You are on page 1of 12

Nama : Adisty Caesari NIM : 0907133150 Tugas Industri Semen A. Jenis-Jenis Semen 1. SEMEN PORTLAND 1.1.

Semen Portland Tipe I (OPC) Semen Portland Jenis I adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling klinker semen dan gypsum. Semen Portland Jenis I memenuhi persyaratan SNI No. 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 tipe l. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus), seperti: Bangunan bertingkat tinggi Perumahan Jembatan dan jalan raya Landasan bandar udara Beton pratekan Bendungan saluran irigasi Elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster, dan lain-lain. 1.2. Semen Portland Tipe II (Moderate sulfat resistance) Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang. Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dibanding semen Portland Tipe I. Pada daerahdaerah tertentu dimana suhu agak tinggi, maka untuk mengurangi penggunaan air selama pengeringan agar tidak terjadi Srinkege (penyusutan) yang besar perlu ditambahkan sifat moderat Heat of hydration. Semen Portland tipe II ini disarankan untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga dan landasan berat yang ditandai adanya kolom-kolom dan dimana proses hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan utama.

1.3. Semen Portland Tipe III (High Early Strength) Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi. Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm2/gr dengan nilai C3S nya juga tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan semen Portland tipe III ini dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya menyamai beton dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari 1.4. Semen Portland Tipe IV (Low Heat Of Hydration) Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan semen ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette (beton) yang massive dan dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara. Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking (retak). Pengembangan kuat tekan (strength) dari semen jenis ini juga sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I 1.5 Semen Portland Tipe V (Sulfat Resistance Cement) Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti : air laut, daerah tambang, air payau dsb.

Tabel 1. Persentase dari Komposisi dan Kadar Senyawa Kimia Semen Portland

2. WATER PROOFED CEMENT Water proofed cement adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan Water proofing agent, dalam jumlah yang kecil seperti : Calcium, Aluminium, atau logam stearat lainnya.Semen ini banyak dipakai untuk konstruksi beton yang berfungsi menahan tekanan hidrostatis, misalnya tangki penyimpanan cairan kimia. Komposisi bahan untuk mwembuat swemwen jwenis ini asdalah : Portland Cement Clinker 2-25% Kalium aluminate cement clinker 0,2-10% Hemihydrate gypsum 6-14% Colorant 0,2-8% Other additive 0-1,5%

3. WHITE CEMENT (SEMEN PUTIH) Semen putih dibuat umtuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstruktif. Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan proses pembuatan yang khusus, seperti misalnya bahan mentahnya mengandung oksida besi dan oksida manganese yang sangat rendah (dibawah 1 %). 4. HIGH ALUMINA CEMENT High Alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengersan yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali. Semen tahan api juga dibuat dari High Alumina Cement, semen ini juga mempunyai kecepatan pengerasan awal yang lebih baik dari semen Portland tipe III. Bahan baku semen ini terbuat dari batu kapur dan bauxite, sedangkan penggunaannya adalah antara lain :

Rafractory Concrette Heat resistance concrete Corrosion resistance concrete

Tabel 2. Komposisi High Alumina cement General purpose 4.0 39.4 16.4 38.4 1.0 0.1 0.2 1.9 46

Oxide/Mineral SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO Na2O K2O TiO2 Monocalcium aluminate

Buff 5.0 53.0 2.0 38.0 0.1 0.1 0 1.8 70

White 2.7 62.4 0.4 34.0 0.1 0 0 0.4 70

Refractory 0.4 79.6 0 19.8 0 0 0 0.1 35

Dodecacalcium hepta-aluminate Monocalcium dialuminate Belite Gehlenite Ferrite Pleocroite Wstite Corundum 5. SEMEN ANTI BAKTERI

10 0 7 4 24 1 7 0

5 0 5 14 5 1 0 0

0 17 0 11 2 1 0 0

0 30 0 1 0 0 0 33

Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan anti bacterial agent seperti germicide. Bahan tersebut ditambahkan pada semen Portland untuk Self Desinfectant beton terhadap serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Sedangkan sifat-sifat kimia dan fisiknya hampir sama dengan semen Portland tipe I. Penggunaan semen anti bakteri antara lain :

