You are on page 1of 41

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOL.

I DAN II

Drs. Idup Suhady, M.Si

Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia 2009

Hak Cipta Pada: Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2009

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110 Telp. (62 21) 3868201-06 Ext. 193, 197 Fax. (62 21) 3800188

Kepemerintahan yang Baik

Jakarta LAN 2009 12 hlm: 15 x 21 cm

ii
BAB V PENUTUP ...............................................62 A. Simpulan ........................................62 B. Tindak Lanjut...................................64

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................iii DAFTAR ISI........................................................v BAB I PENDAHULUAN ........................................ 1 A. Latar Belakang .................................. 1 B. Deskripsi Singkat ................................ 3 C. Indikator Hasil Belajar ......................... 3 D. Materi Pokok..................................... 4 E. Manfaat........................................... 4

DAFTAR PUSTAKA .............................................66 DAFTAR DOKUMEN ............................................69

BAB II PERKEMBANGAN LAHIRNYA KONSEPSI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK......... 5 A. Umum............................................. 5 B. Pengertian Kepemerintahan yang Baik ...... 9 C. Latihan (Test) ..................................19 D. Rangkuman......................................20 BAB III PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK..22 A. Arti dan Pengertian Prinsip...................22 B. Prinsip Kepemerintahan yang Baik Sebagai Konsep ..........................................25 C. Latihan (Test) ..................................32 D. Rangkuman......................................33 BAB IV PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (Contoh dan Permasalahannya) .....34 A. Umum............................................34 B. Penerapan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan Yang Baik .......................................35 C. Contoh dan Permasalahan dalam Penerapan. .....................................43 D. Permasalahan dalam Penerapan.............56

Kepemerintahan yang Baik

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perjalanan sejarah roda pemerintahan di Indonesia pada awal abad 21 telah terjadi berbagai perubahan. Salah satu perubahan menonjol yang hingga kini terus diupayakan penerapannya adalah perubahan konsep

secara serasi dalam mengurus kegiatan pemerintahan dan pembangunan.

Perubahan yang diharapkan terjadi di Indonesia itu sejalan dengan arah perkembangan pemikiran dalam lingkup internasional, karena pemikiran di atas juga dipromosikan secara gencar oleh berbagai negara lainnya dan badan-badan internasional pemberi bantuan, bahkan menjadi prasyarat untuk memperoleh bantuan luar negeri. Perubahan cara pandang tersebut di atas

mengenai hubungan timbal balik antara pemerintah dengan masyarakatnya, antara lain dibidang politik, sosial dan ekonomi dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Konsep tersebut memandang bahwasanya dalam negara hukum yang demokratis, pemerintah harus

didasarkan atas konsep Kepemerintahan yang Baik, yang dalam bahasa Inggris disebut Good Governance. Keinginan untuk merubah pemikiran dalam

menjalankan pemerintahan ke arah yang disebut Good Governance pengalaman didorong pahit oleh semangat berbagai belajar dari

kegagalan

memberdayakan masyarakatnya untuk turut serta secara aktif dalam kegiatan pemerintah. Pemerintah hendaknya tidak selalu melaksanakan sendiri kegiatannya melainkan mengikutsertakan juga masyarakat, karena merekalah yang paling mengetahui kebutuhan, harapan dan masalahmasalah yang dihadapinya. Dalam pemikiran tersebut diinginkan terdapat hubungan kerjasama yang setara dan saling berperan antara pemerintah dan masyarakatnya 1

pemerintahan/pembangunan di masa yang lalu, yaitu meskipun di satu sisi sebagian masyarakat mengalami peningkatan kesejahteraan ekonomi, namun di sisi lain sebagian besar masyarakat mengalami kemiskinan dan ketertinggalan yang semakin buruk. Kondisi tersebut menunjukkan adanya jurang pemisah antara si miskin dan si kaya yang semakin melebar baik antara kelompok masyarakat maupun antar wilayah daerah. Oleh karena

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

4
1. Latar Belakang

Kepemerintahan yang Baik

itu suka atau tidak suka konsep Kepemerintahan yang Baik mutlak perlu dipahami dan diupayakan terlaksana di lingkungan aparatur pemerintahan utamanya PNS yang banyak berperan dalam pelaksanaan tugas pelayanan masyarakat.

berkembangnya

konsep

Kepemerintahan yang Baik; 2. Pengertian Kepemerintahan yang baik. 3. Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik; 4. Penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik, dan permasalahan dalam penerapannya.

B. DESKRIPSI SINGKAT
Pada pengertian Governance); modul ini dijelaskan mengenai yang Baik disertai arti dan (Good dengan

D. MATERI POKOK
Mengacu pada deskripsi singkat dan indikator hasil belajar, maka pokok bahasan modul ini berkenaan dengan: 1. Latar Belakang lahirnya Konsep Kepemerintahan yang Baik; 2. Pengertian Kepemerintahan yang Baik; 3. Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik; 4. Contoh-contoh penerapan Kepemerintahan yang Baik, dan permasalahan dalam penerapannya.

Kepemerintahan dan

prinsip-prinsipnya

contoh-contoh dan masalah-masalahnya, terutama dalam pelaksanaan tugas aparatur pemerintah (PNS) sebagai pelayan masyarakat. Mata Diklat Kepemerintahan yang Baik berkaitan dengan mata Diklat Dasar-dasar Administrasi Publik dan juga dengan mata Diklat Pelayanan Prima, khususnya yang berkenaan dengan pelayanan masyarakat, yang prinsipprinsipnya juga harus mencerminkan penerapan prinsipprinsip Kepemerintahan yang Baik.

E. MANFAAT
Berbekal hasil belajar dan menyimak modul ini peserta Diklat dapat menjelaskan arti dan pengertian serta prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik dan juga penerapannya, termasuk permasalahannya.

C. INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu menjelaskan:

Kepemerintahan yang Baik

BAB II PERKEMBANGAN SITUASI KE ARAH LAHIRNYA KONSEPSI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

Globalisasi yang didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi

informasi/komunikasi, dan semangat ingin bebas dari kekangan/tekanan telah mendorong perubahan besar dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya dan

A. UMUM
Dalam memasuki abad ke-21 negara-negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia menghadapi suatu tantangan yang berat berupa perubahan yang sangat penting diantaranya dalam bidang politik,

pemerintahan. Perubahan tersebut seolah-olah menuju pada terbentuknya dunia tanpa batas (borderless world), misalnya peristiwa penting yang terjadi pada suatu suatu negara tertentu dapat secara cepat diakses

(ditelusuri/diketahui) oleh masyarakat negara di dunia. Globalisasi juga ditandai oleh meningkatnya persaingan (kompetisi) bebas yang mengharuskan setiap bangsa untuk secara terus menerus meningkatkan kemampuannya

ekonomi, sosial maupun budaya. Baik perubahan itu berasal dari dalam negara maupun dari luar yang pengaruhnya bersifat global (mendunia) yang kemudian terkenal dengan sebutan globalisasi. Pengaruh

dalam bersaing dengan bangsa lain. Pengaruh tersebut juga semakin terasa dan tidak bisa diabaikan dalam menjalankan praktek pemerintahan. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu negara atau organisasi internasional perlu dijadikan pertimbangan dalam

perubahan tersebut juga merupakan tantangan dalam menjalankan pembangunan pemerintah roda pemerintahan Oleh dan melaksanakan itu itu aparatur dengan

nasional.

karena tantangan

harus

menjawab

melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap tata cara pengurusan kegiatan pemerintah baik yang menyangkut persoalan organisasi, tata kerja, dan prosedur kerjanya maupun dalam pengembangan kemampuan pegawai, termasuk pengurusan kepegawaiannya. 5

menyusun dan melaksanakan kebijakan pemerintah. Disisi lain tingkat keterkaitan baik antar organisasi pemerintah, masyarakat dan swasta (dunia usaha), maupun organisasi internasional sangat tinggi dan saling mempengaruhi.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

7 dan teknologi

Kepemerintahan yang Baik

Perkembangan

ilmu

pengetahuan

terutama teknologi informasi telah mengubah sistem pelayanan masyarakat dan dunia usaha sedemikian rupa sehingga hubungan usaha (transaksi) dapat langsung dilakukan tanpa bertatap muka dengan pelayanan secara electronic (e-services). Dalam pada itu situasi dalam negeri (Indonesia), juga menghadapi masalah (krisis) yang beraneka ragam, antara lain gangguan keamanan dari kelompok orang tertentu yang ingin memisahkan diri dari NKRI, menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, lemahnya penegakkan hukum dan

Di

sektor

swasta

(dunia

usaha),

pertumbuhan

perusahaan raksasa berlingkup nasional telah mendorong perubahan cara kerja operasi dan pengelolaan yang semula sangat terpusat pada perusahaan induk di negara asal, kini beralih pada penguatan operasinya di unit cabang usaha yang berlokasi di kota-kota di seluruh dunia.

