You are on page 1of 16

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Balakang Pembangunan mempunyai pengertian dinamis, maka tidak boleh dilihat dari konsep yang statis. Pembangunan juga mengandung orientasi dan kegiatan yang tanpa akhir. Proses pembangunan merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan menunjukkan terjadinya suatu proses maju berdasarkan kekuatan sendiri, tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya. Pembangunan tidak bersifat top-down, tetapi tergantung dengan innerwill, proses emansipasi diri. Dengan demikian, partisipasi aktif dan kreatif dalam proses pembangunan hanya mungkin bila terjadi karena proses pendewasaan. Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahkluk lain yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik lainnya. Mahkluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada hewan dan tumbuhan. Dari manakah kita mendapat oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan kehidupannya seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum manusia ada. Karena itu anggapan bahwa manusia adalah mahkluk yang paling berkuasa sebenarnya tidak benar. Seharusnya manusia menyadari bahwa manusialah yang membutuhkan mahkluk hidup lain dalam rangka keseimbangan lingkungan dimana manusia itu berada. Secara umum lingkungan hidup adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan hidup itu terdiri dari dua komponen yaitu komponen abiotik dan biotik. Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 lingkungan hidup diartikan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah hubungan antara pembangunan dan pemenuhan kebutuhan 2. Bagaimanakah rentang variasi antara kebutuhan sosial budaya dan kebutuhan biologis 3. Bagaimanakah daya dukung Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Lingkungan terhadap pemenuhan kebutuhan 4. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan oleh pemenuhan kebutuhan sosial budaya dan biologis terhadap lingkungan

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui hubungan antara pembangunan dan pemenuhan kebutuhan 2. Untuk mengetahui rentang variasi antara kebutuhan sosial budaya dan kebutuhan biologis 3. Untuk mengetahui daya dukung Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Lingkungan terhadap pemenuhan kebutuhan 4. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh pemenuhan kebutuhan sosial budaya dan biologis terhadap lingkungan

BAB II PEMBAHASAN

A. Makna Pembangunan Hakikat pembangunan Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan mencakup: (1) kemajuan lahiriah seperti sandang, pangan, perumahan dan lain-lain.; (2) kemajuan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, rasa keadilan, rasa sehat dan lain-lain; serta (3) kemajuan yang meliputi seluruh rakyat sebagaimana tercermin dalam perbaikan hidup berkeadilan sosial.1 Pembangunan yang membawa perubahan pesat ini, tentu saja

menimbulkan perubahan pada lingkungan. Perubahan pada lingkungan telah melahirkan dampak negatif. Sebagai contoh, pembangunan di sektor perumahan. Dengan menjamurnya perumahan-perumahan yang berdiri di atas lahan-lahan pertanian yang masih produktif membuahkan sempitnya areal-areal pertanian, sehingga petani tergerak untuk membuka atau menggarap lahan marginal seperti tanah di tepi sungai, di bukit dan di gunung, serta pembukaan lahan baru di kawasan hutan lindung yang dapat berakibat terjadinya erosi tanah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Pembangunan gedung pencakar langit di daerah perkotaan oleh orangorang yang memiliki kepentingan, prakteknya di lapangan adalah mereka merobohkan semua pohon-pohon yang ada padahal tanpa disadari Oksigen (O2) yang kita hirup setiap hari dihasilkan dan didistribusikan oleh pohon-pohon yang ada dalam proses respirasi (penguapan dari dalam tubuh tumbuhan) coba dibayangkan jika oksigen dibumi ini berkurang secara otomatis kita akan mengalami gangguan dalam proses metabolism dan pernapasan bahkan secara langsung kita telah merusak/menggangu habitat(tempat tinggal organisme) dari mahluk hidup yang lain, begitu juga penebangan kayu di dalam hutan baik itu
Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2001, hal 7 dalam Widia Edorita, Peranan Amdal dalam Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia dan Perbandingannya Dengan Beberapa Negara Asia Tenggara, Universitas Andalas, Padang, 2007 hal: 1
1

