You are on page 1of 14

MANAJEMEN KEUANGAN SUMBER DANA JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG

KELOMPOK 4 : VALDHE KARUNDENG (Koord) ARCULES EZRA, RISKY ROMPAS ERNY SOFYAN, KRISTIN RONDONUWU

AKUNTANSI PUBLIK DAN PERPAJAKAN


UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS EKONOMI 2011

SUMBER DANA JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG

ampir sebagian besar perusahaan tidak bisa memperoleh sumber dana tanpa penggunaan jaminan. Untuk itu mereka harus memberikan berbagai jaminan kepada pihak pemberi dana. Kredit jangka menengah dan panjang merupakan kredit yang menggunakan jaminan. Istilah jangka menengah menunjukkan bahwa kredit tersebutberjangka waktu satu tahun atau lebih, tetapi umumnya kurang dari 10 tahun. Sedangkredit jangka panjang adalah kredit yang berjangka waktu lebih dari 10 tahun. Pembagianwaktu ini memang tidak ada dasarnya, sehingga mungkin saja pembaca menjumpaipembagian jangka waktu yang berbeda.

A. Sumber Dana Jangka Menengah Bentuk-bentuk kredit jangka menengah dan panjang diantaranya adalah: term loan, equipment financing, leasing, saham, obligasi dan kredit modal kerja permanen. 1. Leasing Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia sering disebut perusahaan leasing. Kegaitan usaha leasing bergerak dibidang pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah. Pembiayaan disini artinya jika perusahaan (klien) membutuhkan barang-barang modal seperti peralatan kantor atau mobil dengan cara disewa atau dibeli secara kredit, maka pihak leasing dapat membiayai keinginan perusahaan (klien) tersebut sesuai perjanjian kedua belah pihak. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah: a) Lessor (merupakan perusahaan lesing yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk memperoleh barang-barang modal) b) Lessee (adalah perusahaan yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh barang modal yang diinginkan) c) Supplier (yaitu pedagang yang meyediakan barang yang akan di-leasing sesuai perjanjian antara lessor dengan lessee dan dalam hal ini suplier juga dapat bertindak sebagai lessor. d) Asuransi merupakan perusahaan yang akan menanggung risiko terhadap perjanjian antara lessor dengan lessee, dimana dalam hal ini lessee dikenakan biaya asuransi dan apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan akan menanggung risiko sebesar jumlah yang sesuai dengan perjanjian terhadap barang yang dileasingkan.

Sewa (Lease), adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lesse untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lesse melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor. Secara resmi lembaga Leasing ini beroperasi di Indonesia pada tahun 1974 yang ditandai dengan adanya SKB 3 Menteri, yaitu Menteri Republik Indonesia No. KEP 122/MK/IV/2/1974, No. 32/M/SK/2/1974 No. 30/Kpb/I/74 Tanggal 7 Februari 1974 beserta berbagai surat-surat edaran menteri. Munculnya lembaga leasing ini merupakan suatu alternatif yang menarik bagi para pihak yang sulit mendapatkan dana untuk memenuhi kebutuhannya, baik dalam jangka waktu menengah maupun dalam jangka waktu yang panjang, sedangkan melalui leasing mereka bisa memperoleh dana untuk membiayai pembelian barang-barang yang menjadi kebutuhan mereka dengan angka pengembalian antara tiga hingga lima tahun atau lebih. Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor dengan lessea dimana pihak lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessea dengan imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan pengertian sewa guna usaha sesuai dengan KMK No.

1169/KMK.01/1991 adalah : Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessea selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Selanjutnya yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessea pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha. Adapun barang-barang yang dapat di-leasing beragam, antara lain seperti kapal laut, pesawat, otomotif, komputer, alat-alat berat atau barang produksi lain termasuk juga sebuah mesin injection. Seiring dengan berkembangnya leasing saat ini, maka semakin banyak pula perusahaan-perusahaan leasing di Indonesia. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan barang modal yang semakin meningkat seiring dengan diperlukan juga lembaga pembiayaannya dan leasing ini telah banyak berperan dalam pengadaan barang modal. Dalam kegiatan leasing, untuk menghindari risiko kerugian yang besar, maka dilibatkan juga asuransi. Oleh karenanya, dalam perjanjian leasing ditegaskan adanya

asuransi yang biasanya ditanggung oleh lessee. Pihak lessee yang harus menanggung premi asuransi dengan alasan lessee adalah pihak yang mengerti seluk beluk barang modal yang digunakan dan pihak lessor hanya mendapatkan keuntungan dari selisih antara biaya dana (cost of fund) dengan tingkat bunga yang ditawarkan oleh lessee.

