You are on page 1of 26

LATAR BELAKANG ETIKA KRISTEN

Untuk mengerti etika Perjanjian Baru maka perlu mengerti etika Perjanjian Lama. Hal-hal yang mendesak perlunya etika Kristen: Perceraian Bayi yang lahir di luar pernikahan Penggunaan kontrasepsi Kemurnian Hidup Seks bebas Integrity/kejujuran

Sopan Santun Menitik beratkan kepada penyesuaian lahiriah kepada norma-norma. Bertujuan melancarkan pergaulan sosial. Menitik beratkan kepada kebiasaankebiasaan seperti berjabat tangan, mohon diri sebelum pergi, buka sepatu waktu masuk rumah orang, makan memakai sendok dan garpu.

Etika Menyangkut baik perbuatan lahiriah maupun kehidupan batiniah. Bertujuan untuk menjadikan kehidupan manusia dan masyarakat lebih utuh. Lebih memperhatikan soal-soal yang pengaruhnya besar entah pengaruh yang baik atau buruk. Mempelajari prinsip-prinsip yang lebih pokok dan universal seperti kasih, kesetiaan, kejujuran, kedamaian, dan keadilan.

Ethos = Kebiasaan atau adat istiadat.


Orang diwajibkan untuk mematuhinya.

Nomos = Law (Hukum); Rule (peraturan); aturan kaidah; dike (justice); norma (ukuran/patokan). Menurut Malcom Brownlee, arti etika dan etis hampir sama dengan moralitas dan moral

Moralitas berkaitan dengan kebaikan atau keburukan kelakuan lahir yang sebenarnya terjadi. Etika berkaitan dengan: pemikiran yang sistematis tentang kelakuan dan motivasi dan keadaan batin yang mendasarinya. Kesusilaan = Etika = Norma atau sikap kehidupan yang baik.

Akhlak = tabiat (watak) = sumber perbuatan-perbuatan manusia. Etika menyangkut tabiat manusia dan kelakuan yang berasal dari tabiat itu. Etika Perjanjian Lama adalah persesuaian kegiatan manusiawi dengan kehendak Tuhan. Bukan apa yang adat suruh supaya dilakukan, tetapi apa yang Tuhan perintahkan.

Etika Perjanjian Lama berlatar belakang sejarah. Kaum Israel tidak pernah melupakan perhambaan di Mesir, tetapi Tuhan telah menebus mereka (Ul 7:18; 24:18,22). Ceritanya diulang-ulang pada hari paskah (Ul 16:2). Inilah inti/latar belakang agama Perjanjian Lama.

Ide

Peristiwa bersejarah ini membuat Tuhan berhak: Memberi tahu bagaimana cara bertindak laku Menuntut sesuatu untuk memelihara hubungan baik antara Tuhan dan bangsa Israel.

etika Perjanjian Lama berkaitan dengan ide perjanjian (covenant).

Perjanjian diikat bukan dengan dua pihak yang sederajat. Perjanjian itu adalah inisiatif Tuhan sendiri.

Bukan karena kebaikan bangsa Israel, melainkan oleh kemurahanNya dan kemauanNya belaka (Ul 7:6-8; 9:4,5). Tindakan kemurahan Tuhan inilah yang mewajibkan bangsa Israel untuk berusaha melayakkan diri sebagai umat pilihanNya.

Bangsa Israel dianggap sebagai pengantin perempuan dan Tuhan sebagai suaminya (Yes 54:5; 61:10; 62:4,5; Hosea 2:19).
Tuhan seolah-olah memilih bangsa Israel sebagai isteri yang dikawininya dan ketidak jujuran dalam perkawinan itu dianggap sebagai perzinahan rohani (Mal 2:11; Im 20:5,6; Hakim 8:27,33; Hosea 9:1).

Bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan.

Itu sebabnya Tuhan disebut sebagai Allah yang cemburu (Kel 20:5; 34:14; Ul 4:24; 5:9) karena kasih itu bersifat ekslusif atau tidak terbagi-bagi.

Mereka memiliki hubungan khusus dengan konsekwensi tertentu: Perasaan bertanggung jawab karena Ia menghukum Israel atas kesalahannya (Amos 3:2).

Semakin besar kesempatan kita maka semakin besar juga tanggung jawab kita. Keharusan menurut, karena pikiran mewajibkan penurutan dan bukannya mengelak. Kalau penurutan merupakan inti kehidupan, maka penurutan kepada hukum merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan ini (Ulangan 32:46,47). Melalui penurutan, bangsa Israel menjadi bangsa yang berbeda dari bangsa-bangsa lain (Im 18:1-5; 20:23,24).

Bangsa Israel harus menjadi bangsa yang berbeda atau terpisah supaya dapat menjadi bangsa yang kudus (Imamat 20:6; 19:2). Hari Sabat suci karena berbeda dari hari yang lain. Alkitab suci karena berbeda dari bukubuku yang lain. Tuhan paling suci, karena Dia yang paling berbeda. Tugas utama bangsa Israel adalah supaya berbeda, terpisah, dan suci.