secara legal maupun illegal, Devisa yang diperoleh oleh Negara sangat besar dalam mengekspor kayu keluar negeri namun kita menghadapi resiko kepunahan hewan dan tumbuhan,bertambahnya erosi, rusaknya tatanan air dan rawan terjadinya gurun. Hal itu bisa terjadi karena para pengelola hutan belum sadar kurang kecintaanya terhadap lingkungan yaitu dengan diadakanya penanaman kembali (Reboisasi). Pada dasarnya pelaksanaan pembangunan dan lingkungan hidup selalu bersifat dilema dan pandangan kita terhadap dilema ini suka berlainan dan manusia juga masih banyak yang mengadopsi paham Antroposentris (berpusat kepada manusia) dalam artian pembangunan berdasarkan kebutuhan manusia. Pada umumnya para pelaksana proyek pembangunan lebih melihat manfaatnya dan mengentengkan resikonya, karena mereka terdesak oleh urgensi dan tekanan politik. Sebaliknya media masa, akademisi dan para cendekiawan sering dapat melihat risiko yang tidak terlihat oleh orang awam tentang lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan. Sebaik apapun manfaat maupun risiko kita harus memperhitungkanya secara berimbang. Tinjaun utamanya adalah bukanlah membangun atau tidak membangun, melainkan bagaimana membangun supaya mutu dari lingkungan tetap terlestarikan dengan begitu mutu hidup terus dapat ditingkatkan. Pembangunan harus berwawasan lingkungan dan analisis manfaat dan risiko lingkungan merupakan instrumen atau alat untuk pembangunan yang berwawasan lingkungan. Hanya dalam lingkungan hidup yang optimal, manusia dapat berkembang dengan baik, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungannya akan berkembang kearah yang optimal. Pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup, tapi dalam realitas yang terjadi pada interaksi (hubungan) antara pembangunan dan lingkungan hidup (Ekologi Pembangunan) tidak terdapat keseimbangan dan terjadi kontradiksi, sebab pembangunan tidak saja menghasilkan manfaat tetapi juga membawa resiko demi pemenuhan kebutuhan sosial budaya dan kebutuhan biologi manusia.

Intensitas pengolahan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang bertambah besar jumlahnya sejalan dengan pertambahan penduduk. Ragam dan mutunya itu telah mempercepat proses pemiskinan ataupun sekurang-kurangnya mengganggu keseimbangan fungsi lingkungan hidup setempat. Peningakatan kebutuhan hidup manusia karena pertambahan jumlah penduduk dunia serta meningkatnya kesejahteraan hidup yang disertai meningkatnya kebutuhan hidup manusia serta kemapuan teknologi modern yang mempermudah manusia mengolah sumberdaya alam yang terbatas mengakibatkan seringkali kearifan lingkungan (ecological wisdom) yang mereka kembangkan sebagai kendali terlupakan. Pengolahan sumberdaya alam dan pengelolaan lingkungan yang sehat diabaikan demi pemenuhan kebutuhan hidup manusia yang cenderung terus meningkat dalam jumlah, ragam dan mutunya. Pesatnya kemajuan teknologi modern tidak secara berimbang diikuti dengan perkembangan pranata sosial sebagai kendali. Kesenjangan antara kemajuan teknologi modern dengan perkembangan pranata sosial sebagai kendali (culture lag) dalam sejarah peradaban manusia itu menjadi sumber bencana yang merusak keseimbangan lingkungan hidup (ecological equilibrium). (kuliah.ftsl.itb.ac.id/.../review-bidang-teknik-lingkungan-compatibility-mode.pdf)2

B. Daya Dukung Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Lingkungan terhadap Pemenuhan Kebutuhan Klasifikasi sumber daya alam berdasarkan Bentuk yang dapat dimanfaatkan: a. Sumber daya alam hayati Sumber daya alam hayati ialah sumber daya alam yang berupa hewan dan tumbuh-tumbuhan, Sumber daya hewani: berasal dari hewan, sumber daya alam nabati: berasal dari tumbuhan.

(kuliah.ftsl.itb.ac.id/.../review-bidang-teknik-lingkungan-compatibility-mode.pdf) terakhir diakses tanggal 10 oktober 2010

b.

Sumber daya alam energi Sumber daya alam energi ialah sumber daya alam yang terkandung pada suatu benda, energi atau tenaga yang dihasilkan dan berguna bagi manusia. Contoh: bahan baku minyak, gas alam, batu bara, dan kayu bakar.

c. Sumber daya alam ruang Sumber daya alam ruang ialah ruang atau tempat yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ruang dalam hal ini dapat berarti ruang untuk mata pencaharian (pertanian, perikanan), tempat tinggal, dan sebagainya. Contoh: di kota-kota besar seperti jakarta, sumber daya alam ruangnya makin sulit didapat. d. Sumber daya alam materi Sumber daya ini biasanya berupa berbagai mineral, contohnya mineral besi yang dapat dijadikan berbagai bahan baku alat rumah tangga ataupun bangunan. e. Sumber daya alam waktu Sumber daya alam waktu ialah sumber daya alam yang penting karena berkaitan dg pemanfaatan sumber daya lain. Contoh: pemanfaatan air pada musim kemarau dan musim penghujan. Manusia dibedakan dari sumber daya alam hayati lainnya karena manusia memiliki kebudayaan, akal, dan budi yang tidak dimiliki oleh tumbuhan maupun hewan. Meskipun paling tinggi derajatnya, namun dalam ekosistem, manusia juga berinteraksi dengan lingkungannya, mempengaruhi dan dipengaruhi

lingkungannya sehingga termasuk dalam salah satu faktor saling ketergantungan. Berbeda dengan sumber daya hayati lainnya, penggunaan sumber daya manusia dibagi dua, yaitu sebagai berikut : a. Manusia sebagai sumber daya fisik Dengan energi yang tersimpan dalam ototnya manusia dapat bekerja dalam berbagai bidang, antara lain: bidang perindustrian, transportasi, perkebunan, perikanan, perhutanan, dan peternakan.

