Professional Documents
Culture Documents
Mawas Diri
oleh: YM Bhikkhu Sri Paññavaro Mahâthera
Saudara-saudara umat Buddha yang kepada orang tua atau kepada suami,
berbahagia, tidak sampai seminggu istri saudara sendiri. Tetapi saudara,
kurang lebih lima atau enam hari berusahalah untuk melihat dan
kemudian, kita akan menginggalkan mengakui dengan jujur satu tahun
tahun ini dan memasuki tahun yang yang telah saudara lewatkan, dengan
baru. Kalau saudara-saudara jujur kepada diri sendiri. Kalau kita
mengikuti kebaktian pada pagi hari ini, tidak pernah melakukan mawas diri
dengan tidak terasa hari ini adalah saudara, maka akan sulit untuk maju.
minggu yang terakhir. Kalau kita sulit melihat kekurangan
kita, sikap-sikap yang tidak baik yang
Saudara-saudara pada saat menjelang telah kita lakukan dalam satu tahun,
tutup tahun, terutama generasi muda maka sulit untuk memperbaiki itu pada
dan apalagi yang tinggal di kota-kota tahun yang selanjutnya. Oleh karena
besar, seperti Jakarta ini, pada saat itu, dalam dua, tiga hari ini jadikanlah
tutup tahun seperti ini, maka hari-hari ini sebagai hari-hari yang
kemudian kegiatan sejenak berhenti. baik, untuk membuat evaluasi, untuk
Apakah saudara akan berlibur di membuat rincian kembali, apa saja
rumah ataukah mungkin melancong yang telah saudara lalui, apa sajakah
piknik ke luar kota, yang semuanya itu yang telah saudara lakukan dalam
merupakan acara tutup tahun. setahun ini dengan sejujur-jujurnya
Saudara-saudara, memang sudah kepada diri saudara sendiri.
merupakan tradisi dalam kehidupan
bermasyarakat membuat acara pada Saudara-saudara, kemudian
saat menjelang tutup tahun, meskipun menjelang memasuki tahun yang
sudah tentu saya ingin mengingatkan baru, gunakanlah kesempatan itu
saudara, cobalah saudara membuat untuk bertekad membuat revolution,
acara yang wajar saja dan lebih membuat tekad mempertahankan
penting dari acara-acara kebiasaan yang sudah baik, dan memperbaiki
menutup tahun, mengakhiri tutup yang masih belum kita capai. Oleh
tahun dan menyambut tahun yang karena saudara, kehidupan kita ini
baru itu. Saya ingin mengajak kepada adalah akumulasi hasil timbunan dari
saudara gunakanlah waktu dua, tiga perjuangan kebajikan kita. Kehidupan
hari ini untuk bersama-sama kita ini bukan untung-untungan, bukan
melakukan mawas diri, melihat seperti orang memungut lotere, atau
setidak-tidaknya satu tahun yang telah bermain dadu, kadang-kadang kita
kita lalui bersama. berhasil, tetapi kadang-kadang kita
gagal. Sesungguhnya kehidupan kita
Saudara-saudara, marilah kita melihat adalah sesuatu yang pasti, sesuatu
perjalanan kehidupan kita, setidaknya yang tidak beralasan. Kalau kita
setahun yang lalu, dengan satu kaca menjadi was-was, menjadi ragu-ragu
mata kejujuran. Saudara tidak perlu atau khawatir atas hari depan kita.
mengakui dengan jujur apa yang telah Kehidupan ini pasti karena didasari
saudara lakukan dalam satu tahun oleh satu hukum yang pasti. Apapun
kepada orang lain termasuk mungkin yang kita alami kemudian tidak lain
Hal 1 dari 10
Pannavaro Mawas Diri
Hal 2 dari 10
Pannavaro Mawas Diri
awam, saya pimpinan dan anda demikian juga saudara, pimipinan kita
karyawan, saya murid dan anda guru, adalah manusia, saudarapun
saya orang mampu dan anda bawahan manusia,. Saudara yang menjadi
saya, sangat banyak saudara, kalau pimpinan manusia dan yang saudara
saudara menuliskan predikat-predikat pimpin juga manusia seperti saudara.
ini mungkin lebih tebal dari buku
telepon yang saudara punyai. Saya Saudara-saudara, kesadaran akan
ibu, saya ayah, saya anak, saya umat hakekat kita sebagai manusia, inilah
Buddha, saya karyawan atau saya yang kadang-kadang dibungkus dan
majikan, saya pimpinan, sedangkan kemudian disekat oleh bermacam-
anda bukan. Begitu saya menyadari macam predikat. Kalau saudara sudah
saya umat Buddha maka saya merasa maju dan sukses berhasil menjadi
berbeda dengan umat yang beragama pimpinan, mempunyai jabatan
lain. Begitu saya menyadari saya tertentu, merasa menjadi mempunyai
bhikkhu maka saya mengganggap peranan tertentu, maka kadang-
saudara berbeda dengan saya. kadang saudara berpikir seolah-olah
sudah bukan manusia lagi atau
Saudara-saudara, jangan saudara mungkin saudara memandang yang
salah mengerti, agama Buddha dan lain menjadi bukan manusia lagi.
