaksi dengan atom lain. Karena sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh. Contoh:

Ar : [Ne] 3s2 3p6 Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d jadi Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0 jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.

Berikut adalah beberapa contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia

Gas Mulia Reaksi

Nama senyawa yang Cara peraksian terbentuk Argonhidroflourida Senyawa ini dihasilkan oleh fotolisis dan matriks Ar padat dan stabil pada suhu rendah Reaksi ini dihasilkan dengan cara mendinginkan Kr dan F2pada suhu -196 0C lalu diberi loncatan muatan listrik atau sinar X

Ar(Argon) Ar(s) + HF HArF

Kr(Kripton) Kr(s) + F2 (s) KrF2 (s)

Kripton flourida

Xe(g) + F2(g) XeF2(s) Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s) Xe(g) + 3F2(g) XeF6(s) Xe(Xenon) Xenon oksida XeF6(s) + 3H2O(l) XeO3(s) + 6HF(aq)6XeF4(s) + 12H2O(l) 2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O(2)(g) + 24HF(aq) Rn(Radon) Rn(g) + F2(g) RnF Radon flourida Xenon flourida

XeF2 dan XeF4 dapat diperoleh dari pemanasan Xe dan F2pada tekanan6 atm, jika umlah peraksi F2 lebih besar maka akan diperoleh XeF6

XeO4 dibuat dari reaksi disproporsionasi(reaksi dimana unsur pereaksi yang sama sebagian teroksidasi dan sebagian lagi tereduksi) yang kompleks dari larutan XeO3 yang bersifat alkain

Bereaksi secara spontan.

Kegunaan Gas Mulia Helium - Sebagai pengisi Balon udara, hal ini dikarenakan helium adalah gas yang

Helium merupakan zat yang ringan dan tidak muadah terbakar, Helium biasa digunakan untuk mengisi balon udara, dan helium yang tidak reaktif digunakan untuk mengganti nitrogen untuk membuat udara buatan yang dipakai dalam penyelaman dasar laut. Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat rnedah. Neon Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon. Selain itu juga neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televise. Argon Argon dapat digunakan dalam las titanium dan stainless steel. Argon juga digunakan dalam las dan sebagai pengisi bola lampu pijar. Kripton Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi. Xenon Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan pembuatan tabung elektron. Radon Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, Karena bila lepengn bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bias diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.

Halogen
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 17 (VII atau VIIA pada sistem lama) di tabel periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I), astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Istilah ini berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani. Ahli kimia Swedia Baron Jns Jakob Berzelius mengistilahkan "Halogen" (hls), "garam" atau "laut", dan - (gen-), dari (ggnomai), "membentuk" - elemen yang membentuk garam jika direaksikan dengan logam. Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul diatomik. Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida. Tabel periodik
Tabel standar | Tabel vertikal

Daftar unsur kimia


Berdasarkan nama | Berdasarkan lambang | Berdasarkan nomor atom

Golongan: 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 8 - 9 - 10 - 11 - 12 - 13 - 14 - 15 16 - 17 - 18 Periode: 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 8 - 9 Deret kimia: Alkali - Alkali tanah - Lantanida - Aktinida - Logam transisi - Logam - Metaloid - Nonlogam - Halogen - Gas mulia [sembunyikan] l b s Tabel periodik unsur kimia

H B e M Na g C K a Li Rb Sr B a R Fr a Cs
Alkali

He B C N O F Ne Al Si P S Cl Ar S T V c i Z N Y r b L HT u f a L RD r f b
Logam lainnya

Cr M o W S g

L a A c

C e T h

P N P S E r d m m u P N P A U a p u m

G d C m

T b B k

D y C f

H T Y Er o m b E F MN s m d o
Logam transisi

M n T c R e B h

F e R u O s H s

C o R h

N i P d P Ir t MD t s

C u A g A u R g

Z n C d H g C n

G Ge As Se Br Kr a In Sn Sb Te I Xe

Tl Pb Bi Po At Rn U Uu Uu Uu U Uu ut q p h us o
Gas mulia

Alkali tanah

Lantanida Aktinida

Metaloid

Nonlogam Halogen lainnya

Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. Kategori: Tabel periodik | Halogen | Golongan unsur kimia

Fluor
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

oksigen fluor neon

F
Cl Tabel periodik

Informasi umum Nama, lambang, nomor atom Deret kimia Golongan, periode, blok fluor, F, 9 halogen 17, 2, p Gas coklat kekuningan Penampilan