2. Term Loan (Pinjaman Berjangka) Hal-hal yang dimasukkan dalam dokumen perjanjian pinjaman berjangka adalah: 1. Jumlah dan jatuh tempo pinjaman 2. Tanggal pembayaran 3. Tingkat bunga 4. Ketentuan standar dan pembatas 5. Kolateral 6. Tujuan pinjaman 7. Tindakan yang diambil jika terjadi pelanggaran dalam perjanjian 8. Waran pembelian saham (stock purchase warrants) Term loan mempunyai karakteristik: berusia lebih dari satu tahun, diberikan atas dasar perjanjian formal. Kredit ini dilunasi secara berkala, baik bulanan, triwulanan, tengah tahunan atau tahunan, dengan angsuran yang sama. Kemampuan membayar kredit ini dihubungkan aliran kas sehingga tidak membahayakan likuiditas perusahaan. Term loan ini diberikan oleh Bank Dagang, perusahaan asuransi, supplier atau manufacture. Term loan ini sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang relatif kecil untuk mengeluarkan surat berharga, baik jangka pendek maupun jangka panjang, sebagai salah satu sumber pembelanjaan. Lembaga keuangan utama yang memberikan pinjaman berjangka kepada perusahaan adalah: 1. Bank komersial 2. Perusahaan asuransi 3. Lembaga dana pensiun 4. Perusahaan pengembangan regional 5. Lembaga pembiayaan usaha kecil 6. Perusahaan investasi usaha kecil 7. Perusahaan keuangan komersial

Pinjaman berjangka adalah utang yang sebenarnya dijadwalkan untuk dilunasi selama lebih dari satu tahun, namun umumnya kurang dari 10 tahun. Bank Komersial adalah sumber utama dari pendanaan berjangka. Dua fitur pinjaman berjangka (term loan) bank membedakannya dengan jenis pinjaman bisnis lainnya. Pertama, pinjaman berjangka memiliki waktu jatuh tempo akhir lebih dari 1 tahun. Kedua, pinjaman berjangka sering kali menunjukkan kredit yang diperpanjang berdasarkan perjanjian pinjaman resmi. Secara umum, pinjaman ini dibayar kembali dengan angsuran secara periodik, setiap tiga bulan, setiap enam bulan, atau setiap tahun yang mencakup bunga dan pokoknya. Jadwal pembayaran pinjaman biasanya bergantung pada kemampuan arus kas peminjam untuk membayar utang. Umumnya, jadwal pelunasan memerlukan angsurna periodik dalam jumlah yang sama, namun ada juga yang jumlahnya tidak sama atau dibayar sekaligus pada waktu jatuh tempo akhir. Kadang-kadang pinjaman diamortisasi (dilunasi secara bertahap) dalam angsuran periodik yang sama kecuali untuk pembayaran tertinggi (ballon payment) akhir (pembayaran yang jumlahnya jauh lebih besar daripad angsuran lainnya). Kebanyakan pinjaman berjangka bank diterbitkan dengan waktu jatuh tempo awal selama 3 sampai 5 tahun. Umumnya, tingkat bunga dari pinjaman berjangka lebih besar daripada tingkat bunga dari pinjaman jangka pendek untuk peminjam yang sama. Jika perusahaan dapat meminjam pada tingkat bunga utama untuk pinjaman jangka pendek, perusahaan mungkin akan membayar 0,25 samapi 0,50% lebih besar untuk pinjaman berjangka. Tingkat bunga yang lebih tinggi merupakan kompensasi dari eksposur risiko yang lebih panjang bagi pemberi pinjaman. Tingkat bunga pinjaman berjangka biasanya ditentukan dengan dua cara : (1) tingkat bunga tetap selama masa pinjaman, atau (2) tingkat bunga variabel yang disesuaikan dengan perubahan tingkat bunga pasar. Kadang kala ditentukan tingkat bunga batas bawah dan batas atas untuk membatasi jarak fluktuasi tingkat bunga. Selain biaya bunga, peminjam diminta membayar beban hukum yang ditanggung bank dalam pembuatan perjanjian pinjaman. Juga, biaya komitmen (commitmen fee) dapat juga dikenakan untuk periode komitmen ketika pinjaman tidak diambil. Untuk pinjaman berjangka biasa, biaya-biaya tambahan ini biasanya cukup kecil dibanding total biaya bunga pinjaman. Umumnya biaya untuk bagian yang tidak digunakan dari suatu komitmen adalah sekitar 0,25 % sampai 0,75%.

