You are on page 1of 11

MAKALAH

Jenis Kurikulum Berdasarkan Struktur dan Materi Mata Pelajarannya


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PENGEMBANG KURIKULUM PAI

Oleh :

Nama Mahasiswa Saifun Nizar Al Khuri

NIM 09.11.03.02.01756

Dosen Pembimbing : Hj. Alwardah, S.Pd. M.Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH BALIKPAPAN 2011

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Sang Illahi Robbi yang mana atas berkat dan RahmatNyalah saya bisa menyelesaikan makalah ini, tak lupa sholawat dan salam marilah kita limpah curahkan kepada Guru besar kita Yakni Nabi Muhammad SAW, tanpa adanya beliau mungkinkah kita terbebas dari zaman kebodohan. Dalam makalah ini penulis membahas tentang pengertian kurikulum dan penjelasan 3 jenis kurikulum berdasarkan struktur dan materi mata pelajarannya, makalah ini saya tujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembang Kurikulum PAI, dengan dosen pengampu Hj. Alwardah, S.Pd. M.M.Pd. Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi yang membutuhkan baik bagi dunia pendidikan ataupun para akademisi yang ingin meningkatkan atas pengetahuanya walaupun dengan segala keterbatasanya artikel ini dalam memberikan informasi, apabila ada kesalahan dalam artikel ini kami mohon maaf yang sebesar besarnya, karena kealpaan, kehilafan itu adalah sifat manusia yang nyata didunia, maka segala saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kemajuan, sangat kami harapkan. Akhir kata dari penulis mengucapkan banyak terima kasih. Wasalamualaikum wr.bb.

Balikpapan, Oktober 2011

Saifun Nizar Al Khuri

Sekolah Tinggi Agama Islam

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................................................. PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 1. Pengertian Kurikulum ..................................................................................... 2. Jenis jenis Kurikulum ....................................................................................... a. Separated subject curriculum ................................................................ b. Correlated curriculum ............................................................................... c. Integrated curriculum ............................................................................... KESIMPULAN .........................................................................................................................

i ii 1 1 4 4 5 7 8

Sekolah Tinggi Agama Islam

ii

PEMBAHASAN 1. Pengertian Kurikulum Istilah Kurikulum memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsirantafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahas latin, yakni Curriculae, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti , bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.1 Di Indonesia istilah kurikulum boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan adalah rencana pelajaran pada hakikatnya kurikulum sama sama artinya dengan rencana pelajaran.2 Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan sebagai berikut ini. Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Mata ajaran tersebut mengisis materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya.
1 2

Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara , 2007. hlm 16. Dr. S. Nasution, M.A, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 2006. hlm 2.

Sekolah Tinggi Agama Islam

Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum. Kurikulum sebagai pengelaman belajar. Perumusan/pengertian kurikulum lainnya yang agak berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari pengalaman ini menyatakan sebagai berikut: Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not (Romine, 1945,h. 14).3 Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara , 2007. hlm 18.

Sekolah Tinggi Agama Islam

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang No.20 TH. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).4 Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajarmengajar di perguruan tinggi. (Pasal 1 Butir 6 Kemendiknas No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa).5 Kurikulum adalah serangkaian mata ajar dan pengalaman belajar yang mempunyai tujuan tertentu, yang diajarkan dengan cara tertentu dan kemudian dilakukan evaluasi. (Badan Standardisasi Nasional SIN 19-7057-2004 tentang Kurikulum Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan).6 Dari berbagai macam pengertian kurikulum diatas kita dapat menarik garis besar pengertian kurikulum yaitu: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

4 5

www.ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_smk/01.ppt www.kopertis4.or.id 6 www.bsn.or.id/SNI


Sekolah Tinggi Agama Islam

2. Jenis-jenis kurikulum berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan. Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-pengajaran pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik (Nurgiantoro, 1988: 111). Adapun S. Nasution (1989: 80) menyebutkan dilihat dari organisasi kurikulum terdapat tiga tipe atau bentuk kurikulum, yakni: (1) Separated Subject Curriculum; (2) Correlated Curriculum; (3) Integrated Curriculum. Sebenarnya pemisahan tersebut lebih bersifat teoritis, karena pada kenyataannya tidak ada kurikulum yang secara mutlak mendasarkan pada salah satu bentuk saja tanpa mengaitkannya dengan yang lain. Berikut uraian dari organisasi kurikulum: a. Separated Subject Curriculum (Kurikulum Mata Pelajaran Terpisah Atau Tidak Menyatu) adalah kurikulum yang data-data pelajarannya disajikan dalam bentuk subjek / mata pelajaran yang terpisah satu dengan yang lainnya kepada peserta didik, Kurikulum ini dengan tegas memisahkan antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya. Meski demikian kurikulum ini mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan,

keunggulannya antara lain :

Bahan

pelajaran

dapat

disajikan

secara

logis,

sistematis

dan

berkesinambungan, hal ini karena setiap bahan telah disusun dan diuraikan secara sistematis dan logis dengan mengikuti urutan yang tepat yaitu dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks. Organisasi kurikulum bentuk ini sangat sederhana, mudah direncanakan dan mudah dilaksanakan dan mudah juga diadakan perubahan jika diperlukan. Adanya kesederhanaan itu sangat diperlukan karena hal itu jelas akan menghemat tenaga sehingga menguntungkan baik dari pihak pengembang kurikulum itu sendiri maupun guru atau satuan pendidikan untuk melaksanakannya.

Sekolah Tinggi Agama Islam

Kurikulum ini mudah dinilai untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk dilakukan perubahan seperlunya. Karena kurikulum ini terutama bertujuan untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan maka hal itu dapat dengan mudah diketahui hasilnya yaitu dengan melakukan pengukuran yang berupa tes.