Di lingkungan masyarakat, pertumbuhan lembaga swadayanya semakin cepat dengan berbagai tujuan yang berbeda, sehingga tata hubungan organisasinya semakin rumit dan memerlukan kemampuan tersendiri untuk dapat ditangani secara tepat. Begitu rumit dan

tersendatnya pemberantasan KKN, lambatnya perbaikan ekonomi, meningkatnya kejahatan (kriminalitas),

pengangguran, jumlah penduduk miskin dan merosotnya daya saing bangsa.

beranekaragamnya kehidupan masyarakat dijaman ini, dan sangat kritisnya masyarakat menyikapi perubahan memerlukan kemampuan pembinaan yang tinggi guna

Perubahan

di

bidang

sosial

yang

cepat,

dapat

mencapai pendapat

kondisi-kondisi Andrew

yang

diharapkan.

Menurut

disaksikan dari gaya hidup, budaya, cara berpakaian dan lain-lain, sehingga menimbulkan situasi yang menuntut mereka dapat mengetahui lebih banyak, namun tidak mempunyai cukup waktu untuk menyikapi perubahan yang terjadi. Kondisi ini menyebabkan masyarakat berada pada kedudukan yang amat lemah/rapuh terhadap berbagai pengaruh perubahan itu sendiri.

Dunsire

kemampuan

mengurus/menangani secara terkendali dan terarah itu adalah melalui apa yang disebut kepemerintahan

(governance). Sebab dalam tenggang waktu singkat berbagai perubahan yang bersifat mengguncangkan justru akan menghasilkan permasalahan, seperti menurunnya tingkat kepatuhan masyarakat (krisis kepercayaan),

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

9 yang akhirnya

10

Kepemerintahan yang Baik

sulitnya

menjalankan

pemerintahan,

Istilah Pemerintah atau dalam bahasa Inggrisnya Government mengandung pengertian Pengarahan pihak berwenang (penguasa) atas kegiatan orang-orang

mengarah kepada timbulnya kekacauan sosial (1993: 2223). Untuk menghadapi kondisi yang kompleks, cepat berubah dan sangat beragam dalam kehidupan

(masyarakat/rakyat) dalam sebuah negara. Bisa pula berarti Badan/Lembaga yang menjalankan kegiatan pemerintahan negara. Adapun istilah Governance yang dialihkan ke bahasa Indonesia berarti tindakan ataupun cara melakukan, menyelenggarakan tekanannya kegiatan pada oleh cara

masyarakat, diperlukan contoh/ model kepemerintahan yang mampu menserasikan hubungan timbal balik antar berbagai pihak dalam masyarakat dan dengan pemerintah dalam suatu pola tata hubungan yang saling mengisi dan harmonis. Dari sudut konsep model tersebut di atas disebut Kepemerintahan yang Baik (Good Governance). B. PENGERTIAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK Pemahaman mengenai pengertian dari istilah

pemerintah.

Jadi

menyelenggarakan kegiatan, atau dapat berarti pula cara mengelola/mengurus yang dilakukan oleh pemerintah. Secara singkat pemerintah adalah lembaganya atau organisasinya, sedangkan kepemerintahan adalah kegiatan (proses)nya. Hal ini bisa dilihat pada pernyataan berikut: Kepemerintahan lebih merupakan rangkaian hubungan timbal balik antara pemerintah dengan masyarakatnya dalam berbagai bidang, yang menyangkut kepentingan masyarakat dan campur tangan pemerintah atas

Kepemerintahan yang Baik dan yang berkaitan dengan itu sangat penting, mengingat masih ada yang sering keliru, baik cara mengucapkan maupun memahaminya dikalangan aparatur, terlebih dalam masyarakat awam (kebanyakan) antara istilah pemerintah (Government) dan

kepentingan-kepentingan tersebut (Koiman: Ed. 1993). Pengertian yang lainnya dapat disimak dalam

kepemerintahan (Governance), antara Pemerintah yang Baik (Good Government) dan Kepemerintahan yang Baik (Good Governance).

pendapat Prof. Bintoro Tjokroamidjojo, MA (2000: 34), yang mengemukakan sebagai berikut: Governance artinya: memerintah menguasai mengurus mengelola. Jadi mengandung banyak arti dan dalam hubungan ini

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

11 mengenai istilah

12

Kepemerintahan yang Baik

tampaknya

beliau

sependapat

masyarakat mengatur dirinya sendiri (terjemahan bebas). 2. Novartis Foundation for Sustainable Development (NFSD) memberikan pengertian governance

penyelenggaraan (pengelolaan) sebagai terjemahan dari istilah governance. Sementara itu pada Pidato Presiden tanggal 16 Agustus 2000, istilah governance ,

diterjemahkan sebagai pengelolaan. Dari uraian di atas kita bisa memahami bahwa istilah governance tidak semata-mata berarti

(kepemerintahan) sebagai seni kepemimpinan publik yang terdiri dari tiga bidang: a. Bentuk dan penguasa politik; b. Proses pelaksanaan kewenangan dalam mengatur kegiatan (ekonomi dan sumber daya sosial) dari negara; c. Kemampuan pemerintah untuk merancang,

kepemerintahan sebagai suatu kegiatan pemerintah, tetapi juga berarti pengurusan, pengelolaan, pengarahan, pembinaan, penyelenggaraan dan dapat pula diartikan pemerintahan. Atas dasar itu berkembang istilah public governance; private governance; corporate governance dan banking governance (pengelolaan sektor publik, swasta, badan hukum/perusahaan dan pengelolaan sektor perbankan). Lebih lanjut istilah governance kemudian berkembang dan menjadi terkenal dengan sebutan

menemukan dan melaksanakan kebijakan serta melaksanakan fungsi-fungsinya. 3. Rainer Tetzlaff (1995: 20-22) memberikan pengertian Kepemerintahan secara sederhana, yaitu: cara

menggunakan kekuasaan pemerintah/negara dalam mengelola sumber daya ekonomi dan sosial untuk pembangunan masyarakat. Dari beberapa pengertian tentang governance dapat diketahui bahwa konsep itu pada dasarnya berkenaan dengan kegiatan pemerintah, tetapi melibatkan swasta dan masyarakat. Dalam hubungan ini Agus Dwiyanto mengenai governance mengemukakan bahwa istilah

kepemerintahan, bahkan disamakan pula dengan istilah Tata Kepemerintahan (lihat Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005, tentang RPJMN 2004-2009). Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian

Governance dari berbagai sumber/ahli seperti: 1. Hubbard (2001) mengatakan bahwa Kepemerintahan mengandung pengertian tidak sekedar pemerintahan. Kepemerintahan mengandung pengertian bagaimana

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

13 bentuk aslinya karena

14

Kepemerintahan yang Baik

governance

dibiarkan

dalam

seimbang. Itulah sebabnya praktek terbaik (best practise) dari governing disebut Good Governance yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan pengurusan yang baik, pengaturan yang baik, atau pengelolaan yang baik untuk mencapai ketertiban dan kelancaran pelaksanaan

memang sulit mencari padanan kata itu secara tepat. Banyak diterjemahkan sebagai tata pemerintahan,

penyelenggaraan negara, ataupun pengelolaan (Ed. 2006). Lebih jauh dinyatakan bahwa apapun terjemahannya menunjuk pada pengertian bahwa kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah. Governance menekankan pada pelaksanaan fungsi

kegiatan guna mencapai tujuan bersama yang disepakati bersama pula. Tanda-tanda terlihatnya Kepemerintahan yang Baik dapat dilihat dari kenyataan bahwa mengurus negara/kegiatan dilaksanakan oleh pemerintah pemerintah tidak saja, selalu tetapi harus juga

pengelolaan, penyelenggaraan, pengaturan, pengurusan secara bersama-sama oleh pemerintah dan atau organisasi lain, yaitu LSM, perusahaan swasta dan warga negara. Bahkan lembaga yang bukan pemerintah tersebut dapat saja memegang pengaruh besar dalam governance tersebut, lebih dari itu pemerintah dapat saja tidak berperan sama sekali. Dalam ungkapan bahasa Inggris disebut governance without government.

mengikutsertakan masyarakat/rakyat/ warga negaranya.

Dalam modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang disusun oleh LAN-BPKP tahun 2000, dinyatakan bahwa istilah kepemerintahan dalam prakteknya yang terbaik, disebut Kepemerintahan yang Baik (Good Governance). Yang dapat diterima oleh seluruh masyarakatnya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pemahaman mengenai pengertian istilah kepemerintahan (governance) lebih ditekankan pada jalannya kegiatan (proses Beberapa hal dalam konsep Kepemerintahan yang Baik, yang penting harus dipahami diantaranya adalah bahwa arti Baik dalam istilah Kepemerintahan yang Baik mengadung dua pengertian.

pemerintahan) dan pada lembaga (pemerintah)nya. Dalam proses itu berlangsung kerjasama antara organisasi pemerintah dan masyarakat (LSM, swasta) secara

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

15

16

Kepemerintahan yang Baik

Pertama : Adanya nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam mencapai (1) tujuan (nasional); (2) kemandirian; (3) pembangunan berkelanjutan; (4) keadilan sosial.

2. UNDP memberikan definisi Kepemerintahan yang Baik sebagai hubungan yang saling mengisi swasta dan dan

membangun masyarakat; 3. Peraturan memberikan

diantara

negara,

Pemerintah definisi

No.

