You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Citra menjadi sangat penting dalam kelangsungan suatu organisasi, yang dimaksud citra disini adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, citra merupakan cara pandang individu atau kelompok terhadap suatu organisasi atau lembaga. Citra biasanya terbentuk berdasarkan banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan, kualitas produk, stabilitas dibidang keuangan, kesediaan untuk ikut memikul tanggung jawab sosial dan lain-lain. Citra perusahaan yang positif akan menunjang usaha PR, atau PR perlu berusaha untuk membentuk atau bahkan mempertahankan citra positif. Saat citra perusahaan menjadi positif maka suatu badan usaha akan lebih mudah untuk menjual sahamnya. Menurut Frank Jefkins dalam bukunya citra terbagi 6, diantaranya Citra bayangan yaitu citra yang di anut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini sering di anggap tidak tepat, atau hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi pengetahuan pemahaman yang di miliki oleh orang di dalam organisasi.yang kedua adalah citra yang berlaku yang merupakan kebalikan dari citra bayangan, yaitu pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.yang ketiga Citra yang diharapkan adalah citra yang di inginkan oleh pihak manajemen. Yang keempat adalah citra Perusahaan yaitu citra organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya,
1

yang kelima adalah Citra majemuk, yaitu banyaknya pegawai, cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan dapat memunculkan citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi secara keseluruhan. Untuk menghidari hal tersebut variasi citra harus ditekan contohnya seperti maskapai penerbangan yang sengaja membuat logo yang semenarik atau sekhas mungkin, yang keenam adalah Citra yang baik dan yang buruk, yaitu citra yang berlaku (current image) yang bersifat baik atau buruk1 Citra tentu berkaitan dengan kualitas SDM (sumber daya manusia) dalam suatu organisasi. Saat SDM dalam suatu organisasi mampu bekerja dengan baik dalam rangka pembentukan citra maka organisasi tersebut akan baik pula dimata publiknya. Dalam hal ini seperti yang kita ketahui bahwa LPP TVRI merupakan lembaga penyiaran negeri yang merupakan lembaga penyiaran pertelevisian yang pertama di Indonesia, sebelum bermunculan stasiun-stasiun TV swasta lainnya. TVRI menjadi satu-satunya stasiun yang mengedepankan edukasi dibandingkan stasiun TV swasta lainnya. Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia, yang mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962 diJakarta. Siaran perdananya menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari Istana Negara Jakarta. Siarannya ini masih berupa hitam putih. TVRI kemudian meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta dan di Jakarta Timur diSentul Pada Tanggal 24 Agustus 1962 di Jakarta. Dahulu TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus yang dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali). Pada tahun 80-an dan 90-an TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan nayang iklannya hanya di jakarta timur, dan akhirnya TVRI kembali menayangkan iklan. Status TVRI saat ini adalah Lembaga Penyiaran
1

Frank jefkins, Public relations, jakarta: PT Gelora Aksara Partama, 2003, h.20-23

Publik. Sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh negara. TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia sebelum tahun 1989 ketika didirikan televisi swasta pertama RCTI di Jakarta, dan SCTVpada tahun 1990 di Surabaya.2 Saat bermunculannya stasiun-stasiun swasta maka TVRI memiliki pesaing dalam hal jumlah penonton karena sebenarnya TVRI adalah lembaga penyiaran publik yang pembiayaannya berasal dari Negara.akan tetapi seharusnya dapat bersaing dengan stasiun- stasiun swasta lainnya dalam hal meningkatkan kualitas dalam membentuk citranya. Seperti kita ketahui banyak orang beralih ke stasiun TV swasta karena acaranya dianggap lebih menarik dibandingkan dengan TVRI. Hal ini tentu berkaitan dengan kinerja SDM didalamnya. Tentu ada kaitan yang cukup erat antara kinerja SDM dengan pembentukan citra LPP TVRI. Untuk itu menjadi menarik untuk mengamati keterkaitan antara kegiatan olahraga yang dibuat oleh humas LPP TVRI dengan peningkatan kualitas SDM. Hambatan internal merupakan hambatan dari dalam organisasi itu sendiri. Dalam LPP TVRI hambatan yang terjadi adalah minimnya sarana dan prasarana serta kurangnya semangat pegawai untuk bekerja dengan baik, mengingat TVRI adalah stasiun TV yang dapat dibilang tua akan tetapi tidak ada pembaruan yang berarti terhadap alat2 pemancarnya. Yang sedang hangat belakangan ini adalah kasus penolakan menara TVRI di Joglo. Hal tersebut merupakan masalah eksternal untuk itu penulis tidak akan membahasnya lebih lanjut. Tidak adanya regenerasi dalam LPP TVRI yang berkaitan dengan pembuatan program-program acaranya juga menjadi masalah internal di LPP TVRI. Menghadapi kemajuan dan perkembangan dunia pertelevisian, TVRI semakin
2

