You are on page 1of 53

MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PERAH DAN PEMERAHAN DI PT.

GREENFIELDS INDONESIA MALANG-JAWA TIMUR

DWI AFRIAN RAMADHAN J3I208072

Laporan Praktik Kerja Lapangan Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar A.Md. Pada Program Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Judul Nama NIM Program Keahlian

: Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah dan Pemerahan di PT. Greenfields Indonesia Malang Jawa Timur : Dwi Afrian Ramadhan : J3I208072 : Teknologi dan Manajemen Ternak

Menyetujui, Dosen pembimbing

Ir. Andi Murfi, Msi. NIP. 19631229 198903 1 002

Mengetahui,

Direktur Program Diploma

Koordinator Program Keahlian

Prof. Dr. Ir. M. Jairin Junior, MSc. NIP. 19590218 198601 1 001

Ir. Andi Murfi, Msi. NIP. 19631229 198903 1 002

RINGKASAN DWI AFRIAN RAMADHAN. J3I208072. 2011. Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah dan Pemerahan di PT. Greenfields Indonesia, Malang-Jawa Timur. Laporan Kerja Lapangan. Program Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak. Direktorat Program Diploma. Institut Pertanian Bogor. Pembimbing : Ir. Andi Murfi, Msi. Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di PT. Greenfields Indonesia selama 3 bulan mulai tanggal 7 Februari sampai dengan 7 mei 2011. PT. Greenfields Indonesia ini berlokasi di Desa Babadan, Dusun Muduarjo, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur. PT. Greenfields Indonesia tergabung dalam Austasia dan memiliki dua kantor, yaitu Unit Gunung Kawi di Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Malang, Jawa Timur yang memiliki dua unuit usaha yaitu Dairy Farm dan unit Milk Processing (pengolahan susu) dalam satu wilayah dan kantor pusat yang terletak di jalan MT. Haryono Kav. 16 Jakarta 12810 Indonesia. Pemeliharaan sapi dewasa PT. Greenfields Indonesia dikelompokkan berdasarkan Days In Milk (DIM), Body Condition Score (BCS), sapi sakit, dan Dry. Kandang yang digunakan pada sapi dewasa di PT. Greenfields Indonesia menggunakan sistem free stall barn dengan beddingnya yang menggunakan pasir. Pemberian pakan berdasarkan status sapi, jenis pakan yang diberikan berdasarkan rasio yaitu starter, peak, normal, medium dan late production. Pemberian pakan dilakukan sebanyak tiga kali sehari, yaitu pagi, siang dan malam. Rasio pemberian pakan yaitu pagi sekitar 50%, siang 40% dan malam 10%. Pemerahan sapi di PT Greenfields Indonesia dilakukan di milking parlor dengan menggunakan mesin perah modern produk Boumatic-USA dengan tipe Expressway Herringbone Stall dengan kapasitas tempat perah 80 ekor untuk satu kali pemerahan. Dalam 1 hari PT. Greenfields Indonesia mampu memerah sapi sekitar 2.033 ekor dengan produksi mencapai 46.304,7 liter per hari dan rata-rata produksi susu per ekor per harinya mencapai 22,79 liter. Proses pencatatan produksi susu yang dilakukan perusahaan ini dengan menggunakan sistem komputerisasi. Penanganan limbah dilakukan pada tiga kolam penampungan limbah (lagoon). Kapasitas lagoon satu yaitu 7.600 m3, lagoon dua memiliki kapasitas 5.200 m3 dan penampungan lagoon tiga memiliki kapasitas 22.000 m3.

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 21 April 1990. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Slamet Setiadi dan Ibu Komariah. Jenjang pendidikan formal penulis dimulai pada tahun 1995 di TK Periska Tani dan lulus tahun 1996. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SDN 01 Lawanggintung-Bogor, pada tahun 1999 penulis pindah studi ke SD 08 Srengseng Sawah, Jakarta Selatan dan lulus tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 211 Jakarta Selatan. Setelah lulus tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Bogor dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak Direktorat Program diploma IPB melalui jalur reguler. Selama masa perkuliahan, penulis pernah melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan sebanyak dua kali, Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan 1 di PT. Dua Putra Farm yang berlokasi di Rumpin-Bogor, yang bergerak dalam bidang pemeliharaan ayam petelur yang dilakukan mulai tanggal 12 Juli sampai dengan 20 Agustus. Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan 2 di PT.Greenfields Indonesia, mulai tanggal 7 Februari-7 Mei 2011. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pemeliharaan sapi perah.

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan dan penyusunan laporan dengan judul Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah dan Pemerahan di PT. Greenfields Indonesia Malang Jawa Timur. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan serta laporan ini. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada : 1. Kedua orang tua serta keluarga yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik secara moril maupun materiil. 2. Ir. Andi Murfi, M.Si selaku dosen pembimbing dan Koordinator Program Keahlian dan Manajemen Ternak yang telah membimbing penulis selama pembuatan laporan ini. 3. Manager beserta staf PT. Greenfields Indonesia serta seluruh karyawan departemen Livestock, Breeding dan Milking yang telah memberikan izin, bantuan dan bimbingan selama PKL. 4. Keluarga Bapak Bandi dan Bapak Jupri beserta warga Dusun Maduarjo yang telah memberikan izin tempat tinggal selama penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan. 5. Teman-teman seperjuangan selama Praktik Kerja Lapangan (Rahardian, Desi, Ramadaniel, Affan, Joko, Fitri dan Ridha) yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam mengumpulkan data dan menyusun laporan ini, serta seluruh teman-teman TNK angkatan 45 yang telah berjuang bersama selama 3 tahun ini.

Bogor, Juni 2011

Penulis

DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ............................................................................................... RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... PRAKATA .................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR TABEL ......................................................................................... i ii iii iv vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii PENDAHULUAN ........................................................................................ Latar Belakang ..................................................................................... Tujuan .................................................................................................. METODE ...................................................................................................... Waktu dan Tempat ............................................................................... Metode Pelaksanaan ............................................................................ KEADAAN UMUM ..................................................................................... Lokasi dan Tata Letak ......................................................................... Sejarah dan Perkembangan .................................................................. Struktur Organisasi .............................................................................. Ketenagakerjaan .................................................................................. SARANA PRODUKSI ................................................................................. Luas Lahan dan Penggunaanya ........................................................... Jumlah dan Komposisi Sapi................................................................. Sumber Air dan Penggunaannya ......................................................... Perkandangan dan Kapasitasnya.......................................................... Peralatan Produksi ............................................................................... 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 6 6 7 7 7 8

PEMELIHARAAN SAPI.............................................................................. 11 Pemeliharaan Pedet .............................................................................. 11 Pemeliharaan Sapi Dara ....................................................................... 13 Pemeliharaan Sapi Dewasa .................................................................. 14 REPRODUKSI DAN KESEHATAN ........................................................... 18 Perkawinan dan Pencatatan Reproduksi .............................................. 18 Kesehatan Ternak dan Pengobatan ...................................................... 18 PENYEDIAAN PAKAN .............................................................................. 20 Konsentrat ............................................................................................ 20 Hijauan ................................................................................................. 20

iv

PEMERAHAN DAN PENCATATAN PRODUKSI SUSU ........................ 22 Sistem Kerja Mesin Perah ................................................................... Pengoperasian dan Cara Kerja Alat Pemerahan .................................. Prosedur Pemerahan Susu.................................................................... Proses Monitoring dan Pengambilan Sampel Susu ............................. Sanitasi Peralatan ................................................................................. Pencatatan Produksi Susu .................................................................... 22 25 27 31 33 34

PENANGANAN LIMBAH DAN SANITASI ............................................. 36 Penanganan Limbah............................................................................. Sanitasi dan Biosekuriti ....................................................................... Rantai Tata Niaga ................................................................................ Konsumen ............................................................................................ 36 36 37 38

KESIMPULAN ............................................................................................. 39 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 40 LAMPIRAN .................................................................................................. 41

DAFTAR TABEL Nomor Halaman


6 7 9 9 10 35

1. Luas dan Penggunaan Lahan di PT. Greenfields Indonesia ............................ 2. Jumlah dan Komposisi Ternak di PT. Greenfields Indonesia .......................... 3. Peralatan Produksi Heifer Raising Departement.............................................. 4. Peralatan Produksi Livestock Departement ...................................................... 5. Peralatan Produksi Milking Departement ......................................................... 6. Produksi Susu Selama Bulan April 2011 di PT. Greenfield Indonesia ............

DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman


5 8 12 21 22 26 37 37

1. Struktur Organisasi PT. Greenfields Indonesia ................................................ 2. kandang Sapi Dewasa di PT. Greenfields Indonesia ........................................ 3. Pemberian Susu Menggunakan Milk Bar dan Ember ....................................... 4. Proses Pembuatan silase di PT Greenfields Indonesia ...................................... 5. Milking Parlor di PT.Greenfields Indonesia .................................................... 6. Alat Perah PHE di PT Greenfields Indonesia ................................................... 7. Produk Susu UHT di PT. Greenfields Indonesia .............................................. 8. Rantai Tataniaga Pemasaran Susu di PT. Greenfields Indonesia......................