101

Tahun yang

2000; Baik

Kepemerintahan

sebagai Kepemerintahan yang mengembangkan dan Kedua : Persoalan yang berkenaan dengan fungsimenerapkan akuntabilitas, prinsip-prinsip transparansi, profesionalitas, pelayanan prima,

fungsi/tugas dari pemerintahan yang berjalan secara tepat dalam mencapai hal-hal tersebut di atas.

demokrasi, efisiensi, efektifitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh rakyat; 4. Dari Modul Diklat yang diterbitkan oleh LAN terdapat

Di bawah ini diberikan uraian mengenai pengertian Kepemerintahan yang Baik dari berbagai sumber sebagai berikut: 1. Bank dunia menyamakan istilah Kepemerintahan yang Baik dengan melaksanakan pengaturan pembangunan secara mantap dan bertanggung jawab sejalan dengan keinginan rakyat; mencegah salah urus dan

pula pengertian Good Governance yang secara ringkas dirumuskan sebagai mengurus pemerintahan negara secara mantap dan bertanggung jawab, hemat dan tepat, dengan cara menjamin hubungan yang baik antara pihak pemerintah, swasta dan masyarakat. Oleh karena Kepemerintahan yang Baik melekat dengan praktek administrasi negara, maka upaya mewujudkannya merupakan upaya melakukan

persekongkolan

politik/administrasi;

menjalankan

disiplin anggaran, dan penciptaan aturan/ketentuan yang baik di bidang politik/hukum bagi tumbuhnya kegiatan dunia usaha;

penyempurnaan administrasi negara. 5. Menurut Agus Dwiyanto apapun terjemahannya dari Governance, maka dalam good Governance

mengandung pengertian bahwa kekuasaan mengurus

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

17

18

Kepemerintahan yang Baik

pemerintahan tidak lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah menekankan pada pelaksanaan fungsi pengrusan secara bersama oleh pemerintah dan lembaga lainnya LSM, perusahaan swasta serta warga negara (Ed. 2006). 6. Dalam tulisan J.D Millet (1954) dikatakan bahwa Pemerintahan kesempatan yang berbagai baik berarti memberikan berperan Peran masing-masing pilar itu dalam konsep
Swasta Masyarakat Pemerintah

organisasi

sosial

melaksanakan tugas-tugas pelayanan masyarakat di luar kekuasaan pemerintah, karena kekuasaan

Kepemerintahan yang Baik adalah sebagai berikut: 1. Negara/pemerintah berperan menciptakan suasana lingkungan politik, ekonomi dan dunia hukum usaha yang dan

pemerintah itu sendiri terbagi dan terbatas. Dari berbagai pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Good Governance atau

mendorong

berkembangnya

masyarakat secara sehat; 2. Swasta/dunia usaha menciptakan lapangan

Kepemerintahan yang Baik adalah pengurusan atau penyelenggaraan pemerintahan yang tidak semata-mata dilakukan oleh pemerintah, melainkan bersama dengan pihak swasta dan masyarakat. Dengan demikian dalam konsep Kepemerintahan yang Baik terdapat tiga pihak penting yang disebut juga pilar-pilar Kepemerintahan yang Baik, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat yang saling berhubungan secara harmonis sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Hubungan ketiga pilar tersebut bila digambarkan adalah sebagai berikut:

kerja/pendapatan; 3. Masyarakat memberikan kemudahan hubungan sosialpolitik melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk ikut berperan dalam kegiatan ekonomi, sosial dan politik.

Ditinjau dari segi kelembagaan (organisasi), maka negara sebagai unsur governance termasuk di dalamnya lembaga negara (DPR/DPD, MA, BPK) dan lembaga

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

19

20 D. RANGKUMAN

Kepemerintahan yang Baik

pemerintah (Kementerian/Departemen dan LPND). Di tingkat Daerah, lembaga pemerintahan Daerah termasuk didalamnya perangkatnya Pemerintah serta DPRD. Daerah Sektor dengan swasta segenap meliputi

Perkembangan lingkungan dipenghujung abad ke-20 yang menyangkut kehidupan masyarakat (ideologi,

ekonomi, sosial dan politik serta hukum dan lain-lain) telah menimbulkan tantangan yang berat bagi berbagai negara di dunia, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

perusahaan swasta yang berkecimpung dalam berbagai bidang kegiatan. Sedangkan masyarakat terdiri dari individu dan kelompok (baik yang terorganisasi maupun tidak). Termasuk dalam kelompok masyarakat misalnya Ikatan Dokter, pengusaha, dan lembaga swadaya

teknologi serta semangat bebas dari tekanan telah mendorong perubahan besar dalam kehidupan bernegara yang harus disikapi dengan melakukan perbaikan dan penyesuaian dalam cara-cara mengurus pemerintahan

masyarakat (LSM).

C. LATIHAN (TEST)
1. Jelaskan secara singkat mengenai latar belakang lahirnya konsep Kepemerintahan yang Baik. 2. Jelaskan mengenai arti dan pengertian di bawah ini: 2. Government (Pemerintah) 3. Kepemerintahan (Governance) 4. Istilah-istilah lain apa saja yang artinya sama dengan istilah kepemerintahan 3. Jelaskan mengenai pengertian Kepemerintahan yang Baik. Boleh dipilih menurut/sesuai sumbernya. 4. Sebutkan pilar-pilar Kepemerintahan yang Baik. 5. Jelaskan peran dari masing-masing pilar

(negara). Dalam negara yang pemerintahnya terlalu mengandalkan mengabaikan kekuasaan/kewenangan aspirasi/kepentingan sehingga

masyarakat/rakyat,

dengan datangnya pengaruh perubahan yang mendunia kekuasaannya yang berlebihan telah menjadi senjata yang mengancam bagi pemerintah itu sendiri. Konsep atau pemikiran bahwa segala urusan yang menyentuh kepentingan masyarakat/rakyat hanya

pemerintah yang berwenang mengurus atau mengaturnya terutama dalam negara hukum yang demokratis dan berkeadilan sudah tidak sesuai lagi untuk dipertahankan. Dari pengalaman mengurus pemerintahan di Indonesia, kekuasaan pemerintah yang berlebihan telah

Kepemerintahan yang Baik.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

21 (mis-manajemen), rakyat dan

menimbulkan

salah

urus

turunnya/tipisnya

kepercayaan

kepada

pemerintah. Itulah secuil masalah yang memunculkan lahirnya konsep Kepemerintahan yang Baik (good

BAB III PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK


PRINSIP-PRINSIP KEPEMER INTAHAN YANG BAIK
A. ARTI DAN PENGERTIAN PRINSIP
Secara umum prinsip adalah suatu istilah yang sering digunakan dalam dunia ilmu pengetahuan. Dapat diartikan patokan ataupun landasan yang dijadikan pegangan atau acuan untuk melakukan sesuatu. Pada umumnya dalam istilah prinsip mengandung kebenaran yang sudah teruji dan dapat dibuktikan dalam praktek. Prinsip adalah sebuah pernyataan mendasar, yang pada umumnya menjadi landasan berpikir/bertindak. Oleh sebab itu prinsip, sering disebut juga asas. Prinsip atau asas lahir dari pengalaman dalam hal yang sama dan berulang-ulang dengan hasil yang sama. Prinsip tidak sama (berbeda) dengan hukum atau pun dogma, ajaran yang selalu dipandang benar. Dalam hal tertentu prinsip dapat dinyatakan dalam bentuk dugaan atau anggapan yang mendasar dan atau hipotesa (kesimpulan sementara). Prinsip sebagai pernyataan yang mendasar bersifat: 1. Praktis, maksudnya prinsip itu selalu dapat dipakai terlepas dari waktu atau saat ditetapkan. 22

governance). Dalam Kepemerintahan yang Baik, pengurusan

kegiatan pemerintah dilakukan secara bersama sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing pelaksananya, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat yang berfungsi secara berimbang, dan melakukan hubungan kerja yang saling mengisi dan harmonis. Bahkan bilamana perlu pemerintah tidak harus melaksanakan sendiri kegiatankegiatan di bidang tertentu, apabila masyarakat/swasta sudah mampu melaksanakan kegiatan tersebut. Misalnya mendirikan dan mengelola rumah sakit,

pendidikan/sekolah dan menyediakan angkutan umum. Dalam konteks ini, peran pemerintah terbatas pada segisegi membuat kebijakan, standar atau patokan dan mendorong kelancaran dan menjaga ketertiban

berlangsungnya kegiatan.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

23

24
menyelesaikan persoalan/masalah

Kepemerintahan yang Baik

2. Relevan (berkaitan) dengan sebuah ketentuan yang bersifat dasar dan luas sehingga memberikan suatu pandangan yang mencakup banyak hal. 3. Konsisten (ajeg) dalam arti bahwa dalam situasi yang serupa akan timbul hasil yang serupa juga (LAN; 2002.

dan

kepentingan

masyarakat. Atas dasar itu dibuatlah peraturan-peraturan ataupun kebijakan yang bersifat mengatur dan mengikat masyarakat untuk dipatuhi secara tertib. Bahkan

memberikan sanksi bilamana terjadi pelanggaran atas peraturan/kebijakan ataupun ketentuan yang telah

Penerapan prinsip akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Oleh yang karena Baik itu prinsip-prinsip pengertian teruji

dibuatnya guna menjamin ketertiban sosial. Namun demikian dalam praktek pemerintahan

