You are on page 1of 17

TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL PASAR TRADISIONAL VS PASAR MODERN

DISUSUN OLEH : MERYZA 0902020017 EKONOMI / MANAJEMEN

UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG JANUARI 2011

ABSTRAK

Makalah ini mempelajari tentang dampak dari muculnya pasar modern ditengahtengah lingkungan pasar tradisional yang ditandai dengan lesunya pasar tradisional .Menjelaskan pula tentang sikap acuhnya pemerintah tentang kedaan pasar tradisional yang semakin hilang keberadaannya.

I.

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di zaman yang seperti ini tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Tidak terkecuali pasar modern yang saat ini menawarkan keindahan da kenyamanan dalam berbelanja. Tidak hanya dikota besar saja tetapi keberadaan pasar modern sudah merambah sampai ke kota kecil di tanah air. Saat ini kita sangat mudah menjumpai minimarket, supermarket bahkan hypermarket disekitar tempat tinggal kita. Tempat-tempat tersebut tidak hanya menawarkan keindahan, kenyamana, dan kebersihan saat berbelanja namun juga menjanjikan harga yang tidak kalah bersaing dengan pasar tradisional. Namun dibalik itu semua kita menyadari bahwa pasar tradisional mulai tergeser keberadaannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa seiring berjalannya waktu pasar tradisional sering dipandang sebelah mata oleh kalangan masyarakat luas. Hal ini pula yang membuat para golongan kelas menengah dan bawah mengeluh. Mereka bahkan dengan tegas memprotes adanya perluasan pasar modern yang sangat merugikan bagi para golongan mereka yang ingin mempertahankan keberadaan pasar tradisional.

B. RUMUSAN MASALAH Mendiskripsikan dan menjelaskan dampak adanya pasar modern terhadap kondisi pasar tradisional dan perekonomian Indonesia. Menjelaskan cara pengembangan pasar tradisional ditengah gencarnya serangan pasar modern di Indonesia. Menindaklanjuti sikap pemerintah yang acuhnya dengan kelestarian pasar tradisional. Menumbuhkan kembali sikap masyarakat agar tetap melestarikan pasar tradisional.

II.

KERANGKA TEORITIS Dalam makalah ini menggunakan beberapa teori antara lain : Teori permintaan dan penawaran digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku serta interaksi para pembeli dan penjual. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran. Teori Keynesianisme Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat mempengaruhi perilaku individu ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonom klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh pengembangan output potensial, Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal. Teori Merkantilisme Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh 3

negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong eksport (dengan banyak insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme.

III.

PEMBAHASAN a. Pengertian pasar Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang melakukan transaksi sedemikina rupa sehingga pembeli mendapatkan barang dan jasa yang diinginkannya dan penjual mendapat keuntungan dari adanya transaksi tersebut. Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang mempengaruhi harga nya. Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak alih kepemilikan jasa dan barang. b. Pasar Tradisional Pasar tradisional adalah pasar yang diibangunn oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, BUMN, BUMD, termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Pasar tradisional merupakan nenek moyang dari adanya pasr masa kini. Di dalam pasar tradisional kita bisa menemukan segala macam barang yang kita butuhkan dengan harga yang bermasyarakat. Seni dari pasar tradisional adalah kita bisa menawar harga yang telah dipatok oleh pedagang sesuai dengan harga yang kita inginkan. Tradisi tawar-menawar ini sangatlah menarik, bahkan tak jarang tradisi tawar-menawar ini bisa terjadi berjam-jam hanya untuk mendapatkan barang yang kita inginkan. Di dalam pasar

