You are on page 1of 280

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DARI TELEVISI DENGAN METODE DRILL MELALUI MEDIA AUDIO-VISUAL PADA PESERTA DIDIK

KELAS VIII A SMP NEGERI I JIKEN KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2006/2007

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh: Nama NIM Program Studi Jurusan : Anik Suyani : 2101403057 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

SARI

Suyani, Anik. 2007. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dari Televisi dengan Metode Drill Melalui Media Audio Visual pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP Negeri I Jiken Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra. L.M. Budiyati, M. Pd. Pembimbing II Drs. Haryadi, M. Pd. Kata kunci : Keterampilan menyimak berita, metode drill, dan media audio-visual. Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan menyimak pada dasarnya adalah keterampilan mendengarkan dengan penuh perhatian dan pemahaman untuk memperoleh suatu informasi yang disampaikan oleh orang lain melalui bahasa lisan. Keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang sangat fungsional. Fungsionalnya kegiatan menyimak ini dapat terlihat pada kegiatan sehari-hari kita yang dihadapkan pada berbagai kesibukan menyimak. Tetapi berdasarkan hasil observasi pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken, pembelajaran menyimak kurang mendapat perhatian guru bahasa secara khusus dan kemampuan menyimak peserta didik masih rendah, terutama menyimak berita. Alasan peserta didik memiliki kemampuan menyimak berita yang rendah salah satunya adalah metode pembelajaran menyimak berita yang monoton dan kurang menarik. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan-penjelasan dari guru. Guru belum menyertakan media dalam pembelajarannya dan kurang mendorong peserta didik untuk belajar aktif, sehingga pembelajaran menjadi monoton. Hal ini merupakan salah satu penyebab pembelajaran tidak maksimal, dan tujuan pembelajaran kurang berhasil. Oleh karena itu, masalah tersebut perlu diatasi dengan menggunakan metode drill dan penggunaan media audio-visual. Cara ini akan mendorong peserta didik untuk terampil menyimak berita, melatih peserta didik untuk belajar aktif, serta memadukan antara teori dan praktik. Metode dan media ini memungkinkan dapat membuat suasana pembelajaran yang menarik dan meningkatkan keterampilan menyimak berita peserta didik. Berdasarkan paparan di atas, peneliti ini mengangkat permasalahan, yaitu bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual pada peserta didik kelas VIII A SMP negeri I Jiken setelah mengikuti pembelajaran dengan metode drill dan penggunaan media audio-visual dan bagaimanakah perubahan perilaku belajar peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken setelah dilakukan pembelajaran meyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan pembelajaran menyimak berita dari TV dengan metode drill melalui media audio-visual pada peserta didik kelas VIII A SMP negeri I Jiken dan mendeskripsikan perubahan perilaku belajar peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken setelah pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audiovisual dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus yang dilaksanakan pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken. Tiap-tiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Alat pengambilan data nontes yang digunakan berupa pedoman observasi, jurnal, pedoman wawancara, dan dokumentasi foto. Analisis data yang digunakan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif ii

yang berupa nilai peserta didik. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data yang diperoleh dari observasi, jurnal, wawancara, dan foto. Berdasarkan analisis data penelitian keterampilan menyimak berita pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken hasil nilai prasiklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Sebelum dilakukannya tindakan nilai rata-rata kelas menyimak berita sebesar 56,64 dengan kategori kurang. Pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 3,12% dengan nilai rata-rata 59,85 dengan kategori kurang dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,7% dengan nilai rata-rata 71,02 atau masuk pada kategori baik. Peningkatan nilai rata-rata kelas ini diikuti dengan peningkatan skor pada tiap aspek penilaian. Pada aspek unsur 5W + 1H , skor rata-rata pada prasiklus sebesar 30 dengan kategori cukup. Pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 3,97% dengan nilai rata-rata 33,97 dengan kategori cukup dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 6,68% dengan nilai rata-rata 40,65 atau masuk pada kategori baik. Rata-rata pada aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita pada prasiklus sebesar 9,60 atau masuk pada kategori sangat baik, pada siklus I sebesar 7,76 termasuk kategori baik, dan pada siklus II sebesar 9,93 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Pada aspek jumlah kalimat, skor rata-rata pada prasiklus sebesar 9,81 dengan kategori sangat baik. Pada siklus I sebesar 8,85 dengan kategori sangat baik, dan pada siklus II sebesar 8,87 dengan kategoti sangat baik pula. Rata-rata skor pada aspek penyusunan kalimat hasil rata-rata prasiklus sebesar 1,21 dengan kategori sangat kurang, siklus I sebesar 2,49 masuk pada kategori kurang, dan pada siklus II sebesar 3,68 dengan kategori baik. Pada aspek penggunaan diksi (pilihan kata), skor rata-rata pada prasiklus 4,51 dengan kategori baik, siklus I sebesar 4,33 masuk pada kategori baik juga, dan hasil siklus II sebesar 4,60 termasuk pada kategori sangat baik. Dan skor rata-rata aspek penggunaan ejaan dan tanda baca pada prasiklus sebesar 1,51 dengan kategori sangat kurang, siklus I sebesar 2,46 dengan kategori kurang, dan siklus II sebesar 3,29 masuk pada kategori cukup. Peningkatan keterampilan menyimak berita pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken ini diikuti dengan perubahan perilaku belajar yang positif dari perilaku belajar yang negatif sebelumnya pada siklus I dan siklus II ini peserta didik semakin aktif dalam pembelajaran, mereka mulai senang, tertarik, dan menikmatai pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual. Saran yang disampaikan adalah 1) guru bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan cara mengajar yang mampu mendorong peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai, yaitu mempunyai kamampuan menyimak berita yang baik, dan 2) guru dapat menggunakan metode drill dan media audiovisual sebagai salah satu alternatif teknik pembelajaran menyimak berita.

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang panitia Ujian Skripsi.

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. L.M. Budiyati, M. Pd NIP 130529511

Drs. Haryadi, M. Pd NIP 132058082

iv

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang pada, hari tanggal : Senin : 20 Agustus 2007

Panitia Ujian Skripsi

Ketua

Sekretaris

Prof. Dr. Rustono NIP 131281222

Drs. Mukh Doyin NIP 132106367

Penguji I

Penguji II,

Penguji III

Drs. Wagiran, M. Hum NIP 132050001

Dra. L.M. Budiyati, M. Pd NIP 130529511

Drs. Haryadi, M. Pd NIP 132058082

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 20 Agustus 2007

Anik Suyani

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto : Sesungguhnya setelah kesusahan ada kemudahan (Al Insyiroh : 6) Jangan terlalu senang di atas kesenanganmu, jangan terlalu sedih di atas kesedihanmu, dan jangan terlalu nikmat di atas kenikmatanmu. Jalani hidup dengan segala pahit-manisnya (Anik) Jalanilah kehidupan ini dengan kerendahan hati serta hati yang tulus (Anik) Jadilah diri sendiri yang dapat bertanggung jawab pada diri sendiri (Anik)

Persembahan : Kupersembahkan skripsi ini untuk: Ayahku dan Ibuku (almh)

vii

PRAKATA

Penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dari Televisi dengan Metode Drill Melalui Media Audio-Visual pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP Negeri I Jiken Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2006/2007 dengan baik. Oleh sebab itu, puji syukur kehadirat Allah swt penulis panjatkan, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis. Penelitian ini dilakukan sebagai respons dari permasalahan yang muncul dalam upaya meningkatkan keterampilan menyimak berita kelas VIII A SMP Negeri I Jiken yang selama ini masih kurang. Besarnya pengaruh keterampialn menyimak berita terhadap keterampilan berbahasa menyebabkan penulis ingin meneliti lebih lanjut sehingga diperoleh metode terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak berita. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis; 2. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan arahan dan izin penelitian kepada penulis; 3. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang tidak terlupakan selama perkuliahan;

viii

4. Dra. L. M. Budiyati, M. Pd (Pembimbing I), dan Drs. Haryadi, M. Pd (Pembimbing II) yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan masukan, arahan, dan bimbingan dengan penuh kesabaran kepada penulis; 5. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri I Jiken Kabupaten Blora yang telah memberikan izin penelitian dan bantuannya kepada penulis; 6. Mursam S. Pd Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri I Jiken yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melakukan penelitian; 7. Keluarga Blora yang memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini; 8. Teman seperjuangan : Liliput (Ema, Tutik, Andris dan Shinta) yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; 9. Teman-teman angkatan 2003 Sasindo FBS yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan semangat kepada penulis; 10. Segenap keluarga kos Wisma Astri yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini; 11. Seseorang yang selalu siap menemaniku dalam susah dan senang dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal baik Bapak, Ibu, Saudara mendapat balasan dari Allah swt. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Semarang, 20 Agustus 2007

Penulis

ix

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................ HALAMAN SARI ........................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... HALAMAN PENGESAHAN ........................................................ HALAMAN PERNYATAAN ........................................................ HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................ KATA PENGANTAR ..................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................... DAFTAR BAGAN ........................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................ DAFTAR GRAFIK .................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... i ii iv v vi vii viii x xiv xv xviii xix xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................... 1.4 Permasalahan ................................................................................. 1 6 8 9

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................ 1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................

9 9

BAB II LANDASAN TEORESTIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 2.2 Landasan Teoretis ................................................................................... 2.2.1 Pengertian Menyimak .................................................................... 2.2.2 Tahapan dalam Proses Menyimak ................................................. 2.2.3 Jenis-jenis Menyimak .................................................................... 2.2.4 Tujuan Menyimak .......................................................................... 2.2.5 Manfaat Menyimak ........................................................................ 2.2.6 Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Menyimak Komprehensif atau Pemahaman ..................................................... 2.2.7 Tes Kemampuan Menyimak .......................................................... 2.2.8 Faktor Penentu Keberhasilan Menyimak ....................................... 2.2.9 Penilaian Pembelajaran Menyimak ................................................ 2.2.10 Pengertian Berita ........................................................................... 2.2.11 Unsur-unsur Berita ........................................................................ 2.2.12 Jenis-jenis Berita ............................................................................ 2.2.13 Kerangka Berita .............................................................................. 2.2.14 Metode Drill ................................................................................... 2.2.15 Hakikat Media Audio-Visual .......................................................... 2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 2.4 Hipotesis Tindakan .................................................................................... 28 32 41 46 48 48 56 60 61 65 67 69 11 16 16 17 19 25 27

xi

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 3.1.1 Proses Tindakan Kelas ..................................................................... 3.1.1.1 Proses Pelaksanaan Siklus I .................................................. 3.1.1.2 Proses Pelaksanaan Siklus II ............................................. 3.2 Subjek Penelitian ........................................................................................ 3.3 Variabel Penelitian ..................................................................................... 3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................ 3.4.1 Instrumen Tes ................................................................................. 3.4.2 Instrumen Nontes .......................................................................... 3.5 Uji Instrumen .......................................................................................... 3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 3.6.1 Teknik Tes ..................................................................................... 3.6.2 Teknik Nontes ................................................................................ 3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................... 3.7.1 Teknik Kuantitatif ........................................................................... 3.7.2 Teknik Kualitatif .............................................................................. 70 72 74 79 83 84 87 87 92 96 96 97 97 100 100 101

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasi Tes Prasiklus ....................................................................................... 4.2 Hasil Tes Siklus I ........................................................................................ 4.2.1 Hasil Tes ................................................................................................... 102 106 106

xii

4.2.2 Hasil Nontes 4.2.3 Tugas Terstruktur bagi Peserta Didik 4.2.4 Refleksi Siklus I ................................................................................... 4.3. Hasil Tes Siklus II .................................................................................. 4.3.1 Hasil Tes ............................................................................................. 4.3.2 Hasil Nontes ....................................................................................... 4.3.3 Hasil Refleksi Siklus II ....................................................................... 4.4 Pembahasan ............................................................................................ 4.4.1 Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita ..................................... 4.4.2 Perubahan Perilaku Peserta Didik .......................................................

128 146 147 150 151 174 191 193 194 202

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ................................................................................................... 5.2 Saran ......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 208 209 210 212

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan Bagan 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Dua Siklus ............................

Halaman 70

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................ Tabel 2. Kategori Nilai Peserta Didik ........................................................... Tabel 3. Skor Penilaian pada Instrumen Tes ................................................ Tabel 4. Pedoman Penskoran Soal Isian Singkat ......................................... Tabel 5. Pedoman Penskoran Soal Essai ..................................................... Tabel 6. Aspek Penilaian Menulis Kembali Isi Berita ke Dalam 5 Kalimat Tabel 7. Hasil Tes Keterampilan Menyimak Berita Prasiklus ..................... Tabel 8. Hasil Nilai Keterampilan Menyimak Berita Siklus I ...................... Tabel 9. Hasil Nilai Aspek Keterampilan Menyimak Berita Siklus I ........... Tabel 10. Hasil Nilai Kelompok Tes Keterampilan Menyimak Berita Siklus I Tabel 11. Hasil Nilai Kelompok Tes Isian Singkat dan Tes Essai ................. Tabel 12. Hasil Tes Menyimak Berita Unsur 5W + 1H Tabel 13. Hasil Essai Tes Menyimak Berita Siklus I .. Tabel 14. Hasil Tes Essai Kelompok Aspek Kesesuaian Isi Kalimat dengan Pokok-pokok Berita ......................................................................... Tabel 15. Hasil Tes Essai Kelompok Aspek Jumlah Kalimat ......................... Tabel 16. Hasil Tes Essai Kelompok Aspek Penyusunan Kalimat .................. Tabel 17. Hasil Tes Essai Kelompok Aspek Diksi ....................................... Tabel 18. Hasil Tes Essai Kelompok Aspek Ejaan dan Tanda Baca ................. Tabel 19. Hasil Tes Individu Keterampilan Menyimak Berita Siklus I ............ Tabel 20. Hasil Tes Isian Singkat dan Tes Essai ...............................................

Halaman 87 88 89 89 90 90 102 107 108 109 110 110 111

112 113 114 115 116 117 118

xv

Tabel 21. Hasil Tes Isian Singkat Unsur 5W + 1H .. Table 22. Hasil Essai Tes Menyimak Berita . Tabel 23. Hasil Tes Essai Individu Aspek Kesesuaian Isi Kalimat dengan Pokok-pokok Berita ............................................................................. Tabel 24. Hasil Tes Essai Individu Aspek Jumlah Kalimat ................................. Tabel 25. Hasil Tes Essai Individu Aspek Penyusunan Kalimat ......................... Tabel 26. Hasil Tes Essai Individu Aspek Diksi.................................................. Tabel 27. Hasil Tes Essai Individu Aspek Ejaan dan Tanda Baca ...................... Table 28. Hasil Observasi Siklus I ...................................................................... Tabel 29. Hasil Jurnal Siswa Siklus I ................................................................ Tabel 30. Hasil Nilai Keterampilan Menyimak Berita Siklus II ....................... Tabel 31. Hasil Nilai Aspek Keterampilan Menyimak Berita Siklus II ........... Tabel 32. Hasil Kelompok Tes Isian dan Tes Essai .......................................... Tabel 33. Hasil Tes Kelompok Keterampilan Menyimak Berita Siklus II ........... Tabel 34. Hasil Isian Singkat Unsur 5W + 1H .................................................... Table 35. Hasil Essai Tes Menyimak Berita Tabel 36. Hasil Tes Essai Kelompok Aspek Kesesuaian Isi Kalimat dengan Pokok-pokok Berita ............................................................................. Tabel 37. Hasil Tes Essai Kelompok Aspek Jumlah Kalimat ............................. Tabel 38. Hasil Tes Essai Kelompok Aspek Penyusunan Kalimat ....................... Tabel 39. Hasil Tes Essai Kelompok Aspek Diksi............................................... Tabel 40. Hasil Tes Essai Kelompok Aspek Ejaan dan Tanda Baca .....................

119 120

121 122 123 125 126 129 135 152 153 154 154 156 156

157 158 159 161 162

xvi

Tabel 41. Hasil Tes Individu Keterampilan Menyimak Berita Siklus II ............... Tabel 42. Hasil Tes Individu Isian Singkat Unsur 5W + 1H Table 43. Hasil Essai Tes Menyimak Berita Tabel 44. Hasil Tes Essai Individu Aspek Kesesuaian Isi Kalimat dengan Pokok-pokok Berita ................................................................................ Tabel 45. Hasil Tes Essai Individu Aspek Jumlah Kalimat .................................... Tabel 46. Hasil Tes Essai Individu Aspek Penyusunan Kalimat ............................ Tabel 47. Hasil Tes Essai Individu Aspek Diksi.................................................... Tabel 48. Hasil Tes Essai Individu Aspek Ejaan dan Tanda Baca ........................ Tabel 49. Hasil Observasi Siklus II ....................................................................... Tabel 50. Hasil Jurnal Siswa Siklus II ................................................................ Tabel 51. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita .................................... Tabel 52. Hasil Observasi Perubahan Perilaku Positif Peserta Didik ............... Tabel 53. Hasil Jurnal Siswa Perubahan Perilaku Positif Peserta Didik .............

163 165 166

167 168 170 171 172 176 181 194 203 205

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik Grafik 1. Hasil Tes Keterampilan Menyimak Berita Prasiklus .................... Grafik 2. Hasil Tes Keterampilan Menyimak Berita Siklus I ........................ Grafik 3. Hasil Tes Keterampilan Menyimak Berita Siklus II .......................

Halaman 105 127 173

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Gambar 1. Guru Menjelaskan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran yang Akan Dilakukan ........................................... Gambar 2. Peserta Didik Menyimak Tayangan Berita .................................. Gambar 3. Peserta Didik Mengerjakan Latihan Secara Berkelompok .......... Gambar 4. Peserta Didik Mengerjakan Latihan Secara Individu ................... Gambar 5. Peserta Didik Mengisi Jurnal ......................................................... Gambar 6. Kegiatan Awal Pembelajaran .......................................................... Gambar 7. Peserta Didik Menyimak Tayangan Berita ...................................... Gambar 8. Peserta Didik Mengerjakan Latihan Secara Berkelompok ............... Gambar 9. Peserta Didik Mengerjakan Latihan Secara Individu ........................ Gambar 10. Peserta Didik Mengisi Jurnal ...........................................................

Halaman

141 142 143 145 146 186 187 188 189 190

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3-6. Hasil Latihan Peserta Didik Siklus I dan Siklus II Lampiran 7. Daftar Nama Peserta Didik Lampiran 8. Hasil Tes Prasiklus Lampiran 9-10. Hasil Tes Siklus I Lampiran 11-12. Hasil Tes Siklus II Lampiran 13. Daftar Penilaian Aspek Tes Keterampilan Menyimak Berita Prasiklus Lampiran 14. Daftar Penilaian Aspek Tes Keterampilan Menyimak Berita Siklus I Kelompok Lampiran 15. Daftar Penilaian Aspek Tes Keterampilan Menyimak Berita Siklus I Individu Lampiran 16. Daftar Penilaian Aspek Tes Keterampilan Menyimak Berita Siklus II Kelompok Lampiran 17. Daftar Penilaian Aspek Tes Keterampilan Menyimak Berita Siklus II Individu Lampiran 18. Hasil Tes Keterampilan Menyimak Berita Siklus I Lampiran 19. Hasil Tes Keterampilan Menyimak Berita Siklus II Lampiran 20. Format Penilaian Lampiran 21. Pedoman Observasi Siklus I dan Siklus II Lampiran 22. Hasil Observasi Siklus I Lampiran 23. Hasil Observasi Siklus II Lampiran 24. Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II Lampiran 25. Hasil Jurnal Guru Siklus I Lampiran 26. Hasil Jurnal Guru Siklus II Lampiran 27. Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II

xx

Lampiran 28. Pedoman Wawancara Siklus I dan Siklus II Lampiran 29. Hasil Wawancara Siklus I Lampiran 30. Hasil Wawancara Siklus II Lampiran 31. Pedoman Dokumentasi Siklus I dan Siklus II Lampiran 32. Soal Tes Awal Lampiran 33. Soal Kelompok Siklus I Lampiran 34. Soal Individu Siklus I Lampiran 35. Soal Kelompok Siklus II Lampiran 36. Soal Individu Siklus II Lampiran 37. Format Tugas Rumah Lampiran 38. Kunci Jawaban Tes Awal Lampiran 39. Kunci Jawaban Soal Kelompok Siklus I Lampiran 40. Kunci Jawaban Soal Individu Siklus I Lampiran 41. Kunci Jawaban Soal Kelompok Siklus II Lampiran 42. Kunci Jawaban Soal Individu Siklus II Lampiran 43. Bukti Penelitian di SMP Negeri I Jiken Lampiran 44. Bukti Penelitian dari Diknas Blora

xxi

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf 2001:1). Dilihat dari pengertiannya, bahasa sangat diperlukan oleh masyarakat bahasa dalam kegiatan berbahasanya yaitu sebagai alat komunikasi. Kegiatan berbahasa yang berupa memahami bahasa yang dihasilkan orang lain melalui sarana lisan atau pendengaran merupakan kegiatan yang paling pertama yang dilakukan manusia. Keadaan itu sudah terlihat sejak manusia masih bernama bayi. Bayi manusia yang belum mampu menghasilkan bahasa, sudah akan terlihat dalam kegiatan mendengarkan dan usaha memahami bahasa orang-orang di sekitarnya. Dalam belajar bahasa asing pun kegiatan pertama yang dilakukan pelajar adalah menyimak bunyi-bunyi bahasa yang dipelajari, baik yang berupa ucapan langsung maupun melalui sarana rekaman. Secara alami bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan berbicara dan memahami pembicaraan itu. Hal itu akan lebih nyata terlihat pada masyarakat bahasa yang belum mengenal sistem tulisan. Pada masyarakat bahasa modern pun dalam kehidupan sehari-harinya, kegiatan berbahasa secara lisan akan jauh lebih banyak daripada berbahasa tulis. Kenyataan itu dapat diartikan bahwa kemampuan berbahasa secara lisan lebih fungsional dalam kehidupan sehari-hari

daripada kemampuan berbahasa secara tulis, dalam kaitan ini adalah kemampuan menyimak yang perlu diberi perhatian secara memadai. Fungsionalnya kegiatan menyimak ini dapat terlihat dari kehidupan sehari-hari kita yang dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak. Contohnya dalam dialog antar anggota keluarga, percakapan antara teman, aktivitas pendidikan di sekolah dan masih banyak lagi kegiatan lain yang melibatkan kegiatan menyimak. Selain itu, fungsionalnya kegiatan menyimak bagi kehidupan manusia karena kegiatan menyimak mempunyai peran yang sangat penting. Menurut Tarigan (1991:8), peran dari kegiatan menyimak tersebut adalah sebagai (1) landasan belajar berbahasa, (2) penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis, (3) pelancar komunikasi lisan, dan (4) penambah informasi. Bukti yang menguatkan betapa pentingnya keterampilan menyimak tersebut adalah pendapat dari T. Rankin pada tahun 1926 yang menyatakan bahwa 42% waktu penggunaan bahasa tertuju pada menyimak. Pada tahun 1950 Miriam B. Wist melaporkan bahwa jumlah waktu yang digunakan oleh anak-anak untuk menyimak di kelas-kelas sekolah dasar kira-kira 1 1/2 sampai 2 jam sehari (Tarigan 1994:11). Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa di sekolah, khususnya bahasa Indonesia, pembelajaran dan tes menyimak kurang mendapat perhatian semua guru bahasa secara khusus. Para guru belum membelajarkan dan sekaligus menguji kemampuan menyimak peserta didik dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh penulis,

diperoleh informasi dari pihak guru bahwa meskipun sudah menggunakan kurikulum KTSP namun dalam pelaksanaannya masih jauh dari sempurna. Selain itu, minat belajar peserta didik yang masih kurang dan masih menggunakannya metode ceramah sehingga menyebabkan hasil belajar yang dicapai masih rendah dan sudah terbiasanya peserta didik dengan penggunaan metode ceramah. Dengan keadaan yan seperti itu menjadikan peserta didik sulit diajak untuk mengubah cara pembelajaran tersebut dengan metode yang baru. Contohnya, ketika guru mencoba menerapkan sistem diskusi pada pembelajaran menyimak dengan tujuan untuk mengaktifkan peserta didik dan peserta didik bebas berpendapat, namun kebanyakan dari mereka gaduh dengan teman diskusinya, sehingga pokok pembahasan keluar dari pokok pembahasan yang diberikan. Menghadapi situasi ini, akhirnya guru lebih memilih kembali kepada metode ceramah. Sebenarnya permasalahan ini dapat diatasi dengan kekreatifan seorang guru dalam menyiasati suatu permasalahan dalam pembelajaran dan pemahaman seorang guru tentang diri peserta didik dengan berbagai macam keunikannya dan karakteristiknya. Hendaknya guru dapat menciptakan suatu metode baru yang lebih ringan dan menyenangkan untuk pembentukan dan

menanamkan jiwa aktif dan rasa percaya diri pada diri peserta didik. Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menyimak yang dilakukan di SMP Negeri I Jiken Kabupaten Blora pada peserta didik kelas VIII A, kurang mendapatkan perhatian dari pihak peserta didik

maupun guru. Dengan kondisi seperti itu, maka pembelajaran menyimak cenderung diabaikan dan dinomorduakan dibandingkan dengan pembelajaran

bahasa yang lain. Padahal dengan kegiatan menyimak seseorang dapat menyerap informasi penting yang didengarnya. Jadi dapat ditarik simpulan bahwa keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang amat penting. Meskipun keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang amat penting, namun pada kenyataannya keterampilan tersebut belum dianggap keterampilan yang amat penting. Dengan kondisi yang seperti itu, maka seharusnya dalam pelaksanaan pembelajaran menyimak di sekolah, guru hendaknya menuntut peserta didik untuk menyimak secara ekstensif, dan

kegiatan menyimak tidak lagi bersifat pasif sehingga pembelajaran menyimak di sekolah harus bersifat aktif-reseptif. Meskipun dengan kesadaran yang seperti itu, tetap saja dalam pembelajaran langsung tentang cara yang baik untuk menyimak masih terlupakan dan diabaikan karena: 1. pembelajaran menyimak khususnya menyimak berita di sekolah-sekolah pada umumnya kurang mendapat perhatian secara khusus. 2. pembelajaran menyimak secara umum di sekolah-sekolah cenderung diabaikan karena kebanyakan guru kurang memahami teori dan memiliki keterampilan dalam bidang menyimak, khususnya pembelajaran menyimak berita sehingga menyebabkan kurang pemahaman tentang konsep

pembelajaran menyimak 3. pembelajaran memahami isi berita yang diberikan di kelas masih menggunakan sistem klasikal dan kembali menggunakan metode ceramah. Sehingga dengan jumlah peserta didik yang banyak yaitu 39 peserta didik

setiap kelas, pembelajaran menyimak berita kurang bermakna dan kurang efektif. 4. guru juga kurang menekankan pada latihan-latihan untuk memahami suatu berita, melainkan lebih menekankan pada pengenalan-pengenalan istilah seperti menjelaskan pengertian berita dan aspek-aspek yang ada dalam berita. Terdapat satu hal lagi yang kurang diperhatikan guru demi keberhasilan pembelajarannya yaitu sistem pengelolaan kelas masih menggunakan cara klasikal sehingga terkesan monoton dan kurang menarik bagi peserta didik. Keadaan tersebut di atas yang menyebabkan keterampilan menyimak peserta didik kelas VIII A masih sangat rendah. Untuk mengatasi permasalahan ini melalui media audio-visual sehingga

peneliti menggunakan metode drill

keterampilan menyimak peserta didik kelas VIII A dapat meningkat. Metode drill (latihan) adalah metode pembelajaran matematika yang lebih ditujukan agar siswa cepat dan cermat dalam menyelesaikan soal (Suyitno 2004:6). Latihan yang praktis, mudah dilakukan, serta teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu, bahkan peserta didik dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Hal ini menunjang peserta didik berprestasi dalam bidang tertentu, misalnya terampil dalam memahami segala informasi yang didengarnya dengan cepat, kaitannya dengan penelitian ini adalah mahir memahami isi berita yang telah didengarkan. Faktor lain yang mendukung pembelajaran ini adalah penggunaan media pembelajaran, khususnya media audio-visual. Dengan penggunaan media pembelajaran, dapat mempertinggi proses belajar peserta didik dalam

pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang ingin dicapainya. Berbeda dengan cara pembelajaran yang masih

menggunakan metode ceramah, informasi yang disampaikan hanya berupa katakata yang menyebabkan pengalaman yang diperoleh peserta didik hanya berupa pengalaman kata-kata yang cenderung membuat pelajaran atau informasi sukar ditangkap, kurang menarik, dan mudah dilupakan. Tidak seperti pembelajaran yang diberikan dengan menggunakan media audio- visual, yang memberikan wujud nyata dalam suatu pembelajaran. Dengan pengalaman yang nyata maka sangat efektif untuk mendapatkan suatu pengertian dan pemahaman karena pengalaman nyata itu mengikutsertakan semua indera dan akal. Pengalaman nyata itu adalah cara yang wajar dan memuaskan dalam proses belajar. Kalau semua orang bisa mendapat pengalaman nyata dan mempunyai kecerdasan yang dapat menyerap pengertian yang menyeluruh dari segala segi tentang semua pengalaman itu, ia akan sanggup mengembangkan pengertian yang sebaik-baiknya tentang semua yang dialaminya itu. Penggunaan media juga dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran menyimak karena pembelajaran yang diberikan menarik sehingga peserta didik tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.

1.2 Identifikasi Masalah Uraian di atas menegaskan bahwa keterampilan menyimak sangat penting dalam pembelajaran bahasa. Keterampilan menyimak dapat meningkatkan apresiasi dan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran bahasa.

Keterampilan menyimak perlu diberikan kepada peserta didik dalam proses belajar bahasa, karena keterampilan menyimak dapat mengajak peserta didik untuk memahami, menikmati, dan menghargai suatu karya sastra. Namun pada kenyataannya, pembelajaran menyimak belum diberikan secara tepat. Pembelajarannya masih diberikan dengan menggunakan metode yang kurang variatif dan membosankan sehingga mengakibatkan peserta didik enggan, malas, bosan, jenuh, dan tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran menyimak, khususnya pembelajaran menyimak berita. Akibatnya, peserta didik tidak dapat merespons informasi yang diperoleh dari menyimak, meskipun sebenarnya peserta didik tersebut telah memiliki keterampilan bahasa lainnya, seperti berbicara, membaca, dan menulis. Berdasar latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang menjadi penghambat keberhasilan pembelajaran menyimak yaitu: 1. masih rendahnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menyimak. Dengan rendahnya minat belajar peserta didik pada pembelajaran menyimak maka mereka akan merasa enggan dalam mengikuti pembelajaran dan hasilnya mereka tidak konsentrasi pada pembelajaran. Dengan tidak adanya konsentrasi dan respons positif seorang peserta didik pada pembelajaran menyimak berita, maka pembelajaran menyimak tidak dapat berjalan dengan baik. 2. peserta didik dan guru masih mengabaikan pembelajaran menyimak karena menurut mereka keterampilan tersebut sangatlah mudah. Dengan adanya asumsi yang seperti ini maka suatu pembelajaran menyimak yang baik tidak

akan dapat terlaksana. Pembelajaran menyimak menurut mereka merupakan pembelajaran yang sangat mudah, karena pengertian mereka tentang hakikat menyimak masih rendah. Menurut mereka, menyimak hanyalah merupakan kegiatan mendengarkan sesuatu. Dan semua orang yang tidak tuli pastilah dapat melakukan kegiatan tersebut. 3. pembelajaran menyimak yang dilakukan guru di kelas masih menggunakan metode ceramah sehingga kurang memotivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menyimak di kelas sehingga hasilnya pun masih rendah. Penggunaan metode ceramah masih dilakukan karena kurangnya kreatifitas guru dalam mengkombinasikan teknik dan metode pembelajaran. Seharusnya metode ini sudah ditinggalkan karena metode ini tidak mendorong jiwa aktif peseta didik dan kurang membekali peserta didik pada penguasaan suatu keterampilan tertentu.

1.3 Pembatasan Masalah Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menyimak berita, peneliti berupaya mengatasi segala hambatan yang dialami oleh peserta didik dalam pembelajaran menyimak. Peneliti membatasi permasalahan karena peneliti memfokuskan pada Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dari TV dengan Metode Drill melalui Media Audio-Visual pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP Negeri I Jiken Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2006/2007.

1.4 Permasalahan Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak berita dari TV dengan metode drill melalui media audio-visual kepada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken Kabupaten Blora? 2. bagaimanakah perubahan perilaku belajar peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken Kabupaten Blora setelah dilakukan pembelajaran keterampilan menyimak berita dari TV dengan metode drill melalui media audio-visual?

1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. mendeskripsikan peningkatan pembelajaran keterampilan menyimak berita dari TV dengan metode drill melalui media audio-visual kepada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken Kabupaten Blora tahun ajaran 2006/2007. 2. mendeskripsikan perubahan perilaku belajar peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken Kabupaten Blora setelah pembelajaran keterampilan menyimak berita dari TV dengan metode drill melalui media audio-visual.

10

1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini ada dua yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat bagi pengembangan materi pembelajaran bahasa pada umumnya dan khususnya pembelajaran keterampilan menyimak dengan metode drill melalui media audio-visual. Selain manfaat teoretis, manfaat lain yang juga diharapkan adalah manfaat praktis. Penelitian ini bermanfaat bagi guru dan bagi peserta didik. Bagi guru, penelitian ini dapat meningkatkan proses belajar mengajar keterampilan menyimak, dan bagi peserta didik dapat mempermudah pembelajaran menyimak sehingga peserta didik senang, termotivasi, dan antusias pada pembelajaran menyimak.

10

11

BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang keterampilan menyimak telah dilakukan oleh banyak mahasiswa dalam rangka penyusunan skripsi. Akan tetapi, hal tersebut masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut. Baik itu yang bersifat melengkapi maupun yang bersifat baru. Beberapa penelitian tentang keterampilan menyimak diantaranya seperti penelitian yang dilakukan oleh Parjinah (2003) yang meneliti tentang Keterampilan Menyimak dengan Menggunakan Wacana Cloze pada SLTP Negeri I Sokaraja Kabupaten Banyumas Tahun Pendidikan 2002/2003. Hasil penelitian tersebut menunjukkan ada peningkatan kemampuan menyimak yaitu nilai rata-rata proses memperoleh 6,86 kemudian pada nilai rata-rata tes siklus I mendapat 7,25 dan siklus II mendapat 7,86. Perilaku peserta didik lebih aktif dan sikap peserta didik lebih baik. Wulandari (2006) yang melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menyimak Berbahasa Jawa dengan Teknik Wacana Rumpang Siswa Kelas VII SMP PGRI 2 Ajibarang. Hasil penelitiannya pada kegiatan pretes mencapai nilai rata-rata 61,75 dan setelah dilakukan tindakan siklus I nilai rata-

11

12

rata menjadi 69,13 yang berarti ada peningkatan sebesar 7,38. Hasil dari siklus II mencapai nilai rata-rata 77,13 berarti meningkat 8 % dari siklus I. Secara keseluruhan nilai rata-rata mengalami peningkatan sebesar 15,83. Selain mengalami peningkatan kemampuan menyimak wacana berbahasa Jawa, peserta didik juga mengalami perubahan tingkah laku yaitu dari peserta didik yang semula sering menunjukkan perilaku negatif berubah menjadi perilaku positif. Penelitian lain tentang peningkatan keterampilan menyimak yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dermawan (2001) dengan judul skripsinya yaitu Peningkatan Keterampilan Menyimak dengan Menggunakan Media Audio pada Siswa Kelas II SLTP 2 Kaliwungu Kudus. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan media audio atau radio FM, ternyata ada peningkatan pada keterampilan menyimak peserta didik. Peningkatan ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian pada siklus pertama nilai rata-rata mencapai 64,38, dan pada siklus kedua mencapai 70,65 sehingga mengalami peningkatan sebesar 6,27 %. Hal ini sudah sesuai dengan target peneliti, yaitu nilai rata-rata minimal pada siklus pertama 60,00 mencapai 60 %, sedangkan siklus kedua nilai rata-rata minimal yang harus dicapai 65,00 mencapai 80 %. Menurut hasil nontes siklus pertama dan siklus kedua ada perubahan perilaku peserta didik yang positif. Adapun hasil observasi, wawancara, dan jurnal siswa maupun jurnal guru sebagian besar peserta didik merasa senang dan tertarik. Peserta didik tidak meremehkan kegiatan menyimak dan paham akan teknik menyimak yang baik. Riyadi (2000) dengan judul penelitiannya yaitu Kemampuan Siswa Menyimak yang Diajarkan dengan Teknik Dengar-Tulis dan Teknik Dengar-Murni

12

13

memperoleh hasil yang signifikan setelah melakukan penelitian yang dilakukan kepada peserta didik kelas II SLTP Negeri 5 Tegal. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara rata-rata kemampuan menyimak peserta didik yang dilakukan dengan teknik dengar-tulis dan teknik dengar-murni. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut yaitu untuk teknik dengar-tulis pada pretes rata-rata nilai menyimak peserta didik kelas II SLTP Negeri 5 Tegal adalah 6,6, pada siklus I menjadi 7,7, dan pada siklus II menjadi 7,13. Sedangkan untuk hasil pembelajaran menyimak dengan teknik dengar-murni didapatkan hasil nilai pretes dengan rata-rata 6,1, siklus I 6,64, dan siklus II menjadi 6,2, dari kesimpulan yang disampaikan oleh peneliti didapatkan hasil berupa ada perbedaan kemampuan menyimak dengan adanya pembelajaran yang berbeda tersebut dan ada pengaruh yang dapat mengubah perilaku peserta didik. Setyojatmoko (2005) dengan penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Menggunakan Media Audio pada Siswa Kelas VII SMP Cinde Semarang. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Dermawan yaitu penelitian yang mengambil keterampilan menyimak siaran berita sebagai kajiannya. Akan tetapi Setyojatmoko tidak menggunakan media audio berupa radio FM melainkan rekaman siaran berita. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut menunjukkan peningkatan nilai akhir menyimak yaitu dari pretes ke tes siklus I meningkat sebesar 10,61 dan dari tes siklus II meningkat lagi sebesar 11,49. Suratno (2006) juga melakukan penelitian tentang menyimak dengan judul Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Melalui Media Audio Visual dengan

13

14

Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry pada Siswa Kelas VII A SMPN I Tarub Kabupaten Tegal. Berdasarkan analisis data penelitian keterampilan menyimak berita peserta didik kepada pratindakan, siklus I, dan siklus II menunjukkan peningkatan nilai rata-rata kelas. Pada pratindakan nilai rata-rata kelas mencapai 57,4. Pada siklus I terjadi peningkatan dari nilai rata-rata pratindakan sebesar 10,5 poin atau 18,3 % dengan nilai rata-rata kelas sebesar 67,9 dan pada siklus II mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 80,6. Untuk peningkatan dari pratindakan ke siklus II adalah 23,2 poin atau 40,4 %. Peningkatan keterampilan menyimak berita pada tiap siklus diikuti dengan perubahan perilaku peserta didik ke arah yang positif. Hal tersebut terlihat pada keaktifan peserta didik dan keantusiasan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, serta peserta didik merasa senang dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita melalui media audio-visual dengan pendekatan kontekstual. Penelitian yang dilakukan peneliti sekarang dimaksudkan untuk melengkapi penelitian-penelitian tentang keterampilan menyimak seperti yang sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti tersebut di atas. Yang membedakan dalam penelitian ini adalah metode yang diterapkan oleh peneliti dalam pembelajaran keterampilan menyimak berita yaitu metode drill melalui media audio-visual. Penelitian keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual belum dilakukan oleh peneliti-peneliti di atas. Pada penelitian keterampilan menyimak berita dengan metode drill diharapkan mampu meningkatkan keterampilan menyimak berita peserta didik dalam

14

15

pembelajarannya, karena metode ini merupakan konsep belajar yang membantu peserta didik menguasai keterampilan menyimak berita dengan memberikan pelatihan secara berulang-ulang, baik itu di lingkungan formal maupun non formal. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Dan dengan media audio-visual diharapkan peserta didik akan semakin tertarik dengan pembelajaran menyimak khususnya menyimak berita. Kelemahan yang mungkin akan timbul dari penggunaan metode drill adalah kejenuhan peserta didik dengan adanya latihan yang terus menerus. Namun kelemahan tersebut dapat diimbangi dengan pemilihan teknik pembelajaran yang menarik dan bervariasi yang dapat diterapkan ketika pembelajaran. Dengan teknik pembelajaran yang bervariasi tersebut diharapkan akan memotivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Meskipun pelaksanan metode drill terkesan membosankan dengan adanya latihan yang terus menerus, akan tetapi dapat kita kaji ulang bahwa prinsip dasar suatu penguasaan keterampilan adalah adanya latihan yang berkelanjutan, maka metode inilah yang tepat dalam tujuan penguasaan suatu keterampilan menyimak berita. Metode tersebut difokuskan pada pemberian latihan secara berulang-ulang. Dengan cara ini diharapkan peserta didik akan menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar, dan dengan cara ini pula, peserta didik ditempatkan sebagai subjek belajar aktif. Namun, guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Selain itu, kelebihan dari penelitian ini adalah pada penggunaan media audiovisual yang lebih menunjang suatu keberhasilan proses pembelajaran. Dengan

15

16

pengunaan media audio-visual, bahan simakan yang diberikan lebih terkesan konkret, dan juga dengan adanya media audio-visual mampu mengikutsertakan seluruh panca indera dalam memahami suatu bahan simakan. Pada penelitian ini akan dicobakan penelitian mengenai keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual.

2.2 Landasan Teoretis 2.2.1 Pengertian Menyimak Belajar berbahasa dimulai dari menyimak. Sejak manusia bayi, ia belajar bahasa ibunya. Mula-mula ia hanya banyak menyimak bunyi bahasa yang diucapkan oleh ibunya, lama-kelamaan bunyi bahasa tersebut dikaitkan dengan makna. Setelah banyak menyimak, ia mulai meniru ucapan-ucapan yang pernah disimaknya dan kemudian mencoba menerapkannya dalam pembicaraan. Dari situ dapat terlihat bahwa keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang sangat penting yang harus dimiliki seseorang sebelum keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Pada proses pembelajaran pun kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh peserta didik dalam menerima materi adalah kegiatan menyimak sebelum melakukan kegiatan yang lain seperti membaca, berbicara, dan menulis. Menurut Anderson dalam Tarigan (1994:28) menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Tarigan (1986:19) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta

16

17

memahami makna yang tidak [sic!] disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Tarigan (1991:11) menyimak diartikan sebagai suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan, mengidentifikasi bunyi bahasa, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Hal tersebut juga disampaikan oleh Akhadi-at (1992:142) dalam Sutari, dkk (1997:18-19) bahwa menyimak ialah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya Berbeda dengan pendapat-pendapat di atas, Nurhadi (1995:339) membagi pengertian menyimak menjadi dua, pertama, menyimak atau mendengarkan dalam arti sempit mengacu pada proses mental pendengar yang menerima bunyi yang dirangsangkan oleh pembicara dan kemudian menyusun penafsiran apa yang disimaknya, kedua, menyimak dalam pengertian luas mengacu pada proses bahwa si penyimak tidak hanya mengerti dan membuat penafsiran tentang apa yang disimaknya, tetapi lebih dari itu ia berusaha melakukan apa yang diinformasikan oleh materi yang disimaknya. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan dengan penuh perhatian dan pemahaman untuk memperoleh suatu informasi dari menangkap isi atau pesan objek tertentu yang disampaikan oleh orang lain melalui bahasa lain.

17

18

2.2.2 Tahapan dalam Proses Menyimak Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan dengan penuh perhatian dan pemahaman untuk memperoleh suatu informasi dan menangkap isi atau pesan dari objek tertentu, maka dapat diambil simpulan bahwa menyimak adalah suatu proses. Menurut Loban dalam Tarigan (1991:15) proses menyimak terbagi atas tiga tahap yaitu pemahaman, penginterpretasian, dan penilaian. Sedangkan menurut Logan dan Greene dalam Tarigan (1991:15) membagi proses menyimak atas empat tahap yaitu mendengarkan, memahami, mengevaluasi, dan menanggapi. Dan Walker Morris dalam Tarigan (1991:15) membagi proses menyimak itu atas lima tahap yaitu mendengar, perhatian, persepsi, menilai, dan menanggapi. Dari beberapa pendapat ahli yang saling melengkapi di atas, maka proses menyimak dapat mencakup enam tahap yaitu: 1. mendengar. Dalam tahap mendengar, penyimak berusaha menangkap pesan pembicara yang sudah diterjemahkan dalam bentuk bahasa. Untuk menangkap bunyi bahasa itu diperlukan telinga yang peka dan perhatian terpusat 2. mengidentifikasi. Bunyi yang sudah ditangkap perlu diidentifikasi, dikenali, dan dikelompokkan menjadi suku kata, kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana. Pengidentifikasian bunyi bahasa akan semakin sempurna apabila penyimak memiliki kemampuan linguistik 3. menginterpretasi. Bunyi bahasa perlu diinterpretasikan maknanya. Perlu diupayakan agar interpretasi makna ini sesuai atau mendekati makna yang dimaksudkan pembicara

18

19

4. memahami. Setelah proses penginterpretasian makna selesai, maka penyimak dituntut untuk memahami atau menghayati makna itu 5. menilai. Makna pesan yang sudah dipahami kemudian ditelaah, dikaji, dipertimbangkan, dikaitkan dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak. Kualitas hasil penilaian sangat bergantung kepada kualitas pengalaman dan pengetahuan penyimak, dan 6. menanggapi. Tanggapan atau reaksi penyimak terhadap pesan yang diterimanya dapat berwujud berbagai bentuk seperti mengangguk-angguk tanda setuju, menggeleng tanda tidak setuju, mencibir atau mengerjakan sesuatu.