Kepemerintahan

mengandung dan

dimanapun berlangsung terdapat kecenderungan bahwa dengan cara tersebut di atas, ketertiban sosial yang diharapkan seringkali tidak tercapai sepenuhnya. Sikap dan tindakan aparatur pemerintah sering berlebihan, menganggap remeh masyarakat dan kurang peduli pada kepentingan mereka seolah-olah lupa akan peran dan kewajibannya sebagai pelayan atau abdi masyarakat. Kondisi itu dialami pula di negara kita bahkan masih terasa terutama dalam pelayan masyarakat. Dengan penerapan konsep Governance dalam upaya

ketentuan-ketentuan

mendasar

telah

kebenarannya dalam praktek, sehingga dapat menjadi pedoman pemikiran atau tindakan dalam menjadikan kenyataan tentang praktek Kepemerintahan yang Baik. Itulah sebabnya dalam konsep Kepemerintahan yang Baik terdapat prinsip-prinsip tertentu yang harus dijadikan pegangan dalam mempraktekkan konsep tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa menurut pandangan klasik, pemerintah sebagai lembaga mempunyai

wewenang untuk mengatur, mengurus bahkan memaksa warganya diwilayahnya dan mengontrol pengaruh luar atas pelaksanaan wewenangnya didalam negeri, termasuk mengawasi lembaga-lembaganya. Pemerintah adalah

mewujudkan Good Governance, Pemerintah dengan seluruh aparaturnya perlu bertindak lebih bijak dalam menjalankan demokoratis. Satu hal yang harus dipahami adalah bahwa pemerintahan di negara kita yang

penguasa di atas wilayah dan rakyatnya dan pemerintah dianggap paling berwenang menetapkan, mengatasi dan walaupun dari sudut pandang konsep Governance

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

25 pengurangan peran

26
kekuasaan atas menjadi

Kepemerintahan yang Baik

membawa

akibat

terjadinya

kekuasaan

untuk

pemerintah namun pemerintah sebagai pihak berwenang tidak bisa diabaikan perannya. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimanakah sebaiknya pemerintah

menyelenggarakan

kepentingan,

memenuhi

kebutuhan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di masyarakat. 3. Pemerintah, LSM, swasta dan masyarakat setempat

menempatkan dirinya dan bersikap manakala berlangsung proses Governing (kepemerintahan) dalam rangka

(lokal/daerah) merupakan pelaku atau aktor yang mempunyai peran dan posisi/kedudukan yang saling menseimbangkan.

Kepemerintahan yang Baik?

B. PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK SEBAGAI KONSEP


Dalam tulisan tentang mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik (2006:78-79) diajukan

4. Pemerintah

harus

mampu

merekayasa/merancang

ulang struktur dan budaya kerja organisasinya agar siap dan mampu menjadi penggerak pihak/lembaga lainnya untuk menjalani kerjasama yang kokoh, mandiri dan dinamis. 5. Pemerintah harus melibatkan semua pihak dalam yang masyarakat dalam proses kebijakan mulai dari

setidaknya ada enam hal mendasar yang bisa dijadikan acuan/patokan sebagai berikut: 1. Dalam kolaborasi (kebersamaan=penulis)

dibangun, pemerintah tetap berperan sebagai figur kunci namun tidak besar pengaruhnya dan mempunyai kemampuan dalam melakukan koordinasi terhadap pelaku-pelaku (aktor) pada lembaga-lembaga semi dan non pemerintah untuk mencapai tujuan

perumusan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan masyarakat. 6. Pemerintah pemberian harus mampu meningkatkan penyesuaian, masyarakat mutu dan dalam serta penyelenggaraan pelayanan

tanggapan, kepada

masyarakat. 2. Kekuasaan yang dimiliki pemerintah harus diubah maknanya dari yang semula dipahami sebagai

pertanggungjawaban

penyelenggaraan kepentingan pemenuhan kebutuhan

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

27

28

Kepemerintahan yang Baik

dan penyelesaian masalah dalam masyarakat/masalah publik. Keenam butir tersebut di atas bisa disebut ciri, bahkan nilai-nilai dari Kepemerintahan yang Baik. Ciriciri itu bila kita telaah sebenarnya merupakan suatu ketentuan/patokan atau acuan yang harus diikuti untuk mewujudkan Kepemerintahan yang Baik. Dengan

atas, yaitu (200:79): (a) partisipasi; (b) penegakan hukum; (c) transparansi; (d) kesetaraan; (e) daya tanggap; (f) wawasan ke depan; (g) akuntabilitas; (h) pengawasan publik; (k) efektvitas dan efisiensi; dan (j) profesionalisme. 3. Dalam Peraturan Pemerintah No. 101/2000 tentang Diklat Jangka Jabatan PNS (Penjelasan Pasal 2 huruf a) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

perkataan lain bila patokan-patokan di atas diterapkan secara tepat dan konsekuen menjadi ciri Kepemerintahan yang Baik. Bila kita mempelajari berbagai sumber informasi seperti: peraturan perundangan, buku-buku teks, dan berbagai tulisan ilmiah, terdapat berbagai prinsip yang perlu diketahui dan dipahami oleh aparatur pemerintah (PNS) sebagai di bawah ini: 1. Prinsip Kepemerintahan yang Baik menurut UNDP ada delapan yaitu (1) Partisipasi; (2) Transparansi; (3) Akuntabilitas; (4) Efektifitas dan efisiensi; (5)

Kepemerintahan yang Baik adalah

kepemerintahan

yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas; akuntabilitas, transparansi; pelayanan prima demokratis, efisiensi dan efektivitas; supremasi hukum; dan dapat diterima oleh masyarakat. 4. Gambir Batha (1996:7) mengemukakan pandangan mengenai unsur-unsur utama Good Governance, yang sebenarnya serupa tapi tak sama dengan prinsipprinsip Kepemerintahan yang Baik, yaitu: a. Akuntabilitas kewajiban bertindak penanggung mengandung aparatur pengertian pemerintah jawab tindakan adanya untuk dan dan

Kepastian hukum; (6) Responsifitas (7) Konsensus; dan (8) Kesetaraan. 2. Dalam buku Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik dinyatakan ada pula yang

bagi selaku gugat

penanggung atas segala

kebijakan yang ditetapkannya.

menyebutkan 10 prinsip yang hampir sama dengan di

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

29 secara jelas perorangan bisa

30

Kepemerintahan yang Baik

b. Transparansi. mengetahui kebijakan

Rakyat dengan dan

berarti aparatur negara mau dan mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pelayanan masyarakat dengan baik. Dalam hubungan ini aparatur pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara wajib memahami dan yang

proses

pembuatan sehingga

pelaksanaannya

masyarakat secara umum mengetahui dengan jelas. c. Keterbukaan, prinsip ini menghendaki adanya kesempatan memberikan rakyat secara dan terbuka kritik untuk

mempraktekkan

prinsip-prinsip

Kepemerintahan

Baik, yang dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 disebut asas-asas umum penyelenggaraan negara. Perlu diketahui bahwa dalam proses penyusunan undang-undang tersebut telah mengakomodasi semangat dan konsep Kepemerintahan yang Baik (Bintoro: 2003). Adapun asas atau prinsip tersebut adalah: 1. Asas kepastian hukum.

tanggapan

terhadap

pemerintah terutama dalam perolehan informasi yang memadai (lengkap dan jelas) untuk menilai jalannya pemerintahan. d. Aturan hukum, berupa jaminan kepasatian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakan pemerintah yang ditempuh dan setiap kebijakan/peraturan harus dirumuskan, ditetapkan dan dilaksanakan berdasarkan cara-cara dan

2. Asas tertib penyelenggaraan negara. 3. Asas kepentingan umum. 4. Asas keterbukaan. 5. Asas proporsionalitas. 6. Asas profesionalitas. 7. Asas akuntabilitas.

aturan yang jelas dan ajeg dan juga diketahui oleh masyarakat.