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman


42

1. Peralatan Produksi di PT Greenfields Indonesia ..............................................

PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha peternakan sapi perah di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dan sangat menguntungkan bagi peternak. Permintaan terhadap susu saat ini pun meningkat, namun peningkatan permintaan susu tidak diimbangi dengan suplai sapi perah. Produksi susu yang dihasilkan oleh peternakan di Indonesia secara umum, belum mampu untuk memenuhi konsumsi susu nasional, baik untuk konsumsi masyarakat maupun untuk indutri pengolahan susu akibatnya Indonesia masih mengimpor susu dari negara lain. Pemerahan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting yang harus diperhatikan pada usaha peternakan sapi perah. Menurut Sudono,dkk (2003) bahwa kelangsungan produksi susu, disamping dipengaruhi oleh pemberian pakan yang baik, pencegahan dan pemberatasan penyakit dan yang lainnya, juga dipengaruhi oleh teknik pemerahan yang benar. Pemerahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pemerahan dengan tangan (manual) dan pemerahan dengan mesin. Pemerahan yang dilakukan baik secara manual maupun mesin harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai prosedur pemerahan agar susu yang dihasilkan dapat optimal. Susu hasil pemerahan perlu dicatat, sehingga dengan pencatatan ini dapat diketahui data produksi susu sapi per ekor. Pencatatan produksi susu sapi per ekor berguna untuk mengevaluasi kualitas susu, tingkat produksi susu, serta berguna untuk pengelompokkan sapi berproduksi tinggi dan sapi dengan produksi rendah. Tujuan Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah memberikan tempat untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mengenai usaha

peternakan sapi perah terutama tentang manajemen pemerahan sapi perah dan pencatatan produksi susu di PT Greenfields Indonesia. Selain itu PKL bertujuan mengenalkan budaya kerja industri serta mendapatkan informasi dan pengetahuan baru dalam bidang peternakan.

METODE Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan selama tiga bulan, mulai tanggal 7 Februari 2011 sampai dengan 7 Mei 2011. Lokasi pelaksanaan PKL adalah perusahaan peternakan sapi perah PT. Greenfields Indonesia unit Gunung Kawi, Desa Babadan, Dusun Maduarjo, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan dalam pelaksanaan PKL ini adalah mahasiswa ikut serta dalam kegiatan atau rutinitas perusahaan sesuai dengan jadwal kerja perusahaan. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan data primer dan sekunder. Pengumpulan data ini dilakukan dengan mencatat informasi yang diperoleh melalui diskusi dengan pembimbing lapangan, penanggung jawab departemen, staf perusahaan serta seluruh karyawan kandang tanpa menggangu aktivitas kerja karyawan tersebut. Analisis data dilakukan dengan mengamati kegiatan yang berlangsung dalam perusahaan dan mempelajari data-data yang diperoleh serta

membandingkannya dengan teori yang ada di literatur atau pustaka yang relevan.

KEADAAN UMUM Lokasi dan Tata Letak Perusahaan peternakan sapi perah PT. Greenfields Indonesia terletak di Desa Babadan, Dusun Maduarjo, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur. PT. Greenfields Indonesia berada di lereng Gunung Kawi pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, dengan suhu udara rata-rata 16-200C. Curah hujan di lokasi perusahaan cukup tinggi, yaitu sekitar 2.997 mm/tahun dengan kelembaban sebesar 45 %. Letak perusahaan dari pemukiman penduduk sekitar 2 km. Wilayah perusahaan ditutupi dengan pagar tembok setinggi 2,5 meter dan diberi kawat duri pada ujung pagar. Pintu masuk utama perusahaan terbuat dari pagar besi dengan ketinggian 2 meter dan pintu masuk ke wilayah pemeliharaan ditutupi pagar besi otomatis dengan ketinggian 1,5 meter. Batas wilayah perusahaan tersebut pada bagian Utara adalah Gunung Kawi, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Jambuwer, sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Gendogo dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Precet sedangkan jarak tempuh dari kota Malang ke perusahaan ini 40 km. Sejarah dan Perkembangan PT. Greenfields Indonesia didirikan pada tanggal 14 Maret 1997. Awalnya perusahaan ini didirikan dengan nama PT Prima Japfa Jaya dengan saham yang berasal dari koperasi Bina Mitra Sentosa sebanyak 52% dan PT Santosa Agrondo 48%. PT Prima Japfa Jaya pertama kali berdiri satu grup dengan Japfa, kemudian terlepas dari Japfa dan bergabung dengan Austasia. Pada tahun 2000 PT Prima Japfa Jaya berubah nama menjadi PT Greenfields Indonesia. Perusahaan ini terbagi menjadi dua unit yaitu unit peternakan dan unit industri pengolahan susu dengan manajemen yang terpisah. Unit peternakan dibagi tiga departemen yaitu departemen Heifer Raising (Breeding), departemen Livestock dan departemen Milking. Industri pengolahan susu dikelola dengan manajemen terpisah dengan nama Milk Processing Unit. Pada tahun 1998 perusahaan membangun tempat pemerahan dengan sistem Milking Parlour (Boumatic-USA) tipe Expressway Herringbone Stall

dengan kapasitas sekali pemerahan 40 ekor. Perusahaan ini memiliki dua Milking Parlour dengan kapasitas masing-masing Milking Parlour 40 ekor, sehingga tempat pemerahan berkapasitas 80 ekor dalam sekali pemerahan. Susu hasil pemerahan yang dialirkan langsung ke bagian processing unit melalui jalur pipa susu (milk pipe line) sehingga kualitas susu terjamin dan higienitas susu sangat tinggi. Susu yang diproduksi oleh satu ekor sapi dicatat lengkap secara otomatis melalui komputer yang berhubungan langsung dengan mesin pemerahan. Struktur Organisasi PT. Greenfields Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam Austasia dan berkantor pusat di Jln. MT. Haryono kav. 16 Jakarta 12810 Indonesia dan Unit Gunung Kawi di Desa Babadan, Kecamatan Ngajum Malangm Jawa Timur yang memiliki dua unit usaha yaitu unit peternakan (Dairy Farm) dan unit Pengolahan Susu (Milk Processing). Dalam menjalankan tugas sehari-harinya, perusahaan dipimpin oleh seorang kepala bagian divisi sebagai General Manager (GM). General Manager merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di PT. Greenfields Indonesia dan bertanggung jawab pada pimpinan pusat terhadap jalannya operasional perusahaan. General Manager dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa Manager, diantaranya Manager HR & GA langsung di bawahi oleh General Manager. Bagian Personalia Herd Information System (HIS) yang bertugas menyimpan data-data perusahaan juga dibawahi oleh General Manager. Kegiatan di unit farm juga dipimpin oleh Manager Production, Manager Heifer Raising, Manager Veteriner Service, Manager Co-Operation dan Manager Procurement. Struktur Organisasi PT. Greenfields Indonesia tersaji pada Gambar 1. Ketenagakerjaan PT. Greenfields Indonesia memiliki karyawan tetap sebanyak 525 orang dengan rata-rata pendidikan tenaga kerja mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sarjana. Tenaga kerja yang direkrut sebagian besar dari penduduk sekitar perusahaan. Waktu kerja karyawan dibagi menjadi tiga shift yaitu shift pagi pukul 06.00-14.00 WIB, shift siang pukul 14.00-22.00 WIB dan shift malam pukul

22.00-06.00 WIB. Karyawan tetap atau staf memiliki waktu kerja tersendiri dengan waktu non-shift yaitu mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Fasilitas yang diberikan kepada karyawan diantaranya bus karyawan, Jaminan social tenaga kerja (Jamsostek), Asuransi kesehatan tenaga kerja (Astek), koperasi dan kantin. PT. Greenfields Indonesia sering melakukan pelatihan khusus bagi karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan serta prestasi kerja karyawan. Pembayaran gaji karyawan di PT. Greenfields Indonesia disesuaikan dengan Upah Minimum Regional (UMR) kota Malang, tingkat pendidikan serta jabatan dalam perusahaan. Divisional Head Dairy Nutrionist Head of Dairy Farm
HR & GA Dept. Head F & A Dept. Head Management/ Cost Acct. HIS Section Head QA/QC Dept. Head Sales Dept. Head

Heifer Raising Dept. Head

Vet. Service I Dept. Head

Vet. Service II Dept. Head

Production Dept. Head

CO. Operation Dept. Head

Procuremen t Dept. Head

Heifer Sect Head K

Heifer Sect Head PRB

Repro Sec Head

AHDF Sec Head

Laborators Sec Head

Ass Prod Dept Head I

Ass Prod Dept Head II

Livestock. Sec Head

Commodit y Sec Head

AH Coop Sec Head

Ass. PRC Dept Head

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Greenfields Indonesia

SARANA PRODUKSI Luas Lahan dan Penggunaanya PT. Greenfields Indonesia memiliki luas lahan sekitar 540.000 m2. Lahan tersebut digunakan untuk menjalankan kegiatan atau proses produksi perusahaan yaitu kandang, kantor, unit pemerahan, unit pengolahan, tempat pakan, gudang pakan, rumah sakit hewan, tempat tinggal karyawan maupun staf (mess), kantin, pos satpam, kebun rumput, tendon air dan tempat parker. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas dan Penggunaan Lahan di PT. Greenfields Indonesia

No. 1 2 3 4 5

6 7 8 9 10 11 12 13

14 15 16 17 18 Jumlah

Bangunan Kandang Hospital pen Unit Pengolahan Susu Kantor Milking Parlour a. Tempat perah lama b. Tempat perah baru c. Jalan masuk sapi d. Gudang persediaan bahan pakan e. Ruang data f. Workshop Bunker dan pabrik pakan Rumah genset Tempat parker Pos satpam Lantai jemur pasir Penampungan air kotor Penampungan air bersih Mess a. Mess lama b. Aula c. Perumahan karyawan d. Barak Tanah babadan Saluran limbah cair Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kebun rumput Lain-lain

Unit 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 37

Luas (m2) 40.406,17 297 2106 131 149,20 1.980 1.500 1.109 130 162 10.528 162 144 18 750 80 123 180 144 203 156 40.000 4.276 5.000 234.927 195.339 540.000

