Professional Documents
Culture Documents
I DAN II
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110 Telp. (62 21) 3868201-06 Ext. 193, 197 Fax. (62 21) 3800188
ii
BAB V PENUTUP ...............................................62 A. Simpulan ........................................62 B. Tindak Lanjut...................................64
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................iii DAFTAR ISI........................................................v BAB I PENDAHULUAN ........................................ 1 A. Latar Belakang .................................. 1 B. Deskripsi Singkat ................................ 3 C. Indikator Hasil Belajar ......................... 3 D. Materi Pokok..................................... 4 E. Manfaat........................................... 4
BAB II PERKEMBANGAN LAHIRNYA KONSEPSI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK......... 5 A. Umum............................................. 5 B. Pengertian Kepemerintahan yang Baik ...... 9 C. Latihan (Test) ..................................19 D. Rangkuman......................................20 BAB III PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK..22 A. Arti dan Pengertian Prinsip...................22 B. Prinsip Kepemerintahan yang Baik Sebagai Konsep ..........................................25 C. Latihan (Test) ..................................32 D. Rangkuman......................................33 BAB IV PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (Contoh dan Permasalahannya) .....34 A. Umum............................................34 B. Penerapan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan Yang Baik .......................................35 C. Contoh dan Permasalahan dalam Penerapan. .....................................43 D. Permasalahan dalam Penerapan.............56
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perjalanan sejarah roda pemerintahan di Indonesia pada awal abad 21 telah terjadi berbagai perubahan. Salah satu perubahan menonjol yang hingga kini terus diupayakan penerapannya adalah perubahan konsep
Perubahan yang diharapkan terjadi di Indonesia itu sejalan dengan arah perkembangan pemikiran dalam lingkup internasional, karena pemikiran di atas juga dipromosikan secara gencar oleh berbagai negara lainnya dan badan-badan internasional pemberi bantuan, bahkan menjadi prasyarat untuk memperoleh bantuan luar negeri. Perubahan cara pandang tersebut di atas
mengenai hubungan timbal balik antara pemerintah dengan masyarakatnya, antara lain dibidang politik, sosial dan ekonomi dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Konsep tersebut memandang bahwasanya dalam negara hukum yang demokratis, pemerintah harus
didasarkan atas konsep Kepemerintahan yang Baik, yang dalam bahasa Inggris disebut Good Governance. Keinginan untuk merubah pemikiran dalam
menjalankan pemerintahan ke arah yang disebut Good Governance pengalaman didorong pahit oleh semangat berbagai belajar dari
kegagalan
memberdayakan masyarakatnya untuk turut serta secara aktif dalam kegiatan pemerintah. Pemerintah hendaknya tidak selalu melaksanakan sendiri kegiatannya melainkan mengikutsertakan juga masyarakat, karena merekalah yang paling mengetahui kebutuhan, harapan dan masalahmasalah yang dihadapinya. Dalam pemikiran tersebut diinginkan terdapat hubungan kerjasama yang setara dan saling berperan antara pemerintah dan masyarakatnya 1
pemerintahan/pembangunan di masa yang lalu, yaitu meskipun di satu sisi sebagian masyarakat mengalami peningkatan kesejahteraan ekonomi, namun di sisi lain sebagian besar masyarakat mengalami kemiskinan dan ketertinggalan yang semakin buruk. Kondisi tersebut menunjukkan adanya jurang pemisah antara si miskin dan si kaya yang semakin melebar baik antara kelompok masyarakat maupun antar wilayah daerah. Oleh karena
4
1. Latar Belakang
itu suka atau tidak suka konsep Kepemerintahan yang Baik mutlak perlu dipahami dan diupayakan terlaksana di lingkungan aparatur pemerintahan utamanya PNS yang banyak berperan dalam pelaksanaan tugas pelayanan masyarakat.
berkembangnya
konsep
Kepemerintahan yang Baik; 2. Pengertian Kepemerintahan yang baik. 3. Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik; 4. Penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik, dan permasalahan dalam penerapannya.
B. DESKRIPSI SINGKAT
Pada pengertian Governance); modul ini dijelaskan mengenai yang Baik disertai arti dan (Good dengan
D. MATERI POKOK
Mengacu pada deskripsi singkat dan indikator hasil belajar, maka pokok bahasan modul ini berkenaan dengan: 1. Latar Belakang lahirnya Konsep Kepemerintahan yang Baik; 2. Pengertian Kepemerintahan yang Baik; 3. Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik; 4. Contoh-contoh penerapan Kepemerintahan yang Baik, dan permasalahan dalam penerapannya.
Kepemerintahan dan
prinsip-prinsipnya
contoh-contoh dan masalah-masalahnya, terutama dalam pelaksanaan tugas aparatur pemerintah (PNS) sebagai pelayan masyarakat. Mata Diklat Kepemerintahan yang Baik berkaitan dengan mata Diklat Dasar-dasar Administrasi Publik dan juga dengan mata Diklat Pelayanan Prima, khususnya yang berkenaan dengan pelayanan masyarakat, yang prinsipprinsipnya juga harus mencerminkan penerapan prinsipprinsip Kepemerintahan yang Baik.
E. MANFAAT
Berbekal hasil belajar dan menyimak modul ini peserta Diklat dapat menjelaskan arti dan pengertian serta prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik dan juga penerapannya, termasuk permasalahannya.
Globalisasi yang didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi
informasi/komunikasi, dan semangat ingin bebas dari kekangan/tekanan telah mendorong perubahan besar dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya dan
A. UMUM
Dalam memasuki abad ke-21 negara-negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia menghadapi suatu tantangan yang berat berupa perubahan yang sangat penting diantaranya dalam bidang politik,
pemerintahan. Perubahan tersebut seolah-olah menuju pada terbentuknya dunia tanpa batas (borderless world), misalnya peristiwa penting yang terjadi pada suatu suatu negara tertentu dapat secara cepat diakses
(ditelusuri/diketahui) oleh masyarakat negara di dunia. Globalisasi juga ditandai oleh meningkatnya persaingan (kompetisi) bebas yang mengharuskan setiap bangsa untuk secara terus menerus meningkatkan kemampuannya
ekonomi, sosial maupun budaya. Baik perubahan itu berasal dari dalam negara maupun dari luar yang pengaruhnya bersifat global (mendunia) yang kemudian terkenal dengan sebutan globalisasi. Pengaruh
dalam bersaing dengan bangsa lain. Pengaruh tersebut juga semakin terasa dan tidak bisa diabaikan dalam menjalankan praktek pemerintahan. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu negara atau organisasi internasional perlu dijadikan pertimbangan dalam
perubahan tersebut juga merupakan tantangan dalam menjalankan pembangunan pemerintah roda pemerintahan Oleh dan melaksanakan itu itu aparatur dengan
nasional.
karena tantangan
harus
menjawab
melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap tata cara pengurusan kegiatan pemerintah baik yang menyangkut persoalan organisasi, tata kerja, dan prosedur kerjanya maupun dalam pengembangan kemampuan pegawai, termasuk pengurusan kepegawaiannya. 5
menyusun dan melaksanakan kebijakan pemerintah. Disisi lain tingkat keterkaitan baik antar organisasi pemerintah, masyarakat dan swasta (dunia usaha), maupun organisasi internasional sangat tinggi dan saling mempengaruhi.
7 dan teknologi
Perkembangan
ilmu
pengetahuan
terutama teknologi informasi telah mengubah sistem pelayanan masyarakat dan dunia usaha sedemikian rupa sehingga hubungan usaha (transaksi) dapat langsung dilakukan tanpa bertatap muka dengan pelayanan secara electronic (e-services). Dalam pada itu situasi dalam negeri (Indonesia), juga menghadapi masalah (krisis) yang beraneka ragam, antara lain gangguan keamanan dari kelompok orang tertentu yang ingin memisahkan diri dari NKRI, menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, lemahnya penegakkan hukum dan
Di
sektor
swasta
(dunia
usaha),
pertumbuhan
perusahaan raksasa berlingkup nasional telah mendorong perubahan cara kerja operasi dan pengelolaan yang semula sangat terpusat pada perusahaan induk di negara asal, kini beralih pada penguatan operasinya di unit cabang usaha yang berlokasi di kota-kota di seluruh dunia.