http://id.wikipedia.org /wiki/Televisi_Republik_Indonesia

dituntut untuk terus berbenah diri bukan saja hanya pada penampilan di layar, melainkan bagaimana mengkreasikan suatu program agar menghasilkan tampilan yang menarik. Semua itu tentunya terdapat pada kesiapan SDM yang berada di semua divisi yang ada dalam suatu organisasi penyiaran. Menjadi sangat menarik bagi saya untuk melakukan penelitian terhadap LPP TVRI mengingat TVRI adalah satu-satunya lembaga penyiaran publik pertelevisian yang memiliki moto mencerdaskan kehidupan bangsa. Bagi sebagian orang awam acara di TVRI tidak bagus untuk disimak padahal TVRI telah menyajikan program-program yang berkualitas. Kemudian hal tersebut tentu berkaitan dengan kualitas SDM di dalamnya, mengapa TVRI tidak diminati padahal TVRI telah menyajikan acara yang berkualitas bagi pembangunan negeri ini. . Untuk itu dalam penulisan kali ini saya ingin menelaah apa saja kiranya hambatan internal yang terjadi dalam LPP TVRI pusat dalam kaitannya dengan peningkatan atau pengembangan kualitas SDM dalam membentuk citranya. Sebagai organisasi LPP TVRI dalam meminimalisir masalah internal di lingkungan organisasinya maka kelembagaan hukum dan humas LPP TVRI membuat kegiatan olahraga untuk menyatukan atau mempererat hubungan antar karyawan. Saat hubungan dengan public internal baik maka kinerja serta kualitas SDM otomatis akan meningkat. Rasa nyaman serta tenang meningkatkan motivasi pegawai untuk bekerja dengan baik. Dalam hal ini TVRI membuat kegiatan pertandingan olahraga antar unit dengan memberikan hadiah yang cukup menarik untuk membangkitkan motivasi para karyawan dalam mengikuti pertandingan olahraga tersebut. Pertandingan olahraga yang dimaksud yaitu meliputi catur, tenis meja, volley, footsal, dan bulu tangkis. Untuk itu

penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai seberapa berperankah strategi komunikasi humas dalam mengembangkan kualitas SDM melalui kegiatan olahraga.

B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Judul Skripsi strategi komunikasi humas dalam mengembangkan kualitas SDM melalui kegiatan olahraga citra menjadi sangat penting bagi suatu keberadaan suatu organisasi, mengapa saya memilih judul di atas karena sebelumnya saya telah melaksanakan PKL di LPP TVRI dan saya melihat adanya hambatan internal yang berkaitan dengan perkembangan kualitas SDM. Dalam pembahasan pada judul skripsi diatas maka masalah yang muncul sebenarnya adalah apakah melalui kegiatan olahraga kelembagaan hukum dan humas LPP TVRI mampu mengembangkan kualitas SDM ? Dalam hal ini Banyak faktor yang mungkin menyebabkan timbulnya suatu masalah. Dalam kasus kualitas SDM, bukan hanya terkait dengan motivasi dan kompensasi kerja, tetapi juga kepemimpinan, supervisi/pengawasan, iklim organisasi, budaya organisasi, iklim komunikasi organisasi, lingkungan kerja, pelatihan, kepuasan kerja, semangat kerja, etos kerja, kedisiplinan, kecerdasan emosional, manajemen stress, kondisi fisik, dan lain-lain. Dalam penelitian ini peneliti tidak mengamati atau menelaah perkembangan kualitas SDM di LPP TVRI secara menyeluruh akan tetapi hanya pada divisi Kelembagaan Hukum dan Humas saja mengingat TVRI merupakan organisasi raksasa yang memiliki banyak pegawai.

2. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya, serta untuk untuk menjaga agar tulisan ini lebih fokus dan terarah, maka penelitian ini secara umum dibatasi pada Kelembagaan hukum dan humas pada LPP TVRI karena TVRI merupakan organisasi raksasa yang memiliki karyawan begitu banyak. Seperti diuraikan di pada bagian sebelumnya faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai sangat banyak akan tetapi menulis hanya akan membahas mengenai strategi komunikasi humas LPP TVRI dalam mengembangkan kualitas SDM yang berkaitan dengan motivasi dan kompensasi kerja, tetapi juga kepemimpinan, supervisi/pengawasan, iklim organisasi, budaya organisasi, iklim komunikasi organisasi, lingkungan kerja, pelatihan, kepuasan kerja, semangat kerja, etos kerja, kedisiplinan, kecerdasan emosional, manajemen stress, kondisi fisik, dan lain-lain.

3. Rumusan Masalah Secara umum penulis akan berusaha menjawab dari rumusan masalah penelitian yakni : bagaimana strategi komunikasi kelembagaan hukum dah humas LPP TVRI pusat dalam mengembangkan kualitas SDM ?

C. Tujuan Penelitian Tujuan peneliti dalam membuat penelitian ini adalah untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana sosial, selain itu untuk mengamati serta mengetahui strategi apa yang digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM di LPP TVRI.

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Akademis Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan bidang study komunikasi khususnya hubungan masyarakat. Diharapkan dapat dijadikan referensi dalam mata kuliah ilmu komunikasi. Diharapkan membuka masukan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis Memberikan masukan kepada LPP TVRI untuk mengembangkan kinerja SDM untuk membentuk citra yang positif dimata public baik internal maupun eksternal Untuk memberikan gambaran bagi humas LPP TVRI mengenai kesuksesan kegiatan pertandingan olahraga dalam meningkatkan strategi LPP TVRI E. Kerangka Teori Berdasarkan judul yakni strategi komunikasi humas dalam mengembangkan kualitas SDM melalui kegiatan olahraga berarti penulis menggunakan beberapa konsep yang berkaitan dengan judul tersebut, diantaranya yaitu teori atau konsep humas, yang diantaranya terdiri dari konsep humas menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center Humas merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi

kebijakan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk memperoleh pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya3. Dan konsep peran dan fungsi humas yaitu : Penasehat ahli (Ekspert prescriber) Fasilitator komunikasi (communication Fasilitator)

Rosady Ruslan. Kampanye Public Relations. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005.

Fasilitator proses pemecahan masalah (Problem solving process fasilitator) Teknisi komunikasi (Communication technician)

Serta kegiatan humas yaitu kegiatan humas internal, dan kegiatan humas eksternal, dalam hal ini penulis lebih memfokuskan kepada kegiatan internal humas karena kegiatan pertandingan olahraga ini dibuka untuk kalangan internal LPP TVRI pusat. Selain itu penulis juga akan menggunakan konsep strategi komunikasi menurut Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul Dimensi-dimensi Komunikasi menyatakan bahwa : strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi.4 Penulis juga akan memaparkan tujuan komunikasi menurut H. A. W. Widjaja yaitu tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber, yakni: Memberikan informasi Mendidik Menyenangkan/ menghibur Menganjurkan suatu tindakan atau persuasi

Sedangkan tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima


4

Memahami informasi Mempelajari

Onong Uchyana Effendi. Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung,1981 h.84

Menikmati Menerima atau menolak anjuran. 5 Penulis juga menggunakan konsep humas proses komunikasi yang ditampilkan oleh Philip Kotler dalam bukunya, Marketiing Management, berdasarkan paradigma Harold Lasswell. Dalam menyelesaikan skripsi mengenai kualitas sumber daya manusia ini maka

penulis juga menggunakan konsep manajemen sumber daya manusia yaitu menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi secara lansung sumber daya manusianya. 6

F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Parsudi Suparlan pendekatan kualitatif sering juga dinamakan sebaai pendekatan yang humanistic, karena di dalam pendekatan ini cara pandang, cara hidup, selera ataupun ungkapan sesuai dengan masalah yang di teliti juga termasuk data yang harus dikumpulkan.7

5 6

H. A.W. Widjaja,Ilmu Komunikasi Pengantar Study, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, h.109. http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_sumber_daya_manusia 7 Hamid Patilima, metide penelitian kualitatif, Bandung: Alfabeta,2007, h. 2.