Asas ataupun prinsip Kepemerintahan yang Baik Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik seperti di atas dapat dipraktekkan dan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan bersama dalam bernegara. Proses pencapaian tujuan negara tentunya melibatkan pula masyarakat. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut perlu diterapkan oleh ketiga pihak/pilarnya demi

keberlangsungan pengelolaan secara bersama kegiatan pencapaian tujuan negara/pemerintahan, antara

pemerintah, dunia usaha (swasta) dan masyarakat.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

31

32

Kepemerintahan yang Baik

Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik terutama harus diterapkan oleh PNS, terutama yang tugasnya berhubungan dengan pelayanan masyarakat secara

digunakan dalam konsep Good Governance seperti responsible, accountable, controlable, transparancy, limitable, dan lain-lain. yang yang kepastian Baik Bagi rakyat banyak adalah berbagai dalam dan

langsung. Mengapa demikian? Pertama : pelayanan masyarakat merupakan fungsi pemerintah yang langsung berhubungan dengan pihak yang bukan pemerintah

Kepemerintahan pemerintahan kemudahan,

menurutnya

memberikan dan bersih pelayanan

menyediakan/memberikan perlindungan (terhadap)

(masyarakat)/swasta/orang perorang, dimana tidak hanya dapat dirasakan langsung oleh penerima layanan. Kedua : pelayanan masyarakat, baik dari segi cara kerja, organisasi dan perilaku aparatnya hingga

masyarakat/warganegara

dari berbagai tindakan sewenang-wenang, baik atas diri, hak maupun atas harta bendanya (1959). Dari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa roda pemerintahan akan berjalan secara harmonis, bila proses penyelenggaraannya (governing) menerapkan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik secara tepat.

sekarang masih belum sepenuhnya terselenggara dengan baik (pungutan liar, berbelit-belit, waktu penyelesaian dilayani dll) yang tidak jelas, ada sikap yang ingin sukses

sekalipun

C. LATIHAN (TEST)
1. Apakah yang dimaksud prinsip itu? Jelaskan menurut pemahaman Saudara.

menerapkan pelayanan prima di beberapa Pemda Kab/Kota. Merupakan suatu hal yang menarik dan mudah dicerna dalam memahami pengertian Kepemerintahan yang Baik dengan sekian banyak prinsip-prinsipnya bila kita menyimak pernyataan Ketua Mahkamah Agung sebagai berikut: bahwa berbagai istilah sering 2. Jelaskan pula pengertian Prinsip Kepemerintahan yang Baik.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

33

3. Ada berapa prinsip Kepemerintahan yang Baik yang Saudara Saudara. 4. Apa hasil dari penerapan prinsip Kepemerintahan yang Baik. ketahui? Jelaskan menurut pemahaman

BAB IV PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (Contoh dan Permasalahannya)

A. UMUM
D. RANGKUMAN Prinsip sebagai patokan/acuan berfikir dan bertindak bila diterapkan secara konsekuen akan menjamin Praktek Kepemerintahan yang Baik sebagai bentuk kebersamaan antara pihak pemerintah, swasta (dunia usaha) dan masyarakat dalam penyelenggaraan

terwujudnya konsep dalam kenyataan dan menjamin pula hasil yang diharapkan. Prinsip Kepemerintahan yang Baik memberikan arah dan menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dalam mencapai tujuan bernegara, yaitu terciptanya kesejahteraan rakyat/masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama antara ketiga pelaku (pemerintah dan masyarakat serta swasta) sesuai dengan peran, hak dan kewajiban serta tanggung jawab masing-masing secara seimbang dan selaras.

pemerintahan dan pembangunan tidaklah dimaksudkan untuk mengabaikan pentingnya pengaturan pemerintah yang efisien. Tanggung jawab terlaksananya penerapan Kepemerintahan yang Baik terletak pada ketiga pihak di atas, sehingga diperlukan pembinaan hubungan di antara ketiga pihak tersebut. Kesemuanya itu memerlukan dukungan dan kemauan baik aparatur pemerintah.

Berbagai prinsip Kepemerintahan yang Baik yang dikemukakan diterapkan pada Bab III pada hakekatnya perlu

oleh ketiga pelakunya (pemerintah, swasta

dan masyarakat), namun dalam rangka pembatasan materi sesuai dengan pokok bahasan hanya diuraikan penerapan prinsip-prinsip pokok yang dipandang penting 34

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

35

36

Kepemerintahan yang Baik

bagi aparatur pemerintah. Ada tujuh prinsip utamanya yang penting dan perlu dipahami oleh PNS sebagai unsur aparatur negara, berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN.

2. Prinsip Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan Prinsip dan ini menghendaki adanya keteraturan gerak diantara para pelaku

kesearahan

(pemerintah, swasta dan masyarakat). Ketiga pilar Kepemerintahan yang Baik itu harus saling

berkomunikasi secara timbal balik dalam menetapkan

B. PENERAPAN YANG BAIK

PRINSIP-PRINSIP

KEPEMERINTAHAN

arah dan tujuan yang saling terkait. Pemerintah seyogyanya membatasi kegiatan-kegiatan pelaksanaan di bidang tertentu, manakala kegiatan tersebut sudah mampu ditangani sendiri oleh masyarakat/swasta. Campur tangan pemerintah untuk hanya melalui dan

1. Prinsip Kepastian Hukum Prinsip pertama ini ada juga yang menyebutnya asas legalitas. adalah Secara semua ringkas/sederhana kebijakan dan

pengertiannya

kebijakan/perundangan menciptakan suasana

mendorong

keputusan/tindakan didasarkan pada landasan hukum yang jelas dan kuat disamping tidak melanggar hukum. Dalam situasi masyarakat (warga negara) telah yakin bahwa penegakkan hukum sesuai dengan nilai-nilai kebenaran, maka kegiatan pemerintahan akan berjalan lancar. Sanksi atas pelanggaran hukum dikenakan pada setiap pelanggar tanpa pandang bulu. Campur tangan atas hak dan kebebasan setiap orang atau kelompok hanya bisa dilakukan atas dasar aturanaturan hukum tertentu.

berperannya

masyarakat,

sehingga memupuk kemandirian masyarakat. Prinsip kedua dari Kepemerintahan yang Baik ini ingin menghindarkan bentrokan/pertentangan

diantara kebijakan, baik antara kebijakan yang ditetapkan oleh masing-masing instansi pusat, antara pusat dan daerah maupun antar daerah. Kebijakan pada pemerintahan tingkat bawah tidak boleh

bertentangan dengan kebijakan pada tingkat yang lebih tinggi, terutama yang isinya berkaitan.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

37

38
sekelompok orang ataupun

Kepemerintahan yang Baik

3. Prinsip Kepentingan Umum Prinsip ini penting bagi aparatur pemerintah sebagai pelayan masyarakat, yaitu harus

karena

ada

kaitan

keluarga/suku bahkan agama/kepercayaan.

mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara memahami dan menampung harapan dan keinginan masyarakat secara cermat. Prinsip ini menuntut agar dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pihak pemerintah (aparatur) selalu mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi ataupun kepentingan golongan tertentu. Kepentingan umum mengatasi kepentingan pribadi, bukan berarti kepentingan pribadi tidak diakui keberadaannya

4. Prinsip Keterbukaan Prinsip atau asas keterbukaan memberikan

kesempatan masyarakat untuk menggunakan haknya guna memperoleh data/informasi (keterangan) yang benar, lengkap dan akurat (dapat dipercaya

kebenarannya) tentang kegiatan dan hasil-hasil yang dicapai oleh pemerintah. Prinsip ini menuntut

kejujuran aparatur dalam memberikan keterangan dan tanpa pilih kasih. Namun demikian harus juga

sebagai hakekat individu manusia. Akan tetapi dalam kepentingan umum terdapat pembatasan terhadap kepentingan pribadi, karena kepentingan itu pada hakekatnya tercakup dalam kepentingan masyarakat dan kepentingan nasional yang berlandaskan azas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kesejahteraan bahwa kegiatan umum mengandung dan makna

diperhatikan secara bijak yang berkenaan dengan hak asasi pribadi, golongan dan juga rahasia negara. Prinsip keterbukaan ditekankan pada pemberian

kesempatan memperoleh informasi kepada pihakpihak terkait mengenai proses dan hasil-hasil

kegiatannya. Prinsip kesempatan keterbukaan bagi rakyat juga untuk memberikan menyampaikan

pembangunan

hasil-hasilnya

adalah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat (masyarakat). Dalam hubungan ini kebijakan yang dibuat adalah untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat, bukan kepentingan

tanggapan dan kritik yang membangun terhadap pemerintah, memberikan penilaian terhadap jalannya pemerintahan. Pemerintah sebagai pihak berwenang harus mau dan mampu menyampaikan berbagai

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

39

40
adanya keseimbangan antara

Kepemerintahan yang Baik

informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, karena memperoleh informasi adalah hak bagi masyarakat yang dijamin dengan Undang-Undang. Selain itu informasi yang disampaikan oleh pemerintah kepada masyarakat haruslah yang mengandung kebenaran, bukan hasil rekayasa. Informasi yang benar itu juga harus disampaikan secara ikhlas kepada seluruh warga/masyarakat. Adanya hak dari masyarakat informasi untuk

hukuman

jabatan

dengan kelalaian/kealpaan seorang PNS. Artinya hukuman yang dijatuhkan tidak boleh berlebihan sehingga tidak seimbang dengan pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai tersebut. Prinsip ini

bermaksud menjamin perlindungan hukum terhadap pegawai dengan baik, adil, tidak berlebihan. PNS juga memperoleh gaji dan tunjangan sebagai imbalan atas pekerjaan/jabatannya sesuai peraturan yang berlaku. Oleh karena itu setiap aparatur harus memahami hak dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, memahami peraturan perundangan yang berkenaan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab bahkan kewajiban dan

memperoleh/mendapatkan

dimaksudkan

sebagai bagian dari pengikutsertaan secara aktif (partisipasi) masyarakat dalam memperbaiki dan

mengurus negara. Akan tetapi penerapan prinsip ini harus tetap mengindahkan aturan hukum, moral dan sosial yang berlaku. Artinya keterbukaan memperoleh keterangan tidak boleh melampaui batas yang

larangan yang tidak boleh dilanggar. Dalam hubungan ini penting dikuasai mengenai uraian tugas/

pekerjaan, peraturan disiplin dan tata tertib lainnya yang berlaku secara umum dan khusus di instansinya.

menyentuh hak asasi pribadi/golongan, terlindunginya rahasia dan keselamatan negara, yang tidak

bisa/boleh diketahui, dimiliki dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak berhak.