Di lingkungan masyarakat, pertumbuhan lembaga swadayanya semakin cepat dengan berbagai tujuan yang berbeda, sehingga tata hubungan organisasinya semakin rumit dan memerlukan kemampuan tersendiri untuk dapat ditangani secara tepat. Begitu rumit dan
beranekaragamnya kehidupan masyarakat dijaman ini, dan sangat kritisnya masyarakat menyikapi perubahan memerlukan kemampuan pembinaan yang tinggi guna
Perubahan
di
bidang
sosial
yang
cepat,
dapat
mencapai pendapat
kondisi-kondisi Andrew
yang
diharapkan.
Menurut
disaksikan dari gaya hidup, budaya, cara berpakaian dan lain-lain, sehingga menimbulkan situasi yang menuntut mereka dapat mengetahui lebih banyak, namun tidak mempunyai cukup waktu untuk menyikapi perubahan yang terjadi. Kondisi ini menyebabkan masyarakat berada pada kedudukan yang amat lemah/rapuh terhadap berbagai pengaruh perubahan itu sendiri.
Dunsire
kemampuan
mengurus/menangani secara terkendali dan terarah itu adalah melalui apa yang disebut kepemerintahan
(governance). Sebab dalam tenggang waktu singkat berbagai perubahan yang bersifat mengguncangkan justru akan menghasilkan permasalahan, seperti menurunnya tingkat kepatuhan masyarakat (krisis kepercayaan),
9 yang akhirnya
10
sulitnya
menjalankan
pemerintahan,
Istilah Pemerintah atau dalam bahasa Inggrisnya Government mengandung pengertian Pengarahan pihak berwenang (penguasa) atas kegiatan orang-orang
mengarah kepada timbulnya kekacauan sosial (1993: 2223). Untuk menghadapi kondisi yang kompleks, cepat berubah dan sangat beragam dalam kehidupan
(masyarakat/rakyat) dalam sebuah negara. Bisa pula berarti Badan/Lembaga yang menjalankan kegiatan pemerintahan negara. Adapun istilah Governance yang dialihkan ke bahasa Indonesia berarti tindakan ataupun cara melakukan, menyelenggarakan tekanannya kegiatan pada oleh cara
masyarakat, diperlukan contoh/ model kepemerintahan yang mampu menserasikan hubungan timbal balik antar berbagai pihak dalam masyarakat dan dengan pemerintah dalam suatu pola tata hubungan yang saling mengisi dan harmonis. Dari sudut konsep model tersebut di atas disebut Kepemerintahan yang Baik (Good Governance). B. PENGERTIAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK Pemahaman mengenai pengertian dari istilah
pemerintah.
Jadi
menyelenggarakan kegiatan, atau dapat berarti pula cara mengelola/mengurus yang dilakukan oleh pemerintah. Secara singkat pemerintah adalah lembaganya atau organisasinya, sedangkan kepemerintahan adalah kegiatan (proses)nya. Hal ini bisa dilihat pada pernyataan berikut: Kepemerintahan lebih merupakan rangkaian hubungan timbal balik antara pemerintah dengan masyarakatnya dalam berbagai bidang, yang menyangkut kepentingan masyarakat dan campur tangan pemerintah atas
Kepemerintahan yang Baik dan yang berkaitan dengan itu sangat penting, mengingat masih ada yang sering keliru, baik cara mengucapkan maupun memahaminya dikalangan aparatur, terlebih dalam masyarakat awam (kebanyakan) antara istilah pemerintah (Government) dan
kepentingan-kepentingan tersebut (Koiman: Ed. 1993). Pengertian yang lainnya dapat disimak dalam
kepemerintahan (Governance), antara Pemerintah yang Baik (Good Government) dan Kepemerintahan yang Baik (Good Governance).
pendapat Prof. Bintoro Tjokroamidjojo, MA (2000: 34), yang mengemukakan sebagai berikut: Governance artinya: memerintah menguasai mengurus mengelola. Jadi mengandung banyak arti dan dalam hubungan ini
11 mengenai istilah
12
tampaknya
beliau
sependapat
masyarakat mengatur dirinya sendiri (terjemahan bebas). 2. Novartis Foundation for Sustainable Development (NFSD) memberikan pengertian governance
penyelenggaraan (pengelolaan) sebagai terjemahan dari istilah governance. Sementara itu pada Pidato Presiden tanggal 16 Agustus 2000, istilah governance ,
diterjemahkan sebagai pengelolaan. Dari uraian di atas kita bisa memahami bahwa istilah governance tidak semata-mata berarti
(kepemerintahan) sebagai seni kepemimpinan publik yang terdiri dari tiga bidang: a. Bentuk dan penguasa politik; b. Proses pelaksanaan kewenangan dalam mengatur kegiatan (ekonomi dan sumber daya sosial) dari negara; c. Kemampuan pemerintah untuk merancang,
kepemerintahan sebagai suatu kegiatan pemerintah, tetapi juga berarti pengurusan, pengelolaan, pengarahan, pembinaan, penyelenggaraan dan dapat pula diartikan pemerintahan. Atas dasar itu berkembang istilah public governance; private governance; corporate governance dan banking governance (pengelolaan sektor publik, swasta, badan hukum/perusahaan dan pengelolaan sektor perbankan). Lebih lanjut istilah governance kemudian berkembang dan menjadi terkenal dengan sebutan
menemukan dan melaksanakan kebijakan serta melaksanakan fungsi-fungsinya. 3. Rainer Tetzlaff (1995: 20-22) memberikan pengertian Kepemerintahan secara sederhana, yaitu: cara
menggunakan kekuasaan pemerintah/negara dalam mengelola sumber daya ekonomi dan sosial untuk pembangunan masyarakat. Dari beberapa pengertian tentang governance dapat diketahui bahwa konsep itu pada dasarnya berkenaan dengan kegiatan pemerintah, tetapi melibatkan swasta dan masyarakat. Dalam hubungan ini Agus Dwiyanto mengenai governance mengemukakan bahwa istilah
kepemerintahan, bahkan disamakan pula dengan istilah Tata Kepemerintahan (lihat Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005, tentang RPJMN 2004-2009). Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian
Governance dari berbagai sumber/ahli seperti: 1. Hubbard (2001) mengatakan bahwa Kepemerintahan mengandung pengertian tidak sekedar pemerintahan. Kepemerintahan mengandung pengertian bagaimana
14
governance
dibiarkan
dalam
seimbang. Itulah sebabnya praktek terbaik (best practise) dari governing disebut Good Governance yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan pengurusan yang baik, pengaturan yang baik, atau pengelolaan yang baik untuk mencapai ketertiban dan kelancaran pelaksanaan
memang sulit mencari padanan kata itu secara tepat. Banyak diterjemahkan sebagai tata pemerintahan,
penyelenggaraan negara, ataupun pengelolaan (Ed. 2006). Lebih jauh dinyatakan bahwa apapun terjemahannya menunjuk pada pengertian bahwa kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah. Governance menekankan pada pelaksanaan fungsi
kegiatan guna mencapai tujuan bersama yang disepakati bersama pula. Tanda-tanda terlihatnya Kepemerintahan yang Baik dapat dilihat dari kenyataan bahwa mengurus negara/kegiatan dilaksanakan oleh pemerintah pemerintah tidak saja, selalu tetapi harus juga
pengelolaan, penyelenggaraan, pengaturan, pengurusan secara bersama-sama oleh pemerintah dan atau organisasi lain, yaitu LSM, perusahaan swasta dan warga negara. Bahkan lembaga yang bukan pemerintah tersebut dapat saja memegang pengaruh besar dalam governance tersebut, lebih dari itu pemerintah dapat saja tidak berperan sama sekali. Dalam ungkapan bahasa Inggris disebut governance without government.
Dalam modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang disusun oleh LAN-BPKP tahun 2000, dinyatakan bahwa istilah kepemerintahan dalam prakteknya yang terbaik, disebut Kepemerintahan yang Baik (Good Governance). Yang dapat diterima oleh seluruh masyarakatnya.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pemahaman mengenai pengertian istilah kepemerintahan (governance) lebih ditekankan pada jalannya kegiatan (proses Beberapa hal dalam konsep Kepemerintahan yang Baik, yang penting harus dipahami diantaranya adalah bahwa arti Baik dalam istilah Kepemerintahan yang Baik mengadung dua pengertian.
pemerintahan) dan pada lembaga (pemerintah)nya. Dalam proses itu berlangsung kerjasama antara organisasi pemerintah dan masyarakat (LSM, swasta) secara
15
16
Pertama : Adanya nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam mencapai (1) tujuan (nasional); (2) kemandirian; (3) pembangunan berkelanjutan; (4) keadilan sosial.
