You are on page 1of 6

PERANCANGAN SISTEM OTOMASI PADA PROSES PENGECATAN GENTENG METAL

Dian Samto Bagus Pramana Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih, Surabaya, 60111 Telp : (62 31) 594 7302, Fax : (62 31) 593 1237 Email: my_britpop@yahoo.com

Abstraksi Hingga saat ini proses pembuatan genteng masih menggunakan cara manual. Padahal berkembangnya pembangunan perumahan yang marak pada saat ini berakibat langsung terhadap meningkatnya produksi genteng. Untuk memenuhi hal itu, maka perlu diproduksi genteng dengan mengunakan mesin agar hasil yang diperoleh dapat memenuhi kebutuhan dalam waktu singkat. Dalam proses pembuatan genteng tersebut, salah satu bagian proses yang utama adalah pada bagian perwarnaan genteng. Proses ini dilakukan agar menghasilkan suatu genteng yang mempunyai keindahan dari segi estetika maupun sebagai pelapis pelindung dalam menghadapi faktor alam. Untuk itu diperlukan peralatan yang dapat mendukung proses pewarnan tersebut. Pada proses pewarnaan genteng, cat dan minyak cat dimasukkan kedalam 3tank untuk dicampur di tangki bagian tengah, sekaligus mengatur komposisi volume masing-masing keduanya. Proses selanjutnya, cat yang telah dicampur masuk ke ruang pemanas. Pada ruang pemanas ini, level dan temperatur cat akan diatur secara otomatis sehingga terjaga pada level dan keadaan tertentu. Proses selanjutnya, cat dicampur dengan udara bertekanan tertentu melalui pressure control agar cat dapat disemprot ke permukaan genteng. Terakhir, genteng dipindahkan dari proses pengecatan ke proses selanjutnya dengan pneumatik. Semua proses otomasi dikendalikan oleh PLC dan dapat diamati dan dikontrol oleh software HMI(Human Machine Interface) WINCC Keywords: cat genteng, PLC Siemens, HMI, temperature control. 1. PENDAHULUAN Sistem adalah sejumlah komponen yang dirangkai menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Komponen merupakan hal-hal yang menyusun sistem. Semua sistem tentu memiliki struktur yang menggambarkan bagaimana komponen - komponen tersebut disusun. Setiap perancangan system juga mempunyai tujuan yang menjelaskan sistem tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan apa saja. Sistem memiliki sifat terbatas, artinya sistem memiliki batasan atau ruang lingkup yang jelas. Di samping itu sistem juga bersifat terbuka, artinya sistem dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan system merupakan segala sesuatu yang berada di luar ruang lingkup system. Pada rancangan kali ini kami membuat sebuah bagian dari sistem produksi genteng yaitu pada proses sistem pengecatannya. Sistem proses pengecatan genteng merupakan bagian tepenting dari proses pembuatan genteng. Selain sebagai berfungsi sebagai keindahan dari segi estetika juga untuk melapisi genteng agar terlindungi dari kerusakan karena faktor alam. Untuk memenuhi hal itu maka diperlukan sebuah sistem yang akan mengolah cairan pewarna dan pelindung untuk proses pengecatan tersebut agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. 2. TAHAP PERANCANGAN Pada rancangan ini kami membuat proses pengecatan genteng yang merupakan salah satu dari proses pembuatan genteng. Proses pengecatan genteng ini sangat penting, karena selain untuk mempercantik bentuk genteng, juga berfungsi untuk melindungi genteng dari kerusakan karena faktor alam. Untuk proses pengecatan genteng ini diperlukan tinner untuk mengencerkan cat sehingga mudah untuk disemprot. PLC yang kami gunakan untuk proses otomasinya adalah PLC Siemens S7 300. Kami juga menggunakan Human Machine Interface Windows Control Center 5.0 (Win CC) untuk mempermudah monitoring proses pengecatan. 1.1 Perumusan Ide Semakin berkembangnya pembangunan rumah menjadikan kebutuhan akan komponen penyusun rumah tersebut