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan observasi langsung kelapangan dengan mengumpulkan data baik data kualitatif maupun data kuantitatif kemudian disajikan dalam bentuk narasi. Dalam hal ini pendekatan kualitatif bertujuan untuk menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, menggambarkan realitas yang kompleks, memperoleh pemahaman makna dan menemukan teori.8

2. Teknik Pengambilan Data Observasi Peneliti akan observasi langsung ke LPP TVRI melalui pengamatan langsung diharapkan penulis dapat melihat atau menyaksikan secara langsung kegiatan pegawai LPP TVRI khususnya pada divisi kelembagaan hukum dan humas untuk kemudian mengambil kesimpulan masalah apa saja yang sebetulnya terjadi dalam lingkungan organisasi dan pengaruhnya terhadap kualitas SDM. Wawancara Penulis dalam hal ini akan melakukan In deph Interview atau wawancara secara mendalam kepada karwawan LPP TVRI khususnya di bagian Kelembagaan Hukum dan Humas, serta dengan Manager Kelembagaan Hukum dan Humas. Bila perlu penulis juga akan melakukan wawancara langsung dengan top manajemen di LPP TVRI Pusat. Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan menggunakan metode tanya jawab (narasumber) dengan cara menanyakan sejumlah pertanyaan

Modul kuliah Metode Penelitian Komunikasi, Yayu Sriwartini, h. 7.

10

yang telah disiapkan, kemudian satu persatu diperdalam untuk mengumpulkan keterangan sesuai kebutuhan. Dokumentasi Penulis menghimpun data-data dan literature yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini yang didapat melalui berbagai dokumen, arsip, buku, surat kabar, internet, dll.

3. Teknik Pengolahan Data Penulis akan terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui wawancara serta observasi langsung, untuk kemudian data yang diperoleh yang berupa kata, kalimat, dokumen pribadi atau catatan di lapangan akan disajikan dalam bentuk narasi, disusun menjadi suatu karya ilmiah dengan menggabungkan dengan beberapa konsep yang akan digunakan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. 4. Analisis Data Proses penafsiran data Dalam tahapan ini penulis akan memperhatikan data-data yang didapatkan dari lapangan baik data tertulis maupun data hasil pengamatan serta dari literature-literatur yang terdapat di kelembagaan hukum dah humas LPP TVRI kemudian akan penulis tafsirkan berdasarkan dengan kerangka acuan dan teori yang digunakan dalam penulisan ini.

11

Penyimpulan hasil penelitian Dalam tahapan ini peneliti akan menyimpulkan berdasarkan data yang didapatkan dan hasil pengolahan serta penelaahan yang dilakukan dalam kegiatan penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Pada BAB I Pendahuluan penulis memperkenalkan secara ringkas konteks permasalahan yang diangkat. Yang terdiri dari latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan sistematika penulisan. Kemudian pada BAB II akan berisi tinjauan pustaka serta teori yang digunakan, dalam hal ini penulis menggunakan konsep komunikasi yang terdiri dari strategi komunikasi, tujuan komunikasi, dan proses komunikasi. Pada bagian kedua penulis akan menjelaskan konsep humas yaitu, definisi humas, peran dan fungsi humas, dan kegiatan humas. Pada bagian ketiga penulis akan menjelaskan konsep manajemen SDM menurut para ahli. Selanjutnya pada BAB III yaitu berisikan metodologi penelitian, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta teknik pemeriksaan keabsahan data. Pada BAB IV akan berisi analisis data yang berisikan gambaran umum organisasi TVRI serta divisi kelembagaan hukum dan humas LPP TVRI secara rinci, yang terdiri dari sejarah TVRI, pendirian TVRI pusat, Visi dan misi LPP TVRI, peran humas LPP TVRI dan arti logo. Pada bagian kedua di bab ini akan dijelaskan hasil penelitian secara rinci. Yang pada poin pertama akan membahas peran dan fungsi humas LPP TVRI, pada poin kedua akan membahas strategi komunikasi di LPP TVRI Pusat,kualitas SDM LPP

12

TVRI Pusat serta kegiatan internal di LPP TVRI Pusat (Pertandingan olahraga). Yang terahir pada poin ketiga adalah pembahasan. Pada BAB V yaitu penutup akan beriskan kesimpulan dan saran. Disini penulis akan memberikan kesimpulan yaitu inti dari keseluruhan isi skripsi yang dibuat, serta saran untuk LPP TVRI.

H. Daftar Kepustakaan Sementara Effendy, Onong Uchjana, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1981. Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Malang:Universitas Muhamadyah, 2007. Jefkins, Frank, Public relations, Cetakan kelima, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2003 Patilima, Hamid, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.2007. Ruslan, Rosadi, Kiat dan Strategi Kampenye Public Relations, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. Senjaya, Sasa Djuarsa,dkk, Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007. Widjaja, H. A. W., Ilmu Komunikasi Pengantar Study, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002

13

14

You might also like