2. UNDP memberikan definisi Kepemerintahan yang Baik sebagai hubungan yang saling mengisi swasta dan dan
diantara
negara,
Pemerintah definisi
No.
101
Tahun yang
2000; Baik
Kepemerintahan
sebagai Kepemerintahan yang mengembangkan dan Kedua : Persoalan yang berkenaan dengan fungsimenerapkan akuntabilitas, prinsip-prinsip transparansi, profesionalitas, pelayanan prima,
fungsi/tugas dari pemerintahan yang berjalan secara tepat dalam mencapai hal-hal tersebut di atas.
demokrasi, efisiensi, efektifitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh rakyat; 4. Dari Modul Diklat yang diterbitkan oleh LAN terdapat
Di bawah ini diberikan uraian mengenai pengertian Kepemerintahan yang Baik dari berbagai sumber sebagai berikut: 1. Bank dunia menyamakan istilah Kepemerintahan yang Baik dengan melaksanakan pengaturan pembangunan secara mantap dan bertanggung jawab sejalan dengan keinginan rakyat; mencegah salah urus dan
pula pengertian Good Governance yang secara ringkas dirumuskan sebagai mengurus pemerintahan negara secara mantap dan bertanggung jawab, hemat dan tepat, dengan cara menjamin hubungan yang baik antara pihak pemerintah, swasta dan masyarakat. Oleh karena Kepemerintahan yang Baik melekat dengan praktek administrasi negara, maka upaya mewujudkannya merupakan upaya melakukan
persekongkolan
politik/administrasi;
menjalankan
disiplin anggaran, dan penciptaan aturan/ketentuan yang baik di bidang politik/hukum bagi tumbuhnya kegiatan dunia usaha;
penyempurnaan administrasi negara. 5. Menurut Agus Dwiyanto apapun terjemahannya dari Governance, maka dalam good Governance
17
18
pemerintahan tidak lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah menekankan pada pelaksanaan fungsi pengrusan secara bersama oleh pemerintah dan lembaga lainnya LSM, perusahaan swasta serta warga negara (Ed. 2006). 6. Dalam tulisan J.D Millet (1954) dikatakan bahwa Pemerintahan kesempatan yang berbagai baik berarti memberikan berperan Peran masing-masing pilar itu dalam konsep
Swasta Masyarakat Pemerintah
organisasi
sosial
Kepemerintahan yang Baik adalah sebagai berikut: 1. Negara/pemerintah berperan menciptakan suasana lingkungan politik, ekonomi dan dunia hukum usaha yang dan
pemerintah itu sendiri terbagi dan terbatas. Dari berbagai pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Good Governance atau
mendorong
berkembangnya
Kepemerintahan yang Baik adalah pengurusan atau penyelenggaraan pemerintahan yang tidak semata-mata dilakukan oleh pemerintah, melainkan bersama dengan pihak swasta dan masyarakat. Dengan demikian dalam konsep Kepemerintahan yang Baik terdapat tiga pihak penting yang disebut juga pilar-pilar Kepemerintahan yang Baik, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat yang saling berhubungan secara harmonis sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Hubungan ketiga pilar tersebut bila digambarkan adalah sebagai berikut:
kerja/pendapatan; 3. Masyarakat memberikan kemudahan hubungan sosialpolitik melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk ikut berperan dalam kegiatan ekonomi, sosial dan politik.
Ditinjau dari segi kelembagaan (organisasi), maka negara sebagai unsur governance termasuk di dalamnya lembaga negara (DPR/DPD, MA, BPK) dan lembaga
19
20 D. RANGKUMAN
pemerintah (Kementerian/Departemen dan LPND). Di tingkat Daerah, lembaga pemerintahan Daerah termasuk didalamnya perangkatnya Pemerintah serta DPRD. Daerah Sektor dengan swasta segenap meliputi
Perkembangan lingkungan dipenghujung abad ke-20 yang menyangkut kehidupan masyarakat (ideologi,
ekonomi, sosial dan politik serta hukum dan lain-lain) telah menimbulkan tantangan yang berat bagi berbagai negara di dunia, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
perusahaan swasta yang berkecimpung dalam berbagai bidang kegiatan. Sedangkan masyarakat terdiri dari individu dan kelompok (baik yang terorganisasi maupun tidak). Termasuk dalam kelompok masyarakat misalnya Ikatan Dokter, pengusaha, dan lembaga swadaya
teknologi serta semangat bebas dari tekanan telah mendorong perubahan besar dalam kehidupan bernegara yang harus disikapi dengan melakukan perbaikan dan penyesuaian dalam cara-cara mengurus pemerintahan
masyarakat (LSM).
C. LATIHAN (TEST)
1. Jelaskan secara singkat mengenai latar belakang lahirnya konsep Kepemerintahan yang Baik. 2. Jelaskan mengenai arti dan pengertian di bawah ini: 2. Government (Pemerintah) 3. Kepemerintahan (Governance) 4. Istilah-istilah lain apa saja yang artinya sama dengan istilah kepemerintahan 3. Jelaskan mengenai pengertian Kepemerintahan yang Baik. Boleh dipilih menurut/sesuai sumbernya. 4. Sebutkan pilar-pilar Kepemerintahan yang Baik. 5. Jelaskan peran dari masing-masing pilar
(negara). Dalam negara yang pemerintahnya terlalu mengandalkan mengabaikan kekuasaan/kewenangan aspirasi/kepentingan sehingga
masyarakat/rakyat,
dengan datangnya pengaruh perubahan yang mendunia kekuasaannya yang berlebihan telah menjadi senjata yang mengancam bagi pemerintah itu sendiri. Konsep atau pemikiran bahwa segala urusan yang menyentuh kepentingan masyarakat/rakyat hanya
pemerintah yang berwenang mengurus atau mengaturnya terutama dalam negara hukum yang demokratis dan berkeadilan sudah tidak sesuai lagi untuk dipertahankan. Dari pengalaman mengurus pemerintahan di Indonesia, kekuasaan pemerintah yang berlebihan telah
menimbulkan
salah
urus
turunnya/tipisnya
kepercayaan
kepada
pemerintah. Itulah secuil masalah yang memunculkan lahirnya konsep Kepemerintahan yang Baik (good
kegiatan pemerintah dilakukan secara bersama sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing pelaksananya, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat yang berfungsi secara berimbang, dan melakukan hubungan kerja yang saling mengisi dan harmonis. Bahkan bilamana perlu pemerintah tidak harus melaksanakan sendiri kegiatankegiatan di bidang tertentu, apabila masyarakat/swasta sudah mampu melaksanakan kegiatan tersebut. Misalnya mendirikan dan mengelola rumah sakit,
pendidikan/sekolah dan menyediakan angkutan umum. Dalam konteks ini, peran pemerintah terbatas pada segisegi membuat kebijakan, standar atau patokan dan mendorong kelancaran dan menjaga ketertiban
berlangsungnya kegiatan.