Kamar mandi Kolam-kolam Lantai industri makanan Keramik Bangunan dimana terdapat jamur pathogenic dan bakteri

6. OIL WELL CEMENT Oil well cement adalah semen Portland semen yang dicampur dengan bahan retarder khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxid acid. Fungsi dari retarder disini adalah untuk mengurangi kecepatan pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan kedalam sumur minyak atau gas. Pada kedalaman 1800 sampai dengan 4900 meter tekanan dan suhu didasar sumur minyak atau adalah tinggi. Karena pengentalan dan pengerasan semen itu dipercepat oleh kenaikan temperature dan tekanan, maka semen yang mengental dan mengeras secara normal tidak dapat digunakan pada pengeboran

sumur yang dalam. Semen ini masih dibedakan lagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan API Spesification 10 1986, yaitu : KELAS A KELAS B KELAS C KELAS D KELAS E KELAS F KELAS G Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila sifat-sifat khusus tidak dipersyaratkan Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila kondisi membutuhkan tahan terhadap sulfat sedang Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila kondisi membutuhkan sifat kekuatan tekan awal yang tinggi Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 sampai 3050 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang sedang Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4270 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang tinggi Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4880 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang tinggi Digunakan untuk cementing mulai surface casing sampai dengan kedalaman 2440 meter, akan tetapi dengan penambahan accelerator atau retarder. Dapat digunakan untuk semua range pemakaian, mulai dari kelas A sampai kelas E

7. BLENDED CEMENT (SEMEN CAMPUR) Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh semen portland. Untuk mendapatkan sifat khusus tersebut diperlukan material lain sebagai pencampur.Jenis semen campur : 1. Semen Portland Pozzolan (SPP) 2. Portland Pozzolan Cement (PPC) 3. Portland Blast Furnace Slag Cement 4. Semen Mosonry 5. Semen Portland Campur (SPC) 6. Portland Composite Cement (PCC) a. Semen Portland Pozzolan (SPP)/(PPC) Semen Portland pozzolan (SPP) atau dikenal juga sebagai Portland Pozzolan Cement (PPC) adalah merupakan semen hidrolisis yang terdiri dari

campuran yang homogen antara semen Portland dengan bahan pozzolan (Trass atau Fly Ash) halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan bahan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara merata semen Portland dan bahan pozzolon atau gabungan antara menggiling dan mencampur. Semen Portland Pozzolan memenuhi persyaratan SNI 15-0302-2004 type IP-U. Kegunaan: Bangunan bertingkat (2-3 lantai) Konstruksi beton umum Konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan/dam Konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa) Bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif Konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan, dan penampungan air. Tipe PCC CEM II/A-M CEM II/B-M Kandungan clinker (%) 80-94 65-79 Kandungan lainnya 6-20 21-35

b. Portland Blast Furnace Slag Cement Portland Blast Furnace Slag Cement adalah semen Portland yang dicampur dengan kerak dapur tinggi secara homogen dengan cara mencampur bubuk halus semen Portland dengan bubuk halus slag atau menggiling bersama antara klinker porland dengan butiran slag. Activitas slag (Slag Activity) bertambah dengan bertambahnya ratio CaO + MgO/SiO2 + Al2O3 dan glass content. Tetapi biasanyan keberadaan ratio oksida dan glass Content tersebut saling berkebalikan. Beberapa sifat slag semen adalah sabagai berikut : 1. Jika kehalusannya cukup, mempunyai kekuatan tekan yang sama dengan semen portland. 2. Betonnya lebih stabil dari pada beton semen portland 3. Mempunyai permebility yang rendah c. Semen masonry