semakin besar. Salah satu komponen utama tersebut merupakan genteng yang menjadi pelindung rumah dari sengatan sinar matahari dan hujan. Untuk memenuhi hal itu maka diperlukan suatu proses produksi yang dapat menghasilkan genteng dengan jumlah yang banyak dan dengan waktu yang relatif cepat. Baru baru ini berkembang teknologi yaitu genteng dengan bahan dasar metal baja lapis zincalume yang mengandung logam campuran zinc dan 55% aluminium, sehingga tahan terhadap karat, serangan lumut, suara gangguan hujan, dan perubahan cuaca yang ekstrim. 1.2 Perancangan Proses Proses otomasi pada industri pengecatan genteng ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap pencampuran dan pengadukan cairan yaitu cat dan tinner yang dicampurkan dengan perbandingan tertentu untuk masing-masing larutan, kemudian tahap pemanasan cat dan tinner yang telah dicampur, tahap penyemprotan pada genteng dan terakhir adalah tahap pergeseran dan pemindahan genteng. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.1 dibawah ini.

Plant - plant yang digunakan untuk merealisasikan proses ini adalah : - 3 Tank Terdiri dari 3 buah tabung yang saling terhubung antara tabung A dan tabung B, serta tabung B dan tabung C dimana diantara tabung-tabung itu memiliki valve (valve 1 dan valve 2). Selain itu masing masing tabung juga memilki valve keluaran yaitu valve 3, 4 dan valve 5. Namun dalam final project ini hanya menggunakan 3 valve yaitu valve 1,2 dan valve 4. Cat dari tabung A akan tercampur dengan tinner dari tabung C di dalam tabung B. Setelah itu baru zat campuran itu bisa diproses selanjutnya. Secara umum fungsi dari 3 tank adalah sebagai tempat penampungan zat cair yang berbeda, dimana zat-zat itu bisa dicampur maupun dikeluarkan sendirisendiri. Plant 3 tank ini memiliki 3 tabung dan 5 valve dimana yang telah dijelaskan pada ulasan sebelumnya. Namun pada final project cluster I ini hanya menggunakan 3 valve yaitu valve 1, 2, dan 4. Selain itu juga terdapat sebuah sensor level berupa sensor infrared untuk mengukur level pada tiap tangki. Sedangkan untuk mengisi masing masing zat cair pada tangki I dan III terdapat sebuah motor pompa 3 fasa. Motor pompa ini memerlukan inverter untuk dapat dijalankan.

4
Gambar 1.2 Three Tank

- Level Control
Kontrol Plant level adalah sistem loop tunggal, menggunakan cairan sebagai fluida prosesnya, dimana laju aliran cairan dikontrol oleh plant level ini. Level Control ini memiliki beberapa fitur yakni menggunakan air sebagai fluida proses, berisi pilihan sensor tingkat, flow dan indicator, aliran arus di kendalikan oleh katup berdasarkan motor valve, kekuatan pompa sentrifugal berkapasitas 5 liter/menit, On/Off kontrol proposional serta tangki. Untuk keterangan lebih

Gambar 1.1 Skema Perancangan Sistem 1.3 Desain dan Realisasi Plant

1.3.1Plant Pendukung

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.3 dibawah ini..

Gambar 1.5 Plant Pressure Control - Pnuematic Control Sistem pneumatik prinsip kerjanya tergantung pada kompresi udara. Piranti yang digunakan pada sistem ini berdasarkan hukum fisika dasar. Pengaturan pada sistem pneumatik dilakukan dengan mengatur tekanan udara dan arah aliran udara, yang diatur dengan valve. Dalam proses pewarnaan genteng, pneumatic berfungsi mengambil genteng yang berasal dari proses sebelumnya agar masuk dalam proses pewarnaan dan setelah proses pewarnaan selesai pneumatic kembali bekerja untuk mengembalikan posisi genteng untuk dilanjutkan ke proses berikutnya. Jadi terdapat dua buah pneumatic dalam proses ini. Berikut gambaran prosesnya pada Gambar 1.6. Dalam plant pneumatic ini terdapat dua buah input digital yaitu tekanan udara yang menggerakan pneumatik.

Gambar 1.3 Plant Level Control - Temperatur Control Dalam temperature control ini sensor temperature yang digunakan adalah thermostat. Sedangkan komponen elemen untuk memanaskan menggunakan heater. Agar lebih jelas, penyusunan pada plant dapat ditunjukan pada Gambar 1.4 berikut.

