You are on page 1of 3

1. PENDAHULUAN a.

Maksud dan Tujuan Mata Kuliah Maksud dan tujuan kuliah ini adalah agar mahasiswa dapat menjelaskan geologi minyak dan gas bumi sebagai suatu sistim serta memahami geologi minyak dan gas bumi di Indonesia. b. Keterkaitan dengan mata kuliah lain Matakuliah geologi minyak dan gas bumi merupakan bagian dari ilmu geologi yang menitikberatkan pada sumberdaya energi berupa minyak dan gas bumi. Oleh karena itu, matakuliah ini amat terkait dengan cabang ilmu kebumian lainnya terutama sedimentologi, paleontologi, stratigrafi, geologi struktur dan geofisika. c. Ruang lingkup GMB Ruang lingkup GMB mencakup pengertian dan penjelasan tentang petroleum system sebagai dasar geologi minyak dan gas bumi, disertai bermacam-macam teknik yang dipakai dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. d. Perkembangan sejarah minyak bumi di Indonesia Industri minyak bumi di Indonesia dimulai pada tahun 1871, yaitu sewaktu seorang pengusaha Belanda yang bernama Jan Reerink melakukan pemboran pencarian minyak bumi di desa Maja, Majalengka, Jawa Barat. Pemboran yang dilakukan di dekat rembesan (seepage) ini mengalami kegagalan. Penemuan sumber minyak yang pertama di Indonesia terjadi pada tahun 1883, yaitu dengan ditemukannya lapangan minyak Telaga Tiga dan Telaga Said di dekat Pangkalan Brandan di Sumatera Utara oleh seorang Belanda bernama A.G.Zeiljker. Penemuan itu kemudian disusul oleh penemuan lain yaitu lapangan minyak di Pangkalan Brandan dan Telaga Tunggal. Pada waktu yang bersamaan juga ditemukan lapangan minyak Ledok di Cepu, Jawa Tengah, Minyak Hitam di Muara Enim di Sumatera Selatan dan Riam Kiwa di daerah Sanga Sanga, Kalimantan. Penemuan sumber minyak Telaga Said oleh Zeiljker merupakan modal pertama bagi berdirinya perusahaan minyak internasional Shell.

2. PETROLEUM SYSTEM a. Pengertian petroleum system Minyak dan gas bumi merupakan senyawa hidrokarbon, berasal dari bahan organik dalam batuan induk yang mengalami proses pematangan. Adanya akumulasi minyak dan gas bumi di bawah permukaan memerlukan beberapa syarat yang dikenal sebagai petroleum system yaitu batuan induk (source rock) yang matang, perangkap (trap), batuan reservoar (reservoir rock) yang porous dan permeable, batuan penutup (cap rock) yang impermeable, serta lapisan pembawa (carrier bed) dan waktu migrasi (proper timing of migration) yang memungkinkan minyak dan gas bumi bermigrasi dan terjebak dalam perangkap (trapping mechanism). b. Parameter-parameter yang harus diketahui dalam mencari cebakan hidrokarbon (HC) Terdapat beberapa parameter yang harus diketahui dalam mencari cebakan hidrokarbon (HC) yaitu: - Batuan Induk (source rock) Batuan induk adalah adalah batuan sedimen yang sedang, akan, atau telah menghasilkan hidrokarbon (Tissot and Welte, 1984 vided Peter and Cassa, 1994). Batuan induk ini adalah sumber daripada hidrokarbon, sehingga tanpa adanya batuan induk ini tidak akan ada hidrokarbon yang terbentuk. Batuan induk ini memerlukan beberapa syarat untuk dapat menghasilkan hidrokarbon, antara lain tercapainya kondisi kematangan termal dan kandungan material organik yang cukup tinggi. Pada umumnya batuan induk ini terdiri dari shale berwarna hitam dikarenakan tingginya kandungan organik. - Perangkap (trap) Perangkap adalah suatu kondisi dimana hidrokarbon tidak dapat mengalir keluar dan terjebak dalam batuan reservoar. Fungsi dari perangkap ini adalah untuk menampung adanya aliran hidrokarbon dan mengakumulasinya pada perangkap tersebut. Tanpa adanya perangkap,

hidrokarbon akan mengalir hilang dan tidak akan terjadi suatu akumulasi hidrakarbon. Perangkap terbagi atas perangkap struktur, perangkap stratigrafi atau perangkap kombinasi antara keduanya. - Batuan reservoar (reservoir rock) Batuan reservoar adalah batuan sedimen yang umumnya mempunyai butiran kasar dan porous dengan permeabilitas yang tinggi, sehingga hidrokarbon dapat terakumulasi dan mengalir di dalamnya. Batuan yang paling banyak dijumpai adalah batupasir dikarenakan porositas dan permeabilitasnya yang tinggi. Batuan karbonat juga merupakan batuan reservoar yang baik dikarenakan adanya pori-pori dan rongga yang besar pada batuan ini. - Batuan penutup (cap rock) Batuan penutup adalah batuan yang memiliki permeabilitas dan porositas yang rendah, sehingga menghambat kandungan petroleum dalam reservoar untuk bermigrasi. Batuan penutup yang umum adalah serpih (shale) dan batuan avaporit. - Waktu migrasi (proper timing of migration) Waktu migrasi amat menentukan dalam suatu petroleum system. Adanya waktu migrasi yang tidak tepat dalam suatu suatu petroleum system, akan mengakibatkan tidak adanya akumulasi hidrokarbon terbentuk pada suatu reservoar. Sebagai contoh, pada saat batuan induk telah mencapai suatu kematangan termal tertentu dan menghasilkan hidrokarbon sedangkan perangkap dalam sistem tersebut belum terbentuk, maka hidrokarbon yang dihasilkan akan mengalir hilang dan tidak akan membentuk akumulasi hidrokarbon. c. Keterkaitan antara parameter yang satu dengan yang lain dalam petroleum system Masing-masing parameter dalam petroleum system amat terkait satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri. Sebagai contoh, adanya suatu batuan induk tidak akan berfungsi sebagai suatu petroleum system jika tidak terdapat batuan reservoar dan demikian juga sebaliknya.

You might also like