Sebagai contoh, anggaplah biaya komitmen adalah 0,50% dari komitmen sebesar $1 juta dan perusahaan mengambil seluruh pinjaman berjangka 3 bulan setelah komitmen tersebut. Perusahaan akan berutang biaya komitmen ke bank sebesar ($1 juta) x (0,005) x (3 bulan/12 bulan) = $1.250. Keuntungan dari pinjaman berjangka bank adalah fleksibilitasnya. Peminjam berurusan langsung dengan pemberi pinjaman, dan pinjaman dapat disesuaikan dengan kebutuhan peminjam melalui negosiasi langsung. Jika kebutuhan perusahaan berubah, syarat dan kondisi pinjaman dapat direvisi. Dalam banyak contoh, pinjaman berjangka dibuat untuk bisnis kecil yang tidak mempunyai akses ke pasar modal dan tidak siap untuk menjual sekuritas ke publik.

3. Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha/perusahaan kecil pribumi dengan persyaratan dan prosedur khusus, guna pembiayaan modal yang hanya dipergunakan secara terus-menerus untuk kelancaran usaha. Karena untuk pembiayaan modal kerja, biasanya KMKP diberikan pada perusahaan yang sudah beroperasi. Jumlah kredit maksimum dan kemungkinan kredit baru yang lebih besar adalah sama dengan KIK. Hanya saja, tingkat bunga yang diberikan sampai saat ini yang berlaku adalah 12% setahun. Jika terjadi tunggakan lebih dari 90 hari dari batas waktu yang diberikan, nasabah akan dikenakan denda 3% setahun. Para nasabah juga tidak dikenakan pungutan pendahuluan atas kredit yang diberikan yang dalam KMKP dikenal dengan provisi kredit. Persyaratan lain dari KMKP ini tidak berbeda dengan KIK. Satu hal perbedaan pokok yang perlu diperhatikan dalam KMKP ini, yaitu sifatnya yang permanen.

Artinya, selama kredit itu masih dibutuhkan, nasabah mestinya tidak perlu mengembalikan pinjaman pokoknya. Cukup bunganya saja yang dibayar. Batasan-batasan KMKP adalah: KMKP adalah bentuk kredit untuk kelancaran usaha secara terus-menerus KMKP diberikan kepada perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa dalam usaha melakukan perluasan dan rehabilitasi, kecuali jasa-jasa yang bersifat hiburan/amusement. KMKP diberikan maksimum Rp. 5 juta. Dalam memberikan kredit ini bank mempertimbangkan perputaran usaha pemohon masa lalu, dan untuk usaha baru dengan mendasarkan atas kebutuhan yang sebenarnya.

Bunga KMKP 12% setahun. Jangka waktu kredit maksimum 3 tahun. Cara memberikan KMKP oleh bank dilakukan sebagaimana lazimnya pada pemberian kredit modal kerja/eksploatasi lainnya.

Guna memperkuat jaminan pembayaran kembali oleh nasabah, bank mengadakan perjanjian pertanggungan dengan PT. Askrindo.

B. Sumber Modal Jangka Panjang Sumber modal jangka panjang ini dapat diperoleh dari modal sendiri (saham) dan modal asing (obligasi, hipotek dan KIK (Kredit Investasi Kecil).

