You are on page 1of 37

Click icon to add picture

DEMAM BERDARAH DENGUE

KELOMPOK B.16
4/29/12

Kelompok B.16
Ketua : Sandra Aldira 1102010262 Sekretaris : Rahayu Kartika Utami 1102010226 Anggota : 1. Muhammad Siddik 1102008349 2. Tegar Wibawa 1102009281

3. Widoretno Larasati 1102009298 4. M. Ardly Cipta Jaya. W 1102010176 5. Rinto Nugroho 1102010244
4/29/12

DEMAM BERDARAH DENGUE

Nina, seorang anak perempuan berusia 7 tahun, sudah 5 hari tidak masuk sekolah karena demam tinggi terus menerus yang hanya turun
4/29/12

Sasaran Belajar

LI 1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN DEMAM BERDARAH DENGUE LO 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi LO 1.2 Memahami dan
4/29/12

LI 3 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE LI 3.1 Memahami dan menjelaskan definisi vektor LI 3.2 Memahami dan menjelaskan morfologi, karakteristik, dan perilaku LI 3.3 Memahami dan menjelaskan klasifikasi LI 3.4 Memahami dan menjelaskan daur hidup LI 3.5 Memahami dan menjelaskan pemberantasan

4/29/12

Definisi

Demam dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Penyakit DBD merupakan penyakit menular terutama pada anak-anak.

4/29/12

Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus flavivirus. keluarga flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x106. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN1, DEN2, DEN3, DEN4 yang semuanya dapat menyebabkan DBD. Ke 4 serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN3 merupakan serotype terbanyak.

4/29/12

Epidemiologi
DBD tersebar di wilayah Asia tenggara, Pasifik Barat dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Insiden DBD di Indonesia antara 6 15 / 100.000 penduduk (1989-1995). Dan meningkat tajam saat Kejadian Luar Biasa hingga 35/100.000 penduduk (1998). sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun hingga mencapai 2% (1999). David Bylon (1779) mengatakan bahwa epidemiologi dengue di Batavia disebabkan oleh 3 faktor utama ,yaitu virus, manusia, dan nyamuk (vektor utama)

4/29/12

Infeksi virus terjadi melalu gigitan nyamuk, virus memasuki aliran darah manusia untuk kemudian bereplikasi(memperbanyak diri). Sebagai perlawanan, tubuh akan membentuk antibodi selanjutnya akan terbentuk kompleks virus antibodi dengan virus yang berfungsi sebagai antigennya. Kompleks antigen antibodi tersebut akan melepaskan zat-zat yang merusak sel sel pembuluh darah, yang disebut dengan proses autoimun. Proses tersebut menyebabkan permeabilitas kapiler meningkat yang salah satunya di tunjukkan dengan melebarnya pori-pori pembuluh darah kapiler.
4/29/12

Patofisiologi & Patogenesis

Hal tersebut akan mengakibatkan bocornya sel sel darah, antara lain trombosit dan eritrosit. Akibatnya, tubuh akan mengalami perdarahan mulai bercak sampai perdarahan hebat pada kulit,saluran pencernaan(muntah darah,berak darah),saluran pernafasan (mimisan , batuk darah) dan organ vital (jantung , hati , ginjal) yang sering mengakibatkan kematian.

4/29/12

Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis Demam Berdarah Dengue Demam tinggi Perdarahan, terutama perdarahan kulit Hepatomegali Kegagalan peredaran darah Memar Perdarahan pada tempat pengambilan darah vena Petekia halus

4/29/12

Manifestasi Klinis Dengue Shock Syndrome


Kegagalan peredaran darah Kulit teraba lembab dan dingin Sianosis sekitar mulut Nadi menjadi cepat dan lembut Pasien seringkali mengeluh nyeri di daerah perut sesaat sebelum syok

4/29/12

Diagnosis
Berdasarkan WHO 1997, diagnosis seperti dibawah ini: Demam akut antara 2 sampai 7 hari. Manisfestasi pendarahan : 1) Uji bendung (+) 2) Petekie, ekimosis, purpura 3) Pendarahan mukosa 4) Melena Trombositopenia (<100.000/ul)

4/29/12

Kebocoran plasma (plasma leakage) - peningkatan hematokrit >20% Penurunan hematokrit >20% setelah diberi terapi Tanda kebocoran plasma - efusi pleura, asites, dan hipoproteineima

4/29/12

Diagnosis Banding
Diagnosis banding dilakukan apabila ada kesesuaian klinis dengan demam thifoid, campak, influenza, chikungunya, dan leptospirosis.