2.2.3 Jenis-jenis Menyimak Tarigan (1994:35) membagi jenis menyimak berdasarkan cara penyimakan bahan simakan menjadi dua jenis yaitu: (1) menyimak intensif, dan (2) menyimak ekstensif. Menyimak intensif adalah proses menyimak sehingga penyimak memahami secara terperinci, teliti, dan mendalam bahan yang disimak (Tarigan 1991:27). Ada beberapa jenis kegiatan menyimak intensif, antara lain: (a) menyimak kritis. Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupaya untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat, (b) menyimak konsentratif (concentrative listening). Menyimak konsentratif adalah menyimak yang sejenis telaah, (c)

19

20

menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat menimbulkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya, (d) menyimak eksploratif (explorative listening) yaitu sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit, (e) menyimak interogatif (interogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak mungkin pertanyaan, (f) menyimak selektif adalah kegiatan menyimak pasif yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frasa-frasa, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk bahasa yang sedang dipelajari (Tarigan 1994:40-49). Kedua, menyimak ekstensif. Menyimak ekstensif adalah proses menyimak sehingga penyimak memahami isi bahan simakan secara sepintas, umum, dalam garis-garis besar atau butir-butir penting tertentu ( Tarigan 1991:27). Adapun jenis-jenis menyimak ekstensif antara lain: (a) menyimak sosial (social listening) adalah proses menyimak yang biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian wajar terhadap apa-apa yang

20

21

dikemukakan, (b) menyimak sekunder (secondary listening)

adalah sejenis

kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening), (c) menyimak estetik (aesthetic listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan, (d) menyimak pasif (passive listening) adalah cara yang seolah-olah tidak memerlukan upaya bagi anak-anak dan sejumlah pendidik pribumi mempelajari bahasa asing (Tarigan 1994:37-38). Berbeda dengan Tarigan, Sutari, dkk membagi ragam-ragam menyimak disebabkan oleh adanya berbagai titik pandang. Titik pandang tersebut berdasarkan sumber suara, taraf aktivitas menyimak, taraf hasil simakan, cara penyimakan bahan simakan, tujuan menyimak, dan tujuan spesifik. 1. Berdasarkan sumber suara yang disimak Berdasarkan sumber suara yang disimak, terdapat dua ragam menyimak yaitu: 1) menyimak intra pribadi (intra personal listening). Maksudnya adalah suara yang disimak berasal dari diri sendiri. Artinya kita mendengarkan pikiran kita berbicara, biasanya hal ini dilakukan pada waktu kita sedang sendiri. 2) menyimak antar pribadi (inter personal listening). Menyimak yang dimaksudkan di sini adalah menyimak suara yang berasal dari orang lain. 2. Berdasarkan taraf aktivitas menyimak Dalam menyimak, taraf aktivitas menyimak dapat dibedakan atas kegiatan menyimak bertaraf rendah dan bertaraf tinggi. 1) Menyimak bertaraf aktivitas rendah. Jenis menyimak ini, penyimak hanya baru sampai pada taraf memberikan perhatian, dorongan, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat nonverbal yang diperlihatkan

21

22

dengan mengangguk-angguk, penuh perhatian, mengucapkan ya, setuju, atau sejenisnya yang sifatnya mendukung pembicaraan. Menyimak ini disebut silent listening. 2) Menyimak bertaraf tinggi. Menyimak ini diperlihatkan penyimak dengan mengutarakan kembali isi simakan. Hal ini menunjukkan bahwa ia memahami bahan simakan. Penyimak sudah lebih tinggi memperlihatkan keterlibatan mentalnya. Menyimak ini disebut active listening. 3. Berdasarkan taraf hasil simakan Berdasarkan taraf hasil simakan menyimak dibagi menjadi: 1) menyimak terpusat. Pikiran penyimak terpusat pada satu perintah atau abaaba, untuk mengetahui kapan saatnya mengerjakan suatu perintah. Penyimak harus benar-benar memusatkan pikirannya agar tidak salah melaksanakan hasil simakannya itu. 2) menyimak untuk membandingkan. Penyimak menyimak pesan tersebut kemudian membandingkan isi pesan itu dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak yang relevan. 3) menyimak organisasi materi. Penyimak harus mengetahui organisasi pikiran yang disampaikan pembicara, baik ide pokoknya maupun ide penunjangnya. 4) menyimak kritis. Penyimak mencoba menyimak secara kritis dengan cara menganalisis materi atau pesan yang disimaknya, untuk kejelasan penyimak meminta data atau informasi lebih lengkap tentang hal yang dikemukakan pembicara.

22

23

5) menyimak kreatif dan apresiasif. Penyimak memberikan reaksi lebih jauh terhadap hasil simakannya dengan memberi respon baik fisik maupun mental, pada taraf ini setelah penyimak memahami dan menghayati pesan itu ia memperoleh inspirasi yang dapat melahirkan pendapat baru sebagai hasil kreasinya. 4. Berdasarkan cara penyimakan Berdasarkan cara penyimakannya, ada dua ragam menyimak yaitu: 1) menyimak intensif. Dengan cara menyimak yang intensif penyimak melakukan penyimakan dengan penuh perhatian, ketekunan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam dan menguasai secara luas bahan simakannya. 2) menyimak ekstensif. Dalam menyimak ekstensif penyimak memahami materi simakan hanya secara garis besarnya saja. 5. Berdasarkan tujuan menyimak Ada enam jenis menyimak yang berdasarkan tujuannya, yaitu: 1) menyimak sederhana. Menyimak ini terjadi dalam percakapan dengan teman atau percakapan melalui telepon. 2) menyimak deskriminatif. Menyimak ini difungsikan untuk membedakan suara, perubahan suara, seperti membedakan suara orang marah, gembira, atau kecewa, suara burung, mobil dan sebagainya. 3) menyimak santai. Menyimak ini dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan, misalnya menyimak pembacaan puisi, cerita pendek, dan dagelan.

23

24

4) menyimak informatif. Menyimak untuk mencari informasi, misalnya menyimak pengumuman, dan jawaban pertanyaan. 5) menyimak literatur. Menyimak untuk mengorganisasikan gagasan, seperti penyusunan materi dari berbagai sumber, pembahasan hasil penemuan. 6) menyimak kritis. Menyimak untuk menganalisis tujuan pembicara, misalnya dalam diskusi, perdebatan, percakapan, khotbah, atau untuk mengetahui penyimpangan, emosi, melebih-lebihkan, propaganda, kejengkelan, dan kebingungan. 6. Berdasarkan tujuan khusus Logan dan kawan-kawan mengklasifikasikan menyimak berdasarkan tujuan khusus menjadi tujuh yaitu: 1) menyimak untuk belajar. Melalui kegiatan menyimak seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. 2) menyimak untuk menghibur. Penyimak menyimak sesuatu untuk menghibur dirinya, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, dagelan, sandiwara, dan film. 3) menyimak untuk menilai. Penyimak mendengarkan dan memahami simakan, kemudian menelan, mengkaji, menguji, membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak. 4) menyimak apresiatif. Penyimak memahami, menghayati, mengapresiasi materi simakan. Misalnya menyimak pembacaan puisi, cerita pendek, dan drama.

24

25

5) menyimak untuk mengomunikasikan ide dan perasaan. Penyimak memahami, merasakan gagasan, ide, perasaan pembicara sehingga terjadi sambung rasa antara pembicara dan pendengar. 6) menyimak deskriminatif. Menyimak ini untuk membedakan suara, bunyi. 7) menyimak pemecahan masalah. Penyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analitis yang disampaiakan oleh pembicara. Mungkin juga penyimak dapat memecahkan masalah yang dihadapinya secara kreatif dan analitis, yang bersangkutan mendapat informasi dari menyimak sesuatu tersebut (Sutari, dkk 1997:28-34).

2.2.4 Tujuan Menyimak Pada hakikatnya menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan dan memahami informasi yang didengar. Jadi, kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang disengaja dan direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu yang diharapkan dari penyimaknya. Tujuan orang menyimak sesuatu itu beraneka ragam, menurut Tarigan (1994:56) tujuan menyimak antara lain : 1. ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara; dengan kata lain, dia menyimak dengan belajar. 2. ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau

25

26

dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni); pendeknya dia menyimak untuk menikmati keindahan audial. 3. ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tidak logis, dan lain-lain); singkatnya, dia menyimak untuk mengevaluasi. 4. ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (misalnya: pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, perdebatan); pendek kata orang itu menyimak untuk mengapresiasi materi simakan. 5. ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Banyak contoh dan ide yang dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua ini merupakan bahan penting dan menunjangnya dalam mengkomunikasikan ide-idenya sendiri. 6. ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) mana bunyi yang tidak membedakan arti, biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicaraan asli (native speaker). 7. ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.

26

27

8. selanjutnya ada lagi orang yang tekun menyimak sang pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan, dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif. Dari uraian di atas dapat ditarik simpulan bahwa pada dasarnya menyimak sebagai sarana, sebagai suatu keterampilan berkomunikasi, sebagai seni, sebagai proses, sebagai suatu responsi, dan sebagai pengalaman kreatif.

2.2.5 Manfaat Menyimak Menurut Setiawan (1990:27-28) manfaat menyimak adalah: 1. menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemanusiaan, sebab menyimak memiliki nilai informatif, yaitu memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan kita lebih berpengalaman. 2. meningkatkan kualitas intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan dan khazanah ilmu kita. 3. memperkaya kosa kata kita, menambah perbendaharaan ucapan yang tepat, bermutu dan puitis. Orang yang banyak menyimak, komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata-kata yang digunakan lebih variatif. 4. memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat terbuka dan objektif. Orang yang berusaha menyimak tidak picik, tidak sempit pandangan data, tidak fanatik buta, tetapi cenderung lebih lapang dada, dapat menghargai pendapat dan keberadaan orang lain. 5. meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial, lewat menyimak kita dapat mengenal seluk beluk kehidupan dengan segala dimensinya. Bahan-bahan

27

28

simakan yang baik sering membawa kita kepada perenungan-perenungan nilai kehidupan, sehingga tergugah semangat kita untuk memecahkan problem yang ada sesuai dengan kemampuan kita. 6. meningkatkan citra artistik, jika kita menyimak bahan simakan yang isinya halus dan bahasanya indah. Banyak menyimak dapat menumbuh suburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang lain dan kehidupan ini serta meningkatkan selera estetis cerita. 7. menggugah kreativitas dan semangat mencipta kita untuk mampu

menghasilkan ujaran-ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak, kita akan mendapatkan ide-ide yang cemerlang dan segar. Pengalaman hidup yang berharga. Semua itu akan mendorong kita untuk giat berharga dan kreatif. Manfaat menyimak secara umum adalah menambah ilmu pengetahuan, meningkatkan intelektualitas, memperkaya kosa kata, memperluas wawasan, meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial, meningkatkan citra artistik dan untuk mendapatkan ide-ide yang disimak.

2.2.6 Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Menyimak Komprehensif atau Menyimak Pemahaman. Salah satu tujuan menyimak ialah menerima rangsang untuk memahami suatu pesan tertentu. Mendengar untuk tujuan memahami disebut menyimak komprehensif (comprehensive listening). Menyimak komprehensif perlu

mendapatkan perhatian lebih khusus, dengan alasan bahwa menyimak

28

29

pemahaman bersifat testable (dapat diuji). Melalui pengujian dapat diketahui seberapa besar efisiensi menyimak si pendengar. Menurut Sutari, dkk (1997:63) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan menyimak komprehensif antara lain: (1) memori (ingatan), (2) konsentarsi, (3) kosa kata, dan (4) faktor-faktor tambahan.

2.2.6.1 Memori (Ingatan) Salah satu faktor yang berhubungan langsung dengan mendengar

komprehensif adalah memori. Menurut teori skematis, kita tidak dapat memproses suatu informasi tanpa melibatkan memori. Adapun memori dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting yaitu: 1. menyusun arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas 2. memberikan struktur baku terhadap pemahaman kita pada suatu aktivitas apabila konsep-konsep kita tersebut dikemukakan oleh orang lain 3. memberikan arah atau pedoman untuk mengingat pengalaman atau pengetahuan dan informasi-informasi yang telah diketahui sebelumnya. Dengan alasan-alasan tersebut, maka menyimak komprehensif melibatkan pemrosesan informasi, dan kita pun dapat mengukur menyimak komprehensif dengan mengukur seberapa jauh kemampuan seseorang dalam mengingat informasi-informasi yang telah diperoleh melalui ingatan atau memori. Informasiinformasi itu tidak semuanya dapat dicerna akan tetapi beberapa dapat tercecer, bahkan informasi yang telah disimpan dapat hilang pula.

29

30

Menurut beberapa ahli memori seperti Lorayne, Cermak, dan Montgomery (1979), ada beberapa alasan mengapa seseorang lupa akan sesuatu. Salah satu alasannnya adalah karena ia tidak memberikan perhatiannya pada materi yang harus diingatnya dan tidak memprioritaskannya sebagai urutan kepentingan paling atas dalam ingatannya. Selain mengenal teori-teori dan penyebab kelupaan, penting kiranya kita mengenal pula apa-apa yang mudah untuk diingat. Menurut penelitian, manusia akan lebih mudah mengingat apabila informasi itu: 1. dianggap penting dan berharga atau berguna dalam kehidupannya 2. dianggap lain daripada informasi yang lain atau dianggap unik 3. terorganisir 4. berupa informasi visual Menurut Montgomery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat meningkatkan daya mengingat yaitu kita harus memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan daya ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan peduli terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar kita.

2.2.6.2 Konsentrasi Variabel signifikan lainnya yang berpengaruh pada menyimak komprehensif adalah kemampuan pendengar untuk berkonsentrasi atau menaruh perhatian pada item-item yang akan diingat. Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara merupakan kesulitan utama yang dihadapi oleh pendengar.

30

31

Salah satu alasan mengapa pendengar tidak dapat berkonsentrasi pada sumber pembicaraan (penutur) adalah seringnya berkomunikasi dalam rentang waktu yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada satu rangsang saja.

2.2.6.3 Kosakata Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah ukuran kosakata. Diasumsikan bahwa ukuran kosakata merupakan variabel penting dalam pemahaman mendengar. Karena penangkapan makna merupakan bagian integral dari proses mendengar, maka kita perlu memiliki kosakata yang cukup, sehingga kita dapat mengembangkan sistem kategorisasi dan menekan sekecil mungkin kesalahan kategoris yang kita kembangkan dalam proses mendengar.

2.2.6.4 Faktor-faktor tambahan lain Ada beberapa faktor yang mempengaruhi variabel-variabel yang dapat berpengaruh terhadap pemahaman dari hasil pendengaran. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. faktor kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol secara ilmiah

31

32

2. tidak banyak mengenal validitas dan reliabilitas tes mendengar yang diterapkan dalam penelitian 3. karena sebagian besar penelitian belum terkoordinir dengan baik (Sutari, dkk 1997).

2.2.7 Tes Kemampuan Menyimak 2.2.7.1 Persiapan Khusus Tes Kemampuan Menyimak Sesuai dengan namanya yang tes kemampuan menyimak, atau lebih tepatnya komprehensi lisan, bahan tes yang diujikan disampaikan secara lisan dan diterima peserta didik melalui sarana pendengaran. Masalah yang segera muncul adalah sarana apa yang harus dipergunakan, perlukah kita mempergunakan media rekaman, media tayangan (VCD) atau langsung disampaikan (dibacakan) secara lisan oleh guru sewaktu tes itu berlangsung. Penggunaan media rekaman untuk pelaksanaan tes komprehensif dengar mempunyai beberapa keuntungan dan karenanya lebih disarankan. Menurut Nurgiyantoro (2001:233) beberapa keuntungan yang dimaksud antara lain (a) menjamin tingginya tingkat kepercayaan tes, (b) memungkinkan kita untuk membandingkan prestasi antara kelas yang satu dengan yang lain walaupun selang waktu cukup lama, (c) jika tes memiliki tingkat kesahihan dan keterpercayaan yang memadai, dapat dipergunakan berkali-kali, (d) dalam pengajaran bahasa asing dapat untuk menggantikan kehadiran penutur asli, (e) dapat merekam situasi-situasi tertentu pemakaian bahasa untuk dibawa ke kelas, dan karenanya bersifat pragmatik, (e) guru dapat mengontrol pelaksanaan tes dengan lebih baik.

32

33

Kelemahan pengunaan media rekaman terutama yang bersifat teknis, misalnya kita harus menyediakan perangkat kerasnya di ruang ujian, disamping itu, berhubung belum banyak tersedia program rekaman untuk latihan atau tes dalam bahasa Indonesia, guru perlu menyiapkannya sendiri. Hal ini juga merupakan pekerjaan tambahan yang tidak mudah dilakukan, dan dengan media rekaman tuturan juga kurang begitu jelas didengar dan kurang menarik sehingga bisa diatasi dengan pengunaan VCD, sehingga suatu informasi yang disimak lebih terkesan konkret dan nyata.

2.2.7.2 Bahan Kebahasaan Tes Kemampuan Menyimak Kemampuan menyimak (komprehensi lisan, komprehensi dengar) di sini diartikan sebagai kemampuan menangkap dan memahami bahasa lisan (Nurgiyantoro 2001:234). Oleh karena itu, bahan kebahasaan yang sesuai tentulah berupa wacana, berhubung sebuah wacana pastilah memuat informasi. Tes komprehensi lisan dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta didik menangkap dan memahami informasi yang terkandung di dalam wacana tersebut yang diterima melalui saluran pendengaran. Pemilihan wacana sebagai bahan untuk tes kemampuan menyimak hendaknya juga mempertimbangkan adanya beberapa faktor. Secara umum faktor-faktor yang dimaksud tidaklah berbeda halnya dengan faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan bahan tes struktur dan kosa kata. Akan tetapi, untuk tes kemampuan menyimak, pemilihan bahan tes lebih ditekankan pada

33

34

keadaan wacana, baik dilihat dari segi tingkat kesulitan, isi, cakupan, dan jenisjenis wacana.

2.2.7.2.1 Tingkat Kesulitan Wacana Tingkat kesulitan wacana terutama ditinjau dari faktor kosa kata dan struktur yang dipergunakan. Jika kosa kata yang dipergunakan sulit, bermakna ganda dan abstrak, jarang dipergunakan, ditambah lagi struktur kalimatnya juga kompleks. Wacana tersebut temasuk wacana yang tinggi tingkat kesulitannya. Akan tetapi, jika kedua aspek kebahasaan tersebut sederhana, wacana itu pun akan sederhana pula. Jika hanya satu aspek saja, entah kosa kata atau struktur, wacana yang bersangkutan masih tergolong agak sulit. Ada suatu cara untuk memperkirakan tingkat kesulitan suatu wacana bagi kelas atau populasi yang bersangkutan, yaitu berupa teknik cloze (cloze test). Oleh karena pengukuran tingkat kesulitan wacana itu dalam kaitannya dengan kemampuan menyimak, teknik cloze pun diberikan secara lisan (oral cloze procedure) (Oller dalam Nurgiyantoro 2001:235). Caranya, wacana dibaca oleh guru (penguji) di depan kelas dua kali, setiap pada kata yang ke-n (ke-5, ke-6, atau ke-7) tidak dibaca. Siswa diminta untuk menerka dan kemudian menuliskan katakata yang tidak dibaca tersebut pada secarik kertas. Jika rata-rata jawaban betul siswa kurang atau hanya mencapai 20 %, wacana yang bersangkutan termasuk wacana yang sulit bagi siswa kelas atau populasi itu. Sebaliknya, jika rata-rata jawaban betul siswa minimal mencapai 75 %, wacana tersebut tergolong mudah bagi kelas yang bersangkutan. Wacana yang baik untuk digunakan dalam tes

34

35

kemampuan menyimak adalah wacana yang tidak terlalu sulit, atau sebaliknya terlalu mudah.

2.2.7.2.2 Isi dan Cakupan Wacana Isi dan cakupan wacana biasanya juga mempengaruhi tingkat kesulitan wacana. Jika isi dan atau cakupan wacana itu sesuai dengan minat dan kebutuhan (kaitannya dengan perkembangan psikologis) peserta didik, atau sesuai dengan bidang yang dipelajari, hal itu akan mempermudah wacana yang bersangkutan. Sebaliknya, jika isi wacana itu tidak sesuai dengan minat dan kebutuhan, atau tidak sesuai pula dengan bidang minat dan kebutuhan, atau tidak sesuai dengan bidang yang dipelajari peserta didik, ia akan menambah tingkat kesulitan wacana yang diteskan. Wacana yang akan diteskan hendaknya berisi hal-hal yang bersifat netral sehingga sangat dimungkinkan adanya kesamaan pandangan terhadap isi masalah itu. Sebaliknya, hendaklah kita menghindari wacana yang berisi suatu pandangan atau keyakinan golongan tertentu, sesuatu yang bersifat kontroversial, atau lainlain yang sejenis. Hal-hal yang terakhir itu bisa menimbulkan adanya perbedaan pendapat, atau paling tidak ada lebih dari satu jawaban yang benar.

2.2.7.2.3 Jenis-jenis wacana Wacana yang merupakan satuan bahasa terlengkap akan memuat informasi atau pesan yang lengkap pula. Kelengkapan pesan itu tergantung pada panjangnya

35

36

wacana. Dari segi panjangnya, wacana ada yang berupa sebuah buku, bab-bab dari sebuah buku, paragraf, atau bahkan hanya sebuah kata saja, asal sudah memuat suatu pesan secara lengkap dan jelas. Dipihak lain, wacana dapat berupa sebuah dialog atau bukan merupakan dialog (narasi, deskripsi, ceramah, dan sebagainya). Wacana yang akan diambil untuk tes kemampuan menyimak dapat berbentuk dialog atau bukan dialog. Akan tetapi, untuk pertimbangan kepraktisan, kita perlu membatasi panjang wacana yang diteskan. Yang terpenting adalah dari segi validitas tes itu terpenuhi. Artinya, tes itu benar-benar mampu mengungkap kemampuan menangkap dan memahami bahasa lisan. Adapun jenis-jenis dan atau bentuk wacana yang sering dipergunakan dalam tes kemampuan menyimak adalah sebagai berikut: 1. pertanyaan atau pernyataan singkat Para peserta tes diberi sebuah rangsang berupa sebuah pertanyaan atau parnyataan singkat, biasanya sebuah kalimat. Rangsang yang diberikan secara lisan atau hanya diperdengarkan, sedang alternatif jawabannya disediakan secara tertulis dalam lembar tersendiri. 2. dialog Rangsangan yang diperdengarkan kepada peserta didik berupa sebuah dialog antara orang pertama (laki-laki) dengan orang kedua (perempuan), dan suara orang ketiga (perempuan) yang mengajukan pertanyaan pemahaman tentang dialog antara kedua orang yang telah diperdengarkan sebelumnya. Alternatif jawaban disediakan secara tertulis pada lembar tugas yang tersedia. Tes dalam

36

37

bentuk dialog tersebut, jika dibaca dengan lagu yang sesuai dan ditambah sedikit gangguan suara lain, akan mendekati kenyataan pemakaian bahasa yang sesungguhnya, dan karenanya bersifat pragmatik. Tes kemampuan menyimak bentuk dialog tersebut lebih disarankan karena dapat mengungkap secara meyakinkan kemampuan peserta didik memahami dialog dalam bahasa target. 3. ceramah Rangsangan yang diperdengarkan berupa ceramah selama lima sampai delapan menit. Selama mendengarkan ceramah peserta didik diperbolehkan membuat catatan-catatan yang dianggap penting. Setelah selesai mendengarkan ceramah, peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaaan yang disajikan secara tertulis dalam lembar tugas yang sengaja disediakan. Bahan ceramah yang diteskan dapat ceramah yang bersifat langsung ataupun tidak langsung. Bahan ceramah langsung adalah bahan langsung yang direkam dari semua aktivitas verbal yang terjadi sewaktu berlangsungnya ceramah, baik yang berasal dari penceramah maupun pendengar, dan bahkan suara-suara lain, ikut terekam. Suara-suara tersebut biasanya justru menjadi pengganggu. Bahan ceramah yang demikian, benar-benar mencerminkan pemakaian bahasa yang sesungguhnya, dan karenanya bersifat pragmatik. Ceramah yang tidak langsung pada hakikatnya bukanlah merupakan ceramah, melainkan pembacaan sebuah teks yang sengaja direkam untuk maksud penyusunan tes kemapuan menyimak. Pembacaan teks tersebut biasanya dilakukan di tempat tertentu yang rapat, misalnya di studio, sehingga rekaman yang dihasilkan bersih, tidak ada suara-suara yang bersifat menganggu. Oleh

37

38

karena itu, ceramah yang tidak langsung itu kurang bersifat pragmatik. Dilihat dari tingkat kesulitan wacana, ceramah yang tidak langsung biasanya lebih mudah daripada yang langsung.

2.2.7.3 Tingkatan Tes Kemampuan Menyimak Penyusunan tes kemampuan menyimak yang menyangkut aspek kognitif juga dibuat secara berjenjang, jika dimungkinkan mulai dari tingkat ingatan sampai tingkat evaluasi.

2.2.7.3.1

Tes Kemampuan Menyimak Tingkat Ingatan

Tes kemampuan meyimak pada tingkat ingatan sekedar menuntut peserta didik untuk mengingat fakta atau menyebutkan kembali fakta-fakta yang terdapat di dalam wacana yang telah diperdengarkan sebelumnya. Fakta itu mungkin berupa nama, peristiwa, angka, tanggal, tahun, dan sebagainya. Bentuk tes yang dipergunakan dapat tes bentuk objektif isian singkat atau bentuk pilihan ganda.

2.2.7.3.2

Tes Kemampuan Menyimak Tingkat Pemahaman

Tes kemampuan menyimak pada tingkat pemahaman menuntut peserta didik untuk dapat memahami wacana yang diperdengarkan. Kemampuan pemahaman yang dimaksud mungkin terhadap isi wacana, hubungan antar ide, antar faktor, antar kejadian, dan hubungan sebab akibat. Akan tetapi kemampuan pemahaman pada tingkat pemahaman (C2) ini belum kompleks benar, belum menuntut kerja

38

39

kognitif tingkat tinggi. Jadi, kemampuan pemahaman dalam tingkat yang sederhana. Dengan kata lain, butir-butir tes tingkat ini belum sulit. Akan tetapi, penyusunan redaksi butir tes hendaklah jangan secara langsung mengutip kalimat atau frase yang terdapat dalam wacana, melainkan lebih disarankan membuat parafrasenya. Kemampuan peserta didik memahami atau memilih parafrase secara tepat merupakan bukti kuat bahwa mereka memahami wacana yang didengarnya. Sebaliknya, jika butir-butir tes hanya mengutip secara verba tim kalimat atau frase yang ada dalam wacana, butir tes akan lebih bersifat ingatan daripada pemahaman. Bentuk tes yang dibuat dapat saja esai, tetapi bentuk objektif lebih banyak dipergunakan seseorang.

2.2.7.3.3

Tes Kemampuan Menyimak Tingkat Penerapan

Ada permasalahan khusus untuk menyusun tes kemampuan menyimak pada tingkat penerapan. Jika tes pada tingkat penerapan ini dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan peserta didik menerapkan konsep atau masalah tertentu pada situasi yang serupa, timbul pertanyaan: konsep atau masalah apa yang ada dalam kemampuan memahami bahasa lisan, dan situasi apa yang dinyatakan baru itu? Jika konsep itu berupa struktur dan atau kosa kata memang mungkin, namun hal itu berarti kita tidak mengukur kemampuan memahami informasi wacana lisan. Butir-butir tes kemampuan menyimak yang dapat dikategorikan tes tingkat penerapan, barangkali, adalah butir tes terdiri dari pernyataan (diperdengarkan) dan gambar-gambar sebagai alternatif jawaban yang terdapat di dalam lembar

39

40

tugas (Harris dan Amran Halim dalam Nurgiyantoro 2001:243). Kepada peserta didik diperdengarkan sebuah wacana (kalimat) satu kali, dan tugas peserta didik adalah memilih di antara beberapa gambar yang disediakan yang sesuai dengan wacana.

2.2.7.3.4

Tes Kemampuan Menyimak Tingkat Analisis

Tes kemampuan menyimak pada tingkat analisis pada hakikatnya juga merupakan tes untuk memahami informasi dalam wacana yang diteskan. Akan tetapi, untuk dapat memahami informasi atau lebih tepatnya memilih alternatif jawaban yang tepat itu, peserta didik dituntut untuk melakukan kerja analisis. Tanpa melakukan kerja analisis wacana, jawaban yang tepat secara pasti belum dapat ditentukan. Dengan demikian, butir tes tingkat analisis lebih kompleks dan sulit daripada butir tes pada tingkat pemahaman. Analisis yang dilakukan mungkin berupa analisis detil-detil informasi, mempertimbangkan bentuk dan aspek kebahasaan tertentu, menemukan hubungan kelogisan, sebab akibat, dan hubungan situasional. Hubungan antara rangsang yang diperdengarkan dengan alternatif jawaban yang disediakan tampaknya kurang ada hubungan secara langsung. Tugas seperti itu sungguh-sungguh menuntut kerja kognitif yang tidak mudah. Hal itu mengingat bahwa rangsang hanya diperdengarkan sekali, dan jika terjadi kekurangjelasan informasi yang diterima, pesera didik tidak dapat menegeceknya kembali. Berdasarkan ingatan dan pemahamannya yang terdapat di dalam pikirannya itulah peserta didik melakukan kerja analisis. Jadi, ia bersifat sangat abstrak. Hal itu akan berbeda

40

41

halnya dengan tugas dalam membaca karena pada tes membaca, baik rangsang maupun alternatif jawaban yang disediakan, dapat dibaca berkali-kali. Jenis dan bentuk wacana yang dipergunakan dalam tes tingkat pemahaman (C2), dapat pula dipergunakan dalam tes ingatan analisis. Hal yang terutama membedakan keduanya adakah tingkat kekompleksan wacana dan alternatif jawaban yang disediakan.

2.2.8 Faktor Penentu Keberhasilan Menyimak Efektivitas kegiatan menyimak bergantung kepada sejumlah faktor. Menurut Tarigan (1991:38-40) faktor-faktor itu adalah

2.2.8.1 Pembicara Pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan, ide, informasi kepada para pendengar melalui bahasa lisan. Kualitas pembicara, keahliannya, karismanya, dan kepopulerannya sangat berpengaruh kepada para pendengarnya. Karena itu sejumlah tuntutan yang dialamatkan kepada pembicara seperti: 1. penguasaan materi: pembicara harus menguasai, memahami, menghayati benar-benar materi yang akan disampaikannya kepada para pendengar. Akan lebih baik bila pembicara adalah ahli, pakar, dalam bidang yang disampaikannya tersebut. 2. berbahasa baik dan benar: pembicara harus menyampaikan materi pembicaraannya dalam bahasa yang baik dan benar. Ucapan jelas, intonasi

41

42

tepat, susunan kalimat sederhana dan benar, pilihan kata atau istilah tepat. Bahasa yang digunakan pembicara dalam menyampaikan materi

pembicaraannya menarik, sederhana, efektif, dan sesuai dengan taraf pendengarnya. 3. percaya diri: pembicara harus percaya akan kemampuan diri sendiri. Pembicara yang yakin akan kemampuan dirinya akan tampil dengan mantap dan meyakinkan pendengar. 4. berbicara sistematis : pembicara harus berbicara sistematis. Bahan yang disampaikan harus tersusun secara sistematis dan mudah dimengerti. 5. gaya bicara menarik: pembicara harus tampil dalam gaya yang menarik dan simpatik. Yang bersangkutan harus menghindari tingkah laku yang dibuatbuat atau berlebih-lebihan. Pembicara yang terlalu over acting akan membuat pendengarnya beralih dari isi pesan yang disampaikan kepada tingkah laku yang dianggap aneh. 6. kontak dengan pendengar: pembicara harus menjalin kontak dengan pendengarnya. Pembicara menghargai, menghormati, serta menguasai para pendengarnya.

2.2.8.2 Pembicaraan Pembicaraan adalah materi, isi, pesan, atau informasi yang hendak disampaikan oleh seorang pembicara kepada pendengarnya. Pembicaraan yang baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti:

42

43

1. aktual: pembicaraan haruslah sesuatu yang baru, hangat, atau aktual. Sesuatu yang baru pastilah lebih menarik, diminati, atau digandrungi oleh pendengar. 2. bermakna: pembicaraan haruslah sesuatu yang berarti, berguna, atau bermakna bagi pendengar. Materi yang bermakna bagi kelompok pendengar A belum tentu bermakna bagi kelompok pendengar B. 3. dalam pusat minat pendengar: pembicaraan haruslah yang berkaitan dengan pendengar. Akan lebih baik lagi bila pembicaraan itu berada dalam lingkaran pusat minat pendengar. 4. sistematis: pembicaraan harus tersusun sistematis, sehingga mudah diikuti dan dipahami pendengar. 5. seimbang: taraf kesukaran pembicaraan harus seimbang dengan taraf

kemampuan pendengar. Materi pembicaraan yang terlalu mudah tidak menarik dan berguna bagi pendengar. Sebaliknya materi pembicaraan yang terlalu tinggi akan membuat pendengar kewalahan.

2.2.8.3 Situasi Situasi dalam menyimak diartikan segala sesuatu yang menyertai peristiwa menyimak di luar pembicara, pembicaraan, dan menyimak. Situasi tersebut sangat berpengaruh dan menentukan keefektifan menyimak. Beberapa hal yang pantas diperhatikan dalam proses menyimak antara lain: 1. ruangan: ruangan atau tempat berlangsungnya peristiwa menyimak harus menunjang. Ruangan yang menunjang adalah ruangan yang memenuhi

43

44

persyaratan akustik, ventilasi, penerangan, penataan tempat duduk pendengar, tempat pembicara, warna ruangan dan luas ruangan. 2. waktu: waktu berlangsungnya peristiwa menyimak harus diperhatikan dan diperhitungkan sebaiknya pada saat yang tepat misalnya pagi-pagi, saat- saat pendengar masih segar, dan rileks. 3. tenang: suasana dan lingkungan yang tenang jauh dari kebisingan, pandangan yang tidak mengganggu konsentrasi, suasana yang baik antara kelompok pendengar sangat menunjang keefektifan menyimak. 4. peralatan: peralatan yang digunakan dalam peristiwa menyimak haruslah yang mudah dioperasikan baik produksi suasananya dan berguna dalam melancarkan kegiatan menyimak.

2.2.8.4 Penyimak Penyimak adalah orang yang mendengarkan dan memahami isi bahan simakan yang disampaikan oleh pembicara dalam suatu peristiwa menyimak. Dibandingkan dengan faktor-faktor yang lain, faktor penyimak adalah yang terpenting dan paling menentukan keefektifan dalam peristiwa menyimak. Sebab, walau ketiga faktor yang pertama sudah memenuhi persyaratan bila si penyimak tidak mau menyimak maka sia-sialah semuanya. Sebaliknya biarpun ketiga faktor yang pertama kurang memadai, kurang sempurna, asal si penyimak berusaha sungguh-sungguh, tekun, dan kerja keras maka keefektifan menyimak dapat tercapai.

44

45

Hal-hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut diri penyimak antara lain: 1. kondisi: kondisi fisik dan mental penyimak dalam keadaan baik dan stabil. Penyimak tidak mungkin menyimak secara efektif bila kondisi fisik dan mentalnya tidak menunjang. 2. konsentrasi: penyimak harus dapat memusatkan pikirannya terhadap bahan simakan. Untuk sementara yang bersangkutan harus dapat menyingkirkan pikiran-pikiran lain selain bahan simakan. 3. bertujuan: penyimak harus bertujuan dalam menyimak. Yang bersangkutan harus dapat merumuskan tujuannya secara tegas sehingga ia mempunyai arah dan pendorong dalam menyimak. 4. berminat: penyimak hendaknya berminat, atau mengusahakan bahan yang disimaknya. 5. mempunyai kemampuan linguistik dan nonlinguistik: penyimak haruslah memiliki kemampuan linguistik agar yang bersangkutan dapat meminati

menginterpretasi dan memahami makna yang terkandung dalam bunyi bahasa. Disamping itu penyimak juga harus memiliki kemampuan non linguistik. Kemampuan nonlinguistik berguna dalam membaca situasi, menafsirkan gerak-gerik pembicara, perubahan air mukanya, yang berfungsi sebagai pelengkap makna pembicaraannya. 6. berpengalaman luas dan berpengetahuan: penyimak yang memiliki

pengalaman dan pengetahuan luas dan mendalam akan lebih mudah menerima, mencerna, dan memahami isi bahan simakan.

45

46

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendukung keefektifan kegiatan menyimak adalah pembicara, pembicaraan, situasi, dan penyimak. Faktor-faktor tersebut saling melengkapi dan saling menunjang demi keberhasilan kegiatan menyimak.

2.2.9. Penilaian Pembelajaran Menyimak Menurut Tarigan (1991:113) penilaian dalam proses belajar-mengajar biasanya ditujukan kepada dua hal yakni: (1) penilaian program pengajaran dan (2) penilaian hasil belajar. Penilaian terhadap program pengajaran mencakup penilaian terhadap segi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya. Karena perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program pengajaran itu disusun oleh guru maka pada hakikatnya penilaian program ini berarti penilaian terhadap guru itu sendiri. Dalam segi perencanaan menyimak, menurut Tarigan (1991:113) penilaian itu diarahkan kepada butir-butir komponen satuan pembelajaran seperti: 1. penyusunan TIK (Tujuan Instruksional Khusus) 2. pengembangan bahan 3. pemilihan metode 4. pemilihan media, sumber, dan sarana 5. perancangan kegiatan belajar mengajar, dan 6. penyusunan cara penilaian. Selain itu, menurut Tarigan (1991:114) penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran menyimak ditujukan terutama kepada:

46

47

1. aktivitas belajar peserta didik 2. relevansi kegiatan belajar dengan tujuan pengajaran 3. pengembangan keterampilan proses 4. pengembangan konsep, sikap dan nilai, serta keterampilan. Sebelum peserta didik sampai pada tujuan pembelajaran yang bersangkutan harus melalui proses belajar. Aktivitas atau kegiatan belajar inilah yang disebut pengalaman belajar. Bila guru dapat merancang dan menjelmakan pengalaman belajar yang tepat bagi peserta didik maka guru tersebut berhasil dalam

pelaksanaan program pengajaran menyimak. Penilaian terhadap pelaksanaan program pengajaran yang paling tepat bila penilaian itu dilaksanakan di saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung di kelas. Penilaian itu dapat pula dilakukan secara teoretis dengan menilai skenario pelaksanaan program pengajarannya. Dalam cara penilaian ini, berarti perencanaannyalah yang dinilai. Bagaimana cara menilai pengalaman belajar? Ukuran yang diterapkan untuk menilai suatu pengalaman belajar itu baik atau tidak adalah: 1. pengalaman belajar relevan dengan tujuan pengajaran 2. pengalaman belajar membina keterampilan proses 3. pengalaman belajar mengaktifkan peserta didik (Tarigan 1991:114) Bila suatu pengalaman belajar memenuhi ketiga persyaratan di atas maka dikatakan pengalaman belajar itu baik. Sebaliknya bila suatu pengalaman belajar belum memenuhi persyaratan di atas maka dikatakan pengalaman belajar tersebut belum sempurna.

47

48

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu penilaian pengajaran menyimak akan lebih efektif bila dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas sehingga akan terjadi penilaian umpan balik antara peserta didik dan guru. Selain itu penilaian juga dapat dilakukan secara teoretis dengan membuat instrumen penilaian pada skenario pembelajaran.

2.2.10 Pengertian Berita Menurut pendapat Spencer dalam Iskandar Muda (2003:21) berita dapat

didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca. Menurut Charnley dalam Iskandar Muda (2003:22) berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas. Djuraid (2006:11) berpendapat bahwa berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa. Dari beberapa pengertian berita menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu peristiwa atau kejadian penting yang menarik perhatian masyarakat dan berita tersebut dapat dipublikasikan melalui media massa.

48

49

2.2.11 Unsur-unsur Berita Menurut Djuraid (2006:16) unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah berita antara lain: (1) aktual, (2) kedekatan, (3) penting, (4) luar biasa, (5) tokoh, (6) eksklusif, (7) ketegangan, (8) konflik, (9) human interest, (10) seks, (11) progresif, (12) trend dan (13) humor.

2.2.11.1 Aktual atau Termasa Dalam dasa warsa terakhir ini media elektronik terutama TV mengalami perkembangan yang sangat pesat. TV tidak hanya menyajikan hiburan tapi juga berita yang cepat. Selain dapat menyajikan berita yang cepat, TV juga mampu menyajikan suatu berita yang aktual. Berita yang aktual adalah berita yang baru saja terjadi atau berita hangat (Alwi 2002:23). Keunggulan TV dan media elektronik yang lain adalah kemampuannya menyampaikan berita secara langsung (live), aktual dan cepat tanpa mengurangi kualitas berita. Bahkan berbagai

peristiwa dari penjuru dunia bisa ditampilkan secara langsung saat itu juga.

2.2.11.2 Kedekatan Unsur kedekatan menjadi pertimbangan seseorang untuk membaca sebuah berita. Secara psikologis, seseorang akan terpengaruh oleh berita yang berhubungan dengan dirinya, baik secara pribadi maupun kelompok masyarakat. Bukan hanya kepentingan yang bersifat kejiwaan, tapi juga lokasi kejadian.

49

50

Kedekatan suatu berita dapat dilihat dari kedekatan geografis dan kedekatan psikologis.

2.2.11.2.1 Kedekatan Geografis Jarak terjadinya berita dengan lokasi berita itu diterbitkan mempunyai arti penting. Karena para pembaca merasa bahwa kejadian yang diberitakan itu merupakan bagian dari dirinya. Masyarakat ingin mengetahui apa saja yang terjadi di sekitarnya dengan mengonsumsi media cetak dan elektronik. Ada kecenderungan masyarakat yang senang ketika peristiwa atau kondisi di daerahnya di ekspos di media. Ada rasa ingin tahu yang besar dari masyarakat untuk mengetahui tentang yang sebenarnya terjadi.

2.2.11.2.2 Kedekatan Psikologis Selain hubungan kedekatan kedaerahan, juga ada kedekatan psikologis antara masyarakat pembaca dengan berita yang ditampilkan. Kedekatan psikologis ini bisa dilandasi faktor primordial kedaerahan dan nasionalisme.

2.2.11.3 Penting Salah satu pedoman wartawan dalam menulis berita adalah beritanya akan dibaca banyak orang, maka dia harus berpikir bahwa beritanya itu bisa merangsang orang untuk membacanya. Ketertarikan itu bisa karena adanya kepentingan masyarakat yang ada dalam berita itu. Penting tidaknya sebuah berita

50

51

tidak ditentukan oleh besar-kecilnya atau panjang-pendeknya berita, tapi ditentukan sejauh mana masyarakat membutuhkan. Kebutuhan ini tidak sekedar kebutuhan informasi tapi juga menyangkut hasrat orang banyak.

1.2.11.4 Luar Biasa Hal-hal yang biasa, yang sudah biasa terjadi, tidak menarik untuk diberitakan, kecuali diantara rutinitas itu muncul sesuatu yang baru dan menarik. Kriteria suatu berita dianggap suatu berita yang luar biasa adalah masalah yang diangkat dalam berita tersebut adalah suatu peristiwa yang tidak terduga dan peristiwa yang tidak pernah ada sebelumnya.

1.2.11.5 Tokoh Untuk menentukan sumber berita, harus dilihat kadar ketenaran, kepintaran dan pengaruh seseorang di masyarakat. Apapun yang dilakukan seorang tokoh masyarakat (public figure) menarik untuk diberitakan, baik tingkah laku maupun ucapannya. Sesuatu yang dilakukan orang biasa tidak akan menarik, tapi kalau yang melakukan adalah seorang artis misalnya, akan menjadi perhatian dan tentu saja menarik untuk diberitakan. Ada dua kategori tokoh dalam berita 1. Tokoh Masyarakat Setiap komunitas atau kelompok masyarakat punya tokoh sendiri-sendiri. Selain itu ada tokoh yang muncul dari profesi seperti artis, olahragawan, politikus dan kalangan lain. Tokoh ini menjadi bahan berita karena perilaku dan ucapannya.

51

52

Sebagai orang istimewa, apapun yang dilakukan dan diucapkan menarik untuk jadi bahan berita. 2. Tokoh dalam Berita Tokoh dalam berita tidak harus publik figur, tapi siapa saja yang terlibat dalam sebuah peristiwa yang jadi publikasi media massa.