6. Prinsip Profesionalitas Setiap PNS sebagai salah satu unsur aparatur negara, yang berperan selaku pelayan masyarakat

5. Prinsip Proporsionalitas Prinsip ini mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban aparatur pemerintah, seperti

harus mempunyai keahlian atau kemampuan yang tinggi dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaannya. Dengan perkataan lain PNS harus memiliki kompetensi

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

41

42

Kepemerintahan yang Baik

(pengetahuan dan keterampilan) yang dipersyaratkan untuk melaksanakan pekerjaannya. Prinsip di atas harus dibarengi dengan berlandaskan kode etik,yaitu seorang PNS disamping harus menguasai suatu

kembangkan secara berencana dan berkesinambungan oleh Pemerintah, di tingkat pusat dan Daerah.

7. Prinsip Akuntabilitas Prinsip tanggung akuntabilitas gugat, disebut juga prinsip setiap

keahlian, juga harus memiliki

sikap dan perilaku

tertentu (jujur misalnya) dalam melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawabnya. Prinsip profesionalitas sangat penting karena PNS memegang kunci keberhasilan dalam pemerintahan, utamanya dalam memberikan pelayanan kepada

menghendaki

bahwa

pelaksanaan tugas dan hasil akhir dari kegiatan pemerintahan dan pembangunan harus dapat dan wajib dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya pada masyarakat dan para pihak yang terkait sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

masyarakat. Dengan kemampuan profesional yang tinggi dari setiap PNS dibidang tugasnya masingmasing maka tugas pemerintahan dan pelayanan masyarakat mestinya dapat dilaksanakan secara

Pertanggungjawaban kepada masyarakat disamping merupakan kewajiban adalah juga sewajarnya

dilakukan karena rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan UUD 1945. Prinsip ini menekankan bahwa semua kegiatan dan hasil akhir yang dicapai harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau

berdayaguna dan berhasilguna. Profesionalitas yang tinggi dengan sendirinya akan dapat menjamin hasil prestasi kerja yang tinggi bagi organisasi/instansinya dan memperlancar pengembangan karir. Dengan

profesionalitas yang berakar dari keahlian dengan sendirinya Kepemerintahan yang Baik menjadi

rakyat secara benar dan jujur dengan dukungan data/informasi yang lengkap. Keharusan menerapkan konsep ini mengingat kegiatan pemerintah mempunyai pengaruh besar (dampak), dan juga karena kegiatan pemerintah dibiayai dari uang rakyat, sehingga segala kegiatan dan hasilnya harus dapat

kenyataan dan tujuan pemerintahan/pembangunan lebih memungkinkan untuk dicapai. Upaya untuk mewujudkan PNS yang profesional melalui berbagai program Diklat Jabatan PNS telah dan terus di

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

43

44

Kepemerintahan yang Baik

dipertanggungjawabkan. Sejak awal sampai akhir, kegiatan termasuk kegagalan dan keberhasilannya wajib dilaporkan secara tertib. Dengan prinsip ini setiap aparatur bisa yang digugat/dituntut dialami bila ada

Penerapan prinsip ini antara lain tertuang dalam UUD 1945, yaitu: Pasal 27 (1) Segala warga negara bersamaan

kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan menjunjung dan hukum wajib dan

kegagalan

karena

kesengajaan/kelalaiannya. Di lain pihak prinsip ini menjamin aparatur yang bersih dan berwibawa. Jadi tidak bisa lagi dengan cara sembrono, dimana laporan pertanggungjawaban dibuat asal bapak senang (ABS). Untuk dapat memahami secara nyata penerapan prinsip tersebut di lingkungan aparatur pemerintah kiranya perlu diberikan contoh-contohnya dengan jelas. Contoh berikut terutama yang tertuang dalam Peraturan Perundangan sehingga mudah untuk dibaca dan dipelajari secara seksama. Pasal 30 (1) Pasal 28D (1)

pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualiannya. Setiap orang berhak atas

pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Kepolisian Negara RI sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas

melindungi, mengayomi, melayani,

C. CONTOH DAN PERMASALAHAN DALAM PENERAPAN


Penerapan dari prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik sebagaimana telah diuraikan di atas dapat dilihat dalam rumusan peraturan perundangan yang berlaku dan dalam pelaksanaan tugas aparatur (PNS). Berikut

serta menegakkan hukum.

2. Prinsip Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Penerapan organisasi prinsip ini dari sudut pandang

misalnya setiap unit/pejabat bertugas

diberikan contoh yang penting diantaranya: 1. Prinsip Kepastian Hukum.

sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan mematuhi tata

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

45

46
ditetapkan

Kepemerintahan yang Baik

kerja dan prosedur kerja yang ada, serta menjalin hubungan kerja yang serasi dengan pihak terkait. Contoh penerapan prinsip ini misalnya dalam UUD 1945 pada: Pasal 23 E : (1) untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab tentang keuangan negara di adakan satu Badan

dengan

Undang-Undang

dengan maksud semata-mata untuk menjamin penghormatan kebebasan orang pengakuan atas lain hak dan serta dan untuk

memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilainilai agama, umum keamanan dalam dan suatu

Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri. (2) Hasil negara pemeriksaan keuangan

ketertiban

masyarakat yang demokratis.

diserahkan kepada DPR, Dalam Undang-undang No. 28 tahun 1999,

DPD dan DPRD sesuai dengan kewenangannya. (3) Hasil ditindak pemeriksaan lanjuti oleh tersebut Lembaga

penerapan prinsip Ketertiban ini tercantum antara lain dalam Bab V: Pasal 7: (2) Hubungan antar Penyelenggara Negara

perwakilan dan/atau Badan sesuai dengan Undang-Undang. Pasal 28 J: (1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (2) Dalam menjalankan hak dan wajib yang

dilaksanakan dengan mentaati normanorma kelembagaan, kesopanan,

kesusilaan, dan etika yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945;

3. Prinsip Kepentingan Umum Aparatur pemerintah harus kepentingan

kebebasannya, setiap orang tunduk kepada pembatasan

mengutamakan/mendahulukan

masyarakat/seluruh rakyat. Penerapan dari semangat

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

47

48

Kepemerintahan yang Baik

dan nilai-nilainya dapat dibaca antara lain pada Pembukaan UUD 1945, alinea keempat dan juga pada Pasal 33 (2) yang berbunyi: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam pelayanan masyarakat, misalnya di bidang pemberian ijin (fungsi perijinan) seorang

Pasal 23 (1) UUD 1945: APBN sebagai wujud dari pengelolaan setiap tahun keuangan dengan secara untuk negara ditetapkan dan dan

Undang-Undang terbuka

dilaksanakan bertanggungjawab

sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Pasal 28F (1) setiap orang berhak untuk memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk

pejabat/pegawai pemerintah harus mendahulukan pelayanannya bagi kepentingan orang banyak, bukan seseorang/individu, atau karena pertimbangan

mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan tersedia. segala jenis saluran yang

pribadi/kekeluargaan/ kelompok/suku dsbnya. Sebab dibentuknya aparaturnya instansi memang pemerintah diberi dan tugas untuk

amanah

memberikan pelayanan umum, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam PP No. 24 tahun 2001, misalnya di Pasal 45 ayat (1) Setiap orang mempunyai hak yang sama

untuk mendapatkan informasi dalam rangka ikut serta 4. Prinsip Keterbukaan Dalam Kepemerintahan yang Baik, masyarakat memiliki peluang (akses) yang besar memperoleh informasi/keterangan mengenai kegiatan aparatur. Setiap aparatur harus selalu membuka diri untuk dimintai informasi oleh masyarakat. Contoh melakukan upaya pengendalian kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan lahan. Pada Pasal 43 (1) Gubernur/Bupati/Walikota wajib memberikan masyarakat informasi mengenai kepada kebakaran

penerapan prinsip Keterbukaan misalnya pada:

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

49 dan atau lahan serta

50

Kepemerintahan yang Baik

hutan

(2) Setiap warganegara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

dampaknya. (2) Pemberian melalui informasi cetak, dilakukan media

Pasal 28 H (2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan

media

elektronik ataupun pengumuman.

5. Prinsip Proporsionalitas Penerapan prinsip ini akan menggambarkan kesesuaian, ketepatan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban aparatur pemerintah dan juga

keadilan.

