You are on page 1of 27

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX-C SMPN 2 CIKEUSIK DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
(Suatu Penelitian Tindakan Kelas dalam pembelajaran PKn Pada Kompetensi Dasar: 2.1 Mendeskripsikan Pengertian Otonomi Daerah di kelas IX-C Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011

Disusun Oleh:

AINA MULYANA, S.PD

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 2 CIKEUSIK 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya meningkatkan pendidikan bangsa Indonesia, maka perlu penataan sistem pendidikan yang tentu disesuaikan dengan pembaharuanpembaharuan secara menyeluruh, hal ini penting terutama dikaitkan dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Bab II pasal 3 dinyatakan: Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan Potensi Peserta Didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Untuk mewujudkan tujuan dalam undang-undang tersebut perlu ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005, Bab I pasal 1 ayat 6 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan sebagai berikut: Standar Proses Pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.2 Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, untuk setiap sekolah/madrasah mengembangkan
1

Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasiona RI 2003, h. 8 2 Peraturan Pemerintah, Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional RI 2005, h. 4
Proposal PTK PKn

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI). Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perlu memperhatikan kepentingan dan kekhasan daerah, sekolah dan peserta didik. Model Pembelajaran dengan kurikulum yang disebutkan di atas adalah mengacu pada Pembelajaran Kreatif, siswa lebih aktif dalam pembelajaran sedangkan guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Artinya dalam pembelajaran guru mendorong siswa untuk berkreatif dalam pembelajaran dan guru

menginformasikan materi pembelajaran, siswa diberi kesempatan untuk mengeksploitasikan (menggali) materi yang sedang dipelajari. Dengan demikian Model Pembelajaran Konvensional, dimana guru mendominasi dalam

pembelajaran harus sudah ditinggalkan. Oleh sebab itu guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat menjadikan proses pembelajaran lebih efektif, dan dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Dengan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Student Team Achievement Division (STAD) atau Pembagian Pencapaian Tim Siswa, menunjukkan salah satu Model Pembelajaran yang dapat menciptakan suasana pembelajaran tersebut. Proses pembelajaran PKn dalam Kompetensi Dasar:
2.1

Mendeskripsikan Pengertian Otonomi Daerah di kelas IX-C telah penulis

lakukan dengan Metode Diskusi. Namun, hasil belajar siswa umumnya dibawah KKM, motivasi belajar siswa pun rendah, sebagian siswa tidak menjawab pertanyaan guru ketika ditanya, jarang ada siswa yang bertanya kepada guru mengenai penjelasan materi yang diajarkan, ketika guru memberikan ulangan

Proposal PTK PKn

individu masih banyak siswa yang menyontek. Selain permasalahan di atas suasana kelas masih cenderung parsial artinya ada pengelompokkan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Berdasarkan uraian di atas terungkap bahwa Pembelajaran PKn di kelas IX-C masih kurang berhasil, minat belajar PKn kurang dan hasil belajar siswa belum sesuai standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu ada tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran PKn di kelas tersebut, yaitu dengan tetap menerapkan metode diskusi namun pelaksanaannya menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) atau Pembagian Pencapaian Tim Siswa. Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu model pembelajaran yang bercirikan heterogenitas dalam bentuk kelompok belajar. Model ini dikembangkan bersama-sama oleh Slavin, Leavy dan Madden di Universitas John Hopkin, selain memprioritaskan kegiatan belajar kooperatif juga mengetengahkan kemampuan individu, yaitu penilaian dalam belajar kelompok dan kuis individu. Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa lebih termotivasi dalam belajar terutama pelajaran PKn , meminimalisir kepasifan kelas dan menciptakan suasana kondusif dalam proses belajar mengajar, sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa pada pelajaran PKn dapat meningkat.

B. Perumusan Masalah

Proposal PTK PKn

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-C dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD ) ?

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dan diperoleh melalui penelitian ini adalah :
1. Bagi guru PKn, memberikan wawasan tentang apa dan bagaimana

menerapkan model pembelajaran tipe STAD.