1.2.11.6 Eksklusif Berita eksklusif adalah berita yang dimiliki sendiri dan tidak dimiliki oleh yang lain. Dalam penilaian berita, unsur eksklusif ini memiliki nilai yang tinggi. Bahkan kalau dibuat peringkat diantara unsur-unsur berita, eksklusif seharusnya ditempatkan di peringkat teratas, apalagi dampak yang ditimbulkan cukup besar. Banyak cara untuk bisa mendapatkan berita yang eksklusif. Diantaranya adalah dengan menemui banyak sumber dan jeli memanfaatkan kesempatan.

1.2.11.7 Ketegangan Ketegangan sering muncul saat pembaca menunggu detik-detik akhir sebuah peristiwa yang akan terjadi. Pengaruh berita kepada pembacanya sehingga menimbulkan ketegangan terjadi karena 1. Materi Berita Materi berita yang baik pasti akan menarik masyarakat untuk membacanya, apalagi kalau beritanya sedang hangat dibicarakan masyarakat. Misalnya saja masalah pengungkapan kasus korupsi yang melibatkan pejabat dan politikus yang

52

53

selalu menarik masyarakat untuk membacanya. Para pembaca ingin melihat sejauh mana keseriusan pemerintah memberantas korupsi. Ketika beberapa pejabat mulai dihukum, masyarakat mulai menaruh kepercayaan kepada pemerintah. Disinilah timbul ketertarikan dan ketegangan pada pembaca. 2. Cara Penyajian (How to Pressent) Untuk menampilkan berita yang menarik ternyata cukup dengan bekal materi yang menarik. Materi berita yang baik memang akan menjadi daya tarik pembaca. Tapi dibalik itu cara penyajian tak kalah pentingnya, bagaimana menyajikannya sebuah tulisan yang menarik untuk dibaca. Dengan suatu rangkaian kalimat yang menggambarkan peristiwa yang sesungguhnya dan kemampuan menuangkan pikiran atau data yang tersimpan dalam sebuah tulisan akan membawa imajinasi pembaca seolah-olah mereka berada atau terlibat dalam kejadian tersebut.

2.2.11.7 Konflik Masyarakat sangat menggemari berita-berita pertentangan. Dalam kehidupan, pertentangan selalu muncul, baik yang positif maupun negatif. Dalam kehidupan manusia modern, bidang politiklan yang paling banyak menimbulkan

pertentangan. Berita-berita tentang pertentangan ini yang selalu menarik minat masyarakat untuk membacanya karena berita tersebut bermuatan konflik yang membawa psikologis dan perasaan pembaca, sehingga timbul suatu reaksi dalam diri pembaca yang merupakan suatu respon atas berita yang dibacanya.

53

54

2.2.11.8 Human Interest Segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia selalu menarik untuk diikuti. Dalam penulisan berita, tidak ada satupun yang lepas dari unsur human interest karena melibatkan perasaan manusia sebagai sumber berita. Setiap kali kita membaca sebuah berita, ada unsur kemanusiaan di dalamnya yang membuat perasaan kita tersentuh. Berita yang mengandung unsur human interest dibuat sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi perasaan pembacanya. Bermacam-macam reaksi yang ditimbulkan oleh sebuah berita, baik yang positif maupun negatif. Berita tentang perceraian sepasang artis yang diekspos oleh media menimbulkan banyak reaksi. Berita menjadi menarik bukan hanya karena materinya tapi juga karena cara menuliskannya. Berita human interest menarik untuk dibaca karena salah satunya disebabkan oleh cara pengungkapan melalui tulisan yang baik.

2.2.11.10 Seks Mendengar katanya saja orang sudah tertarik untuk membacanya. Dimana saja, seks memiliki daya tarik yang tinggi. Beragam berita yang tarkait dengan seks selalu menarik minat pembaca, baik seks dalam artian harfiah maupun dalam arti yang luas. Berita seputar artis yang banyak menghiasi media cetak dan elektronika tak lepas dari masalah seks, perkawinan, perceraian, perselingkuhan dan perilaku yang lain.

54

55

Berita seks bukan hanya soal kawin cerai atau perselingkuhan para artis dan tokoh masyarakat saja yang menarik dibaca. Kasus serupa yang terjadi pada tokoh masyarakat kadang juga mencuat sebagai sebuah skandal yang jadi pusat liputan media. Kasus seks seperti perkosaan dan perilaku seks yang menyimpang juga kerap menjadi bahan berita, terutama dalam bingkai berita kriminal.

2.2.11.11 Progresif Selain progresif dalam arti kemajuan dan penemuan terbaru, progresif juga ada dalam suatu pemberitaan. Sebuah berita besar tidak akan diberitakan hanya sekali, tapi terus menerus sampai beberapa edisi. Bahkan berita besar seperti bencana tsunami di Aceh menjadi berita utama berbulan-bulan di media lokal. Media asing juga menempatkan sebagai berita utama dalam kurun waktu yang cukup lama. Sebuah berita besar tidak cukup hanya disajikan sekali, apalagi kalau peristiwanya berlangsung terus menerus. Masyarakat akan menunggu

perkembangan terbaru dari peristiwa yang menjadi pusat perhatian masyarakat.

2.2.11.12 Trend Masyarakat modern selalu bergerak dinamis. Perkembangan yang terjadi di masyarakat modern berlangsung cepat, secepat aktivitas mereka sehari-hari. Dalam perkembangan yang cepat itu, muncul kebiasaan atau kecenderungan (trend) baru di masyarakat. Trend ini biasanya seputar munculnya produk baru

55

56

yang digemari masyarakat, maka sebuah berita yang meliput tentang trend terbaru suatu produk akan menarik minat masyarakat untuk membaca berita tersebut.

2.2.11.13 Berita Humor Berita-berita yang termuat di media, tak jarang menimbulkan ketegangan. Berita politik, kriminal, sosial dan berita lain sering membuat pembaca terpengaruh untuk ikut berpikir. Diantara ketegangan-ketegangan itu perlu ada penyeimbang agar masyarakat tidak terlalu larut dalam kesedihan. Untuk itu, humor menjadi bahan yang menarik untuk menghindari ketegangan. Humor adalah segala sesuatu yang menimbulkan rasa geli atau lucu karena ketidakpantasan atau keganjilan. Humor dalam berita bisa dalam wujud tulisan dan gambar. Di beberapa media sengaja disediakan rubrik humor, baik harian maupun mingguan. Bahannya, bisa dari tulisan wartawan sendiri, tapi banyak yang berasal dari kiriman pembaca. Pengalaman pribadi atau cerita fiksi yang lucu sering ditampilkan untuk memancing tawa masyarakat. Cerita yang berkaitan dengan seks dan politik sering ditampilkan untuk memancing ketawa. Tak jarang, cerita tentang seorang tokoh atau orang terkenal sering jadi bahan lelucon.

2.2.12 Jenis-jenis Berita Bagi seorang penulis, mengetahui unsur-unsur yang harus dipenuhi supaya sebuah berita menjadi menarik dan layak muat merupakan sebuah keharusan.

56

57

Namun hal itu belum cukup, seorang penulis sebaiknya juga mengetahui jenisjenis berita. Djuraid (2006:55-82) menggolongkan berita menjadi: 1. berita politik Berita politik adalah berita mengenai berbagai macam aktifitas politik yang dilakukan para pelaku politik di partai politik, lembaga legislatif, pemerintahan dan masyarakat secara umum. Hampir semua media menampilkan berita politik sebagai sajiannya, bahkan beberapa media umum menempatkan berita politik sebagai berita utama. 2. berita ekonomi Meskipun tidak banyak pembacanya, tapi berita ekonomi memiliki segmen yang jelas, para pebisnis, para pengambil kebijakan dan para pelaku dunia usaha. Bagi banyak orang, berita ekonomi tidak memiliki daya tarik. Tapi bagi para pelaku dunia usaha, berita itu sangat menarik, bahkan mereka mengamati perkembangan itu begitu cermat, dari detik ke detik. Tapi dalam perkembangannya, berita ekonomi tidak hanya masalah yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah maupun kondisi ekonomi secara internasional. Perekonomian berkembang begitu pesat dengan lahirnya banyak perusahaan dan merek produk. Bagi masyarakat, informasi mengenai merek produk, nama perusahaan justru menjadi kebutuhan.

57

58

3. berita kriminal Berita kriminal memiliki daya tarik bagi berbagai kalangan masyarakat, tidak terbatas pada salah satu segmen pasar saja. Hanya saja, berita kriminal memang disesuaikan dengan pembacanya. 4. berita olahraga Ketika masyarakat mulai bosan dengan berita politik dan kriminal, berita olahraga menjadi daya tarik tersendiri. Memang belum ada survey khusus soal karakteristik pembaca koran, tapi secara umum bisa dilihat berita olahraga banyak diminati oleh pembaca. Itulah sebabnya semua koran menempatkan berita olahraga dalam halaman khusus dengan tampilan yang menarik. 5. berita seni, hiburan dan keluarga Berita tentang musik, film dan TV menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir. Ini ditandai dengan banyaknya tabloid hiburan yang menampilkan berita seluk beluk kehidupan artis. Tabloid hiburan, seni dan keluarga mendapat sambutan baik dari masyarakat. Dibanding tabloid politik menjamur di awal reformasi, tabloid hiburan dan keluarga mampu bertahan lebih lama. Berita mengenai selebritis tetap mendominasi berita seni dan hiburan yang dimuat dalam halaman khusus. Bahkan kasus yang lebih besar, berita soal selebritis dimuat di halaman pertama. 6. berita pendidikan Dibanding materi yang lain, berita pendidikan bisa jadi yang paling tidak menarik. Biasanya koran menempatkan berita pendidikan tidak sebagai rubrik khusus, tapi diselipkan bersama berita lain. Tapi di kota yang memiliki banyak

58

59

perguruan tinggi seperti Malang, berita pendidikan ditempatkan sebagai rubrik khusus dengan halaman tersendiri. Berita pendidikan biasanya berupa seminar, kegiatan ilmiah dan kegiatan lain di kampus. Meskipun demikian, masalah pendidikan sama sekali tidak menarik diberitakan. Namun saat menjelang ujian dan tahun ajaran baru adalah saat ketika masalah pendidikan menjadi bahan pembicaraan dan pusat pemberitaan. 7. berita pemerintahan Meskipun hampir semua media cetak memuat aktivitas pemerintahan, tapi pemuatannya tidak di halaman khusus. Bisa jadi berita pemerintahan hanya sebagai pelengkap karena memang tidak terlalu penting. Biasanya yang ditampilkan adalah berbagai aktivitas di pemerintahan, baik kota, provinsi maupun pusat. Selain jenis-jenis berita diatas, Djuraid juga membagi berita berdasarkan sifat kejadiannya. Berdasarkan sifat kejadiannya, berita dibagi menjadi dua yaitu (1) berita terjadwal dan (2) berita insidentil (Djuraid 2006:54-55). 1. Berita terjadwal Berita terjadwal adalah berita-berita yang sudah dijadwalkan pada waktu tertentu. Prinsip penting dari jenis berita ini adalah suatu perencanaan sebelumnya. Dalam menghasilkan suatu berita atau liputan yang berkualitas, perencanaan yang baik merupakan faktor yang paling menentukan. 2. Berita insidentil Berita insidentil adalah berita-berita yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sama sekali. Pada prinsipnya berita ini sama seperti berita yang sudah

59

60

diagendakan. Saat menghadapi berita insidentil juga dibutuhkan koordinasi di lingkungan redaksi. Hanya saja bedanya, koordinasi berita insidentil sifatnya lebih cepat dan akurat. Berdasarkan materi, kejadian, sifat peristiwa dan cara penulisannya, Djuraid (2006:84-85) juga membagi berita menjadi tiga jenis, antara lain: 1. berita langsung (straight news) Berita langsung adalah berita tentang peristiwa yang penting yang harus segera disampaikan kepada pembaca dan ditempatkan di halaman utama. Materinya berisi laporan langsung wartawan yang menyaksikan kejadian secara langsung dan berita yang berisi fakta yang berat. 2. berita ringan (soft news) Berita ringan adalah berita yang menampilkan sesuatu yang menarik, penting dan bersifat informatif. Penulisannya tidak terlalu panjang, mungkin tidak lebih dari tiga alenia. Soft news bisa merupakan bagian dari peristiwa penting yang diberitakan melalui straight news atau berita yang berdiri sendiri. 3. berita kisah (feature) Berita kisah adalah tulisan mengenai kejadian yang dapat menggugah perasaan dan menambah pengetahuan pembaca melalui penjelasan yang rinci, lengkap, mendalam dan tidak terpengaruh waktu.

2.2.13 Kerangka Berita Dalam suatu berita, terdapat bagian berita atau yang sering disebut dengan kerangka berita. Dengan kerangka berita ini maka akan menjadi pelajaran dasar

60

61

menulis suatu berita. Kerangka berita tersebut adalah unsur 5 W + 1 H (What, Where, When, Who, Why, dan How). 1. What atau apa yang terjadi. Faktor utama sebuah berita adalah peristiwa atau keadaan. Misalnya, peristiwa kriminal seperti perampokan, pencurian dan penipuan. Bukan hanya peristiwa, misalnya keadaan seperti seorang tokoh yang berbicara mengenai sesuatu masalah. 2. Where atau tempat kejadian atau dalam istilah kriminal disebut TKP (Tempat Kejadian Perkara) yaitu tempat peristiwa atau keadaan. 3. When atau waktu sebuah peristiwa atau keadaan terjadi. Bisa disebut dengan pagi, siang, sore atau malam. Atau yang lebih rinci lagi bisa disebutkan dengan hitungan jam, menit sampai detik. 4. Who atau tokoh yang menjadi pemeran utama dalam berita. Tokoh dalam berita adalah orang yang paling tahu dan berperan penting dalam peristiwa. 5. Why atau pertanyaan untuk menguak mengapa sebuah peristiwa bisa terjadi. Pertanyaan ini bisa dikembangkan menjadi bahan berita selanjutnya. Sebab dari penyebab ini akan diketahui banyak hal di balik kejadian tersebut. 6. How adalah pertanyaan untuk mengetahui keadaan bagaimana sebuah peristiwa terjadi, termasuk akibat yang ditimbulkan (Djuraid 2006:85-86).

61

62

2.2.14 Metode Drill 2.2.14.1 Pengertian Metode Drill Suatu pembelajaran yang dilakukan di kelas pasti mempunyai rumusan tujuan instruksional yang dibuat guru dan biasanya meliputi dua atau bahkan lebih tujuan yang akan dicapai, dengan demikian guru perlu menggunakan teknik penyajian atau metode yang bervariasi. Agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka diperlukan metode atau teknik penyajian yang tepat. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti menggunakan metode drill karena metode yang digunakan ini dipandang sangat tepat dalam upaya meningkatkan keterampilan menyimak peserta didik. Menurut Roestiyah (2001:125) metode drill ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatankegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan serta teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu, bahkan siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Hal ini dapat menunjang siswa berprestasi dalam bidang tertentu. Bentuk tagihan dari metode drill adalah berupa tes mencongak, kuis, atau pertanyaan singkat. Dalam penggunaan metode drill agar bisa berhasil guna dan berdaya guna perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa. Pengertian tersebut meliputi: 1. sifat-sifat suatu latihan, bahwa setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan yang sebelumnya. Hal itu disebabkan oleh situasi dan pengaruh latihan

62

63

yang berbeda-beda juga. Perlu diperhatikan juga adanya perubahan kondisi atau situasi belajar yang menuntut daya tanggap atau response yang berbeda pula. 2. persiapan sebelum memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaranpelajaran lain yang diterimanya. Persiapan yang baik sebelum latihan memotivasi siswa agar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan akan lama tinggal dalam jiwanya karena sifatnya permanen, serta siap untuk digunakan atau dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan, Roestiyah (2001:126). Untuk kesuksesan pelaksanaan metode drill maka diperlukan instruktur atau guru yang harus memperhatikan langkah-langkah yang telah disusunnya. Langkah-langkah tersebut adalah: 1. gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. 2. guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan. Latihan itu juga mampu menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun di masa yang akan datang. Juga dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya.

63

64

3. guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat memilih atau menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki kemudian instruktur menunjukkan kepada siswa respon atau tanggapan yang telah benar dan memperbaiki response yang salah. Kalau perlu guru mengadakan variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul respon yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan keterampilannya. 4. guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan keterampilan yang baik. 5. guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang esensial atau yang pokok sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang kurang diperlukan. 6. instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan atau

dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan, Roestiyah (2001:127-128). Dengan langkah-langkah itu diharapkan bahwa latihan benar-benar bermanfaat bagi siswa untuk menguasai keterampilan menyimak. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktik.

64

65

2.2.14.2

Manfaat dan Tujuan Metode Drill

Ada beberapa manfaat dari penggunaan metode drill antara lain: 1. mampu menggugah daya ingat siswa tentang apa yang pernah dipelajarinya 2. memberi sumbangan yang cukup besar dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan dalam program pembelajaran 3. mampu mengoptimalkan proses pembelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. 4. mampu memfokuskan perhatian siswa pada satu pokok bahasan yang dihadapi 5. pembelajaran berjalan dalam kondisi yang harmonis, karena antara guru dan siswa telah menyamakan persepsi dalam membahas materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 6. memberikan keterampilan pada siswa untuk membiasakan diri dapat menguasai fakta dasar sebagai bekal dalam mengikuti pembelajaran berikutnya (Lutfiyah 2002:14-15). Adapun tujuan dari metode drill ini bagi siswa adalah: 1. untuk hal-hal bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan dan lain-lain. 2. untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan, penggunaan rumusrumus dan lain-lain 3. untuk melatih hubungan, tanggapan, seperti penggunaan bahasa grafik, simbul peta, dan lain-lain (Sudjana (1987:87) dalam Lutfiyah (2002:16-17).

65

66

2.2.15 Hakikat Media Audio Visual Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Peneliti memilih menggunakan media untuk membantu proses pembelajaran di kelas dengan memperhatikan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik. Manfaat media pengajaran tersebut antara lain: 1. pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. 3. metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam palajaran. 4. siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain (Sudjana dan Rivai 2002:2). Penelitian kali ini, peneliti lebih memilih menggunakan media audio-visual karena dengan suatu objek yang nyata ditayangkan dalam media audio-visual berupa VCD akan memberikan pengalaman nyata yang sangat efektif untuk mendapatkan suatu pengertian karena pengalaman nyata itu mengikutsertakan semua indera dan akal. Pengalaman nyata itu adalah cara yang wajar dan

66

67

memuaskan dalam proses belajar. Kalau semua orang bisa mendapat pengalaman nyata dan mempunyai kecerdasan yang dapat menyerap pengertian yang menyeluruh dari segi tentang semua pengalaman itu, ia akan sanggup mengembangkan pengertian yang sebaik-baiknya tentang semua yang dialaminya itu. Hal ini lebih efektif dan lebih bermakna bagi siswa, dibandingkan dengan cara pembelajarannya adalah pemberian informasi dengan kata-kata. Pengalaman itu disebut pengalaman kata-kata. Dengan pengalaman seperti itu cenderung membuat pelajaran atau informasi menjadi sukar ditangkap, kurang menarik dan mudah dilupakan. Alat-alat audio-visual adalah alat-alat yang audible artinya dapat didengar dan alat yang visible artinya dapat dilihat (Suleiman 1981:11). Alat-alat audiovisual gunanya untuk membuat cara pengajaran menjadi lebih efektif. Alat-alat audio-visual bisa dalam bentuk gambar, foto, slide, model, pita kaset, tape recorder, film bersuara dan televisi.

2.3 Kerangka Berpikir Menyimak merupakan tahap pertama seseorang belajar bahasa. Hal itu tampak pada bayi yang masih belum mampu berbicara, namun sudah terlihat adanya kegiatan menyimak dan usaha memahami bahasa orang-orang disekelilingnya. Dengan kegiatan menyimak seseorang dapat menyerap informasi penting yang didengarnya. Seseorang yang baik keterampilan menyimaknya, maka akan baik pula tingkat pemahamannya terhadap suatu informasi yang didengarnya. Jadi pada dasarnya keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang amat penting.

67

68

Namun dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa di SMP Negeri I Jiken Kabupaten Blora pada peserta didik kelas VIII A, pembelajaran dan tes menyimak kurang mendapat perhatian yang khusus seperti pembelajaran bahasa lain, sehingga hasil belajar yang diperoleh menjadi rendah. Guru menganggap keterampilan menyimak adalah keterampilan yang mudah, karena mereka beranggapan selama peserta didik tidak tuli maka mereka bisa mendengarkan. Dengan anggapan seperti itu, maka pembelajaran menyimak hanya disertakan pada pembelajaran-pembelajaran yang lain, akibatnya keterampilan itu cenderung diabaikan dan tes kemampuan menyimak tidak diberikan secara intensif pada waktu tertentu dan mendalam pada peserta didik. Berkenaan dengan hal itu, perlu adanya suatu upaya pembelajaran bermotivasi yaitu pembelajaran yang bertumpu pada cara untuk menumbuhkan motivasi. Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita yaitu dengan penggunan media audio-visual. Dengan penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran menyimak berita diharapkan akan tumbuh motivasi dan minat peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap isi berita. Penggunaan media audio-visual sangat berpengaruh terhadap pembelajaran menyimak berita dan memahami isinya. Dengan media audio-visual, suatu berita yang ditayangkan dengan VCD terkesan sebagai suatu objek yang nyata, sehingga akan memberikan pengalaman yang nyata pula, yang sangat efektif untuk

68

69

mendapatkan suatu pengertian atau pemahaman karena pengalaman nyata itu mengikutsertakan semua indera dan akal. Selain penggunaan media pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran yang tepat juga sangat membantu keberhasilan proses pembelajaran. Metode yang tepat tersebut adalah metode drill. Prinsip dasar dari metode drill adalah pemberian latihan-latihan sehingga peserta didik menguasai keterampilan dan memiliki ketangkasan tentang keterampilan menyimak berita.

2.2.4 Hipotesis Tindakan Hipotesis yang digunakan untuk memberikan arah pada penelitian ini adalah, adanya peningkatan keterampilan dalam menyimak khususnya menyimak berita dan terjadi perubahan perilaku yang positif terhadap peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken Kabupaten Blora, setelah dilakukan proses pembelajaran dengan metode drill melalui media audio-visual.

69

70

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas, yang terdiri atas dua siklus. Adapun siklus-siklus tersebut seperti pada gambar di bawah ini:

O Siklus 1 Keterangan : P = Perencanaan T = Tindakan O = Observasi (pengamatan) R = Refleksi

O siklus II

Dari gambar tersebut, peneliti ingin menjelaskan bahwa penelitian ini meliputi empat tahapan yang digunakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Dari masing-masing siklus terdapat empat kegiatan yang berupa kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

70

71

Keempat kegiatan tersebut, dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam proses berdaur yang terdiri dari 1. Perencanaan (planning) Perencanaan ini berisi mengenai dua hal yaitu refleksi awal dan perencanaan umum. Refleksi awal berupa pemikiran terhadap pengalaman mengajar selama ini sehingga ditemukan kelemahan dan kekurangan pembelajaran menyimak berita yang ada selama ini. Data dan fakta diperoleh dari guru pengampu mata pelajaran dan peserta didik. Perencanaan umum dikonsultasikan bersama guru pengampu dan dosen pembimbing untuk mempertimbangkan apa yang hendak dilakukan oleh peneliti dalam pelaksanaan dengan tujuan agar tindakan dan solusi yang diberikan peneliti sesuai dengan permasalahan yang dialami peserta didik, yaitu kurangnya kemampuan peserta didik dalam menyimak berita.

2. Tindakan (action) Tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini berupa: a. penyajian materi pembelajaran sesuai dengan pedoman rencana pembelajaran; b. mengadakan penilaian terhadap hasil pembelajaran; c. mengadakan refleksi, dan d. memberikan tugas terstruktur

3. Pengamatan (observation) Pengamatan dipusatkan pada proses maupun hasil tindakan beserta segala peristiwa yang melingkupinya. Pengamatan berlangsung selama proses kegiatan

71

72

berlangsung. Data yang diperoleh dari instrumen tes dan nontes langsung diinterpretasikan maknanya. Data tersebut yang kemudian menjadi masukan dalam kerangka pelaksanaan dalam refleksi.

4. Refleksi (reflection) Refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, apa yang telah atau belum dihasilkan dan dituntaskan dengan tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai masukan dalam menetapkan langkah-langkah selanjutnya. Refleksi juga merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Apabila setelah melihat hasil refleksi tersebut maka akan muncul permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian sehingga perlu dilakukan rancangan ulang, pengamatan ulang, dan tindakan ulang.

3.1.1 Proses Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas ini melalui dua siklus yaitu pelaksanaan siklus I dan pelaksanaan siklus II. Namun sebelum melaksanakan siklus I, peneliti terlebih dahulu melakukan tes awal dengan tujuan mengetes dan mengetahui kemampuan awal peserta didik kelas VIII A SMP N I Jiken terhadap keterampilan menyimak berita. Sebelum memberikan tes awal pada peserta didik, peneliti terlebih dahulu tetap membuat perencanaan untuk kegiatan yang akan dilakukan. Tujuan perencanaan tersebut adalah untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan dibuat dan dikonsultasikan dengan dosen

72

73

pembimbing, peneliti melakukan tindakan. Tindakan awal dalam penelitian ini adalah peneliti mengadakan apersepsi tentang pengalaman menyimak berita peserta didik. Tujuan dari apersepsi ini adalah untuk menggali pengalaman peserta didik tentang berita dan peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran. Langkah selanjutnya peneliti menayangkan berita, memberikan soal isian singkat dan soal essai dan menyocokkannya, kemudian guru melakukan refleksi dan menutup pembelajaran. Selama proses pembelajaran peneliti mengamati perilaku belajar peserta didik. Hal-hal yang diamati adalah keaktifan peserta didik dalam bertanya tentang halhal yang belum diketahuinya, keantusiasannya dalam menyimak berita dari awal sampai akhir Setelah tahap observasi, peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap perilaku belajar peserta didik selama mengikuti proses kegiatan menyimak berita. Sejauh mana peserta didik aktif berinteraksi antara guru dengan peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik yang lain. Selain itu pengamatan juga dilakukan dengan melihat kemampuan intelektual peserta didik dalam memahami berita yang ditayangkan. Analisis terhadap hasil kegiatan awal akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan siklus I.

73

74

3.1.1.1 Proses Pelaksanaan Siklus I Dalam siklus ini peneliti membuat program sebagai berikut 1. Refleksi Awal Refleksi awal berupa renungan terhadap pengalaman mengajar peneliti dalam tes awal yang dilakukan peneliti sebelum diadakannya siklus I. Dari hasil analisis terhadap kegiatan awal, akan diketahui keinginan peserta didik dan mengetahui perilaku peserta didik selama proses pembelajaran. Dari hasil analisis itulah yang dijadikan pijakan bagi perencanaan siklus I.

2. Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyiapkan perencanaan yang matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Perencanaan ini akan dilakukan dari awal sampai akhir penelitian, dengan demikian hasil dari penelitian sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Dalam tahap perencanan ini peneliti

mempersiapkan proses pembelajaran keterampilan menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual dengan langkah-langkah (1) menyusun rencana pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan menyimak isi berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual, (2) menyusun instrumen nontes dan tes. Instrumen nontes, yaitu ;lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi. Dan instrumen yang berupa tes yaitu soal isian singkat dan soal essai beserta penilaiannya, dan (3) berkolaborasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan teman sejawat.

74

75

3. Tindakan Tindakan yang akan dilakukan harus sesuai dengan perencanaan. Pada tahap ini guru melakukan tindakan dalam proses pembelajaran. Tindakan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri dari pendahuluan, inti , dan penutup. 1) Pendahuluan Pada tahap pendahuluan, peneliti mengkondisikan peserta didik agar siap untuk mengikuti pembelajaran keterampilan menyimak dengan menanyakan keadaan peserta didik, menyiapkan kondisi media yang akan digunakan dalam pembelajaran, guru melakukan apersepsi, menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran, menjelaskan tujuan pembelajaran keterampilan menyimak isi berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual secara umum, dan menjelasklan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu. 2) Inti Pada tahap inti, peneliti menjelaskan mengenai teknik menyimak yang baik, menerangkan hakikat menyimak berita sehingga peserta didik akan mampu memahami isi berita yang telah disimak. Guru memutarkan VCD berita yang pertama dan peserta didik diminta untuk menyimak berita melalui media audio-visual dengan memberikan arahan yaitu peserta didik harus menyimak berita dengan sungguh-sungguh. Selama kegiatan menyimak peserta didik diperbolehkan membuat catatan-catatan kecil tentang pokok-pokok berita dan peserta didik harus mencermati apa yang menjadi pokok dari berita, siapa yang ada dalam kejadian yang ditampilkan, di mana peristiwa itu

75

76

terjadi, mengapa peristiwa itu bisa terjadi, kapan peristiwa itu terjadi, dan bagaimana kronologis peristiwa yang ada dalam berita. Setelah kegiatan menyimak, guru membagi peserta didik menjadi kelompokkelompok kecil dan memberikan soal isian singkat dengan mengacu kepada unsur 5 W + 1 H dan soal essai yang berupa perintah untuk menuliskan pokokpokok berita ke dalam beberapa kalimat. Selanjutnya, peserta didik menukarkan hasil pekerjaannya dengan kelompok lain. Guru bersama peserta didik menyocokkan hasil tes isian singkat dengan cara peserta didik mengoreksi pekerjaan teman yang dibawanya. Selanjutnya guru meminta salah satu kelompok membacakan hasil pekerjaan untuk soal essai. Kelompok yang berani maju pertama kali untuk menuliskan hasil diskusinya diberi hadiah oleh guru dengan tujuan untuk memberikan motivasi. Guru bersama peserta didik membahas secara bersama hasil pekerjaan kelompok yang maju. Guru memberikan penjelasan tentang kesalahan-kesalahan yang terjadi pada peserta didik dan juga menunjukkan kelebihan-kelebihan yang sudah dilakukan mereka. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahaminya. Kegiatan selanjutnya adalah guru memutarkan VCD berita yang kedua dengan topik yang berbeda dengan VCD berita yang pertama. Peserta didik diminta untuk lebih berkonsentrasi dalam menyimak berita. Selama kegiatan menyimak, peserta didik tetap diperbolehkan untuk membuat catatan-catatan kecil. Selesai menyimak berita, peserta didik secara individu menjawab soal-soal yang diberikan guru. Bentuk soal masih sama dengan yang pertama, hanya saja isinya berbeda. Setelah

76

77

selesai mengerjakan, hasil pekerjaan peserta didik ditukarkan dengan peserta didik yang lain. Guru menyocokkan soal isian singkat. Selesai menghitung jumlah jawaban yang benar dan salah, hasil pekerjaan dikumpulkan kepada guru. Guru membahas jawaban untuk soal essai. Tujuan dari pembelajaran pada siklus I adalah mengenalkan peserta didik tentang unsur 5W + 1H dalam upaya memahami suatu berita dan juga memberikan latihan awal peserta didik dalam penguasaan keterampilan menyimak berita. Selain tujuan tersebut, tujuan lain yang diharapkan adalah peserta didik menjadi percaya diri bahwa dia mampu dan bisa mengungkapkan pendapatnya, walaupun pada awalnya guru menggunakan suatu motivasi dengan memberikan hadiah. 3) Penutup Pada tahap penutup, peneliti melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Peneliti membagikan lembar jurnal kepada peserta didik untuk diisi mengenai tanggapan, kesan dan saran peserta didik terhadap pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Pada akhir pembelajaran, peneliti bersama peserta didik

menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan guru memberikan tugas terstruktur untuk latihan dan bahan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Tujuan diberikannya tugas terstruktur itu adalah supaya peserta didik lebih memahami materi yang telah diterimanya dan merupakan suatu bentuk penjembatan dalam rangka penguasaan keterampilan menyimak berita.

77

78

4. Observasi dan Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilakukan dengan observasi secara langsung, wawancara atau menggunakan jurnal. Peneliti mencatat peserta didik yang aktif, yang pasif, yang meremehkan, yang kurang memperhatikan, yang bercakap-cakap sendiri dalam proses pembelajaran menyimak. Tahap ini sangat penting dan membutuhkan pengamatan yang teliti dan sabar demi memberikan masukan pada perbaikan siklus selanjutnya.

5. Refleksi Pada tahap refleksi ini peneliti akan melihat hasil dari tahap tindakan dan pengamatan pada siklus I. Dari hasil tersebut jika masih banyak peserta didik yang bersikap negatif terhadap proses pembelajaran atau kekurangan seperti yang dijelaskan dalam hasil observasi, hal ini dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk tindakan pada siklus II. Hasil yang positif dalam siklus I akan dipertahankan dalam siklus II. Dari faktor sikap peserta didik dalam kegiatan menyimak, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran pada siklus I misalnya, sikap peserta didik yang masih meremehkan dan kurang memperhatikan kegiatan menyimak. Dari hasil evaluasi, yang dapat dijadikan refleksi adalah (1) pengungkapan hasil pengamatan peneliti, (2) pengungkapan tindakan yang telah dilakukan oleh peserta didik, dan (3) pengungkapan tindakan-tindakan yng dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran. Apabila pada siklus I ditemukan

78

79

kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik dan peneliti dalam kegiatan menyimak berita, pada siklus II akan ditindak lanjuti dan dilakukan dengan tindakan untuk memperbaiki.

3.1.1.2 Proses Pelaksanaan Siklus II Setelah melakukan analisis pada siklus I, peneliti mengambil strategi pada siklus II sebagai berikut 1. Perencanaan Perencanaan yang akan dilakukan oleh peneliti pada siklus II merupakan penyempurnaan dari perencanaan pada siklus I. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap perencanaan siklus II adalah (1) menyusun perbaikan rencana pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (2) menyusun perbaikan instrumen yang berupa data nontes yaitu lembar observasi, pedoman wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi. Dan instrumen tes yang berupa soal isian singkat dan essai beserta penilaiannya, dan (3) dalam berkolaborasi peneliti lebih sering berdiskusi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan teman sejawat.

2. Tindakan Tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah tindakan yang merupakan perbaikan dari siklus I, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dan perilaku-perilaku yang menjadi penghambat kegiatan menyimak,

memperhatikan saran-saran yang diberikan oleh peserta didik pada pembelajaran

79

80

siklus I, dan peneliti berusaha memperbaiki proses pembelajaran pada siklus II. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini terdiri dari pendahuluan, inti, dan penutup. 1) Pendahuluan Pada tahap pendahuluan, peneliti mengkondisikan peserta didik agar siap untuk mengikuti keterampilan menyimak dengan menanyakan keadaan peserta didik, menyiapkan kondisi media yang akan digunakan dalam pembelajaran, dan menjelaskan tujuan pembelajaran secara umum yaitu keterampilan menyimak berita. Peneliti menanyakan kembali materi yang telah diberikan peneliti pada pertemuan lalu dan bersama peserta didik membahas tugas yang diberikan pada pertamuan sebelumnya. Lalu peneliti meminta peserta didik untuk lebih konsentrasi dalam kegiatan menyimak. 2) Inti Pada tahap inti peserta didik diminta untuk menyimak berita melalui media audio-visual dengan topik yang berbeda dari berita-berita yang sudah ditayangkan sebelumnya. Guru memberikan arahan yang lebih jelas yaitu peserta didik harus menyimak berita dengan lebih sungguh-sungguh. Selama kegiatan menyimak peserta didik boleh membuat catatan-catatan kecil tentang pokok-pokok berita dan harus lebih mencermati isi pokok dari berita, siapa yang ada dalam kejadian yang ditampilkan, di mana peristiwa itu terjadi, mengapa peristiwa itu bisa terjadi, kapan peristiwa itu terjadi, dan bagaimana kronologis peristiwa yang ada dalam berita.

80

81

Setelah kegiatan menyimak, secara berkelompok peserta didik menjawab soal isian singkat yang mengandung unsur 5 W + 1 H dan soal essai yang berupa perintah menuliskan pokok-pokok berita ke dalam 5 kalimat. Setelah selesai mengerjakan, guru bersama peserta didik menyocokkan soal isian singkat dan membahas jawaban soal essai. Guru melihat kesalahan yang masih diulangi peserta didik dan melihat kemajuan mereka. Guru menjelaskan secara sekilas kemajuan yang sudah dialami peserta didik. Selanjutnya guru memutarkan VCD berita yang kedua dengan topik yang berbeda pula. Setelah selesai menyimak, secara individu peserta didik menjawab soal isian singkat dan soal essai yang bentuknya masih sama dengan yang pertama, yang diberikan guru. Guru bersama peserta didik menyocokkan soal isian singkat. Tujuan diadakannya tes pada siklus II yaitu untuk mengetahui peningkatan atau kemajuan hasil belajar peserta didik setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I dan dengan diadakannya perbaikan dari sisi RPP, cara mengajar guru, dan perubahan pola belajar peserta didik. 3) Penutup Pada tahap penutup, peneliti bersama peserta didik melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Peserta didik diminta untuk mengisi lembar jurnal yang telah dipersiapkan oleh peneliti, yang berisi tanggapan, kesan dan saran peserta didik terhadap pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual hari itu. Pada akhir pembelajaran peneliti bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

81

82

3. Observasi atau Pengamatan Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah mengamati perubahan tindakan dan sikap peserta didik pada proses pembelajaran berlangsung dengan membuat catatan penting yang dapat digunakan sebagai data. Pengamatan yang dilakukan terhadap peserta didik yang masih tidak memperhatikan selama pembelajaran berlangsung, yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, yang daya menyimaknya rendah dan peserta didik yang daya menyimaknya tinggi pada siklus I. Pengamatan yang dilakukan melalui observasi langsung, wawancara langsung dengan peserta didik tersebut, dan melalui jurnal guru dan siswa dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan mereka, setelah dilakukannya proses pembelajaran pada siklus I. Observasi dilakukan untuk mengambil data melalui pengamatan secara langsung terhadap semua tindakan dan perubahan-perubahan yang terjadi pada siklus II. Wawancara dilakukan terhadap peserta didik yang memiliki daya menyimak rendah dan pada peserta didik yang mempunyai daya menyimak tinggi dengan sejumlah pertanyaan yang sudah dipersiapkan oleh peneliti mengenai sebab-sebab lemahnya peserta didik yang kurang dalam kegiatan menyimak berita. Pengamatan melalui jurnal bertujuan untuk refleksi bagi peneliti sehingga dapat digunakan untuk menerapkan teknik yang cocok diterapkan pada pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual berikutnya. Dan dengan jurnal dapat diketahui tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual yang diberikan oleh peneliti selama proses pembelajaran.

82

83

4. Refleksi Refleksi pada siklus II ini dimaksudkan untuk membuat simpulan dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan serta sikap peserta didik yang terjadi selama pembelajaran pada siklus II. Pada bagian ini peneliti diharapkan dapat mengetahui jawaban tentang peningkatan dan perubahan perilaku peserta didik terhadap pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual.

3.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah keterampilan menyimak berita pada

peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken Kabupaten Blora. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas VIII A karena pada kelas dan jenjang inilah materi menyimak berita dari televisi diberikan, disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Materi yang akan diberikan dalam penelitian dipilih oleh peneliti karena materi itu kurang mendapat perhatian yang khusus dan cenderung diabaikan, entah itu dalam hal pembelajarannya atau pemberian tesnya. Sehingga hasil yang didapatkan masih rendah. Dengan kondisi yang seperti itu, maka diperlukan adanya upaya menuju peningkatan hasil belajar. Selain itu, dalam pembelajarannya, pembelajaran menyimak masih diajarkan dengan menggunakan metode ceramah yang cenderung kurang memotivasi peserta didik sehingga memerlukan adanya tindakan yaitu dengan penggunaan metode yang lebih bervariatif dalam pembelajaran guna peningkatan hasil belajar.

83

84

3.3 Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau sesuatu yang menjadi perhatian suatu peneliti. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

3.3.1 Variabel Keterampilan Menyimak Berita Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan dengan penuh perhatian dan pemahaman untuk memperoleh suatu informasi dari menangkap isi atau pesan objek tertentu yang disampaikan oleh orang lain melalui bahasa lisan. Berita adalah suatu peristiwa atau kejadian penting yang menarik perhatian masyarakat dan berita tersebut dapat dipublikasikan melalui media massa. Kedua hal tersebutlah yang termasuk variabel dalam penelitian ini. Jadi komponen pertama yang menjadi variabel penelitian ini adalah variabel keterampilan menyimak berita. Keterampilan menyimak berita merupakan

keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah pembelajaran dilakukan, dan di dalam keterampilan tersebut terdapat indikator-indikator yang merupakan uraian spesifik dari kompetensi menyimak yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator-indikator dari keterampilan menyimak berita tersebut adalah (1) mampu menemukan pokokpokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang disampaikan melalui televisi dan (2) mampu menuliskan isi berita yang didengar ke dalam beberapa kalimat. Dengan indikator tersebutlah, pembelajaran menjadi terfokus dan tidak luas melebar kepada penguasaan keterampilan yang lain, di luar keterampilan yang

84

85

hendak dikuasai. Dengan indikator itu pulalah, guru dapat membuat tugas-tugas yang hendak diberikan kepada peserta didik kelas VIII A. Sehingga dengan adanya tugas-tugas mengenai aspek-aspek yang ada dalam berita dan isi berita setelah melakukan kegiatan menyimak berita, penguasaan keterampilan menyimak berita yang dilakukan oleh peserta didik kelas VIII A dapat diperoleh. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada guru pengampu mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas VIII A SMP Negeri I Jiken, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas masih rendah, dengan keadaan yang seperti itu maka peneliti ingin memberikan tindakan dalam rangka peningkatan hasil belajar kepada keterampilan menyimak berita. Dari tindakan yang hendak dilakukan, peneliti memberikan target kepada peserta didik yaitu nilai rata-rata yang diperoleh mencapai nilai 70.

3.3.2 Variabel Metode Drill melalui Media Audio-visual Kedua variabel ini mempunyai hubungan yang sangat erat yang tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Sifat dari hubungan tersebut adalah saling melengkapi. Keterampilan tidak akan dikuasai tanpa adanya suatu latihan (metode drill) dan latihan tidak akan berhasil dengan baik dan optimal tanpa adanya pembelajaran yang menarik (media audio-visual). Metode drill adalah sebagai suatu metode yang lebih mementingkan pemberian latihan-latihan kepada peserta didik supaya peserta didik memiliki keterampilan dan ketangkasan dalam penguasaan keterampilan menyimak, maka metode ini merupakan suatu alternatif pemecahan masalah penggunaan metode

85

86

ceramah yang digunakan dalam pembelajaran menyimak. Dan dengan metode ini maka guru dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan suatu kegiatan belajar. Dengan latihan itu juga mampu menyadarkan peserta didik akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang atau pun di masa yang akan datang. Selain terdapat keunggulan dalam penggunaan metode drill yaitu dengan adanya latihan yang dapat mendorong peserta didik kepada penguasan keterampilan menyimak berita, metode ini pun terdapat kelemahannya. Kelemahan dari metode ini adalah dengan adanya suatu latihan yang terus-menerus, maka hal tersebut bisa menyebabkan peserta didik bosan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan kondisi yang seperti ini maka diperlukan sesuatu hal yang dapat menetralisirnya. Sesuatu yang dapat menetralisir permasalahan tersebut yaitu adanya media audio-visual (VCD). Kehadiran VCD dalam suatu pembelajaran akan menjadikan pembelajaran lebih menarik dan bermakna, karena sifat dari VCD ini adalah menjadikan suatu pembelajaran lebih menarik perhatian peserta didik, sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar. Dan dengan adanya VCD, maka metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata berupa komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan. Dalam pembelajaran menyimak dengan metode drill melalui media audio visual ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menyimak pada umumnya dan dapat merubah perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik dalam proses pembelajaran keterampilan menyimak.