saya pribadi tidak keberatan dengan
predikat-predikat itu karena memang Saudara-saudara adalah esensi,
predikat-predikat itu diperlukan dalam adalah hakekat dari kita semua.
kehidupan masyarakat, tetapi saudara Memang saudara kalau saya ditanya,
untuk kepentingan batin kita, untuk "Bhante, apakah Bhante sama dengan
pembentukan mental kita yang sehat saya?" Saya menjawab tidak, "Kalau
kalau suatu saat kita mau tidak sama Bhante, tentu Bhante
menyingkirkan semua predikat itu. berbeda dengan saya". Yah… tetapi
Saya umat Buddha, saya bhikkhu, tidak sepenuhnya berbeda. Sebaliknya
saya pemimpin, saya orang tua, saya saudara, kalau saudara bertanya
karyawan, saya atasan, kalau saudara kepada saya, "Bhante, apakah Bhante
mau menyingkirkan semuanya itu berbeda dengan saya?" Saya akan
untuk sementara demi kepentingan menjawab tidak. "Kalau tidak berbeda
mental saudara, maka apakah yang Bhante, tentu Bhante sama dengan
saudara lihat, kalau predikat-predikat saya". Saya juga akan menjawab
yang merupakan pagar, yang tidak, memang saudara dengan saya
merupakan penyekat yang dahsyat itu tidak sepenuhnya berbeda, tetapi juga
kadang-kadang saudara, saudara mau tidak sepenuhnya sama. Saya dan
menyingkirkan sesaat maka saudara anda sama, tetapi tidak persis sama.
akan melihat akar yang sama pada Saudara berbeda dengan saya, tetapi
setiap orang. Apakah bhikkhu, apakah tidak berbeda sama sekali. Apapun
umat, apakah dia umat Buddha, perbedaan saudara dengan saya,
apakah dia seorang muslim, apakah apapun perbedaan saudara dengan
dia seorang Kristen, apakah dia umat saudara yang lain, kita semua adalah
Hindu, apakah mereka yang tidak manusia.
menentu apakah agamanya, apakah
mereka atasan saya, apakah mereka Perbedaan apapun yang boleh kita
bawahan saya, apakah mereka orang lihat bersama, semuanya itu tidak
kebanyakan, apakah saya pemimpin, akan melunturkan sifat kita yang sejati
kalau semuanya itu sejenak kita bahwa kita adalah manusia. Hal yang
singkirkan maka kita akan melihat lain saudara yang akan saya
akar yang satu dan sama. Apakah itu sampaikan kepada saudara, sebagai
saudara, tidak lain bahwa kita semua renungan akhir tahun dan menjelang
adalah manusia, saya adalah manusia,
Hal 3 dari 10
Pannavaro Mawas Diri
memasuki tahun yang baru dan tujuan dia mencuri sebagai manusia
ingatlah saudara semua manusia dia ingin bahagia, tidak ada pencuri
mempunyai perjuangan yang sama. yang mencuri untuk mencari
Umat beragama apapun, seorang kesengsaraan.
Buddhis, seorang Muslim, seorang
Kristen, seorang Hindu, atau mereka Saudara-saudara, kalau saudara mau
yang tidak kenal agama, mereka yang merenungkan apa yang saya uraikan
kaya, mereka yang miskin, mereka ini, dengan jujur, sebagai sesama
yang intelektual, atau mereka yang manusia semuanya menginginkan
mempunyai tingkat pendidikan rendah, kebahagiaan, maka akan timbullah
semua manusia mempunyai obsesi kasihan, akan timbullah kasih sayang
yang sama, mempunyai tujuan yang alami, kasih sayang yang wajar
perjuangan yang sama. Apakah itu dari dalam diri kita, melihat atau
saudara? Semua manusia setiap orang bertemu setiap orang. Kasih sayang
menginginkan kebahagiaan, tidak ada yang tidak dibuat-buat, kasih sayang
seorangpun yang tidak menginginkan yang tidak dipaksa-paksakan tetapi
kebahagiaan. Saya mohon kepada kasih sayang yang alami, kasih sayang
saudara ingatlah ini, meskipun bukan yang natural karena kita menyadari
sesama umat Buddha, saudara- siapapun adalah sesama manusia,
saudara kita umat beragama lainpun sama seperti kita, sama seperti
menginginkan kebahagiaan, termasuk saudara, sama seperti saya yang
mereka yang tidak menyenangi sama-sama juga menginginkan
saudara, yang memusihi saudara, kebahagiaan. Mereka mencari
yang mengganggu saudara, kebahagiaan dengan cara yang salah
merekapun menginginkan justru bukan kebencian yang timbul
kebahagiaan. dalam diri kita, kasihan, kasih sayang
yang akan timbul dan timbul melihat
Saya ingin memberikan contoh kepada dia.
saudara, cobalah saudara lihat.