b. Manusia sebagai sumber daya mental Kemampuan berpikir manusia merupakan suatu sumber daya alam yang sangat penting, karena berfikir merupakan landasan utama bagi kebudayaan. Manusia sebagai makhluk hidup berbudaya, mampu mengolah sumber daya alam untuk kepentingan hidupnya dan mampu mengubah keadaan sumber daya alam berkat kemajuan ilmu dan teknologinya. Dengan akal dan budinya,

manusia menggunakan sumber daya alam dengan penuh kebijaksanaan. Oleh karena itu, manusia tidak dilihat hanya sebagai sumber energi, tapi yang terutama ialah sebagai sumber daya cipta (sumber daya mental) yang sangat penting bagi perkembangan kebudayaan manusia. (http://crayonpedia.org/mw/Sumber_Daya_Alam_10.2).3 Apapun makna yang diberikan, pada hakekatnya "pembangunan" itu mengandung implikasi perubahan yang direncanakan. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan umum dalam kurun waktu tertentu akan dilakukan dengan penerapan teknologi maju yang dapat memperlancar pencapaian sasaran. Sementara itu, setiap penerapan teknologi baru, khususnya yang digunakan untuk memacu perkembangan ekonomi, betapapun sederhananya, akan senantiasa memicu serangkaian perubahan pada sistem produksi, distribusi dan konsumsi yang berdampak luas pada tatanan kehidupan sosial-budaya masyarakat yang bersangkutan. Di lain pihak, peningkatan produksi barang kebutuhan hidup dengan mengolah sumberdaya alam secara lebih intensif, akan mempengaruhi pola-pola hubungan antar manusia dengan lingkungannya.

C. Rentang Variasi antara Kebutuhan Sosial Budaya dan Kebutuhan Biologis Menurut Drs. Gerson W. Bawengan, S.H Dalam bukunya pengantar psikologi kriminal dalam http://erikbelajar.blogspot.com/2009/04/lingkunganhidup.html yang diakses tanggal 1 Oktober 2010 mengemukakan pembagian kebutuhan manusia berdasarkan pembagian sebagai berikut:

(http://crayonpedia.org/mw/Sumber_Daya_Alam_10.2) terkhir diakses tanggal 1 oktober 2010

1. Kebutuhan individual Bilogis a. Homeostasis, yaitu kebutuhan yang dituntut tubuh dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan.dengan adanya perimbangan ini maka tubuh akan tetap berada dalam keadaan mantap, stabil dan harmonis. Kebutuhan ini merliputi kebutuhan tubuh akan zat;protein, air, garam, mineral, vitamin, oksigen dan lainnya. b. Regulasi temperatur, penyesuaian tubuh dalam usaha mengatasi kebutuhan akan perubahan temperatur badan. Pusat pengaturannya berada di bagian otak yang disebut Hypothalmus. Ganguan regulasi temperatur akan menyebabkan tubuh mengalami gangguan. c. Tidur, kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi agar terhindar gejala halusinasi, lapar, kebutuhan biologis yang harus dipenuhi untuk membangkitkan energi tubuh sebagai organis. Lapar akan menyebabkan gangguan pada fisk maupun mental. d. Seks, kebutuhan seks sebagai salah satu kebutuhan yang timbul dari dorongan mempertahankan jenis. Sigmun Freud menganggap kebutuhan ini sebagai kebutuhan vital manusia. Terutama pada masa remaja kebutuhan ini demikian menonjolnya sehingga sering mendatangkan pengaruh negatif. e. Ingin tau (curiosity) yaitu: kebutuhan rohani manusia untuk ingin selalu mengetahui latar belakang kehidupannya. f. Humor yaitu: kebutuhan manusia untuk mengurangi rasa beban pertanggungjawaban yang dialaminya dalam bentuk verbal dan perbuatan. 2. Kebutuhan sosial Kebutuhan sosial manusia tidak disebabkan pengaruh yang datang dari luar (stimulus) seperti layaknya pada binatang. Karena bentuk kebutuhan pada manusia berbentuk nilai. Jadi kebutuhan itu bukan sekedar semata-mata kebutuhan jasmani dan biologi semata melainkan juga kebutuhan rohani. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini berdampak pada variasi kebutuhan manusia. Variasi kebutuhan tersebut biasanya merupakan pengaruh dari luar atau stimulus yang timbul akibat persaingan untuk memperoleh

tingkat pranata sosial yang tinggi dimata masyarakat. Kebutuhan demi memperoleh tingkat strata sosial yang lebih tinggi dimasyarakat terlihat

variasinya lebih tinggi dibanding dengan pemenuhan kebutuhan biologis yang sekedar pemenuhan homeostatis, regulasi, tidur, seks, melarikan diri, pencegahan, ingin tahu, humor. Seluruh kebutuhan biologis tersebut tentunya masing-masing memiliki batasan, lain halnya dengan kebutuhan sosial yang tidak memiliki batasan bahkan setiap hari produk kebutuhan sosial selalu berubah dan telah menjadi fitrah manusia ingin selalu mengikuti perkembangan tersebut.