Berat atom standar Konfigurasi elektron Elektron per kelopak

18,.9984032(5)gmol1 1s2 2s2 2p5 2, 7 Sifat fisika

Fase Massa jenis

gas (0 C, 101.325 kPa) 1,7 g/L 53,53 K (219,62 C, 363,32 F) 85,03 K (188,12 C, 306,62 F) 144,13 K, 5,172 MPa (F2) 0,510 kJmol1 (F2) 6,62 kJmol1 (25 C) (F2) 31,304 Jmol1K1

Titik lebur

Titik didih Titik kritis Kalor peleburan Kalor penguapan Kapasitas kalor

Tekanan uap P/Pa 1 10 100 1k 10 k 100 k

pada T/K

38

44

50

58

69

85

Sifat atom Struktur kristal Bilangan oksidasi Elektronegativitas Energi ionisasi (lebih lanjut) Cubic 1 (oksida asam kuat) 3,98 (Skala Pauling) 1st: 1681,0 kJmol1 2nd: 3374,2 kJmol1 3rd: 6050,4 kJmol1 Jari-jari atom Jari-jari atom (perhitungan) Jari-jari kovalen Jari-jari Van Der Waals 50 pm 42 pm 71 pm
(lihat pula ruji kovalen fluor)

147 pm Informasi Lain

Pembenahan magnetik Konduktivitas termal Nomor CAS

Nonmagnetic (300 K) 27,7 m Wm1K1 7782-41-4

Isotop tertentu

Artikel utama: Isotop dari fluor iso


18

NA syn 100%

Umur paruh 109,77 min

DM

DE (MeV) 1,656

DP
18

F F

19

F stabil dengan 10 neutron

Kotak ini: lihat bicara sunting

Fluor adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang F dan nomor atom 9. Namanya berasal dari bahasa Latin fluere, berarti "mengalir". Dia merupakan gas halogen univalen beracun berwarna kuning-hijau yang paling reaktif secara kimia dan elektronegatif dari seluruh unsur. Dalam bentuk murninya, dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah begitu berhubungan dengan kulit.

[sunting] Referensi

Los Alamos National Laboratory Fluorine

[sunting] Pranala luar


WebElements.com Fluorine It's Elemental Fluorine Picture of liquid fluorine chemie-master.de Chemsoc.org Periodic Table of Elements

[sembunyikan] l b s Tabel periodik unsur kimia

Klor
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Klorin beralih ke sini, untuk senyawa heterolingkar dengan nama yang sama, lihat klorin (heterolingkar)

17
F

belerang klor argon

Cl
Br Tabel periodik
Informasi umum

Nama, lambang, nomor atom Deret kimia Golongan, periode, blok

klor, Cl, 17 halogen 17, 3, p Hijau kekuningan

Penampilan

Berat atom standar Konfigurasi elektron Elektron per kelopak

35,453(2)gmol1 [Ne] 3s2 3p5 2, 8, 7 Sifat fisika

Fase Massa jenis

gas (0 C, 101.325 kPa) 3,2 g/L 171,6 K (-101,5 C, -150,7 F) 239,11 K (-34,4 C, -29,27 F) 416,9 K, 7,991 MPa (Cl2) 6,406 kJmol1 (Cl2) 20,41 kJmol1 (25 C) (Cl2) 33,949 Jmol1K1

Titik lebur

Titik didih Titik kritis Kalor peleburan Kalor penguapan Kapasitas kalor

Tekanan uap P/Pa pada T/K 1 128 10 139 100 153 1k 170 10 k 197 100 k 239

Sifat atom Struktur kristal Bilangan oksidasi Elektronegativitas Energi ionisasi (lebih lanjut) Ortorombik 1, 3, 5, 7 (oksida asam kuat) 3,16 (Skala Pauling) 1st: 1251,2 kJmol1 2nd: 2298 kJmol1 3rd: 3822 kJmol1 Jari-jari atom Jari-jari atom (perhitungan) Jari-jari kovalen Jari-jari Van Der Waals 100 pm 79 pm 99 pm 175 pm Informasi Lain Pembenahan magnetik Keterhambatan elektris Konduktivitas termal Kecepatan suara Nomor CAS Nonmagnetic (20 C) > 10 m (300 K) 8,9x10-3 Wm1K1 (gas, 0 C) 206 m/s 7782-50-5 Isotop tertentu

Artikel utama: Isotop dari klor

iso
35

NA

Umur paruh

DM

DE (MeV)

DP

Cl 75,77%

Cl stabil dengan 18 neutron 0,709 36

Ar S

36

Cl syn

3,0110 y
36

37

Cl 24,23%

Cl stabil dengan 20 neutron


Kotak ini: lihat bicara sunting

Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat"), adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Dalam tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen atau grup 17 (sistem lama: VII or VIIA). Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.