1. Obligasi Obligasi adalah merupakan surat tanda hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan yang didalamnya tercantum nilai nominal dan bunga serta waktu pembayaran kembali. Harga obligasi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan yang diharapkan. Perusahaan yang diperkenankan mengeluarkan obligasi adalah perusahaan yang benar-benar baik dan mendapat pengawasan dari badan yang ditunjuk. Jenis obligasi : debenture, subordinate debenture, income bond. Debenture adalah obligasi yang tidak dijamin dengan suatu aktiva tertentu (unsecured bond) dari suatu perusahaan. Pada saat dilikuidasi merupakan kreditor umum (akan dilunasi sesudah hutang yang dijamin). Subordinate debenture adalah bentuk obligasi, jika terjadi likuidasi akan dibayar setelah obligasi senior, bentuk ini dapat ditukarkan dengan saham (convertable bond). Income bond adalah yang memperoleh pendapatan (bunga) jika perusahaan memperoleh keuntungan, dimana bunga bersifat kumulatif, biasanya tidak lebih dari 3 tahun. Pembayaran obligasi (pembayaran kembali) dapat dilakukan secara sekaligus (sinking funds) pada hari jatuh tempo-nya, atau diangsur (amortization). Pembayaran kembali obligasi dapat diambilkan dari penyusutan dari aktiva yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut atau dari keuntungan perusahaan. Yaitu surat tanda hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau institusi tertentu baik pemerintah maupun lembaga lainnya dalam rangka mendapatkan dana / modal.

a) Jenis-jenis Obligasi : Berdasarkan sifatnya, obligasi dibedakan atas : Obligasi Biasa, merupakan obligasi yang banyak berlaku dalam dunia bisnis,, obligasi ini memberikan bunga bunga (kupon) secara tetap dan diakhir periode berlakunya dibayarkan sebesar nilai nominal obligasi tersebut. Obligasi Konversi, merupakan obligasi yang disamping memberikan bunga juga dapat dikonversikan dengan saham perusahaan yang bersangkutan pada harga dan jatuh tempo tertentu. Berdasarkan masa jatuh tempo, obligasi dibedakan atas : Obligasi berjangka, yaitu obligasi yang memiliki satu tanggal jatuh tempo yang cukup panjang. Obligasi serial, yaitu obligasi yang memiliki serangkaian tanggal jatuh tempo. Berdasarkan kupon pembayaran, obligasi dibedakan atas : Obligasi Diskon, yaitu obligasi yang diperdagangkan dengan harga pasar lebih rendah dari nilai pari dan memberi kupon yang lebih rendah dari obligasi keluaran terbaru. Obligasi Premium, yaitu obligasi yang diperdagangkan dengan harga pasar lebih tinggi dari nilai pari dan memberi kupon yang lebih tinggi dari obligasi keluaran terbaru. Berdasarkan syarat penarikan bagi penerbit obligasi, obligasi dibedakan atas : obligasi dibedakan atas : Freely Callable, artinya penerbit obligasi dapat menariknya setiap waktu. Non Callable, artinya penerbit obligasi tidak dapat menariknya setiap waktu. Deferred Call, artinya penerbit obligasi dapat menariknya hanya setelah suatu jangka waktu tertentu (umumnya 5 s.d 10 tahun). Berdasarkan jenis jaminan yang mendukungnya, maka obligasi dapat dibedakan atas : Obligasi Senior, yaitu obligasi yang sepenuhnya terjamin karena didukung oleh tuntutan/hak legal atas kekayaan tertentu milik penerbit, seperti : obligasi hipotek yang dijamin dengan real estate.

Obligasi Yunior, yaitu obligasi yang hanya dijamin dengan janji penerbit untuk membayar bunga dan prinsipal berdasarkan waktu.

Berdasarkan pemegang atas suatu obligasi, maka obligasi dapat dibedakan atas : Obligasi Atas Nama, yaitu nama dari pemegang obligasi secara formal terdaftar pada penerbit dan bunga secara otomatis diberikan kepada pemilik tersebut. Obligasi Atas Unjuk, yaitu pemegang obligasi dianggap sebagai pemilik.

Berdasarkan penerbitnya, maka obligasi dapat dibedakan atas : Obligasi Pemerintah, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Obligasi Instansi, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh instansi milik pemerintah, misal BUMN. Obligasi Perusahaan, Yaitu obligasi yang dikeluarka oleh perusahaan. Obligasi Institusional, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh berbagai institusi swasta yang tidak mencari laba. b) Jenis-jenis obligasi yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat antara lain : Treasury Bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan dengan jangka waktu jatuh tempo menengah (antar 5 s.d 10 tahun) Treasury Notes, merupakan obliasi jangka pendek (antara 1 s.d 5 tahun) Treasury Bills, merupakan obligasi yang mempunyai jatuh tempo 91 hari, 6 bulan. Federal Agency Bond, merupakan obligasi yang diterbitkan oleh Lembaga Keuangan milik Pemerintah Federal. Municipal Bonds, merupakan obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Lokal.