86

87

3.4 Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan instrumen tes yang berisi soal yang harus dikerjakan oleh peserta didik pada akhir kegiatan menyimak berita dan instrumen nontes yang berupa lembar observasi, pedoman jurnal guru dan siswa, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Untuk memperoleh gambaran umum tentang instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menjelaskannya pada tabel kisi-kisi instrumen di bawah ini. Tabel I Tabel Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Data Kemampuan awal peserta didik dan keadaan awal peserta didik Kinerja peserta didik saat melakukan latihan (drill) dalam mengisi soal isian singkat yang terdiri dari unsur 5 W + 1 H setelah melakukan kegiatan menyimak Kemampuan peserta didik dalam menuliskan pokok-pokok berita yang terdiri dari unsur 5 W + 1 H menjadi 5 kalimat Perilaku peserta didik saat proses pembelajaran Subjek Instrumen Peserta didik kelas VIII Tes awal A SMP N I Jiken Peserta didik kelas VIII Tes isian singkat A SMP N I Jiken

Peserta didik kelas VIII Tes tulis essai A SMP N I Jiken

Peserta didik kelas VIII Lembar observasi, jurnal A SMP N I Jiken siswa dan guru, foto

3.4.1 Instrumen Tes Instrumen tes yang diberikan berupa perintah kepada peserta didik untuk menyimak berita melalui media audio-visual dan mengerjakan soal isian singkat yang meliputi unsur 5W + 1 H yaitu berisi pokok dari berita, siapa yang ada dalam kejadian yang ditampilkan, di mana peristiwa itu terjadi, mengapa peristiwa

87

88

itu bisa terjadi, kapan peristiwa itu terjadi, dan bagaimana kronologis peristiwa yang ada dalam berita dan soal essai yang berupa menuliskan kembali pokokpokok berita ke dalam 5 kalimat. Tujuan dari instrumen tes ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap hasil simakan. Soal yang diberikan pada peserta didik berjumlah 6 soal isian singkat dan 1 soal essai. Sebelumnya soal tes tersebut dikonsultasikan kepada guru pengampu dan dosen pembimbing. Penilaian untuk instrumen tes berdasarkan pemahaman peserta didik terhadap isi berita melalui menjawab soal isian singkat dan soal essai yang dilakukan secara berkelompok kemudian individu. Hasil penilaian tersebut dilakukan dengan cara menjumlahkan keseluruhan skor dari masing-masing aspek penilaian. Skor yang akan di peroleh peserta didik maksimal 100. Dari penilaian yang dilakukan guru, maka akan diketahui masing-masing kemampuan peserta didik. Di bawah ini akan diuraikan kategori nilai untuk mengkategorikan kemampuan peserta didik. Tabel 2 Tabel Kategori Nilai Peserta Didik No 1 2 3 4 5 Rentang nilai 85-100 70-84 60-69 50-59 <50 Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang

3.4.1.1 Tes Unjuk Kerja Kriteria penilaian tes unjuk kerja peserta didik dalam kegiatan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual menggunakan rubrik penilaian. Indikator keberhasilannya adalah peserta didik mampu menemukan 88

89

pokok-pokok berita yang meliputi unsur 5 W + 1 H, dan mampu menuliskan pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat. Artinya, peserta didik dinilai berdasarkan ketepatannya dalam menemukan unsur-unsur pokok berita dan kemampuannya menuliskan pokok-pokok berita tersebut dengan benar. Hal-hal lain yang dinilai meliputi keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan guru dan kerjasama antar anggota kelompok. Pada tabel di bawah ini akan diuraikan skor penilaian tiap-tiap aspek. Tabel 3 Skor Penilaian pada Instrumen Tes No Bentuk Tes 1 Isian singkat 2 Essai Skor maksimum 60 40

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa peserta didik akan mendapatkan skor maksimum 100 apabila kedua bentuk tes di atas dikerjakan dengan benar oleh peserta didik dan penskoran tersebut telah memenuhi syarat atau kriteria penilaian maksimum seperti yang ada dalam pedoman penskoran di RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Pedoman penskoran yang dimaksud adalah: Tabel 4 Pedoman Penskoran Soal Isian Singkat No Soal 1 2 3 4 5 6 Aspek Penilaian Peserta didik menjawab dengan benar soal dengan unsur what Peserta didik menjawab dengan benar soal dengan unsur who Peserta didik menjawab dengan benar soal dengan unsur where Peserta didik menjawab dengan benar soal dengan unsur when Peserta didik menjawab dengan benar soal dengan unsur why Peserta didik mampu dengan benar soal dengan unsur how Jumlah Skor 10 10 10 10 10 10 60

89

90

Tabel 5 Pedoman Penskoran Soal Essai No 1 2 3 4 5 Unsur penilaian Kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita Jumlah kalimat Penyusunan kalimat Diksi Ejaan dan tanda baca Jumlah Skor maksimal 15 10 5 5 5 40

Tabel 6 Aspek Penilaian Menulis Kembali Isi Berita ke dalam 5 Kalimat No Unsur Penilaian 1 Kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita Skor 15-13 12-10 9-7 6-4 3-1 2 Jumlah kalimat 10 8 6 4 2 3 Penyusunan kalimat 5 4 3 2 1 Kriteria Kategori Isi kalimat meliputi 6 Sangat unsur (5 W + 1 H) baik Isi kalimat meliputi 5 Baik unsur Isi kalimat meliputi 4 Cukup unsur baik Isi kalimat meliputi 3 Kurang unsur baik Isi kalimat meliputi 1-2 Sangat unsur kurang Peserta didik menulis 5 Sangat kalimat baik Peserta didik menulis 4 Baik kalimat Peserta didik menulis 3 Cukup kalimat baik Peserta didik menulis 2 Kurang kalimat baik Peserta didik menulis Sangat 1kalimat kurang Perpaduan dan hubungan Sangat antar kalimat sangat jelas baik Perpaduan dan hubungan Baik antar kalimat jelas Perpaduan dan hubungan Cukup antar kalimat cukup jelas baik Perpaduan dan hubungan Kurang antar kalimat kurang jelas baik Perpaduan dan hubungan Sangat antar kalimat tidak jelas kurang

90

91

Diksi

5 4 3 2 1

Terdapat 0-1 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat 2-5 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat 6-10 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat 11-15 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat lebih dari 15 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat 1 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat 2-4 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat 5-7 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat 8-10 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat lebih dari 10 kesalahan ejaan dan tanda baca

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang

Ejaan dan tanda baca

5 4 3 2 1

Melalui pedoman penskoran tersebut, peneliti dapat mengetahui hasil tes peserta didik dalam menyimak berita, baik untuk indikator menemukan pokokpokok berita atau pun menuliskan pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat. Karena prinsip dasar penelitian ini adalah memberikan drill dalam rangka penguasaan keterampilan menyimak, maka tes ini diberikan dua kali dalam tiap siklus.

91

92

3.4.2 Instrumen Nontes Instrumen nontes yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data kualitatif adalah lembar observasi, lembar jurnal, pedoman wawancara, dan dokumentasi.

3.4.2.1 Lembar Observasi Instrumen nontes yang berupa lembar observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui perilaku-perilaku peserta didik melalui pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, antara lain meliputi: 1. keaktifan mendengarkan penjelasan guru/apersepsi Pada bagian ini, hal-hal yang menjadi perhatian peneliti adalah, 1) peserta didik semangat dan bersungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru. 2) ada peserta didik yang berbicara sendiri/kurang memperhatikan penjelasan guru. 3) peserta didik aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diberikan. 4) peserta didik mau membuat catatan mengenai hal-hal yang penting.

2.

keaktifan selama proses pembelajaran menyimak berita Hal-hal yang diperhatikan peneliti selama proses pembelajaran menyimak

adalah, 1) peserta didik mengamati berita dan mencari pokok-pokok berita dengan membuat catatan-catatan kecil.

92

93

2) peserta didik aktif bertanya tentang isi berita yang belum dipahaminya. 3) peserta didik menyimak berita yang diperdengarkan. 4) peserta didik melakukan latihan (drill) dengan cara mengerjakan tugas-tugas dari guru. 5) peserta didik menulis berita ke dalam beberapa kalimat.

3.4.2.2 Lembar Jurnal Jurnal digunakan dalam rangka untuk mendapatkan data kualitatif, yaitu berupa jurnal peneliti atau guru dan jurnal siswa yang diperoleh pada akhir pembelajaran. 1. Jurnal peneliti atau guru berisi tentang: 1) respons peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. 2) keaktifan peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual 3) keaktifan peserta didik dalam mengerjakan latihan yang diberikan guru 4) keantusiasan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual 5) pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual 6) fenomena-fenomena lain yang muncul ketika pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual berlangsung

93

94

2.

Jurnal siswa berisi pertanyaan-pertanyaan seputar:

1) apakah Anda merasa senang dengan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Mengapa? 2) apakah Anda tertarik belajar menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? 3) bagaimana tanggapan Anda tentang cara peneliti menyampaikan materi selama proses pembelajaran? 4) apakah Anda akan menjadi lebih rajin dalam berlatih menyimak berita setelah pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audiovisual diberikan? Jelaskan! 5) berikan pesan dan kesan Anda terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan!

3.4.2.3 Pedoman Wawancara Pedoman wawancara dibuat oleh peneliti dan ditujukan kepada peserta didik yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu proses pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Wawancara dilakukan secara terstruktur. Wawancara tidak dilakukan terhadap semua peserta didik, tetapi terhadap peserta didik yang mendapat nilai yang baik dan yang tidak baik. Hal-hal yang diungkap dalam wawancara adalah: 1. apakah yang Anda rasakan setelah melakukan pembelajaran tadi? 2. apakah Anda menyukai pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual?

94

95

3. apa yang menjadi kendala Anda dalam kegiatan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? 4. bagaimana pendapat Anda tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? 5. apakah pembelajaran tadi dapat menarik minat Anda terhadap pembelajaran menyimak berita? 6. apakah materi yang disampaikan tadi sesuai dan cocok diberikan kepada Anda? 7. menurut Anda, apakah latihan (soal) yang diberikan kepada Anda terlalu sulit dan memberatkan Anda! 8. menurut Anda, dapatkah pembelajaran tadi dijadikan salah satu metode dalam pembelajaran yang lain?Jelaskan!

3.4.2.4 Dokumentasi Dokumentasi merupakan instrumen nontes yang penting dalam penelitian tindakan kelas, karena dengan dokumantasi semua proses penelitian dapat terekam dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, yaitu pada saat pembelajaran siklus I dan siklus II. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini, hanya berupa dokumentasi foto. Dokumentasi bertujuan untuk merekam semua kegiatan dalam proses pembelajaran, yaitu pada awal kegiatan pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung, dan pada akhir pembelajaran. Yang didokumentasikan dalam penelitian ini adalah: 1. saat guru menyampaikan materi

95

96

2. kegiatan peserta didik ketika menyimak VCD berita 3. kegiatan peserta didik dalam kelompoknya ketika mengerjakan drill (latihan) dalam pembelajaran menyimak berita 4. kegiatan peserta didik dalam mengerjakan drill (latihan) secara individu 5. kegiatan peserta didik dalam keaktifannya mengisi lembar jurnal siswa Dalam pengambilan foto untuk penelitian ini, peneliti akan dibantu oleh seorang teman dengan kondisi peserta didik maupun peneliti dengan sewajarnya tidak dibuat-buat, sehingga pengambilan foto dapat terlaksana dengan baik.

3.5 Uji Instrumen Instrumen yang akan diuji dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes adalah instrumen yang berupa perintah untuk menjawab soal isian singkat yang berisi pokok-pokok berita dan soal essai yang berisi perintah untuk menuliskan pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat. Sedangkan instrumen nontes berupa lembar observasi, lembar jurnal, dan pedoman wawancara yang diisi oleh guru dan peserta didik.

3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dipergunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, adalah tes dan nontes untuk mengukur peningkatan keterampilan peserta didik dalam menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual.

96

97

3.6.1 Teknik Tes Data dalam penelitian ini diperoleh menggunakan tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II dengan tujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Pada hasil tes siklus I dianalisis, dari hasil analisis akan diketahui kelemahan peserta didik dalam kegiatan menyimak berita, yang selanjutnya sebagai dasar untuk menghadapi tes pada siklus II, yang pada akhirnya setelah dianalisis, hasil tes siklus II dapat diketahui peningkatan keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual.

3.6.2 Teknik Nontes Teknik nontes dalam penelitian adalah observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi.

3.6.2.1 Teknik Observasi Teknik observasi dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran berlangsung dengan membuat catatan khusus mengenai perilaku peserta didik dalam kegiatan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Observasi dipergunakan untuk memperoleh data tentang perilaku peserta didik selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II. Peneliti sebelumnya mempersiapkan lembar observasi untuk dijadikan pedoman dalam pengambilan data. Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti, dibantu oleh guru mata

97

98

pelajaran atau teman sejawat. Dalam observasi ini ketiga orang ini mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran berlangsung dengan mencatat semua kejadian-kejadian selama pembelajaran berlangsung. Proses observasi dan pengamatan segera mungkin direkam dalam benak peneliti dengan teliti dengan membuat catatan-catatan khusus mengenai perilaku-perilaku yang terjadi selama pembelajaran berlangsung atau dengan memberikan check list pada lembar observasi yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Observasi juga dilakukan terhadap peneliti maupun peserta didik itu sendiri.

3.6.2.2 Teknik Wawancara Teknik wawancara dipergunakan untuk memperoleh data secara langsung tentang berbagai hal yang berkaitan dengan keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Data yang diambil mengenai kesan, pesan, dan pendapat peserta didik terhadap pembelajaran keterampilan menyimak. Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran terhadap peserta didik yang mempunyai nilai rendah dan peserta didik yang mempunyai nilai tinggi dengan menggunakan pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Dalam melakukan wawancara, peneliti membawa walkman untuk merekam pada waktu wawancara berlangsung. Proses wawancara dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I, jika masih terdapat hambatan atau kekurangan pada kegiatan menyimak maka kekurangan ini akan diperbaiki pada pembelajaran siklus II.

98

99

3.6.2.3 Teknik Jurnal Teknik jurnal dalam penelitian ini ada dua, yaitu jurnal siswa dan jurnal guru. Untuk jurnal siswa, peserta didik diminta untuk memberi tanggapan, kesan, kritikan terhadap pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, yaitu cara peneliti menyampaikan materi, bahan simakan, media yang digunakan. Dengan demikian akan terungkap kekurangan dan kelebihan pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini sangat dibutuhkan oleh peneliti untuk mengevaluasi dan merefleksi. Jurnal siswa ini diberikan pada peserta didik setelah pembelajaran siklus I berakhir. Jurnal guru berisi catatancatatan mengenai perilaku peserta didik, respons peserta didik, keaktifan peserta didik pada saat pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual berlangsung.

3.6.2.4 Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data nontes yang berupa foto yang diambil peneliti ketika proses pembelajaran siklus 1 dan siklus II berlangsung. Yang perlu dijadikan dokumentasi dalam penelitian ini yaitu pada inti kegiatan menyimak berita, pada saat peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti, dan kegiatan-kegiatan yang dianggap perlu untuk dijadikan sebagai data. Hal ini dimaksudkan sebagai bukti bahwa penelitian peningkatan keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual benar-benar dan nyata dilakukan oleh peneliti.

99

100

3.7 Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif dan kuantitatif.

3.7.1 Teknik Kuantitatif Analisis data tes secara kuantitatif dihitung dengan persentasi melalui langkah-langkah: (1) merekap nilai yang diperoleh peserta didik, (2) menghitung nilai kumulatif, (3) menghitung nilai rata-rata, dan (4) menghitung persentasi. Rumus nilai persentasinya adalah: NP = NK x 100% R Keterangan: NP: Nilai Presentasi NK: Nilai Komulatif R : Jumlah Responden Hasil perhitungan persentasi keterampilan menyimak berita dari hasil tes siklus I dan siklus II dibandingkan. Hasil dari perbandingan tersebut, maka dapat diketahui mengenai peningkatan keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual.

100

101

3.7.2 Teknik Kualitatif Teknik kualitatif untuk memberi gambaran perubahan perilaku peserta didik dalam pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan metode drill melelui media audio-visual dengan mengacu pada data nontes yang berupa observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II dibandingkan dengan cara melihat hasil tes dan nontes, sehingga akan dapat diketahui adanya perubahan perilaku peserta didik dan peningkatan dalam pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual.

101

102

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Tes Prasiklus Hasil prasiklus berupa keterampilan menyimak berita, sebelum dilakukan tindakan penelitian. Hasil tes prasiklus dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal kemampuan menyimak berita pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 1 Jiken. Tes prasiklus yang dilakukan berupa peserta didik diminta untuk mengisi lembar soal secara individu yang berisi 6 soal isian singkat dan 1 soal essai yang diberikan guru setelah peserta didik melihat tayangan berita dengan topik Gizi Buruk melalui VCD. Pada tahap prasiklus ini, guru memutarkan berita tersebut sebanyak 2 kali, hal tersebut atas permintaan peserta didik. Hasil tes prasiklus dapat dilihat pada tabel 7 berikut. Tabel 7 Hasil Tes Keterampilan Menyimak Berita Tahap Prasiklus No Kategori 1 2 3 4 5 Rentang nilai Sangat baik 85-100 Baik 70-84 Cukup 60-69 Kurang 50-59 Sangat kurang <50 Jumlah Frekuensi 0 4 10 7 12 33 Bobot skor 0 312 626 402 529 1869 Persen (%) 0% 17% 33% 22% 28% 100% Rata-rata

1869 = 56,64 33

Dari data tabel 7 tersebut, dapat diketahui bahwa keterampilan peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken dalam menyimak berita masih kurang atau rendah dengan skor rata-rata hanya mencapai 56,64. Rincian data tersebut

102

103

dijelaskan sebagai berikut. Dari jumlah keseluruhan 39 peserta didik tetapi yang dapat hadir pada tahap prasiklus hanya 33 peserta didik. Hal itu bisa terjadi karena terdapat 2 peserta didik yang sakit dan 4 lainnya mengikuti latihan gamelan dalam rangka kegiatan perpisahan kelas IX. Dengan jumlah 33 peserta didik yang dapat mengikuti kegiatan ini, 12 peserta didik atau 28% termasuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai <50. Kategori kurang dengan nilai 50-59 dicapai oleh 7 peserta didik atau mencapai 22%. 33% atau 10 peserta didik mencapai nilai cukup yaitu dengan kategori nilai 60-69, pada kategori nilai baik dengan nilai 70-84 terdapat 17% atau 4 peserta didik. Sedangkan untuk kategori sangat baik dengan nilai 85-100 pada tahap prasiklus ini belum bisa dicapai peserta didik atau masih dalam persentase 0%. Rendahnya keterampilan peserta didik dalam menyimak berita ini disebabkan beberapa faktor yang melingkupinya, baik itu faktor internal atau pun eksternal. Faktor internal ini berasal dari peserta didik. Sedangkan faktor eksternalnya berasal dari guru, media dan lingkungan sekitar laboratorium bahasa. Faktor internal yang mempengaruhi kurang berhasilnya penguasaan keterampilan menyimak berita pada saat prasiklus, yaitu kurangnya konsentrasi dan perhatian peserta didik terhadap tayangan berita yang diputarkan guru, jawaban yang diberikan peserta didik kurang lengkap dan rinci, cara penulisan ketika menjawab soal essai masih jauh dari Ejaan yang Disempurnakan (EYD), dan kepaduan antar kalimat masih kurang diperhatikan juga. Selain faktor internal, faktor eksternal juga berpengaruh. Faktor eksternal itu bisa datang dari guru, kekurangan yang terlihat yaitu kurang jelasnya guru dalam memberikan penjelasan dan petunjuk pengisian soal, sehingga peserta didik dalam

103

104

mengerjakan soal melenceng dari perintah yang dimaksudkan oleh guru. Dari sisi penggunaan media, juga mempengaruhi dalam penguasaan keterampilan menyimak berita pada peserta didik. Pada tahap prasiklus, terjadi kesalahan teknik perihal pemutaran tayangan berita. Tayangan berita yang diputarkan salah, sehingga ketika peserta didik hendak mengerjakan soal yang diberikan guru, mereka merasa bingung karena soal yang akan dijawab tidak sesuai dengan berita yang ditayangkan. Lalu untuk melanjutkan kegiatan saat itu, guru meminta peserta didik untuk tenang kembali dan menutup kembali soal yang telah diberikan, meminta mereka untuk berkonsentrasi lagi dan guru memutarkan VCD yang sesuai dengan soal yang diterima peserta didik. Dalam tahap ini peserta didik meminta memutarkan ulang tayangan beritanya, karena dengan pemutaran satu kali mereka belum bisa memahami beritanya. Keadaan laboratorium bahasa yang dekat dengan ruang gamelan dan masih disatukan dengan perpustakaan,

mempengaruhi konsentrasi peserta didik ketika proses pembelajaran. Karena kebetulan saat itu, peserta didik yang menjadi anggota ekstra kurikuler gamelan sedang berlatih dalam rangka persiapan perpisahan kelas IX, jadi secara tidak langsung terdengar suara lain selain suara pembacaaan berita, dan hal tersebut sedikit banyak mempengaruhi konsentrasi peserta didik dalam kegiatan menyimak berita. Untuk lebih jelasnya hasil tes keterampilan menyimak berita pada tahap prasiklus pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken dapat dilihat pada grafik berikut.

104

105

Grafik I Hasil Penelitian Prasiklus Keterampilan Menyimak Berita


Series2

100 80 60 40 20 0

J u m la h S k o r

82 81 60 60 45 45 48 45 49 62 59 61 47 46 39

71 41 43

65 58 66

78 46

61 57 69 61 57 31

61

49 57

59

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Subjek Penelitian
Grafik di atas menunjukkan pemerolehan skor pada masing-masing peserta didik pada tahap prasiklus ini. Dari situ dapat dijelaskan terdapat beberapa peserta didik yang mendapat nilai rendah dengan kategori sangat kurang pada jumlah skor <50. Jumlah peserta didik yang mendapat nilai rendah pada kategori kurang sebanyak 11 peserta didik atau sebesar 33,3%. Untuk melihat secara jelas peserta didik yang masuk pada kategori sangat kurang lihatlah pada titik-titik yang berada di bawah jumlah skor 60. Begitu pun pada kategori kurang dengan rentang nilai 50-59. Dari grafik tersebut terdapat 7 peserta didik atau sebesar 21,21% yang masuk pada kategori kurang. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 terdapat 10 peserta didik atau sebesar 30,30%. Untuk melihat peserta didik yang masuk pada kategori tersebut lihatlah pada hasil jumlah skor yang berada di atas skor 60. Selanjutnya pada kategori baik dengan rentang nilai 70-84 diperoleh oleh 4 peserta didik atau sebesar 12,12%. Hasil jelasnya lihatlah nilai yang berada di atas skor 70. Untuk kategori sangat baik pada tahap prasiklus ini belum didapatkan oleh peserta didik atau masih 0%.

105

106

4.2 Hasil Penelitian Siklus I

Siklus I ini merupakan tindakan awal penelitian yang dilakukan setelah mengetahui hasil tes pada tahap prasiklus yang ternyata memerlukan tindak lanjut dan perbaikan atas segala permasalahan yang muncul dalam rangka peningkatan keterampilan menyimak berita. Pada siklus I ini, peneliti menggunakan metode pembelajaran baru yang belum pernah dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Metode baru yang digunakan peneliti adalah metode
drill dan dilengkapi dengan penggunaan media yaitu media audio visual, sehingga

pembelajaran yang akan dilakukan di kelas dalam rangka peningkatan keterampilan menyimak berita adalah pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio visual. Pelaksanaan pembelajaran menyimak berita terdiri atas tes dan nontes. Hasil kedua data tersebut diuraikan secara rinci sebagai berikut.

4.2.1 Hasil Tes

Hasil tes menyimak berita pada siklus I ini merupakan data awal setelah dilakukannya tindakan pembelajaran dengan metode drill melalui media audiovisual. Kriteria penilaian pada siklus I ini masih tetap sama seperti pada tes prasiklus yang meliputi dua aspek penilaian yaitu aspek penilaian pada bentuk tes isian singkat yang meliputi enam aspek penilaian, yaitu : (1) menjawab dengan benar soal dengan unsur what, (2) menjawab dengan benar soal dengan unsur
who, (3) menjawab dengan benar soal dengan unsur where, (4) menjawab dengan

benar soal yang dengan unsur when, (5) menjawab dengan benar soal dengan

106

107

unsur why, dan (6) menjawab dengan benar soal dengan unsur how. Dan aspek penilaian pada bentuk tes essai yang meliputi enam aspek penilaian, yaitu (1) kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita, (2) jumlah kalimat, (3) penyusunan kalimat, (5) diksi, dan (6) ejaan dan tanda baca. Tes yang dilakukan pada tahap siklus I ini diberikan dalam dua bentuk yaitu tes kelompok dan tes individu. Sehingga hasil tes keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken juga terdiri dari dua aspek nilai yaitu nilai kelompok dan nilai individu yang masing-masing diberikan bobot yang sama. Pada tahap siklus I ini peserta didik yang dapat hadir sejumlah 34 peserta didik, karena 5 lainnya mengikuti latihan gamelan dan pemilihan peserta didik teladan sekabupaten. Hasil penilaian pada tahap siklus I ini akan dijabarkan seperti di bawah ini.
Tabel 8 Hasil Nilai Keterampilan Menyimak Berita Siklus I

No Kategori 1 2 3 4 5 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah Rata-rata

Rentang Nilai 85-100 70-84 60-69 50-59 <50

Frekuensi Kel. Ind. 0 1 10 9 14 7 0 8 10 9 34 34

Bobot Skor Glob. NK NI 0,5 0 85 9,5 792 677 10,5 867 447 4 0 428 9,5 436 338 34

NG 42,5 734,5 657 214 386,5

2095 1975 2035 61,62 58,08 59,85

Keterangan : NK NI NG : Nilai Kelompok : Nilai Individu : Nilai Global Kel Ind : Kelompok : Individu

Glob : Global

107

108

Hasil nilai keterampilan menyimak berita di atas diperoleh dengan penjumlahan dari perolehan skor tes isian singkat dan tes essai pada masingmasing aspeknya. Dari hasil perhitungan maka diperoleh nilai rata-rata kelompok sebesar 61,62 dan nilai rata-rata individu sebesar 58,08. Dari hasil nilai rata-rata kelompok dan individu tersebut maka diperoleh nilai rata-rata keseluruhan pada siklus I ini adalah 59,85. Berikut ini rincian perolehan nilai tersebut.
Tabel 9 Hasil Nilai Aspek Keterampilan Menyimak Berita Siklus I

No

Bobot Skor NK NI NG 1 Unsur 5W + 1H 1210 1100 1155 2 Kesesuaian isi kalimat 240 287 263,5 dengan pokok-pokok berita 3 Jumlah kalimat 320 282 301 4 Penyusunan kalimat 89 80 84,5 5 156 138 147 Diksi 6 Ejaan dan tanda baca 79 88 83,5 Jumlah 2095 1975 2034,5

Aspek

Nilai rata-rata NK NI NG 35,59 32,35 33,97 7,09 8,44 7,76 9,41 2,62 4,59 2,32 61,62 8,29 2,35 4,06 2,59 58,08 8,85 2,48 4,33 2,46 59,85

Keterangan : NK NI NG : Nilai Kelompok : Nilai Individu : Nilai Global Dari hasil perhitungan per aspek juga diketahui bahwa nilai rata-rata kelompok 61,62 dan nilai rata-rata individu 58,08 sehingga nilai rata-rata keseluruhan 59,85. Hasil tersebut sudah sesuai dengan hasil penilaian secara umum. Dengan sudah sesuainya hasil rata-rata nilai dan hasil rata-rata per aspek maka penilaian yang dilakukan sudah valid. Berikut ini uraian dan rincian pemerolehan penilaian pada masing-masing aspek siklus I.

108

109

4.2.1.1 Hasil Tes Kelompok

Hasil tes kelompok ini merupakan bagian dari penilaian pada siklus I ini. Penilaian ini dilakukan karena dengan adanya latihan soal yang pengerjaannya secara kelompok, maka dapat membimbing peserta didik menuju pemahaman konsep pembelajaran dengan lebih mudah. Karena dengan pengerjaan secara kelompok, masing-masing peserta didik bisa saling melengkapi sehingga diperolehlah suatu hasil yang baik. Berikut ini hasil penilaian secara kelompok pada siklus I.
Tabel 10 Hasil Nilai Kelompok Tes Keterampilan Menyimak Berita Siklus I

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Rentang nilai 85-100 70-84 60-69 50-59 <50

Frekuensi 0 10 14 0 10 34

Bobot skor 0 792 867 0 436 2095

Persen (%) 0% 38% 41% 0% 21% 100%

Rata-rata

2095 = 61,62 34

Pada tes kelompok hanya 10 peserta didik atau 38% yang mencapai kategori nilai baik dengan jumlah skor 792, 14 peserta didik atau sebesar 41% yang berhasil meraih predikat cukup dengan jumlah skor 867, dan 10 peserta didik atau sebesar 21% yang masih mendapat nilai sangat kurang dengan jumlah skor 435. Hasil tes tersebut juga merupakan penjumlahan dari aspek penilaian soal isian singkat dan aspek penilaian soal essai dari keterampilan menyimak berita yang diujikan, yang masing-masing terdiri dari 6 aspek penilaian soal isian singkat dan 6 aspek penilaian soal essai yang sudah dijelaskan sebelumnya.

109

110

Berikut ini rincian hasil penilaian tes isian singkat dan tes essai, serta rincian penilaian pada masing-masing aspeknya.
Tabel 11 Hasil Nilai Kelompok Tes Isian Singkat dan Tes Essai

No Bentuk Tes 1 Isian singkat 2 Essai Jumlah

Frekuensi 34 34

Jumlah Bobot Skor 1210 885 2095

Rata-rata 35,59 26,03 61,62

Dari hasil tersebut, masing-masing dijabarkan per aspeknya sehingga diketahui dengan jelas awal mula pemerolehan nilai tersebut. Berikut ini penjabaran pada masing-masing aspeknya.

4.2.1.1.1 Hasil Isian Singkat Tes Menyimak Berita Siklus I

Penilaian pada soal isian singkat yang terdiri dari 6 soal ini difokuskan pada benar-salahnya jawaban peserta didik dengan pertanyaan yang mengandung unsur 5W + 1H. Setiap jawaban yang benar akan mendapatkan skor 10 dan bila salah mendapat skor 0. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12 Hasil Tes Menyimak Berita yang Mengandung Unsur 5W + 1H

No 1 2 3 4 5 6

Unsur Apa (what) Siapa (who) Dimana (where) Kapan (when) Mengapa (why) Bagaimana (how) Jumlah

Skor 10 10 10 10 10 10

Frekuensi 34 24 29 5 19 10 121

Bobot skor 340 240 290 50 190 100 1210

Persen (%) 28% 20% 24% 4% 16% 8% 100%

Rata-rata

1210 = 35,59 34

110

111

Data pada tabel 12 menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik terhadap tayangan berita pada siklus I ini sudah cukup baik. Hal itu terlihat dari hasil ratarata yang diperoleh yaitu 35,59. Rincian per bagian unsur dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebanyak 34 peserta didik atau seluruh peserta didik yang mengikuti pembelajaran mampu mengerjakan pertanyaan yang mengandung unsur what (apa), 24 peserta didik atau 20% mampu menjawab unsur who (siapa), 24% atau 29 peserta didik mampu menjawab unsur where (dimana), unsur when (kapan) hanya bisa dijawab oleh 5 peserta didik atau 4%, sedangkan unsur why (mengapa) dan how (bagaimana) bisa dijawab oleh 19 peserta didik atau 16% dan 10 peserta didik atau 8%.

4.2.1.1.2 Hasil Essai Tes Menyimak Berita Siklus I Tabel 13 Hasil Essai Tes Menyimak Berita

No 1

Aspek Jumlah skor Kesesuaian isi kalimat dengan pokok- 241 pokok berita 2 Jumlah kalimat 320 3 Penyusunan kalimat 89 4 156 diksi 5 Ejaan dan tanda baca 79 Jumlah 885

Rata-rata 7,09 9,41 2,62 4,59 2,35 26,03

Dari hasil perhitungan pada bentuk tes essai tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata yang diperoleh adalah 26,03 yang masuk pada kategori cukup. Nilai tersebut diperoleh dari masing-masing perhitungan per aspeknya. Rincian per aspeknya dijelaskan sebagai berikut.

111

112

1) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Kesesuaian Isi Kalimat dengan Pokok-pokok Berita

Penilaian soal tes essai aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita difokuskan pada sesuainya isi kalimat dengan pokok-pokok berita yang ditayangkan. Hasil penilaian ini dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14 Aspek Kesesuaian Isi Kalimat dengan Pokok-Pokok Berita

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Rentang skor 13-15 10-12 7-9 4-6 1-3

Frekuensi Bobot skor 0 0 115 10 80 10 41 9 5 5 34 241

Persen (%) 0% 48% 33% 17% 2% 100%

Rata-rata

241 = 7,09 34

Dari data pada tabel di atas menunjukkan bahwa keterampilan menyimak berita pada aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita masuk dalam kategori cukup karena nilai rata-ratanya yaitu 7,09 yang masuk pada kategori cukup dalam penilaiannya. Dari tabel itu juga dapat dijabarkan bahwa belum terdapat peserta didik yang masuk dalam kategori sangat baik atau sebesar 0%. Untuk kategori baik pada aspek ini ada 10 peserta didik atau sebesar 48%. Kategori cukup dicapai oleh 10 peserta didik juga atau sebesar 33%. Kategori kurang sebesar 17% atau 9 peserta didik. Dan kategori sangat kurang diperoleh oleh 5 peserta didik atau 2%. Dengan hasil yang seperti itu dan nilai rata-rata 7,09 maka dapat dikatakan bahwa peserta didik cukup paham dengan pokok-pokok berita yang tedapat pada berita ditayangkan.

112

113

2) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Jumlah Kalimat

Penilaian aspek jumlah kalimat ditekankan pada jumlah kalimat yang digunakan dalam pembuatan paragraf. Aspek ini dimaksudkan untuk melatih peserta didik dalam upaya mengungkapkan gagasan, ide, atau pikirannya dalam bentuk tulisan. Hasil penilaian tes essai pada aspek jumlah kalimat yang dipergunakan peserta didik dalam rangka bentuk pemahaman terhadap isi berita dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15 Hasil Essai Aspek Jumlah Kalimat

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 10 8 6 4 2

Frekuensi Bobot skor 290 29 0 0 30 5 0 0 0 0 34 320

Persen (%) 91% 0% 9% 0% 0% 100%

Rata-rata

320 = 9,41 34

Data pada tabel 15 menunjukkan bahwa pada tes essai aspek jumlah kalimat, hanya dua kategori yang diperoleh peserta didik. Kategori tersebut adalah kategori sangat baik dan kategori cukup. Untuk kategori sangat baik dengan skor 10 dicapai oleh 29 peserta didik atau sebesar 91%, dan kategori cukup baik dengan skor 6 diperoleh oleh 5 peserta didik atau sebesar 9%. Sedangkan kategori lainnya seperti baik, kurang baik, dan sangat kurang tidak diperoleh peserta didik. Jadi setelah dilakukan perhitungan rata-rata skor peserta didik pada aspek jumlah kalimat yang digunakan dalam pembuatan paragraf, diperoleh rata-rata yaitu 9,41. Dengan rata-rata 9,41 dapat dikatakan bahwa peserta didik sudah sangat mampu

113

114

dalam menuangkan pikirannya menjadi suatu kalimat terhadap pemahaman yang didapat dari tayangan suatu berita.

3) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Penyusunan Kalimat

Penilaian pada aspek penyusunan kalimat difokuskan pada perpaduan dan hubungan antara kalimat dalam suatu paragraf. Hasil penilaian tes essai pada aspek penyusunan kalimat dalam paragraf dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini.
Tabel 16 Hasil Essai Aspek Penyusunan Kalimat

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 5 4 3 2 1

Frekuensi Bobot skor 0 0 60 15 15 5 0 0 14 14 34 89

Persen (%) 0% 67% 17% 0% 16% 100%

Rata-rata

89 = 2,62 34

Berdasarkan hasil yang terlihat pada tabel 16 dapat diketahui bahwa rata-rata yang diperoleh yaitu 2,62. Dari hasil rata-rata tersebut dapat dijelaskan bahwa penguasaan peserta didik pada aspek penyusunan kalimat dalam paragraf dapat dikategorikan kurang baik. Pemerolehan skor rata-rata tersebut, secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut. Peserta didik yang masuk pada kategori baik sebanyak 15 atau sebesar 67%, kategori cukup sejumlah 5 peserta didik atau sebesar 17%, kategori sangat kurang ada 14 peserta didik atau sebesar 16%, sedangkan kategori sangat baik dan kurang 0%.

114

115

4) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Diksi

Penilaian aspek diksi atau pilihan kata difokuskan pada ketepatan pemilihan dan penggunaan kata-kata dalam pembentukan kalimat sehingga akan membentuk suatu kalimat yang mudah dipahami dan baku. Hasil penilaian tes aspek diksi dapat dilihat pada tabel 17.
Tabel 17 Hasil Essai Aspek Diksi

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 5 4 3 2 1

Frekuensi Bobot skor 100 20 56 14 0 0 0 0 0 0 34 156

Persen (%) 64% 36% 0% 0% 0% 100%

Rata-rata

156 = 4,59 34

Data pada tabel 17 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik pada aspek
diksi atau pilihan kata dapat dirinci sebagai berikut. Skor yang terisi hanya pada

kategori sangat baik dan baik, sedangkan skor lainnya tidak diperoleh oleh peserta didik. Pemerolehan skor dengan kategori sangat baik dengan skor 5 diperoleh oleh 20 peserta didik atau sebesar 64%, dan 36% sisanya diperoleh oleh 14 peserta didik dengan kategori baik pada skor 4. Dari rincian dan perhitungan skor tersebut maka diperoleh skor rata-rata yaitu 4,59. Dengan rata-rata yang seperti itu, maka peserta didik sudah sangat mampu memilih kata dan mampu menggunakannya dalam suatu kalimat.

5) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Ejaan dan Tanda Baca

Penilaian terhadap aspek ejaan dan tanda baca yang diterapkan dalam pembuatan kalimat difokuskan pada kebakuan dan ketepatan penggunaan ejaan 115

116

dan tanda baca. Hasil dari penilaian pada aspek ejaan dan tanda baca yang digunakan dalam kalimat dapat dilihat pada tabel 18.
Tabel 18 Hasil Essai Aspek Ejaan dan Tanda Baca

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 5 4 3 2 1

Frekuensi 0 10 5 5 14 34

Bobot skor 0 40 15 10 14 79

Persen (%) 0% 50% 19% 13% 18% 100%

Rata-rata

79 = 2,32 34

Dari hasil perhitungan dan sudah dijelaskan pada tabel 18, dapat diketahui rincian nilai yang diperoleh peserta didik dalam aspek ejaan dan tanda baca. Pada kategori baik dicapai oleh 10 peserta didik atau sebesar 50%, 5 peserta didik atau sebesar 19% pada kategori cukup, kategori kurang ada 5 peserta didik atau sebesar 13%, dan kategori sangat kurang ada 14 peserta didik atau sebesar 18%. Untuk kategori sangat baik, pada aspek ini belum bisa dicapai oleh peserta didik atau masih 0%. Dengan perhitungan seperti itu, diperoleh rata-rata yaitu sebesar 2,32, masuk dalam kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik kurang menguasai aspek penggunaan ejaan dan tanda baca. Kondisi yang seperti inilah yang perlu diberikan perhatian khusus dan penanganan khusus dalam upaya peningkatan hasil belajar, khususnya aspek penggunaan ejaan dan tanda baca. Penggunaan ejaan dan tanda baca merupakan aspek yang sangat penting, karena hal ini merupakan modal dasar untuk kita bisa menulis dengan baik dan benar.

116

117

4.2.1.2 Hasil Tes Individu

Selain terdapat tes kelompok, pada siklus I ini juga terdapat tes individu. Tes individu ini diberikan setelah peserta didik melakukan tes kelompok. Tes individu ini diberikan untuk melihat kemampuan masing-masing peserta didik dalam menyimak berita. Hasil penilaian tes individu pada siklus I ini dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini.
Tabel 19 Hasil Tes Individu Keterampilan Menyimak Berita Siklus I

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Rentang nilai 85-100 70-84 60-69 50-59 <50

Frekuensi Bobot skor 85 1 677 9 447 7 428 8 338 9 34 1975

Persen (%) 4% 34% 23% 22% 17% 100%

Rata-rata

1975 = 58,08 34

Pada tes individu, terdapat 1 peserta didik atau sebesar 4% yang sudah masuk pada kategori sangat baik dengan jumlah skor 85, 9 peserta didik mendapatkan nilai baik dengan jumlah skor 677 atau sebesar 34%, dengan jumlah skor 447 terdapat 7 peserta didik atau 23% yang masuk dalam kategori cukup. Selanjutnya terdapat 8 peserta didik atau 22% yang masuk dalam kategori kurang dengan jumlah skor 428. Kemudian masih juga terdapat 9 peserta didik yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan jumlah nilai 338 atau sebesar 17%. Dari hasil nilai kelompok dan nilai individu, keduanya digabungkan dengan cara menjumlahkan rata-rata masing-masing nilai sehingga akan dihasilkan nilai keseluruhan pada tahap siklus I. Dengan keterangan tersebut maka diperoleh nilai rata-rata siklus I adalah sebesar 59,84.

117

118

Dari hasil perhitungan di atas dan berdasarkan tabel menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menyimak berita peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken mencapai nilai rata-rata 59,84 yang masuk dalam kategori kurang. Skor rata-rata pada siklus I tersebut mengalami peningkatan dari tahap prasiklus. Peningkatan itu sebesar 3,20. Dengan hasil yang masih jauh dari kategori nilai baik, peneliti merasa belum puas dan belum berhasil dalam upaya peningkatan keterampilan menyimak berita pada siklus I, karena target yang ingin dicapai peneliti pada pembelajaran keterampilan menyimak berita ini adalah 70 atau pada kategori nilai baik. Masih rendahnya keterampilan menyimak berita pada peserta didik, disebabkan oleh masih kurang konsentrasinya peserta didik terhadap tayangan berita yang diputarkan peneliti, sehingga pemahaman yang didapatkan masih kurang dan juga masih kurang memperhatikannya peserta didik dengan kaidah EYD dalam penulisan dan juga aspek kepaduan kalimat. Selain hal itu, pembelajaran yang dilakukan guru dirasakan masih baru bagi peserta didik, sehingga cara pembelajaran baru merupakan proses awal bagi peserta didik untuk menyesuaikan diri dalam pembelajaran. Hasil tes individu yang diperoleh pada siklus I ini juga merupakan penjumlahan dari bentuk soal isian singkat dan soal essai yang semuanya tergabung dalam 6 aspek penilaian, seperti sudah disebutkan pada tes kelompok. Hasil nilai individu seperti terlihat pada tabel 20 berikut ini.
Tabel 20 Hasil Tes Isian Singkat dan Tes Essai

No Bentuk Tes 1 Isian singkat 2 Essai Jumlah

Frekuensi 34 34

Bobot Skor 1100 875 1975

Rata-rata 32,35 25,73 58,08

118

119

Dari hasil tersebut, masing-masing dapat dijabarkan per aspeknya sehingga diketahui dengan jelas perhitungan penilaian tersebut secara jelas dan rinci. Berikut ini penjabaran pada masing-masing aspeknya.

4.2.1.2.1 Hasil Isian Singkat Tes Menyimak Berita Siklus I Tabel 21 Hasil Isian Singkat Unsur 5W + 1H

No 1 2 3 4 5 6

Unsur Apa (what) Siapa (who) Dimana (where) Kapan (when) Mengapa (why) Bagaimana (how) Jumlah

Skor 10 10 10 10 10 10

Frekuensi Bobot skor 340 34 270 27 50 5 60 6 250 25 130 13 110 1100

Persen Rata-rata (%) 31% 24,5% 1100 = 32,35 4,5% 34 5% 23% 12% 100%

Dari tabel 21 dapat diketahui bahwa seluruh peserta didik yang mengikuti pembelajaran mampu menjawab pertanyaan dengan unsur what (apa) atau sebesar 31%, terdapat 27 peserta didik yang mampu menjawab pertanyaan unsur who (siapa) atau 24,5%. 4,5% atau 5 peserta didik menjawab unsur where (dimana), terdapat 6 peserta didik atau 5% yang mampu menjawab unsur when (kapan), unsur why (mengapa) dijawab oleh 25 peserta didik atau 23%, dan 13 peserta didik atau sebesar 12% mampu menjawab pertanyaan dengan unsur how (bagaimana). Dengan rincian yang seperti itu dan berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh skor rata-rata 32,35. Dari situ dapat disimpulkan bahwa peserta didik cukup memahami isi berita yang ditayangkan. Hasil rata-rata kelompok yaitu 35,58 dan rata-rata individu 32,35, maka dapat diperoleh rata-rata 119

120

keseluruhan 33,96. Itulah rata-rata keseluruhan yang diperoleh peserta didik dari hasil pengerjaan secara kelompok atau pun individu. Rata-rata 33,96 dapat diartikan bahwa walaupun secara kerjasama kelompok atau pun individu, para peserta didik sudah cukup mampu memahami isi berita melalui kegiatan menyimak berita yang ditayangkan guru.

4.2.1.2.2 Hasil Essai Individu Tes Menyimak Berita Siklus I Tabel 22 Hasil Essai Tes Menyimak Berita

No 1

Aspek Jumlah skor Kesesuaian isi kalimat dengan pokok287 pokok berita 2 Jumlah kalimat 282 3 Penyusunan kalimat 80 4 138 Diksi 5 Ejaan dan tanda baca 88 Jumlah 875

Rata-rata 8,44 8,29 2,35 4,06 2,59 25,73

Dari hasil perhitungan pada bentuk tes essai tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata yang diperoleh adalah 25,73. Nilai tersebut diperoleh dari masing-masing perhitungan per aspeknya. Rincian per aspeknya dijelaskan sebagai berikut.

1) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Kesesuaian Isi Kalimat dengan Pokok-pokok Berita

Penilaian soal tes essai secara individu pada aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita fokusnya masih sama seperti pada tes kelompok. Hasil penilaian pada aspek ini dapat dilihat pada tabel 23.