Sumber : Departemen Unit Human Resource Development PT. Greenfields Indonesia, 2011

Jumlah dan Komposisi Sapi Jumlah dan komposisi sapi perah di PT. Greenfields Indonesia selalu berubah-ubah setiap harinya, dikarenakan adanya kelahiran, sapi afkir dan kematian. Bangsa sapi yang dipelihara sebagian besar adalah bangsa Friesian Holstein (FH), bangsa lain yang dipelihara adalah bangsa Jersey dan persilangan antara Jersey dan FH. Jumlah sapi yang ada di PT. Greenfields Indonesia sampai tanggal 7 Mei 2011, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah dan Komposisi Ternak di PT. Greenfields Indonesia

No 1 2 3 4

Sapi Pedet Dara Laktasi Kering (Dry) Jumlah

Jumlah (ekor) 1611 925 2070 667 5273

Satuan Ternak (ST) 403 466 2070 667 3602

% ST 11,18 12,84 57,51 18,52 100

Sumber : Breeding and Livestock Departement, 2011

Sumber Air dan Penggunaannya Sumber air yang terdapat di PT. Greenfields Indonesia adalah sumber dari mata yang terdapat di wilayah Precet dan air bawah tanah yang menggunakan sumur bor dan air PAM. Air di PT. Greenfields Indonesia digunakan untuk pembersihan kandang, kebutuhan karyawan, sanitasi peralatan, untuk air minum sapi dan lain-lain. Perkandangan dan Kapasitasnya Kandang memiliki fungsi utama melindungi ternak dari dampak buruk lingkungan seperti cuaca dan iklim yang senantiasa berubah dan berbagai gangguan lainnya. Kandang yang nyaman dan memenuhi syarat-syarat perkandangan akan memberikan dampak yang baik bagi sapi, sapi tidak mudah stress dan dapat memproduksi susu secara optimal. Konstruksi kandang yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis akan mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan berdampak terhadap lingkungan di sekitarnya (Puslitbang, 2009). Bentuk atap yang digunakan

perusahaan adalah tipe monitor dengan bahan atap yang digunakan terbuat dari seng. Sistem perkandangan untuk sapi dewasa yang dimiliki PT. Greenfields Indonesia menggunakan sistem Free Stall Barn, sistem ini mengutamakan kebebasan ternak dan tanpa diikat, didalamnya terdapat bedding (alas tidur) yang berupa pasir dengan bahan kering (dry matter) pasir tersebut minimal 87%. Setiap kandang terdiri dari dua kandang yaitu kandang A dan kandang B yang di dalamnya terdiri dari beberapa pen sesuai dengan status sapi. Setiap kandang juga terdapat kipas angin tujuannya agar sapi tetap nyaman walaupun cuaca panas, terutama pada siang hari. Kandang milik PT Greenfields Indonesia termasuk sistem kandang terbuka (Open House) sehingga ventilasi sempurna. Lantai kandang terbuat dari semen. Lantai kandang rata, tidak licin dan tidak tajam sehingga sapi dapat berdiri tegak, berbaring secara bebas dan nyaman. Struktur dan bagian-bagian kandang 3 dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. kandang Sapi Dewasa di PT. Greenfields Indonesia

Peralatan Produksi Peralatan merupakan salah satu faktor yang mendukung proses produksi, untuk itu harus selalu disediakan peralatan yang memadai. Peralatan yang digunakan oleh perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan setiap departemen yang meliputi departemen Heifer Raising, Livestock dan Milking. Peralatan produksi di PT. Greenfields Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3, 4 dan 5.

Tabel 3. Peralatan Produksi Heifer Raising Departement

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Nama Alat Tempat minum Tempat pakan Tempat pakan Konsentrat Tempat Pencelupan Kaki/ desinfektan Tracktor Gerobak Mesin Semprot desinfektan Milk Bar kapasitas 30 liter @ 12 ekor Milk Can Selang Air Drum kapasitas 160 liter Drum kapasitas 120 liter Dehorner Dot susu kapasitas 3 liter Ember

Jumlah (buah) 162 162 17 9 1 2 1 3 6 4 162 162 17 9 1

Sumber : Breeding Departement, PT. Greenfields Indonesia, 2011


Tabel 4. Peralatan Produksi Livestock Departement

No 1 Bak Pakan Ekstra 2 Dump Tank 3 Hand Tracktor 4 Mobil 5 Cangkul 6 Tong sampah 7 Sikat 8 Sapu lidi 9 Sorok Pakan 10 Sorok Pasir

Nama Alat

Jumlah (buah) 5 132 4 1 1 18 2 10 14 15

Sumber : Livestock Departement, PT. Greenfields Indonesia, 2011

Tabel 5. Peralatan Produksi Milking Departement

No

Nama Alat

Jumlah (buah) 2 1 80 10 1 80 2 16 42 12

1 Milking Parlour Kapasitas 40 ekor/unit 2 Milking Parlour kapasitas 12 ekor/unit 3 Deteacher 4 Ember Biodest 5 Thermometer 6 Tempat Tissue 7 Tempat Pencelupan Kaki/Desinfektan 8 Tempat Sampah 9 Cup Liners 10 Drum Air Iodine
Sumber : Milking Departement, PT. Greenfields Indonesia, 2011

PEMELIHARAAN SAPI Pemeliharaan Pedet Sapi yang akan beranak di PT. Greenfields Indonesia ditempatkan di kandang maternity yang terletak di kandang 2B. Kandang ini dilengkapi dengan obat-obatan, pertolongan kelahiran, rubber math dan lain-lain. Kandang ini dibuat senyaman mungkin dan higienis, agar pedet yang dilahirkan nanti merasa nyaman dan tidak terkontaminasi penyakit. Ada beberapa hal yang harus dilakukan saat pedet baru dilahirkan yaitu : 1. Membersihkan selaput lendir (mucus) yang ada disekitar hidung dan mulut pedet untuk melancarkan pernapasan dan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. 2. Pemeriksaan jenis kelamin pedet. 3. Melakukan penjepitan tali pusar dengan Umbilical Cord Clamps. 4. Pemasangan ear tag mengetahui identitas dan jenis kelamin pada pedet berdasarkan nomor ear tag dan warna ear tag. 5. Penimbangan pedet untuk mengetahui bobot awal pedet. 6. Pindahkan pedet ke kandang SH 2 (kandang kelompok). 7. Pemberian kolostrum pertama yaitu 45 menit setelah pedet lahir, selanjutnya diberikan 6 jam setelah pemberian kolostrum pertama. Kolostrum diberikan hanya satu hari, pemberian kolostrum sebanyak 2 liter menggunakan dot susu, kolostrum diberikan tiga kali dengan selang waktu 6 jam. Pedet yang baru lahir merupakan tanggung jawab Departemen Veteriner Service sampai satu jam setelah kelahiran. Kemudian yang bertanggung jawab terhadap pedet adalah Departemen Heifer Raising hingga dara bunting. Serah terima pedet dilakukan oleh kedua belah pihak yang bersangkutan, disertai dengan surat bukti pengiriman pedet. Surat tersebut berisi nomor induk dari pedet, jam kelahiran, bobot badan, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan pedet. Surat persetujuan tersebut diserahkan kebagian Herd Information System (HIS), untuk kemudian disimpan sebagai arsip. Pemeriksaan kondisi pedet pasca dilahirkan antara lain pedet yang berumur enam jam atau lebih harus sudah mendapat kolostrum. Hasil monitoring pada pedet adalah dengan memberikan status pedet tersebut. Kondisi umum yang

diamati adalah sebagai berikut : (1) Lemah (LM) ; (2) Membran Tali Pusar Putus Total (TPPT) ; (3) Pendarahan Tali Pusar (PTP) ; (4) Abnormalitas (ABT) ; (5) Cacat Permanen (CP) ; (6) Gangguan Lain (GL). Pedet berumur 1 hari sampai dengan 1 minggu diberikan susu sebanyak 3 liter per ekor per hari. Pedet umur 1 minggu sampai dengan 2 minggu diberikan susu sebanyak 5 liter per ekor per hari, sedangkan untuk pedet umur di atas 2 minggu sampai dengan lepas sapih (2 bulan) diberikan susu sebanyak 6 liter per ekor per hari. Se,ain diberikan susu pedet juga diberikan pellet mulai umur 3 hari sampai dengan umur 6 bulan dengan pemberian 3,5 kg per ekor per harinya. Pedet juga diberikan hijauan berupa alfafa dengan jumlah pemberian per harinya 10 % dari pemberian pellet. Proses pemberian susu untuk pedet dengan menggunakan ember dan milk bar dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pemberian Susu Menggunakan Milk Bar dan Ember