2. Bagi sekolah, khususnya SMP Negeri 2 Cikeusik , hasil penelitian ini akan

memberikan

sumbangan

positif

dalam

rangka

meningkatkan

proses

pemebelajaran PKn . 3. Bagi pembaca, khususnya para guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

Proposal PTK PKn

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Hasil Belajar Belajar merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Belajar adalah kegiatan beproses dan merupakan unsur yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan keberhasilan pencapaian tujuan

pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan di lingkungan sekitarnya. Belajar memiliki beberapa definisi dan teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan. Menurut Syah yang dikutif oleh Jihad mengatakan bahwa belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.3 Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar. Menurut Witting ada tiga tahapan dalam belajar, antara lain:
a. Tahapan Acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi b. Tahapan Storage, yaitu tahapan menyimpan informasi; dan
3

Asep Jihad, Evaluas Pembelajaran, Yogyakarta : Multi Presindo, 2008, h.1

Proposal PTK PKn

c. Tahapan Retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi.4

Menurut Hamalik yang dikutif oleh Jihad ada dua pengertian yang umum tentang belajar yaitu:
a. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (Learning is difined as the modification or streng hening of behavior through experiencing). b. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Jadi dalam teori ini siswa belajar akan mendapatkan hasil belajar yaitu berupa perubahan kepribadian sebagai pola baru, misalnya pemahaman atau pengetahuan yang didapat dari proses pembelajaran. Belajar berlangsung sepanjang hayat, karena belajar merupakan kebutuhan setiap manusia. Prinsip belajar sepanjang hayat yang dibuat oleh Komisi Delors dari United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) terbagi 4 pilar, yaitu : (a) learning to know, yang berarti juga learning to learn; (b) learning to do; (c) learning to be; dan (d) learning to live together. a. Learning to Know Learning to know atau learning to learn memiliki definisi bahwa belajar itu pada dasarnya tidak berorientasi kepada produk atau hasil. Akan tetapi juga harus beroientasi kepada proses belajar.
b. Learning to Do

Ibid, h.2

Proposal PTK PKn

Learning to do mengandung pengertian bahwa belajar bukan hanya sekedar mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan, tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat diperlukan dalam era persaingan global.
c. Learning to Be

Learning to be berarti belajar itu membentuk manusia yang menjadi dirinya sendiri. Dengan kata lain, belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki tanggung jawab. Sebagai manusia dan juga memiliki tanggung jawab sebagai khalifah yang menyadari akan segala kekurangan dan kelemahannya.
d. Learning to Live Together

Learning to live together adalah belajar untuk kerjasama. Hal ini diperlukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam masyarakat global, dimana secara individu dan kelompok tidak mungkin bisa hidup sendiri atau mengasingkan diri bersama kelompoknya. Dari segi psikologi, menurut Whitetherington psikologi yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, mengemukakan : Belajar adalah suatu perubahan tindakan di dalam, kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan sikap kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.5 Dalam proses belajar terdapat beberapa hal yang penting yaitu pengalaman, proses berpikir, dan perubahan tingkah laku. Pada proses belajar, siswa merupakan subyek sedangkan guru diharapkan sebagai fasilitator dan
5

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Karya, 1988, h.86


Proposal PTK PKn

pembimbing. Agar terjadi proses belajar yang baik, dituntut adanya suatu Interaksi Multi Arah antara siswa dan guru. Setiap individu berperan aktif melibatkan diri dengan segala pemikiran dan kemauan untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan belajar adalah suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Setiap pembelajaran bermuara pada suatu hasil, sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil yang didapat dari sekolah harus dapat digunakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar yang telah diperoleh disimpan dalam ingatan untuk kemudian digali dari ingatan bila dibutuhkan. Suatu pembelajaran dikatakan efektif bila proses pembelajaran tersebut dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar tertentu. Beraneka ragam tingkah laku yang diperoleh dalam belajar yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pengertian dan konsep hasil belajar yang dikemukakan oleh ahli-ahli sedikit banyak dipengaruhi oleh aliran/teori yang dianutnya. Skinner dengan teori kondisioningnya memaparkan bahwa hasil belajar itu berupa respon baru (tingkah laku) yang baru.6 Dalam hal ini hasil belajar siswa dapat berupa respon atau tingkah laku baru yang membedakannya dengan sebelum siswa mengalami pembelajaran. Menurut Abdurrahman yang dikutip oleh Asep Jihad, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh kegiatan belajar.7 Dalam pembelajaran guru
6