Temperature Sensor T Heather Valve

Gambar 1.4 Plant Themperature Control

- Pressure Control

Gambar 1.6 Plant Pneumatic Control Gun Spray

1.3.2 Daftar Masukan dan Keluaran Plant Pressure proses control adalah sebuah plant yang biasa digunakan dalam industri untuk mengatur tekanan udara, sehingga didapatkan tekanan udara yang diinginkan. Dalam proses pewarnaan genteng, pressure process control berfungsi sebagai pemberi tekanan udara agar cat dapat disemprotkan ke genteng. Berikut adalah gambaran prosesnya pada Gambar 1.5.
Cat yang berasal dari level & temperature control

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan input dan output dari sistem pengecatan genteng

3. DESKRIPSI PROSES Proses otomasi pengecatan genteng ini dapat kita lihat pada rangkaian berikut ini. 2.1 Deskripsi Proses

NAMA PLANT Three Tank Level Control Temperat ure Control Pressure Control Pneumatic Control Power Jumlah 3 ANA

INPUT DIGI TAL ANA LOG LOG Level sensor Level sensor Temperature sensor Heater

OUTPUT DIGITAL 2 Valve 2 Motor 1 Valve 1 Valve

1 Valve 3 Limit switch 2 saklar 5 1 9 2 Pneumatic

Gambar 1.7 Deskripsi Proses 2.2 Cara Kerja Proses Otomasi Sistem Pengecatan Genteng Keadaan awal adalah semua tangki baik 3tank maupun tangki pemanas dalam keadaan kosong. Sensor level pada ke tiga tangki pada 3tank akan mendeteksi bahwa level low sehingga akan mengaktifkan kedua motor yaitu motor pompa cat dan motor pompa tinner. Sedangkan untuk tangki pencampuran antara cat dan tinner bekerja setelah level tangki cat dan tinner terpenuhi. Baik tangki cat maupun tangki tinner akan terisi hingga level maksimal dan otomatis akan mematikan motor pompa. Di setiap tangki memiliki batar level bawah sebesar 2% dari volume maksimal dan batas atas sebesar 98% dari volume maksimal. Sensor level 3tank menggunakan sensor jarak (SharpGP) berupa sensor optik infra red yang memiliki output tegangan sebesar 0,4 2,6 volt daerah kerja optimal dari jarak 10 80 cm dari kurva karakteristik sensor untuk range 0 - 10 volt output. Jika dirubah dalam bentuk digital sebesar 164 1065 dari kapasitas maksimal ADC plc atau dari range 0 4095 desimal. Tegangan yang mempresentasikan level sekitar 100 0%. Sehingga dibutuhkan suatu persamaan garis untuk mengubah dari tegangan ke dalam satuan level.

Gambar 1.8 kurva konversi sensor level 3tank Persamaannya adalah : Proses selanjutnya adalah valve dari tangki cat dan tinner terbuka. Komposisi pencampuran cat dan tinner diatur di sini yaitu berdasarkan perbandingan 70 & untuk cat dan 30 % untuk tinner. Komposisi itu diatur berdasarkan giliran untuk bukaan valve dimana valve cat akan terbuka lebih dahulu begitu level low hingga level mencapai 70% volume maksimal dan valve menutup. Setelah itu giliran valve tinner yang terbuka hingga level mencapai 100% level maksimal. Proses selanjutnya pada tangki pemanasan begitu level sensor pada tanki pemanas ini mendeteksi level low maka akan memerintahkan valve output tangki campuran 3tank untuk terbuka hingga level dalam tangki pemanas maksimal. Sensor level pada tangki pemanasan ini memiliki keluaran arus 4 20mA, namun karena ADC plc hanya menerima input tegangan maka arus tersebut dikonversi oleh I / V converter sehingga menjadi tegangan sebesar 0 10 Volt (0 4095). Tegangan mempresentasikan level sekitar 0 100%.

