You are on page 1of 7

ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN 1.

Sejarah Sejarah Ca pada klien diperoleh perawat berdasarkan usia dan jenis kelamin,sejarah diet dan keadaan dari letak geografi diet. Sebagian besar resiko yang menjadi pertanyaan perawat : 1. 2. 3. 4. 5. Sejarah dari keluarga terhadap Ca Colon Radang usus besar Penyakit Crohns Familial poliposis Adenoma

Perawat bertanya tentang perubahan kebiasaan pada usus besar seperti diare dengan atau tanpa darah pada feces klien mungkin merasa perutnya terasa penuh ,nyeri atau berat badan turun tetapi biasanya hal tersebut terlambat ditemukan . 2. Pemeriksaan fisik. Tanda-tanda Ca Colon tergantung pada letak tumor.Tanda-tanda yang biasanya terjadi adalah : Perdarahan pada rektal Anemia Perubahan feces

Kemungkinan darah ditunjukan sangat kecil atau lebih hidup seperti mahoni atau bright-red stooks.Darah kotor biasanya tidak ditemukan tumor pada sebelah kanan kolon tetapi biasanya (tetapi bisa tidak banyak) tumor disebelah kiri kolon dan rektum. Hal pertama yang ditunjukkan oleh Ca Colon adalah :

teraba massa pembuntuan kolon sebagian atau seluruhnya perforasi pada karakteristik kolon dengan distensi abdominal dan nyeri

Ini ditemukan pada indikasi penyakit Cachexia. 3. Pemeriksaan psikososial. Orang-orang sering terlambat untuk mencoba perawatan kesehatan karena khawatir dengan diagnosa kanker. Kanker biasanya berhubungan dengan kematian dan kesakitan. Banyak orang tidak sadar dengan kemajuan pengobatan dan peningkatan angka kelangsungan hidup. Deteksi

dini adalah cara untuk mengontrol Ca Colon dan keterlambatan dalam mencoba perawatan kesehatan dapat mengurangi kesempatan untuk bertahan hidup dan menguatkan kekhawatiran klien dan keluarga klien. Orang-oarang yang hidup dalam gaya hidup sehat dan mengikuti oedoman kesehatan mungkin merasa takut bila melihat pengobatan klinik, klien ini mungkin merasa kehilangan kontrol, tidak berdaya dan shock. Proses diagnosa secara umum meluas dan dapat menyebabkan kebosanan dan menumbuhkan kegelisahan pada pasien dan keluarga pasien. Perawat membolehkan klien untuk bertanya dan mengungkapkan perasaanya selama proses ini. 4. Pemeriksaan laboratorium Nilai hemaglobin dan Hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase (Tanaman lobak dan Gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen. Perawat dapat menilai apakah klien pada menggumakan obat Non steroidal anti peradangan (ibu profen) Kortikosteroid atau salicylates. Kemudian perawat dapat konsul ke tim medis tentang gambaran pengobatan lain. Makanan-makanan dan obat-obatan tersebut menyebabkan perdarahan. Bila sebenarnya tidak ada perdarahan dan petunjuk untuk kesalahan hasil yang positif. Dua contoh sampel feses yang terpisah dites selama 3 hari berturut-turut, hasil yang negatif sama sekali tidak menyampingkan kemungkinan terhadap Ca Colon. Carsinoma embrionik antigen (CEA) mungkin dihubungkan dengan Ca Colon, bagaimanapun ini juga tidak spesifik dengan penyakit dan mungkin berhubungan dengan jinak atau ganasnya penyakit. CEA sering menggunakan monitor untuk pengobatan yang efektif dan mengidentifikasi kekambuhan penyakit. 5. Pemeriksaan radiografi Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy. Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis. . 6. Pemeriksaan Diagnosa lainnya.