Nurdin Ibrahim, Hubungan Tempat Tutorial Tatap Muka dengan hasil Belajar Siswa SLTP Terbuka, Jurnal Teknodik, Oktober, 2000, h.48 7 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta : Multi Presindo, 2008, h.14
Proposal PTK PKn

menetapkan tujuan belajar, siswa yang berhasil belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan permbelajaran. Menurut Benjamin S. Bloom ada tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.8 Dari ketiga ranah tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut : 1) Ranah Kognitif Tujuan kognitif adalah tujuan yang lebih banyak berkenaan dengan perilaku dalam aspek berfikir atau intelektual. Ada enam tingkatan dalam domain kognitif, antara lain :
a. Pengetahuan atau ingatan yang mengacu pada kemampuan mengenal

atau mengingat materi yang sudah dipelajari.


b. Pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti

bahan (materi) yang dipelajari.


c. Penerapan atau aplikasi, mencakup kemampuan untuk menarapkan

suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkrit.
d. Analisis, mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam

bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhannya atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.
e. Sintesis, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau

pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain sehingga tercipta suatu bentuk baru.

Nana Sujana, Dasar-dasar Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2004, h.54
Proposal PTK PKn

10

f. Evaluasi,

mengacu

pada

kemampuan

memberikan

pertumbuhan/penilaian terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan norma.

2)

Ranah Afektif Berkenaan dengan watak perilaku seperti keterampilan dan kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman tertentu. Ranah afektif juga berkenaan dengan sikap dan nilai, yaitu tujuan-tujuan yang banyak berkenaan aspek perasaan, nilai, sikap dan minat perilaku siswa. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian siswa, disiplin dan motivasi dalam pembelajaran. Ada beberapa tingkatan bidang afektif antara lain :
a. Penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan

kesediaan memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.
b. Pemberian respon yakni reaksi seseorang terhadap stimulasi yang

datang pada siswa.


c. Penghargaan

terhadap

nilai,

mencakup

kemampuan

untuk

memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.
d. Pengorganisasian, mencakup untuk suatu sistem nilai sebagai

pedoman dan pegangan dalam kehidupan.


e. Karakteristik nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang

telah di nilai seseorang. Pada tingkat ini siswa bukan saja telah

Proposal PTK PKn

11

mencapai

perilaku-perilaku

tingkah

laku

rendah,

tetapi

telah

mengintegrasikan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan yang konsisten.

3)

Ranah Psikomotor Tujuan atau ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak seseorang individu, ada tingkatannya antara lain :
a. Gerak refleks atau meniru (imitation) yaitu mencakup kemampuan

untuk meniru perilaku yang dilihatnya.


b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

c. Kemampuan gerakan di bidang fisik d. Kemampuan gerakan-gerakan skill e. Kemampuan yang berkenaan dengan non de cursve Jadi dapat disimpulkan hakikat hasil belajar PKn adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa dalam mempelajari PKn untuk menghasilkan perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setelah guru selesai menyampaikan materi tertentu tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan menggunakan alat evaluasi yang berupa tes hasil belajar. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada siswa dalam waktu tertentu.9 Untuk mengukur hasil belajar dapat digunakan tes hasil belajar yang menurut jenisnya dapat dibagi dua yaitu tes hasil belajar bentuk uraian dan bentuk obyektif.
9

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : remaja Rosda Karya, 2001, h.33
Proposal PTK PKn

12

B. Pengetian Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran adalah suatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.10 Menurut Slavin yang dikuitp oleh Isjoni, Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur heterogen.11 Keberhasilan pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan dan

kelemahan diantaranya : Keunggulan : a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak sepenuhnya bergantung pada guru. b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan

mengungkapkan ide/gagasan dengan kata-kata secara verbal dan mendengarkan ide-ide orang lain. c. Dapat membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari serta menerima segala perbedaan. d. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri. e. Memberikan rangsangan untuk berfikir. Kekurangan :
10 11

Isjoni. Cooperative Learning, Bandung, Alfasindo, 2007, h.1 Ibid, h.12

Proposal PTK PKn

13

a. Untuk

memahami

dan

mengerti

pembelajaran

kooperatif

membutuhkan waktu. b. Penilaian yang diberikan di dasarkan pada nilai kelompok. c. Keberhasilan pembelajaran kooperatif merupakan periode yang cukup panjang. Dilihat dari tugas penerapan pembelajaran kooperatif yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.12 Dari berbagai tinjauan diatas pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, penerimaan terhadap keragaman. Model Pembelajaran Kooperatif agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial, serta pengembangan ketrampilan sosial yang artinya aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan idea tau pendapat.