23
24
menyelesaikan persoalan/masalah
2. Relevan (berkaitan) dengan sebuah ketentuan yang bersifat dasar dan luas sehingga memberikan suatu pandangan yang mencakup banyak hal. 3. Konsisten (ajeg) dalam arti bahwa dalam situasi yang serupa akan timbul hasil yang serupa juga (LAN; 2002.
dan
kepentingan
masyarakat. Atas dasar itu dibuatlah peraturan-peraturan ataupun kebijakan yang bersifat mengatur dan mengikat masyarakat untuk dipatuhi secara tertib. Bahkan
memberikan sanksi bilamana terjadi pelanggaran atas peraturan/kebijakan ataupun ketentuan yang telah
Penerapan prinsip akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Oleh yang karena Baik itu prinsip-prinsip pengertian teruji
dibuatnya guna menjamin ketertiban sosial. Namun demikian dalam praktek pemerintahan
Kepemerintahan
mengandung dan
dimanapun berlangsung terdapat kecenderungan bahwa dengan cara tersebut di atas, ketertiban sosial yang diharapkan seringkali tidak tercapai sepenuhnya. Sikap dan tindakan aparatur pemerintah sering berlebihan, menganggap remeh masyarakat dan kurang peduli pada kepentingan mereka seolah-olah lupa akan peran dan kewajibannya sebagai pelayan atau abdi masyarakat. Kondisi itu dialami pula di negara kita bahkan masih terasa terutama dalam pelayan masyarakat. Dengan penerapan konsep Governance dalam upaya
ketentuan-ketentuan
mendasar
telah
kebenarannya dalam praktek, sehingga dapat menjadi pedoman pemikiran atau tindakan dalam menjadikan kenyataan tentang praktek Kepemerintahan yang Baik. Itulah sebabnya dalam konsep Kepemerintahan yang Baik terdapat prinsip-prinsip tertentu yang harus dijadikan pegangan dalam mempraktekkan konsep tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa menurut pandangan klasik, pemerintah sebagai lembaga mempunyai
wewenang untuk mengatur, mengurus bahkan memaksa warganya diwilayahnya dan mengontrol pengaruh luar atas pelaksanaan wewenangnya didalam negeri, termasuk mengawasi lembaga-lembaganya. Pemerintah adalah
mewujudkan Good Governance, Pemerintah dengan seluruh aparaturnya perlu bertindak lebih bijak dalam menjalankan demokoratis. Satu hal yang harus dipahami adalah bahwa pemerintahan di negara kita yang
penguasa di atas wilayah dan rakyatnya dan pemerintah dianggap paling berwenang menetapkan, mengatasi dan walaupun dari sudut pandang konsep Governance
25 pengurangan peran
26
kekuasaan atas menjadi
membawa
akibat
terjadinya
kekuasaan
untuk
pemerintah namun pemerintah sebagai pihak berwenang tidak bisa diabaikan perannya. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimanakah sebaiknya pemerintah
menyelenggarakan
kepentingan,
memenuhi
kebutuhan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di masyarakat. 3. Pemerintah, LSM, swasta dan masyarakat setempat
menempatkan dirinya dan bersikap manakala berlangsung proses Governing (kepemerintahan) dalam rangka
(lokal/daerah) merupakan pelaku atau aktor yang mempunyai peran dan posisi/kedudukan yang saling menseimbangkan.
4. Pemerintah
harus
mampu
merekayasa/merancang
ulang struktur dan budaya kerja organisasinya agar siap dan mampu menjadi penggerak pihak/lembaga lainnya untuk menjalani kerjasama yang kokoh, mandiri dan dinamis. 5. Pemerintah harus melibatkan semua pihak dalam yang masyarakat dalam proses kebijakan mulai dari
setidaknya ada enam hal mendasar yang bisa dijadikan acuan/patokan sebagai berikut: 1. Dalam kolaborasi (kebersamaan=penulis)
dibangun, pemerintah tetap berperan sebagai figur kunci namun tidak besar pengaruhnya dan mempunyai kemampuan dalam melakukan koordinasi terhadap pelaku-pelaku (aktor) pada lembaga-lembaga semi dan non pemerintah untuk mencapai tujuan
perumusan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan masyarakat. 6. Pemerintah pemberian harus mampu meningkatkan penyesuaian, masyarakat mutu dan dalam serta penyelenggaraan pelayanan
tanggapan, kepada
masyarakat. 2. Kekuasaan yang dimiliki pemerintah harus diubah maknanya dari yang semula dipahami sebagai
pertanggungjawaban
27
28
dan penyelesaian masalah dalam masyarakat/masalah publik. Keenam butir tersebut di atas bisa disebut ciri, bahkan nilai-nilai dari Kepemerintahan yang Baik. Ciriciri itu bila kita telaah sebenarnya merupakan suatu ketentuan/patokan atau acuan yang harus diikuti untuk mewujudkan Kepemerintahan yang Baik. Dengan
atas, yaitu (200:79): (a) partisipasi; (b) penegakan hukum; (c) transparansi; (d) kesetaraan; (e) daya tanggap; (f) wawasan ke depan; (g) akuntabilitas; (h) pengawasan publik; (k) efektvitas dan efisiensi; dan (j) profesionalisme. 3. Dalam Peraturan Pemerintah No. 101/2000 tentang Diklat Jangka Jabatan PNS (Penjelasan Pasal 2 huruf a) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
perkataan lain bila patokan-patokan di atas diterapkan secara tepat dan konsekuen menjadi ciri Kepemerintahan yang Baik. Bila kita mempelajari berbagai sumber informasi seperti: peraturan perundangan, buku-buku teks, dan berbagai tulisan ilmiah, terdapat berbagai prinsip yang perlu diketahui dan dipahami oleh aparatur pemerintah (PNS) sebagai di bawah ini: 1. Prinsip Kepemerintahan yang Baik menurut UNDP ada delapan yaitu (1) Partisipasi; (2) Transparansi; (3) Akuntabilitas; (4) Efektifitas dan efisiensi; (5)
kepemerintahan
yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas; akuntabilitas, transparansi; pelayanan prima demokratis, efisiensi dan efektivitas; supremasi hukum; dan dapat diterima oleh masyarakat. 4. Gambir Batha (1996:7) mengemukakan pandangan mengenai unsur-unsur utama Good Governance, yang sebenarnya serupa tapi tak sama dengan prinsipprinsip Kepemerintahan yang Baik, yaitu: a. Akuntabilitas kewajiban bertindak penanggung mengandung aparatur pengertian pemerintah jawab tindakan adanya untuk dan dan
Kepastian hukum; (6) Responsifitas (7) Konsensus; dan (8) Kesetaraan. 2. Dalam buku Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik dinyatakan ada pula yang
30
berarti aparatur negara mau dan mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pelayanan masyarakat dengan baik. Dalam hubungan ini aparatur pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara wajib memahami dan yang
proses
pembuatan sehingga
pelaksanaannya
masyarakat secara umum mengetahui dengan jelas. c. Keterbukaan, prinsip ini menghendaki adanya kesempatan memberikan rakyat secara dan terbuka kritik untuk
mempraktekkan
prinsip-prinsip
Kepemerintahan
Baik, yang dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 disebut asas-asas umum penyelenggaraan negara. Perlu diketahui bahwa dalam proses penyusunan undang-undang tersebut telah mengakomodasi semangat dan konsep Kepemerintahan yang Baik (Bintoro: 2003). Adapun asas atau prinsip tersebut adalah: 1. Asas kepastian hukum.
tanggapan
terhadap
pemerintah terutama dalam perolehan informasi yang memadai (lengkap dan jelas) untuk menilai jalannya pemerintahan. d. Aturan hukum, berupa jaminan kepasatian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakan pemerintah yang ditempuh dan setiap kebijakan/peraturan harus dirumuskan, ditetapkan dan dilaksanakan berdasarkan cara-cara dan
2. Asas tertib penyelenggaraan negara. 3. Asas kepentingan umum. 4. Asas keterbukaan. 5. Asas proporsionalitas. 6. Asas profesionalitas. 7. Asas akuntabilitas.
aturan yang jelas dan ajeg dan juga diketahui oleh masyarakat.