120

121

Tabel 23 Hasil Essai Aspek Kesesuaian Isi Kalimat dengan Pokok-Pokok Berita

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Rentang skor 13-15 10-12 7-9 4-6 1-3

Frekuensi Bobot skor 56 4 131 11 54 8 45 10 1 1 34 287

Persen (%) 19,5% 45,6% 18,8% 15,7% 0,4% 100%

Rata-rata

287 = 8,44 34

Data pada tabel 23 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada aspek ini adalah 8,44. Rata-rata ini mengalami peningkatan dari hasil pekerjaan kelompok yang nilai rata-ratanya 7,08. Peningkatan yang terjadi sebesar 1,36. Dengan adanya peningkatan ini, menjadikan suatu bukti bahwa terjadi proses perbaikan pada peserta didik, setelah dilakukannya tindakan-tindakan perbaikan oleh guru. Rincian nilai pada tabel 17 dapat dijelaskan seperti ini, 19,5% atau 4 peserta didik menempati kategori sangat baik dengan rentang skor antara 13-15, 11 peserta didik atau 45,6% memperoleh predikat baik dengan rentang skor 10-12, kategori cukup dengan rentang skor 7-9 ditempati oleh 8 peserta didik atau sebesar 18,8%. Untuk kategori kurang dengan rentang skor 4-6 diperoleh oleh 10 peserta didik atau sebesar 15,7%, dan kategori sangat kurang dengan skor 1-3 diperoleh oleh 1 peserta didik atau sebesar 0,4%. Rata-rata 8,4 bermakna, peserta didik sudah baik dalam rangka penguasaan aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita. Jadi peserta didik sudah mampu memahami berita yang ditayangkan, hal itu didasari dengan sudah mampunya mereka menuliskan pokok-pokok berita ke dalam suatu kalimat dengan baik. Secara keseluruhan nilai rata-rata pada aspek

121

122

kesesuaian isi kalimat dari hasil kelompok dan individu pada siklus I ini adalah 7,77.

2) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Jumlah Kalimat

Penilaian aspek jumlah kalimat pada tes individu ini fokusnya juga masih sama dengan tes dalam bentuk kelompok. Hasil penilaian tes aspek jumlah kalimat yang dilakukan secara individu dapat terlihat pada tabel 24.
Tabel 24 Hasil Essai Aspek Jumlah Kalimat

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 10 8 6 4 2

Frekuensi Bobot skor 180 18 64 8 24 4 12 3 2 1 34 282

Persen (%) 63,8% 22,7% 8,5% 4,3% 0,7% 100%

Rata-rata

282 = 8,29 34

Data tabel 24 menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menyimak berita peserta didik pada aspek jumlah kalimat mencapai rata-rata 8,29 dalam kategori baik. Jumlah kalimat melebihi perintah yang diberikan mendapat skor 10 atau skor maksimal yang dicapai 18 peserta didik atau sebesar 63,8%. Kategori baik dengan skor 8 dicapai oleh 8 peserta didik atau 22,7%. Kategori cukup dengan skor 6 dicapai 4 peserta didik atau 8,5%. Kategori kurang dengan skor 4 ada 3 peserta didik atau 4,3%, dan kategori sangat kurang dengan skor 2 ada 1 peserta didik atau 0,7%. Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa peserta didik sudah baik pada aspek jumlah kalimat yang disesuaikan dengan isi berita. Banyak sedikitnya kalimat yang dibuat oleh peserta didik dapat mencerminkan seberapa pandaikah mereka dalam mengembangkan pemahaman mereka atau menerangkan 122

123

pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat. Untuk mengetahui tingkat keterampilan peserta didik pada aspek jumlah kalimat dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai kelompok dengan nilai individu pada aspek ini lalu membaginya. Dengan perhitungan yang seperti itu maka akan diperoleh suatu nilai rata-rata aspek jumlah kalimat siklus I yaitu 8,85. Jadi secara keseluruhan peserta didik sudah masuk dalam kategori sangat baik, yaitu pada skor 8,85 dalam penguasaan aspek jumlah kalimat.

3) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Penyusunan Kalimat

Penilaian aspek penyusunan kalimat difokuskan pada kepaduan antar kalimat yang dibuat dalam suatu paragraf, sehingga menjadikan suatu paragraf yang utuh dan mudah dipahami maknanya. Semakin padu kalimat yang dibuat dalam suatu paragraf, maka dapat dikatakan paragraf atau kalimat itu baik. Penilaian aspek penyusunan kalimat dapat dilihat pada tabel 25.
Tabel 25 Hasil Essai Aspek Penyusunan Kalimat

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 5 4 3 2 1

Frekuensi 4 4 6 6 14 34

Bobot skor 20 16 18 12 14 80

Persen (%) 25% 20% 22,5% 15% 17,5% 100%

Rata-rata

80 = 2,35 34

Berdasarkan tabel 25 tersebut dapat dijelaskan bahwa skor peserta didik dalam menyimak berita pada aspek penyusunan kalimat hanya mencapai nilai rata-rata 2,49. Pemerolehan skor rata-rata tersebut dikategorikan kurang. Secara jelas dapat

123

124

diketahui bahwa kemampuan peserta didik dalam meyusun kalimat masih kurang dan itu perlu ditingkatkan sampai pada kategori baik. Hasil perhitungan itu dapat diuraikan sebagai berikut. Peserta didik yang mencapai kategori sangat baik dengan skor 5 ada 4 peserta didik atau 25%. Kategori baik dengan skor 4 dicapai 4 peserta didik atau 20%. 6 peserta didik atau 22,5% pada kategori cukup dengan skor 3, sedangakan 6 peserta didik lainnya atau sebesar 15% masuk pada kategori kurang dengan skor 2, dan peserta didik yang mendapat skor 1 sebanyak 14 peserta didik atau 17,5% masuk pada kategori sangat kurang. Dari hasil rata-rata pada hasil tes individu yaitu 2,35 dan rata-rata tes kelompok 2,62 maka dapat diperoleh nilai rata-rata keseluruhan aspek penyusunan kalimat pada siklus I yaitu 2,49. Dengan hasil rata-rata pada siklus I 2,49 maka dapat dikatakan bahwa peserta didik sudah cukup baik dalam penguasaan aspek penyusunan kalimat.

4) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Diksi

Penilaian aspek diksi (pilihan kata) pada suatu kalimat difokuskan pada pemilihan kata antara yang baku dan tidak baku dalam penggunaannya. Dalam lingkungan formal kita harus lebih menitik beratkan pada penggunaan kata-kata baku, jika dibandingkan pada situasi non formal atau pergaulan. Selain kebakuan, kesesuaian penggunaan pilihan kata dalam suatu kalimat juga perlu diperhatikan, sehingga tidak menimbulkan makna kalimat yang rancu dan ambigu. Hasil penilaian tes menyimak berita aspek diksi (pilihan kata) dapat dilihat pada tabel 26.

124

125

Tabel 26 Hasil Essai Aspek Diksi

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 5 4 3 2 1

Frekuensi 7 23 3 1 0 34

Bobot skor 35 92 9 2 0 138

Persen (%) 25% 67% 7% 1% 0% 100%

Rata-rata

138 = 4,06 34

Data pada tabel 26 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik pada aspek
diksi, kategori sangat baik dengan skor 5 dicapai 7 peserta didik atau 25%.

Pemerolehan skor 4 dengan kategori baik dicapai oleh 23 peserta didik atau 67%. Skor 3 dengan kategori cukup diperoleh oleh 3 peserta didik atau 7%. Kategori kurang dengan skor 2 ada 2 peserta didik atau 1%, sedangkan kategori sangat kurang tidak diperoleh oleh peserta didik. Dari perhitungan tersebut maka diperoleh rata-rata 4,06. Rata-rata 4,06 masuk pada kategori baik. Sehingga dapat disimpulkan peserta didik sudah mampu memilih dan memilah penggunaan kata yang tepat dan baku yang disesuaikan dengan kebutuhannya. Dari hasil kelompok dan hasil individu yang sudah baik pada aspek ini, maka akan kita lihat secara keseluruhan nilai rata-rata pada aspek ini. Nilai rata-rata secara keseluruhan pada aspek ini diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai rata-rata hasil kelompok 4,59 dan hasil individu 4,06 lalu dibagi dua sehingga diperoleh rata-rata keseluruhan 4,33. Dengan rata-rata 4,33 pada kategori baik, sehingga dikatakan secara keseluruhan peserta didik sudah mampu menggunakan diksi dalam pembuatan kalimatnya.

125

126

5) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

Penilaian aspek ini difokuskan pada ketepatan peserta didik dalam penggunaan ejaan yang disesuaikan dengan Ejaan yang Disempurnakan dan ketepatan penggunaan tanda baca. Hasil tes ini dapat dilihat pada tabel 27.
Tabel 27 Hasil Essai Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 5 4 3 2 1

Frekuensi 3 7 7 7 10 34

Bobot skor 15 28 21 14 20 88

Persen (%) 17% 32% 24% 16% 11% 100%

Rata-rata

88 = 2,59 34

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 27 di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat 3 peserta didik atau 17% yang menduduki kategori sangat baik dengan skor 5. Kategori baik dengan skor 4 ada 7 peserta didik atau sebesar 32%. Kategori cukup dengan skor 3 sebesar 24% atau 7 peserta didik juga. Kategori kurang pada skor 2 dicapai 7 peserta didik atau 16%. Dan kategori sangat kurang dengan skor 1 masih dicapai sebanyak 10 peserta didik atau sebesar 11%. Kali ini nilai rata-ratanya adalah 2,59. Rata-rata itu dikategorikan pada kategori cukup. Jadi disimpulkan bahwa secara individu peserta didik sudah cukup baik dalam penggunaan ejaan yang disesuaikan dengan kaidah EYD dan peserta didik juga sudah cukup baik dalam penggunaan tanda bacanya. Secara kelompok, peserta dinyatakan kurang mampu dalam pengguanaan ejaan dan tanda baca dengan nilai rata-rata 2,32, tetapi secara individu, peserta didik dinyatakan sudah cukup

mampu dalam penggunan ejaan dan tanda baca dengan nilai rata-rata 2,59. Hasil 126

127

rata-rata keseluruhan penguasaan peserta didik pada aspek ini adalah 2,46. Dengan hasil itu, maka pada siklus I peserta didik kurang mampu dalam penggunaan ejaan dan tanda baca. Hasil tes menyimak berita pada siklus I dapat dilihat pada grafik 2 di bawah ini.
Grafik 2 Hasil Tes Menyimak Berita Siklus 1

80 60 40 20 0

Series2

J u m la h S k o r

76 75 72,5 72,5 72 71 72,5 1 7 70,5 69,5 70 69 68,5 65,5 65 60,5 59,5 57,5 57,5 7 5 57 51 52 54 51 51 48,5 48,5 47,5 47 47 42,5 47 39

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Subjek Penelitian

Grafik 2 di atas menunjukkan bahwa peserta didik yang berada pada kategori sangat baik dengan nilai 85-100 adalah 0%, peserta didik pada kategori baik dengan nilai 70-84 dicapai oleh 10 peserta didik atau sebesar 29,41%, untuk lebih jelasnya lihat pada grafik untuk nilai di atas skor 60 dan di bawah 80, skor 70 berada diantara skor tersebut. Kategori cukup dengan nilai 60-69 dicapai oleh 6 peserta didik atau sebesar 17,65%. Nilai dengan kategori cukup berada di atas skor 60. Sedangkan kategori kurang dengan nilai 50-59 yang bearada diantara skor 60 dan 40 dicapai oleh 10 peserta didik atau sebesar 29,41% dan 8 peserta didik atau sebesar 23,53% menempati kategori sangat kurang dengan nilai <50. Pada siklus I ini dicapai nilai rata-rata 59,85 yang masuk pada kategori cukup. Meskipun belum mencapai target yang diinginkan yaitu nilai 70 pada kategori baik, tetapi hasil tersebut sudah merupakan hasil yang cukup bagus atau merupakan awal yang baik. 127

128

4.2.2 Hasil Nontes

Hasil penelitian nontes pada siklus I ini didapatkan dari hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Hasil selengkapnya dijelaskan pada uraian berikut.

4.2.2.1 Hasil Observasi

Pengambilan data observasi dilakukan selama proses pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken. Pengambilan data observasi ini bertujuan untuk melihat respons peserta didik dalam menerima pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Objek sasaran yang diamati dalam observasi adalah peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken, dengan jumlah 34 pada siklus I ini. Hal yang diamati adalah perilaku yang positif ataupun negatif yang muncul saat pembelajaran berlangsung. Adapun hal-hal yang diamati meliputi dua jenis perilaku, yaitu: (1) keaktifan peserta didik mendengarkan penjelasan guru/apersepsi dan (2) keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran menyimak berita. Dari kedua jenis perilaku tersebut, masing-masing dijabarkan sebagai berikut. Perilaku pertama yaitu keaktifan peserta didik mendengarkan penjelasan guru/apersepsi dibagi menjadi beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain: (1) semangat dan kesungguhan peserta didik dalam mengikuti penjelasan guru, (2) perhatian peserta didik ketika mendengarkan penjelasan guru, (3) keaktifan peserta didik untuk bertanya dan memberi komentar pada materi yang diberikan, dan (4) kesediaan peserta didik membuat catatan-catatan mengenai hal-hal penting dari penjelasan guru. Perilaku

128

129

kedua dijabarkan menjadi lima aspek, aspek-aspek tersebut antara lain: (1) peserta didik mengamati berita dan mencari pokok-pokok berita dengan membuat catatancatatan kecil, (2) peserta didik aktif bertanya tentang isi berita yang belum dipahaminya, (3) peserta didik menyimak berita yang diperdengarkan, (4) peserta didik melakukan latihan (drill) dengan mengerjakan tugas-tugas dari guru, dan (5) peserta didik menulis berita ke dalam beberapa kalimat. Dari beberapa aspek tersebut dan berdasarkan hasil pengamatan, maka diperoleh hasil observasi seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 28 Hasil Observasi Siklus I

No 1

Jenis Perilaku Keaktifan mendengarkan penjelasan guru/apersepsi

Keaktifan selama proses pembelajaran menyimak berita

Respons Positif Negatif 1. peserta didik semangat dan bersungguh34 0 sungguh mengikuti penjelasan guru. 28 6 2. ada peserta didik yang berbicara sendiri/kurang memperhatikan penjelasan guru 3. peserta didik aktif bertanya, berkomentar 4 30 tentang materi yang diberikan. 4. peserta didik mau membuat catatan 34 0 mengenai hal-hal yang penting 34 0 1. peserta didik mengamati berita dan mencari pokok-pokok berita dengan membuat catatan-catatan kecil 2. peserta didik aktif bertanya tentang isi berita yang belum dipahaminya. 3. peserta didik menyimak berita yang diperdengarkan. 4. peserta didik melakukan latihan (drill) dengan cara mengerjakan tugas-tugas dari guru 5. peserta didik menulis berita ke dalam beberapa kalimat 2 34 34 32 0 0

Aspek

34

129

130

Pada siklus I ini, melalui kegiatan observasi dapat dideskripsikan beberapa perilaku peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Selama melakukan kegiatan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, tidak semua peserta didik mengikuti pembelajaran dengan baik. Terdapat 6 peserta didik atau sebesar 18% peserta didik yang kurang memperhatikan penjelasan guru, mereka cenderung lebih suka berbicara sendiri dengan teman sebangkunya atau teman di depan dan di belakangnya. Hal itu dilakukan khususnya oleh peserta didik laki-laki yang berada pada barisan belakang. Namun, 82% lainnya sudah memperhatikan guru. Meskipun masih terdapat beberapa peserta didik yang kurang memperhatikan guru, hal tersebut tidak menjadikan penghambat berlangsungnya proses belajar. Mereka cukup aktif dalam bertanya dan berkomentar tentang materi yang diberikan dan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Walaupun cara menjawabnya tidak berani dengan tunjuk jari, tetapi dengan cara ditunjuk oleh guru dan mereka menjawabnya secara serempak. Dari hasil pengamatan, persentase tingkat keaktifan peserta didik adalah sebesar 12% atau sebanyak 4 peserta didik. Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa pada kegiatan awal ataupun inti pembelajaran sebagian besar peserta didik semangat, bersunguh-sungguh, dan berkonsentrasi dalam mengikuti penjelasan guru, begitupun dalam hal membuat catatan-catatan penting dari penjelasan guru. Mereka bersungguh-sungguh dalam mencatat hal-hal penting yang dijelaskan oleh guru. Pada siklus I ini, peserta didik

130

131

masih cenderung agak pasif. Hal ini dimungkinkan karena peserta didik masih malu, kurang tertarik/senang, grogi/tidak berani, dan juga mereka tidak mempunyai ide pertanyaan. Sebagian besar dari mereka memilih diam daripada bertanya. Kondisi yang seperti ini tentunya harus dicarikan solusi pemecahannya, agar peserta didik secara merata aktif bertanya ataupun berpendapat tanpa harus ragu ataupun malu. Masalah ini merupakan suatu tugas bagi peneliti untuk memperbaiki pada siklus selanjutnya. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru memutarkan VCD berita dan guru meminta kepada peserta didik agar mereka berkonsentrasi penuh selama pemutaran VCD dan membuat catatan-catatan kecil tentang pokok-pokok beritanya. Karena dengan berkonsentrasi mereka dapat memahami isi berita secara baik. Sebagian besar dari mereka sudah berkonsentrasi dalam menyimak berita dan sudah terlihat membuat catatan-catatan kecil. Setelah peserta didik menyimak berita, guru memberikan kesempatan pada mereka untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas atau belum dipahaminya dalam tayangan berita tersebut. Tetapi hanya ada 2 peserta didik atau sebesar 5,89% saja yang bertanya dan lainnya hanya diam saja. Sikap diam saja tersebut, bisa diartikan mereka sudah paham atau benar-benar tidak memahami berita yang ditayangkan. Tetapi dengan sudah adanya beberapa peserta didik yang bertanya, hal itu merupakan awal yang baik. Setelah kegiatan menyimak selesai, guru memberikan soal pada peserta didik, yang sifatnya untuk dijadikan latihan dalam rangka penguasaan keterampilan menyimak berita. Latihan-latihan yang diberikan berupa latihan soal isian singkat dan soal essai tentang pokok-pokok berita dan menuliskan pokok-

131

132

pokok berita tersebut ke dalam beberapa kalimat yang padu dalam sebuah paragraf. Ketika mengerjakan latihan yang sifatnya kerja kelompok, mereka terlihat sudah bersungguh-sungguh dalam menegerjakan tugasnya, meskipun tidak dipungkiri masih terdapat beberapa peserta didik yang kurang bekerja sama di dalam kelompoknya. Setelah latihan kelompok, peserta didik diberikan latihan yang sifat pengerjaannya individu. Dalam pengerjaan tugas yang sifatnya individu, mereka cenderung lebih berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan yang terjadi, yang dapat mengganggu berlangsungnya proses pembelajaran. Kekurangan itu disebabkan oleh perilaku belajar yang negatif atau kurang kondusif, yang masih menonjol dari peserta didik. Peserta didik belum dapat menyesuaikan pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Selain itu kesalahan teknis dalam penggunaan media dan kurang jelasnya peneliti dalam memberikan penjelasan juga memberikan peran serta. Keadaan ini merupakan masalah besar yang harus dipecahkan peneliti. Rencana pembelajaran pada siklus berikutnya tentunya harus lebih dimatangkan lagi, agar perilaku belajar yang negatif tergeser menjadi perilaku belajar yang positif dan kekurangan-kekurangan yang terjadi tidak terulang lagi, sehingga proses pembelajaran pada tahap selanjutnya lebih baik.

132

133

4.2.2.2 Hasil Jurnal

Jurnal yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi tentang sikap, perilaku dan respons peserta didik terhadap pembelajaran dengan metode drill melalui media audio-visual adalah jurnal guru dan jurnal siswa. Jurnal guru yang berwenang mengisi adalah guru yang mengamati peneliti dalam memberikan pembelajaran pada peserta didik dan jurnal siswa yang harus diisi peserta didik. Dari lembar jurnal guru hal-hal yang dijadikan perhatian adalah (1) respons peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (2) keaktifan peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (3) keaktifan peserta didik dalam mengerjakan latihan yang diberikan guru, (4) pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual dan (6) fenomena-fenomena lain yang dimungkinkan muncul ketika pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio visual berlangsung. Dari hal-hal tersebut, maka dapat diperoleh suatu hasil pengamatan, bahwa selama proses pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, respons yang diberikan peserta didik sudah cukup baik walaupun ada beberapa dari peserta didik yang kurang memperhatikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Kebanyakan dari peserta didik masih kurang aktif bertanya, sehingga sebagian besar guru yang menguasai kegiatan pembelajaran. Dalam mengerjakan latihan yang diberikan, para peserta didik sudah bersungguh-sungguh, mereka cukup antusias dalam mengikuti

pembelajaran meskipun tetap masih ada peserta didik yang terlihat acuh pada

133

134

pembelajaran yang diberikan guru. Peserta didik cukup memahami konsep pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, karena pada awal pertemuan, guru terlebih dahulu menjelaskan konsep pembelajaran ini. Ditemukan fenomena lain yang terjadi ketika proses pembelajaran yaitu terdapat peserta didik yang bandel dan kurang menghormati guru, sehingga dalam mengikuti pembelajaran dan megerjakan tugas dilakukan semaunya sendiri dan hal itu memaksa guru untuk memberikan peringatan pada peserta didik tersebut. Selain jurnal guru, masih terdapat jurnal siswa yang dapat dijadikan pedoman untuk mengukur respons peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Jurnal siswa ini harus diisi oleh peserta didik. Pengisian jurnal tersebut dilakukan pada akhir pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Tujuan diadakannya jurnal siswa ini untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada saat berlangsungnya pembelajaran dan untuk mengungkap pendapat peserta didik mengenai kemudahan dan kesulitan yang mereka alami, serta pesan dan kesan peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill

melalui media audio-visual. Hal-hal yang harus diisi oleh peserta didik pada jurnal siswa ini adalah (1) perasaan peserta didik ketika mengikuti pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (2) ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (3) tanggapan peserta didik tentang cara peneliti menyampaikan materi selama proses pembelajaran, (4) pengaruh pembelajaran

134

135

menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual terhadap cara belajar peserta didik, dan (5) pesan dan kesan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Setelah proses pembelajaran berakhir, guru membagikan jurnal siswa ini. Pada siklus I ini, peserta didik yang dapat hadir 34 peserta didik. Kesemuanya mendapatkan dan mengisinya dengan antusias dan situasi tenang . Dan berikut ini hasil jurnal siswa pada siklus I.
Tabel 29 Hasil Jurnal Siswa Siklus I

No 1

Aspek Pertanyaan Apakah Anda merasa senang dengan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Mengapa? Apakah Anda tertarik belajar menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Bagaimana tanggapan Anda tentang cara peneliti menyampaikan materi selama proses pembelajaran? Apakah Anda akan menjadi lebih rajin dalam berlatih menyimak berita setelah pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual diberikan? Jelaskan! Berikan pesan dan kesan Anda terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan! Jumlah

Respons Peserta Didik Positif Negatif 33 1

33

32

33

28

159

11

Hampir seluruh peserta didik senang dan tertarik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Hal itu tampak pada jawaban-jawaban mereka pada lembar jurnal. Terdapat 33 peserta didik atau sebesar 97, 06% yang mengaku senang dan tertarik dengan pembelajaran karena 135

136

pembelajaran

yang

dilakukan

oleh

guru

tidak

membuat

jenuh,

tidak

membosankan, pembelajaran yang dilakukan dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi. Sedangkan 0,04% atau 1 peserta didik mengaku kurang tertarik dan senang dengan pembelajaran ini. Hal itu disebabkan oleh, dia tidak memahami dan menguasai metode drill yang dilatihkan peneliti. Bagi peserta didik yang menyukai pembelajaran ini, mereka berpendapat bahwa dengan penggunaan media VCD, para peserta didik lebih cepat memahami materi, pembelajaran mereka rasakan lebih terasa cepat daripada mencatat. Dari jawaban itu, dapat terlihat bahwa, pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sebelumnya dilakukan dengan memberikan catan-catatan dan masih menggunakan metode ceramah. Pembelajaran seperti itu mereka rasakan tidak menyenangkan, tidak efektif, dan lebih membosankan. Selain itu, pendapat mereka terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual dapat meningkatkan mutu belajar dan membuat mereka menjadi lebih rajin. 34 peserta didik lainnya berpendapat bahwa peneliti dalam mengajar santai, menyenangkan dan sudah jelas dalam menjelaskan materi. Walaupun respons peserta didik terlihat sangat baik dalam menerima pembelajaran menyimak berita, tetapi tetap terdapat kesulitan-kesulitan dan masukan-masukan dari peserta didik dalam rangka perbaikan selanjutnya. Masukan mereka (1) dengan cara pembelajaran seperti itu terus apakah peserta didik tidak akan bosan?, (2) kalau ada yang ramai dihukum saja, (3) tayangan yang diberikan harus cepat dan jelas. Dan berdasarkan hasil analisis, kesulitankesulitan mereka adalah dalam hal (1) menyusun kalimat yang padu dan utuh, (2)

136

137

pemilihan kata yang baku dan baik, (3) penggunaan ejaan dan tanda baca, dan (4) kurang konsentrasi dalam menyimak berita.

4.2.2.3 Hasil Wawancara

Pada siklus I sasaran wawancara difokuskan pada peserta didik yang mendapat nilai tertinggi dan nilai terendah pada hasil tes menyimak berita. Wawancara ini mengungkap 8 pertanyaan sebagai berikut : (1) apakah yang dirasakan peserta didik setelah melakukan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (2) apakah peserta didik menyukai pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (3) apakah yang menjadi kendala dalam kegiatan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (4) bagaimana pendapat peserta didik tentang cara mengajar guru dalam kegiatan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (5) apakah pembelajaran yang diberikan dapat menarik minat peserta didik, (6) apakah materi yang disampaikan peneliti tadi sesuai dan cocok diberikan kepada peserta didik, (7) apakah latihan yang diberikan pada peserta didik terlalu sulit dan memberatkan peserta didik, dan (8) dapatkah pembelajaran tadi dijadikan salah satu metode dalam pembelajaran yang lain. Hasil wawancara diambil dari 2 orang peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi dan nilai terendah. Perasaan senang dilontarkan oleh kedua peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi, dan terendah. Peserta didik merasa senang dan suka dengan pembelajaran yang dilakukan guru dan cara pembelajarannya. Peserta didik

137

138

mengalami perasaan senang karena mereka mendapatkan cara pembelajaran yang baru dalam pembelajaran menyimak berita. Kenyataan ini sangat relevan dengan respons yang diberikan peserta didik terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Peserta didik pada umumnya menerima dan merespons positif terhadap pembelajaran yang diberikan guru. Pembelajaran yang dilakukan dengan penggunaan media VCD dan diberikannya suatu latihan-latihan dengan tujuan penguasaan suatu keterampilan, menambah semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Walaupun ada sebagian kecil peserta didik yang ramai dan tidak peduli, sebagian besar lainnya tampak senang dan menikmati pembelajaran menyimak berita. Keadaan ini merupakan suatu bentuk perilaku positif peserta didik pada siklus I. Perubahan strategi pembelajaran yang dilakukan guru ternyata memberikan manfaat bagi peserta didik, peserta didik terlihat senang, menikmati pembelajaran yang diberikan oleh guru, seperti yang diungkapkan kedua responden. Mereka mengatakan ada perubahan cara mengajar guru. Mereka mengatakan cara guru mengajar lebih santai dan menyenangkan, dalam menyampaikan materi sudah bagus dan jelas. Kesulitan-kesulitan atau kendala dalam pembelajaran yang dialami peserta didik memang selalu ada. Tidak semua peserta didik dapat menyerap materi pembelajaran dengan mudah, karena kapasitas dalam menerima pembelajaran masing-masing berbeda. Peserta didik yang mendapat prestasi tes menyimak berita rendah, menyatakan bahwa dia belum memahami dan menguasai metode pembelajaran yang dilatihkan. Selain itu, dia mengatakan bahwa dia lebih suka

138

139

pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas daripada pembelajaran yang dilakukan di luar kelas, seperti di laboratorium. Hal inilah yang mungkin menyebabkan dia mendapatkan prestasi tes menyimak berita yang rendah. VCD berita yang ditayangkan dapat dipahami oleh peserta didik tersebut. Mereka menyatakan tidak mengalami kesulitan terhadap pemahaman isi berita. Secara keseluruhan mereka mengatakan memahami isi berita, tetapi kekurangan yang masih terlihat adalah mereka kurang jeli dan teliti terhadap bahan simakan, sehingga ketika memberikan jawaban dari soal yang diberikan guru, jawabannya kurang rinci dan lengkap. Peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi mengatakan bahwa dia merasa senang dengan adanya media yang digunakan guru. Pernyataan tersebut juga terdapat dalam jurnal yang pernah ditulis oleh peserta didik yang mendapat nilai tertinggi. Pengakuannya dengan adanya media yaitu VCD, pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih nyata atau informasi yang didapat lebih langsung bukan dari penjelasan yang diberikan guru, sehingga dia merasa lebih mudah memahami materi dan pembelajaran menjadi terasa cepat. Berbeda dengan peserta didik yang mendapatkan nilai rendah, dia mengatakan tidak suka dengan pembelajaran yang dilakukan di laboratorium dan menggunakan media. Dari hasil wawancara diperoleh jawaban yang berbeda. Peserta didik yang mendapatkan nilai tinggi menyatakan dapat memahami isi berita yang ditayangkan oleh guru, dan pada akhirnya dia bisa menuliskan pokok-pokok isi berita dan menuliskannya menjadi kalimat yang padu dan utuh. Selanjutnya, peserta didik yang mendapatkan nilai rendah menyatakan bahwa dia kurang

139

140

memahami tayangan berita yang diberikan guru sehingga kurang bisa menentukan pokok-pokok berita dan kurang bisa menuliskannya menjadi suatu kalimat yang padu dan utuh. Menurut kedua responden, pembelajaran yang diberikan oleh guru sudah menarik minat mereka, dengan penggunaan metode baru dan penggunaan media mereka menjadi lebih senang dalam mengikuti pembelajaran dan akan lebih rajin belajar. Berhubungan dengan materi, kedua responden menyatakan materi yang disampaikan sudah cocok untuk kelas VIII dan latihan yang diberikan mudah dikerjakan dan diikuti. Metode baru yang diterapkan guru dalam pembelajaran bisa digunakan untuk metode pembelajaran bahasa selanjutnya, karena metode tersebut sangat mudah diikuti dan membuat peserta didik lebih rajin dalam belajar. Dari beberapa jawaban peserta didik, kesimpulan yang didapat adalah mereka suka dengan cara pembelajaran baru yang diberikan guru. Mereka sangat menyukainya, karena pembelajaran yang dilakukan lebih memberikan informasi yang faktual dan pengetahuan, tidak menegangkan, santai, gurunya jelas dalam menyampikan materi, tidak galak dan sabar.

4.2.2.4 Hasil Dokumentasi Foto

Pada siklus I ini, dokumentasi foto yang diambil difokuskan pada kegiatan selama proses pembelajaran. Kegiatan tersebut berupa kegiatan ketika guru

menjelaskan materi pada peserta didik, kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media, kegiatan pembelajaran ketika peserta didik mengerjakan latihan-latihan

140

141

dan kegiatan pengisian jurnal. Dokumentasi berupa gambar ini digunakan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Deskripsi gambar pada siklus I selengkapnya dipaparkan sebagai berikut.

Gambar I Kegiatan Awal Pembelajaran

Gambar tersebut merupakan kegiatan awal sebelum kegiatan inti dilakukan. Kegiatan tersebut berupa guru mengkondisikan peserta didik terlebih dahulu, melakukan apersepsi lalu menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Tidak lupa pula guru menjelaskan metode pembelajaran baru yang akan diberikan oleh guru, sesudahnya guru menjelaskan sedikit materi pembelajaran, menjelaskan teknik pembelajaran 5W + 1H, dan menjelaskan tentang cara menyimak yang baik. Setelah peserta didik mendapatkan gambaran tentang pembelajaran yang akan dilakukan dan sudah mengetahui kegiatan-kegiatan yang akan mereka lalui, dan guru sudah yakin bahwa peserta didik sudah siap dan berkonsentrasi, guru memutarkan VCD berita.

141

142

Kegiatan peserta didik dalam menyimak berita dengan penuh konsentrasi lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2 Peserta Didik Menyimak Tayangan Berita

Gambar

tersebut

merupakan

kegiatan

inti

pembelajaran

setelah

dilaksanakannya kegiatan pendahuluan. Kegiatan tersebut berupa peserta didik menyimak berita dengan penuh konsentrasi, dengan tujuan supaya mereka mampu memahami isi berita dengan baik. Selama kegiatan menyimak tersebut, peserta didik juga diperbolehkan membuat catatan-catatan kecil tentang hal-hal yang berkaitan dengan pokok-pokok berita. Setelah tayangan berita selesai, guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahaminya terkait dengan berita yang telah ditayangkan. Tetapi pada kesempatan itu, tidak ada peserta didik yang bertanya. Mereka kelihatan sudah mampu memahami berita yang ditayangkan. Kegiatan selanjutnya guru memberikan latihan-latihan pada peserta didik. Latihan-latihan tersebut diberikan

142

143

dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap berita yang ditayangkan, sehingga akan terlihat kelompok peserta didik yang memiliki daya simak yang baik, cukup, dan buruk. Latihan yang diberikan berbentuk latihan kelompok dan latihan individu. Berikut ini gambar peserta didik yang melakukan latihan secara berkelompok.

Gambar 3 Peserta Didik Mengerjakan Latihan secara Berkelompok

Tahap pertama dalam mengerjakan latihan yang diberikan adalah dengan cara berkelompok, dengan tujuan untuk pemahaman konsep terlebih dahulu, sehingga jika terdapat kesulitan-kesulitan pada tahap ini peran kerjasama antar kelompok diperlukan. Peserta didik yang kurang memahami tentang hal tertentu bisa bertanya pada teman kelompoknya yang lebih paham. Sehingga pada tahap ini akan terlihat suatu cerminan kehidupan masyarakat Indonesia yang saling membantu dan tolong menolong. Setelah semua peserta didik sudah

143

144

menyelesaiakan soalnya, guru meminta kepada mereka untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman kelompok yang lain. Disinilah keterbukaan cara penilaian yang diberikan guru terlihat, peserta didik diajak belajar untuk menilai pekerjaan teman lain. Mereka harus sportif, tidak ada yang merubah hasil pekerjaan temannya. Guru membacakan jawaban yang benar dan mereka tinggal memberikan tanda benar dan salah. Selanjutnya guru meminta salah satu perwakilan kelompok yang mendapat skor tertingi untuk maju ke depan kelas dan menuliskan hasil pekerjaan soal essai yang berupa membuat paragraf yang terdiri maksimal 5 kalimat. Selesai menuliskan pekerjaannya di papan tulis, guru bersama peserta didik mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada penulisan kalimat tersebut dan sekaligus memberikan pembenarannya. Setelah semua selesai dikoreksi, guru melihat sepintas hasil pekerjaan peserta didik. Dari situ akan terlihat kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada diri peserta didik dalam pengerjaan latihan. Guru memberikan penguatan dan memberikan penjelasan sedikit tentang kekurangan tersebut. Setelah peserta didik sudah memahami kekurangan mereka, guru memberikan latihan selanjutnya. Guru

memutarkan VCD berita lagi, dengan cara yang sama peserta didik menyimak berita, setelah selesai menyimak guru memberikan latihan yang sifat pengerjaannya individu. Untuk memperjelas kegiatan tersebut dapat diamati pada gambar berikut ini.

144

145

Gambar 4 Peserta Didik Mengerjakan Latihan secara Individu.

Latihan yang sifatnya individu ini diberikan oleh guru dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menyimak dan tingkat pemahaman berita masing-masing peserta didik. Dengan cara ini guru akan mengetahui jumlah peserta didik yang mempunyai pemahaman yang baik, cukup, dan kurang. Dan juga akan diketahui daya simak yang tinggi, cukup, dan rendah. Setelah semua peserta didik mengerjakan latihan, guru meminta pada mereka untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman sebangkunya. Kali ini pun mereka harus berlaku sportif. Guru bersama peserta didik mengoreksi soal isian singkat, sesudahnya guru membahas pekerjaan soal essai. Mereka tampak sungguh-sungguh dalam mendengarkan penjelasan yang diberikan guru. Selanjutnya kegiatan diakhiri dengan pengisian jurnal siswa, terlihat pada gambar 5.

145

146

Gambar 5 Peserta Didik Mengisi Jurnal

Gambar tersebut merupakan aktivitas peserta didik ketika sedang mengisi jurnal siswa yang diberikan guru setelah kegiatan pembelajaran selesai. Guru meminta peserta didik untuk mengisi jurnal siswa dengan sejujurnya. Tampak sekali peserta didik bersungguh-sungguh dalam mengisi jurnal.

4.2.3 Tugas Terstruktur bagi Peserta Didik

Setelah selesai pengisian jurnal peserta didik mendapatkan tugas terstruktur dari guru untuk melihat berita di televisi selama 4 hari dan setiap harinya melihat 2 topik berita. Peserta didik harus mencatat pokok-pokok beritanya yang memuat unsur 5W + 1H lalu menuliskannya ke dalam 5 kalimat. Berita yang harus mereka lihat adalah berita Seputar Indonesia yang ditayangkan di stasiun TV RCTI setiap hari pukul 17.30. Tujuan diberikannya tugas terstruktur ini adalah untuk penjembatan atau latihan-latihan dalam upaya penguasaan keterampilan

146

147

menyimak berita. Dan tugas terstruktur yang diberikan ini sebenarnya pencerminan dari metode pembelajaran yang digunakan guru yaitu metode drill yang prinsip dasarnya pemberian latihan yang berulang-ulang sehingga suatu keterampilan dapat dikuasai peserta didik. Jadi antara siklus I dan siklus II ada tenggang waktu sekitar 1 minggu. Dan tenggang waktu itu diisi dengan tugas terstruktur tersebut. Peneliti memberikan waktu khusus dalam rangka pengecekan dan pengoreksian tugas terstruktur tersebut. Waktu satu hari diadakan pertemuan antara peneliti dan peserta didik untuk membahas hasil tugas terstruktur tersebut. Dari hasil pertemuan itu, diketahui bahwa peserta didik mengerjakan tugas dengan baik. Mereka sudah mampu memahami soal yang diberikan guru dan sudah ada peningkatan tentang cara mengerjakan soal dan pemahaman dari berita yang mereka simak. Dari hari ke hari hasil tugas mereka semakin bagus dan hasil yang diperoleh semakin baik pula. Hal itu berarti mereka sudah memahami kaidah metode drill dan unsur 5W + 1H.

4.2.4 Refleksi Siklus I

Pembelajaran menyimak berita pada siklus I ini merupakan upaya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah yang dihadapi pada prasiklus. Permasalahan peserta didik yang berkaitan dengan pembelajaran menyimak berita pada prasiklus yaitu peserta didik belum mampu menuliskan pokok-pokok berita menjadi suatu kalimat yang baik, sehingga terbentuk suatu paragraf yang padu. Peserta didik tidak memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan dan tanda baca dalam pembuatan kalimatnya, sehingga sangat mempengaruhi hasil nilai

147

148

mereka. Selain itu peserta didik kurang konsentrasi dalam menyimak dan kurang rinci dalam menjawab pada masing-masing unsur 5W + 1H, sehingga hasil yang didapat tidak maksimal. Sebagai upaya perbaikan dari prasiklus ke siklus I ini, peneliti menggunakan metode drill dengan media audio-visual. Tujuan dilakukannya teknik pembelajaran ini adalah untuk mengantarkan peserta didik dalam penguasaan keterampilan menyimak berita. Pada siklus I, peneliti juga memberikan penghargaan/hadiah kepada kelompok terbaik. Penentuan kelompok terbaik tersebut berdasarkan keaktifan mereka dalam bekerja sama dan keberanian mereka mengemukakan hasil pekerjaannya. Penghargaan yang diberikan ini bertujuan memotivasi peserta didik agar lebih aktif dan penampilan selanjutnya dapat tampil lebih baik daripada penampilan sebelumnya. Pengambilan data dalam pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual pada siklus I ini ada dua yaitu data tes dan nontes. Aspek-aspek yang dinilai pada siklus I sama dengan aspek penilaian yang digunakan pada prasiklus. Adapun aspek-aspek yang dinilai antara lain: (1) kesesuaian jawaban isian singkat dengan unsur 5W + 1H, (2) kesesuiaan isi kalimat pada essai dengan pokok-pokok berita, (3) jumlah kalimat, (4) penyusunan kalimat, (5) diksi (pilihan kata), dan (6) penggunaan ejaan dan tanda baca. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, hasil tes keterampilan menyimak berita peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken, mencapai nilai rata-rata 59,85 yang masuk dalam kategori kurang. Meskipun masih masuk pada

148

149

kategori yang sama seperti tahap parsiklus, tetapi pada siklus I ini hasil rata-rata yang diperoleh mengalami sedikit peningkatan. Dengan hasil yang masih jauh dari kategori nilai baik, peneliti merasa belum puas dan belum berhasil dalam upaya peningkatan keterampilan menyimak berita pada siklus I, karena target yang ingin dicapai peneliti pada pembelajaran keterampilan menyimak berita ini adalah 70 atau pada kategori nilai baik. Ketika mengadakan refleksi ini, peneliti menanyakan perasaan peserta didik ketika diberikan teknik pembelajaran yang baru. Mereka merasa lebih senang dan tertarik dengan pembelajaran yang baru ini karena pembelajaran yang dilakukan menyenangkan, tidak membuat peserta didik jenuh dan bosan, materi menjadi mudah diingat, pembelajaran terasa cepat, dan teknik pembelajaran yang baru sangat mudah untuk diikuti. Berkaitan dengan penggunaan media VCD, peserta didik berpendapat bahwa dengan adanya tayangan berita secara langsung mereka dapat memperoleh informasi secara langsung tanpa mendengarkan ceramah guru, peserta didik menjadi semakin tahu keadaan sekitarnya, dan mereka dapat menambah pengetahuan. Selain penggunaan VCD, pada pembelajaran ini tidak dilupakan pula kehadiran metode drill. Menurut mereka dengan adanya metode drill mereka menjadi lebih rajin. Secara umum, peserta didik merasa senang dengan teknik pembelajaran yang diterapkan guru. Materi menyimak berita ini sebelumnya pernah disampaikan oleh guru mata pelajaran mereka, tetapi teknik yang diterapkan berbeda dengan teknik yang digunakan peneliti. Pembelajaran menyimak berita yang diterapkan peneliti

149

150

merupakan hal yang baru bagi mereka sehingga dalam pelaksanaanya tidak semua peserta didik mampu mengikutinya karena tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan peserta didik berbeda-beda. Jadi hasil yang diperoleh pada siklus I ini kurang memuaskan. Diharapkan pada siklus II, hasil yang diperoleh peserta didik menjadi lebih baik. Peneliti akan mengadakan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan. Refleksi tersebut dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran menyimak berita ini.

4.3 Hasil Penelitian Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan karena pada siklus I keterampilan menyimak berita pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken masih dalam kategori kurang dan belum memenuhi target maksimal pencapaian nilai rata-rata kelas yang telah ditentukan. Selain itu perubahan tingkah laku dalam pembelajaran menyimak berita masih tergolong normal, belum tampak perubahan berarti. Dengan demikian, tindakan siklus II dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan rencana dan persiapan yang lebih matang daripada siklus I. Dengan adanya perbaikan-perbaikan pembelajaran yang mengarah pada peningkatan hasil belajar tanpa mengesampingkan proses pembelajaran dengan metode drill melalui media audio-visual, maka hasil

penelitian yang berupa nilai tes keterampilan peserta didik meningkat dari kategori cukup meningkat ke kategori baik. Meningkatnya nilai tes ini didikuti pula dengan peningkatan perilaku peserta didik yang lebih aktif, kreatif, dan lebih

150

151

terbuka dalam menerima pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Hasil selengkapnya mengenai hasil tes dan nontes siklus II diuraikan secara rinci sebagai berikut.