C. Pengertian Tipe STAD (Student Team Achviement Division)

Ide dasar STAD adalah agar memotivasi siswa untuk saling bekerja sama dan membantu satu sama lain, baik dalam memahami materi maupun penyelesaian tugas dalam satu kelompok.13 Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, terutama terhadap siswa-siswi yang di

12

Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta, Multi Presindo, 2008, h. 3031 13 R E Slavin, A Practical Gide To Cooperative Learning, USA : A Division Of Paramount Publishing, 1994, h. 15
Proposal PTK PKn

14

dalam kinerja akademiknya lemah atau mainstream. STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu : a. Presentasi kelas b. Tim c. Kuis d. Skor kemampuan individu
e. Rekognisi Tim14

Presentasi Kelas atau tahap penyajian materi, guru memulai dengan menyampaikan indikator yang dicapai dan memotivasi siswa tentang materi yang akan dipelajari. Mengenai teknik penyajian materi dapat dilakukan secara klasikal atau melalui audiovisual. Tim terdiri atas empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim atau kelompok ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, tim atau kelompok mengerjakan tugas dalam bentuk lembar tugas. Tiap anggota tim diharapkan melakukan sesuatu yang terbaik untuk tim atau kelompoknya. Kuis, setelah guru memberikan presentasi dan/atau siswa telah

melaksanakan praktek tim atau kerja kelompok (diskusi), para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami atau pencapaian materi. Skor Kemajuan Individual dihitung berdasarkan skor awal yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang
14

Ibid, h. 143

Proposal PTK PKn

15

sama atau berdasarkan pada nilai evaluasi semester sebelumnya. Pada skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperoleh. Poin kemajuan individual diperoleh dari selisih skor tes dengan tes awal. Rekognisi Tim, akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Tiga macam tingkatan penghargaan didasarkan pada rata-rata skor tim, yakni Sangat Baik, Tim Super. Tim Baik, Tim

Proposal PTK PKn

16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar PKn khusus dalam
Kompetensi Dasar 3.1 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

di SMP Negeri 2 Cikeusik , melalui model pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Team Achievement Division (STAD) atau Pembagian Pencapaian Tim Siswa.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas IX-C pada SMP Negeri 2 Cikeusik di Jalan Raya Umbulan Km. 04 , Kecamatan Cikeusik , Kabupaten Pandeglang. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2011.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas IX pada SMP Negeri 2 Cikeusik yang terdiri dari tiga kelas dari mulai IX-A sampai IX-C. Namun, yang dipilih sebagai sample hanya kelas IXC dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang.

Proposal PTK PKn

17

D. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Metode Action Research (Penelitian Tindakan). Penelitian Tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Penelitian ini dilakukan bersama-sama antara peneliti dan kolaborator yaitu guru PKn . Dalam penelitian tindakan peneliti menggunakan Desain Model Kurt Levin, dimana konsep pokok dari penelitian Levin terdiri dari empat siklus yaitu :
1. Perencanaan (Plain) 2. Tindakan (Action) 3. Pengamatan (Observation) 4. Refleksi (Reflection)15

Siklus proses pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD), dapat digambarkan dengan diagram di bawah ini :
Perencanaan

Refleksi

Siklus I

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Siklus II

Pelaksanaan

Pengamatan

15

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarata : Bumi Aksara, 2004, Siklus III dst. h.213
Proposal PTK PKn

Perencanaan

18

Perencanaan

1. Siklus Pertama ( I )
a. Perencanaan ( Planning )

Langkah yang disusun peneliti bersama guru PKn pada perencanaan awal yakni mengidentifikasi masalah dan menetapkan jalan keluar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team achievement Division ( STAD ), sebagai berikut : 1) Peneliti dan kolaborator merencanakan pembelajaran yang diterapkan di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD 2) Mempersiapkan silabus
3) Menentukan Standar Kompetensi ( SK ) sesuai dengan Standar Isi