tradisionalpun kita bisa menjumpai pedagang dari daerah yang berbeda-beda sehingga suasananya benar-benar tradisional. Namun sayangnya kelemahan dari pasar tradisional yaitu kurang amannya penjagaan sehingga tak jarang banyak copetyang meresahkan warga, tempatnya yang kotor dan tidak terawat, kurangnya sirkulasi udara sehingga aroma seluruh barang dagangan bercampur menjadi satu, dan juga lahan parkir yang sempit dan tidak aman yang membuat warga terkadang harus berpikir dua kali untuk mendatangi pasar tradisional. Namun, selain menyandang keunggulan alamiah, pasar tradisional memiliki berbagai kelemahan yang telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit diubah. Faktor desain dan tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi penjualan, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern. Ketika konsumen menuntut nilai lebih atas setiap uang yang dibelanjakannya, maka kondisi pasar pasar tradisional yang kumuh, kotor, bau, dengan atmosfir seadanya dalam jam operasional yang relatif terbatas tidak mampu mengakomodasi hal ini. Kondisi ini menjadi salah satu alasan konsumen untuk beralih dari pasar tradisional ke pasar modern. Artinya, dengan nilai uang yang relatif sama, pasar modern memberikan kenyamanan, keamanan, dan keleluasaan berbelanja yang tidak dapat diberikan pasar tradisional. Kondisi ini diperburuk dengan citra pasar tradisional yang dihancurkan oleh segelintir oknum pelaku dan pedagang di pasar. Maraknya informasi produk barang yang menggunakan zat kimia berbahaya serta relatif mudah diperoleh di pasar tradisional, praktek penjualan daging oplosan, serta kecurangan-kecurangan lain dalam aktifitas penjualan dan perdagangan telah meruntuhkan kepercayaan konsumen terhadap pasar tradisional. Belum lagi kenyataan,

Indonesia adalah negara dengan mayoritas konsumen berasal dari kalangan menengah ke bawah. Kondisi ini menjadikan konsumen Indonesia tergolong ke dalam konsumen yang sangat sensitif terhadap harga. Ketika faktor harga rendah yang sebelumnya menjadi 6

keunggulan pasar tradisional mampu diruntuhkan oleh pasar modern, secara relatif tidak ada alasan konsumen dari kalangan menengah ke bawah untuk tidak turut berbelanja ke pasar modern dan meninggalkan pasar tradisional. c. Pasar Modern Pasar modern atau toko modern adalah pasar dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket, departement store, hypermarket ataupun grosir yang berbentuk perkulaan. Pasar modern merupakan rival yang kuat bagi pasar tradisional. Ini disebkan pada pasar modern kita bisa mendapatkan kenyamanan yang luar biasa saat berbelanja. Pasar modern identik dengan masyarakat menengah keatas, karena kelemahan dari pasar modern kita harus membayar barang belanjaan yang kita pilih sesuai dengan harga ynag sudah ditentukan oleh supernarket atau pasar modern tersebut.

d.

Pasar Tradisional Vs Pasar Modern Perbincangan yang saat ini ramai dibicarakan yaitu adanya persaingan ketat antara pasar tradisional dan pasar modern. Dimana pasar modern saat ini menjadi primadona pusat perbelanjaan bagi masyarakat Indonesia. Pasar tradisional yang dulu menjadi bagian penting bagi para masyarakat sekarang semakin hilang gaungnya. Ini disebabkan oleh semakin gencarnya pasr modern melakukan tekanan dan serangan agar pasar tradisional tidak lagi dilirik oleh masyarakat. Fakta yang sering kita jumpai yaitu semakin merebaknya Indomaret dan Alfamar tdi lingkungan sekitar kita, tidak hanya dilingkungan perumahan namun tidak jarang di pemukiman kecik juga mulai bermuculan. Hal seperti inilah yang mebuat kita semakin sadar bahwa pasr modern sudah semakin jelas keberadaannya. Pasar modern seperti Indomaret dan Alfamart sudah menunjukkan dampaknya bagi toko-toko kelontong kecil yang semakin hari semakin sepi dengan adanya pasar-pasar modern tersebut dan tanpa kita sadari kita sudah menjadi korban dari era globaliasasi pasar. Di kota Malang pun sedang terjadi dilema yang dialami pedagang pasar Dinoyo dan pasar Blimbing, hal ini disebakan adanya 7

