You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

PENGERTIAN CERPEN Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis. Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov. tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih

SEJARAH CERPEN Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan. Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotussebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang

dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali, diartikan sebagai cerita tentang binatang sebagai pemeran(tokoh) utama. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya. Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite atau Mitos lebih mengarah pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebagai sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi. Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan Anekdot dikumpulkan tetap populer dalam Gesta di Eropa Romanorum pada abad Coverley diterbitkan. Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya karyaGeoffrey Chaucer Canterbury Tales dan karya Giovanni Boccaccio Decameron. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah (yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan baik), yang ditempatkan di dalam cerita naratif yang lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke16, sebagian dari cerita-cerita pendek yang paling populer di Eropa adalah "novella" kelam yang tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalam terjemahan Perancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita pendek. ke-13 atau 14.

hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de

Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yang diperhalus, "nouvelle", oleh pengarang-pengarang sepertiMadame de Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya Charles Perrault). Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 171012) menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya padaabad ke-18.

CERITA-CERITA PENDEK MODERN Cerita-cerita pendek modern muncul sebagai genrenya sendiri pada awal abad ke-19. Contoh-contoh awal dari kumpulan cerita pendek termasuk Dongeng-dongeng Grimm Bersaudara (18241826), Evenings on a Farm Near Dikanka (1831-1832) karya Nikolai Gogol, Tales of the Grotesque and Arabesque (1836), karya Edgar Allan Poe dan Twice Told Tales (1842) karya Nathaniel Hawthorne. Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan majalah dan jurnal melahirkan permintaan pasar yang kuat akan fiksi pendek antara 3.000 hingga 15.000 kata panjangnya. Di antara cerita-cerita pendek terkenal yang muncul pada periode ini adalah "Kamar No. 6" karya Anton Chekhov. Pada paruhan pertama abad ke-20, sejumlah majalah terkemuka, seperti The Atlantic Monthly, Scribner's, dan The Saturday Evening Post, semuanya menerbitkan cerita pendek dalam setiap terbitannya. Permintaan akan cerita-cerita pendek yang bermutu begitu besar, dan bayaran untuk cerita-cerita itu begitu tinggi, sehingga F. Scott Fitzgerald berulang-ulang menulis cerita pendek untuk melunasi berbagai utangnya. Permintaan akan cerita-cerita pendek oleh majalah mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-20, ketika pada 1952 majalah Lifemenerbitkan long cerita pendek Ernest Hemingway yang panjang (atau novella) Lelaki Tua dan

Laut. Terbitan yang memuat cerita ini laku 5.300.000 eksemplar hanya dalam dua hari. Sejak itu, jumlah majalah komersial yang menerbitkan cerita-cerita pendek telah berkurang, meskipun beberapa majalah terkenal seperti The New Yorker terus memuatnya. Majalah sastra juga memberikan tempat kepada ceritacerita pendek. Selain itu, cerita-cerita pendek belakangan ini telah menemukan napas baru lewat penerbitan online. Cerita pendek dapat ditemukan dalam majalah online, dalam kumpulan-kumpulan yang diorganisir menurut pengarangnya ataupun temanya, dan dalam blog.

UNSUR DAN CIRI KHAS Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat. Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya. Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun

demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuath cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya. Cerpen juga memiliki [unsur intrinsik] cerpen.