Tim medis biasanya melakukan sigmoidoscopy dan colonoscopy untuk mengidentifikasi tumor. Biopsi massa dapat juga dilakukan dalam prosedur tersebut. ANALISIS 1. Diagnosa keperawatan utama Pasien dengan tipe Ca Colon mempunyai diagnosa keperawatan seperti dibawah ini: 1. Resiko tinggi terhadap luka s.d efek dari tumor dan kemungkinan metastase. 2. Ketidakefektifan koping individu s.d gangguan konsep diri. 2. Diagnosa keperawatan tambahan 1. Nyeri s.d obstruksi tumor pada usus besar dengan kemungkinan menekan organ yang lainnya. 2. Gangguan pemeliharaan kesehatan s.d kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, program diagnosa dan rencana pengobatan. 3. Ketidakefektifan koping keluarga : Kompromi s.d gangguan pada peran, perubahan gaya hidup dan ketakutan pasien terhadap kematian. 4. Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh s.d program diagnosa. 5. Ketakutan proses penyakit 6. Ketidakberdayaan s.d penyakit yang mengancam kehidupan dan pengobatannya. 7. Gangguan pola sexual s.d gangguan konsep diri. Asuhan keperawatan Penkajian Anamnesa Keluhan utama yang lazim pada klien Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit terdahulu Riwayat penyakit keluarga Psikososal

Pemeriksaan fisik Inspeksi : perdarahan pada feses atau perdarahan tunggal dari anus. Auskultasi : biasanya bising usus normal Perkusi : suara timpani abdomen didapatkan pada pasien yang mengalami kembung. Palpasi : colok dubur didapatkan adanya penyempitan atau terasa masa pada lumen rektum.

Pengkajian diagnostik Pemeriksaan darah rutin : pemeriksaan hitung darah lengkap, tes fungsi hati, dan elektrolit. Pemeriksaan endiskopi : sigmoidoskopi (kaku atau fleksibel) dilakukan untuk mendeteksi adanya massa pada rektum. Double-contrast barium enema : Double-contrast barium enema dapat mendeteksi kebanyakan tumor kolorektal (80-95%), tetapi harus didahului oleh sigmoidoskopi fleksibel. Radiografi : CT scan dan MRI dilakukan untuk mendeteksi kanker rektum. MRI memilkiki tingkat keakuratan yang lebih baik dibandingkan CT scan pada deteksi kanker primer, tetapi CT scan lebih murah dan banyak tersdia. Pengkajian penatalaksanaan medis Terapi bedah Terapi radiasi Ajuvan kemoterapi

Diagnosa keperawatan 1. Pemenuhan informasi b.d adanya intervensi kemoterapi, radioterapi, rencana pembedahan, dan rencana perawatan rumah 2. Risiko tinggi injuri b.d anemia, pascaoprosedur bedah amputansi rektum dan kolostomi 3. Nyeri b.d kerusakan integritas jaringan, respons pembedahan 4. Gangguan konse(gambaran diri) b.d kolostomi permanen 5. Intoleransi aktivitas b.d cepat lelah kelemahan fisik umum sekunder dari anemia 6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang kurang adekuat 7. Risiko tinggi infeksi b.d adanya port de enter luka pascabedah 8. Kecemasan pasien dan keluarga b.d prognosis penyakit, rencana pembedahan