( SI ) PKn Semester I kelas IX-C yaitu 2. Memahami pelaksanaan Otonomi daerah


4) Menentukan dulu Kompetensi Dasar ( KD ) yaitu 3.1 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah 5) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) 6) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran

7) Menyiapkan daftar hadir siswa 8) Menyiapkan lembar kolaborator


9) Melaksanakan tindakan siklus pertama dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division ( STAD )

Proposal PTK PKn

19

b. Tindakan ( Action )

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan :


1) Menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division ( STAD )


2) Melakukan apersepsi yaitu bertanya kepada siswa apakah ada yang

pernah ke luar negeri 3) Membagi kelas menjadi kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa 4) Memberikan pengenalan topik yang akan dibahas 5) Setiap kelompok diberikan lembar tugas / pertanyaan 6) Selama mengerjakan tugas / pertanyaan setiap anggota harus dapat menjawab tugas / pertanyaan sekaligus memahami materi ajar 7) Setelah tugas selesai guru memberikan kuis atau pertanyaan sesuai pada tugas / pertanyaan dalam kelompok
8) Diusahakan setiap kelompok dapat menjawab kuis atau pertanyaan =

berhasil 9) Peneliti memberikan Postest secara individu

c. Pengamatan ( Observation )

Kolaborator mengamati pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Team Achievement Division ( STAD ) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar PKn . Sekaligus pencapaian / pemahaman materi ajar untuk siswa pandai maupun siswa yang biasa, bahkan pada siswa yang kurang bersemangat belajar (malas-

Proposal PTK PKn

20

malas belajar). Dan kolaborator menuliskannya kedalam lembaran yang sudah disiapkan.
d. Refleksi ( Reflection )

Dari pengamatan pada waktu pembelajaran siklus pertama, peneliti bersama kolaborator merinci dan menganalisa permasalahan, yang tentunya harus mengadakan perbaikan dan akan dilaksanakan pada siklus kedua. Bila nilai siswa pada siklus pertama masih ada dibawah KKM, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus kedua dengan tahapan yang sama seperti pada siklus pertama.

2. Sikuls Kedua ( II )
a. Perencanaan ( Planning )

Peneliti dan kolaborator merencanakan langkah-langkah pembelajaran siklus kedua sebagai berikut :
1) Peneliti dan kolaborator merencanakan revisi perangkat pembelajaran

yang diterapkan pada siklus sebelumnya dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD 2) Mempersiapkan silabus
3) Menentukan Standar Kompetensi ( SK ) sesuai dengan Standar Isi (SI)

PKn Semester I kelas IX-C yaitu 2. Memahami pelaksanaan Otonomi daerah


4) Menentukan dulu Kompetensi Dasar ( KD ) yaitu 3.1 2.1 Mendeskripsikan Pengertian Otonomi Daerah 5) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

6) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran

Proposal PTK PKn

21

7) Menyiapkan daftar hadir siswa 8) Menyiapkan lembar kolaborator


9) Melaksanakan tindakan siklus kedua dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division ( STAD )

b. Tindakan ( Action )

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan : 1) Melakukan apersepsi


2) Memotivasi siswa

3) Memberikan penjelasan garis besar materi yang akan dibahas pada hari itu 4) Membagi kelas menjadi kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa 5) Tugas kelompok dibagikan setiap anggota mendapat lembar tugas agar setiap anggota lebih konsentrasi pada tugas yang diberikan 6) Setelah tugas selesai guru memberikan kuis atau pertanyaan sesuai pada tugas / pertanyaan dalam kelompok
7) Mengakhiri pembelajaran dilakukan posttest secara individu dan setiap

anggota tidak boleh membantu (memberi jawaban) pada anggota kelompoknya maupun kelompok alain

c. Pengamatan ( Observation )

Dalam kegiatan pembelajaran siklus kedua, guru PKn sebagai kolaborator mengamati apakah pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif Tipe Student Team Achievement Division ( STAD


Proposal PTK PKn

22

) sebagai upaya meningkatkan hasil belajar PKn dapat berhasil / tidak sesuai dengan KKM yang ditetapkan.

d. Refleksi ( Reflection )

Dari pengamatan pada waktu pembelajaran siklus kedua, peneliti bersama kolaborator melihat bahwa kerja kelompok siswa belum mengalami peningkatan yang signifikan dan sepakat untuk diperbaiki pada siklus ketiga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division ( STAD ).