2. Hipotek (Mortgage) Merupakan hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan. Hipotek berbeda dengan obligasi yang tidak menyebutkan jaminannya dalam hutang jangka panjang tersebut. Hipotek menyatakan secara jelas aktiva yang dipakai sebagai jaminan. Dalam peristiwa likuidasi, aktiva-aktiva tersebut dijual dan hasilnya dibayar terlebih dahulu kepada pihak yang memberikan hipotek. Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidakbergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada

waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan. Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik. Mengingat pinjaman hipotik hanya diambil dari satu sumber maka akuntansi untuk hipotik relatif sederhana, a) Hak-hak Hipotik : Hak itu pada hakikatnya tidak dapat dibagi-bagi, dan diadakan atas semua barang tak bergerak yang terikat secara keseluruhan, atas masing-masing dari barang-barang itu, dan atas tiap bagian dari barang-barang itu. Barang-barang tersebut tetap memikul beban itu meskipun barang-barang tersebut berpindah tangan kepada siapa pun juga. b) Benda-benda yang dapat dibebani Hipotik Benda-benda yang dapat dibebani Hipotik antara lain : 1) Benda-benda tak bergerak yang dapat dipindah tangankan beserta segala perlengkapannya. 2) Hak pakai hasil atas benda-benda tersebut beserta segala

perlengkapannya 3) Hak numpang karang dan hak guna usaha 4) Bunga tanah baik yang harus dibayar dengan uang maupun yang harus dibayar dengan hasil dengan hasil tanah dalam wujudnya. c) Hapusnya Hipotik 1) Karena hapusnya ikatan pokok 2) Karena pelepasan hipotik oleh si berpiutang atau kreditur 3) Karena penetapan oleh hakim d) Azas Hipotik Azas-azas Hipotik, antara lain : 1) Azas publikasi, yaitu mengharuskan hipotik itu didaftarkan supaya diketahui oleh umum. Hipotik didaftarkan pada bagian pendaftaran tanah kantor agrarian setempat. 2) Azas spesifikasi, hipotik terletak di atas benda tak bergerak yang ditentukan secara khusus sebagai unit kesatuan, misalnya hipotik diatas

sebuah rumah. Tapi tidak aada hipotik di atas sebuah pavileum rumah tersebut, atau atas sebuah kamar dalam rumah tersebut. e) Prosedur Pengadaan Hipotik 1) Harus ada perjanjian hutang piutang, 2) Harus ada benda tak bergerak untuk dijadikan sebagai jaminan hutang

3. Kredit Investasi Kecil (KIK) Kredit Investas Kecil (KIK), adalah kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan kepada pengusaha/perusahaan kecil pribumi dengan persyaratan dan prosedur khusus, guna pembiayaan barang-barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, perluasan proyek dan pendirian proyek baru. Besarnya KIK yang diberikan saat ini maksimum Rp 10 juta, bebas dari pungutan pendahuluan atas kredit yang diberikan (commitment fee) dan bersifat satu kali tarik. Kredit ini harus dibayar kembali dalam jangka waktu (JWK) maksimum 10 tahun termasuk masa tenggang yang diperlukan (maksimum 4 tahun). Penentuan JWK ini tergantung pada kecepatan pembayaran kembali dari usaha yang dibiayai. Bunga yang dibebankan kepada peminjam yang berlaku saat ini adalah 10,5% setahun. Jika terjadi tunggakkan yang melebihi 90 hari dari tanggal yang ditetapkan, dikenakan denda sebesar 3% setahun. Namun jika nasabah yang telah menerima KIK ternyata menunjukkan hasil yang baik dalam usaha dan kreditnya berjalan lancar, dapat dipertimbangkan untuk diberikan tambahan kredit baru maksimum Rp 15 juta. Di dalam KIK juga dikenal adanya jaminan kredit (borg). Jika nasabah melalaikan kewajibannya untuk mengembalikan kredit tepat waktunya, bank dapat melelang jaminan itu untuk menutupi sisa kredit yang belum terbayar. Pihak-pihak yang diberikan KIK : a) Pengusaha kecil, pengusaha pribumi, atau yang digolongkan perusahaan pribumi. b) Kalangan profesi pribumi, seperti dokter dan pengacara yang telah memperoleh izin usaha/praktik. Kredit ini juga disebut juga KIK profesi.