Asas ataupun prinsip Kepemerintahan yang Baik Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik seperti di atas dapat dipraktekkan dan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan bersama dalam bernegara. Proses pencapaian tujuan negara tentunya melibatkan pula masyarakat. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut perlu diterapkan oleh ketiga pihak/pilarnya demi
31
32
Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik terutama harus diterapkan oleh PNS, terutama yang tugasnya berhubungan dengan pelayanan masyarakat secara
digunakan dalam konsep Good Governance seperti responsible, accountable, controlable, transparancy, limitable, dan lain-lain. yang yang kepastian Baik Bagi rakyat banyak adalah berbagai dalam dan
langsung. Mengapa demikian? Pertama : pelayanan masyarakat merupakan fungsi pemerintah yang langsung berhubungan dengan pihak yang bukan pemerintah
menurutnya
(masyarakat)/swasta/orang perorang, dimana tidak hanya dapat dirasakan langsung oleh penerima layanan. Kedua : pelayanan masyarakat, baik dari segi cara kerja, organisasi dan perilaku aparatnya hingga
masyarakat/warganegara
dari berbagai tindakan sewenang-wenang, baik atas diri, hak maupun atas harta bendanya (1959). Dari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa roda pemerintahan akan berjalan secara harmonis, bila proses penyelenggaraannya (governing) menerapkan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik secara tepat.
sekarang masih belum sepenuhnya terselenggara dengan baik (pungutan liar, berbelit-belit, waktu penyelesaian dilayani dll) yang tidak jelas, ada sikap yang ingin sukses
sekalipun
C. LATIHAN (TEST)
1. Apakah yang dimaksud prinsip itu? Jelaskan menurut pemahaman Saudara.
menerapkan pelayanan prima di beberapa Pemda Kab/Kota. Merupakan suatu hal yang menarik dan mudah dicerna dalam memahami pengertian Kepemerintahan yang Baik dengan sekian banyak prinsip-prinsipnya bila kita menyimak pernyataan Ketua Mahkamah Agung sebagai berikut: bahwa berbagai istilah sering 2. Jelaskan pula pengertian Prinsip Kepemerintahan yang Baik.
33
3. Ada berapa prinsip Kepemerintahan yang Baik yang Saudara Saudara. 4. Apa hasil dari penerapan prinsip Kepemerintahan yang Baik. ketahui? Jelaskan menurut pemahaman
A. UMUM
D. RANGKUMAN Prinsip sebagai patokan/acuan berfikir dan bertindak bila diterapkan secara konsekuen akan menjamin Praktek Kepemerintahan yang Baik sebagai bentuk kebersamaan antara pihak pemerintah, swasta (dunia usaha) dan masyarakat dalam penyelenggaraan
terwujudnya konsep dalam kenyataan dan menjamin pula hasil yang diharapkan. Prinsip Kepemerintahan yang Baik memberikan arah dan menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dalam mencapai tujuan bernegara, yaitu terciptanya kesejahteraan rakyat/masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama antara ketiga pelaku (pemerintah dan masyarakat serta swasta) sesuai dengan peran, hak dan kewajiban serta tanggung jawab masing-masing secara seimbang dan selaras.
pemerintahan dan pembangunan tidaklah dimaksudkan untuk mengabaikan pentingnya pengaturan pemerintah yang efisien. Tanggung jawab terlaksananya penerapan Kepemerintahan yang Baik terletak pada ketiga pihak di atas, sehingga diperlukan pembinaan hubungan di antara ketiga pihak tersebut. Kesemuanya itu memerlukan dukungan dan kemauan baik aparatur pemerintah.
Berbagai prinsip Kepemerintahan yang Baik yang dikemukakan diterapkan pada Bab III pada hakekatnya perlu
dan masyarakat), namun dalam rangka pembatasan materi sesuai dengan pokok bahasan hanya diuraikan penerapan prinsip-prinsip pokok yang dipandang penting 34
35
36
bagi aparatur pemerintah. Ada tujuh prinsip utamanya yang penting dan perlu dipahami oleh PNS sebagai unsur aparatur negara, berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN.
2. Prinsip Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan Prinsip dan ini menghendaki adanya keteraturan gerak diantara para pelaku
kesearahan
(pemerintah, swasta dan masyarakat). Ketiga pilar Kepemerintahan yang Baik itu harus saling
PRINSIP-PRINSIP
KEPEMERINTAHAN
arah dan tujuan yang saling terkait. Pemerintah seyogyanya membatasi kegiatan-kegiatan pelaksanaan di bidang tertentu, manakala kegiatan tersebut sudah mampu ditangani sendiri oleh masyarakat/swasta. Campur tangan pemerintah untuk hanya melalui dan
1. Prinsip Kepastian Hukum Prinsip pertama ini ada juga yang menyebutnya asas legalitas. adalah Secara semua ringkas/sederhana kebijakan dan
pengertiannya
mendorong
keputusan/tindakan didasarkan pada landasan hukum yang jelas dan kuat disamping tidak melanggar hukum. Dalam situasi masyarakat (warga negara) telah yakin bahwa penegakkan hukum sesuai dengan nilai-nilai kebenaran, maka kegiatan pemerintahan akan berjalan lancar. Sanksi atas pelanggaran hukum dikenakan pada setiap pelanggar tanpa pandang bulu. Campur tangan atas hak dan kebebasan setiap orang atau kelompok hanya bisa dilakukan atas dasar aturanaturan hukum tertentu.
berperannya
masyarakat,
sehingga memupuk kemandirian masyarakat. Prinsip kedua dari Kepemerintahan yang Baik ini ingin menghindarkan bentrokan/pertentangan
diantara kebijakan, baik antara kebijakan yang ditetapkan oleh masing-masing instansi pusat, antara pusat dan daerah maupun antar daerah. Kebijakan pada pemerintahan tingkat bawah tidak boleh
bertentangan dengan kebijakan pada tingkat yang lebih tinggi, terutama yang isinya berkaitan.
37
38
sekelompok orang ataupun
3. Prinsip Kepentingan Umum Prinsip ini penting bagi aparatur pemerintah sebagai pelayan masyarakat, yaitu harus
karena
ada
kaitan
mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara memahami dan menampung harapan dan keinginan masyarakat secara cermat. Prinsip ini menuntut agar dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pihak pemerintah (aparatur) selalu mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi ataupun kepentingan golongan tertentu. Kepentingan umum mengatasi kepentingan pribadi, bukan berarti kepentingan pribadi tidak diakui keberadaannya
kesempatan masyarakat untuk menggunakan haknya guna memperoleh data/informasi (keterangan) yang benar, lengkap dan akurat (dapat dipercaya
kebenarannya) tentang kegiatan dan hasil-hasil yang dicapai oleh pemerintah. Prinsip ini menuntut
kejujuran aparatur dalam memberikan keterangan dan tanpa pilih kasih. Namun demikian harus juga
sebagai hakekat individu manusia. Akan tetapi dalam kepentingan umum terdapat pembatasan terhadap kepentingan pribadi, karena kepentingan itu pada hakekatnya tercakup dalam kepentingan masyarakat dan kepentingan nasional yang berlandaskan azas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kesejahteraan bahwa kegiatan umum mengandung dan makna
diperhatikan secara bijak yang berkenaan dengan hak asasi pribadi, golongan dan juga rahasia negara. Prinsip keterbukaan ditekankan pada pemberian
kesempatan memperoleh informasi kepada pihakpihak terkait mengenai proses dan hasil-hasil
kegiatannya. Prinsip kesempatan keterbukaan bagi rakyat juga untuk memberikan menyampaikan
pembangunan
hasil-hasilnya
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat (masyarakat). Dalam hubungan ini kebijakan yang dibuat adalah untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat, bukan kepentingan
tanggapan dan kritik yang membangun terhadap pemerintah, memberikan penilaian terhadap jalannya pemerintahan. Pemerintah sebagai pihak berwenang harus mau dan mampu menyampaikan berbagai
39
40
adanya keseimbangan antara
informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, karena memperoleh informasi adalah hak bagi masyarakat yang dijamin dengan Undang-Undang. Selain itu informasi yang disampaikan oleh pemerintah kepada masyarakat haruslah yang mengandung kebenaran, bukan hasil rekayasa. Informasi yang benar itu juga harus disampaikan secara ikhlas kepada seluruh warga/masyarakat. Adanya hak dari masyarakat informasi untuk
hukuman
jabatan
dengan kelalaian/kealpaan seorang PNS. Artinya hukuman yang dijatuhkan tidak boleh berlebihan sehingga tidak seimbang dengan pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai tersebut. Prinsip ini
bermaksud menjamin perlindungan hukum terhadap pegawai dengan baik, adil, tidak berlebihan. PNS juga memperoleh gaji dan tunjangan sebagai imbalan atas pekerjaan/jabatannya sesuai peraturan yang berlaku. Oleh karena itu setiap aparatur harus memahami hak dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, memahami peraturan perundangan yang berkenaan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab bahkan kewajiban dan
memperoleh/mendapatkan
dimaksudkan
sebagai bagian dari pengikutsertaan secara aktif (partisipasi) masyarakat dalam memperbaiki dan
mengurus negara. Akan tetapi penerapan prinsip ini harus tetap mengindahkan aturan hukum, moral dan sosial yang berlaku. Artinya keterbukaan memperoleh keterangan tidak boleh melampaui batas yang
larangan yang tidak boleh dilanggar. Dalam hubungan ini penting dikuasai mengenai uraian tugas/
pekerjaan, peraturan disiplin dan tata tertib lainnya yang berlaku secara umum dan khusus di instansinya.
menyentuh hak asasi pribadi/golongan, terlindunginya rahasia dan keselamatan negara, yang tidak
bisa/boleh diketahui, dimiliki dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak berhak.