Dalam UUD No. 28 tahun 1999, Pasal 4 dinyatakan bahwa Penyelenggara Negara, dalam hal ini (aparatur pemerintah) berhak untuk: a. Menerima gaji, tunjangan dan fasilitas lainnya

masyarakat sebagaimana dapat disimak pada UUD 1945: Pasal 27 (2) Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan; b. Menggunakan hak jawab terhadap setiap teguran, tindakan dari atasanya, ancaman hukuman dan kritik masyarakat;

Pasal 28 sebagai wujud demokratisasi dinyatakan Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,

c. Menyampaikan pendapat di muka umum secara bertanggungjawab sesuai dengan wewenangnya.

mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya, ditetapkan dengan UndangUndang. Pasal 28 D (1) Setiap orang berhak untuk bertanya serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. 6. Prinsip Profesionalitas Penerapan prinsip ini banyak ditemukan dalam peraturan kebijakan perundangan lainnya bidang kepegawaian dan

yang

berkenaan

dengan

pengembangan SDM aparatur.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

51

52

Kepemerintahan yang Baik

Penerapan prinsip profesionalitas dapat disimak dalam rumusan pasal-pasal tertentu Undang-Undang Pokok Kepegawaian, Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS.

b. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS, Pasal 2 menetapkan bahwa: Diklat bertujuan meningkatkan kompetensi untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara

profesional sesuai dengan kebutuhan instansi. a. UU No. 43/1999 pada Pasal 3 (1): Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, adil dan merata. Pasal 17 (2) Pengangkatan PNS dalam suatu Jabatan dilaksanakan berdasarkan Dengan Diklat Jabatan diupayakan peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintah, yang tercermin pada jati diri PNS dengan penuh sebagai pelayan masyarakat pengabdian dan

keterikatan,

kemampuan berlandaskan keahlian yang tinggi dalam mengemban tugas dinas pemerintahan guna mewujudkan kesejahteraan rakyat.

prinsip profesionalitas sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja. Pasal 31 (1) untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan Diklat Jabatan PNS yang pengabdian kemampuan bertujuan mutu, dan 7. Prinsip Akuntabilitas Bagi setiap aparatur pemerintah,

mempertanggungjawabkan hasil kerja pelaksanaan tugas merupakan kewajiban baginya untuk

terwujudnya Kepemerintahan yang Baik, terutama pertanggungjawaban kepada masyarakat. Namun

meningkatkan keahlian, keterampilan.

demikian saat ini akuntabilitas kepada masyarakat belum sepenuhnya terlaksana. Akuntabilitas yang dilaksanakan baru sebatas internal instansi. Penerapan prinsip ini ditunjukkan melalui pembuatan laporan

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

53

54
dinilai memberikan

Kepemerintahan yang Baik

hasil kerja secara bertingkat dari tingkat pimpinan bawah ke atasannya. Pembuatan laporan hasil kerja (kinerja) ini dilaksanakan setiap tahun sebagai bukti pertanggungjawaban tugas, berisi keterangan yang benar mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepada

informasi

dengan

menyediakan jalan masuk (akses) berbagai media informasi yang dapat ditelusuri langsung oleh masyarakat; (tahap-tahap membuat yang bagan/alur dilalui) prosedur dalam

harus

memberikan pelayanan kepada masyarakat pada unit-unit pelayanan publik. Dengan gambar

pegawai/pejabat pemberi laporan tersebut. Inilah yang dimaksudkan akuntabilitas internal instansi. Akuntabilitas publik berbeda dengan yang diatas, yaitu bukan pertanggungjawaban kepada atasan, melainkan kepada masyarakat/pihak luar instansi. Contohnya yang diterapkan oleh pemerintah daerah berupa pemberian laporan hasil kerja kepada DPRD dan masyarakat. Hasil kerja Pemerintah Daerah dilaporkan kepada Dewan dan juga kepada masyarakat daerahnya melalui media massa (koran, televisi/radio) dan sebagainya, sehingga masyarakat memperoleh keterangan atas hasil kerja Pemdanya. Berikut diberikan pula contoh penerapan prinsip Kepemerintahan yang Baik, dalam pelaksanaan tugas aparatur. 1) Dalam kenyataannya penerapan dari prinsip Kepemerintahan yang Baik di daerah misalnya dalam hal transparansi. Pemerintah daerah telah 3) 2)

bagan itu masyarakat dapat mengetahui langkahlangkah kegiatan pelayanan dan penyelesaiannya secara jelas. Pelaksanaan prinsip partisipasi misalnya, dapat dilihat dari pelaksanaan setiap tahap menyusun rencana pembangunan daerah selalu melibatkan peran serta masyarakat, baik yang diwakili oleh LSM; tokoh masyarakat maupn dari perguruan tinggi dan organisasi sosial atau lainnya. wadah dalam

Mengembangkan

bentuk-bentuk

pertemuan/rapat-rapat

bersama

menentukan kebijakan guna membahas sesuatu persoalan di tingkat SKPD dengan melibatkan para pihak terkait dan pihak-pihak yang

berkerjasama/bermitra. Prinsip penegakkan hukum/supremasi hukum, dapat dilihat dari diajukannya ke meja hijau

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

55

56

Kepemerintahan yang Baik

para koruptor, penerima suap, penyalahgunaan aset/kekayaan/uang daerah/negara oleh para pejabat/penegak hukum, dalam kasus BLBI, transfer dana ke anggota DPR, alih fungsi lahan hutan lindung, pengadaan barang negara, daerah dan lain-lain tanpa pandang bulu. 4) Dalam pada itu untuk memenuhi rasa keadilan dalam rangka penegakan hukum, telah

pejabat berwenang dengan cermat, benar dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah contoh konkrit penerapan

prinsip akuntabilitas.

Demikianlah antara lain contoh-contoh penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik dalam

berbagai peraturan perundangan yang berlaku dan pelaksanaan tugas.

memberikan kesempatan peran serta masyarakat dalam menanggulangi praktek korupsi dengan cara memberikan laporan. 5) Dalam pelaksanaan pengelolaan/pengurusan

D. PERMASALAHAN DALAM PENERAPAN


Secara umum pelaksanaan konsep Kepemerintahan yang Baik termasuk penerapan prinsip-prinsipnya belum sepenuhnya berlangsung dengan baik. Kepemerintahan yang Baik lebih banyak disinggung (disebut-sebut) hanya untuk kepentingan/pertimbangan politis baik di tingkat pusat maupun daerah. Namun demikian pemerintah daerah misalnya telah mulai mengembangkan dan

kepegawaian, misalnya prinsip profesionalitas telah ditetapkan, dan dimana pegawai yang tanpa

berkompeten

berprestasi

membedakan jenis kelamin, suku dan agama dan telah memenuhi syarat administratif diproses dengan baik, lancar sehingga pegawai yang bersangkutan menerima Surat Keputusan secara tepat waktu dan benar. 6) Seorang Bendaharawan dalam mengelola uang

menerapkan beberapa prinsip atau asasnya yang penting antara lain prinsip kepentingan umum, prinsip partisipasi masyarakat, prinsip akutablitas dan prinsip transparansi. Sekalipun upaya penerapan prinsip-prinsip

penerimaan/pengeluaran di unitnya, yang telah menerima kemudian membukukan, menyusun dan menyalurkan serta melaporkannya kepada

Kepemerintahan yang Baik terus bergulir, tetapi harus diakui secara jujur masih ada permasalahan yang dihadapi

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

57

58

Kepemerintahan yang Baik

dalam praktek pemerintahan. Masalah tersebut baik yang berupa pelanggaran prinsip maupun penyebab belum terwujudnya Kepemerintahan yang Baik dilihat dari sisi aparatur pemerintah, diantaranya: 1. Praktek KKN masih berlangsung di berbagai instansi dalam berbagai hal seperti yang ditemukan KPK dan kerugian negara akibat korupsi juga tidak

seperti berbelit-belit, tidak jelas penyelesaiannya dan masih ada uang pelicin.

Penerapan Kepemerintahan yang Baik di daerah menurut laporan hasil kajian/penelitian masih terhambat, dipengaruhi oleh banyak hal baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar. Faktor-faktor penghambat sangat beragam dan saling mengkait, terdapat dalam keseluruhan tubuh instansi/aparatur pemerintahan. Untuk mewujudkan Kepemerintahan yang Baik, perbaikan di bidang kepegawaian aparatur dan cara-cara pelaksanaan tugasnya mutlak dilakukan secara terus menerus.

terselesaikan sebagaimana mestinya. 2. Kebersamaan bekerja dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan kurang membudaya, karena adanya cara berpikir terkotak-kotak, sukuisme/kedaerahan yang sulit ditembus ke arah berpikir secara bulat/utuh dan saling mengisi atau berpikir sistemik. 3. Kurangnya ketauladanan atau pemberian contoh yang baik dari aparatur di berbagai tingkatan jabatan. 4. Kepercayaan sebagian besar masyarakat terhadap aparatur pemerintah masih tipis. 5. Etika dan moral (sikap dan perilaku) sebagian aparatur masih belum merangsang perwujudan Kepemerintahan yang Baik, seperti sombong, sok kuasa dan jabatan masih dipandang tempat mencari penghasilan, dan lain-lain. 6. Pelayanan masyarakat masih belum memuaskan, baik di bidang kesehatan, pendidikan maupun perijinan

Bila ditelusuri secara cermat permasalahan tersebut meliputi tiga unsur pokok sebagai berikut: 1. Kesejahteraan Pegawai (aparatur) Tingkat kesejahteraan yang masih rendah merupakan realitas yang dialami PNS baik di Pusat maupun Daerah. Beberapa daerah memang telah berhasil meningkatkan penghasilan PNS-nya ke tingkat yang relatif tinggi, tetapi secara umum penghasilan PNS masih rendah dibandingkan dengan ragam

kebutuhan hidup mereka.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

59

60
buruk karena menjadi

Kepemerintahan yang Baik

Dalam kondisi tingkat kesejahteraan yang masih rendah, akan sulit diharapkan PNS dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik. Secara naluriah perhatian mereka akan lebih fokus pada bagaimana memenuhi tuntutan kebutuhan hidup dari pada bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan kinerja tinggi dan bermutu (efektif dan efisien).

beban

yang

merugikan/menghambat dunia usaha. Rendahnya tampak pada kemampuan profesional juga

sikap/kemauan/komitmen

aparatur

untuk menerima pelimpahan tanggung jawab. Pada hampir di seluruh Pemda berkembang rasa takut untuk diangkat menjadi Pejabat Pembuat Komitmen, karena pemangku jabatan itu akan mendapat ancaman hukuman yang cukup berat bila melakukan kelalaian/

2. Profesionalisme Kemampuan profesional yang bersumber dari pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku serta tanggung jawab terhadap tugas pekerjaan dari

penyalahgunaan jabatan.