Proses Penyapihan Pedet Program penyapihan merupakan program menghentikan pemberian susu pada pedet. Departemen Heifer Raising di PT. Greenfields Indonesia melakukan penyapihan dimulai umur 10 hari sebelum tanggal sapih dengan cara pengurangan 1,5 liter per hari. Pedet umur 6 bulan sampai dengan umur 11 bulan diberikan pakan calf 3 dengan jumlah pemberian 14 kg per ekor per hari. Proses penyapihan pedet harus melewati proses pemotongan tanduk (dehorning). Pemotongan tanduk dilakukan untuk mengurangi resiko bahaya yang dapat timbul dari ternak serta untuk efisiensi lahan dan penanganan dari ternak itu sendiri. Pemotongan tanduk perlu dilakukan sebagai tindakan penanganan pada umur 3-10 hari agar lebih mudah dikerjakan (Puslitbang, 2009). Dehorning dapat dilakukan pada pedet 2 minggu sampai sebulan dengan melakukan pembiusan terlebih dahulu dengan

menggunakan injeksi Lidocain HCL secara sub cutan dekat tanduk dengan dosis masing-masing tanduk 4 cc di tunas sebelah kiri dan kanan. Alat yang digunakan adalah besi yang telah dipanaskan di atas kompor gas (dehorner). Pemeliharaan Pedet Setelah Lepas Sapih Pedet yang telah dilakukan proses penyapihan akan dipindah ke kandang yang telah ditentukan. Pedet umur 3 bulan ditempatkan di kandang SH0, sedangkan pedet umur 6 bulan akan ditempatkan di kandang SH4, untuk pedet umur 9 bulan sampai dengan heifer akan ditempatkan di SH3. Penanganan dan Pencegahan Penyakit Pedet yang baru lahir sangat rentan terserang penyakit. Pedet tersebut pada saat dilahirkan tidak mempunyai antibodi yang dapat menyeimbangkan kekebalan tubuh. Pedet akan mudah terserang penyakit yang dapat berakibat kematian dan dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kesehatan pedet sampai dengan umur 4 bulan harus benar-benar dijaga dan diawasi, sebab sekitar 25-33% akan mengalami kematian dari lahir sampai umur 4 bulan (Puslitbang, 2009). Upaya penanganan dan pencegahan penyakit pada pedet di tangani oleh dokter hewan khusus yyang berada di bawah naungan departemen heifer raising. Pedet yang terdeteksi sakit dipindahkan ke kandang isolasi yang selanjutnya mendapat perawatan khusus dari dokter hewan. Penanganan serta pengobatan dilakukan berdasarkan jenis penyakit hasil pemeriksaan oleh dokter hewan tersebut. Pemeliharaan Sapi Dara Sapi dara dipelihara secara berkelompok berdasarkan umur dan bobot badan untuk mempermudah dalam pemeliharaan dan mempermudah dalam mendeteksi birahi. Sapi dara umur 11 bulan sampai 12 bulan ditempatkan di kandang SH3, nantinya sapi dara ini akan ditempatkan di kandang SH6. Apabila penggunaan kandang SH6 tidak mencukupi, maka heifer akan ditempatkan di kandang 12 dan SH7. Sapi dara dikawinkan ketika mencapai umur 14 bulan dengan bobot badan 350 kg. Sapi dara yang birahi langsung dikawinkan dengan cara inseminasi buatan (IB). Service per conception (S/C) yang terjadi di PT Greenfields Indonesia adalah 2,3 dengan angka kebuntingan atau conception rate

> 43%. Sapi dara dengan umur kebuntingan 259 hari (DCC/Days Carry Calf) akan dipindahkan ke kandang atau pen transisi. Sapi yang berada pada periode ini disebut sapi bunting transisi. Pemeliharaan lebih lanjut hingga melahirkan dilakukan oleh departemen Livestock. Pemeliharaan Sapi Dewasa Pemeliharaan sapi dewasa di PT. Greenfields Indonesia meliputi pemeliharaan sapi laktasi dan sapi kering. Pemeliharaan sapi dewasa tersebut meliputi pemberian pakan, pemberian air minum, sanitasi kandang,

pengelompokkan sapi, perpindahan sapi, pemerahan dan pengontrolan kesehatan sapi. Pengelompokan sapi dewasa di PT Greenfields Indonesia berdasarkan Day In Milk (DIM), Body Condition Score (BCS), produksi susu, penyakit, dan berdasarkan sapi yang dikeringkan sebelum melahirkan (dry pregnant). Pengelompokan pengontrolan sapi penyakit, tersebut untuk mempermudah dan perkawinan. pemberian Secara pakan, umum,

pemerahan

pengelompokkan sapi di PT. Greenfields Indonesia antara lain : 1. Days In Milk (DIM) a) Early Lactation adalah sapi dengan status starter (DIM 0-30) dan peak productin (DIM 31-120). b) Medium Lactation adalah sapi berstatus normal production (DIM 121-210) dan medium production (DIM 211-300) c) Late Lactation adalah sapi dengan Late production (DIM > 300). 2. Produksi Susu a) Early Lactation yaitu sapi-sapi yang memiliki produksi susu yang tinggi yaitu 30-40 liter susu per hari. b) Medium Lactation yaitu sapi-sapi yang memiliki produksi susu sedang yaitu 25-30 liter per hari. c) Late Lactation yaitu sapi-sapi yang memilki produksi susu rendah yaitu 6-24 liter per hari. 3. Body Condition Score (BCS) a) Early Lactation yaitu kelompok sapi yang memiliki BCS 2,5-3 b) Medium Lactation yaitu kelompok sapi yang memiliki BCS 3-3,5 c) Late Lactation yaitu kelompok sapi yang memiliki BCS < 3,5.

4. Dry (Sapi kering) a) Dry Pregnant yaitu sapi-sapi bunting yang telah masuk masa kering. Program ini dilakukan karena produksi susu sapi rendah di bawah 5 liter per ekor per hari dan DCC lebih dari 220 hari. Selain itu ada juga Dry Transisi yang mempunyai DCC lebih dari 250 hari. b) Dry Open adalah pengelompokan sapi yang sudah dikeringkan tetapi belum bunting. Sapi-sapi dry open merupakan sapi yang dikeringkan karena produksi susunya < 5 liter per hari. 5. Penyakit Pengelompokan sapi berdasarkan penyakit dilakukan untuk mempermudah pengobatan sapi tersebut. Pengelompokannya menjadi dua yaitu sapi pincang dan sapi mastitis. Sapi mastitis dikelompokkan menjadi sapi mastitis klinis dan subklinis. Sapi mastitis ditempatkan dikandang 3 pen 10, sedangkan sapi pincang ditempatkan pada pen 7 di kandang yang sama dengan sapi mastitis. Sapi mastitis diperah di tempat yang berbeda dengan sapi sehat untuk mempermudah pegawai dalam proses pengobatan serta tidak terjadi penularan penyakit terhadap sapi yang sehat. Sapi yang mengalami sakit yang sudah parah akan ditempatkan perawatan khusus yaitu di hospital. Sapi sakit diperah pada tempat pemerahan khusus yang berkapasitas 15 ekor. Sapi yang sakit diperah dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Susu hasil pemerahan sapi sakit tidak dikonsumsi manusia, tetapi hanya diberikan ke pedet dengan sarat tidak mengandung antibiotik. Pemberian Pakan dan Air Minum Pemberian pakan dilakukan tiga kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan malam hari. Rasio pemberian pakan yaitu pagi sekitar 50%, siang 40 % dan malam 10 %. Pakan yang diberikan disesuaikan dengan status sapi tersebut. Pakan sudah harus tersedia sebelum sapi datang setelah sapi diperah di milking parlor. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan kondisi lubang putting setelah sapi diperah. Pakan dibuat sendiri oleh PT. Greenfields Indonesia, pemberian pakan itu sendiri dilakukan dengan menggunakan kendaraan khusus yaitu Rotomix. Pakan yang diberikan berdasarkan status sapi yaitu pakan starter, peak, normal, medium

dan late. Jumlah pemberian pakan setiap status sapi diberikan sesuai target intake atau jumlah konsumsi sapi per harinya. Jumlah pemberian pakan starter yaitu 27 kg per ekor per hari, pakan peak > 40 kg per ekor per hari, pakan normal 40 kg per ekor per hari, pakan medium 34 kg per ekor per hari dan pakan late 30 kg per ekor per hari. Selain itu diberikan hijauan alfafa untuk sapi dengan status starter, peak, dry transisi dan sapi sakit dengan jumlah pemberiannya 3-4 kg per ekor per harinya. Sapi dengan status late diberikan pakan tambahan berupa topping (jerami) dengan pemberiannya 2 kg per ekor per hari. Air minum diberikan secara ad libitum menggunakan dump tank. Dump Tank dilengkapi dengan saluran air dan pelampung. Pelampung berfungsi untuk mengontrol jumlah air di dalam dump tank sehingga air selalu penuh. Satu buah dump tank dapat menampung air minum untuk 20-25 ekor sapi. Volume air yang dapat ditampung dalam satu dump tank 300 liter. Jumlah dump tank pada setiap kandang berbeda-beda tergantung populasi sapi. Dump tank dibersihkan satu kali sehari yaitu pada pagi hari saat sapi dibawa ketempat pemerahan, sehingga ketika sapi dikembalikan ke kandang telah tersedia air minum. Sanitasi Kandang Pembersihan lantai kandang sapi dewasa di PT. Greenfields Indonesia menggunakan sistem flushing dan manual. Flushing merupakan pembersihan kandang menggunakan air bertekanan besar, air flushing berasal dari sisa limbah lagoon yang sebelumnya telah di recycle dan mengalami pengendapan. Pembersihan lantai kandang dilakukan tiga kali sehari dengan satu pembersihan kandang membutuhkan air sebanyak 80 m3. Pembersihan secara manual dilakukan dengan menggunakan air bersih untuk kandang 9, 10, 11 dan 12. Pembersihan manual dilakukan karena pipa air dikandang tersebut belum berfungsi dengan baik. Kandang sapi dewasa dilengkapi dengan bedded pack area, devider, headlock dan bedding. Bedding yang digunakan adalah pasir, penggunaan pasir dibedakan berdasarkan DIM sapi yaitu pasir baru untuk status starter, peak, dan dry pregnant transisi. Pasir recycle digunakan untuk status normal, medium, late dan

dry pregnant. Pemeliharaan bedding dilakukan dengan cara meratakan bedding setiap hari setiap sapi diperah, penggemburan pasir dan pengecekan dry matter.