4.3.1 Hasil Tes

Hasil tes menyimak berita pada siklus II ini merupakan data kedua setelah diberlakukannya perbaikan tindakan pembelajaran pada siklus I, namun masih menggunakan pembelajaran dengan metode drill melalui media audio-visual. Kriteria penilaian pada siklus II ini masih tetap sama seperti pada siklus I, yang meliputi dua penilaian yaitu tes isian singkat dan tes essai yang masing-masing masih dibagi-bagi lagi per aspeknya. Tes isian singkat, aspek di dalamnya masih sama seperti pada siklus I yaitu meliputi penilaian yang terdiri dari 6 unsur yaitu unsur 5W + 1H, yang skor penilaiannya juga masih sama. Begitu pun dengan tes essai, aspek yang menjadi penilaian masih terdiri dari 5 aspek penilaian yang meliputi : (1) kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita, (2) jumlah kalimat, (3) penyusunan kalimat, (4) diksi atau pilihan kata, dan (5) penggunaan ejaan dan tanda baca. Bentuk pengerjaan tes juga masih sama yaitu dengan cara berkelompok dan selanjutnya individu. Pada siklus II ini, peserta didik yang dapat hadir hanya sejumlah 31 peserta didik dari jumlah 39. Hal itu disebabkan oleh terdapat 2 peserta didik yang menjadi perwakilan siswa teladan antar kabupaten, 2 peserta didik mengikuti latihan model dalam rangka menyambut acara peragaaan busana acara perpisahan kelas IX dan 4 lainnya mengikuti latihan karawitan dalam rangka menyambut acara perpisahan juga. Hasil nilai keterampilan

151

152

menyimak berita umum dan hasil penilaian aspek tes keterampilan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 30 Hasil Nilai Keterampilan Menyimak Berita Siklus II

No Kategori 1 2 3 4 5 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah Rata-rata Keterangan : NK NI NG

Rentang Nilai 85-100 70-84 60-69 50-59 <50

Frekuensi Kel. Ind. 5 5 17 10 4 13 5 0 0 3 31 31

Bobot Skor Glob. NK NI 425 5 433 13,5 800 1305 782 8,5 249 0 2,5 270 139 1,5 0 31

NG 429 1052,5 515,5 135 69,5

2146 2257 2201,5 69,23 72,81 71,02

: Nilai Kelompok : Nilai Individu : Nilai Global

Kel Ind

: Kelompok : Individu

Glob : Global

Hasil nilai keterampilan menyimak berita di atas diperoleh dengan penjumlahan pada masing-masing bentuk tes dan penjumlahan pada tiap aspeknya. Dari penilaian bentuk tes kelompok, penilaian individu dan juga penjumlahan pada masing-masing aspeknya, maka diperoleh nilai rata-rata kelompok sebesar 69,23 dan nilai rata-rata individu sebesar 72,81. Dari hasil nilai rata-rata kelompok dan individu tersebut maka diperoleh nilai rata-rata keseluruhan pada siklus II ini adalah 71,02. Berikut ini rincian perolehan nilai tersebut.

152

153

Tabel 31 Hasil Nilai Aspek Keterampilan Menyimak Berita Siklus II

No

Bobot Skor NK NI NG 1 Unsur 5W + 1H 1110 1410 1260 2 Kesesuaian isi kalimat dengan 363 253 310,5 pokok-pokok berita 3 Jumlah kalimat 292 258 275 4 Penyusunan kalimat 120 108 114 5 150 135 142,5 Diksi 6 Ejaan dan tanda baca 111 93 102 Jumlah 2146 2257 2201,5

Aspek

Nilai rata-rata NK NI NG 35,81 45,49 40,65 11,71 8,16 9,93 9,42 3,87 4,84 3,58 69,23 8,32 3,48 4,35 3,00 72,81 8,87 3,68 4,60 3,29 71,02

Keterangan : NK NI NG : Nilai Kelompok : Nilai Individu : Nilai Global Dari hasil perhitungan per aspek juga diketahui bahwa nilai rata-rata kelompok 69,23, nilai rata-rata individu 72,81 dan nilai rata-rata keseluruhan 71,02. Hasil tersebut sudah sesuai dengan hasil penilaian. Dengan sudah sesuainya hasil rata-rata nilai dan hasil rata-rata per aspek maka penilaian yang dilakukan sudah valid. Berikut ini uraian dan rincian pemerolehan penilaian pada siklus II. Uraian ini dimaksudkan untuk memperjelasnya.

4.3.1.1 Hasil Tes Kelompok

Pada siklus II pun diberlakukan penilaian secara kelompok dan individu. Tujuan diadakannya tes kelompok adalah untuk mendidik peserta didik berjiwa kerja sama dan tolong menolong. Tes kelompok ini merupakan suatu cara yang dilakukan untuk pemahaman konsep pembelajaran yang dilakukan guru. Dengan 153

154

cara kelompok peserta didik bisa saling bertanya dengan temannya mengenai halhal yang belum dipahaminya. Penilain pada bentuk tes kelompok juga diperoleh dari tes isian singkat dan tes essai. Berikut ini hasil penilaian secara umum tes isian singkat dan tes essainya.
Tabel 32 Hasil Tes Isian Singkat dan Essai

No Bentuk Tes 1 Isian singkat 2 Essai Jumlah

Frekuensi 31 31

Bobot Skor 1110 1036 2146

Rata-rata 35,81 33,42 69,23

Tabel 32 di atas menjelaskan bahwa, pada tes kelompok nilai rata-rata yang diperoleh pada tes isian singkat adalah 35,81 dan nilai rata-rata tes essai adalah sebesar 33,42. Dari hasil kedua nilai rata-rata tersebut maka diperoleh nilai ratarata kelompoknya adalah 69,23. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil penjumlahan rata-rata tes isian singkat dan tes essai harus sesuai dengan hasil nilai tes. Berikut ini hasil perhitungan nilai tes berkelompok.
Tabel 33 Hasil Tes Keterampilan Menyimak Berita pada Siklus II

No Kategori 1 2 3 4 5 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Rentang nilai 85-100 70-84 60-69 50-59 <50

Frekuensi Bobot skor 425 5 800 10 782 13 0 0 139 3 31 2146

Persen (%) 20% 37% 37% 0% 6% 100%

Rata-rata

2146 = 69,23 31

Data tabel 33 menunjukkan bahwa keterampilan menyimak peserta didik VIII A SMP Negeri I Jiken dalam menyimak berita cukup baik, dengan rata-rata mencapai 69,23. Hal ini membuktikan bahwa nilai ini sudah valid. Kevalidan nilai ini didapat karena sudah sesuainya hasil rata-rata nilai tes dengan hasil 154

155

penjumlahan rata-rata nilai tes isian singkat dan tes essai. Karena hakikatnya, pemerolehan nilai tes secara umum adalah hasil penjumlahan dari nilai tes isian singkat dan tes essai. Dari jumlah keseluruhan 31 peserta didik, 5 peserta didik atau sebesar 20% masuk pada kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100, 10 peserta didik diantaranya atau sebanyak 37% termasuk dalam kategori baik dengan rentang nilai 70-84, 13 peserta didik lainnya atau sebanyak 37% menempati kategori cukup dengan rentang nilai 60-69, dan 3 peserta didik lainnya atau sebanyak 6% mendapat nilai sangat kurang dengan rentang nilai <50. Perolehan nilai rata-rata tersebut merupakan penjumlahan dari nilai tes isian singkat dan tes essai. Masing-masing penilaian tersebut dijabarkan menjadi subsub aspek, seperti yang dijelaskan berikut ini.

4.3.1.1.1 Hasil Isian Singkat Tes Menyimak Berita Aspek Unsur 5W + 1H

Penilaian aspek unsur 5W + 1H pada siklus II ini fokusnya masih sama seperti pada siklus I yaitu pada benar-tidaknya jawaban dengan unsur-unsur what, who,
where, when, why, dan how. Setiap jawaban yang benar akan memperoleh skor 10

dan jawaban yang salah mendapat skor 0. Tayangan berita yang diberikan berbeda dengan tayangan berita yang diberikan pada siklus I. Tujuannya adalah supaya peserta didik benar-benar mampu menguasai keterampilan menyimak dan mempunyai pemahaman yang baik tentang berbagai macam berita yang disimaknya. Masih sama seperti siklus I juga, bentuk tes yang digunakan berupa tes yang dikerjakan secara kelompok dan secara individu. Hasil penilaian tes isian singkat dapat dilihat pada tabel 34 berikut ini.

155

156

Tabel 34 Hasil Tes Isian Singkat Aspek Unsur 5W +1H

No 1 2 3 4 5 6

Unsur
What Who Where When Why How Jumlah

Skor 10 10 10 10 10 10 60

Frekuensi Bobot skor 31 5 23 10 19 23 186 310 50 230 100 190 230 1110

Persentase (%) 28% 4% 21% 9% 17% 21% 100%

Rata-rata

1110 = 35,81 31

Secara kelompok hasil rata-rata pada soal isian singkat adalah 35,81 yang masuk pada kategori cukup baik. Rincian per bagian unsur dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebanyak 31 peserta didik atau seluruh peserta didik atau sebesar 28% mampu mengerjakan pertanyaan yang mengandung unsur what (apa), 5 peserta didik atau 4% mampu menjawab unsur who (siapa), 21% atau 23 peserta didik mampu menjawab unsur where (dimana), unsur when (kapan) hanya bisa dijawab oleh 10 peserta didik atau 9%, sedangkan unsur why (mengapa) dan how (bagaimana) bisa dijawab oleh 19 peserta didik atau 17% dan 23 peserta didik atau 21%.

4.3.1.1.2 Hasil Essai Tes Menyimak Berita Siklus II Tabel 35 Hasil Essai Tes Menyimak Berita

No 1 2 3 4 5

Aspek Kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita Jumlah kalimat Penyusunan kalimat Diksi Ejaan dan tanda baca Jumlah 156

Jumlah skor 363 292 120 150 111 1036

Rata-rata 11,71 9,42 3,87 4,84 3,58 33,42

157

Tabel 35 di atas menjelaskan tentang penilaian pada masing-masing aspek tes essai. Dari hasil perhitungan pada aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokokpokok berita memperoleh nilai rata-rata 11,71, aspek jumlah kalimat nilai rataratanya 9,42, aspek penyusunan kalimat 3,87, aspek diksi sebesar 4,84 dan aspek ejaan dan tanda baca nilai rata-rata yang diperoleh 3,58. Nilai rata-rata masingmasing aspek tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan nilai rata-rata tes essai kelompok sebesar 33,42. Berikut ini rincian penilaian pada masing-masing aspeknya.

1) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Kesesuaian Isi Kalimat dengan Pokok-pokok Berita

Penilaian aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita difokuskan pada isi kalimat yang dibuat. Sesuai atau tidaknya isi kalimat dengan pokokpokok berita menjadi pertimbangan pertama dalam hal penilaian. Hasil penilaian ini dapat dilihat pada tabel 36.
Tabel 36 Hasil Tes Menyimak Berita Aspek Kesesuaian Isi Kalimat dengan Pokok-Pokok Berita

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Rentang skor 13-15 10-12 7-9 4-6 1-3

Frekuensi 0 31 0 0 0 31

Bobot skor 0 363 0 0 0 363

Persen (%) 0% 100% 0% 0% 0% 100%

Rata-rata

363 = 11,71 31

157

158

Data pada tabel 36 menunjukkan bahwa keterampilan menyimak berita pada aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita masuk dalam kategori baik, dengan nilai rata-ratanya yaitu 11,71. Dari tabel itu juga terlihat bahwa seluruh peserta didik atau sebesar 100% mencapai kategori nilai baik dengan jumlah skor 363, sedangkan untuk kategori lainnya tidak didapatkan peserta didik. Dengan nilai rata-rata 11,71 maka dapat dikatakan bahwa peserta didik sudah paham dengan pokok-pokok berita yang terdapat pada berita ditayangkan. Hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I rata-rata yang diperoleh adalah 7,08 sedangkan pada siklus II ini rata-rata yang diperoleh 11,71. Peningkatan yang terjadi sebanyak 4,62. Dengan adanya peningkatan ini, menunjukkan bahwa ada perubahan cara belajar peserta didik dan perubahan itu menuju ke arah yang baik. Dengan adanya perubahan ke arah positif ini berarti guru sudah berhasil dalam proses pembelajarannya.

2) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Jumlah Kalimat

Penilaian aspek jumlah kalimat ditekankan pada jumlah kalimat yang ditulis dalam pembuatan paragraf. Hasil penilaian tes essai pada aspek jumlah kalimat dapat dilihat pada tabel 37.
Tabel 37 Hasil Tes Aspek Jumlah Kalimat

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 10 8 6 4 2

Frekuensi 22 9 0 0 0 31

Bobot skor 220 72 0 0 0 292

Persen (%) 75% 25% 0% 0% 0% 100%

Rata-rata

292 = 9,4 2 31

158

159

Data pada tabel 37 menunjukkan bahwa pada tes essai aspek jumlah kalimat kategori sangat baik dengan skor 10 dicapai oleh 22 peserta didik atau sebesar 75%, dan kategori baik dengan skor 8 diperoleh oleh 9 peserta didik atau sebesar 25%. Sedangkan tiga kategori lainnya seperti cukup, kurang baik, dan sangat kurang tidak dicapai peserta didik. Setelah dilakukan perhitungan rata-rata skor peserta didik pada aspek jumlah kalimat yang digunakan dalam pembuatan paragraf adalah 9,42. Dengan rata-rata 9,42 dapat dikatakan bahwa peserta didik sudah sangat mampu dalam menuangkan pikirannya menjadi suatu kalimat, berdasarkan pemahaman yang didapat dari tayangan suatu berita. Nilai rata-rata tersebut sifatnya stabil dari siklus I dan siklus II. Tidak ada peningkatan ataupun penurunan hasil rata-rata pada aspek ini. Meskipun tidak ada peningkatan, pemahaman peserta didik pada aspek ini sudah sangat bagus karena sudah dapat mempertahankan nilai rata-rata yang memuaskan tersebut.

3) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Penyusunan Kalimat

Penilaian pada aspek penyusunan kalimat difokuskan pada koherensi dan kekohesifan antara kalimat dalam suatu paragraf. Hasil penilaian tes essai pada aspek penyusunan kalimat dalam paragraf dapat dilihat pada tabel 38 berikut ini.
Tabel 38 Hasil Tes pada Aspek Penyusunan Kalimat

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 5 4 3 2 1

Frekuensi 4 19 8 0 0 31

Bobot skor 20 76 24 0 0 120

Persen (%) 17% 63% 20% 0% 0% 100%

Rata-rata

120 = 3,87 31

159

160

Berdasarkan hasil yang terlihat pada tabel 38 dapat diketahui bahwa rata-rata yang diperoleh yaitu 3,87 yang bisa dibulatkan menjadi 4. Dari hasil rata-rata tersebut dapat dijelaskan bahwa penguasaan peserta didik pada aspek penyusunan kalimat dalam paragraf dapat dikategorikan baik. Pemerolehan skor rata-rata tersebut, secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut. Peserta didik yang masuk pada kategori sangat baik sebanyak 4 atau sebesar 17%, kategori baik sejumlah 19 peserta didik atau sebesar 63%, kategori cukup ada 8 peserta didik atau sebesar 24%, sedangkan kategori kurang dan sangat kurang pada siklus II ini, tidak ada yang memperoleh. Dengan kosongnya kedua kategori tersebut bisa diprediksikan pasti mengalamai peningkatan pada aspek ini. Ternyata benar, terjadi peningkatan sebesar 1,26 dari hasil siklus I dengan rata-rata 2,61 dan siklus II dengan nilai rata-rata 3,87. Peningkatan yang terjadi pada aspek ini, dapat membuktikan bahwa setelah diadakannya tindakan perbaikan dari kekurangan-kekurangan pada siklus I, dapat mengantarkan peserta didik pada hasil belajar yang memuaskan. Peserta didik semakin mampu membuat suatu kalimat yang koheren dan kohesif, sehingga didapatkan suatu kalimat atau wacana yang jelas konteksnya dan mudah dipahami oleh pembaca. Hal ini bisa dijadikan modal pada masa yang akan datang jika peserta didik mempunyai cita-cita menjadi seorang penulis.

4) Hasil Tes Essai Terbuka Menyimak Berita Aspek Diksi

Penilaian aspek diksi (pilihan kata) difokuskan pada ketepatan pemilihan dan penggunaan kata-kata dalam suatu kalimat sehingga akan membentuk suatu

160

161

kalimat yang mudah dipahami dan baku. Hasil penilaian tes aspek diksi dapat dilihat pada tabel 39.
Tabel 39 Hasil Tes Aspek Diksi

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 5 4 3 2 1

Frekuensi 26 5 0 0 0 31

Bobot skor 130 20 0 0 0 150

Persen (%) 87% 13% 0% 0% 0% 100%

Rata-rata

150 = 4,84 31

Data pada tabel 39 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik pada aspek
diksi atau pilihan kata dapat dirinci sebagai berikut. Skor yang terisi hanya ada

pada kategori sangat baik dan baik, sedangkan skor lainnya tidak diperoleh oleh peserta didik. Pemerolehan skor dengan kategori sangat baik dengan skor 5 diperoleh oleh 26 peserta didik atau sebesar 87%, dan 13% sisanya diperoleh oleh 5 peserta didik dengan kategori baik pada skor 4. Dari rincian dan perhitungan skor maka diperoleh skor rata-rata yaitu 4,84. Dengan rata-rata yang seperti itu, maka peserta didik sudah mampu memilih kata dan menggunakannya dalam suatu kalimat.

5) Hasil Tes Menyimak Berita Aspek Ejaan dan Tanda Baca

Penilaian terhadap aspek ejaan dan tanda baca yang diterapkan dalam pembuatan kalimat difokuskan pada kebakuan dan ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca. Hasil dari penilaiannya dapat dilihat pada tabel 40.

161

162

Tabel 40 Hasil Tes Aspek Ejaan dan Tanda Baca

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 5 4 3 2 1

Frekuensi 0 18 13 0 0 31

Bobot skor 0 72 39 0 0 111

Persen (%) 0% 65% 35% 0% 0% 100%

Rata-rata

111 = 3,58 31

Dari hasil perhitungan dan sudah dijelaskan pada tabel 37, dapat diketahui rincian nilai yang diperoleh peserta didik dalam aspek ejaan dan tanda baca. Pada kategori baik dicapai oleh 18 peserta didik atau sebesar 65%, 13 peserta didik atau sebesar 35% pada kategori cukup dan untuk kategori sangat baik, kurang dan sangat kurang pada aspek ini tidak diperoleh oleh peserta didik atau masih 0%. Dengan perhitungan seperti itu, diperoleh rata-rata yaitu sebesar 3,58 dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan pada aspek ini, yaitu yang pada siklus I aspek ini pada kategori kurang dan pada siklus II sudah masuk pada kategori baik. Jadi peserta didik pada siklus II ini sudah mampu menguasai aspek penggunaan ejaan dan tanda baca.

4.3.1.2 Hasil Tes Individu

Sama seperti pada siklus I, pada siklus II ini juga tetap menggunakan tes individu. Hasil penilaian pada tes individu bisa dilihat pada tabel 41 di bawah ini.

162

163

Tabel 41 Hasil Tes Individu Menyimak Berita Siklus II

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Rentang nilai 85-100 70-84 60-69 50-59 <50

Frekuensi Bobot skor 433 5 1305 17 249 4 270 5 0 0 31 2257

Persen (%) 19% 58% 11% 12% 0% 100%

Rata-rata

2257 = 72,81 31

Dari tabel 41 dapat diketahui bahwa secara individu nilai rata-rata yang diperoleh adalah 72,81. Dengan rata-rata itu maka dapat dikatakan peserta didik sudah mampu dalam memahami berita yang ditayangkan dan sudah masuk dalam kategori baik. Hasil tersebut secara rinci dapat dijabarkan seperti ini. Dari 31 peserta didik, 5 peserta didik atau sebesar 19% termasuk dalam kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100. Kategori baik dengan rentang nilai 70-84 diperoleh sebanyak 17 peserta didik atau sebesar 58%. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 terdapat 4 peserta didik atau sebesar 11%. Dan yang lainnya masuk pada kategori kurang yaitu sebanyak 5 peserta didik atau sebesar 12 % dengan rentang nilai 50-59, sedangkan pada kategori sangat kurang dengan rentang nilai sebesar <50, sudah tidak didapat oleh peserta didik. Secara individupun, hasil tes menyimak berita mengalami peningkatan dari hasil tes siklus I dengan siklus II. Dari hasil rata-rata nilai kelompok 69,23 dan rata-rata nilai individu 72,81, akan diperoleh nilai rata-rata keseluruhan 71,02. Jadi secara keseluruhan pada siklus II ini nilai rata-rata yang diperoleh 71,02, yang masuk pada kategori baik. Dengan hasil rata-rata itu, peneliti sudah merasa puas karena sudah sesuai dengan

163

164

target yang diharapkan yaitu pada kategori baik dengan nilai 70. Secara keseluruhan pula, peserta didik sudah dianggap mampu dalam memahami isi berita dan sudah mampu menguasai keterampilan menyimak berita. Peningkatan yang terjadi pada siklus II ini dikarenakan beberapa faktor yang melingkupinya. Faktor tersebut berupa faktor internal dan eksternal. Faktor internal dapat dilihat pada kemampuan peserta didik yang semakin meningkat setelah diberikannya latihan yang terus menerus, dan peserta didik mulai paham dengan metode pembelajaran yang diajarkan guru. Dengan latihan menyimak berita yang terus menerus akan berdampak pada kemampuan peserta didik semakin meningkat, karena keterampilan menyimak berita di dapat dari latihan bukan dari bawaan lahir. Faktor eksternal yang tak kalah penting adalah strategi yang digunakan guru, melalui pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual peneliti berhasil meningkatkan keterampilan menyimak peserta didik dan pemahaman peserta didik terhadap tayangan berita. Hasil rata-rata yang telah dicapai sangat memuaskan, ini merupakan keberhasilan guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan menggunakan metode drill melalui media audio-visual, guru dapat mengatasi permasalahan yang melingkupi peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken. Sekarang peserta didik sudah mampu menyimak berita dengan baik, dengan memperhatikan pokok-pokok beritanya yang meliputi unsur 5W + 1H, dan mampu menuliskannya dengan memperhatikan kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita, jumlah kalimat, penyusunan kalimat yang padu dan utuh, pilihan kata, dan penggunaan ejaan dan tanda baca. Hal ini dapat dibuktikan

164

165

dengan hasil pencapaian skor peserta didik yang mengalami peningkatan pada tiap aspek penilaian menyimak berita di bawah ini. Hasil penilaian pada tes individu ini merupakan penjumlahan dari masing-masing aspek di bawah ini.

4.3.1.2.1 Hasil Isian Singkat Tes Menyimak Berita Aspek Unsur 5W + 1H Tabel 42 Hasil Isian Singkat Unsur 5W + 1H

No Unsur 1 2 3 4 5 6 Apa (what) Siapa (who) Dimana (where) Kapan (when) Mengapa (why) Bagaimana (how) Jumlah

Skor 10 10 10 10 10 10

Frekuensi Bobot skor 270 27 190 19 240 24 190 9 310 31 210 21 186 1410

Persen (%) 19% 13% 17% 14% 22% 15% 100%

Rata-rata

1410 = 45,49 31

Dari tabel 42 dapat diketahui bahwa 27 peserta didik yang mengikuti pembelajaran, mampu menjawab pertanyaan dengan unsur what (apa) atau sebesar 19%, terdapat 19 peserta didik yang mampu menjawab pertanyaan unsur
who (siapa) atau 13%, 17% atau 24 peserta didik menjawab unsur where

(dimana), terdapat 9 peserta didik atau 14% yang mampu menjawab unsur when (kapan), unsur why (mengapa) dijawab oleh 31 peserta didik atau seluruh peserta didik atau sebesar 22%, dan 21 peserta didik atau sebesar 15% mampu menjawab pertanyaan dengan unsur how (bagaimana). Dengan rincian yang seperti itu dan berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh skor rata-rata 45,49. Dari situ dapat disimpulkan bahwa, peserta didik sudah mampu memahami isi berita yang ditayangkan dengan baik. Hasil rata-rata kelompok yaitu 35,81 dan rata-rata individu 45,49, maka dapat diperoleh rata-rata keseluruhan 40,65. Itulah rata-rata

165

166

keseluruhan yang diperoleh peserta didik dari hasil pengerjaan secara kelompok atau pun individu. Rata-rata 40,65 dapat diartikan bahwa, secara keseluruhan peserta didik sudah mampu dengan baik memahami isi berita melalui kegiatan menyimak berita yang ditayangkan. Rata-rata keseluruhan ini mengalami peningkatan dari rata-rata keseluruhan pada siklus I yang hanya 33,96 menjadi 40,65 pada siklus ini. Ini berarti peserta didik telah mengalami perubahan dalam belajar dan guru sukses dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik.

4.3.1.2.2 Hasil Essai Tes Menyimak Berita Individu Tabel 43 Hasil Essai Tes Menyimak Berita

No 1 2 3 4 5

Aspek Kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita Jumlah kalimat Penyusunan kalimat Diksi Ejaan dan tanda baca Jumlah

Jumlah skor 253 258 108 135 93 847

Rata-rata 8,16 8,32 3,48 4,36 3,00 27,32

Tabel 43 menjelaskan bahwa secara individu, hasil rata-rata tes essai aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita adalah 8,16, nilai rata-rata aspek jumlah kalimat sebesar 8,32, aspek penyusunan kalimat nilai rata-ratanya sebesar 3,48, aspek diksi sebesar 4,36 dan aspek ejaan dan tanda baca nilai rataratanya sebesar 3. Dari masing-masing nilai rata-rata tersebut maka diperoleh nilai rata-rata pada tes essai individu keterampilan menyimak berita sebesar 27,32. Pemerolehan nilai rata-rata pada tiap aspek tersebut, dijabarkan secara rinci pada bagian berikut ini.

166

167

1) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Kesesuaian Isi Kalimat dengan Pokok-pokok Berita

Penilaian soal tes essai secara individu pada aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita fokusnya masih sama seperti pada siklus I yaitu sesuainya isi kalimat dengan pokok-pokok berita yang ditayangkan. Hasil penilaian pada aspek ini dapat dilihat pada tabel 44.
Tabel 44 Hasil Essai Aspek Kesesuaian Isi Kalimat dengan Pokok-Pokok Berita

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Rentang skor 13-15 10-12 7-9 4-6 1-3

Frekuensi 9 0 10 6 6 31

Bobot skor 115 0 87 34 17 253

Persen Rata-rata (%) 46% 0% 34% 253 = 8,16 13% 31 7% 100%

Data pada tabel 44 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada aspek ini adalah 8,16. Rata-rata ini mengalami penurunan dari hasil siklus I yaitu sebesar 0,28. Meskipun mengalami sedikit penurunan, hal itu tidak begitu berpengaruh pada penguasaan keterampilan peserta didik pada aspek ini. Hal itu disebabkan oleh, hasil rata-rata yang diperoleh masih pada kategori baik. Jadi peserta didik masih dapat dikatakan mampu memahami isi berita. Rincian nilai pada tabel 32 dapat dijelaskan seperti ini, 46% atau 9 peserta didik menempati kategori sangat baik dengan rentang skor antara 13-15, kategori cukup dengan rentang skor 7-9 ditempati oleh 10 peserta didik atau sebesar 34%. Untuk kategori kurang dengan rentang skor 4-6 diperoleh oleh 6 peserta didik atau sebesar 13%, dan kategori

167

168

sangat kurang dengan skor 1-3 diperoleh oleh 6 peserta didik atau sebesar 7%. Untuk kategori baik, kali ini tidak diperoleh oleh siapapun. Secara keseluruhan nilai rata-rata pada aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita dari hasil kelompok dan individu pada siklus II ini adalah sebesar 9,94. Sehingga dapat dikatakan secara keseluruhan peserta didik juga sudah mampu dalam menemukan pokok-pokok berita dengan pemahaman yang mereka miliki.

2) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Jumlah Kalimat

Penilaian aspek jumlah kalimat pada tes individu ini fokusnya juga masih sama dengan tes dalam bentuk kelompok. Hasil penilaian tes aspek jumlah kalimat yang dilakukan secara individu dapat terlihat pada tabel 45.
Tabel 45 Hasil Essai Aspek Jumlah Kalimat

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 10 8 6 4 2

Frekuensi 12 14 4 0 1 31

Bobot skor 120 112 24 0 2 258

Persen (%) 47% 43% 9% 0% 1% 100%

Rata-rata

258 = 8,3 2 31

Data tabel 45 menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menyimak berita peserta didik pada aspek jumlah kalimat mencapai rata-rata 8,32 dalam kategori baik. Jumlah kalimat yang dibuat melebihi perintah yang diberikan mendapat skor 10 atau skor maksimal yang dicapai oleh 12 peserta didik atau sebesar 47%. Kategori baik dengan skor 8 dicapai oleh 14 peserta didik atau 43%. Kategori cukup dengan skor 6 dicapai 4 peserta didik atau 9%, dan kategori sangat kurang

168

169

pada skor 2 ada 1 peserta didik atau 1%. Untuk kategori kurang dengan skor 4, pada siklus II ini tidak diperoleh peserta didik atau 0%. Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa peserta didik sudah baik dalam pembuatan jumlah kalimat yang disesuaikan dengan pokok-pokok berita. Pada tahap ini tidak ada peningkatan, rata-rata yang diperoleh stabil dari hasil tes individu siklus I dengan siklus II. Untuk mengetahui tingkat keterampilan peserta didik secara keseluruhan pada aspek jumlah kalimat dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai kelompok dengan nilai individu pada aspek ini lalu membaginya. Dengan perhitungan yang seperti itu maka akan diperoleh suatu nilai rata-rata aspek jumlah kalimat siklus II yaitu 8,87. Jadi secara keseluruhan peserta didik sudah masuk dalam kategori sangat baik yaitu pada skor 8,87 dalam penguasaan aspek jumlah kalimat. Hasil rata-rata keseluruhan pada aspek ini terdapat sedikit peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu 0,02.

3) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Penyusunan Kalimat

Penilaian aspek penyusunan kalimat difokuskan pada kepaduan antar kalimat yang dibuat dalam suatu paragraf sehingga menjadikan suatu paragraf yang utuh dan mudah dipahami maknanya. Penilaian aspek penyusunan kalimat dapat dilihat pada tabel 46.

169

170

Tabel 46 Hasil Essai Aspek Penyusunan Kalimat

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 5 4 3 2 1

Frekuensi 7 8 9 7 0 31

Bobot skor 35 32 27 14 0 108

Persen (%) 32% 30% 25% 13% 0% 100%

Rata-rata

108 = 3,48 31

Berdasarkan tabel 46 tersebut dapat dijelaskan bahwa skor peserta didik dalam menyimak berita pada aspek penyusunan kalimat mencapai rata-rata 3,48. Pemerolehan skor rata-rata tersebut masuk pada kategori baik. Secara jelas dapat diketahui bahwa kemampuan peserta didik dalam meyusun kalimat pada siklus II ini sudah baik jika dibandingkan pada siklus II, yang masih masuk pada kategori kurang. Hasil perhitungan itu dapat diuraikan sebagai berikut. Peserta didik yang mencapai kategori sangat baik dengan skor 5 ada 7 peserta didik atau 32%. Kategori baik skor 4 dicapai 8 peserta didik atau 30%. 9 peserta didik atau 25% pada kategori cukup dengan skor 3, sedangakan 7 peserta didik lainnya atau sebesar 13% masuk pada kategori kurang dengan skor 2, dan kategori sangat kurang pada siklus II ini sudah tidak diperoleh oleh peserta didik. Dari hasil ratarata pada hasil tes individu yaitu 3,48 dan rata-rata tes kelompok 3,87, maka dapat diperoleh rata-rata keseluruhan aspek penyusunan kalimat pada siklus II yaitu

3,67. Dengan hasil rata-rata pada siklus II ini adalah 3,67 berarti mengalami
peningkatan sebesar 1,19 dari hasil rata-rata keseluruhan pada siklus I yaitu 2,48.

170

171

4) Hasil Essai Tes Aspek Diksi

Penilaian aspek diksi (pilihan kata) pada suatu kalimat difokuskan pada pemilihan kata yang disesuaikan dengan kebutuhannya. Hasil penilaian tes menyimak berita aspek diksi (pilihan kata) dapat dilihat pada tabel 47.
Tabel 47 Hasil Essai Aspek Diksi

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 5 4 3 2 1

Frekuensi 15 13 2 1 0 31

Bobot skor 75 52 6 2 0 135

Persen (%) 55,5% 38,5% 4,4% 1,4% 0% 100%

Rata-rata

135 = 4,35 31

Data pada tabel 47 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik pada aspek
diksi kategori sangat baik dengan skor 5 dicapai 15 peserta didik atau 55,5%.

Pemerolehan skor 4 dengan kategori baik dicapai oleh 13 peserta didik atau 38,5%. Skor 3 dengan kategori cukup diperoleh oleh 2 peserta didik atau 4,4%. Kategori kurang dengan skor 2 ada 1 peserta didik atau 1,4%, sedangkan kategori sangat kurang tidak diperoleh oleh peserta didik. Dari perhitungan tersebut maka diperoleh rata-rata 4,35. Rata-rata 4,35 masuk pada kategori baik. Dan hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil pada siklus I. Sehingga dapat disimpulkan peserta didik memang sejak awal sudah mampu memilih dan memilah kata yang tepat dan baku yang disesuaikan dengan kebutuhannya. Dari hasil kelompok dan hasil individu yang sudah baik pada aspek ini, maka akan kita lihat secara keseluruhan nilai rata-rata pada aspek ini. Nilai rata-rata secara keseluruhan pada aspek ini diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai rata-rata

171

172

hasil kelompok dan hasil individu lalu dibagi dua. Maka akan diperoleh rata-rata 4,60. Hasil akhirnya adalah 4,60 dan hasil tersebut masuk pada kategori baik dan dapat dikatakan peserta didik sudah mampu menggunakan pilihan kata dalam pembuatan suatu kalimat.

5) Hasil Essai Tes Menyimak Berita Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

Penilaian aspek ini difokuskan pada ketepatan peserta didik dalam penggunaan ejaan yang disesuaikan dengan Ejaan yang Disempurnakan dan ketepatan penggunaan tanda baca. Hasil tes ini dapat dilihat pada tabel 48.
Tabel 48 Hasil Essai Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah

Skor 5 4 3 2 1

Frekuensi 4 6 11 6 4 31

Bobot skor 20 24 33 12 4 93

Persen (%) 21,5% 25,8% 35,4% 12,9% 4,3% 100%

Rata-rata

93 =3 31

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 48 di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat 4 peserta didik atau 21,5% yang menduduki kategori sangat baik dengan skor 5. Kategori baik skor 4 ada 6 peserta didik atau sebesar 25,8%. Kategori cukup skor 3 sebesar 35,4% atau 11 peserta didik. Kategori kurang pada skor 2 dicapai 6 peserta didik atau 12,9%. Dan kategori sangat kurang skor 1 masih dicapai sebanyak 4 peserta didik atau sebesar 4,3%. Pada siklus II ini nilai rataratanya adalah 3. Rata-rata itu dikategorikan pada kategori cukup. Hasil rata-rata 172

173

tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,42 dari hasil siklus I yang 2,58. Jadi disimpulkan bahwa pada siklus II ini secara individu peserta didik sudah cukup baik dalam penggunaan ejaan yang sesuai dengan kaidah EYD dan cukup baik dalam penggunaan tanda bacanya. Secara kelompok, peserta didik dinyatakan mampu dalam pengguanaan ejaan dan tanda baca dengan nilai rata-rata 3,58 dan secara individu, peserta didik dinyatakan sudah cukup mampu dalam penggunan tanda baca dengan nilai rata-rata 3. Hasil rata-rata keseluruhan penguasaan peserta didik pada aspek ini adalah 3,29. Ternyata hasil rata-rata keseluruhan adalah 3,29. Dengan hasil itu, maka pada siklus II, peserta didik sudah mampu dalam penggunaan ejaan dan tanda baca dan masuk pada kategori baik. Hasil tes menyimak berita pada siklus II dapat dilihat pada grafik 3 di bawah ini.
Grafik 3 Hasil Tes Menyimak Berita Siklus II

Series2

J u m la h S k o r

100 72 50 0

85 84 83,5 81 80,5 78,580,5 83,5 72,568,565 70,5 65,577,571 72,5 69,5 72 71,572,5 70 68,566 70,5 65,5 66 65,5 58 55,5 49

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Subjek Penelitian
Grafik 3 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 1 peserta didik atau sebesar 3,23% masuk pada kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100, kategori baik dengan rentang nilai 70-84 diperoleh oleh 18 peserta didik atau

173

174

sebesar 58,06%. 9 peserta didik 29,03% masuk pada kategori cukup dengan nilai 60-69, kategori kurang dengan rentang nilai 50-59 dicapai oleh 2 peserta didik atau sebesar 6,45%. Sedangkan kategori sangat kurang dengan nilai <50 diperoleh oleh 1 peserta didik atau sebesar 3,23%. Pada siklus II ini, hasil persentase secara keseluruhan yang diperoleh merupakan penjumlahan dari hasil persentase dari nilai tes kelompok dan nilai tes individu. Setelah keduanya dijumlahkan hasilnya dibagi rata sehingga diperolehlah hasil persentase yang sudah tampak dan dijelaskan di atas. Pada siklus II ini dicapai nilai rata-rata 72,81 dengan kategori baik. Hasil yang diperoleh ini sudah memenuhi target yang dibuat peneliti yaitu secara keseluruhan nilai rata-rata peserta didik masuk pada kategori baik yaitu 70. Tetapi hasil yang didapat pada siklus II ini sedikit melebihi target yang ditentukan dan itu merupakan hasil yang sangat memuaskan. Nilai tersebut didapat dari penjumlahan nilai rata-rata individu dan nilai rata-rata kelompok pada siklus II yang penilaiannya sudah sesuai dengan aspek-aspek yang telah ditetapkan dan pedoman penilaian yang sudah disepakati. Hasil perhitungan akhir yang diperoleh adalah 71,02.

4.3.2 Hasil Nontes

Hasil penilaian nontes pada siklus II ini didapatkan dari data observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini akan diuraikan keempat hasil penilaian nontes tersebut.

174

175

4.3.2.1 Hasil Observasi

Kegiatan observasi pada siklus II dilaksanakan selama proses pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual di kelas VIII A SMP Negeri I Jiken berlangsung. Observasi pada peserta didik ini dilakukan oleh peneliti sekaligus sebagai guru. Objek sasaran dan cara pelaksanaan observasi pada siklus II ini masih tetap sama denga siklus I. Ada 9 objek sasaran observasi pada pembelajaran tersebut, yang meliputi perilaku positif dan perilaku negatif. Objek sasaran observasi dalam pembelajaran tersebut terbagi dalam dua aspek yaitu: (1) keaktifan peserta didik dalam mendengarkan penjelasan guru dan (2) keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran menyimak berita.

Pengambilan data observasi ini bertujuan untuk memotret perilaku peserta didik dalam menerima pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio- visual. Pada siklus II, terdapat beberapa perilaku peserta didik yang bisa dideskripsikan melalui kegiatan observasi. Selama melakukan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, guru merasakan ada perubahan perilaku peserta didik. Peserta didik yang sebelumnya tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, pada siklus II ini peserta didik sudah mulai mengikuti pembelajaran dan menikmati pembelajaran yang diterapkan guru. Bukti ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai tes mereka yang awalnya jelek menjadi baik pada siklus II ini. Perubahan pada diri mereka tersebut meruapakan hal yang menggembirakan, dengan hal itu berarti peserta didik sudah mulai menyesuaikan diri dengan pembelajaran yang menggunakan metode drill melalui media audio-

175

176

visual.

Guru

berusaha

membelajarkan

metode

ini

dengan

cara

yang

menyenangkan, sehingga peserta didik tidak menjadi bosan, karena pembelajaran ini dimaksudkan agar peserta didik tidak hanya memahami materi yang digunakan tetapi juga memahami materi yang diajarkan dan mereka dapat memaknai pembelajaran itu sendiri. Pada siklus II ini jumlah peserta didik yang dapat hadir adalah 31 peserta didik. Dan berikut ini data hasil observasi pada siklus II.
Tabel 49 Hasil Observasi Siklus II No Jenis Perilaku

Keaktifan mendengarkan penjelasan guru/apresepsi

Respons Respons Respons Positif Negatif 1. peserta didik semangat dan 31 0 bersungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru. 2. ada peserta didik yang berbicara sendiri/kurang memperhatikan penjelasan guru 3. peserta didik aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diberikan. 29 2

Aspek

26

4. peserta didik mau membuat catatan mengenai hal-hal yang penting

31

Keaktifan selama proses pembelajaran menyimak berita

5. peserta didik mengamati berita dan mencari pokok-pokok berita dengan membuat catatan-catatan kecil 6. peserta didik aktif bertanya tentang isi berita yang belum dipahaminya. 7. peserta didik menyimak berita yang diperdengarkan. 8. peserta didik melakukan latihan (drill) dengan cara mengerjakan tugas-tugas dari guru 9. peserta didik menulis berita ke dalam beberapa kalimat 176

31

5 31 31

26 0 0

31

177

Berdasarkan data yang diketahui, sebagian besar peserta didik sudah bersungguh-sungguh dalam menerima pembelajaran dan mengikuti penjelasan guru, tetapi tetap ada 2 peserta didik atau sebesar 6,45% yang kurang merespon penjelasan guru, mereka asyik berbicara sendiri dengan temannya. Beberapa peserta didik yang memperhatikan guru banyak yang menanggapi pertanyaan yang diberikan guru dalam kegiatan apersepsi. Peserta didik ini cenderung aktif menjawab dibandingkan dengan peserta didik lainnya yang cenderung pasif tidak mau menjawab pertanyaan. Pada siklus II ini peserta didik yang aktif bertanya pada kegiatan apersepsi sejumlah 5 peserta didik atau sebesar 16,13%. Ketika mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dengan antusias dan bersungguhsungguh membuat catatan-catatan kecil mengenai hal-hal penting yang mereka temukan. Melalui kegiatan ini, dapat diketahui bahwa seluruh peserta didik memberikan respons positif dan perhatian terhadap hal-hal yang disampaikan oleh guru. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru memutarkan VCD berita yang topiknya berbeda dengan berita-berita yang sudah ditayangkan sebelumnya. Dari hasil pengamatan seluruh peserta didik atau 31 peserta didik sudah berkonsentarsi dan bersungguh-sungguh dalam mengamati berita yang ditayangkan dan terlihat mereka sibuk membuat catatan-catatan kecil selama proses menyimak berlangsung. Setelah tayangan berita selesai ditayangkan, para peserta didik dengan antusias bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahaminya dari berita yang ditayangkan. Keaktifan pada kegiatan inti sebesar 16,13% atau 5 peserta didik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II, yang semula pada

177

178

siklus I hanya 5,88%. Kegiatan selanjutnya yang berupa pemberian latihan soalsoal yang ditujukan untuk mengetahui hasil akhir kemampuan mereka, latihanlatihan yang diberikan mereka kerjakan dengan sungguh-sungguh, secara keseluruhan peserta didik mengerjakan tugasnya dengan penuh percaya diri tanpa menoleh pada peserta didik lainnya. Pada kegiatan menuliskan pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat, pada siklus II ini, mereka sudah mengerjakannya dengan benar dan kualitas kalimatnya sudah baik. Berdasarkan pengamatan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif sudah tergeser dan tergantikan dengan perilaku positif. Peningkatan perilaku peserta didik dari perilaku negatif ke perilaku positif merupakan hal yang memang sangat diharapkan, karena guru sudah berusaha secara maksimal merubah pola pembelajaran. Namun, perubahan pola pembelajaran itu tentunya masih dalam konteks pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Rencana pembelajaran pada siklus II ini dilakukan dengan perencanaan matang serta melalui tahapan perbaikan tindakan yang sekiranya dapat diikuti oleh peserta didik.

4.3.2.2 Hasil Jurnal

Jurnal yang digunakan dalam penelitian siklus II masih sama seperti pada siklus I. Jurnal tersebut terdiri dari jurnal guru dan jurnal siswa. Jurnal guru diisi oleh guru pamong ataupun teman sejawat tentang hasil pengamatannya ketika proses pembelajaran yang berlangsung dan respons peserta didik. Sedangkan

178

179

jurnal siswa berisi ungkapan perasaan, tanggapan, pesan dan kesan dari perasaan peserta didik dan guru selama pembelajaran menyimak berita. Pada siklus II ini, hal-hal yang dijadikan perhatian ketika pengisian jurnal guru adalah (1) respons peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (2) keaktifan peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (3) keaktifan peserta didik dalam mengerjakan latihan yang diberikan guru, (4) pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual dan (6) fenomenafenomena lain yang dimungkinkan muncul ketika pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual berlangsung. Berdasarkan lembar jurnal guru yang telah diisi oleh teman sejawat terhadap hasil pengamatannya, respons yang diberikan peserta didik pada siklus II ini terhadap menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual sudah sangat baik. Mereka sudah memberikan perhatian dan antusias terhadap pembelajaran yang dilakukan guru. Peserta didik lebih aktif dalam memberikan jawaban yang diberikan guru, keaktifan mereka juga tampak ketika mereka mengerjakan latihan-latihan yang diberikan guru. Pada siklus II ini, para peserta didik lebih aktif jika dibandingkan pada siklus I. Hal ini bisa terjadi karena mereka sudah bisa beradaptasi dengan cara mengajar peneliti dan sudah memahami prinsip dasar pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual. Setelah mereka terbiasa dan beradaptasi dengan cara pembelajaran yang diberikan guru maka mereka merasa aman dan

179

180

nyaman dalam mengungkapakan gagasannya. Dengan mereka sudah memahami tentang prinsip dasar pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, maka mereka menjadi lancar dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik sehingga peserta didik merasa senang dan menikmati pembelajaran yang diberikan peneliti. Selain jurnal guru, pada siklus II ini juga masih tetap menggunakan jurnal siswa yang harus diisi oleh semua peserta didik. Pengisian jurnal tersebut dilakukan pada akhir pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Tujuan diadakannya jurnal siswa ini untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada saat berlangsungnya pembelajaran untuk mengungkap kesulitan-kesulitan peserta didik yang meliputi 5 pertanyaan, yaitu: (1) apakah peserta didik merasa senang dengan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (2) apakah peserta didik tertarik belajar menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (3) bagaimana tanggapan peserta didik tentang cara peneliti menyampaikan materi selama proses pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio visual, (4) apakah peserta didik akan menjadi lebih rajin dalam berlatih menyimak berita setelah pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audiovisual diberikan, dan (5) pesan dan kesan peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Kegiatan pengisian jurnal ini merupakan hal yang tidak baru lagi, karena pengisian jurnal ini sudah pernah dilakukan peserta didik pada siklus I. Pada saat

180

181

pengisian jurnal ini peserta didik tampak antusias dalam mengisinya. Setelah semua peserta didik mengisi jurnal tersebut, hasil jurnal yang telah dianalisis selengkapnya diuraikan seperti ini.
Tabel 50 Hasil Jurnal Siswa Siklus II

No 1

Aspek Pertanyaan Apakah Anda merasa senang dengan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Mengapa? Apakah Anda tertarik belajar menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Bagaimana tanggapan Anda tentang cara peneliti menyampaikan materi selama proses pembelajaran? Apakah Anda akan menjadi lebih rajin dalam berlatih menyimak berita setelah pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual diberikan? Jelaskan! Berikan pesan dan kesan Anda terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan!