Seorang pencuri yang dengan cerdik Saudara-saudara semua, agama,
mencuri barang-barang saudara atau semua kepercayaan mengajarkan cinta
merampas milik saudara, kalau boleh kasih, janganlah engkau membenci,
saya bertanya kepada pencuri itu, janganlah engkau memusuhi orang
"Hai… engkau mencuri". "Ya.. Bhante lain, karena mereka juga manusia
saya tahu, apa yang saya lakukan itu seperti engkau, meskipun mereka
sesuatu yang tidak baik". "Apa membencimu, memusuhimu,
tujuanmu mencuri?" Pencuri itu akan janganlah engkau marah kepada
menjawab saudara, "Bhante, saya mereka. Tetapi banyak orang berkata
mencuri ini saya ingin bahagia". Saya kepada saya, "Baik bhante, saya ingin
percaya saudara, tidak ada pencuri menjalani ajaran agama saya, saya
yang mencuri yang ingin menderita, ingin untuk tidak marah kepada orang
tidak orang yang mencuri karena dia yang marah kepada saya, saya tidak
ingin menderita, tidak ada pencuri ingin membenci kepada orang yang
yang mencuri karena dia ingin jahat kepada saya, tetapi bhante,
tertangkap dan kemudian digebuki bagamaimanakah caranya? Amat sulit
beramai-ramai dan kemudian sekali untuk tidak membenci kepada
dijebloskan di penjara. Dia mencuri orang yang mengganggu saya, amat
sekalipun karena dia juga ingin sulit sekali untuk tidak jengkel kepada
bahagia. Memang cara untuk bahagia orang yang menjengkelkan saya, yah…
yang dia tempuh adalah cara yang saya ingin menjalani agama saya,
salah, karena cara yang dia tempuh tetapi bagaimana caranya? Apakah
membuat penderitaan, membuat saya harus menyayangi dia, apakah
kesulitan manusia yang lain, tetapi saya harus mencintai dia yang
Hal 4 dari 10
Pannavaro Mawas Diri
Hal 5 dari 10
Pannavaro Mawas Diri
Hal 6 dari 10
Pannavaro Mawas Diri
Hal 7 dari 10
Pannavaro Mawas Diri
kecil itu demikianlah saudara, kita intelek saudara, nggak usah panjang-
harus menghargai mahkluk-mahkluk panjang, pendek saja, tetapi cukup
yang lain demikianlah kita harus dan berguna, cocok untuk setiap
menghargai semuanya itu sebagai kesempatan.
kehidupan yang menginginkan
kebutuhan orang lain itu. Ada satu cerita saudara. Ada
seseorang yang datang ke vihara
Pada waktu saya diminta berceramah karena mengalami kesulitan dan
di depan mahasiswa-mahasiswa berkata kepada bhikkhu yang sudah
fakultas Theologia Universitas Kristen selesai bermeditasi, selesai membaca
Duta Wacana di Yogya sangat menarik paritta, saya ceritakan itu pada waktu
saudara. Di aula yang besar cukup saya memberikan ceramah di Duta
penuh, saya menyampaikan dengan Wacana. "Bhante doakanlah saya, saya
pelan-pelan, karena mereka mengalami banyak kesulitan, semoga
menginginkan pengertian tentang kesulitan saya bisa selesai". Bhikkhu
agama Buddha dari tangan yang itu menjawab: "Baik, saya sudah
pertama, dari penganutnya sendiri, mendoakan saudara bahkan sebelum
tidak hanya dari buku. Saya yakin saudara datang kemari saya sudah
meskipun mereka tidak menjadi umat mendoakan saudara, sebelum saudara
Buddha kemudian dan itu bukan kenal pada saya dan sebelum saya
harapan saya, tetapi mereka kenal saudara, saya sudah mendoakan
memberikan respek, hormat pada untuk saudara". Orang itu mengatakan
agama Buddha, tidak ada satupun "Ah bhante, yang benar sajalah,
yang kemudian mencemooh, dan mungkinkah itu? Sebelum bhante
kemudian secara frontal menyerang kenal saya, bhante sudah mendoakan
uraian saya, semuanya merasa puas saya?" "Benar, karena setiap saat saya
dan mereka menginginkan suatu saat bermeditasi, setiap saat saya
akan datang ke Vihara untuk membaca paritta, saya mengucapkan
bermalam, mungkin lebih kurang 7 semoga semua makhluk berbahagia
hari (seminggu) untuk belajar dan saudara sudah termasuk didalam
mengerti kehidupan di dalam vihara. semua makhluk". Semoga semua
Mereka menanyakan doa saudara, makhluk berbahagia saudara, saya
saya menjawab doa umat Buddha jelaskan kepada mereka semoga
sesungguhnya sangat sederhana dan semua makhluk yang tampak, yang
doa ini bisa digunakan pada setiap tidak tampak termasuk binatang,
kesempatan. Di dalam bahasa pali termasuk mereka yang tidak
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta menyenangi saudara, termasuk
—semoga semua makhluk berbahagia. mereka yang mengatakan umat
"Kalau mau tidur bagaimana bhante?" Buddha kafir, menyembah berhala
Ucapkan saja semoga semua bakhluk termasuk semuanya itu kita doakan
berbahagia. "Kalau bangun tidur semoga mereka semuanya
bagaimana bhante?" Semoga semua berbahagia.