6. Prinsip Profesionalitas Setiap PNS sebagai salah satu unsur aparatur negara, yang berperan selaku pelayan masyarakat
5. Prinsip Proporsionalitas Prinsip ini mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban aparatur pemerintah, seperti
harus mempunyai keahlian atau kemampuan yang tinggi dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaannya. Dengan perkataan lain PNS harus memiliki kompetensi
41
42
(pengetahuan dan keterampilan) yang dipersyaratkan untuk melaksanakan pekerjaannya. Prinsip di atas harus dibarengi dengan berlandaskan kode etik,yaitu seorang PNS disamping harus menguasai suatu
kembangkan secara berencana dan berkesinambungan oleh Pemerintah, di tingkat pusat dan Daerah.
7. Prinsip Akuntabilitas Prinsip tanggung akuntabilitas gugat, disebut juga prinsip setiap
tertentu (jujur misalnya) dalam melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawabnya. Prinsip profesionalitas sangat penting karena PNS memegang kunci keberhasilan dalam pemerintahan, utamanya dalam memberikan pelayanan kepada
menghendaki
bahwa
pelaksanaan tugas dan hasil akhir dari kegiatan pemerintahan dan pembangunan harus dapat dan wajib dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya pada masyarakat dan para pihak yang terkait sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
masyarakat. Dengan kemampuan profesional yang tinggi dari setiap PNS dibidang tugasnya masingmasing maka tugas pemerintahan dan pelayanan masyarakat mestinya dapat dilaksanakan secara
dilakukan karena rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan UUD 1945. Prinsip ini menekankan bahwa semua kegiatan dan hasil akhir yang dicapai harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau
berdayaguna dan berhasilguna. Profesionalitas yang tinggi dengan sendirinya akan dapat menjamin hasil prestasi kerja yang tinggi bagi organisasi/instansinya dan memperlancar pengembangan karir. Dengan
profesionalitas yang berakar dari keahlian dengan sendirinya Kepemerintahan yang Baik menjadi
rakyat secara benar dan jujur dengan dukungan data/informasi yang lengkap. Keharusan menerapkan konsep ini mengingat kegiatan pemerintah mempunyai pengaruh besar (dampak), dan juga karena kegiatan pemerintah dibiayai dari uang rakyat, sehingga segala kegiatan dan hasilnya harus dapat
kenyataan dan tujuan pemerintahan/pembangunan lebih memungkinkan untuk dicapai. Upaya untuk mewujudkan PNS yang profesional melalui berbagai program Diklat Jabatan PNS telah dan terus di
43
44
dipertanggungjawabkan. Sejak awal sampai akhir, kegiatan termasuk kegagalan dan keberhasilannya wajib dilaporkan secara tertib. Dengan prinsip ini setiap aparatur bisa yang digugat/dituntut dialami bila ada
Penerapan prinsip ini antara lain tertuang dalam UUD 1945, yaitu: Pasal 27 (1) Segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan menjunjung dan hukum wajib dan
kegagalan
karena
kesengajaan/kelalaiannya. Di lain pihak prinsip ini menjamin aparatur yang bersih dan berwibawa. Jadi tidak bisa lagi dengan cara sembrono, dimana laporan pertanggungjawaban dibuat asal bapak senang (ABS). Untuk dapat memahami secara nyata penerapan prinsip tersebut di lingkungan aparatur pemerintah kiranya perlu diberikan contoh-contohnya dengan jelas. Contoh berikut terutama yang tertuang dalam Peraturan Perundangan sehingga mudah untuk dibaca dan dipelajari secara seksama. Pasal 30 (1) Pasal 28D (1)
pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualiannya. Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Kepolisian Negara RI sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
2. Prinsip Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Penerapan organisasi prinsip ini dari sudut pandang
45
46
ditetapkan
kerja dan prosedur kerja yang ada, serta menjalin hubungan kerja yang serasi dengan pihak terkait. Contoh penerapan prinsip ini misalnya dalam UUD 1945 pada: Pasal 23 E : (1) untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab tentang keuangan negara di adakan satu Badan
dengan
Undang-Undang
dengan maksud semata-mata untuk menjamin penghormatan kebebasan orang pengakuan atas lain hak dan serta dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilainilai agama, umum keamanan dalam dan suatu
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri. (2) Hasil negara pemeriksaan keuangan
ketertiban
DPD dan DPRD sesuai dengan kewenangannya. (3) Hasil ditindak pemeriksaan lanjuti oleh tersebut Lembaga
penerapan prinsip Ketertiban ini tercantum antara lain dalam Bab V: Pasal 7: (2) Hubungan antar Penyelenggara Negara
perwakilan dan/atau Badan sesuai dengan Undang-Undang. Pasal 28 J: (1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (2) Dalam menjalankan hak dan wajib yang
mengutamakan/mendahulukan
47
48
dan nilai-nilainya dapat dibaca antara lain pada Pembukaan UUD 1945, alinea keempat dan juga pada Pasal 33 (2) yang berbunyi: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam pelayanan masyarakat, misalnya di bidang pemberian ijin (fungsi perijinan) seorang
Pasal 23 (1) UUD 1945: APBN sebagai wujud dari pengelolaan setiap tahun keuangan dengan secara untuk negara ditetapkan dan dan
Undang-Undang terbuka
dilaksanakan bertanggungjawab
sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pasal 28F (1) setiap orang berhak untuk memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk
pejabat/pegawai pemerintah harus mendahulukan pelayanannya bagi kepentingan orang banyak, bukan seseorang/individu, atau karena pertimbangan
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan tersedia. segala jenis saluran yang
pribadi/kekeluargaan/ kelompok/suku dsbnya. Sebab dibentuknya aparaturnya instansi memang pemerintah diberi dan tugas untuk
amanah
Dalam PP No. 24 tahun 2001, misalnya di Pasal 45 ayat (1) Setiap orang mempunyai hak yang sama
untuk mendapatkan informasi dalam rangka ikut serta 4. Prinsip Keterbukaan Dalam Kepemerintahan yang Baik, masyarakat memiliki peluang (akses) yang besar memperoleh informasi/keterangan mengenai kegiatan aparatur. Setiap aparatur harus selalu membuka diri untuk dimintai informasi oleh masyarakat. Contoh melakukan upaya pengendalian kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan lahan. Pada Pasal 43 (1) Gubernur/Bupati/Walikota wajib memberikan masyarakat informasi mengenai kepada kebakaran
50
hutan
(2) Setiap warganegara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
Pasal 28 H (2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
media
5. Prinsip Proporsionalitas Penerapan prinsip ini akan menggambarkan kesesuaian, ketepatan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban aparatur pemerintah dan juga
keadilan.