Brom
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Brom (Yunani: , brmos - berbau pesing), adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol Br dan nomor atom 35. Unsur dari deret kimia halogen ini berbentuk cairan berwarna merah pada suhu kamar dan memiliki reaktivitas di antara klor dan yodium. Dalam bentuk cairan, zat ini bersifat korosif terhadap jaringan sel manusia dan uapnya menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan. Dalam bentuk gas, brom bersifat toksik.

Yodium
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Yodium (Yunani: Iodes - ungu), adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh hampir semua mahkluk hidup. Yodium adalah halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektropositif. Sebagai catatan, seharusnya astatin lebih rendah reaktivitasnya dan lebih elektropositif dari pada yodium, tapi kelangkaan astatin membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini. Yodium terutama digunakan dalam medis, fotografi, dan sebagai pewarna. Seperti halnya semua unsur halogen lain, yodium ditemukan dalam bentuk molekul diatomik.

Astatin
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Astatin adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang At dan nomor atom 85. Nama unsur ini berasal dari bahasa Yunani (astatos) yang berarti "tak stabil". Unsur ini termasuk golongan halogen dan merupakan unsur radioaktif yang terbentuk secara alami melalui peluruhan uranium-235 and uranium-238.

[sunting] Pranala luar

Ununseptium
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

117
At

ununhexium ununseptium ununoctium

Uus
(Uhs) Tabel periodik

Keterangan Umum Unsur

Nama, Lambang, Nomor atom Deret kimia Golongan, Periode, Blok Penampilan Massa atom Konfigurasi elektron Jumlah elektron tiap kulit Fase Nomor CAS Referensi

ununseptium, Uus, 117 Unknown 17, 7, p Unknown Unknown g/mol Unknown 2, 8, 18, 32, 32, 18, 7 Unknown 87658-56-8

Ununseptium (pengucapan /junnsptim/ atau /nnsptim/) adalah unsur kimia dalam sistem periodik unsur yang memiliki lambang Uus dan nomor atom 117.

Golongan gas mulia dan halogen


Beberapa golongan unsur memiliki nama khusus seperti golongan VIIIA (gas mulia) dan VIIA (halogen). Golongan tersebut memiliki nama khusus seperti sifat priodik, sifat fisik dan sifat kimia. Kekhas sifat ke 2 golongan tersebut dapat membantu kita unsur-unsur yang lain. Dalam 1 golongan (semakin ke atas) dan dalam 1 periode (semakin ke kanan). Berlaku :

-jari jari atom : semakin kecil -Keelektronegatifan : semakin besar -Energi ionisasi : semakin besar -Afinitas : semakin besar

Sifat Fisika Dan Sifat Kimia Unsur Halogen


Kimia Kelas 3 > Unsur-Unsur Halogen < Sebelum Sesudah >

239

X2 1. Molekulnya 2. Wujud zat (suhu kamar) 3. Warna gas/uap 4. Pelarutnya (organik) 5. Warna larutan (terhadap pelarut 4) 6. Kelarutan oksidator 7. Kereaktifan terhadap gas H2

Klor Brom (Cl2) (Br2) Diatom Gas Gas Cair Kuning Coklat Kuning muda hijau merah CCl4, CS2 Tak Tak berwarna Coklat berwarna Fluor (F2)

Iodium (I2) Padat Ungu

Ungu

8. Reaksi pengusiran pada senyawa halogenida 9. Reaksi dengan logam (M) 10. Dengan basa kuat MOH (dingin) 11. Dengan basa kuat (panas)

(makin besar sesuai dengan arah panah) X = Br X = Cl, Br, I dan I X=I Tidak dapat F2 + 2KX Cl2 + 2KX Br2 + KX mengusir F, 2KCl 2KBr + X2 Cl, Br 2KF X2 + X2 2 M + nX2 2MXn (n = valensi logam tertinggi) X2 + 2MOH MX + MXO + H2O (auto redoks) 3X2 + 6MOH 5MX + MXO3 + 3H2O (auto