REPRODUKSI DAN KESEHATAN Perkawinan dan Pencatatan Reproduksi Perkawinan sapi-sapi dewasa di PT. Greenfields Indonesia dilakukan dengan system Inseminasi Buatan (IB). Deteksi birahi dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melihat tanda-tanda fisik seperti adanya kebengkakan, berwarna merah dan keluar cairan bening pada bagian vulva. IB dilakukan pada sapi dengan DIM 50 hari yang biasanya sudah terjadi birahi. Apabila DIM di atas 60 hari tidak terjadi birahi maka akan dilakukan program ovsynch. Program ini merupakan metode untuk mengkontraksi uterus supaya sapi birahi dengan cara menyuntikkan hormon prostaglandin (PG) tujuannya untuk menyerempakkan birahi. Semen yang digunakan oleh PT. Greenfields Indonesia untuk proses IB yaitu dalam bentuk mini straw berasal dari America Bull Sire WWS dengan harga per straw sekitar Rp.400.000- Rp.600.000. Semen ini dari awalnya telah di sexing, sehingga dapat menghasilkan pedet betina dengan persentase mencapai 99%. Untuk mengetahui kebuntingan departemen vet service I (reproduksi) akan melakukan pregnant check. Apabila sapi tidak bunting, akan dilakukan sinkronisasi dengan menyuntikkan hormon PGF2a dan dilakukan IB kembali. Pencatatan reproduksi yang dilakukan meliputi pencatatan birahi, perkawinan atau IB, pemeriksaan kebuntingan, nomor sapi, nomor induk, tanggal beranak dan semen yang digunakan. Kesehatan Ternak dan Pengobatan Pengontrolan kesehatan dilakukan oleh dokter hewan dan paramedis PT Greenfields Indonesia dan dilakukan setiap hari yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pengontrolan reproduksi dan treatment atau penanganan pada sapi-sapi sakit. Pencegahan penyakit yang dilakukan diantaranya vaksinasi, potong kuku, pemberian vitamin dan pemberian obat penambah kalsium. Pemberian vitamin dikhususkan bagi sapi bunting dan sebelum sapi melahirkan diberikan pakan suplemen yang mengandung vitamin A, D3, dan E. Penyakit yang sering terjadi di PT Greenfields Indonesia adalah mastitis dan lame (pincang). Penyakit yang mempunyai persentasi sedikit adalah metritis, Retensio Fetal Membrane (RFM), milk fever, endometritis dan Left Displacement

18

Abomasum (LDA), abses, under wound, acidosis, dan kembung. Sapi yang sakit diberikan pengobatan sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Sapi yang

pincang akan dilakukan pemotongan kuku dikandang jepit. Pemotongan kuku rutin dilakukan setiap 6 bulan sekali. Penyakit yang sangat penting diamati pada sapi dewasa yaitu penyakit mastitis (radang ambing). Penyebab mastitis adalah bakteri yang dapat menular dari seekor hewan ke hewan yang lainkarena keadaan sanitasi yang kurang baik (Blakely dan Bade, 1994). Pencegahan dan pengobatan sapi yang terkena mastitis di PT. Greenfields Indonesia yaitu dengan cara memisahkan sapi yang terkena mastitis dengan sapi yang sehat, menjaga kebersihan kandang dan peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan sapidan pemerahan. Pengobatan penyakit ini yaitu dengan pemberian antibiotik dan pemberian Sulfamethazine via oral.

PENYEDIAAN PAKAN Konsentrat PT Greenfields Indonesia akan memperhatikan aspek kandungan nutrisi dan ketersediaan bahan baku pakan konsentrat. Kadar nutrisi yang terdapat pada konsentrat cukup, maka susu yang dihasilkan akan berkualitas (Sudono dkk, 2003). Sebelum bahan baku pakan digunakan maka terlebih dahulu dilakukan penimbangan dan pemeriksaan di kantor Quality Control (QC). Pemeriksaan yang dilakukan antara lain presampling dan unloading. Presampling meliputi aroma, warna, tekstur dan kelembapan bahan pakan dilakukan pada saat bahan baku datang di pos timbang. Setelah bahan baku dinyatakan dapat digunakan, bahan baku pakan dikirim ke gudang pakan. Pemakaian bahan baku menggunakan metode First in First Out, bahan baku yang lebih awal datang yang lebih dulu digunakan untuk menjaga agar tidak terjadi penurunan kualitas pakan. Pada saat bahan baku diturunkan, maka dilakukan pemeriksaan unloading dengan kriteria yang sama pada saat presampling. Konsentrat dibuat di Feed Processing Department. Pencampuran bahan baku pakan dilakukan di rotomix yang dilengkapi dengan mixer. Mixer berfungsi untuk mencampur pakan sehingga campuran pakan merata. Hijauan Hijauan pakan diperoleh dari kebun rumput milik perusahaan dan lahan pertanian disekitar perusahaan dengan pola kemitraan. Hijauan yang diberikan sebagai bahan pakan sapi perah adalah king grass, silase jagung, tebon tebu dan alfalfa. Alfalfa dipanen pada umur 25-26 hari dengan interval pemanenan 30-40 hari sekali. Alfalfa diberikan menurut status sapi, antara lain: 4 kg/ekor/hari untuk starter, 3 kg/ekor/hari untuk transisi dan 4 kg/ekor/hari untuk peak. Sebagai upaya dalam pengadaan hijauan sepanjang tahun, PT. Greenfields Indonesia menyediakan pakan dalam bentuk silase. Silase yang digunakan yaitu berasal dari tanaman jagung yang diproses dengan beberapa tahapan yaitu : 1. Pengumpulan tanaman jagung yang akan dijadikan silase kemudian disimpan selama tiga minggu untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalam jagung.

2. Tanaman jagug dicacah dengan potongan 2-5 cm dengan menggunakan chopper, potongan tersebut disimpan ke dalam plastic versa bag dengan kapasitas 280 ton secara anaerob untuk menghindari fermentasi yang dapat merusak silase. 3. Silase disimpan dan dapat digunakan setelah dry matter mencapai 30% dengan pH normal. Proses pembuatan silase dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Proses Pembuatan silase di PT Greenfields Indonesia

PEMERAHAN DAN PENCATATAN PRODUKSI SUSU Susilorini, dkk (2008) pemerahan merupakan kegiatan yang harus mendapat perhatian khusus karena akan mempengaruhi produksi susu, kualitas dan juga kuantitas susu. Proses Pemerahan di PT Greenfields Indonesia dilakukan di dua milking parlour dengan menggunakan mesin perah produk Boumatic-USA yang berasal dari Amerika. Sistem pemerahan yang digunakan oleh PT Greenfields Indonesia sendiri yaitu menggunakan Expressway Herringbone Stall dengan kapasitas milking parlour I dan milking parlour II sebanyak 80 ekor. Proses pemerahan dilakukan tiga kali sehari sesuai dengan pembagian shift kerja yaitu pemerahan pertama pukul 06.00-14.00 WIB, pemerahan kedua pada pukul 14.00-22.00 WIB dan pemerahan ketiga yaitu pada pukul 22.00-06.00 WIB. Proses pemerahan sendiri dibedakan oleh tingkat produksi susu sapi yang dilihat berdasarkan status Days In Milk (DIM) sehingga diketahui sapi-sapi yang memilki produksi tinggi dan produksi rendah. Tempat pemerahan (milking parlor) menggunakan mesin perah Expressway Herringbone Stall dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Milking Parlor di PT.Greenfields Indonesia

Sistem Kerja Mesin Perah Sistem kerja dan fungsi alat yang membantu proses pemerahan secara otomatis dari boumatic USA terdiri dari:

22

1. Detacher Alat ini bekerja dengan dua sistem yaitu sistem listrik dan sistem pneumatic. Sistem listrik menggunakan tegangan DC 24 dan 12 volt yang diperoleh dari power suplay detacher. Power suplay detacher adalah alat pengubah tegangan dari PLN 220 V dijadikan DC 28 V, detacher juga berfungsi dalam pengontrolan pemerahan yang dihubungkan langsung dengan komputer sebagai penyimpan datanya. 2. Milk Meter Milk Meter berfungsi sebagai alat ukur jumlah, suhu dan konduktivitas dari susu. Alat ini sangat erat kaitannya dengan detacher karena dapat berfungsi sebagai kontrol terhadap susu yang jelek secara manual pada saat pemerahan berlangsung. 3. Pulsators Pulsator mempunyai fungsi sebagai pembuat pulsasi atau denyutan pada linners yang bekerja dengan sistem on dan off secara terus menerus. Alat ini bekerja dengan dua sistem yaitu listrik DC 24 V dan aliran udara vacuum. Proses kerja alat ini dikontrol oleh pulsation panel yang bertugas mengatur saat on dan off dari pulsators. 4. Opti-Flo Panel dan Probe Sensor Fungsi alat ini yaitu sebagai pengatur kecepatan pompa susu dan pengaturan hidup dan matinya pompa susu. 5. Pneumatic Valve Pneumatic Valve adalah suatu alat yang berfungsi membuka dan menutup aliran air dingin (air es) yang menuju PHE, dimana PHE juga berfungsi sebagai sarana untuk mendinginkan susu. Sistem Pengambilan Susu dan Transfer Susu Sistem pengambilan dan transfer susu dilakukan secara otomatis oleh bagian atau komponen lain dari alat perah. Pengambilan dan transfer susu terdiri dari tiga system yaitu Milk Line System (sistem jalan susu), Milk Transfer System (sistem pengiriman susu) dan Vacuum System (sistem penghampaan). 1. Milk Line System (sistem jalan susu)