Gambar 1.9 kurva konversi sensor level tangki pemanas

Persamaannya : Setelah level maksimal maka heater akan aktif bersamaan dengan aktifnya sensor suhu yang akan menjaga suhu dalam tangki pemanasan sesuai dengan setpoint yang telah dimasukkan. Setalah suhu dalam tangki pemanasan telah siap maka menunggu deteksi dari ruang pengecatan terlebih dahulu apakah sudah genteng telah terdeteksi. Prinsip kerjanya adalah jika terdapat genteng yang berjalan pada conveyor yang menyentuh limit switch 1(LS1) maka pneumatic 1 akan aktif untuk menggeser genteng ke dalam ruang pengecatan. Saat genteng berada pada ruang pengecatan yang artinya limit switch 2 telah aktif. Limit switch 2 berfungsi sebagai penanda bahwa telah siap sebuah genteng di dalam ruang pengecatan untuk diproses. Valve output dari tangki pemanasan dan plan pressure akan terbuka bersama sama untuk dapat menyemprotkan cat di atas permukaan genteng selama timer aktif, setelah selesai proses pengecatan maka pneumatic 2 akan menggeser genteng tersebut ke conveyor lain untuk proses selanjutnya. Terdapat limit switch 3 sebagai penanda bahwa genteng sudah berada pada posisi di luar ruang pengecatan. Baik proses pengisian bahan tinner dan cat, proses pada tangki pemanasan, maupun proses pengecatan akan bekerja sendiri sendiri. Jika pada 3tank levelnya low maka motor pompa akan selalu mengisi hingga level maksimal. Sedangkan proses pada ruang pengecatan akan selalu bekerja selama cat pada ruang pemanasan selalu tersedia dalam arti levelnya tidak melebihi batas bawah minimal sebesar 2% volume maksimal. 4. ANALISA

Proses pengecatan genteng merupakan salah satu bagian dari proses pembuatan genteng. Karena itu dalam alur proses dalam final project ini dimana genteng diambil dari suatu konveyor dengan cara menggeser ke dalam ruang pengecatan dengan menggunakan sebuah pneumatic. Dari ruang pengecatan selanjutnya genteng akan digeser ke konveyor yang lainnya untuk diproses pada tahap yang lain. Perancangan sistem ini pertama dilakukan dengan pembuatan ladder diagram yang di dalamnya juga berisi perintah untuk input dan output analog serta pemilihan ruang memori untuk penyimpanan sementara data-data dari masing masing input analog tersebut. Paada awal pembuatan ladder, banyak terdapat kesalahan output data hingga terjadi error dikarenakan pemilihan tipe memori untuk masing masing data yang berbeda. Misalnya instruksi MD yang merupakan memory double word memiliki 32 bit namun yang digunakan hanya 28 bit sedangkan 4 bit sisanya untuk sign. Sedangkan untuk tipe data word contohnya MW.1 memiliki kapasitas sebesar 2 byte atau 16 bit namun yang digunakan sebesat 12, sedangkan 4 bit sisanya untuk sign. Tipe data interger sebesar 15 bit sehingga memiliki data desimal hingga 32767. Hasil perancangan Ladder diagram proses ditulis pada software Step7 Lite dan rancangan HMI dibuat pada software WINCC. Sebelum diimplementasikan langsung ke alat, pengujian dilakukan dengan menggunakan simulasi. Untuk simulasi ini kita gunakan step7 Lite simulator untuk menggantikan fungsi dari PLC siemens sebenarnya. Parameter input output PLC bisa diakses melalui Step7 Lite Simulator dengan mudah, kemudian Step7 Lite dengan ladder rancangan dikoneksikan dengan HMI WINCC untuk menjalankan proses serta melakukan pengamatan. Hasilnya plant pengecatan genteng dapat disimulasikan pada HMI WINCC .

5. KESIMPULAN Setelah melakukan perancangan, implementasi, pengujian dan analisa terhadap sistem maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. WinCC digunakan untuk memudahkan pengamatan atau pengendalian proses pada suatu system otomasi. 2. Pada perancangan diagram ladder PLC, pemilihan tipe data untuk pengolahan data-data analog disesuaikan dengan data-data itu sendiri untuk

menghasilkan komputasi yang efektif dan hemat memori, misalnya instruksi MD yang merupakan memory double word memiliki 32 bit namun yang digunakan hanya 28 bit sedangkan 4 bit sisanya untuk sign. Sedangkan untuk tipe data word contohnya MW.1 memiliki kapasitas sebesar 16 bit namun yang digunakan sebesat 12, sedangkan 4 bit sisanya untuk sign. 3. Step 7 Lite digunakan untuk mensimulasikan rancangan ladder, tanpa harus menghubungkan komputer dengan PLC Siemens.

You might also like