3. Budaya kerja aparatur Nilai-nilai budaya kerja yang searah dan mendukung terciptanya Kepemerintahan yang Baik saat ini belum memadai untuk menerapkan prinsipprinsipnya. Nilai budaya kerja yang masih berkembang justru sering berlawanan dengan konsep

sebagian aparatur sekarang ini dipandang relatif masih rendah. Hal ini tampak dari hasil karya dan cara pandang aparatur terhadap tugas/jabatan. Masih banyak aparatur yang melihat jabatan lebih dianggap sebagai sumber penghasilan dan tidak dipandang sebagai amanah (kepercayaan) yang wajib diemban yang bernilai mulia. Akibat dari hal tersebut tugas pelayanan masyarakat sebagai fungsi utama aparatur PNS menjadi ajang cari duit yang melahirkan pungutan liar, upeti dan balas jasa, yang berdampak

Kepemerintahan yang Baik. Dalam konteks ini dapat ditelaah pada sebagian besar aparatur pemerintahan daerah dan juga pusat yang masih enggan melakukan pengukuran terhadap ketepatan rencana dan kegiatan mereka sendiri sebagai bukti akuntabilitas. Akibatnya mereka tidak pernah mengetahui hasil kerja nyata dan

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

61

juga tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan aparatur pemerintah.

BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari uraian dan bahasan mengenai persoalan Kepemerintahan yang Baik, secara konsep dan ataupun contoh dalam penerapannya, terutama di lingkungan aparatur pemerintah dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Istilah Kepemerintahan (Governance) yang berasal dari istilah pemerintah telah berkembang pengertiannya tidak lagi hanya kegiatan pemerintah sebagai lembaga yang berwenang dalam mencapai tujuan negara melainkan lebih ditujukan pada proses kegiatannya dalam mencapai tujuan itu. Oleh karena itu secara umum arti Kepemerintahan sering digunakan silih berganti dengan pengelolaan, pengurusan, pengaturan dan penyelenggaraan kegiatan. 2. Kepemerintahan (proses) mengandung pengertian jalannya

kegiatan

pengelolaan/penyelenggaraan

berbagai bidang kehidupan (sosial, ekonomi, politik dan lain-lain) dalam suatu negara secara bersama dengan berbagai pihak yang berkepentingan, serta 62

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

63

64

Kepemerintahan yang Baik

penggunaan sumber daya (alam, keuangan, peralatan, dan manusia) dengan cara yang sesuai dengan prinsipprinsip keadilan, kedayagunaan, keterbukaan serta bertanggung jawab. 3. Kepemerintahan yang Baik sebagai konsep

di tingkat Pusat dan Daerah. Praktek Kepemerintahan yang Baik tergantung pada diri aparatur sendiri untuk melakukan perubahan ke arah itu.

B. TINDAK LANJUT
Pemahaman konsep Kepemerintahan yang Baik beserta prinsip-prinsipnya tidak akan berpengaruh dengan baik terhadap praktek pelaksanaan

mengandung pengertian praktek yang terbaik dalam menyelenggarakan kehidupan bernegara tidak hanya oleh pemerintah sebagai lembaga yang berwenang, tetapi juga mengikutsertakan dunia usaha (swasta) dan masyarakat baik perseorangan maupun kelompok secara serasi, harmonis sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing. 4. Prinsip Kepemerintahan yang Baik adalah norma, atau ketentuan-ketentuan mendasar yang mengandung

tugas/pekerjaan aparatur pemerintahan apabila tidak dilakukan upaya yang sungguh-sungguh oleh setiap aparatur pemerintah, baik sebagai individu maupun kelompok kerja. Oleh karena itu setelah memahami konsep dan prinsip-prinsipnya, perlu ditindaklanjuti dengan upaya diantaranya: 1. Meningkatkan rasa memiliki instansi tempat kerja dan kebersamaan dalam pelaksanaan tugas

kebenaran dan telah teruji kesesuaiannya dalam praktek, sehingga dapat dijadikan pedoman atau acuan baik dalam pemikiran maupun tindakan untuk mewujudkan Kepemerintahan yang Baik. 5. Praktek Kepemerintahan yang Baik di lingkungan aparatur pemerintah belum sepenuhnya terlaksana sesuai dengan harapan. Pemerintah secara terus menerus berupaya melalui penyempurnaan

pekerjaan dengan sesama pegawai yang terkait; 2. Memahami tugas pekerjaan masing-masing secara tepat dan benar, dan bekerja sesuai dengan aturan/ketentuan yang berlaku; 3. Menghindarkan diri dari perbuatan tercela,

sekaligus menghapuskan perilaku kerja/kebiasaan yang tidak sesuai dengan norma/aturan organisasi.

aparaturnya, dari segi organisasi, manajemen, sistem dan prosedurnya, termasuk pembinaan pegawai (SDM)

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

65 semangat (gairah)

4. Bekerja

penuh

dengan

pengabdian dan menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai dengan waktu dan target yang telah ditetapkan dengan penuh tanggung jawab; 5. Berupaya menerapkan prinsip-prinsip

DAFTAR PUSTAKA
Bhatta, Gambhir, 1996, Capacity Building at the Local Level for Effective Governance, Empowerment Without Capacity is Meaningless. Japan Association for Civil Service Training and Education, How to Win Public Confidence As Government Officials : 100 Sheets for Effective and Efficient Public Administration. LAN-BPKP, 2000, Jakarta. Akuntabilitas dan Good Governance,

Kepemerintahan yang Baik sesuai dengan bidang tugas/pekerjaan semangat dan masing-masing niat yang yang dilandasi melakukan dari diri

untuk diawali

perbaikan/perubahan sendiri.

McKinney, Jerome B., Lawrence C Howard, 1979, Public Administration: Balancing Power and Accountability, Oak Park, illinois: Moore Publishing Company, Inc. Mustopadidjaja, AR. (1997), Transformasi Manajemen Menghadapi Globalisasi Ekonomi, dalam Jurnal Administrasi dan Pembangunan, Vol. 1, No. 1, 1997, ISSN 1410-5101, PP PERSADI, Jakarta. Mustopadidjaja, AR, dan Desi Fernanda, (2000), Manajemen Pembangunan Nasional: Kebijakan, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan, makalah disampaikan pada Suskomsos TNI-TA 1999/2000, SESKO TNI, LAN-RI, bandung, 28 Februari 2000. Osborne, David, and Ted Gaebler, (1992), Reinventing Government: How Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector, Reading, Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Co. Inc. 66

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

67

68

Kepemerintahan yang Baik

Senge, Peter M, 1994, The Fifth Discipline, Sidney, Random House Australia Pty. Ltd. Supriyadi, Gering, Drs., MM. (2001), Modul Diklat Prajabatan Golongan III: Etika Birokrasi, Jakarta, LANRI. Syafiie, Inu Kencana, Djamaludin Tandjung, dan Supardan Mordeong, (1999), Ilmu Administrasi Publik, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta. Stewart, J.D. 1984, The Role of Information in Public Accountability, dalam Anthony Hopwoord and Cyryl R. Tomkins, eds., Issues in Public Sector Accounting, Oxford, England: Philip Alan. Tjokroamidjojo, Bintoro, 2000, Good Governance, Paradigma Baru Manajemen Pembangunan, Jakarta : UI Press. UNDP, 1997, Governance for Sustainable Development A Policy Document, New York: UNDP. -------------------, 1999, UNDP and Governance: Experiences and Lesson Learned, Lesson Learned Series No. 1, New York: UNDP Management Development and Governance Division, Downloaded internet document file. Wallis, Malcolm, (1989), Bureaucracy: Its Roles In the Third World Development, Basingstoke: London, Mcmillan Publisher Ltd. Lembaga Administrasi Negara, Dasar-dasar Kepemerintahan yang Baik, Jakarta, 2006. Lembaga Administrasi Negara, Penerapan Good Governance di Indonesia, 2007.

Dwiyanto, Agus (Editor), Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta, JICA-UGM, 2005. Tjokroamidjojo, Bintoro, Good Governance, Paradigma Baru Manajemen Pembangunan, Jakarta, Universitas Indonesia, Press, 2000.

70

Kepemerintahan yang Baik

DAFTAR DOKUMEN
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS). Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Diklat Jabatan PNS. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintahan.

69

You might also like