Sistem pengaliran susu ini dimulai dari Claw Assemblies. Claw Assemblies itu sendiri merupakan alat yang memulai proses pengaliran susu karena linners yang berfungsi sebagai penyedot susu dari ambing sapi terhubung pada alat ini, kemudian dari claw dilanjutkan dengan Milk Meter, kemudian diteruskan ke pipa stainless sebagai jaringan pengumpul susu dari tiap-tiap claw yang selanjutnya ditampung dalam tangki pengumpul (receiver tank). 2. Milk Transfer System (sistem pengiriman susu) Sistem pengiriman susu ini yaitu proses transfer susu dari tempat pemerahan (milking parlour) menuju tempat processing. Sistem pengiriman susu ini meliputi proses pemompaan susu dari Receiver Tank ke tangki penampungan yang terletak di tempat processing. Proses transfer ini juga disertai juga dengan penyaringan susu dari kotoran oleh Milk Filter (saringan susu) dan proses pendinginan susu yang dilakukan oleh PHE (plate heat exchanger) atau plate penukaran panas dari kisaran suhu 330C ke suhu di bawah 100C. 3. Vacuum System (sistem penghampaan) Sistem penghampaan adalah penarikan udara yang berfungsi sebagai penarik aliran susu, bersama pulsator melakukan pembuatan pulsasi atau denyutan pada linners yang gunanya menarik puting susu dan mengisap air susu dari ambing sapi. Sistem Utility (pendukung) Pemerahan 1) Crowd Gate Alat ini berfungsi sebagai penghalang dan penggiring sapi pada saat akan dilakukan pemerahan. Alat ini bekerja dengan sistem penggerak motor udara dan tekanan udara. 2) Herringbone Stall Alat ini berfungsi sebagai sandaran sapi dan pembatas antara sapi satu dengan yang lain ketika proses pemerahan berlangsung, pada alat ini diletakkan peralatn pemerahan lainnya. 3) Exit Rell Alat ini berfungsi sebagai alat pengusir sapi katika proses pemerahan selesai dan penghalang sapi pada saat pemerahan berlangsung. 4) Chlorinated Water Tank

Tangki penampungan air chlorine dengan kapasitas 5.000 liter. 5) Tangki Air Panas Alat ini digunakan untuk menampung air panas yang akan digunakan pada saat proses CIP. Suhu minimal yang digunakan yaitu di atas 800C. 6) Tangki Tekan air Fungsi alat ini yaitu untuk memberikan tekanan air yang tinggi untuk sanitasi di milking parlor. 7) Air Dryer Alat ini berfungsi sebagai pengering dan pendingin udara yang dihasilkan oleh compressor. 8) Compressor Udara Alat ini berfungsi sebagai pendorong udara bertekanan tinggi untuk menjalankan alat-alat pemerahan yang memerlukan udara tekanan tinggi sebagai penggeraknya seperti crowd gate, exit rell, pneumatic valve dan detacher. Pengoperasian dan Cara Kerja Alat Pemerahan Kegiatan pemerahan yang dilakukan oleh alat perah sangat dipengaruhi oleh bagian alat-alat berikut ini : 1. Pulsation Control Fungsi alat ini sebagai pengatur pulsasi yang memberikan arus listrik pada pulsators. Alat ini beroperasi pada tegangan 220 volt PLN, setiap pulsation control digunakan untuk setiap 10 pulsators. 2. Master Control Panel (MCP) Alat ini bekerja sebagai panel pengontrol posisi perah dan posisi CIP. MCP juga dilengkapi couter waktu pemerahan berlangsung. 3. Guardian II Alat ini merupakan panel pengontrol untuk proses pencucian alat secara otomatis (CIP), alat ini beroperasi dengan tegangan listrik 220 V PLN. Cara kerja alat ini yaitu pengontrolan pengaturan waktu, pengukuran suhu, kapasitas air dan larutan kimia, pengaturan tingkatan pencucian serta pengaturan kalibrasi pompa kimia. 4. Vacuum Pump (pompa Vakum)

Pompa vakum merupakan komponen utama dalam proses pemerahan. Alat ini bekerja menarik udara di seluruh alat perah. Kerja alat ini dikontrol oleh ABB ACS 600 pada saat alat ini bekerja secara otomatis.

5. Plate Heat Exchanger (PHE) Alat ini berfungsi sebagai penurun suhu susu sebelum ditransfer ke milk processing. Cara kerja alat ini yaitu menurunkan suhu susu dengan cara penukaran atau melewatkan air dingin yang dihasilkan oleh mesin pendingin secara berlawanan tetapi tidak bersentuhan, proses ini berlangsung sampai dicapai suhu susu tertentu atau suhu susu yang diinginkan. 6. Vacuum Regulator Funsi alat ini ialah sebagai pengatur kebutuhan vacuum secara manual. 7. Air Blow System Merupakan alat yang berfungsi sebagai pendorong susu pada setiap akhir pemerahan. 8. Parlor Watch Alat yang berfungsi untuk mencatat hasil produksi baik per pen maupun secara total. Cara kerja alat ini adalah dengan sistem meteran elektronik yang dipasaang pada pipa transfer susu ke milk processing. Alat perah berupa Plate Heat Exchanger dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Alat Perah PHE di PT Greenfields Indonesia

Prosedur Pemerahan Susu Siregar (1990) mengatakan bahwa pada saat pelaksanaan pemerahan, persiapan pemerahan dilakukan terlebih dahulu meliputi peralatan untuk pemerahan dan pemeriksaan kebersihan seperti kebersihan kandang dan lantai kandang. Proses pemerahan yang dilakukan oleh PT. Greenfields Indonesia dialkukan secara otomatis oleh mesin perah dan dibantu oleh operator. Semua hal seperti komposisi susu dicatat oleh computer yang terhubung langsung dengan mesin pemerah susu. Proses ini ditujukan agar susu yang dihasilkan tidak tersentuh tangan manusia dan untuk mencapai standar higienitas yang sangat baik. Adapun prosedur pemerahan susu yang dilakukan PT Greenfields Indonesia sebagai berikut: Prapemerahan Kegiatan atau proses prapemerahan yaitu meliputi persiapan alat dan bahan yang akan digunakan selama pemerahan berlangsung, agar proses pemerahaan berjalan dengan baik. Persiapan ini juga bertujuan untuk memastikan mesin perah yang digunakan telah siap dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Adapun persiapan prapemerahan yaitu sebagai berikut: 1. Pemeriksaan oli pompa vacuum yaitu harus sesuai ukuran. 2. Menghidupkan compressor 15 menit sebelum pemerahan dimulai. 3. Memeriksa sambungan pipa susu terutama gasket/sill dan klem yang menuju milk processing agar terpasang dengan baik. 4. Memeriksa dan mengganti filter susu pada milk filter dengan yang baru agar setiap pemerahan dapat diketahui kebersihan susu dan kontaminasi dari kotoran basah dan kering seperti bulu-bulu, pasir dan kotoran lain yang ikut terhisap ketika proses pemerahan. 5. Melaksanakan sanitasi awal untuk seluruh peralatan perah dengan bahan kimia dan persiapan bahan lain yang meliputi: a. Pencampuran teat dipping (express I & 3: air, dengan perbandingan 1:10). Pembuatan larutan dipping harus dilakukan dengan benar dan melalui pengukuran yang teliti, setelah pencampuran bahan selesai maka dilakukan

test pH chemical dipping. Jika hasil pH < 4 maka larutan dipping dapat dipergunakan untuk proses dipping. b. Persiapan tissue pada papan Herringbone. c. Desinfektan cup linners dengan campuran 20 ml biodes/4 liter air. d. Larutan celup kaki sebelum masuk tempat pemerahan dengan perbandingan 10 gram virkon/1 liter air. e. Penyiapan larutan iodine untuk mencuci tangan ketika proses fore stripping dengan konsentrasi 0,02%, untuk 30 liter air dibutuhkan 60 ml povidone Iodine (10%). f. Desinfektan celup kaki yaitu menggunakan vircon, untuk 10 liter air digunakan 100 gram vircon. g. Gusanex yang digunakan untuk pengobatan ambing yang luka. 6. Melakukan pemeriksaan terhadap semua linners dan selang pulsators dalam kondisi baik (tidak bocor). 7. Menggunakan semua perlengkapan pemerahan oleh operator seperti wearpack, topi, sepatu boot, sarung tangan, dan celemek. 8. Memberitahukan pada bagian milk processing (UHT) bahwa pemerahan akan dimulai.
9. Persiapan prapemerahan selambat-lambatnya satu jam sebelum pemerahan

dimulai. Pemerahan Sudono, dkk (2003) menyatakan bahwa pemerahan yang baik dilakukan dengan cara yang benar dan alat yang bersih, tahapan-tahapan pemerahan harus dilakukan dengan benar agar sapi tetap sehat dan terhindar dari penyakit yang dapat menurunkan produksinya. Proses pemerahan dimulai dengan menggiring sapi yang berada pada holding area dengan menggunakan crowd gate tanpa suara dan teriakan dari operator yang ditakutkan dapat menyebabkan sapi stres. Penggiringan sapi masuk ke baris (row) milking parlour secara berurut dan menempati tempat yang telah dipisahkan oleh papan herringbone untuk setiap sapi. Pemerahan dimulai jika semua kapasitas parlour terisi semua. Tahap prosedur pemerahan meliputi:

1. Udder Scribbing Proses ini yaitu mengusap bagian ambing dengan menggunakan tisu untuk menghilangkan bulu-bulu, pasir dan kotoran lain yang menempel pada ambing dan puting agar tidak ikut terhisap oleh alat perah. 2. Pre Dipping (pencelupan awal) Pencelupan awal ini dilakukan dengan menggunakan larutan teat dipping (desinfectan) dan dengan botol teat dipping sampai puting sapi tercelup sempurna. Tujuannya adalah untuk membunuh kuman serta memudahkan pembersihan kotoran yang menempel pada puting. 3. Fore Stripping (pemerahan awal) Pemerahan awal minimal 2-3 strip menggunakan pen screen dan sedikit perangsangan serta membersihkan ujung puting dengan ibu jari yang bertujuan untuk memeriksa kelayakan susu, merangsang kelancaran sekresi susu dan membuang kotoran yang ada di ujung puting. 4. Drying Mengeringkan puting susu dengan tisue satu persatu mulai dari sisi yang paling luar terutama ujung puting sampai bersih (teat end cleanliness), tujuannya untuk membersihkan puting susu dari sisa teat dipping (desinfectan), kotoran serta pemberian rangsangan pada ambing. 5. Machine Apply (Pemasangan alat perah) Memasang alat perah harus dilakukan dengan baik dan benar dengan mengusahakan tidak menimbulkan suara yang menyentak yaitu dengan cara memasang alat secara lembut agar cepat mengeluarkan susu. Alat (linners) yang tidak terpakai segera diberi cup linners. 6. Post Dipping Proses pencelupan akhir ini bertujuan untuk menghilangkan sisa susu yang menempel di ujung puting serta melindungi puting dari kuman. Teat dipping dilakukan agar mikroorganisme tidak mudah masuk ke saluran puting setelah pemerahan. 7. Back Flush Pemasangan alat perah hanya dilakukan jika alat perah tersebut dalam keadaan bersih. Proses ini yaitu pembersihan Claw Assembliess terutama ujung Linners

dengan menggunakan air setiap setelah dipakai untuk pemerahan satu ekor sapi. Tujuannya yaitu agar kotoran, pasir maupun kotoran lain tidak ikut terhisap oleh alat perah serta mengurangi kontaminasi penyakit radang ambing dari sapi satu ke sapi yang lainnya ketika alat dipasang lagi pada sapi lain. Pascapemerahan (Usai pemerahan) Kegiatan setelah proses pemerahan selesai yaitu pemantapan keadaan semua alat yang digunakan, pembuangan semua sisa bahan kimia yang digunakan seperti larutan cup linners, larutan iodine (pencuci tangan), larutan foot bath, pengumpulan sisa tisu yang digunakan, serta merapikan semua alat-alat yang digunakan selama proses pemerahan. Kegiatan setelah pemerahan adalah sebagai berikut : 1. Mendorong sisa susu dengan air blow sampai habis. 2. Mematikan vacuum pump dan pulsators. 3. Membersihkan semua alat perah dengan typol, exit rell, crowd gate, papan herringbone, holding area, saluran air pemerahan serta meletakkan alat-alat sesuai tempatnya. 4. Melepaskan claw assemblies dari rantai penggantung, kemudian masukkan kode 8*1899# pada detacher untuk menaikan tali penggantung tersebut. 5. Pemasangan claw assemblies tiap-tiap linners dengan jetter untuk persiapan. 6. Setelah pemasangan jetter diikuti dengan memasukkan kode 15*1# pada detacher untuk memulai proses CIP. 7. Mengganti Teflon warna putih dekat receiver tank dari yang pendek menjadi yang panjang. 8. Menyambungkan pipa susu dengan pipa CIP yang berada di atas tangki CIP. 9. Melepaskan filter susu dan cek kondisi filter dari bulu, pasir, susu menggumpal atau kotoran lainnya. 10. Setelah proses penyambungan pipa CIP terpasang semua kemudian memposisikan stop kontak yang ada di master control panel di posisi CIP kemudian menghidupkan pulsator. 11. Menyambungkan pipa susu yang menuju milk processing dengan baik dan benar. 12. Memberitahukan bagian UHT bahwa line susu sudah siap di CIP.

13. Setelah proses CIP selesai, linners dilepaskan dari jetter, usai pelepasan jetter memasukkan kode 8*1001*2# untuk menurunkan rantai penggantung untuk dipasang kembali dengan claw assemblies. Proses Monitoring dan Pengambilan Sampel Susu Proses Monitoring Kegiatan monitoring dilakukan oleh PT Greenfields Indonesia secara rutin dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Tujuan dilakukan proses monitoring tidak lain yaitu guna meningkatkan produksi susu dan menghasilkan produk susu yang berkualitas. Proses monitoring mencakup tentang kesehatan ambing, kualitas susu dan alat perah yang dipakai. Kegiatan monitoring yang dilakukan meliputi : 1. Test Day Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah produksi susu per individu sapi per harinya. Test day dilakukan dengan memasukkan nomor ID sapi ke dalam detacher ketika akan memulai proses pemerahan, setelah pemerahan selesai data produksi masing-masing individu sapi secara otomatis tercatat oleh program agritem computer yang dikelola oleh pihak HIS (Herd Information System), kegiatan ini dilakukan setiap 2 minggu sekali pada hari senin di setiap shiftnya. 2. Teat End Clean Lines Kegiatan ini bertujuan untuk menilai proses drying yang dilakukan oleh operator dalam membersihkan ujung putting susu sebelum alat perah dipasang, kegiatan ini dilakukan sebulan sekali. Prosesnya yaitu dengan cara menempelkan dan mengusapkan tisu tepat di ujung puting susu. Fungsi kegiatan monitoring untuk memantau presentasi resiko tumbuhnya penyakit mastitis. 3. Teat End Score and Hygine Score a) Teat End Score Kegiatan ini lebih ditujukan pada pengamatan dan penilaian kualitas puting sapi setelah pemerahan. Penilaiannya dilakukan dengan cara mengamati besar atau kecilnya ukuran lubang cincin, tidak adanya bentuk

cincin serta halus atau kasarnya cincin pada ujung puting sapi. Kegitan ini dilakukan sebulan sekali. b) Hygine Score Kegiatan monitoring ini dilakukan sebulan sekali dengan cara mengamati dan menilai kebersihan sapi meliputi kebersihan ambing, kedua kaki belakang serta kebersihan badan sapi. 4. California Mastitis Test (CMT) Kegiatan monitoring ini dilakukan sebulan sekali, kegiatan ini dibantu dengan alat Pad CMT dan larutan Reagen. Prosesnya ialah dengan cara mengambil sampel susu sebanyak 2 ml dari setiap kuartir ambing sapi, kemudian masingmasing sampel dicampur dengan larutan Reagen sebanyak 2 ml. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengetahui presentasi jumlah sapi yang terkena penyakit mastitis. 5. Residu Milk di Ambing Kegiatan monitoring ini bertujuan untuk mengetahui sisa susu di ambing setelah pemerahan dan untuk memonitor kerja alat perah, kegiatan ini dilakukan setiap dua bulan sekali. Proses monitoring ini yaitu dengan cara memerah tuntas sisa susu pada masing-masing kuartir ambing dan ditampung pada literan susu (tempat pengukur volume susu). Susu sisa jumlahnya bervariasi tetapi umumnya sekitar 20% dari seluruh jumlah susu yang dihasilkan (Blakely dan Bade, 1994). Standar sisa susu yang baik yang ditentukan yaitu sekitar 100 ml per kuartir ambing. Pengambilan Sampel Susu Pengambilan sampel susu memiliki tujuan dan fungsi masing-masing, semua sampel susu yang diambil dimaksudkan untuk dilakukan pengujian guna menjaga dan meningkatkan kualitas susu yang dihasilkan. Pengambilan sampel susu yang dilakukan oleh PT. Greenfields Indonesia meliputi : 1. Sampel Kimia Pengambilan sampel kimia ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein dan lemak pada susu yang dihasilkan. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara menampung susu ke dalam botol pada setiap pen setiap pemerahan atau pada tabung sampel.

2. Sampel Mikro Pengambilan sampel ini dilakukan setiap shift pemerahan, pengambilan sampel ini bertujuan mengetahui jumlah bakteri yang terkandung dalam susu. Pengambilan sampel ini dilakukan setiap hari dengan menggunakan botol steril. 3. Sampel Bulk Pengambilan sampel ini dilakukan setiap dua kali seminggu dengan tujuan mengetahui penyebaran bakteri yang terdapat dalam kumpulan sapi. Pengambilan sampel ini dilakukan per pen atau setiap status sapi. 4. Sampel Individu Pengambilan sampel ini dilakukan setiap seminggu sekali, tujuannya untuk memantau perkembangan sapi terhadap kandungan bakteri yang terdapat pada susu sapi. Pengambilan sampel ini hanya dilakukan untuk sapi dengan status fresh agar dapat mengetahui bahwa susu sapi tersebut memiliki kandungan bakteri susu yang normal. Sanitasi Peralatan Sanitasi alat pemerahan mesin perah PT Greenfields Indonesia dibersihkan melalui sistem Clean In Place (CIP). CIP adalah istilah umum yang digunakan untuk membersihkan peralatan khususnya membersihkan bagian dalam pipa atau bagian dalam alat dengan melakukan pembilasan dan sirkulasi air ditambah bahan kimia yang sudah direkomendasikan. Tahap proses CIP yang dilakukan di PT Greenfields Indonesia meliputi : 1. First Water Rinse Phase yaitu pembersihan alat dengan air hangat (temperatur 430C). 2. Detergent Phase yaitu pembersihan alat dengan detergen (Guard 100) dengan temperature 820C untuk membersihkan sisa-sisa susu yang menempel pada alat perah. 3. Second Water Rinse Phase yaitu pembersihan alat dengan air yang kedua, temperatur air yang digunakan yaitu 400C. 4. Acid Phase yaitu pembilasan dengan larutan acid 3X dan temperaturnya 430C. 5. Third Water Rinse Phase yaitu pembilasan air ketiga dengan temperature 300C.