rencana pemerintah kota Malang yang berniat merubah pasar Dinoyo dan Pasar Blimbing menjadi pasar modern. Entah apa tujuan utama pemerintah kota Malang merubah pasar-pasar tersebut menjadi pasar modern. Padahal seperti yang kita ketahui kedua pasar tersebut merupakan aset dari kota Malang. Rencana ini menimbulkan pro dan kontra yang sangat berpengaruh bagi masyarakat kota Malang. Seperti yang telah kita ketahui informasi saat ini bahwa para pedagang pasar Dinoyo dan Blimbing tetap menolak pembangunan pasar modern di kedua tempat tersebut. Seperti yang diberitakan pada harian Malang Post bahwa sebenarnya relokasi pasar tersebut pada awalnya di tentang oleh sekitar 75% pedagang pasar Dinoyo. Dari sekitar 1244 pedagang sebagian besar merasa relokasi dan pembangunan tersebut bakal menyengsarakan pedagang di pasar tradisional itu sendiri karena mereka khawatir bahwa pembangunan itu akan diikuti oleh pungutan biaya lain dan ditakutkan bisa mengusir pedagang tradisional yang sejak wal ada di pasar itu. Namun setelah ada petemuan yang didatangi oleh perwakilan pedagang dan juga beberapa utusan pemerintah kota Malang, penolakan pedagangpun mulai berkurang. Ini disebkan karena adanya beberapa kesepakatan yang ditunag dalam surat pernyataan dan dikirim ke Dinas Pasar Kota Malang. Dalam surat itu pedagang tersebut mempunyai beberapa permintaan yang harus dipenuhi jika relokasi dan pembangunan nanti terlaksana. Mereka memohon untuk bisa kembali ketempat baru tanpa adanya pungutan apapun. Hal ini diungkapkan untuk mengantisipasi pemsukan pedagang yang akan berkurang jauh mengingat lokasi baru yang akan berbeda dengan kondisi trasisional pasar Dinoyo dan pasar Blimbing. Selain itu pedagang tersebut juga menginginkan tetap adanya pasar tradisional di tempat baru tersebut. Dalan kenyataannya meskipun sudah ada pertemuan antar pedagang dan pemertintah , walikota Malang, Peni suparto tidak terlalu merisaukan adanya penolakan dari para pedagang. Menurut wali kota Malang tersebut para pedagang pasar tersebut protes dikarenakan kurangnya sosialisai yang mereka dapatkan. Menurutnya pembangunan pasar tersebut akan sangat menguntungkan bagi para pedagang. Selain itu kepala dinas kota Malang juga menjelaskan bahwa penolakan pembangunan pasar itu dikarenakan pedagang 8