4/29/12

Parameter Laboratoris
Leukosit : dapat normal /turun, mulai hari ke-3 ditemui limfositosis relatif (>45%) + adanya limfosit plasma biru (>15%) dari total leukosit yang ada. Trombosit : hari ke-3 sampai ke-8 terjadi trombositopenia. Hematokrit : terjadi kebocoran plasma dengan peningkatan hematokrit 20% pada mulai hari ke-3. Hemostatis : dilakukan pemeriksaan Fibrinogen apabila dicurigai terjadi pendarahan/ pembekuan darah. Protein/Albumin : kebocoran plasma hiportemia.
4/29/12

SGOT/SGPT : dapat meningkat elektrolit : parameter pemantau pemberiancairan. Imunoserologi: 1. IgM : pada hari ke-3 sampai ke5, meningkat sampai
4/29/12

Pemeriksaan Radiologis
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan namun bila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur pada sisi badan bagian kanan). Masa inkubasi di dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang 3-14 hari), timbul gejala prodromal yang tidak khas, seperti nyeri kepala, nyeri tulang belakang, dan perasaan lelah.

4/29/12

Penatalaksanaan
Tidak ada terapi spesifik, prinsip utama adalah suportif. Perhimpunan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia bersama Divisi Divisi Tropik menyusun protokol penata pelaksanaan DBD pada pasien dewasa, berdasarkan kriteria : - penata laksanaan yang tepat dengan rancangan tindakan yang sesuai - praktis dalam pelaksanaannya - mempertimbangkan cost effectiveness

4/29/12

Pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Jenis cairan kristaloid yang direkomendasikan oleh WHO adalah larutan ringer laktat (RL) atau dekstrosa 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA), NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dalam larutan garam faali. Sedangkan larutan koloid adalah dekstran40 dan plasma darah.

4/29/12

Pencegahan
Tidak

ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes aegypti.

4/29/12

Arbovirus
Arbovirus

adalah virus yang ditularkan oleh artropoda yang menunjukkan bahwa kelompok ekologi virus dengan transmisi kompleks yang melibatkan artropoda. Virus-virus ini memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda dan diklasifikasikan ke dalam famili virus.

4/29/12

Arbovirus
Arenaviridae : genus Arenavirus Bunyaviridae : genus Bunyavirus, Hantavirus, Nairovirus, Phlebovirus Filoviridae : genus Marburg-like, ebolalike Flaviviridae : genus Flavivirus Reoviridae : genus Coltivirus, Orbivirus Togaviridae : genus Alphavirus

4/29/12

Flaviviridae
Virus ensefalitis Brazil (virus Rocio), dengue, Japanese B encephalitis, penyakit Kyasanur Forest, louping ill, ensefalitis Murray Valley, demam berdarah Omsk, Russian spring summer encephalitis, ensefalitis St. Louis, ensefalitis yang disebabkan oleh tungau, demam West Nile, dan demam kuning. Ditularkan oleh artropoda (nyamuk, tungau) Sferis, diameter 40 60 nm. Genome: RNA untai tunggal, sense positif, berukuran 11 kb. Genom: RNA infeksius, selubung. 3 atau 4 polipeptida struktural, dua terglikosilasi. Replikasi: sitoplasma. Penyusunan: di dalam retikulum endoplasma. Semua virus berkaitan dengan serologis.

Flaviviridae Genus Flavivirus

4/29/12

Seperti beberapa flavivirus, virus dengue dewasa terdiri dari genom single-stranded RNA yang dikelilingi oleh suatu ikosahedral atau isometric nukleokapsid. Virion dengue merupakan partikel sferis dengan diameter nukleokapsid 30 nm dan ketebalan selubung 10 nm, sehingga diameter virion kira-kira 50 nm. Genom virus dengue terdiri dari asam ribonuklead berserat tunggal, panjangnya kira-kira 11 kilobasa. Genom terdiri dari protein struktural dan protein non struktural, yaitu gen C mengkode sintesa nukleokapsid (Capsid), gen M mengkode sintesa protein M (Membran) dan gen E mengkode sintesa glikoprotein selubung/ Envelope.