Dalam UUD No. 28 tahun 1999, Pasal 4 dinyatakan bahwa Penyelenggara Negara, dalam hal ini (aparatur pemerintah) berhak untuk: a. Menerima gaji, tunjangan dan fasilitas lainnya
masyarakat sebagaimana dapat disimak pada UUD 1945: Pasal 27 (2) Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan; b. Menggunakan hak jawab terhadap setiap teguran, tindakan dari atasanya, ancaman hukuman dan kritik masyarakat;
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya, ditetapkan dengan UndangUndang. Pasal 28 D (1) Setiap orang berhak untuk bertanya serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. 6. Prinsip Profesionalitas Penerapan prinsip ini banyak ditemukan dalam peraturan kebijakan perundangan lainnya bidang kepegawaian dan
yang
berkenaan
dengan
51
52
Penerapan prinsip profesionalitas dapat disimak dalam rumusan pasal-pasal tertentu Undang-Undang Pokok Kepegawaian, Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS.
b. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS, Pasal 2 menetapkan bahwa: Diklat bertujuan meningkatkan kompetensi untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara
profesional sesuai dengan kebutuhan instansi. a. UU No. 43/1999 pada Pasal 3 (1): Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, adil dan merata. Pasal 17 (2) Pengangkatan PNS dalam suatu Jabatan dilaksanakan berdasarkan Dengan Diklat Jabatan diupayakan peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintah, yang tercermin pada jati diri PNS dengan penuh sebagai pelayan masyarakat pengabdian dan
keterikatan,
kemampuan berlandaskan keahlian yang tinggi dalam mengemban tugas dinas pemerintahan guna mewujudkan kesejahteraan rakyat.
prinsip profesionalitas sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja. Pasal 31 (1) untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan Diklat Jabatan PNS yang pengabdian kemampuan bertujuan mutu, dan 7. Prinsip Akuntabilitas Bagi setiap aparatur pemerintah,
demikian saat ini akuntabilitas kepada masyarakat belum sepenuhnya terlaksana. Akuntabilitas yang dilaksanakan baru sebatas internal instansi. Penerapan prinsip ini ditunjukkan melalui pembuatan laporan
53
54
dinilai memberikan
hasil kerja secara bertingkat dari tingkat pimpinan bawah ke atasannya. Pembuatan laporan hasil kerja (kinerja) ini dilaksanakan setiap tahun sebagai bukti pertanggungjawaban tugas, berisi keterangan yang benar mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepada
informasi
dengan
menyediakan jalan masuk (akses) berbagai media informasi yang dapat ditelusuri langsung oleh masyarakat; (tahap-tahap membuat yang bagan/alur dilalui) prosedur dalam
harus
memberikan pelayanan kepada masyarakat pada unit-unit pelayanan publik. Dengan gambar
pegawai/pejabat pemberi laporan tersebut. Inilah yang dimaksudkan akuntabilitas internal instansi. Akuntabilitas publik berbeda dengan yang diatas, yaitu bukan pertanggungjawaban kepada atasan, melainkan kepada masyarakat/pihak luar instansi. Contohnya yang diterapkan oleh pemerintah daerah berupa pemberian laporan hasil kerja kepada DPRD dan masyarakat. Hasil kerja Pemerintah Daerah dilaporkan kepada Dewan dan juga kepada masyarakat daerahnya melalui media massa (koran, televisi/radio) dan sebagainya, sehingga masyarakat memperoleh keterangan atas hasil kerja Pemdanya. Berikut diberikan pula contoh penerapan prinsip Kepemerintahan yang Baik, dalam pelaksanaan tugas aparatur. 1) Dalam kenyataannya penerapan dari prinsip Kepemerintahan yang Baik di daerah misalnya dalam hal transparansi. Pemerintah daerah telah 3) 2)
bagan itu masyarakat dapat mengetahui langkahlangkah kegiatan pelayanan dan penyelesaiannya secara jelas. Pelaksanaan prinsip partisipasi misalnya, dapat dilihat dari pelaksanaan setiap tahap menyusun rencana pembangunan daerah selalu melibatkan peran serta masyarakat, baik yang diwakili oleh LSM; tokoh masyarakat maupn dari perguruan tinggi dan organisasi sosial atau lainnya. wadah dalam
Mengembangkan
bentuk-bentuk
pertemuan/rapat-rapat
bersama
menentukan kebijakan guna membahas sesuatu persoalan di tingkat SKPD dengan melibatkan para pihak terkait dan pihak-pihak yang
berkerjasama/bermitra. Prinsip penegakkan hukum/supremasi hukum, dapat dilihat dari diajukannya ke meja hijau
55
56
para koruptor, penerima suap, penyalahgunaan aset/kekayaan/uang daerah/negara oleh para pejabat/penegak hukum, dalam kasus BLBI, transfer dana ke anggota DPR, alih fungsi lahan hutan lindung, pengadaan barang negara, daerah dan lain-lain tanpa pandang bulu. 4) Dalam pada itu untuk memenuhi rasa keadilan dalam rangka penegakan hukum, telah
pejabat berwenang dengan cermat, benar dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah contoh konkrit penerapan
prinsip akuntabilitas.
Demikianlah antara lain contoh-contoh penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik dalam
memberikan kesempatan peran serta masyarakat dalam menanggulangi praktek korupsi dengan cara memberikan laporan. 5) Dalam pelaksanaan pengelolaan/pengurusan
kepegawaian, misalnya prinsip profesionalitas telah ditetapkan, dan dimana pegawai yang tanpa
berkompeten
berprestasi
membedakan jenis kelamin, suku dan agama dan telah memenuhi syarat administratif diproses dengan baik, lancar sehingga pegawai yang bersangkutan menerima Surat Keputusan secara tepat waktu dan benar. 6) Seorang Bendaharawan dalam mengelola uang
menerapkan beberapa prinsip atau asasnya yang penting antara lain prinsip kepentingan umum, prinsip partisipasi masyarakat, prinsip akutablitas dan prinsip transparansi. Sekalipun upaya penerapan prinsip-prinsip
penerimaan/pengeluaran di unitnya, yang telah menerima kemudian membukukan, menyusun dan menyalurkan serta melaporkannya kepada
Kepemerintahan yang Baik terus bergulir, tetapi harus diakui secara jujur masih ada permasalahan yang dihadapi
57
58
dalam praktek pemerintahan. Masalah tersebut baik yang berupa pelanggaran prinsip maupun penyebab belum terwujudnya Kepemerintahan yang Baik dilihat dari sisi aparatur pemerintah, diantaranya: 1. Praktek KKN masih berlangsung di berbagai instansi dalam berbagai hal seperti yang ditemukan KPK dan kerugian negara akibat korupsi juga tidak
seperti berbelit-belit, tidak jelas penyelesaiannya dan masih ada uang pelicin.
Penerapan Kepemerintahan yang Baik di daerah menurut laporan hasil kajian/penelitian masih terhambat, dipengaruhi oleh banyak hal baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar. Faktor-faktor penghambat sangat beragam dan saling mengkait, terdapat dalam keseluruhan tubuh instansi/aparatur pemerintahan. Untuk mewujudkan Kepemerintahan yang Baik, perbaikan di bidang kepegawaian aparatur dan cara-cara pelaksanaan tugasnya mutlak dilakukan secara terus menerus.
terselesaikan sebagaimana mestinya. 2. Kebersamaan bekerja dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan kurang membudaya, karena adanya cara berpikir terkotak-kotak, sukuisme/kedaerahan yang sulit ditembus ke arah berpikir secara bulat/utuh dan saling mengisi atau berpikir sistemik. 3. Kurangnya ketauladanan atau pemberian contoh yang baik dari aparatur di berbagai tingkatan jabatan. 4. Kepercayaan sebagian besar masyarakat terhadap aparatur pemerintah masih tipis. 5. Etika dan moral (sikap dan perilaku) sebagian aparatur masih belum merangsang perwujudan Kepemerintahan yang Baik, seperti sombong, sok kuasa dan jabatan masih dipandang tempat mencari penghasilan, dan lain-lain. 6. Pelayanan masyarakat masih belum memuaskan, baik di bidang kesehatan, pendidikan maupun perijinan
Bila ditelusuri secara cermat permasalahan tersebut meliputi tiga unsur pokok sebagai berikut: 1. Kesejahteraan Pegawai (aparatur) Tingkat kesejahteraan yang masih rendah merupakan realitas yang dialami PNS baik di Pusat maupun Daerah. Beberapa daerah memang telah berhasil meningkatkan penghasilan PNS-nya ke tingkat yang relatif tinggi, tetapi secara umum penghasilan PNS masih rendah dibandingkan dengan ragam
59
60
buruk karena menjadi
Dalam kondisi tingkat kesejahteraan yang masih rendah, akan sulit diharapkan PNS dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik. Secara naluriah perhatian mereka akan lebih fokus pada bagaimana memenuhi tuntutan kebutuhan hidup dari pada bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan kinerja tinggi dan bermutu (efektif dan efisien).
beban
yang
sikap/kemauan/komitmen
aparatur
untuk menerima pelimpahan tanggung jawab. Pada hampir di seluruh Pemda berkembang rasa takut untuk diangkat menjadi Pejabat Pembuat Komitmen, karena pemangku jabatan itu akan mendapat ancaman hukuman yang cukup berat bila melakukan kelalaian/
2. Profesionalisme Kemampuan profesional yang bersumber dari pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku serta tanggung jawab terhadap tugas pekerjaan dari
penyalahgunaan jabatan.