Respons Peserta Didik Positif Negatif 31 -

30

29

29

30

Jumlah

149

Pada dasarnya tanggapan mereka hampir sama dengan tanggapan mereka pada siklus I, sebagian besar dari mereka menanggapi bahwa pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual yang diberikan oleh peneliti sangat baik. Karena dengan tayangan berita mereka dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi. Sejumlah 30 peserta didik merasa sangat tertarik dan senang terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru dan terdapat 1 peserta didik yang kurang tertarik dengan pembelajaran yang diberikan guru. Meskipun alasannya tidak ada, tetapi pendapatnya tentang pertanyaan kedua adalah

181

182

mungkin. Dari jawaban tersebut, dapat diketahui bahwa dia kurang tertarik dengan pembelajaran ini. Dengan penerapan metode drill dapat mempermudah mereka dalam memahami isi berita dan metode itu, menurut mereka sangat bagus dalam upaya penguasaan keterampilan menyimak berita. Selain itu, mereka juga berpendapat dengan penggunaan media audio-visual mereka dapat menangkap secara langsung informasi penting yang disampaikan, bukan berupa penjelasan dari guru. Dan dengan adanya media audio-visual atau pembelajaran di laboratorium dapat menghilangkan kejenuhan mereka terhadap pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas yang sudah sering mereka lakukan. Dari hasil jurnal siswa juga didapatkan bahwa pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, dapat meningkatkan semangat belajar mereka, meskipun tidak dipungkiri terdapat 2 peserta didik yang

menjawab dia mungkin akan lebih rajin setelah diberikannya pembelajaran ini. Di lain sisi, peserta didik menjadi mengerti arti pentingnya berita bagi kehidupan sehari-hari dan pembelajaran itu lebih dirasa mudah dibandingkan dengan pembelajaran yang lain. Mereka juga berpendapat bahwa pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual juga dapat membantu mereka menjadi lebih rajin, karena pelaksanaan pembelajaran ini disertai dengan tugas terstruktur di rumah, sehingga secara tidak sadar memaksa mereka untuk belajar di rumah. Selain itu, mereka juga mengaku dengan pembelajaran yang seperti ini, materi yang disampaikan tidak mudah hilang. Tanggapan mereka tentang cara peneliti mengajar adalah 29 peserta didik berpendapat, dalam menyampaikan materi peneliti sudah bagus, jelas, santai dan menyenangkan,

182

183

namun 2 peserta didik lainnya mengaku dalam mengajar peneliti terlalu sabar dan suaranya kurang jelas. Dengan adanya tanggapan dari 2 peserta didik tersebut, bisa dijadikan kritikan membangun bagi peneliti dalam langkah selanjutnya. Selain itu, terdapat 1 peserta didik yang berpendapat dengan pembelajaran yang
begitu secara terus menerus kurang baik, karena dia tidak bisa berimajinasi.

Pendapat ini masih menjadi tanda tanya peneliti, apa yang dimaksud dengan berimajinasi. Meskipun terdapat beberapa respons negatif dari peserta didik, sebagian besar peserta didik sudah menyukai pembelajaran dengan metode drill melalui media audio-visual. Suatu tanggapan yang sangat menunjukkan bahwa pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual ini memang benar membawa perubahan pada diri peserta didik adalah tanggapan salah satu peserta didik yang mengaku semula tidak bisa pada keterampilan menyimak, setelah diberlakukannya pembelajaran ini dia menjadi bisa. Dia juga berpendapat ternyata pembelajaran menyimak berita lebih mudah dan tidak sesulit yang dia bayangkan. Pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual sangat mudah ditangkap dan sangat bermanfaat bagi mereka.

4.3.2.3 Hasil Wawancara

Wawancara yang dilakukan pada siklus II ini dilakukan kepada 2 orang peserta didik yang mendapat nilai tertinggi dan terendah. Tujuan dilakukannya wawancara pada siklus II ini untuk mengetahui sejauh mana sikap-sikap peserta didik terhadap proses pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui

183

184

media audio-visual. Teknik wawancara siklus II ini masih sama dengan siklus I, peserta didik menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan guru. Pertanyaanpertanyaan yang digunakan guru kepada peserta didik masih tetap sama dengan siklus I. Adapun pertanyaan yang diajukan ke peserta didik meliputi: (1) apakah yang dirasakan peserta didik setelah melakukan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (2) apakah peserta didik menyukai pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (3) apakah yang menjadi kendala dalam kegiatan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (4) bagaimana pendapat peserta didik tentang cara mengajar guru dalam kegiatan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, (5) apakah pembelajaran yang diberikan dapat menarik minat peserta didik, (6) apakah materi yang disampaikan peneliti tadi sesuai dan cocok diberikan kepada peserta didik, (7) apakah latihan yang diberikan pada peserta didik terlalu sulit dan memberatkan peserta didik, dan (8) dapatkah pembelajaran tadi dijadikan salah satu metode dalam pembelajaran yang lain. Pertanyaan yang diajukan guru dijawab oleh kedua peserta didik tersebut. Pada dasarnya kedua responden menyukai pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Pembelajaran dengan metode drill dan media audio-visual sangat menarik karena mereka dapat melihat secara langsung informasi yang ingin disampaikan guru, bukan berupa penjelasan-penjelasan dari guru dan mereka bisa belajar bersama-sama dengan teman. Menurut mereka

184

185

pembelajaran menyimak itu gampang-gampang susah karena dalam menyimak diperlukan konsentrasi dan ketelitian. Peserta didik berpendapat lebih suka pembelajaran yang dilakukan ke luar kelas salah satunya seperti di laboratorium. Jadi metode yang dipilih guru dalam pembelajaran memang sudah tepat karena mereka memang menyukai cara pembelajaran yang seperti itu. Untuk soal atau latihan-latihan yang diberikan kepada peserta didik, mereka menyatakan latihan yang diberikan mudah untuk dilakukan sehingga hasil yang diperoleh menjadi baik. Dalam menyampikan materi guru sudah baik dan tidak mudah emosi. Pembelajaran menyimak berita memang sudah cocok diberikan pada kelas VIII dan metode drill dengan media audio-visual bisa dijadikan metode pembelajaran yang baru. Pada siklus II ini, juga masih terdapat kendala yaitu masih adanya peserta didik yang bercanda dengan teman sebangkunya, sehingga dapat mengganggu konsentrasi teman lain. Berdasarkan hasil pengamatan, sikap peserta didik yang bercanda tersebut bukan karena mereka tidak menyukai pembelajaran yang dilakukan peneliti karena hasil yang diperoleh mereka juga bagus. Dimungkinkan sikap mereka itu hanya suatu bentuk sikap yang ingin diperhatikan oleh teman atau guru. Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa kedua peserta didik tersebut senang, tertarik, dan mengalami kemudahan dalam kegiatan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Mereka juga sudah memahami tentang teknik-teknik untuk dapat memahami berita dengan mudah dan mereka sudah mengerti arti pentingnya berita bagi kehidupan mereka. Dapat dikatakan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui

185

186

media audio-visual sudah berhasil meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menyimak berita.

4.3.2.4 Hasil Dokumentasi Foto

Pada siklus II ini, dokumentasi foto yang diambil masih sama dengan foto pada siklus I. Pengambilan foto difokuskan pada kegiatan selama proses pembelajaran, berupa kegiatan apersepsi, kegiatan inti (peserta didik menyimak berita dan mengerjakan latihan), dan penutup atau refleksi yang berupa pengisian jurnal. Dokumentasi berupa gambar ini digunakan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Deskripsi gambar pada siklus II akan dipaparkan sebagai berikut ini.

Gambar 6 Kegiatan Awal Pembelajaran (Apersepsi)

186

187

Gambar di atas merupakan kegiatan awal pembelajaran yang berupa kegiatan apersepesi. Kegiatan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengingatkan kembali peserta didik tentang materi yang sudah mereka dapat dan untuk mengetahui pengalaman peserta didik tentang keterampilan menyimak berita. Pada foto tersebut tampak peneliti berada di depan kelas untuk melakukan kegiatan apersepsi dan menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dan terlihat peserta didik penuh dengan perhatian dan bersungguh-sungguh dalam mendengarkan penjelasan guru. Untuk proses selanjutnya yaitu pada kegiatan inti pembelajaran yang berupa kegiatan menyimak berita dan mengerjakan latihan-latihan yang diberikan guru. Kegiatan inti tersebut bisa dilihat pada gambar 7 berikut ini.

Gambar 7 Peserta Didik Menyimak Berita

187

188

Pada gambar 7 tersebut menjelaskan kegiatan inti yaitu pada saat peserta didik menyimak berita dari media VCD yang digunakan guru. Kegiatan tersebut berlangsung di ruang perpustakaan. Kegiatan tersebut dilakukan diperpustakaan karena media CD yang diperlukan berada di perpustakaan. Gambar ini diambil dari arah samping dan dari situ terlihat bahwa peserta didik dengan penuh perhatian dan konsentrasi menyaksikan tayangan berita yang diputarkan guru. Kegiatan selanjutnya setelah peserta didik menyimak tayangan berita adalah mengerjakan latihan yang diberikan guru yang dilakukan secara kelompok dan kemudian baru secara individu. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 8 Peserta Didik Mengerjakan Latihan secara Berkelompok

Dari gambar 8 tersebut, terlihat bahwa peserta didik mengerjakan latihan secara kelompok. Mereka mengerjakan latihan dengan kelompok masing-masing yang pembagian kelompoknya disesuaikan dengan teman bangku dibelakangnya.

188

189

Tanpa protes mereka menyetujui pembentukan kelompok yang dilakukan peneliti. Dari gambar tersebut terlihat mereka saling bekerja sama dan bersungguhsungguh dalam mengerjakan soal. Dan juga terlihat adanya bungkusan kecil di atas meja. Itu adalah salah satu reward untuk menyemangati mereka dalam mengerjakan latihan. Reward yang diberikan peneliti adalah berupa hadiah bagi kelompok yang selesai mengerjakan terlebih dahulu dan berani menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, maka kelompok itulah yang berhak menerima hadiah tersebut. Reward itu juga dimaksudkan untuk lebih mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Setelah kegiatan kelompok selesai mereka lakukan dan untuk mengetahui masing-masing kamampuan menyimak berita dan keberhasilan proses pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, maka diberikan latihan yang sifat pengerjaannya secara individu. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 9 Peserta Didik Mengerjakan Latihan secara Individu

189

190

Gambar tersebut menunjukkan bahwa peserta didik mengerjakan latihan dengan serius dan sungguh-sungguh. Keseriusan mereka dalam mengerjakan latihan dapat dijadikan suatu bukti bahwa mereka ingin mendapatkan nilai yang baik dan benar-benar ingin mengetahui kemampuan menyimak mereka yang sebenarnya. Pada saat peserta didik mengerjakan latihan, peneliti mengawasi mereka sehingga diyakinkan bahwa tidak ada peserta didik yang menyontek pekerjaan temannya. Setiap ada peserta didik yang tengok ke arah teman lain, guru secara halus menegur mereka. Selesai mengerjakan latihan secara individu dilanjutkan dengan kegiatan pengisian jurnal siswa yang bertujuan untuk melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilakukan. Proses pengisian lembar jurnal siswa dapat dilihat pada gambar 10 berikut ini.

Gambar 10 Peserta Didik Mengisi Lembar Jurnal Siswa

190

191

Pada gambar 10 tersebut terlihat peserta didik mengisi lembar siswa dalam kondisi yang tenang. Mereka merasa senang dan bersungguh-sungguh dalam mengisi lembar jurnal tersebut.

4.4 Refleksi Siklus II

Pembelajaran menyimak berita pada siklus II ini merupakan upaya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah yang dihadapi pada siklus I. Dengan adanya perbaikan-perbaikan pada siklus II maka hasil rata-rata yang diperoleh pada siklus II ini meningkat, dan hasilnya adalah 71,02. Dengan hasil rata-rata itu peneliti sudah merasa puas karena sudah sesuai dengan target yang diharapkan yaitu pada kategori baik dengan nilai 70. Peningkatan yang terjadi pada siklus II ini sangat tinggi. Dapat dikatakan begitu karena dari hasil siklus I 59,85 dengan kategori kurang tetapi pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,17 sehingga pada siklus II ini, nilai rata-rata yang diperoleh masuk pada kategori baik. Peningkatan yang terjadi pada siklus II ini dikarenakan beberapa faktor yang melingkupinya. Faktor tersebut berupa faktor internal dan eksternal. Faktor internal dapat dilihat pada kemampuan peserta didik yang semakin meningkat setelah diberikannya latihan yang terus menerus dari kegiatan latihan dari tugas terstruktur dan peserta didik mulai paham dengan metode pembelajaran yang diajarkan guru. Dengan latihan menyimak berita yang terus menerus akan berdampak pada kemampuan peserta didik semakin meningkat. Faktor eksternal yang tak kalah penting adalah strategi yang digunakan guru, melalui pembelajaran

191

192

menyimak berita dengan metode drill

melalui media audio-visual peneliti

berhasil meningkatkan keterampilan menyimak peserta didik dan pemahaman peserta didik terhadap tayangan berita. Hasil rata-rata yang telah dicapai sangat memuaskan, ini merupakan keberhasilan guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan menggunakan metode drill melalui media audio-visual guru dapat mengatasi permasalahan yang melingkupi peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken. Sekarang peserta didik sudah mampu menyimak berita dengan baik, dengan memperhatikan pokok-pokok beritanya yang meliputi unsur 5W + 1H, dan mampu menuliskannya dengan memperhatikan kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita, jumlah kalimat, penyusunan kalimat yang padu dan utuh, pilihan kata, dan penggunaan ejaan dan tanda baca. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I masih banyak dijumpai perilakuperilaku negatif yang menghambat jalannya pembelajaran. Tetapi setelah dilakukannya tindakan perbaikan dari guru dan peserta didik maka perilaku negatif yang masih tampak pada siklus I sudah tergeser dan tergantikan pada perilaku positif pada siklus II ini. Perilaku negatif yang terjadi pada siklus I mengalami penurunan pada siklus II ini. Para peserta didik pada akhirnya mampu memahami hakikat pembelajaran yang sebenarnya. Peningkatan perilaku peserta didik dari perilaku negatif ke perilaku positif merupakan hal yang memang sangat diharapkan, karena guru sudah berusaha secara maksimal merubah pola pembelajaran. Namun, perubahan pola pembelajaran itu tentunya masih dalam konteks pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-

192

193

visual. Meskipun tidak dapat dihindari bahwa masih terdapat beberapa peserta didik yang masih berperilaku negatif pada tahap siklus II ini. Perilaku negatif yang masih muncul tersebut merupakan hal yang wajar karena pada dasarnya peserta didik adalah individu yang unik dan bervariasi. Meskipun masih terdapat respons negatif pada siklus II ini, namun hal itu sudah mengalami penurunan dibandingkan pada siklus I. Kondisi ini menunjukkan adanya perubahan dan peningkatan hasil pembelajaran nontes.

4.5 Pembahasan

Pembahasan penelitian ini didasarkan pada peningkatan keterampilan menyimak berita dan juga perubahan perilaku yang terjadi pada peserta didik dari hasil prasiklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan keterampilan menyimak berita didasarkan pada hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui dua tahapan yaitu siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil penelitian tersebut meliputi hasil tes dan nontes. Pembahasan hasil tes penelitian mengacu pada pemerolehan skor rata-rata yang dicapai peserta didik dalam uji keterampilan menyimak berita yang berbeda pada tiap siklusnya. Aspek-aspek yang dinilai dalam keterampilan menyimak berita meliputi 6 aspek yaitu: (1) kesesuaian jawaban dengan unsur 5W + 1H, (2) kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita, (3) jumlah kalimat, (4) penyusunan kalimat, (5) diksi (pilihan kata), dan (6) ejaan dan tanda baca. Pembahasan hasil nontes berpedoman pada 4 instrumen yaitu: (1) lembar observasi, (2) jurnal, (3) pedoman wawancara, dan (4) dokumentasi.

193

194

Setelah dilakukan penilaian pada masing-masing siklus dan sudah diberikannya tindakan dari kekurangan-kekurangan yang terjadi pada prasiklus dan siklus I maka diperoleh peningkatan hasil tes pada siklus II. Berikut ini rincian hasil tes pada tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Dan juga peningkatan hasil tes keterampilan menyimak berita pada masing-masing aspek dan siklusnya.

4.5.1 Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Peserta Didik Kelas VIII A SMP Negeri I Jiken Tabel 51 Hasil Tes Keterampiln Menyimak Berita Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

No

Persentase rata-rata kelas per skala sama (%) PraSiklus I Siklus II siklus 1 Kesesuaian jawaban 50 52,75 63,13 dengan unsur 5W + 1H 2 Kesesuaian isi kalimat 61,62 47,85 61,54 dengan pokok-pokok berita 3 94,48 84,65 Jumlah kalimat 84,03 4 20,58 45,75 Penyusunan kalimat 68,94 Diksi (pilihan kata) 5 86,58 82,75 87,34 Penggunaan ejaan dan 26,58 45,35 6 61,14 tanda baca Jumlah 339,84 359,1 426,12 Rata-rata 56,64 59,85 71,02

Aspek penilaian

Peningkatan (%) Siklus I 5,61 -11,31 Siklus II 10,39 13,68

-8,61 24,41 -2,61 18,01 19,26 3,21

0,2 22,77 4,59 15,39 67,02 11,17

Berdasarkan rekapitulasi data hasil tes keterampilan menyimak berita dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II, sebagaimana tersaji dalam tabel di atas dapat dijelaskan bahwa keterampilan menyimak berita peserta didik pada setiap aspek

194

195

penilaian menyimak berita dan berdasarkan hasil perhitungan dengan skala sama maka diperoleh rata-rata secara keseluruhan mengalami peningkatan. Uraian tabel tersebut dijelaskan secara rinci sebagai berikut. Hasil prasiklus persentase skor rata-rata kelas sejumlah 339,84%, sehingga diperoleh rata-rata kelas 56,64. Jumlah persentase tersebut merupakan hasil penjumlahan dari persentase skor rata-rata pada tiap-tiap aspeknya. Pada aspek kesesuaian jawaban dengan unsur 5W + 1H, persentase yang diperoleh adalah 50%, pada aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita, persentase yang diperoleh 61,62%, pada aspek jumlah kalimat persentasenya 94,48%, pada aspek penyusunan kalimat persentasenya sebesar 20,58%, pada aspek diksi (pilihan kata), persentase yang diperoleh sebesar 86,58%, sedangkan pada aspek penggunaan ejaan dan tanda baca, persentase yang diperoleh sebesar 26,58%. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pada tahap prasiklus, aspek yang paling dikuasai peserta didik adalah aspek jumlah kalimat dan aspek yang menjadi momok mereka adalah pada aspek penyusunan kalimat. Hal itu dapat dikatahui dari hasil persentase tertinggi yang diperoleh pada aspek jumlah kalimat dan persentase terendah pada aspek penyusunan kalimat. Hasil yang diperoleh pada tahap prasiklus dijadikan pedoman untuk perbaikan pada tahap siklus I. Berdasarkan tabel, berikut ini hasil perhitungan dari hasil penilaian pada tahap siklus I. Hasil tes siklus I menyimak berita dengan rata-rata keseluruhan mencapai 359,1%, sehingga diperoleh rata-rata kelas 59,85. Persentase tersebut

diakumulasikan dari beberapa aspek penilaian. Pada aspek penilaian unsur 5W +

195

196

1H persentasenya mencapai 52,75%. Pada aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita skornya mencapai 47,85%. Aspek jumlah kalimat persentasenya sebesar 84,65%. Aspek penyusunan kalimat persentasenya 45,75 %. Aspek diksi (pilihan kata) persentasenya 82,75%. Dan aspek ejaan dan tanda baca persentasenya 45,35%. Dengan demikian, pada masing-masing aspek, sedikit demi sedikit peserta didik sudah mulai paham dan mengerti tentang masing-masing aspek tersebut. Pada aspek unsur 5W + 1H, aspek penyusunan kalimat dan aspek penggunaan ejaan dan tanda baca, para peserta didik masih mengalami kesulitan. Hal itu terlihat dari masih rendahnya persentase yang diperoleh. Sedangkan pada aspek kesesuian isi kalimat dengan pokok-pokok berita, aspek jumlah kalimat, dan aspek diksi hampir keseluruhan peserta didik tidak kesulitan memahaminya. Hasil yang diperoleh sudah baik dan memuaskan. Dari uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik dalam menyimak berita sudah mengalami peningkatan sebesar 19,26% atau sebesar 3,21. Meskipun terdapat beberapa aspek yang tidak mengalami peningkatan, hal itu dimungkinkan dari faktor peserta didik yang kurang memperhatikan aspek-aspek tersebut dalam pengerjaan latihan. Hasil tes menyimak berita sikus II didapat persentase skor rata-rata kelas yaitu sebesar 426,12% maka diperoleh rata-rata kelas sebesar 71,02. Persentase skor masing-masing aspek pada siklus II diuraikan sebagai berikut. Pada aspek unsur 5W + 1H mencapai persentase skor 63,13% dan mengalami peningkatan sebesar 13,68% dari persentase skor rata-rata siklus I. Hal ini membuktikan bahwa peserta didik semakin paham dalam menyesuaikan isi kalimat dengan unsur 5W + 1 H.

196

197

Aspek kesesuian isi kalimat dengan pokok-pokok berita persentase skor rata-rata mencapai 61,54% dan mengalami peningkatan 13,68%, aspek jumlah kalimat persentase skor rata-rata yang diperoleh 84,03% dan mengalami peningkatan sebesar 0,2%. Untuk aspek penyusunan kalimat persentase skor rata-rata

mencapai 68,94% dan mengalami peningkatan sebesar 22,77%. Aspek penggunaan diksi (pilihan kata) persentase skor rata-rata 87,34% dan mengalami peningkatan 4,59%. Dan aspek penggunaan ejaan dan tanda baca persentase skor rata-ratanya adalah 61,14% dan mengalami peningkatan sebesar 15,39%. Untuk siklus II ini, hampir semua peserta didik sudah mulai paham tentang aspek-aspek yang ada dalam berita. Hal ini terbukti dengan peningkatan yang terjadi pada semua aspeknya. Pada tabel terlihat bahwa terjadi peningkatan pada siklus I sebesar 19,26% atau sebesar 3,21 dan pada siklus II sebesar 67,02% atau diperoleh rata-rata sebesar 11,17. Secara keseluruhan kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II masing-masing aspek dapat disimpulkan sebagai berikut. Pada aspek unsur 5W + 1H pada kegiatan prasiklus persentasenya mencapai 50%, siklus I mencapai 52,75% dan siklus II mencapai 63,13%. Dari pencapaian persentase skor rata-rata tersebut terdapat peningkatan. Untuk prasiklus ke siklus I, aspek unsur 5W + 1H mengalami peningkatan sebesar 5,61%. Peningkatan tersebut sangat memuaskan karena peserta didik sudah mulai paham dalam menemukan unsur 5W + 1H dari berita yang disimak. Untuk kegiatan siklus I ke siklus II mengalami peningkatan 10,39%. Perbandingan peningkatan 5,61% dengan 10,39% pada aspek unsur 5W + 1H ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.

197

198

Untuk peningkatan sebesar 5,61% ini dipengaruhi oleh ketertarikan peserta didik terhadap teknik pembelajaran yang baru. Pada siklus I peserta didik cukup suka dengan pembelajaran yang menggunakan media audio-visual dan metode drill. Kemudian peningkatan sebesar 10,39% yang didapat dari kegiatan siklus I ke siklus II ini dikarenakan, peserta didik sudah bisa memahami prinsip pembelajaran dengan metode drill melalui media audio-visual yang diterapkan guru. Pencapaian persentase skor rata-rata pada aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita dalam kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II berbeda-beda, dan hasilnya mengalami peningkatan. Untuk prasiklus aspek kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita persentase skor rata-rata yang dicapai sebesar 61,62%. Kemudian pada siklus I persentase skor rata-rata yang dicapai 47,85 % dan pada siklus II persentase skor rata-rata yang diperoleh sebesar 61,54%. Dari pencapaian skor yang ada dari kegiatan siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 13,68%. Pada kegiatan menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, dalam membuat kalimat peserta didik sudah menyesuaikannya dengan pokok-pokok berita yang ada dan pokok-pokok berita tersebut diperoleh dari hasil identifikasi dengan menggunakan prinsip 5W + 1H. Dengan sudah sesuainya isi kalimat dengan pokok-pokok berita maka peserta didik sudah mampu dalam memahami berita yang mereka simak. Faktor yang menyebabkan peserta didik sudah menguasai aspek ini karena mereka sudah mulai memahami tentang hakikat pokok-pokok berita, pembelajaran yang

198

199

dilakukan dengan penggunaan media audio-visual dan metode drill sangat membantu mereka dalam memahami berita yang ditayangkan. Aspek jumlah kalimat dari prasiklus, siklus I, dan siklus II juga mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi dari siklus I ke siklus II. Untuk prasiklus persentase skor rata-rata yang diperoleh adalah 94,48%, meskipun belum

dilakukan tindakan pada aspek ini peserta didik sudah mampu dan sangat menguasai aspek jumlah kalimat ini sehingga pada tahap awalpun hasil persentase rata-rata yang diperoleh sudah sangat memuaskan. Siklus I persentase skor ratarata yang dicapai sebesar 84,65% dan siklus II persentase skor rata-rata yang dicapai sebesar 84,03% dengan kategori baik. Dari data yang ada, peningkatan pada aspek jumlah kalimat terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 0,2%.

Peningkatan pada siklus II ini disebabkan oleh peserta didik sudah mampu membuat kalimat dan menuangkan ide-idenya dalam suatu kalimat. Peningkatan aspek penyusunan kalimat pada prasiklus ke siklus I sebesar 24,41%, dengan persentase skor rata-rata prasiklus sebesar 20,58% dengan kategori sangat kurang dan siklus I persentase skor rata-rata sebesar 45,75% dengan kategori kurang. Siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 22,77%. Jumlah persentase skor rata-rata pada siklus II aspek penyusunan kalimat mencapai 68,94%. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pada masingmasing siklus diantaranya disebabkan oleh perbaikan pada rencana pembelajaran, usaha perbaikan yang dilakukan guru dan peserta didik, serta pengawasan guru. Pada siklus I, materi tentang penyusunan kalimat, guru hanya menyampaikan seperlunya saja berdasarkan rencana pembelajaran siklus I yang ada. Guru

199

200

memberikan penjelasan berdasarkan kekurangan-kekurangan yang didapat dari hasil identifikasi prasiklus. Kemudian pada siklus I dengan jumlah kelompok yang banyak menjadikan kurang terawasi. Oleh karena itu pada siklus II rencana pembelajaran sedikit diubah, yaitu guru memberikan penjelasan lebih tentang cara penyusunan kalimat yang baik, padu dan utuh jika dibandingkan siklus I. Selain itu pada siklus II, guru lebih memberikan pengawasan yang ekstra pada setiap kegiatan yang dilakukan berkelompok sehingga proses pembelajaran lebih kondusif. Untuk penilaian aspek diksi (pilihan kata), prasiklus persentase skor rata-rata mencapai 86,58% dengan kategori sangat baik, siklus I mencapai persentase skor rata-rata 82,75% dengan kategori baik dan siklus II mencapai persentase skor ratarata 87,34% dengan kategori sangat baik. Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 4,59%. Untuk aspek pilihan kata (diksi), peserta didik sudah mampu memahami penggunaannya dan pemilihannya, karena dalam membuat suatu kalimat pilihan kata sangat diperlukan demi terbentuknya suatu konteks kalimat yang jelas sehingga didapatkan suatu kalimat yang mudah dipahami. Pilihan kata yang digunakan disesuaikan dengan lingkungan dan situasi yang melingkupinya. Sedangkan penilaian aspek penggunaan ejaan dan tanda baca, pada prasiklus persentase skor rata-rata mencapai 26,58% dengan kategori sangat kurang, siklus I persentase skor rata-rata mencapai 45,35% dengan kategori kurang, dan siklus II persentase skor rata-rata mencapai 61,14% dengan kategori baik. Peningkatan terjadi pada prasiklus ke siklus I sebesar 18,01%. Peningkatan ini cukup baik

200

201

karena setidaknya ada perubahan cara belajar peserta didik sehingga diperoleh suatu perubahan. Dan pada siklus II peningkatan yang terjadi dari siklus I sebesar 15,39%. Faktor-faktor yang menyebabkan pada siklus II terjadi peningkatan yang sangat memuaskan karena guru berusaha memberikan penjelasan tentang kelemahan-kelemahan peserta didik pada aspek ini dan guru juga menekankan pada usaha perbaikan sehingga peserta didik menjadi tahu kelemahan dan cara perbaikannya. Aspek penggunaan ejaan dan tanda baca sangat penting dan sangat diperlukan karena sampai kapanpun dalam dunia tulis menulis aspek ini sangat dibutuhkan. Peningkatan keterampilan menyimak berita pada peserta didik ini patut dibanggakan. Sebelum dilakukan tindakan siklus I maupun siklus II kemampuan peserta didik masih sangat kurang, kemudian setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan metode drill melalui media audio-visual kemampuan menyimak berita peserta didik dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan merode drill melalui media audio-visual terbukti mampu membantu peserta didik dalam penguasaan kemampuan menyimak berita dan meningkatkan kualitas,

produktifitas, dan efektifitas pembelajaran peserta didik dalam menyimak berita. Kehadiran media audio-visual dan metode drill sebagai komponen utama dalam pembelajaran menyimak berita peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken terbukti mampu membantu kelancaran, efektifitas, dan efisiensi

pembelajaran. Materi pembelajaran yang disampaikan dalam bentuk visual menjadikan peserta didik belajar secara langsung tanpa mendengar ceramah dari

201

202

guru, sehingga menciptakan suatu suasana yang lebih menyenangkan dan sudah tentu pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dikatakan lebih bermakna karena pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, memberikan keterampilan pada peserta didik untuk membiasakan diri dapat menguasai fakta dasar sebagai bekal dalam mengikuti pembelajaran berikutnya dan dengan penggunaan media menjadikan pembelajaran lebih menarik dan bahan pengajaran lebih jelas maknanya karena bahan pengajaran langsung didapatkan dari tayangan yang mereka simak, tidak semata-mata berupa komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru. Selain peningkatan keterampilan menyimak berita, hasil pembahasan juga dipandang dari sudut perubahan perilaku peserta didik mulai dari tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Berikut ini hasil pembahasan perubahan perilaku peserta didik kelas VIII A SMP Negeri I Jiken setelah dilakukannya proses tindakan pada masing-masing siklusnya.

4.5.2. Perubahan Perilaku Peserta Didik Kelas VIII A SMP Negeri I Jiken

Berdasarkan dari analisis, diketahui bahwa perilaku peserta didik dalam pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan perilaku tersebut dapat diketahui pada hasil observasi, jurnal dan wawancara. Berikut ini masing-masing penjelasannya.

202

203

1) Hasil Observasi Tabel 52 Perubahan Perilaku Positif Peserta Didik

No Aspek Observasi 1 peserta didik semangat dan bersungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru. ada peserta didik yang berbicara sendiri/kurang memperhatikan penjelasan guru peserta didik aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diberikan. peserta didik mau membuat catatan mengenai hal-hal yang penting peserta didik mengamati berita dan mencari pokok-pokok berita dengan membuat catatan-catatan kecil peserta didik aktif bertanya tentang isi berita yang belum dipahaminya. peserta didik menyimak berita yang diperdengarkan. peserta didik melakukan latihan (drill) dengan cara mengerjakan tugas-tugas dari guru peserta didik menulis berita ke dalam beberapa kalimat

Siklus I (%) 100

Siklus II (%) 100

Peningkatan (%) 0

18

11

12

16

4 5

100 100

100 100

0 0

6 7 8

6 100 100

16 100 100

10 0 0

100

100

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa terdapat perubahan perilaku positif yang terjadi pada peserta didik. Perubahan perilaku positif tersebut terjadi pada aspek ke-2 tentang peserta didik yang berbicara sendiri/kurang memperhatikan penjelasan guru. Peningkatan yang terjadi sebesar 11%. Jadi dapat diartikan bahwa mengalami perubahan ke arah yang baik dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II peserta didik yang kurang memperhatikan penjelasan guru semakin berkurang. Perubahan perilaku yang positif juga terjadi pada aspek 3 dan 6 tentang keaktifan peserta didik. Pada aspek ke-3 perubahan positif yang terjadi

203

204

sebesar 4% dan aspek ke-6 sebesar 10%. Dengan adanya perubahan tersebut, pada siklus II peserta didik semakin aktif bertanya mengenai hal-hal yang tidak diketahuinya.

2) Hasil Jurnal Guru dan Siswa

Selain pembahasan perubahan hasil observasi, pada bagian ini juga dibahas perubahan hasil pada jurnal guru dan siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat, perubahan yang terjadi berdasarkan lembar jurnal guru respons yang diberikan peserta didik pada siklus II ini terhadap menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual sudah sangat baik. Mereka yang awalnya memberikan respons yang cukup terhadap penjelasan yang diberikan guru, pada siklus II ini sudah memberikan perhatian dan antusias yang sangat baik terhadap pembelajaran yang dilakukan guru. Peserta didik yang semula kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran menjadi lebih aktif dalam memberikan jawaban yang diberikan guru. Keaktifan mereka juga tampak ketika mereka mengerjakan latihan-latihan yang diberikan guru. Pada siklus II ini, para peserta didik sudah bisa beradaptasi dengan cara mengajar peneliti dan sudah lebih memahami prinsip dasar pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual daripada pada siklus I. Dengan mereka sudah memahami tentang prinsip dasar pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual, maka mereka menjadi lancar dalam mengikuti pembelajaran.

204

205

Tabel 53 Perubahan Perilaku Positif Peserta Didik

No 1

Aspek Pertanyaan Apakah Anda merasa senang dengan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Mengapa? Apakah Anda tertarik belajar menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Bagaimana tanggapan Anda tentang cara peneliti menyampaikan materi selama proses pembelajaran? Apakah Anda akan menjadi lebih rajin dalam berlatih menyimak berita setelah pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual diberikan? Jelaskan! Berikan pesan dan kesan Anda terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan!

Siklus I (%) 97

Siklus II (%) 100

Peningkatan (%) 3

97

97

94

94

97

100

82

97

15

Dari tabel 53 dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil jurnal siswa terdapat perubahan perilaku positif yang terjadi pada diri peserta didik. Perubahan positif tersebut terjadi pada aspek pertanyaan pertama, keempat, dan kelima. Pada aspek pertanyaan pertama perubahan yang terjadi sebesar 3%. Pada siklus I awalnya terdapat 97% peserta didik yang merasa senang dengan pembelajaran yang diberikan peneliti, tetapi pada siklus II, 100% peserta didik sudah merasa senang dengan pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual. Peningkatan juga terjadi pada pertanyaan keempat. Peningkatan yang terjadi sebesar 3%. Perubahan perilaku positif tersebut disebabkan oleh adanya tugas tersetruktur yang diberikan peneliti. Dengan adanya

205

206

tugas tersebut bisa mengarahkan peserta didik untuk rajin menyimak. Lalu perubahan pada aspek pertanyaan kelima. Pada pertanyaan kelima perubahan yang terjadi sangat tinggi. Peningkatannya sebesar 15%. Pada akhir penelitian banyak peserta didik yang memberikan pesan dan kesan yang bagus. Dari pesan dan kesan tersebut dapat diketahui respons peserta didik diakhir penelitian. Dengan meningkatnya hasil jurnal, maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik semakin terkesan dengan pembelajaran yang dilakukan dan mereka memberikan pesan positif yang sifatnya membangun.

3) Hasil Wawancara

Perubahan ke arah positif juga terjadi pada hasil wawancara. Pada dasarnya kedua responden menyukai pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Pembelajaran dengan metode drill dan media audiovisual sangat menarik karena mereka dapat melihat secara langsung informasi yang ingin disampaikan guru, bukan berupa penjelasan-penjelasan dari guru dan mereka bisa belajar bersama-sama dengan teman. Menurut peserta didik yang mendapat nilai terendah, yang awalnya menganggap pembelajaran menyimak itu gampang-gampang susah karena dalam menyimak diperlukan konsentrasi dan ketelitian, pada siklus II ini dia mengaku bahwa ternyata pembelajaran menyimak adalah mudah. Yang awalnya dia mengatakan sangat sulit, namun setelah dilakukan beberapa tindakan dia menjadi mengatakan Oh,
ternyata pembelajaran menyimak mudah ya!. Sehingga pada siklus II ini, dia

lebih mudah memahami isi berita, sehingga dia bisa menemukan pokok-pokok

206

207

berita dan mampu menuliskannya ke dalam suatu kalimat. Menurutnya, pembelajaran yang dilakukan di laboratorium lebih menyenangkan karena mereka bisa belajar bekerja sama dan mendapatkan situasi yang baru. Untuk soal atau latihan-latihan yang diberikan kepada peserta didik, mereka menyatakan latihan yang diberikan mudah untuk dilakukan sehingga hasil yang diperoleh menjadi baik. Dalam menyampaikan materi guru sudah baik dan tidak mudah emosi. Pembelajaran menyimak berita memang sudah cocok diberikan pada kelas VIII dan metode drill dengan media audio-visual bisa dijadikan

metode pembelajaran yang baru. Sehingga dapat dikatakan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual sudah berhasil meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menyimak berita.

207

208

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1) Pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audiovisual mempunyai pengaruh yang berarti terhadap peserta didik dalam

meningkatkan keterampilan menyimak berita. Hasil hipotesis tindakan ini menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata peserta didik dalam menyimak berita. Hasil ini terlihat pada hasil sebelum peserta didik diberi tindakan, nilai rata-rata peserta didik adalah 56,64 dengan kategori kurang. Nilai rata-rata setelah tindakan siklus I adalah 59,85 juga dengan kategori kurang. Nilai rata-rata peserta didik setelah tindakan siklus II adalah 71,02 dengan kategori baik. Peningkatan nilai rata-rata peserta didik sebelum diberi tindakan, setelah siklus I, dan setelah siklus II, jika dipresentasekan adalah setelah siklus I 3,12% dari rata-rata sebelumnya dan setelah siklus II peningkatannya 11,17% dari rata-rata siklus I. Peningkatan nilai yang terjadi adalah berkaitan dengan keterampilan peserta didik dalam menyimak berita. Peningkatan yang sangat berarti dan memuaskan terjadi pada siklus II. 2) Respons peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual sebagai salah satu cara pembelajaran baru dalam menyimak berita sangat positif. Peserta didik mengalami perubahan perilaku dalam pembelajaran ke arah positif. Perilaku

208

209

tersebut yaitu peserta didik lebih antusias mengikuti pembelajaran pada siklus II, peserta didik sangat memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran, peserta didik lebih aktif bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengertinya dan aktif menjawab pertanyaan guru.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, penulis menyampaikan saran sabagai berikut ini. 1. Guru bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan cara mengajar yang mampu mendorong peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai, yaitu mempunyai kemampuan menyimak berita yang baik. 2. Peserta didik hendaknya sering berlatih menyimak agar dapat terampil menyimak dengan baik, sehingga pembelajaran menyimak akan menjadi menyenangkan dan menjadi pembelajaran yang tidak sulit. 3. Peserta didik hendaknya dalam mengikuti pembelajaran menyimak dengan semangat dan perilaku positif.

209

210

DAFTAR PUSTAKA

Suleiman, Amir Hamzah. 1981. Media Audio-Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: Gramedia.

Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matemetika I. Semarang: Unnes.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algresindo.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Djago. 1991. Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.

K. Y, Ice Sutari, dkk. 1998. Menyimak. Semarang: Depdikbud.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPPE-Yogyakarta.

Djuraid, Husnun N. 2006. Panduan Menulis Berita. Malang : UMM Press.

N. K, Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press.

Keraf, Gorys. 2001. Komposisi Sebagai Pengantar Kemahiran Berbahasa. Jakarta : Nusa Indah. 210

211

Muda, Deddy Iskandar. 2003.

Jurnalistik TV Menjadi Reporter Profesional.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Lutfiyah. 2003. Meningkatkan Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas I SLTP NU 02 Al Hidayah Kendal Tahun Pelajaran 2002/2003 Melalui Metode Drill. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Parjinah. 2003. Keterampilan Menyimak dengan Menggunakan Wacana Cloze pada SLTP Negeri I Sokaraja Kabupaten Banyumas Tahun Pendidikan 2002/2003. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Wulandari. 2006. Peningkatan Kemampuan Menyimak Berbahasa Jawa dengan Teknik Wacana Rumpang Siswa Kelas VII SMP PGRI 2 Ajibarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Dermawan. 2001. Peningkatan Keterampilan Menyimak dengan Menggunakan Media Audio pada Siswa Kelas II SLTP 2 Kaliwungu Kudus. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Riyadi. 2000. Kemampuan Siswa Menyimak yang Diajarkan dengan Teknik Dengar-Tulis dan Teknik Dengar-Murni. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Setyojatmoko. 2005. Peningkatan Keterampilan Menyimak Menggunakan Media Audio pada Siswa Kelas VII SMP Cinde Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Suratno. 2006. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Melalui Media Audio Visual dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry pada Siswa Kelas VII A SMPN I Tarub Kabupaten Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

211

212 Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Komptensi Kompetensi Dasar

: SMP N I JIKEN : Bahasa dan Sastra Indonesia : VIII A/2 : 9. Memahami isi berita dari televisi : 9.2. Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang didengar dan atau ditonton melalui radio/televisi.

Indikator

1. Mampu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang disampaikan melalui televisi, dan 2. Mampu menuliskan pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik mampu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang disampaikan melalui televisi 2. Peserta didik mampu menuliskan isi berita yang didengar ke dalam beberapa kalimat

B. MATERI AJAR

Berita dari televisi 1. mendata pokok-pokok berita yang disimak 2. menuliskan pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat

C. METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN

1. Identifikasi 2. Inkuiri 3. Diskusi 4. Penugasan

212

213

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru mengkondisikan peserta didik supaya siap mengikuti pembelajaran dan menanyakan keadannya. b. Apersepsi, yaitu guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang pengalamannya dalam menyimak berita c. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran hari itu, dan manfaatnya bila peserta didik mampu menguasainya. d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan saat pembelajaran
2. Kegiatan Inti (65 menit) Putaran VCD yang Pertama

a. Guru menjelaskan hakikat menyimak dan teknik menyimak b. Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok c. Guru mengkondisikan peserta didik dan meminta peserta didik untuk berkonsentrasi dalam menyimak berita yang akan ditayangkan. d. Guru memutarkan VCD berita yang pertama dengan topik Sungai Asahan Meluap Ratusan Rumah Tenggelam e. Peserta didik menyimak berita pertama yang ditayangkan dan membuat

catatan-catatan kecil mengenai pokok-pokok berita yang disimaknya f. Setelah VCD berita selesai diputarkan, guru memberikan soal isian singkat seputar pokok-pokok berita dan soal essai untuk menuliskan pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat dan dalam kelompoknya peserta didik mengerjakan soal dari guru g. Guru bersama peserta didik menyocokkan soal isian singkat, dengan peserta didik sebelumnya menukarkan hasil pekerjaannya dengan kelompok yang lain h. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menuliskan hasil pekerjaan soal essai di papan tulis. i. Guru bersama peserta didik yang lain membahas hasil pekerjaan kelompok yang telah maju.