4/29/12

Partikel virus yang belum matang (immature) mengandung lebih banyak protein rekursor (prM) dan kurang infeksius dibandingkan virion lengkap yang dilepaskan. Virus ini stabil pada ph 7-9 dan pada suhu rendah, sedang pada suhu yang relative tinggi infektivitasnya cepat menurun. Sifat dengue yang lain adalah sangat peka terhadap beberapa zat kimia seperti sodium deoxycholate, eter, kloroform dan garam empedu karena adanya amplop lipid. Bentuk batang, sensitif terhadap inaktivasi oleh Dietil eter dan Na dioksikolat, stabil pada suhu 70oC.
4/29/12

Cara Transmisi
Virus dengue menempel pada hospesnya, virus masuk ke dalam sel, virus melepaskan nukleokapsid ke dalam sitoplasma sel. Translasi RNA virion menjadi RNA polimerase yang kemudian digunakan untuk membuat RNA template genom virus. Di dalam proses replikasi RNA ini, RNA polimerase difase awal dan fase lanjut siklus, berbeda afinitasnya terhadap serat RNA berpolaritas positif dan negatif, pada fase lanjut siklus replikasi terutama membentuk serat RNA berpolaritas positif. Selanjutnya pada akhir siklus pengikatan protein C pada ujung 3RNA menghalangi ikatan RNA polimerasa dengan molekul RNA dan tetap membiarkan ujung 5 berikatan dengan ribosom.
4/29/12

Translasi genom virus dimulai dari kodon AUG gen protein C, prM,E,NS1 dan seterusnya. Pada fase akhir siklus replikasi yaitu menjelang atau bersamaan dengan terbentuknya virion, prM dipecah menjadi M. Setelah semua komponen virus disintesis, morfogenesis lengkap virion berlangsung dan pada dasarnya terdiri dari empat tahap yaitu : Perakitan nukleokapsid dari RNA dan protein C Budding nukleokapsid dari membra intraselular yang telah tersisip oleh prM dan E. Pelepasan virion yang terjadi akibat proses fusi membran plasma dengan vesikel pembawa virion. Pemecahan prM menjadi M.
4/29/12

Definisi Vektor
suatu potongan yang menularkan virus dari satu vetebrata ke vetebrata lain. Vektor utama penyakit DHF adalah nyamuk Aedes aegypti, sedangkan vektor potensialnya adalah Aedes albopictus.

4/29/12

Klasifikasi nyamuk

4/29/12

Morfologi nyamuk
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki: Ukuran sedang dengan warna hitam kecoklatan Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan garis putih keperakan Bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan.

4/29/12

Perilaku nyamuk
Aedes

aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah

4/29/12

Daur Hidup Nyamuk


Nyamuk

betina meletakkan telurnya di dinding tempat penampungan air (TPA) atau barang-barang yang memungkinkan air tergenang sedikit di bawah. Perkembangan dari telur sampai menjadi nyamuk memerlukan waktu 7-10 hariTiap 2 hari nyamuk betina menghisap darah manusia dan bertelur. Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan sedangkan nyamuk jantan 14 hari.

4/29/12

Pencegahan
Ganti

air dalam tempayan, vas-vas bunga, kolam mandi tiap-tiap minggu dan bersihkanlah hingga bersih sebelum mengisi air yang baru Buanglah air dari piring-piring alas vas bunga seminggu sekali dan gosok itu hingga bersih untuk memusnahkan telur nyamuk Tutup semua bekas menyimpan air dengan rapat untuk mencegah nyamuk daripada bertelur Bekas yang tidak digunakan hendaklah dikumpulkan dan dibuang ke dalam tong sampah atau ditanam Periksa saluran atap rumah seminggu sekali untuk membersihkan daun yang menghalangi air mengalir
4/29/12

Masukkan

garam sebanyak 2 sendok teh ke dalam perangkap semut untuk mencegah pembiakan nyamuk Peliharalah ikan seperti ikan gapi, papuyu di dalam tangki besar karena akan memakan jentik-jentik. Masukkan obat pembunuh jentik-jentik (menurut kadar yang betul) ke dalam semua bekas penyimpanan air, tiga bulan sekali

4/29/12

Pemberantasan
Cara tepat untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan memberantas jentikjentiknya di tempat berkembang biaknya, yaitu tempat-tempat penampungan air dan barangbarang yang memungkinkan air tergenang di rumah-rumah dan tempat-tempat umum sekurangkurangnya seminggu sekali. Kegiatan ini dikenal sebaai Gerakan 3M Agar kita bebas dari ancaman penyakit DBD, maka kegiatan 3M ini harus dilakukan oleh seluruh masyarakat, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menggerakkan masyarakat dalam3M

4/29/12

TERIMA KASIH

4/29/12

You might also like