3. Siklus Ketiga ( III )


a. Perencanaan ( Planning )

Peneliti

bersama

kolaborator

merencanakan

langkah-langkah

pembelajaran untuk siklus ketiga, sebagai berikut : 1) Merencanakan silabus


2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) PKn pada

Standar Kompetensi ( SK ) sesuai dengan Standar Isi ( SI ) PKn Semester I kelas IX-C yaitu 2. Memahami pelaksanaan Otonomi daerah; Kompetensi Dasar (KD) yaitu 3.1 2.1 Mendeskripsikan
pengertian otonomi daerah 3) Menyiapkan materi pembelajaran, yaitu membuat peta negara

berkembang dan menunjukkan negara berkembang 4) Menyiapkan sumber materi dan media pembelajaran
5) Menyiapkan daftar hadir siswa kelas IX-3

6) Menyiapkan lembar kolaborator


Proposal PTK PKn

23

7) Melaksanakan tindakan siklus ketiga dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Divison ( STAD ).

b. Tindakan ( Action )

1) 2)
3)

Melakukan apersepsi Motivasi Memberikan pengenalan topik atau menjelaskan secara garis besar materi yang akan dibahas yaitu tentang Perbedaan Antara Fakta
Dan Opini Dalam Teks Iklan Di Surat Kabar. Siswa mengejakan

tugas kelompok yang masing-masing anggota dalam kelompok memahami tugas tersebut
4)

Setelah selesai siswa diberikan kuis / pertanyaan yang secara kelompok

5) 6) 7)

Peneliti menyimpulkan materi Dilakukan postes individu Menutup pembelajaran model kooperatif tipe STAD

c. Pengamatan ( Observation )

Kolaborator mengamati proses pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD ( Student Team Achievement Division ) yang sedang berlangsung dan mendiskripsikan hal-hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung lalu menuliskannya dalam lembar kolaborator.
d. Refleksi ( Reflection )

Proposal PTK PKn

24

Bersama kolaborator peneliti merinci dan menganalisa permasalahan yang terjadi pada siklus pertama, kedua, dan ketiga. Peneliti dan kolaborator melihat dan mendapatkan bahwa siklus ketiga ini dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Team Achievement Division ), siswa telah mengalami peningkatan secara signifikan dan sepakat untuk mencukupkan penelitian pada siklus ketiga dapat dideskripsikan sebagai hasil penelitian. Dengan rancangan penelitian yang dilakukan tiga kali siklus diatas dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD atau pembagian pencapaian tim siswa yang dimulai dari kegiatan pembagian kelompok kerja kemudian masuk pada proses kegiatan pembelajaran yaitu guru mempresentasikan materi ajar, kemudian siswa melakukan tugas kelompok, dilanjutkan dengan kuis atau posttes. Guru membuat skor kemajuan individual yang dihitung dari hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tersebut. Dari skor individual ini akan terlihat kelompok mana yang akan mendapatkan rekognisi tim atau penghargaan, dengan peringkat tim super, tim sangat baik dan tim baik.

Proposal PTK PKn

25

DAFTAR PUSTAKA

Asep Jihad, 2008, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta : Multi Pressindo. Isjono, 2007, Cooperative Learning, Bandung : Alfabeta. Nana, Sujana, 2004, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo. Ngalim Purwanto, 1988, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Karya. Ngalim Purwanto, 2001, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : Remaja Rosda Karya. Nurdin Ibrahim, 2000, Hubungan Tempat Tutorial Tatap Muka dengan Hasil Belajar Siswa SLTP Terbuka, Jurnal Teknodik, Oktober. Peraturan Pemerintah, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional RI. R E Slavin, 1994, A Practical Gaide To Cooperative Learning, USA : A Division Of Paramount Publishing. Sukardi, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta : Bumi Aksara. Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional RI. Wina, Sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Prenada Media.

Proposal PTK PKn

26

Proposal PTK PKn

27

You might also like