213

214

j. Peserta didik diperbolehkan menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari isi berita k. Guru memberikan hadiah kepada kelompok yang berani menuliskan hasil pekerjaannya pertama kali dengan tujuan untuk memotivasi l. Guru menjelaskan sekilas tentang kesalahan-kesalahan pengerjaan yang dilakukan peserta didik

Putaran VCD Berita yang Kedua

a. Guru memutarkan VCD berita yang kedua dengan topik Bayi Kembar Tiga dari Pasangan Miskin b. Guru meminta kepada peserta didik untuk lebih berkonsentrasi dalam menyimak berita yang ditayangkan c. Peserta didik diperbolehkan membuat catan-catatan kecil tentang pokokpokok berita d. Setelah VCD berita selesai ditayangkan, guru membagikan soal isian singkat tentang pokok-pokok isi berita dan soal essai tentang perintah menuliskan pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat e. Secara individu, peserta didik diberikan oleh guru f. Guru bersama peserta didik mengoreksi hasil pekerjaan soal isian singkat, dengan sebelumnya peserta didik menukarkan hasil pekerjaannya dengan peserta didik yang lain g. Setelah selesai mengoreksi, guru membahas jawaban soal essai h. Guru menjelaskan sedikit tentang kesalahan yang masih dilakukan peserta didik dan menjelaskan kemajuan yang telah dilakukannya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

3. Kegiatan Akhir (5 menit)

a. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi b. Guru memberikan jurnal siswa kepada peserta didik c. Peserta didik mendapat tugas terstruktur untuk melihat berita dari televisi selama 4 hari dan setiap hari melihat 2 topik berita, setelah itu menuliskan

214

215

pokok-pokok beritanya dan menuliskannya

ke dalam 5 kalimat

(Berita

Seputar Indonesia di RCTI, setiap hari pukul 17.30 WIB)

E. SUMBER BELAJAR

1. VCD berita 2. Buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia

F. PENILAIAN

1. Teknik : tes tertulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian singkat dan tes essai
Soal essai

1. Tuliskan pokok-pokok berita yang Anda dengarkan ke dalam 5 kalimat!


Pedoman Penskoran Soal Isian Singkat

No Soal 1 2 3 4 5 6

Aspek Penilaian Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal yang mengandung unsur what Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal yang mengandung unsur who Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal soal yang mengandung unsur where Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal soal yang mengandung unsur when Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal soal yang mengandung unsur why Peserta didik bisa mampu dengan benar soal soal yang mengandung unsur how Jumlah

Skor 10 10 10 10 10 10 60

Pedoman Penskoran Soal Essai

No 1 2 3 4 5

Unsur penilaian Kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita Jumlah kalimat Penyusunan kalimat Diksi Ejaan dan tanda baca Jumlah

Skor maksimal 15 10 5 5 5 40

215

216

Aspek penilaian menulis kembali isi berita ke dalam 5 kalimat

No Unsur Penilaian 1 Kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita

Skor 15-13 12-10 9-7 6-4 3-1

Jumlah kalimat

10 8 6 4 2

Penyusunan kalimat

5 4 3 2 1

Diksi

5 4 3 2 1

Ejaan dan tanda baca

Kriteria Kategori Isi kalimat meliputi 6 Sangat unsur (5 W + 1 H) baik Isi kalimat meliputi 5 Baik unsur Isi kalimat meliputi 4 Cukup unsur baik Isi kalimat meliputi 3 Kurang unsur baik Isi kalimat meliputi 1-2 Sangat unsur kurang Peserta didik menulis 5 Sangat kalimat baik Peserta didik menulis 4 Baik kalimat Peserta didik menulis 3 Cukup kalimat baik Peserta didik menulis 2 Kurang kalimat baik Peserta didik menulis Sangat 1kalimat kurang Perpaduan dan hubungan Sangat antar kalimat sangat jelas baik Perpaduan dan hubungan Baik antar kalimat jelas Perpaduan dan hubungan Cukup antar kalimat cukup jelas baik Perpaduan dan hubungan Kurang antar kalimat kurang jelas baik Perpaduan dan hubungan Sangat antar kalimat tidak jelas kurang Terdapat 1 kesalahan Sangat penggunaan pilihan kata baik Terdapat 2-5 kesalahan Baik penggunaan pilihan kata Terdapat 6-10 kesalahan Cukup penggunaan pilihan kata baik Terdapat 11-15 kesalahan Kurang penggunaan pilihan kata baik Terdapat lebih dari 15 Sangat kesalahan penggunaan kurang pilihan kata Terdapat 1 kesalahan ejaan Sangat

216

217

4 3 2 1

dan tanda baca Terdapat 2-4 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat 5-7 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat 8-10 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat lebih dari 10 kesalahan ejaan dan tanda baca

baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang

Tugas di rumah!

Dengarkanlah berita selama 4 hari dan setiap harinya lihatlah 2 topik berita di RCTI dengan nama acaranya Seputar Indonesia, pada pukul 17.30 WIB, kemudian. 1. Catatlah pokok-pokok beritanya! 2. Tuliskan pokok-pokok berita tersebut ke dalam beberapa kalimat!

Buatlah tugas rumahmu dengan bentuk seperti kolom di bawah ini! NAMA PESERTA DIDIK : Nama acara Sumber berita : :

Tanggal penyiaran : Waktu Judul berita 1) Apa 2) Siapa 3) Di mana 4) Kapan : : : : : :

5) Mengapa : 6) Bagaimana : 7) Tuliskan pokok-pokok berita tersebut ke dalam beberapa kalimat!

217

218

Perhitungan Nilai Akhir : Nilai Akhir =


PerolehanSkor SkorIdeal (100) = SkorMaksimum

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Blora, Mei 2007 Peneliti

Mursam, S. Pd. NIP

Anik Suyani NIM 2101403057

218

219 Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Komptensi Kompetensi Dasar

: SMP N I JIKEN : Bahasa dan Sastra Indonesia : VIII/2 : 9. Memahami isi berita dari televisi : 9.2. Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang didengar dan atau ditonton melalui radio/televisi.

Indikator

1. Mampu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang disampaikan melalui televisi 2. Mampu menuliskan pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik mampu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang disampaikan melalui televisi 2. Peserta didik mampu menuliskan isi berita yang didengar ke dalam beberapa kalimat

B. MATERI AJAR

Berita dari televisi 1. mendata pokok-pokok berita yang disimak 2. menuliskan pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat

C. METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN

1. Identifikasi 2. Inkuiri 3. Diskusi 4. Penugasan

219

220

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru mengkondisikan peserta didik supaya siap mengikuti pembelajaran dan menanyakan keadannya. b. Apersepsi, yaitu guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang materi yang sudah diperoleh pada pertemuan sebelumnya c. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran hari itu, dan manfaatnya bila peserta didik mampu menguasainya. d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan saat pembelajaran
2. Kegiatan Inti (65 menit) Putaran VCD yang Pertama

a. Guru menjelaskan teknik menyimak b. Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok c. Guru mengkondisikan peserta didik dan meminta peserta didik untuk berkonsentrasi dalam menyimak berita yang akan ditayangkan. d. Guru memutarkan VCD berita yang pertama dengan topik Korban DBD Terus Berjatuhan e. Peserta didik menyimak berita pertama yang ditayangkan dan membuat

catatan-catatan kecil mengenai pokok-pokok berita yang disimaknya f. Setelah VCD berita selesai diputarkan, guru memberikan soal isian singkat seputar pokok-pokok berita dan soal essai untuk menuliskan pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat dan dalam kelompoknya peserta didik mengerjakan soal dari guru g. Guru bersama peserta didik menyocokkan soal isian singkat, dengan peserta didik sebelumnya menukarkan hasil pekerjaannya dengan kelompok yang lain h. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menuliskan hasil pekerjaan soal essai di papan tulis. i. Guru bersama peserta didik yang lain membahas hasil pekerjaan kelompok yang telah maju.

220

221

j. Peserta didik diperbolehkan menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari isi berita k. Guru memberikan hadiah kepada kelompok yang berani menuliskan hasil pekerjaannya pertama kali dengan tujuan untuk memotivasi l. Guru menjelaskan sekilas tentang kesalahan-kesalahan yang masih terjadi dalam pengerjaan tugas yang dilakukan peserta didik

Putaran VCD Berita yang Kedua

a. Guru memutarkan VCD berita yang kedua dengan topik Sapi Berkaki Enam dengan Kelamin Ganda b. Guru meminta kepada peserta didik untuk lebih berkonsentrasi dalam menyimak berita yang ditayangkan c. Peserta didik diperbolehkan membuat catan-catatan kecil tentang pokokpokok berita d. Setelah VCD berita selesai ditayangkan, guru membagikan soal isian singkat tentang pokok-pokok isi berita dan soal essai tentang perintah menuliskan pokok-pokok berita ke dalam beberapa kalimat e. Secara individu, peserta didik diberikan oleh guru f. Guru bersama peserta didik mengoreksi hasil pekerjaan soal isian singkat, dengan sebelumnya peserta didik menukarkan hasil pekerjaannya dengan peserta didik yang lain g. Setelah selesai mengoreksi, guru membahas jawaban soal essai menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

3. Kegiatan Akhir (5 menit)

a. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi b. Guru memberikan jurnal siswa kepada peserta didik

E. SUMBER BELAJAR

1. VCD berita 2. Buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia

221

222

F. PENILAIAN

1. Teknik : tes tertulis 2. Bentuk Instrumen : tes isian singkat dan tes essai
Pedoman Penskoran Soal Isian Singkat

No Soal 1 2 3 4 5 6

Aspek Penilaian Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal yang mengandung unsur what Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal yang mengandung unsur who Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal soal yang mengandung unsur where Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal soal yang mengandung unsur when Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal soal yang mengandung unsur why Peserta didik bisa mampu dengan benar soal soal yang mengandung unsur how Jumlah

Skor 10 10 10 10 10 10 60

Pedoman Penskoran Soal Essai No Unsur penilaian 1 Kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita 2 Jumlah kalimat 3 Penyusunan kalimat 4 Diksi 5 Ejaan dan tanda baca Jumlah

Skor maksimal 15 10 5 5 5 40

Aspek penilaian menulis kembali isi berita ke dalam 5 kalimat No Unsur Penilaian Skor Kriteria Kategori 1 Kesesuaian isi kalimat 15-13 Isi kalimat meliputi 6 Sangat dengan pokok-pokok berita unsur (5 W + 1 H) baik 12-10 Isi kalimat meliputi 5 Baik unsur 9-7 Isi kalimat meliputi 4 Cukup unsur baik 6-4 Isi kalimat meliputi 3 Kurang unsur baik Isi kalimat meliputi 1-2 Sangat 3-1

222

223

Jumlah kalimat

10 8 6 4 2

Penyusunan kalimat

5 4 3 2 1

Diksi

5 4 3 2 1

Ejaan dan tanda baca

5 4 3 2 1

unsur Peserta didik menulis 5 kalimat Peserta didik menulis 4 kalimat Peserta didik menulis 3 kalimat Peserta didik menulis 2 kalimat Peserta didik menulis 1kalimat Perpaduan dan hubungan antar kalimat sangat jelas Perpaduan dan hubungan antar kalimat jelas Perpaduan dan hubungan antar kalimat cukup jelas Perpaduan dan hubungan antar kalimat kurang jelas Perpaduan dan hubungan antar kalimat tidak jelas Terdapat 1 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat 2-5 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat 6-10 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat 11-15 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat lebih dari 15 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat 1 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat 2-4 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat 5-7 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat 8-10 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat lebih dari 10 kesalahan ejaan dan tanda baca

kurang Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang

223

224

Perhitungan Nilai Akhir : Nilai Akhir =


PerolehanSkor SkorIdeal (100) = SkorMaksimum

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Blora, Peneliti

Mei 2007

Mursam, S. Pd. NIP

Anik Suyani NIM 2101403057

224

225 Lampiran 7

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP NEGERI I JIKEN

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Nama Peserta Didik Abdul Kholiq Achmad Mabruk Adeskia Tri Puji Wahyu Utami Aditya Dheby Ayu Kusumaningtyas Aditya Eko Cahyono Affiyanto Agus Sri Astutik Ahmad Solikin Anissatin Nisa Diyantikasari Edi Riyanto Edi Susanto Eka Ari Noviyanto Eka Dahlia Wati Esty Retno Andani Evna De Viga Ika Retno Sari Imam Pujianto Indah Lusmiyana Liyanik Septi Ariyani Moh. Arga Nugraha Santosa Mucklas Afianto Moh. Edi Saputra Moh. Irham Rifai Muslianto Nawi Nita wati Nurul Rizkiyati Fatonah Prihatiningsih Santosa Seliana Sinta Ayu Puspita Dewi Siska Piyana Suharni Sumarianto Supardi Supriyono Sunsanto Yuanita Nurtias Arh Yani Yulia Dewi Prastika 225

Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan

Lampiran 8

226

DAFTAR HASIL PENILAIAN MENYIMAK BERITA PRASIKLUS KELAS VIII A SMP NEGERI I JIKEN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Nama Peserta Didik Abdul Kholiq Achmad Mabruk Adeskia Tri Puji Wahyu Utami Aditya Dheby Ayu Kusumaningtyas Aditya Eko Cahyono Affiyanto Agus Sri Astutik Ahmad Solikin Anissatin Nisa Diyantikasari Edi Riyanto Edi Susanto Eka Ari Noviyanto Eka Dahlia Wati Esty Retno Andani Evna De Viga Ika Retno Sari Imam Pujianto Indah Lusmiyana Liyanik Septi Ariyani Moh. Arga Nugraha Santosa Mucklas Afianto Moh. Edi Saputra Moh. Irham Rifai Muslianto Nawi Nita wati Nurul Rizkiyati Fatonah Prihatiningsih Santosa Seliana Sinta Ayu Puspita Dewi Siska Piyana Suharni Sumarianto Supardi Supriyono Sunsanto Yuanita Nurtias Arh Yani Yulia Dewi Prastika Jumlah Rata-rata Nilai 60 60 45 55 48 45 49 62 59 61 82 81 47 46 39 71 41 43 65 58 66 78 46 61 57 69 61 57 31 61 49 57 59 1869 56,64

226

227 Lampiran 9
DAFTAR HASIL PENILAIAN KELOMPOK MENYIMAK BERITA SIKLUS I KELAS VIII A SMP NEGERI I JIKEN

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Nama Peserta Didik Abdul Kholiq Achmad Mabruk Adeskia Tri Puji Wahyu Utami Aditya Dheby Ayu Kusumaningtyas Aditya Eko Cahyono Affiyanto Agus Sri Astutik Ahmad Solikin Anissatin Nisa Diyantikasari Edi Riyanto Edi Susanto Eka Ari Noviyanto Eka Dahlia Wati Esty Retno Andani Evna De Viga Ika Retno Sari Imam Pujianto Indah Lusmiyana Liyanik Septi Ariyani Moh. Arga Nugraha Santosa Mucklas Afianto Moh. Edi Saputra Moh. Irham Rifai Muslianto Nawi Nita wati Nurul Rizkiyati Fatonah Prihatiningsih Santosa Seliana Sinta Ayu Puspita Dewi Siska Piyana Suharni Sumarianto Supardi Supriyono Sunsanto Yuanita Nurtias Arh Yani Yulia Dewi Prastika Jumlah Rata-rata

Nilai 44 60 78 62 43 62 44 44 78 64 80 78 63 80 80 62 60 43 44 62 80 64 60 43 78 80 60 80 44 43 60 44 64 64 2095 61,62

227

228 Lampiran 10
DAFTAR HASIL PENILAIAN INDIVIDU MENYIMAK BERITA SIKLUS I KELAS VIII A SMP NEGERI I JIKEN

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Nama Peserta Didik Abdul Kholiq Achmad Mabruk Adeskia Tri Puji Wahyu Utami Aditya Dheby Ayu Kusumaningtyas Aditya Eko Cahyono Affiyanto Agus Sri Astutik Ahmad Solikin Anissatin Nisa Diyantikasari Edi Riyanto Edi Susanto Eka Ari Noviyanto Eka Dahlia Wati Esty Retno Andani Evna De Viga Ika Retno Sari Imam Pujianto Indah Lusmiyana Liyanik Septi Ariyani Moh. Arga Nugraha Santosa Mucklas Afianto Moh. Edi Saputra Moh. Irham Rifai Muslianto Nawi Nita wati Nurul Rizkiyati Fatonah Prihatiningsih Santosa Seliana Sinta Ayu Puspita Dewi Siska Piyana Suharni Sumarianto Supardi Supriyono Sunsanto Yuanita Nurtias Arh Yani Yulia Dewi Prastika Jumlah Rata-rata

Nilai 53 81 72 53 34 76 71 70 42 67 65 74 39 58 22 52 37 59 60 33 65 76 84 51 41 62 85 62 50 42 48 52 73 66 1975 58,08

228

229 Lampiran 11
DAFTAR HASIL PENILAIAN KELOMPOK MENYIMAK BERITA SIKLUS II KELAS VIII A SMP NEGERI I JIKEN

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Nama Peserta Didik Abdul Kholiq Achmad Mabruk Adeskia Tri Puji Wahyu Utami Aditya Dheby Ayu Kusumaningtyas Aditya Eko Cahyono Affiyanto Agus Sri Astutik Ahmad Solikin Anissatin Nisa Diyantikasari Edi Riyanto Edi Susanto Eka Ari Noviyanto Eka Dahlia Wati Esty Retno Andani Evna De Viga Ika Retno Sari Imam Pujianto Indah Lusmiyana Liyanik Septi Ariyani Moh. Arga Nugraha Santosa Mucklas Afianto Moh. Edi Saputra Moh. Irham Rifai Muslianto Nawi Nita wati Nurul Rizkiyati Fatonah Prihatiningsih Santosa Seliana Sinta Ayu Puspita Dewi Siska Piyana Suharni Sumarianto Supardi Supriyono Sunsanto Yuanita Nurtias Arh Yani Yulia Dewi Prastika Jumlah Rata-rata

Nilai 79 46 60 60 80 60 80 80 59 84 44 59 84 59 59 79 79 59 84 59 79 45 84 59 84 79 79 59 79 59 59 2146 69,23

229

230 Lampiran 12
DAFTAR HASIL PENILAIAN INDIVIDU MENYIMAK BERITA SIKLUS II KELAS VIII A SMP NEGERI I JIKEN

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Nama Peserta Didik Abdul Kholiq Achmad Mabruk Adeskia Tri Puji Wahyu Utami Aditya Dheby Ayu Kusumaningtyas Aditya Eko Cahyono Affiyanto Agus Sri Astutik Ahmad Solikin Anissatin Nisa Diyantikasari Edi Riyanto Edi Susanto Eka Ari Noviyanto Eka Dahlia Wati Esty Retno Andani Evna De Viga Ika Retno Sari Imam Pujianto Indah Lusmiyana Liyanik Septi Ariyani Moh. Arga Nugraha Santosa Mucklas Afianto Moh. Edi Saputra Moh. Irham Rifai Muslianto Nawi Nita wati Nurul Rizkiyati Fatonah Prihatiningsih Santosa Seliana Sinta Ayu Puspita Dewi Siska Piyana Suharni Sumarianto Supardi Supriyono Sunsanto Yuanita Nurtias Arh Yani Yulia Dewi Prastika Jumlah Rata-rata

Nilai 64 52 80 77 52 81 77 81 71 82 85 71 60 57 70 61 90 71 70 82 88 70 82 85 77 59 81 50 64 82 85 2257 72,81

230

231 Lampiran 13
HASIL TES ASPEK KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA PRASIKLUS

No Subjek Penelitian 1 002 2 003 3 004 4 005 5 007 6 008 7 009 8 010 9 011 10 013 11 014 12 015 13 016 14 017 15 018 16 019 17 022 18 024 19 025 20 026 21 027 22 028 23 029 24 030 25 031 26 032 27 033 28 034 29 035 30 036 31 037 32 038 33 039 Jumlah Rata-rata

1 30 30 20 30 20 20 20 40 30 30 50 50 20 20 20 40 20 20 40 30 40 50 20 30 30 40 30 30 10 30 20 30 30 990 30

2 14 14 8 8 11 4 11 5 11 14 8 14 7 8 12 14 4 5 8 11 8 11 8 14 10 11 14 11 5 14 13 5 11 316 9,60

Aspek Penilaian 3 4 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 8 3 10 1 10 5 10 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 10 2 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 6 1 10 1 10 1 10 1 10 3 10 3 324 9,81 40 1,21

5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 3 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 3 149 4,51

6 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 4 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 4 1 1 1 3 2 50 1,51

Jumlah Akhir 60 60 45 55 48 45 49 62 59 61 82 81 47 46 39 71 41 43 65 58 66 78 46 61 57 69 61 57 31 61 49 57 59 1869 56,64

231

232 Lampiran 14
HASIL TES KELOMPOK ASPEK KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA SIKLUS I

No Subjek Penelitian 1 002 2 003 3 004 4 005 5 008 6 009 7 010 8 011 9 013 10 014 11 015 12 016 13 017 14 018 15 019 16 021 17 022 18 023 19 024 20 025 21 026 22 027 23 028 24 029 25 030 26 031 27 032 28 033 29 034 30 035 31 036 32 037 33 038 34 039 Jumlah Rata-rata

1 20 30 50 40 30 20 20 20 40 30 30 50 50 20 20 20 40 20 20 40 30 40 50 20 30 30 40 30 30 10 30 20 30 30 1210 35,59

2 7 11 6 4 1 4 7 7 6 9 11 6 9 2 5 4 11 9 4 4 12 9 11 1 6 12 11 12 7 1 11 1 9 9 241 7,09

Aspek Penilaian 3 4 4 4 10 1 10 4 10 1 10 3 10 1 4 4 4 4 10 4 10 4 10 1 10 4 10 1 10 1 10 4 10 1 10 1 10 3 4 4 10 1 10 1 10 4 10 1 10 3 10 4 10 1 10 1 10 1 4 4 10 3 10 1 10 3 10 4 10 4 320 9,41 89 2,62

5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 156 4,59

6 2 1 4 1 3 1 2 2 4 4 1 4 1 1 4 1 1 3 2 1 1 4 1 1 3 4 1 1 2 1 3 3 4 4 79 2,32

Jumlah Akhir 44 60 78 62 43 63 44 44 78 64 80 78 63 80 80 62 60 43 44 62 80 64 60 43 78 80 60 80 44 43 60 43 64 64 2095 61,62

232

233 Lampiran 15
HASIL TES INDIVIDU ASPEK KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA SIKLUS I

No Subjek Penelitian 1 002 2 003 3 004 4 005 5 008 6 009 7 010 8 011 9 013 10 014 11 015 12 016 13 017 14 018 15 019 16 021 17 022 18 023 19 024 20 025 21 026 22 027 23 028 24 029 25 030 26 031 27 032 28 033 29 034 30 035 31 036 32 037 33 038 34 039 Jumlah Rata-rata

1 30 50 40 30 10 40 40 40 10 40 40 40 10 30 0 30 20 30 30 10 40 40 60 30 10 40 30 40 30 20 30 30 40 30 1100 32,35

2 8 14 14 4 7 12 11 11 11 8 9 11 8 11 4 7 1 11 8 4 8 11 5 5 11 5 11 4 11 5 4 4 11 14 287 8,44

Aspek Penilaian 3 4 6 2 10 1 10 2 10 2 6 2 10 5 10 3 8 3 8 3 4 4 8 1 10 5 8 4 10 1 10 1 4 2 8 1 8 4 10 3 10 1 10 1 10 5 10 1 6 1 10 3 10 1 6 5 10 1 2 1 10 2 6 1 8 1 10 3 8 4 282 80 8,29 2,35

5 4 4 4 5 3 4 4 5 4 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 5 4 138 4,06

6 2 1 1 1 4 4 2 2 4 5 1 3 3 1 2 4 2 1 4 3 1 4 3 4 3 4 5 1 3 1 2 3 3 5 88 2,59

Jumlah Akhir 53 81 72 53 34 76 71 70 43 67 65 74 39 58 22 52 37 59 60 33 65 76 84 51 41 62 85 62 50 42 48 51 73 66 1975 58,08

233

234 Lampiran 16
HASIL TES KELOMPOK ASPEK KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA SIKLUS II

No Subjek Penelitian 1 002 2 004 3 005 4 006 5 007 6 008 7 009 8 010 9 014 10 015 11 016 12 017 13 018 14 021 15 022 16 023 17 024 18 025 19 026 20 028 21 029 22 030 23 031 24 032 25 033 26 034 27 035 28 036 29 037 30 038 31 039 Jumlah Rata-rata

1 50 20 30 30 50 30 50 50 20 50 20 20 50 30 50 50 50 30 50 30 50 20 50 30 50 50 50 30 50 20 20 1110 35,81

2 11 12 12 12 12 12 11 11 12 12 12 12 12 12 11 12 11 12 12 11 12 12 12 11 12 11 12 11 12 12 12 363 11,71

Aspek Penilaian 3 4 10 3 10 3 8 4 8 4 10 4 8 4 10 3 10 3 10 5 10 4 10 3 10 3 10 4 8 4 8 4 10 4 10 3 8 4 10 4 8 4 10 4 10 3 10 4 8 4 10 4 10 3 10 4 8 4 10 4 10 5 10 5 292 9,42 120 3,87

5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 150 4,84

6 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 111 3,58

Jumlah Akhir 80 46 60 60 80 60 80 80 60 85 46 60 85 60 60 80 80 60 85 60 80 46 85 60 85 80 80 61 80 61 60 2146 69,23

234

235 Lampiran 17
HASIL TES INDIVIDU ASPEK KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA SIKLUS II

No Subjek Penelitian 1 002 2 004 3 005 4 006 5 007 6 008 7 009 8 010 9 014 10 015 11 016 12 017 13 018 14 021 15 022 16 023 17 024 18 025 19 026 20 028 21 029 22 030 23 031 24 032 25 033 26 034 27 035 28 036 29 037 30 038 31 039 Jumlah Rata-rata

1 40 30 50 50 30 50 50 50 40 50 50 40 40 30 50 40 60 50 40 50 60 40 50 50 50 40 50 30 40 50 50 1410 45,49

2 3 3 12 6 3 9 9 12 6 12 12 9 5 8 3 5 15 3 9 9 8 8 9 14 6 6 12 2 6 12 14 253 8,16

Aspek Penilaian 3 4 8 3 8 4 8 5 10 3 6 2 10 4 8 3 8 4 10 4 8 5 10 6 6 2 6 5 8 4 2 2 8 5 6 3 8 3 10 3 18 4 8 3 10 3 10 5 8 5 8 4 2 2 8 4 10 2 8 2 10 8 10 5 258 8,32 108 3,48

5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 4 3 2 4 5 135 4,35

6 4 2 1 3 5 3 3 3 5 4 2 4 5 2 1 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 5 3 1 2 3 2 93 3,00

Jumlah Akhir 64 52 80 77 52 81 77 81 71 82 85 71 60 57 70 61 90 71 70 82 88 70 82 85 77 59 81 50 64 82 85 2257 72,81

235

236 Lampiran 18
HASIL TES KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA SIKLUS I

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

Subjek Penelitian 002 003 004 005 008 009 010 011 013 014 015 016 017 018 019 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035 036 037 038 039 Jumlah Rata-rata

NK 44 60 78 62 43 63 44 44 78 64 80 78 63 80 80 62 60 43 44 62 80 64 60 43 78 80 60 80 44 43 60 43 64 64 2095 61,62

NI 53 81 72 53 34 76 71 70 43 67 65 74 39 58 22 52 37 59 60 33 65 76 84 51 41 62 85 62 50 42 48 51 73 66 1975 58,08

NG 48,5 70,5 75 57,5 39 69,5 57,5 57 60,5 65,5 72,5 76 51 69 51 57 48,5 51 52 47,5 72,5 70 72 47 59,5 71 72,5 71 47 42,5 54 47 68,5 65 2034,5 59,85

Keterangan : NK : Nilai Kelompok NI : Nilai Individu NG : Nilai Global

236

237 Lampiran 19
HASIL TES KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA SIKLUS II

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Subjek Penelitian 002 004 005 006 007 008 009 010 014 015 016 017 018 021 022 023 024 025 026 028 029 030 031 032 033 034 035 036 037 038 039 Jumlah Rata-rata

NK 80 46 60 60 80 60 80 80 60 85 47 60 85 60 60 80 80 60 85 60 80 46 85 60 85 80 80 61 80 61 60 2146 69,23

NI 64 52 80 77 52 81 77 81 71 82 85 71 60 57 70 61 90 71 70 82 88 70 82 85 77 59 81 50 64 82 85 2257 72,81

NG 72 49 70 68,5 66 70,5 78,5 80,5 65,5 83,5 66 65,5 72,5 68,5 65 70,5 85 65,5 77,5 71 84 58 83,5 72,5 81 69,5 80,5 55,5 72 71,5 72,5 2201,5 71,02

Keterangan : NK : Nilai Kelompok NI : Nilai Individu NG : Nilai Global

237

238 Lampiran 20

FORMAT PENILAIAN SIKLUS I DAN SIKLUS II KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP NEGERI I JIKEN

Pedoman Penskoran Soal Isian Singkat

No Soal 1 2 3 4 5 6

Aspek Penilaian Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal yang mengandung unsur what Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal yang mengandung unsur who Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal soal yang mengandung unsur where Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal soal yang mengandung unsur when Peserta didik bisa menjawab dengan benar soal soal yang mengandung unsur why Peserta didik bisa mampu dengan benar soal soal yang mengandung unsur how Jumlah

Skor 10 10 10 10 10 10 60

Pedoman Penskoran Soal Essai

No 1 2 3 4 5

Unsur penilaian Kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita Jumlah kalimat Penyusunan kalimat Diksi Ejaan dan tanda baca Jumlah

Skor maksimal 15 10 5 5 5 40

Aspek Penilaian Menulis Kembali Isi Berita Ke Dalam 5 Kalimat

No Unsur Penilaian 1 Kesesuaian isi kalimat dengan pokok-pokok berita

Skor 15-13 12-10 9-7

Kriteria Kategori Isi kalimat meliputi 6 unsur Sangat (5 W + 1 H) baik Isi kalimat meliputi 5 unsur Baik Isi kalimat meliputi 4 unsur Cukup baik

238

239

6-4 3-1 2 Jumlah kalimat 10 8 6 4 2 3 Penyusunan kalimat 5 4 3 2 1 4


Diksi

Isi kalimat meliputi 3 unsur Isi kalimat meliputi 1-2 unsur Peserta didik menulis 5 kalimat Peserta didik menulis 4 kalimat Peserta didik menulis 3 kalimat Peserta didik menulis 2 kalimat Peserta didik menulis 1kalimat Perpaduan dan hubungan antar kalimat sangat jelas Perpaduan dan hubungan antar kalimat jelas Perpaduan dan hubungan antar kalimat cukup jelas Perpaduan dan hubungan antar kalimat kurang jelas Perpaduan dan hubungan antar kalimat tidak jelas Terdapat 1 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat 2-5 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat 6-10 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat 11-15 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat lebih dari 15 kesalahan penggunaan pilihan kata Terdapat 1 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat 2-4 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat 5-7 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat 8-10 kesalahan ejaan dan tanda baca Terdapat lebih dari 10 ke salahan ejaan dan tanda baca

Kurang baik Sangat kurang Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang

5 4 3 2 1

Ejaan dan tanda baca

5 4 3 2 1

239

240 Lampiran 21

Pedoman Observasi Peserta Didik


Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Hari/tgl : VIII.A :

No Subjek ASPEK Penelitian Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek 2 3 4 5 6 7 8 9 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 240

241

34 034 35 035 36 036 37 037 38 038 39 039 JUMLAH Keterangan : No 1 Aspek 1. peserta didik semangat dan bersungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru. 2. ada peserta didik yang berbicara sendiri/kurang memperhatikan penjelasan guru 3. peserta didik aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diberikan. 4. peserta didik mau membuat catatan mengenai hal-hal yang penting. Keaktifan selama 5. peserta didik mengamati berita dan mencari pokok-pokok proses pembelajaran berita dengan membuat catatan-catatan kecil 6. peserta didik aktif bertanya tentang isi berita yang belum menyimak berita dipahaminya. 7. peserta didik menyimak berita yang diperdengarkan. 8. peserta didik melakukan latihan (drill) dengan cara mengerjakan tugas-tugas dari guru 9. peserta didik menulis berita ke dalam beberapa kalimat Jenis Perilaku Keaktifan mendengarkan penjelasan guru/apresepsi

241

242 Lampiran 22

Hasil Observasi Peserta Didik Siklus I


: Bahasa dan Sastra Indonesia : VIII A/2 : No Subjek ASPEK Penelitian Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035 036 037 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v x x x x x x x x x x x x x x x v x x v v x x x v x x x x v x x v x v x x x x v x x x x x v x x x x x x x x x x x x x v x x x x x 242 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v x x x x x x v x x x x x v x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Mata Pelajaran Kelas/smstr Hari/tgl

243

38 038 39 039 Jumlah

v v 34 0

x x 6 28

x 4 30

v v 34 0

v v 34 0

x x 2 32

v v 34 0

v v 34 0

v v 34 0

Keterangan: v = peserta didik melaksanakan - = peserta didik tidak masuk x = peserta didik tidak melaksanakan

243

244 Lampiran 23

Hasil Observasi Peserta Didik Siklus II


Mata Pelajaran Kelas/smstr Hari/tgl : Bahasa dan Sastra Indonesia : VIII A/2 :

No Subjek ASPEK Penelitian Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek 2 3 4 5 6 7 8 9 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032

v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v

x x x x x x x x x x x x x v x x x x x x v x x x

x x x x x x v x x v x v x x x x x x x v x x x v

v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v

v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v

x x x x x v v x x x x v x x x x x x x x x x x x

v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v

v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v

v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v

244

245

33 033 34 034 35 035 36 036 37 037 38 038 39 039 Jumlah respons positif Jumlah respons negatif

v v v v v v v 31 0

x x x x x x x 2 29

x x x x x x x 5 26

v v v v v v v 31 0

v v v v v v v 31 0

x x x x x v v 5 26

v v v v v v v 31 0

v v v v v v v 31 0

v v v v v v v 31 0

Keterangan: v = peserta didik melaksanakan - = peserta didik tidak masuk x = peserta didik tidak melaksanakan

245

246 Lampiran 24
LEMBAR JURNAL GURU SIKLUS I DAN II

Nama siswa Sekolah Kelas/semester Tanggal

: : : :

Isilah pernyataan-pernyataan di bawah ini! 1. Respons peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode
drill melalui media audio-visual.

2. Keaktifan peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual 3. Keaktifan peserta didik dalam mengerjakan latihan yang diberikan guru 4. Keantusiasan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual 5. Pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual 6. fenomene-fenomena lain yang muncul ketika pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual berlangsung

246

247 Lampiran 25

Hasil Jurnal Guru Siklus I


Sekolah Kelas/Semester : SMP Negeri I Jiken : VIII A/ 2

Tanggal Pembelajaran :

Hasil jurnal guru ini merupakan hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat terhadap beberapa pernyataan di bawah ini : 1. Respons peserta didik terhadap pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual pada siklus I ini sudah cukup baik. Sebagian besar peserta didik sudah memperhatikan penjelasan dari guru, dan sudah mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Walaupun tidak dipungkiri masih ada peserta didik yang kurang memperhatikan pembelajaran yang disampaikan guru. Beberapa peserta didik masih terlihat bercanda dengan teman sebangkunya ketika proses pembelajaran sudah dimulai. 2. Kebanyakan peserta didik masih kurang aktif selama pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual dilaksanakan. Ketika kegiatan apersepsi hanya terdapat beberapa peserta didik yang menanggapi penjelasan dari guru. Kepasifan mereka juga terlihat ketika guru memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami dari tayangan berita yang sudah diputarkan. Sebagian besar dari mereka terlihat diam saja.

247

248

3. Selama proses mengerjakan latihan seluruh peserta didik sudah terlihat aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan latihan yang diberikan guru. Semuanya terfokus pada soal yang telah diberikan guru. 4. Peserta didik cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual. Keantusiasan tersebut terlihat dari tepat waktunya mereka ketika masuk di ruang laboratorium dan terpancar dari semangat mereka ketika kegiatan perkenalan yang dilakukan guru. 5. Pada siklus I ini, peserta didik kurang memahami hakikat pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual yang baru saja diperkenalkan oleh peneliti. Mereka belum bisa memahami seutuhnya prinsip dasar pembelajarn ini. Sehingga hasil yang diperoleh pada siklus ini masih rendah. 6. Fenomene-fenomena lain yang muncul ketika pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual berlangsung yaitu terdapat peserta didik yang bandel dan kurang menghormati guru sehingga dalam mengikuti pembelajaran dan megerjakan tugas, dilakukan semaunya sendiri dan hal itu memaksa guru untuk memberikan peringatan pada peserta didik tersebut.

248

249 Lampiran 26

Hasil Jurnal Guru Siklus II


Sekolah Kelas/Semester : SMP Negeri I Jiken : VIII A/ 2

Tanggal Pembelajaran :

Pedoman yang digunakan pada jurnal guru pada siklus II ini masih sama dengan siklus I. Berdasarkan lembar jurnal guru yang telah diisi oleh teman sejawat terhadap hasil pengamatannya, diperoleh pernyataan-pernyataan berikut ini: 1. Respons yang diberikan peserta didik pada siklus II ini terhadap pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual sudah sangat baik. Mereka sudah memberikan perhatian dan antusias yang baik terhadap pembelajaran yang dilakukan guru. 2. Peserta didik lebih aktif dalam memberikan jawaban yang diberikan guru. Keaktifan itu bisa timbul karena dimungkinkan peserta didik sudah merasa terbiasa dengan peneliti dan sudah mampu menyesuaiakan dengan cara pembelajaran yang diberikan guru dan cara mengajarnya. Dengan kondisi yang seperti itu maka peserta didik tidak merasa canggung dan malu lagi dalam mengemukakan gagasannya. 3. Keaktifan peserta didik juga tampak ketika mereka mengerjakan latihanlatihan yang diberikan guru. Pada siklus II ini, para peserta didik lebih aktif jika dibandingkan pada siklus I. Dalam mengerjakan latihan, mereka sudah memperhatikan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I.

249

250

4. Peserta didik semakin antusias dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual. Hal itu disebabkan oleh kesadaran mereka akan pentingnya keterampilan menyimak berita. Dengan menyimak berita mereka dapat memperoleh informasiinformasi penting, sehingga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. 5. Peserta didik sudah lebih memahami tentang prinsip dasar pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual. Hal ini bisa terjadi karena mereka sudah bisa beradaptasi dengan cara mengajar peneliti dan sudah memahami prinsip dasar pembelajaran menyimak berita dari televisi dengan metode drill melalui media audio-visual, sehingga mereka menjadi lancar dalam mengikuti pembelajaran. 6. Tidak dijumpai fenomena-fenimena negatif pada siklus II ini. Pembelajaran berlangsung dengan kondusif dan tertib.

250

251 Lampiran 27
LEMBAR JURNAL SISWA SIKLUS I DAN II

Nama siswa Sekolah Kelas/semester Tanggal

: : : :

Jawablah pertanyaan ini dengan benar! 1. Apakah Anda merasa senang dengan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Mengapa? 2. Apakah Anda tertarik belajar menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? 3. Bagaimana tanggapan Anda tentang cara peneliti menyampaikan materi selama proses pembelajaran? 4. Apakah Anda akan menjadi lebih rajin dalam berlatih menyimak berita setelah pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audiovisual diberikan? Jelaskan! 5. Berikan pesan dan kesan Anda terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan!

251

252 Lampiran 28
PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS I DAN II

Nama Sekolah Kelas/semester Tanggal

: : : :

1. Apakah yang Anda rasakan setelah melakukan pembelajaran tadi? 2. Apakah anda menyukai pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? 3. Apa yang menjadi kendala Anda dalam kegiatan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? 4. Bagaimana pendapat Anda tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? 5. Apakah pembelajaran tadi dapat menarik minat Anda terhadap pembelajaran menyimak berita? 6. Apakah materi yang disampaikan tadi sesuai dan cocok diberikan kepada Anda? 7. Menurut Anda, apakah latihan (soal) yang diberikan kepada Anda terlalu sulit dan memberatkan Anda! 8. Menurut Anda, dapatkah pembelajaran tadi dijadikan salah satu metode dalam pembelajaran yang lain?Jelaskan!

252

253 Lampiran 29

Hasil Wawancara Siklus I

1. Responden : Liyanik Septi Ariyani Nilai Kelas Peneliti tadi? Responden : Senang. Peneliti : Apakah Anda menyukai pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Responden : Kurang suka. Peneliti : Apa yang menjadi kendala Anda dalam kegiatan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audiovisual? Responden : Saya belum memahami teknik pembelajaran dril.l Peneliti : Bagaimana pendapat Anda tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Responden : Santai, menyenangkan, tetapi terlalu sabar. Peneliti : Apakah pembelajaran tadi dapat menarik minat Anda terhadap pembelajaran menyimak berita? Responden : Ya. Peneliti : Apakah materi yang disampaikan tadi sesuai dan cocok diberikan kepada Anda? : 22 (terendah) : VIII A : Apakah yang Anda rasakan setelah melakukan pembelajaran

253

254

Responden : Sudah. Peneliti : Menurut Anda, apakah latihan (soal) yang diberikan kepada Anda terlalu sulit dan memberatkan Anda! Responden : Mudah. Peneliti : Menurut Anda, dapatkah pembelajaran tadi dijadikan salah satu metode dalam pembelajaran yang lain?Jelaskan! Responden : Bisa. Tetapi saya kurang suka dengan pembelajaran yang dilakukan di laboratorium, saya lebih suka pembelajaran di dalam kelas.

2. Responden : Siska Piyana Nilai Kelas : 85 (tertinggi) : VIII A

Peneliti tadi?

: Apakah yang Anda rasakan setelah melakukan pembelajaran

Responden : Senang. Peneliti : Apakah Anda menyukai pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Responden : Suka. Peneliti : Apa yang menjadi kendala Anda dalam kegiatan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audiovisual? Responden : Kelasnya terlalu ramai.

254

255

Peneliti

: Bagaimana pendapat Anda tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual?

Responden : Baik, santai, dan sudah jelas. Peneliti : Apakah pembelajaran tadi dapat menarik minat Anda terhadap pembelajaran menyimak berita? Responden : Ya. Peneliti : Apakah materi yang disampaikan tadi sesuai dan cocok diberikan kepada Anda? Responden : Sudah. Peneliti : Menurut Anda, apakah latihan (soal) yang diberikan kepada Anda terlalu sulit dan memberatkan Anda! Responden : Mudah. Peneliti : Menurut Anda, dapatkah pembelajaran tadi dijadikan salah satu metode dalam pembelajaran yang lain?Jelaskan! Responden : Bisa. Karena metode ini membuat kita menjadi rajin.

255

256 Lampiran 30

Hasil Wawancara Siklus II

1. Responden : Supriyono Nilai Kelas Peneliti tadi? Responden : Senang. Peneliti : Apakah Anda menyukai pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Responden : Suka. Peneliti : Apa yang menjadi kendala Anda dalam kegiatan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audiovisual? Responden : Sulit memahami isi berita. Peneliti : Bagaimana pendapat Anda tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Responden : Santai, menyenangkan, tetapi suaranya kurang jelas. Peneliti : Apakah pembelajaran tadi dapat menarik minat Anda terhadap pembelajaran menyimak berita? Responden : Ya, dapat. Peneliti : Apakah materi yang disampaikan tadi sesuai dan cocok diberikan kepada Anda? 256 : 50 (terendah) : VIII A : Apakah yang Anda rasakan setelah melakukan pembelajaran

257

Responden : Sudah. Peneliti : Menurut Anda, apakah latihan (soal) yang diberikan kepada Anda terlalu sulit dan memberatkan Anda! Responden : Tidak. Peneliti : Menurut Anda, dapatkah pembelajaran tadi dijadikan salah satu metode dalam pembelajaran yang lain?Jelaskan! Responden : Bisa.

2. Responden : Muslianto Nilai Kelas : 90 (tertinggi) : VIII A

Peneliti tadi?

: Apakah yang Anda rasakan setelah melakukan pembelajaran

Responden : Senang dan bisa menambah pengetahuan. Peneliti : Apakah Anda menyukai pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? Responden : Suka. Peneliti : Apa yang menjadi kendala Anda dalam kegiatan pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audiovisual? Responden : Kurang teliti dalam menjawab soal latihan. Peneliti : Bagaimana pendapat Anda tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak berita dengan metode drill melalui media audio-visual? 257

258

Responden : Sudah bagus dan jelas. Peneliti : Apakah pembelajaran tadi dapat menarik minat Anda terhadap pembelajaran menyimak berita? Responden : Ya. Peneliti : Apakah materi yang disampaikan tadi sesuai dan cocok diberikan kepada Anda? Responden : Sudah. Peneliti : Menurut Anda, apakah latihan (soal) yang diberikan kepada Anda terlalu sulit dan memberatkan Anda! Responden : Gampang-gampang susah. Peneliti : Menurut Anda, dapatkah pembelajaran tadi dijadikan salah satu metode dalam pembelajaran yang lain?Jelaskan! Responden : Bisa. Karena metode ini membuat kita bisa belajar bersamasama.

258

259 Lampiran 31

PEDOMAN DOKUMENTASI SIKLUS I DAN SIKLUS II

Hal-hal yang didokumentasikan dalam penelitian ini adalah: 1. Kegiatan awal pembelajaran yang berupa guru memberikan apersepsi 2. Kegiatan peserta didik dalam menyimak tayangan berita 3. Kegiatan peserta didik dalam melakukan drill (latihan) secara berkelompok 4. Kegiatan peserta didik dalam melakukan drill (latihan) secara individu 5. Kegiatan peserta didik mengisi lembar jurnal siswa

259

You might also like