Rencana keperawatan

Diagnosa 1 : intoleransi aktivitas b.d cepat lelah, kelemahan fisik umum respon sekunder dari anemia Tujuan : dalam waktu 3 X 24 jam perawatan diri pasien optimal sesuai tingkat toleransi individu Kriteria evaluasi : Kebutuhan sehari-hari pasien dapat terpenuhi Pasien mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan intoleransi aktivitas Pasien mampu mengidentifikasi metode untuk menurunkan intoleransi aktivirtas Tidak terjadi komplikasi sekunder, seperti peningkatan frekuensi pernapasan dan kelelahan berat setelah 3 menit pasien melakukan aktivitas Intrvensi Rasional Kaji perubahan pada sistem saraf pusat dan Identifikasi terhadap kondisi penurunan tingkat kesadaran, status kardiorepirasi khususnya pada pasien kenker rektum dengan penurunan kalori protein berat Pantau respons individu terhadap aktvitas Beberapa pasien kanker rektum lebih banyak berhubungan dengan kondisi penurunan metabolisme akibat anemia, kondisi ini dipertimbangkan dalam memenuhi aktivitas pasien sehari-hari Pamantauan yang dilakukan, meliputi hal-hal berikut : Ukur nadi, tekanan darah, dan pernapasan pada saat istirahat Pertimbangkan frekuensi, irama, dan kualitas Ukur tanda-tanda vital segera setelah aktivitas Istirahatkan pasien selama 3 menit : ukur lagi tandatanda vital Hentikan aktivitas pasien berespon terhadap aktivitas dengan : adanya keluhan nyeri dada, dispnea, vertigo, atau konfusi, frekuensi nadi menurun, tekanan darah sistolik menurun Kurangi intensitas, frekuensi, atau lamanya aktivitas jika : nadi lebih lama dari 3-4 menit untuk kembali dal 6 denyut dari frekuensi nadi istirahat frekuensi pernapasan meningkat berlebihan setelah aktivitas, dan terdapat tanda-tanda lain hipoksia (misalnya : konfusi, vertigo). Tingkatkan aktivitas secara bertahap Untuk pasien yang mengalami penurunan kalori protein, mulai lakukan rentang gerak sedikitnya 2 kali sehari Rencanakan waktu istirahat sesuai dengan jadwal sehari-hari pasien Pasien juga dudorang untuk membawa djadwal

akivitas dan sasaran aktivitas fungsional Tingkatkan toleransi terhadap aktivitas dengan mendorong pasien melakukan aktivitas lebih lambat Anjurkan pasien untuk mengenakan sepatu yang nyaman Luangkan waktu istirahat selama aktivitas, dalam interval selama siang hari dan satu jam setelah makan Lebih baik dari pada berdiri saat melakukan aktivitas kecuali hal ini memungkinkan Saat melakukan tugas, istirahat setiap 3 menit selama 5 menit untuk menurunkan kebutuhan suplai darah dari jantung dan menurunkan kebutuhan metabolisme hati Hentikan aktivitas jika pasien keletihan atau terlihat tanda-tanda sesak napas Teknin penghematan energi menurunkan penggunaan energi

Ajarkan mengenai metode penghematan energi untuk aktivitas

Beriakn bantuan sesuai tingkat toleransi (makan, minum, mandi, berpakain, dan eliminasi)

Diagnosa 2 Intervensi

: Nyeri b.d kerusakan integritas jaringan, respons pembedahan Rasional

Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasif non farmakologi lainnya telah menunjukan kefektifan dalam mengurangi nyeri. Lakukan meliputi: Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST Pendekatan PQRST dapat secara komperhensif menggali kondisi nyeri pasien. Apabila pasien mengalami skala nyeri 3 (0-4), keadaan ini merupakan perawatan yang perlu mewaspadai karena memberikan maninfestasi klinik yang bervariasi dari komplikasi pasca reseksi kolon. Beri oksigen nasal apabila skala nyeri3(0-4) Pemberian oksigen dilakukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada saat pasien mengalami nyeri pasca bedah yang dapat mengganggu manajemen nyeri keperawatan,

kondisi hemodinamik. Istrahatkan pasien saat nyeri muncul Istrahat secara fisiologis akan menurunkan kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk memnuhi kebutuhan metabolism basal. Atur posisi fisiologi Pengaturan posisi semi fowler dapat membantu merelaksasi otot-otot abdomen pascabedah sehingga dapat menurunkan stimulus nyeri dari luka bedah. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian: Analgetik melalui intervena Analgetik diberikan untuk membantu

menghambat stimulus nyeri kepusat persepsi nyeri di korteks serebri sehingga nyeri berkurang.

You might also like