belum mengetahui detil tentang prospek kedepan pasar yang akan dibangun itu. Pasar tradisional dan pasar modern yang akan dibangun nantinya akan berbeda segmentasinya. Barang yang dijual antara pasar tradisional dan modern akan berbeda dang harganyapun juga berbeda. Namun kenyataanya seiring berjalannya waktu ternyata investor pembangunan pasar modern tersebut agar merubah site plan pembangunan pasar untuk menggratiskan tempat berdagang kandas. Ini dikarenakan karena untuk menggratiskan tempat berdagang sangatlah tidak mudah dikarenakan investor telah menanggung banyak kewajiban. Inilah salah satu contoh bahwa sebenarnya pemerintah masih kurang adil bagi kesejahteraan pedagang tradisional. Mereka tetap mengupayakan hal apapun agar pasar modern tersebut tetap bisa dibangun apapun resikonya sekalipun adanya pasar modern akan merugikan keberadaan pasar tradisional. Padahal sebenarnya para pedagang pasar tradisional sudah sangat sabar dalam menghadapi para pejabat tersebut. Meskipun keberadaan pasar tradisional sangat diacuhkan dengan kondisinya yang kotor, bau, dan juga sangat tidak terawat tapi para pedagang pasar tradisional tetap saja bertahan. Bangunannya yang kokoh tapi sudah semakin rapuh juga tidak sedikitpun menggubris perhatian pemerintah untuk memperbaiki pasar tradisional tersebut. Lain halnya dengan pasar modern, sekarang sudah terlihat dimana-mana dibangun ruko-ruko yang sangat bagus dan juga mallmall yang mempunyai desain yang sangat unik dan sangat menarik perhatian para masyarakat, sehingga minat para pembeli sangat tertarik untuk berbelanja di pasar moder tersebut. Contoh kasus diatas juga merupakan salah satu dari dampak munculnya pasar modern. Para pedagang sangat tradisional sangat dirugikan dengan adanya pasar modern. Pendapatan para pedagang pasar tradisional sangat banyak berkurang karena adanya pesaing mereka tersebut. Selain itu juga timbulnya modern dapat menimbulkan kecemburuan sosial. Banayak pedagang pasar tradisional bingung harus berupaya apalagi agar dagangan mereka tetap ramai diburu oleh para pembeli. Kondisi pasar tradisional di 9

tanah air saat ini semakin lama semakin menyusut tergerus dengan kokohnya pasar-pasar modern. Secara nasional jumlah pasar tradisional saat ini mencapai 13.450 pasar dengan jumlah pedagang di dalamnya sekitar 12,6 juta pedagang. Namun seiring maraknya perkembangan pasar modern membuat pasar tradisional semakin menurun. Kehadiran pasar modern mempengaruhi pertumbuhan pasar tradisional secara negatif mencapai 8 persen. Penurunan pertumbuhan pasar tradisional terutama pada omzet penjualan, bahkan ada pedagang yang omzet penjualannya menurun hingga 60 persen. Sedangkan pasar modern mengalami peningkatan pertumbuhan secara positif sekitar 31,4 persen. Bahkan dalam satu tahun terakhir sedikitnya 400 kios/pedagang di pasar tradisional tutup akibat dari kian pesatnya pertumbuhan pasar modern. Jika hal ini di biarkan maka posisi pasar tradisional kian terhimpit dari pesatnya pertumbuhan pasar modern. Kehadiran pasar modern yang memberikan banyak kenyamanan membuat sebagian orang enggan untuk berbelanja ke pasar tradisional, diantaranya; Supermarket dapat menjual lehih banyak produk yang lebih berkualitas dengan harga yang lebih murah. Informasi daftar harga setiap barang tersedia dan dengan mudah di akses publik. Supermarket menyediakan lingkungan berbelanja yang lebih nyaman dan bersih, dengan jam buka yang lebih panjang dan menawarkan aneka pilihan pembayaran seperti kartu kredit dan kartu debit dan menyediakan layanan kredit untuk peralatan rumah tangga berukuran besar. Produk yang di jual di supermarket maupun indomarket, seperti bahan pangan telah melalui pengawasan mutu dan tidak akan dijual jika telah kadaluarsa. Pasar modern meskipun memiliki banyak kelebihan, akan tetapi dalam sistem penentuan harga tidak bisa ditawar/sudah ditetapkan. Sedangkan pasar tradisional memiliki keunggulan yakni;