Pelaksanaan proses CIP membutuhkan waktu sekitar 1 jam 35 menit dengan 50 kali dilalui air (recycle) dan membutuhkan sebanyak 3 ton air untuk satu kali proses CIP. Setelah proses CIP selesai alat-alat perah bersih dan siap digunakan kembali untuk pemerahan selanjutnya. Kebersihan area pemerahan harus selalu dijaga guna mencegah timbulnya penyakit pada sapi. Untuk menjaga agar hal ini tidak terjadi yaitu dengan cara menjaga kebersihannya seperti membersihkan holding area setiap selesai pemerahan, membersihkan selokan, membersihkan rubber math (alas parlor) yang terlihat kotor dengan cara direndam di larutan chlorine selama dua sampai tiga hari kemudian disemprot dengan air dan lain sebagainya. Pencatatan Produksi Susu Sistem pencatatan produksi susu yang dilakukan oleh PT Greenfields Indonesia yaitu dengan komputerisasi. Pencatatan dilakukan otomatis oleh detacher setiap kali sapi keluar dari exit rell, dengan mentransfer langsung data produksi yang dihubungkan oleh alat Provantage 202 ke komputer dan data tersebut diolah menggunakan program agritem dengan sistem dairy comp. Pencatatan produksi susu per individu dilakukan 2 minggu sekali melalui test day, pencatatannya dengan memasukkan kode 15*30*Nomor Pen*ID sapi# ke dalam detacher. Pencatatan manual dilakukan tiga kali setiap hari senin, rabu dan jumat dengan tujuan mengetahui produksi susu sapi yang tinggi dan berguna untuk pengelompokkan sapi berdasarkan produksinya. Pencatatan produksi susu berlangsung ketika aliran susu dialirkan melalui milk line system. Alur proses pencatatan susu yaitu dimulai dari pemasangan claw assemblies yang terdiri dari satu linners setiap masing-masing puting susu sapi, susu dari claw akan dialirkan dengan selang susu dan melewati shut off sebelum menuju milk meter. Susu yang sampai di milk meter akan diukur volumenya dan data yang dicatat akan dikirim ke detacher, kemudian oleh detacher ditransfer ke komputer setelah sapi keluar dari area pemerahan. Data produksi susu sapi selama bulan April 2011 di PT. Greenfields Indonesia dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Produksi Susu Selama Bulan April 2011 di PT. Greenfield Indonesia

Tanggal

Jumlah Sapi Laktasi (ekor)

Jumlah Produksi Susu Liter/hari Liter/ekor/hari


23,35 22,65 23,02 22,80 23,62 21,38 22,94 22,77 22,75 23,06 22,39 22,65 22,78 23,18 22,77 22,37 22,88 23,54 22,95 23,09 22,57 22,71 22,97 22,43 22,39 22,73 23,01 22,52 22,50 22,90 683,67 22,79

1 April 2011 2.001 46.731 2 April 2011 2.017 45.682 3 April 2011 2.022 46.546 4 April 2011 2.018 46.010 5 April 2011 2.036 48.091 6 April 2011 2.044 43.699 7 April 2011 2.044 46.987 8 April 2011 2.025 46.111 9 April 2011 2.035 46.292 10 April 2011 2.016 46.489 11 April 2011 2.020 45.400 12 April 2011 2.035 45.865 13 April 2011 2.017 45.940 14 April 2011 2.005 45.476 15 April 2011 2.001 45.554 16 April 2011 2.013 45.070 17 April 2011 2.021 46.232 18 April 2011 2.028 47.740 19 April 2011 2.029 46.566 20 April 2011 2.031 46.897 21 April 2011 2.064 46.582 22 April 2011 2.056 46.690 23 April 2011 2.038 46.813 24 April 2011 2.050 45.983 25 April 2011 2.035 45.562 26 April 2011 2.044 46.460 27 April 2011 2.070 47.624 28 April 2011 2.066 46.533 29 April 2011 2.060 46.348 30 April 2011 2.060 47.168 61.001 1.389.141 Total 2.033 46.304,7 Rata-rata Sumber : Departemen Milking PT. Greenfields Indonesia

PENANGANAN LIMBAH DAN SANITASI Penanganan Limbah Penanganan limbah di PT Greenfields Indonesia dilakukan dengan menggunakan kolam penampungan limbah (lagoon). PT. Greenfields Indonesia memiliki 3 lagoon dengan kapasitas yang berbeda. Lagoon satu memiliki kapasitas 7600 m3, lagoon dua memiliki kapasitas 5200 m3 sementara untuk lagoon tiga memiliki kapasitas 22000 m3. Limbah hasil peternakan ditangani secara konvesional yaitu dengan cara menampung di lagoon. Limbah padat hasil dari pengendapan belum diolah secara optimal hanya dijadikan pupuk untuk lahan petani. Sementara itu untuk limbah cair yang terpisah dari hasil endapan akan digunakan kembali untuk proses cleaning kandang secara flushing. Sebelum limbah mengalir ke tempat penampungan untuk proses pengendapannya juga harus melewati sand trap satu dengan kapasitas 30 m3 dan sand trap dua kapasitasnya 27 m3 setelah itu limbah tersebut mengalir ke penampungan limbah. Sanitasi dan Biosekuriti Sistem sanitasi yang dilakukan oleh PT. Greenfields Indonesia dilakukan pada seluruh karyawan dan kendaraan yang masuk ke dalam area perusahaan. Pada pintu masuk perusahaan telah disediakan kolam yang akan dilewati oleh kendaraan karyawan maupun kendaraan pemasok pakan dari luar. Penerapan biosekuriti pada kendaraan yaitu dengan cara pencelupan seluruh roda kendaraan pada kolam celup roda yang telah dicampur dengan larutan formalin. Karyawan atau tamu yang akan menuju dairy farm juga akan melewati tempat penyemprotan seluruh badan secara otomatis dengan menggunakan larutan chlorine 2%. Ketika memasuki kandang khusus pedet dan tempat pemerahan, karyawan juga harus melalui larutan celup kaki yang sudah dicampur dengan larutan vircon.

PEMASARAN Jumlah dan Harga Produksi susu rata-rata di PT. Greenfields Indonesia selama bulan April 2011 yaitu 46.304,7 liter per hari. Susu yang dihasilkan yaitu berupa susu segar yang dikirim langsung dari milking parlor ke milk processing unit dengan mesin pendingin baja untuk diolah lebih lanjut dengan berbagai macam olahan seperti pasteurisasi, Extended Shelf Life (ESL) dan Ultra High Temperature (UHT) dengan berbagai bentuk kemasan yang diantaranya Tetra Brick 125 ml, 200 ml, 1000 ml dan kemasan Tetra Rex 950 ml dan 1000 ml serta kemasan Tetra Fino 180 ml. Harga jual susu dari dairy farm ke milk processing unit yaitu sekitar Rp 4.200,- per liternya. Contoh produk susu UHT dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Produk Susu UHT di PT. Greenfields Indonesia

Rantai Tata Niaga Pemasaran susu di PT. Greenfields Indonesia dilakukan oleh distributor, yang nantinya akan dipasarkan ke dalam negeri maupun ke luar negeri, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8. Dairy Farm

Milk Processing

Distributor

Konsumen Dalam Negeri

Konsumen Luar Negeri

Gambar 8. Rantai Tataniaga Pemasaran Susu di PT. Greenfields Indonesia

Konsumen Produk susu yang dihasilkan oleh PT. Greenfields Indonesia berupa susu UHT dan susu pasteurisasi. Produk tersebut dipasarkan oleh distributor sehingga produk-produk hasil olahan susu perusahaan ini bisa diperoleh oleh masyarakat umum dari dalam maupun luar negeri seperti, Thailand, Brunei, Hongkong, Cina, Australia, Nigeria dan Singapura.

KESIMPULAN Manajemen pemeliharaan sapi perah yang dilakukan oleh PT. Greenfields Indonesia sudah baik, mulai dari manajemen pemberian pakan, aspek perkandangan, reproduksi, penanganan kesehatan, penanganan limbah yang menggunakan sistem lagoon dan biosekuriti yang ketat serta pemasaran produk sampai ke luar negeri. Sistem pemerahan PT Greenfields Indonesia dilakukan dengan cara modern dengan menggunakan alat dan mesin perah otomatis sehingga susu tidak tersentuh tangan manusia. Prosedur pemerahan telah dilakukan dengan baik dan benar serta mampu menghasilkan susu yang berkualitas. Pencatatan produksi susu sendiri dilakukan secara otomatis oleh komputer yang sudah terhubung dengan alat pemerahan. Dengan pencatatan ini, tingkat produksi susu per ekor dan jumlah produksi susu setiap hari dapat diketahui.

DAFTAR PUSTAKA Siregar, S.B. 1990. Sapi Perah. Jenis Teknik Pemilihan dan Analisis Usaha. Penebar Swadaya. Jakarta. Sudono, A. R.F, Rosdiana dan B.S, Setiawan 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Agromedia. Jakarta. Susilorini Tri, E. M.E, Sawitri dan Muhaerlin. 2008. Budidaya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta. Blakely, J & David, H.B. 1994. Ilmu Peternakan. Penerjemah: Bambang Srigandono. Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang). 2009. Profil Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia. LIPI Press. Jakarta.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Peralatan Produksi di PT Greenfields Indonesia

Gambar 1. Drum Susu

Gambar 2. Tempat Pencelupan kaki

Gambar 3. Hand Tractor

Gambar 4. Bobcat pengangkut pakan

Gambar 5. Dehorner

You might also like