4. Saham Preferen Saham preferen mempunyai sifat sebagai utang dan sebagai modal sendiri. Dividen tiap tahun tetap dinyatakan dalam persentase (%) tertentu dan bersifat kumulatif. Saham preferen ini mempunyai hak atas sisa keuntungan setelah dibagikan kepada pemilik saham biasa (participating future). Misalnya pemegang saham preferen telah menerima Rp. 16,- dan pemegang biasa menerima dividen Rp. 20,- maka pemegang saham preferen berhak atas tambahan sebesar Rp. 4,- . Jika terjadi likuidasi, saham preferen memperoleh hak setelah kreditor, tetapi sebelum pemegang saham biasa (biasanya hak ini hanya terbatas pada nilai nominal). Saham preferen tidak mempunyai suara (kecuali jika tidak pernah menerima dividen) dalam RUPS. Untuk mengakhiri peredaran saham preferen digunakan call price atau sinking funds. Call price adalah harga yang disebutkan sebagai harga pelunasan apabila perusahaan memutuskan untuk melunasi saham preferen. Call price lebih besar daripada nilai nominalnya. Call price ini dapat berlaku juga pada obligasi. Jika pajak tinggi tidak menarik untuk mengeluarkan saham preferen. Untuk suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen karena alasan bahwa pembayaran dividen saham preferen sebenarnya tidak merupakan kewajiban yang mempunyai kekuatan hukum. Pemegang saham preferen mempunyai beberapa preferensi tertentu diatas pemegang saham biasa terutama dalam hal : a) Pembagian dividen dari saham preferen diambilkan lebih dulu kemudian sisanya disediakan untuk saham biasa. b) Pembagian kekayaan, apabila perusahaan dilikuidasi maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen hanya berhak menerima dividen apabila perusahaan mendapat keuntungan. Tetapi dilain pihak, pemegang saham preferen ini tidak mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Kecuali kalau pemegang saham preferen tidak pernah menerima dividen dalam

satu jangka waktu tertentu.

5. Saham Biasa Saham biasa adalah merupakan modal sendiri yang berasal dari luar perusahaan.Saham biasa ini akan menanggung risiko perusahaan sejauh modal yang disetorkan. Saham yang diotorisir adalah jumlah maksimum saham baisa yang boleh dikeluarkan. Out standing stock adalah saham biasa yang telah dikeluarkan yang dimiliki oleh pemilik. Perusahaan mungkin membeli sebagian dari saham ini yang

dikeluarkan dan menyimpan sebagai treasury stock. Saham biasa mungkin mempunyai atau mungkin tidak mempunyai nilai nominal. Nilai nominal hampir tidak ada nilai ekonomisnya. Modal sendiri yang berasal dari dalam perusahaan adalah : cadangan, dan laba ditahan. Cadangan yang merupakan modal sendiri berupa: cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, dan cadangan umum. Dan cadangan yang tidak termasuk modal sendiri: cadangan penyusutan, cadangan piutang ragu-ragu, cadangan yang bersifat utang. Dalam saham biasa ini apabila perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan maka pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan. Apabila perusahaan tersebut menderita kerugian maka pemegang saham biasa tidak akan mendapat dividen. Adapun fungsi dari saham saham biasa didalam perusahaan adalah : a) Sebagai alat belanja perusahaan dan terutama sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan akan modal permanen. b) Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba. c) Sebagai alat untuk menguasai perusahaan.

REFERENSI

Suyatno Thomas, 1995. Dasar-Dasar Perkreditan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wibowo Singgih, 2007. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil. Penebar Swadaya, Jakarta. Van Horne (Pearson). 2007. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan 2. Penerbit Salemba Empat. Ed. 12. Jakarta. http://kuswanto.staff.gunadarma.ac.id (Keputusan Pendanaan Jangka Panjang). http://wimamadiun.com (Sumber Dana Jangka Menengah Dan Jangka Panjang). Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor. Kep.-122/MK/IV/2/1974, No.32/M/SK/2/1974, 39/Kpb/I/1974 tertanggal 7 Februari 1974, Tentang Perizinan Usaha Leasing. PSAK No. 30. Tentang Akuntasi Sewa Guna Usaha.

You might also like