You are on page 1of 4

Malnutrisi pada anak Defisiensi Vitamin A Definisi Defisiensi vitamin A adalah ketika suatu vitamin tidak terdapat atau

kurang dalam diet sehari-hari, lambat laun akan timbul gangguan pada metabolisme yang dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan dan gangguan kesehatan. Sumber vitamin A Vitamin A hanya berasal dari jaringan hewani dan tidak terdapat pada tumbuhtumbuhan. Akan tetapi banyak tumbuh-tumbuhan mengandung pigmen yang disebut karotin yang dapat diubah menjadi vitamin A dalam tubuh hewan. Bahan makanan yang mengandung banyak vitamin A yaitu: hati, lemak hewan, telur, susu, mentega, keju, sedangkan yang mengandung banyak pro-vitamin A: sayuran yang berupa daun seperti bayam dan kangkung, wortel, papaya, ubi merah, minyak kelapa sawit dll.

Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit berikut yaitu, rabun senja akibat gangguan regenerasi rodopsin merupkan gejala dini dan sering timbul sebelum terdapat gejala-gejala lain. Tanpa alat-alat seperti electro-retinograf banyak kasus rabun senja tidak terdiagnosa. Pada anak-anak yang besar dapat diketahui dari keluhannya atau jika anak-anak tersebut sering jatuh atau salah menangkap benda yang diberikan di waktu senja kreatinisasi (pengerasan dan pembentukan sisik) epitel xerosis konjungtiva suatu peruses yang terjadi perubahan konjungtiva bulbus, yakni: kering, tebal, keriput dan penimbunan pigmen. Produksi air mata berkurang karena atrofi sel Goblet sehingga sebagai akibatnya sekresi air mata menurun. Bagian konjungtiva bulbus yang tidak tertutup oleh palpebra paling banyak mengalami perubahan. xeroftalmia (pengerasan dan pembentukan sisik pada kornea dan konjungtiva) bercak Bitot

merupakan kelainan pada konjungtiva bulbus berbentuk segitiga atau bentuk lain seringkali terdapat pada bagian temporal maupun nasal kornea, akan tetapi adakalanya tersebar di seluruh konjungtiva bulbus mata. Adanya bercak bitot dapat diketahui dengan jelas berupa bercak warna putih berbuih dan terdiri dari penimbunan sel epitel frinoderma (kulit katak) xerosis kornea merupakan kelainan pada kornea disebabkan oleh keringnya epitel hingga kejernihan kornea menjadi kurang. Pada anak-anak kecil kelainan tersebut cepat memburuk. Stadium akhir merupakan melembeknya kornea, disebut colliquative necrosis atau keratomalasia. Pada stadium ini kerusakan kornea tidak dapat disembuhkan lagi dengan sempurna. Biasanya sebagai lanjutan dari keratomalasia timbul perforasi kornea disertai keluarnya lensa dan iris. Jika kelainan mata demikian terkena infeksi akan terjadi panoftalmitis dan setelah sembuh bola mata menjadi kecil. pengeringan saluran respirasi, gastrointestinal dan genitourinarius enamel gigi defektif retardasi pertumbuhan gangguan pembentukan tulang penurunan produksi tiroksin Patofisiologi Faktor resiko Etiologi Kekurangan vitamin A bisa disebabkan seorang anak kesulitan mengonsumsi vitamin A dalam jumlah yang banyak Kurangnya pengetahuan orangtua tentang peran vitamin A Kemiskinan. Sedangkan untuk mendapatkan pangan yang difortifikasi bukan hal yang mudah bagi penduduk yang miskin. Karena, harga pangan yang difortifikasi lebih mahal daripada pangan yang tidak difortifikasi. Beberapa penyakit yang mempengaruhi kemampuan usus dalam menyerap lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, meningkatkan resiko terjadinya kekurangan vitamin A. Penyakit tersebut adalah:

- Penyakit seliak, - Fibrosa kistik, - Penyumbatan saluran empedu. Pembedahan pada usus atau pankreas juga akan memberikan efek kekurangan vitamin A. Bayi-bayi yang tidak mendapat ASI mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita kekurangan vitamin A , karena ASI merupakan sumber vitamin A yang baik. Manifestasi

Berikut adalah gejala dan tanda kekurangan vitamin A: Gejala pertama dari kekurangan vitamin A biasanya adalah rabun senja. Kemudian akan timbul pengendapan berbusa (bintik Bitot) dalam bagian putih mata (sklera) dan kornea bisa mengeras dan membentuk jaringan parut (xeroftalmia), yang bisa menyebabkan kebutaan yang permanen. Malnutrisi pada masa anak-anak (marasmus dan kwashiorkor), sering disertai dengan xeroftalmia; bukan karena kurangnya vitamin A dalam makanan, tetapi juga karena kekurangan kalori dan protein menghambat pengangkutan vitamin A. Kulit dan lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih bisa mengeras. Kekurangan vitamin A juga menyebabkan peradangan kulit (dermatitis) dan meningkatkan kemungkinan terkena infeksi. Beberapa penderita mengalami anemia. Kulit menjadi kering, gatal dan kasar. Rambut dapat terjadi kekeringan dan gangguan pertumbuhan rambut dan kuku. Gangguan pertumbuhan pada anak-anak.

Penatalaksanaan medis Dorong konsumsi makanan kaya vitamin A, seperti susu sapi murni Apabila konsumsi susu berkurang, dorong konsumsi makanan kaya vitamin A Pastika asupan yang adekuat pada bayi premature Beri orangtua saran mengenai penggunaan suplemen yang aman pada anak penderita campak

Hipervitaminosis A Pemberian vitamin A yang berlebihan akan merupakan racun bagi tubuh. Keadaan ini disebut hipervitaminosis A. gejala keracunan dapat terjadi bila anak mendapat dosis tinggi vitamin A sekaligus. Penderita demikian menjadi gelisah dengan tanda-

tanda tekanan otak yang meninggi, seperti pusing, muntah, kejang dan sebagainya. Gejala tersebut menghilang dengan diberikannya vitamin A. Tanda awal terjadinya hipervitaminosis anoreksia, pruritus, dan terdapat fisura pada sudut hidung dan bibir. Jika tidak segera ditangani maka akan terjadi tanda-tanda lanjutan yaitu penambahan berat badan yang buruk, hepatomegali, ikterus, dan retardasi mental Penanganan yang dapat dilakukan adalah tekankan pemberian vitamin yang benar dan pantau kebiasaan diet untuk menghitung asupan cairan

You might also like