Dan Kelemahannya adalah :

Kurikulum ini memberi mata pelajaran secara terpisah, satu dengan yang lain tidak ada saling hubungan. Hal itu memungkinkan terjadinya pemerolehan pengalaman secara lepas-lepas tidak sesuai dengan kenyataan. Kurikulum bentuk ini kurang memperhatikan masalahmasalah yang dihadapai anak secara faktual dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kurikulum ini hanya sering mengutamakan penyampaian sejumlah pengetahuan yang kadang-kadang tidak ada relevansinya dengan kebutuhan kehidupan.

Cenderung statis dan ketinggalan zaman. Buku-buku pelajaran yang dijadikan pegangan jika penyusunannya dilakukan beberapa atau bahkan puluhan tahun yang lalu dan jika tidak dilakukan revisi untuk keperluan penyesuaian akan ketinggalan zaman.

Tujuan kurikulum bentuk ini sangat terbatas karena hanya menekankan pada perkembangan intelektual dan kurang memperhatikan faktor-faktor yang lain seperti perkembangan emosional dan social.

b. Correlated

curriculum

(Kurikulum

Korelasi

Atau

Pelajaran

Saling

Berhubungan) adalah kurikulum yang disetiap Mata pelajarannya harus dihubungkan dan disusun sedemikian rupa sehingga yang satu dapat memperkuat dan melengkapi yang lain. Jadi di sini mata pelajaran itu dihubungkan antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak berdiri sendiri. Untuk memadukan antara pelajaran yang satu dengan yang lainnya, ditempuh dengan cara-cara korelasi antara lain: Korelasi okasional atau incidental, yaitu korelasi yang diadakan sewaktuwaktu bila ada hubungannya.
Sekolah Tinggi Agama Islam

Korelasi etis, yaitu yang bertujuan mendidik budi pekerti sebagai pusat pelajaran diambil pendidikan agama atau budi pekerti..

Korelasi sistematis, yaitu yang mana korelasi ini disusun oleh guru sendiri.

Korelasi informal, yang mana kurikulum ini dapat berjalan dengan cara antara beberapa guru saling bekerja sama, saling meminta untuk mengkorelasikan antara mata pelajaran yang dipegang guru A dengan mata pelajaran yang dipegang oleh guru B.

Korelasi formal, yaitu kurikulum ini sebenarnya telah direncanakan oleh guru atau tim secara bersama-sama.

Korelasi meluas (broad field), di mana korelasi ini sebenarnya merupakan fungsi dari beberapa bidang studi yang memiliki ciri khas yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi.

Organisasi kurikulum yang disusun dalam bentuk correlated ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

Adanya korelasi antara berbagai mata pelajaran yang dapat menopang kebulatan pengalaman dan pengetahuan peserta didik berhubung mereka menerimanya tidak secara terpisah-pisah.

Adanya korelasi antara berbagai mata pelajaran memungkinkan peserta didik untuk menerapkan pengetahuan dan pengalamannya secara fungsional. Hal ini disebabkan mereka dapat memanfaatkan pengetahuan dari berbagai mata pelajaran untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya.

Adapun kurikulum correlated curriculum memiliki kelemahan-kelemahan antara lain:

Kurikulum bentuk ini pada hakekatnya masih bersifat subject centered dan belum memiliki bahan yang langsung dengan minat dan kebutuhan peserta didik serta masalah-masalah kehidupan sehari-hari.

Sekolah Tinggi Agama Islam

Penggabungan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan dengan lingkup yang lebih luas tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam. Pembicaraan tentang bebagai pokok masalah

bagaimanapun juga tetap tidak dipadu, karena pada dasarnya masingmasing merupakan subjek yang berbeda. Rasanya hampir tak mungkin mempergunakan waktu yang hanya sedikit itu untuk memberikan berbagai pokok masalah yang sebenarnya berasal dari beberapa mata pelajaran yang berbeda.

c. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu) adalah kurikulum yang beberapa mata pelajaran dijadikan satu atau dipadukan. Dengan meniadakan batasbatas mata pelajaran dan bahan pelajaran yang disajikan berupa unit atau keseluruhan. Kurikulum ini memiliki beberapa keunggulan antara lain: Segala hal yang dipelajari dalam kurikulum ini bertalian erat satu dengan yang lainnya. Peserta didik tidak hanya mempelajari fakta-fakta yang lepas-lepas dan kurang fungsional untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Kurikulum ini sesuai dengan teori baru tentang belajar yang mendasarkan berbagai kegiatan pada pengalaman, kesanggupan, kematangan dan minat peserta didik. Dengan kurikulum ini lebih dimungkinkan adanya hubungan yang erat antara madrasah dan masyarakat, karena masyarakat dapat dijadikan laboratorium tempat peserta didik melakukan kegiatan praktek.

Adapun kelemahan dari kurikulum ini antara lain : Tidak mempunyai organisasi yang logis dan sitematis. Para guru umumnya tidak disiapkan untuk menjalankan kurikulumdalam bentuk unit. Pelaksanaan kurikulum unit sangat memerlukan waktu, peralatan, sarana, dan prasarana yang cukup. Tidak memiliki standar hasil belajar yang jelas, sehingga sulit mengukur kemampuan anak secara nasional.

Sekolah Tinggi Agama Islam

KESIMPULAN

1. Setiap

proses pembelajaran

harus mempunyai kurikulum,

agar

mempunyai kejelasan apa tujuan dari proses pembelajaran tersebut.

2. Setiap

kurikulum

yang

ada

pasti

mempunyai

kelebihan

dan

kelemahannya, sehingga dari waktu ke waktu kurikulum harus direvisi agar bisa menyetarakan dengan perkembangan yang ada.

Sekolah Tinggi Agama Islam

You might also like