BAB II CONTOH CERPEN CINTA SESAAT Matahari telah menyapa dunia, sinarnya yang begitu cerah membuat Rangga bersemangat untuk lewati harinya ini. Kapten basket ini segera mengambil sepeda motornya dan berangkat ke sebuah sekolah di Mojokerto. Rangga adalah seorang cowok yang terkenal keren. Banyak cewek yang suka dengan Rangga. Tapi, sampai saat ini Rangga belum mempunyai seorang cewek.Saat istirahat, Rangga dan teman satu genknya menuju lapangan basket. Seperti hari-hari biasanya mereka akan bertanding basket. Dari lapangan itu, terlihat cewek yang duduk sendiri melihat Rangga dan teman satu genknya tersebut. Dan cewek itu pun tidak asing. Dia adalah Clara teman kecilnya Rangga. Setiap Rangga dan temannya bermain basket, Clara selalu duduk sendiri melihat permainan itu dengan senang. Suatu hari, setelah Rangga dan temannya selesai bermain basket. Tiba-tiba Clara menarik tangan Rangga dan membawanya ke suatu tempat. Dengan terpaksa Rangga tidak bisa melepaskan tangan Clara dan dia akhirnya berjalan mengikuti Clara. Mereka berdua terdiam, tak ada kata yang terucap waktu itu. Clara menarik nafasnya dalam-dalam, mencoba untuk mengatakan sesuatu. Tapi, dia merasa ada seseorang yang menahannya. Sulit untuk mengatakan apa yang akan dia katakan pada Rangga. Karena heran, terpaksa Rangga membuka keheningan itu. Ra, sebenernya kita di sini mau ngapain sih? Kamu mau ngomong sesuatu ta? Kalau iya, ngomong aja, nggak apa-apa. Tanya Rangga heran. Eeee... iya, aku mau ngomong sesuatu.. tapi... ehmm .... gimana ya, ngomongnya.. Clara pun menjadi gugup. kalau gak ngomong ya udah, aku balik ke kelas. Kata Rangga sambil berjalan pergi. Tiba-tiba Clara menghentikan langkah Rangga dan akhirnya dia menyatakan cintanya pada Rangga. Clara pun terdiam dan menutup matanya. Rangga yang ada di depan Clara itu tersentak kaget.

Sejenak kemudian Clara memberanikan diri untuk bicara pada Rangga. Kamu mau nggak, jadi cowokku? tanya Clara serius dengan malu-malu. Spontan Rangga langsung jawab ya. Padahal sebenarnya Rangga nggak suka sama Clara, tapi entah kenapa. Langsung tanpa difikirkan matang-matang, Rangga nrima cinta Clara. Mendengar jawaban dari Rangga tadi, Clara sangat senang dan lansung berlari meninggalkan Rangga. Memang Clara seorang cewek, tapi dia udah nggak tahan lagi saking cintanya sama rangga. Akhirnya dengan terpaksa, dia mengungkapkan rasa hatinya itu pada Rangga. Hari-hari tlah berlalu. Rangga dan Clara telah melewatkan sepanjang hari bersama, meskipun Rangga nggak suka sama Clara. Mereka sudah jalan-jalan ke banyak tempat bersama. Akan tetapi suatu hari setelah Rangga jalan-jalan dengan Clara. Rangga langsung merenung dalam kamar. Rangga sudah mulai sadar atas perbuatannya itu. Dia nggak suka dengan Clara. Tapi, kenapa waktu itu dia spontan jawab ya. Apabila Rangga memutuskan Clara, pasti dia akan nyakitin hati Clara. Rangga terus memikirkan hal tersebut. Setelah beberapa jam dia merenung. Rangga berfikir, dia nggak akan ambil jalan putus. Jika dia melakukannya, dia hanya akan melukai hati Clara yang mencintainya. Mungkin, ini cuma cinta sesaatku dengan Clara. Kata Rangga yakin. Suatu hari, seperti biasa. Mereka tampak kompak dan selalu bersama. Clara memang sangat mencintai Rangga. Tapi, karena ada sesuatu yang mengganjal di hati Clara. Dia harus memutuskan Rangga. Mendengar keputusan Clara itu, Rangga hanya terdiam dan tidak terlalu memikirkan Clara, karena memang Rangga tidak mencintai Clara. Akan tetapi waktu itu, Clara menangis akan keputusannya itu. Memang benar yang Rangga katakan. Clara hanya cinta sesaat untuknya.

BAB III PENUTUP MAKNA CERPEN Cepen dengan judul Cinta Sesaat ini bermakna bahwa dalam menjalin suatu persahabatan jangan di campuri dengan rasa cinta yang sesaat karena dapat menyebabkan rasa sakit dalam hati yang menyebabkan rusaknya persahabtan dan dalam mengambil keputusan harus di pertimbangkan dahulu baik buruknya untuk ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Cerita_pendek http://cerpen.net

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN Pengertian Cerpen.............................................................................. Sejarah Cerpen................................................................................... Cerita-Cerita Pendek Modern............................................................ Unsur Dan Ciri Khas.......................................................................... BAB II CONTOH CERPEN Cinta Sesaat........................................................................................ BAB III PENUTUP Makna Cerpen.................................................................................... DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

1 1 3 4

8 9

i 10

CERPEN
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar

Disusun Oleh : RATU RAHMAH DAMA NIM : 096100064 PPKN III / A

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA SUKABUMI
2011

11

You might also like