Semen masonry pertama kali diperkenalkan di USA, kemudian berkembang kebeberapa negara.Secara tradisional plesteran untuk bangunan umumnya menggunakan kapur padam, kemudian meningkat dengan dipakainya semen portland yang dicampur dengan kapur padam. Namun karena dianggap kurang praktis maka diperkanalkan Semen Masonry . d. Portland Composite Cement (Semen Portland Campur)PCC -SPC Menurut SNI 17064-2004, Semen Portland Campur adalah Bahan pengikat hidrolisis hasil penggilingan bersama sama terak (clinker) semen portland dan gibs dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk bahan bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blastfurnace slag), pozzoland, senyawa silika, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6 35 % dari massa semen portland composite. Menurut Standard Eropa EN 197-1 Portland Composite Cement atau Semen Portland Campur dibagi menjadi 2 Type berdasarkan jumlah Aditive material aktif 1. Type II/A-M mengandung 6 20 % aditif 2. Type II/B-M mengandung 21 35 % aditif Kalau pada Portland Pozzolan Cement (Semen Portland Pozzolan) aditif yang digunakan hanya 1 jenis maka pada Portland Composite Cement ini aditif yang digunakan lebih dari 1 jenis atau 2 jenis maka semen ini dikelompokkan pada TERNARY CEMENT. Semen Portland Komposit memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004. Kegunaan semen jenis ini adalah: Konstruksi beton umum Pasangan batu dan batu bata Plesteran dan acian Selokan Jalan Pagar dinding

Pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya. e. Semen Pozolan Kapur (SPK)
Semen Pozolan Kapur (SPK) adalah suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat dengan menggiling bersama suatu bahan pozolan dengan kapur padam atau yang dibuat dengan mengaduk secara cermat dan merata suatu bahan pozolan halus dengan kapur padam. Tiga kadar komponen kimia yaitu : SiO , Al O dan
2 2 3

Fe O menurut ASTM C 618-78 sekitarnya harus lebih besar dari 70 %, selanjutnya


2 3

unsur MgO dibatasi maksimum 5 % dan hilang pijar lebih kecil 10 %. Tabel 3. Komposisi SPK

B. Peran dan Perilaku Unsur Utama Semen C3S : Perilaku dari C3S hampir sama dengan perilaku semen Portland. Bila dicampurkan dengan air, pengikatan C3S dan air akan menghasilkan

pengerasan dari pasta semen dalam beberapa jam, dan selanjutnya akan mendapatkan sebagian besar kekuatannya (sekitar 70%) pada minggu pertama setelah pengikatan, dengan mengeluarkan panas sekitar 500 joule/gram. Kandungan C3S di dalam semen Portland semen biasa bervariasi antara 40 55 %, dengan rata rata sekitar 48%. C2S : Bila dicampurkan dengan air, C2S berhidrasi denngan jumlah panas yang rendah, sekitar 250 joule/gram, namun pasta yang mengeras mendapatkan kekuatannya secara relative lambat selama beberapa minggu dan malahan bulan, untuk mencapai kekuatan akhir yang kemungkinan bisa sama dengan yang dihasilkan oleh C3S. kandungan C2S di dalam semen Portland biasa bervariasi antara 15 35 %, dengan rata rata 25%. C3A : Trikalsium-Aluminat murni bereaksi dengan air dan menghasilkan pengikatan dalam waktu yang cepat, disertai dengan pengeluaran panas yang besar, yaitu sekitar 850 joule/gram. Pada udara lembab, sebagian besar kekuatan di dapatkan dalam satu atau dua hari, tetapi kekuatannya relative rendah. Kandungan C3A di dalam semen Portland biasa bervariasi antara 7 15 %. C4AF : Tetrakalsium-aluminoferrit bereaksi dengan air secara cepat dan menghasilkan pengikatan dalam beberapa menit, dengan mengeluarkan panas hidrasi sekitar 420 joule/gram. Kandungan C4AF daam semen bervariasi sekitar 5 10 %, rata rata 8%.

DAFTAR PUSTAKA http://www.inlandcanada.com/NR/rdonlyres/C047E99C-1EE5-484D-B66857FDF71E8357/0/ClassGOilwellSpecifications.pdf http://www.miru.com.cn/down/sc.pdf http://vansaka.blogspot.com/2010/07/jenis-jenis-semen.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22836/4/Chapter%20II.pdf

You might also like