12. Pembentukan asam oksi

redoks) Membentuk asam oksi kecuali F

Catatan : I2 larut dalam KI membentuk garam poli iodida I2 + KI Kl3 I2 larut terhadap alkohol coklat

nsur Halogen Kimia

Powered by

Translate

Beberapa hal yang perlu diketahui dari halogen adalah : Halogen adalah unsur yang terdapat pada golongan VIIA. Halogen terdiri dari Florium (F) , Klorium (Cl) , Bromium (Br) , dan Iodium (I). Halogen bertarti pembentuk garam, karena , apabila unsur-unsur Halogen bereaksi dengan logam maka akan membentuk garam. Contoh : NaCl, yaitu garam dapur. Halogen mempunyai 7 elektronvalensi pada subkulit ns2 np5 . Halogen bersifat sangat reaktif Sifat - Sifat Halogen Sifat Fisis

Sifat Kimia Kereaktifan Halogen F(g) + e F-(g) -> H = -328 kJ Cl(g) + e Cl-(g) -> H = -349 kJ Pada reaksi diatas kita dapat melihat, bahwa afinitas electron unsur halogen berkurang dari atas ke bawah, yaitu klorin ke iodine. Hal itu terjadi H fluorin lebihkarena bertambahnya jari jari atom, akan tetapi rendah dibandingkan klorin, penyimpangan ini terjadi karena kecilnya atom fluorin , yang membuat gaya tolak menolak antar electron. Reaksi reaksi pada Halogen Halogen adalah unsur yang sangat reaktif. Unsur halogen dapat bereaksi dengan semua unsur, bahkan gas muia. Bahkan, zat yang tahan api seperti, air dan asbes dapat terbakar dalam gas fluorin. a. Reaksi dengan logam b. Reaksi dengan Hidrogen c. Reaksi dengan nonlogam d. Reaksi dengan hidrokarbon e. Reaksi dengan air f. Reaksi dengan basa g. Reaksi antar halogen Daya Oksidasi Halogen Eo F2 = +2,87 v Eo Cl2 = +1,36 v

Eo Br2 = +1,06 v Eo I2 = +0,54 v Reaksi pendesakan Halogen F2 > Cl2 > Br2 > I2

Kegunaan Halogen Flour Sebagai polimer Freon sebagai pendingin HF untuk menguji kaca

Klor Sebagai serbuk pemutih dan pembasmi hama Sebagai bahan peledak, korek api, dan bunga api Brom Sebagai obat penenang (Kbr, NaBr) AgBr dipergunakan dalam fotografi Sebagai disinfektan dan fumigant Iod Sebagai kelenjar gondok dalam tubuh Anti septic

Korosi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.

Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi. Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi. O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l) atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq) Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

Korosi
A. Proses Terjadinya Korosi

Korosi (Kennet dan Chamberlain, 1991) adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektro kimia dengan lingkungannya. Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan bahan logam yang

pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian.

Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, misalnya proses reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut : Anode {Fe(s) Fe2+(aq)+ 2 e} x 2 Katode O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e 2 H2O(l) + Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H+(aq) 2 Fe2++ 2 H2O(l)

Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaemf standar untuk proses korosi ini, ,yaituE

0sel

= + 1,67

V ; reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimana ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida : 4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq)

Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi elektron dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam. Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang terjadi, yaitu : O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e 4 OH-(aq)

Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion ini sehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion ini segera ditangkap oleh garam kompleks hexasianoferat (II) membentuk senyawa kompleks stabil biru. Lingkungan basa tersedia karena kompleks kalium heksasianoferat (III).

Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisan senyawa besi (III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara maupun air. Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial reduksi jauh lebih negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut menjadi terhambatkarena hasil oksidasi Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar.
B. Dampak Dari Korosi

Karatan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak

dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya.

Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya.

Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda). Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi,

dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektronelektron yang tertinggal pada logam.

Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa. Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, Amerika Serikat mengalokasikan biaya pengendalian korosi sebesar 80 hingga 126 milyar dollar per tahun. Di Indonesia, dua puluh tahun lalu saja biaya yang ditimbulkan akibat korosi dalam bidang indusri mencapai 5 trilyun rupiah. Nilai tersebut memberi gambaran kepada kita betapa besarnya dampak yang

ditimbulkan korosi dan nilai ini semakin meningkat setiap tahunnya karena belum terlaksananya pengendalian korosi secara baik bidang indusri. Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, terjadinya kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tanki bahan bakar atau jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panasnya, dan lain sebagainya. Bahkan kerugian tidak langsung dapat berupa terjadinya kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa, seperti kejadian runtuhnya jembatan akibat korosi retak tegang di West Virginia yang menyebabkan 46 orang meninggal dunia, terjadinya kebakaran akibat kebocoran pipa gas di Minnesota karena selective corrosion dan meledaknya pembangkit tenaga nuklir di Virginia akibat terjadinya korosi erosi pada pipa uapnya.

Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC.

You might also like