3. Budaya kerja aparatur Nilai-nilai budaya kerja yang searah dan mendukung terciptanya Kepemerintahan yang Baik saat ini belum memadai untuk menerapkan prinsipprinsipnya. Nilai budaya kerja yang masih berkembang justru sering berlawanan dengan konsep
sebagian aparatur sekarang ini dipandang relatif masih rendah. Hal ini tampak dari hasil karya dan cara pandang aparatur terhadap tugas/jabatan. Masih banyak aparatur yang melihat jabatan lebih dianggap sebagai sumber penghasilan dan tidak dipandang sebagai amanah (kepercayaan) yang wajib diemban yang bernilai mulia. Akibat dari hal tersebut tugas pelayanan masyarakat sebagai fungsi utama aparatur PNS menjadi ajang cari duit yang melahirkan pungutan liar, upeti dan balas jasa, yang berdampak
Kepemerintahan yang Baik. Dalam konteks ini dapat ditelaah pada sebagian besar aparatur pemerintahan daerah dan juga pusat yang masih enggan melakukan pengukuran terhadap ketepatan rencana dan kegiatan mereka sendiri sebagai bukti akuntabilitas. Akibatnya mereka tidak pernah mengetahui hasil kerja nyata dan
61
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari uraian dan bahasan mengenai persoalan Kepemerintahan yang Baik, secara konsep dan ataupun contoh dalam penerapannya, terutama di lingkungan aparatur pemerintah dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Istilah Kepemerintahan (Governance) yang berasal dari istilah pemerintah telah berkembang pengertiannya tidak lagi hanya kegiatan pemerintah sebagai lembaga yang berwenang dalam mencapai tujuan negara melainkan lebih ditujukan pada proses kegiatannya dalam mencapai tujuan itu. Oleh karena itu secara umum arti Kepemerintahan sering digunakan silih berganti dengan pengelolaan, pengurusan, pengaturan dan penyelenggaraan kegiatan. 2. Kepemerintahan (proses) mengandung pengertian jalannya
kegiatan
pengelolaan/penyelenggaraan
berbagai bidang kehidupan (sosial, ekonomi, politik dan lain-lain) dalam suatu negara secara bersama dengan berbagai pihak yang berkepentingan, serta 62
63
64
penggunaan sumber daya (alam, keuangan, peralatan, dan manusia) dengan cara yang sesuai dengan prinsipprinsip keadilan, kedayagunaan, keterbukaan serta bertanggung jawab. 3. Kepemerintahan yang Baik sebagai konsep
di tingkat Pusat dan Daerah. Praktek Kepemerintahan yang Baik tergantung pada diri aparatur sendiri untuk melakukan perubahan ke arah itu.
B. TINDAK LANJUT
Pemahaman konsep Kepemerintahan yang Baik beserta prinsip-prinsipnya tidak akan berpengaruh dengan baik terhadap praktek pelaksanaan
mengandung pengertian praktek yang terbaik dalam menyelenggarakan kehidupan bernegara tidak hanya oleh pemerintah sebagai lembaga yang berwenang, tetapi juga mengikutsertakan dunia usaha (swasta) dan masyarakat baik perseorangan maupun kelompok secara serasi, harmonis sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing. 4. Prinsip Kepemerintahan yang Baik adalah norma, atau ketentuan-ketentuan mendasar yang mengandung
tugas/pekerjaan aparatur pemerintahan apabila tidak dilakukan upaya yang sungguh-sungguh oleh setiap aparatur pemerintah, baik sebagai individu maupun kelompok kerja. Oleh karena itu setelah memahami konsep dan prinsip-prinsipnya, perlu ditindaklanjuti dengan upaya diantaranya: 1. Meningkatkan rasa memiliki instansi tempat kerja dan kebersamaan dalam pelaksanaan tugas
kebenaran dan telah teruji kesesuaiannya dalam praktek, sehingga dapat dijadikan pedoman atau acuan baik dalam pemikiran maupun tindakan untuk mewujudkan Kepemerintahan yang Baik. 5. Praktek Kepemerintahan yang Baik di lingkungan aparatur pemerintah belum sepenuhnya terlaksana sesuai dengan harapan. Pemerintah secara terus menerus berupaya melalui penyempurnaan
pekerjaan dengan sesama pegawai yang terkait; 2. Memahami tugas pekerjaan masing-masing secara tepat dan benar, dan bekerja sesuai dengan aturan/ketentuan yang berlaku; 3. Menghindarkan diri dari perbuatan tercela,
sekaligus menghapuskan perilaku kerja/kebiasaan yang tidak sesuai dengan norma/aturan organisasi.
aparaturnya, dari segi organisasi, manajemen, sistem dan prosedurnya, termasuk pembinaan pegawai (SDM)
65 semangat (gairah)
4. Bekerja
penuh
dengan
pengabdian dan menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai dengan waktu dan target yang telah ditetapkan dengan penuh tanggung jawab; 5. Berupaya menerapkan prinsip-prinsip
DAFTAR PUSTAKA
Bhatta, Gambhir, 1996, Capacity Building at the Local Level for Effective Governance, Empowerment Without Capacity is Meaningless. Japan Association for Civil Service Training and Education, How to Win Public Confidence As Government Officials : 100 Sheets for Effective and Efficient Public Administration. LAN-BPKP, 2000, Jakarta. Akuntabilitas dan Good Governance,
Kepemerintahan yang Baik sesuai dengan bidang tugas/pekerjaan semangat dan masing-masing niat yang yang dilandasi melakukan dari diri
untuk diawali
perbaikan/perubahan sendiri.
McKinney, Jerome B., Lawrence C Howard, 1979, Public Administration: Balancing Power and Accountability, Oak Park, illinois: Moore Publishing Company, Inc. Mustopadidjaja, AR. (1997), Transformasi Manajemen Menghadapi Globalisasi Ekonomi, dalam Jurnal Administrasi dan Pembangunan, Vol. 1, No. 1, 1997, ISSN 1410-5101, PP PERSADI, Jakarta. Mustopadidjaja, AR, dan Desi Fernanda, (2000), Manajemen Pembangunan Nasional: Kebijakan, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan, makalah disampaikan pada Suskomsos TNI-TA 1999/2000, SESKO TNI, LAN-RI, bandung, 28 Februari 2000. Osborne, David, and Ted Gaebler, (1992), Reinventing Government: How Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector, Reading, Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Co. Inc. 66
67
68
Senge, Peter M, 1994, The Fifth Discipline, Sidney, Random House Australia Pty. Ltd. Supriyadi, Gering, Drs., MM. (2001), Modul Diklat Prajabatan Golongan III: Etika Birokrasi, Jakarta, LANRI. Syafiie, Inu Kencana, Djamaludin Tandjung, dan Supardan Mordeong, (1999), Ilmu Administrasi Publik, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta. Stewart, J.D. 1984, The Role of Information in Public Accountability, dalam Anthony Hopwoord and Cyryl R. Tomkins, eds., Issues in Public Sector Accounting, Oxford, England: Philip Alan. Tjokroamidjojo, Bintoro, 2000, Good Governance, Paradigma Baru Manajemen Pembangunan, Jakarta : UI Press. UNDP, 1997, Governance for Sustainable Development A Policy Document, New York: UNDP. -------------------, 1999, UNDP and Governance: Experiences and Lesson Learned, Lesson Learned Series No. 1, New York: UNDP Management Development and Governance Division, Downloaded internet document file. Wallis, Malcolm, (1989), Bureaucracy: Its Roles In the Third World Development, Basingstoke: London, Mcmillan Publisher Ltd. Lembaga Administrasi Negara, Dasar-dasar Kepemerintahan yang Baik, Jakarta, 2006. Lembaga Administrasi Negara, Penerapan Good Governance di Indonesia, 2007.
Dwiyanto, Agus (Editor), Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta, JICA-UGM, 2005. Tjokroamidjojo, Bintoro, Good Governance, Paradigma Baru Manajemen Pembangunan, Jakarta, Universitas Indonesia, Press, 2000.
70
DAFTAR DOKUMEN
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS). Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Diklat Jabatan PNS. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintahan.
69