makhluk berbahagia. "Kalau makan
bhante doanya bagaimana?" Kalau Sulit saudara mencari doa yang
anda butuh doa mau makan ucapkan singkat dan sangat bermakna seperti
saja 'Semoga semua makhluk ini, saya mengatakan hanya orang-
berbahagia'. Itu doa yang universal orang intelek yang mau menggunakan
saudara, berlaku untuk semua doa yang seperti ini, tidak usah
kepentingan. "Kalau menghadapi panjang, sulit menghafal, hanya
saudara saya yang meninggal, semoga semua makhluk berbahagia.
bagaimana bhante?" Doakan saja Kalau saudara naik pesawat Sempati,
semoga saudara saya, semoga semua di situ ada kartu doa, bermacam-
makhluk berbahagia, itu doanya orang macam doa, ada yang panjang sekali,
Hal 8 dari 10
Pannavaro Mawas Diri
Hal 9 dari 10
Pannavaro Mawas Diri
untuk saudara tetapi saudara saya karena itu saya sendiri ingin
minta nanti kalau pulang ke rumah, menyumbangkan pengetahuan
anaknya, familinya, jangan kemudian Dhamma saya kepada masyarakat,
bikin gara-gara, bikin ramailah, itulah bukan tujuan saya membuat mereka
"Eh.. kamu ini bagaimana, aku inilah semuanya menjadi umat Buddha,
menurut Bhante Pañña guru yang silahkan mereka menjadi umat
terbaik". Nanti anda melakukan Kristen, umat Islam, umat Hindu,
kejahatan, anda menjadi guru tetapi tetapi sebagai umat Buddha saya ingin
melakukan kejahatan. menyumbangkan Dhamma yang saya
miliki, yang saya ketahui sebagai
Mereka adalah guru yang terbaik bagi kontribusi saya kepada masyarakat.
kita, yang diganggu, yang digoda,
tetapi memang kita tidak perlu Semoga mereka mendapatkan
berterima kasih kepada guru yang baik manfaat dari dalam yang diwariskan
itu, kita anggap mereka guru yang Sang Buddha yang demikian luas dan
baik di dalam latihan kita supaya kita yang demikian dalam sekali yang
tidak membenci mereka. Orang Jawa menyejukkan dan memperluas
mengatakan Wong mereka wawasan kita. Selamat memasuki
mengganggu anda juga punya tujuan tahun baru saudara, semoga timbul
yang sama juga kok dengan anda, semangat yang baru, tekad yang lebih
apakah? Ingin bahagia, jadi mereka kuat, arah yang benar, jangan berhenti
yang mengganggu anda, mereka yang di tengah jalan. Tujuan kita masih
merongrong anda, mereka yang panjang dan jangan mengkhawatirkan
meminta anda, mereka juga ingin sesuatu, semangat baru, tekadnya
bahagia, hanya caranya salah, ngawur baru, dan semoga anda mencapai
karena itu kita kasihan kepada kesejahteraan yang baru, rejekinya
mereka. juga baru, hanya satu hal suaminya
atau istrinya jangan baru.
Saudara-saudara, semoga renungan
saya pada akhir tahun ini bermanfaat Semoga semua makhluk berbahagia,
bagi saudara. Apa yang saya Semoga Sang Tiratana selalu
sampaikan ini, saya yakin bukan memberkahi saudara, sekian dan
persolan bagaimana umat Buddha terima kasih.***
saja, persolan ini adalah persoalan
kehidupan, persoalan ini adalah Sumber:
persoalan bagi semua orang, oleh KUMPULAN DHAMMADESANA Jilid 4; Sri Paññavaro
Mahâthera; 2001
*****&&&&&******
Hal 10 dari 10