Itulah sebabnya bangsa Israel dilarang mengikat perjanjian dan perkawinan dengan bangsa-bangsa lain (Kel 23:32; 34:12-15,16), bahkan benda-benda keramat bangsa sekitar pun harus dihancurkan (Ul 17:2-7). Untuk mempertahankan kesucian itulah maka musuh-musuh harus dimusnahkan. Kalau tidak, maka bangsa Israel tidak akan dapat bertahan hidup. Bangsa Israel berbeda melalui cemonial law, apa yang mereka makan dan tidak makan, Sabat, dll.

Sumbangan agama Yahudi terhadap Etika.

Bangsa Yahudi terkenal dengan sikap tidak mau kompromi.

Yahudi mempertahankan hubungan antara agama dan etika. Menolak pelacuran dan semburit bakti (Ul 23:17,18). Yahudi membuat agama dan kemurnian hidup berdampingan. Di Yunani, agama dan kemurnian hidup tidak berhubungan.

Yahudi mempertahankan bahwa acara gereja dan upacara kebaktian tidak dapat menggantikan pelayanan kita kepada sesama.

Tuhan menghendaki umatNya membagikan roti bagi yang lapar, pakaian bagi yang telanjang, tumpangan bagi yang tidak punya rumah, membiarkan keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang mengalir (Mat 25:35-39,42-45; Yes 58:6-12; Amos 5:21-24).

Artinya tidak ada agama tanpa etika dan bahwa di dalam melayani Tuhan kita harus juga melayani sesama. Persembahan yang menyenangkan hati Tuhan adalah berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati dihadapan Allah (Mikha 6:6-8; Hosea 6:6). Perjanjian Lama mempersatukan agama dan etika atau menghubung pelayanan kepada Tuhan dengan pelayanan kepada manusia.

Yudaisme mempertahankan bahwa kemakmuran suatu bangsa ternyata seimbang dengan penurutannya kepada Tuhan (Ul 7:12-16; 11:13-17).

Mereka mempunyai kepercayaan yang tipis tentang hidup yang akan datang dan mengharapkan dapat pahala di dunia ini (Mazmur 6:6; 30:10 ; Peng 9:10; Yes 38:18). Inilah perbedaan Yudaisme dengan Kristen.

Ciri khas etika Perjanjian Lama adalah luas cakupannya, yang melibatkan setiap orang dan meliputi setiap tindakan. Pernyataan Tuhan kepada mereka sebagai kerajaan iman dan bangsa yang kudus membuat agama dan kebajikan bukan urusan atau monopili para ahli melainkan urusan setiap orang. Orang tua harus dihormati di dalam keluarga (Kel 20:12) dan siapa yang memukul ayah dan ibunya pasti dihukum mati (Kel 21:15; Ul 21:18-21).

Hukum berciri khas berlaku adil, membela kepentingan para janda dan yatim piatu (Ul 1:17; 10:18; 16:19; Im 19:15). Hukum bagi orang Israel dan bagi orang asing adalah sama (Im 24:22). Hal yang paradoks ialah bahwa orang Yahudi tidak pernah melupakan yang mereka adalag bangsa pilihan yang tidak boleh bergaul dengan orang kafir, tetapi merekalah yang paling dibenci dan diusir dari negaranya.

Etika perdangan yang mengharuskan perlakuan jujur dan batu timbangan dan neraca yang betul (Im 19:35,36; Ul 25:1316; Ams 16:11; Yeh 45:10-12). Hukum yang menekankan tanggung jawab bukan saja atas apa yang dia lakukan tetapi juga atas kelalaiannya (Kel 21:28-32; Ul 22:8). Hukum yang mengharuskan orang mengembalikan barang gadaian seperti jubah sebelum matahari terbenam (Kel 22:26,27; Ul 24:12,13).

Hukum yang menentang orang yang menindas orang upahan (Mal 3:15; Ul 24:14,15). Hukum yang mengharuskan orang mengembalikan atau menolong hewan orang yang tersesat atau rebah (Kel 23:4,5; Ul 22:1-4). Hukum yang memperhatikan nasib orang miskin oleh meninggalkan sebagian dari tuaian bagi mereka (Im 19:9,10; 23:22; Ul 24:20,21).

Hukum yang melarang mengutuki orang buta dan tuli (Im 19:14). Hukum mengijinkan orang yang baru menikah untuk tidak ikut berperang (Ul 20:5-7).

Etika berarti kebiasaan atau adat istiadat. Etika kristen berarti kebiasaan atau adat istiadat (peraturan) yang berdasarkan Alkitab (Firman Tuhan). Etika Kristen bukan saja menyangkut apa yang kita pikirkan tetapi apa yang kita lakukan. Etika perjanjian Lama berkaitan dengan sejarah, perjanjian Tuhan dengan bangsa Israel.

Etika yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel menjadi tolak ukuran atau model dari etika yang ada di dunia secara universal. Etika Alkitab meliputi setiap tindakan dan melibatkan semua orang tanpa kecuali.

You might also like