You are on page 1of 9

Petra Sihar Septianto Izzatunnisa Galih

Stratifikasi Sosial
Banyak para ahli yang sudah menyimpulkan pengertian dari Stratikasi Sosial, tapi pada intinya, pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).

Skema Stratifikasi Sosial pada Zaman Belanda

Stratifikasi pada Zaman Belanda


Pada zaman Belanda, masyarakat Indonesia dibagi dalam lapisan-lapisan berdasarkan ras. Belanda menempatkan penduduk asli atau bumiputera pada strata paling bawah yang disebut Inlander. Sikap Belanda yang sangat diskriminatif ini menakibatkan kondisi bumiputera kian terpuruk ke dalam kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan.

Stratifikasi pada Zaman Belanda


Belanda menerapkan politik monopoli dan juga melestarikan feodalisme karena Belanda sendiri merupakan Negara monarki yang menganut feodalisme. Kondisi ini sangat menghambat golongan bumiputera untuk melakukan mobilitas sosial ke atas. Semua jabatan tinggi (gubernur jendral, residen, kepala polisi) diduduki oleh orang Belanda. Selain itu, jabatan bupati, wedana, dan asisten wedana dipegang oleh bumiputera yang berasal dari golongan ningrat.

Stratifikasi pada Zaman Belanda


Dalam Bidang Pendidikan, Belanda hanya memperbolehkan rakyat biasa bersekolah hanya sebatas kelas 2 setingkat SD atau hanya sekedar bisa membaca dan menulis. Hanya Bangsa Eropa dan golongan ningrat yang dapat meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Stratifikasi pada Zaman Belanda


Dalam Bidang Ekonomi, Bumiputera hanya diperbolehkan menjadi pedagang kecil. Sebaliknya, golongan Timur Asing mendapat kesempatan mengelola ekonomi menengah, seperti menjadi pedagang grosir dan pemilik pabrik kebutuhan pangan. Ekspor hasil perkebunan berupa teh, tembakau, kopi, dan tebu dikelola oleh orang Belanda atau orang Eropa.

Stratifikasi pada Zaman Belanda

You might also like