10

Masih adanya kontak sosial saat tawar menawar antara pedagang dan pembeli. Tidak seperti pasar modern yang memaksa konsumen untuk mematuhi harga yang sudah di patok. Keinginan masyarakat untuk memperoleh produk dengan harga murah di saat krisis membuat pasar tradisional terselamatkan dari paras modern. Pasar tradisional menggambarkan denyut nadi perekonomian rakyat kebanyakan. Di sana, masih banyak orang yang menggantungkan hidupnya dari mulai para pedagang kecil, kuli panggul, pedagang asongan, hingga tukang becak. Dibalik kelebihan tersebut, pasar tradisional biasanya identik becek, kotor, bau, semerawut, faktor keamanan (copet/preman), risiko pengurangan timbangan pada barang yang dibeli serta penuh sesak. Kunci solusi sebenarnya ada di tangan pemerintah. Harus ada aturan tata ruang yang tegas yang mengatur penempatan pasar tradisional dan pasar modern. Misalnya tentang berapa jumlah hypermarket yang boleh ada untuk setiap wilayah di satu kota. Lalu berapa jarak yang diperbolehkan dari pasar tradisional jika pengusaha ingin membangun supermarket. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengantisipasi ancaman kebangkrutan pada pasar tradisional akibat kepungan pasar modern yang tidak terkendali, dan memberikan wahana persaingan yang sehat antara keduanya. Hal lain yang mungkin perlu dilakukan adalah merubah wajah pasar tradisional agar bisa lebih nyaman dan teratur. Sayangnya pembenahan pasar rakyat ini tampaknya sering lebih sering mengedepankan kepentingan investor ketimbang kepentingan para pedagangnya sendiri. Harga kios yang tinggi tanpa kompromi kerap membuat pedagang alergi mendengar kata pembenahan. Keadaan ini tidak jarang akhirnya menimbulkan perselisihan antara pedagang lama dengan investor yang ditunjuk pemerintah untuk merevitalisasi pasar tradisional. Inilah yang menyebabkan pasar tradisional semakincterpuruk dikalangan masyarakat perkotaan. Peran pemerintah untuk mempertahan kan kelestarian pasar tradisional sangat kurang. Tidak

11

ada perhatian yang spesifik dari pemerintah dalam menjaga pasar tradisional agar tetap alami. Entah sekedar memberi bantuan agar pasar tradisional tetap terjaga kebersihannya atau menambah ventilasi udara agar aroma pasar tradisional tetap segar ataupun menanggulangi maraknya pencopetan dan kejahatn di sekitar pasar. Keadaan yang sepert inilah yang sangat diinginkan oleh pedagang pasar tradisional. Kurang tanggapnya para pemerintah dalam memenuhi kebutuhan para pedagang tradisional seharusnya sangat tidak patut dilakukan oleh para pejabat. Dalam majalah Tempo edisi 11-17 Juni 2007 menjelaskan bahwa kesan yang dapat ditangkap dari kondisi pasar tradisional yaitu: kumuh, kusam, penuh dengan pedagang kaki lima, jorok, bau, tidak nyaman, semrawut, tidak tertata, sampah yang menumpuk dan tidak terangkut, produk yang kotor akibat sanitasi kotor, produk yang tidak fariatif dan sebagainya. Hal ini seharusnya mulai dibenahi oleh pemerintah daerah yaitu dengan cara mengadopsi konsep pasar modern yang bersih, manajemen pasar yang baik, produk yang beragam dan keamanan yang terjamin. Pasar tradisional memiliki potensi untuk menyediakan lowongan kerja yang sangat besar. Musuh utama para pedagang di pasar tradisional diantaranya adalah: manajemen pasar yang tidak profesional, ketidak sinkronan antara insentif para manajer pasar dan keinginan pedagang yang membuat kedua belah pihaknya berjalan sendiri sendiri. Hal ini terjadi dari mulai desain pasar, penataan, dan opreasionalisasi sehari hari seperti: kebersihan, keliaran preman, dan pedagang yang berjualan diluar ketentuan awal. Akibatnya manfaat renovasi pasar bagi para pedagang dirasakan kecil, meskipun kenaikan retribusi tetap dilakukan. Dan pada beberapa waktu kemudian kondisi pasar kembali ke seperti semula yaitu: loyo, kumuh, semrawut, tak nyaman dan tak aman. Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu saat itu mengatakan bahwa pasar tradisional harus mampu bersaing dengan pasar modern jika keberadaannya ingin tetap dipertahankan. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa, Departemen Perdagangan dapat mempertahankan keberadaan pasar tradisional, tetapi pasar tradisional sendiri harus dapat bersaing. Disinilah dibutuhkan peran pemerintah sebagai regulator yang mampu mewadahi semua aspirasi 12

yang berkembang tanpa ada pihak yang dirugikan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bekasi untuk meningkatkan daya saing dan mempertahakan eksistensi pasar tradisonal adalah dengan cara cari solusi dini seperti merevitalisasi Pasar Pondok Gede yang sudah berdiri sejak tahun 1993 (akan berubah nama menjadi Atrium Pondok Gede. Yang perlu digaris bawahi, pasar tradisional merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya ekonomi kerakyatan. Sektor ini juga telah menyumbangkan lapangan kerja dan memberikan kehidupan bagi banyak orang. Saat ini di wilayah Indonesia terdapat 13.450 pasar tradisional yang tersebar di seluruh penjuru tanah air, dari jumlah tersebut menampung sebanyak 12,6 juta pedagang belum termasuk para pemasok barang serta pengelola pasar. Jika setiap pedagang yang ada di pasar tersebut menghidupi minimal tiga orang yakni istri dan dua anak berati terdapat 50,4 juta orang yang menggantungkan hidupnya pada keberadaan pasar tradisional. Menurut data dari BPS, pasar tradisional mampu menyumbangkan lapangan kerja sebanyak 14 persen dari jumlah lapangan kerja yang ada. Oleh karena itu, keberadaan pasar tradisional yang kini semakin terhimpit dari pesatnya pertumbuhan pasar modern agar segera diselamatkan. Yang perlu kita lakukan saat ini ialah bagaimana cara kita tidak ikut terpengaruh dalam era globalisasi dan gencarnya pasar modern dalam menghancurka pangsa pasar tradisional. Kita harus tahu bahwa tidak selamanya pasar modern bisa menandingi pasar tradisional. Nilai-nilai sosial yang banyak terkandung dalam pasar tradisional juga perlu kita tekankan kepada masyarakat.

13

IV.

KESIMPULAN Keberadaan pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup masyarakat yang modern. Kenyataan yang ada di lapangan saat ini adalah di berbagai kota metropolitan bahkan kota kota kecil di tanah air dengan mudahnya kita dapat menjumpai minimarket, supermarket, bahkan hypermarket disekitar tempat tinggal kita. Pasar modern menjanjikan kemudahan dan kenyamanan dalam berbelanja. Namun dibalik kesuksesan bisnis retail tersebut (pasar modern), terdapat persoalan khususnya untuk retail kelas menengah dan kelas kecil. Bahkan beberapa diantaranya memprotes ekspansi secara besar besaran dari peritel kelas besar. Eksistensi pasar tradisional merupakan salah satu indikator paling nyata dari kegiatan ekonomi masyarakat disuatu wilayah. Untuk karena itu kita harus pandai dalam mengatasi jajahan pasar modern di kalangan pasar tradisional.kita tidak boleh hanya begitu saja tergiur oleh kenyamanan dan kebersihan pasar modern. Tapi kita juga harus mengerti dampak apa saja yang dapat ditimbulkan dari pasar tradisional bagi kalangan pedagang pasar tradisional. Selain itu pemerintah juga harus lebih bertindak tegas tentang pembangunan pasar moder di daerah pasar tradisional. Pemerintah tidak boleh hanya mendukung salah satu pihak saja, namun juga harus mengkondisikan agar pasar tradisional dan psar modern dalam posisi perbandingan ynag seimbang.

14

V.

DAFTAR PUSAKA Leksono, Sony.2009.Runtuhnya Modal Sosial,Pasar Tradisional.Malang.CV Citra Malang. www.wikipedia.com

www.malang-post.com
http://go-kerja.com/pasar www.google.com

15

16

You might also like