D. Dampak yang Ditimbulkan Oleh Pemenuhan Kebutuhan Sosial Budaya dan Biologis Terhadap Lingkungan Menurut Prof. Dr. Hammado Tantu dalam perkuliahan Persfektif PKLH tanggal 11 Oktober 2010 mengatakan bahwa kecendrungan pertumbuhan penduduk saat ini dikarenakan faktor sosial budaya masyarakat. Hal tersebut terlihat bahwa masyarakat cenderung menyukai kehidupan dengan adanya ceremonial yang berlebihan dilakukan setiap terjadinya kelahiran. Selanjutnya juga terdapat anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki. Jika ditinjau dari segi pemenuhan kebutuhan semakin banyak fertilitas maka semakin banyak juga pemenuhan kebutuhan dalam suatu keluarga. Fertilitas, Mortalitas, Mobilitas merupakan salah satu faktor penentu dalam pertumbuhan perekonomian suatu daerah yang tentunya juga akan berdampak pada tingginya angka kebutuhan diwilayah tersebut. Guna pemenuhan kebutuhan sosial budaya dan biologi maka diperlukan daya dukung lingkungan. Ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Singkatnya, daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup. Penyebaran sumber daya alam tidak merata letaknya di bumi ini. Ada bagian-bagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula yang tidak. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya

10

alam

harus

disertai

dengan

tindakan

perlindungan.

Pemeliharaan

dan

pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut : Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien, serta

pendaurulangan (recycling).
Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai

dengan alam. (kuliah.ftsl.itb.ac.id/.../review-bidang-teknik-lingkungan-compatibilitymode.pdf) 4 Hal menonjol yang menjadi sebab utama untuk menggocangkan keseimbangan lingkungan hidup . Pertama adalah perkembangan teknologi yang berhasil diwujudkan oleh akal dan otak manusia. Teknologi sekarang sudah berhasil membawah manusia menjelajahi ruang angkasa dan mendaratkanya ke bulan. Bahkan hidup sendiri sudah dieksperimenkan seperti bayi tabung, sapi suntikan. dan lain-lain. Perkembangan teknologi mengubah keadaan yang berada diruang lingkungan hidup sehingga timbul gangguan pada keseimbangan system lingkungan hidup. Pembangunan yang memuat unsure perubahan sehingga menimbulkan ketidak seimbangan lingkungan, perlu dilaksanakan dengan cara yang secara sadar memungkinkan pemulihan keseimbangan lingkungan hidup itu kembali. Kedua adalah ledakan penduduk. Selama pertambahan penduduk berada dalam batas kewajaran, maka pertambahan itu tidak mengganggu terlalu banyak keseimbangan lingkungan. Tetapi apabila perkembangan teknologi kemudian memungkinkan manusia meningkatkan kesejahteraannya, dan tingkat kematian dapat dikendalikan dan diturunkan, maka timbulah ledakan penduduk yang menggoncangkan keseimbangan lingkungan. Manusia yang betambah begitu
kuliah.ftsl.itb.ac.id/.../review-bidang-teknik-lingkungan-compatibility-mode.pdf terakhir diakses tanggal 10 oktober 2010.
4

11

banyak pada ruang tempat yang terbatas dalam kurun waktu yang singkat menimbulkan persoalan lingkungan yang bersifat fisik dan social. (Moh. Soerjani, dkk) dalam (http://animarlina.wordpress.com/2010/05/04/pklh/) 5 Variasi kebutuhan sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan variasi pemenuhan kebutuhan biologis tentunya memiliki dampak lingkungan yang lebih tinggi dikarenakan kebutuhan sosial yang tidak memiliki batasan bahkan setiap hari produk kebutuhan sosial selalu berubah setiap detik dan demi memperoleh kedudukan tinggi dalam strata sosial masyarakat maka pemikiran manusia hanya terfokus pada pemenuhan kebutuhan tersebut. Kebutuhan manusia yang idealnya mengedepankan nilai melalui pemikiran dan berbagai pertimbangan guna pemenuhan kebutuhan sosial budayanya seyogyanya mempertimbangkan aspek stabibilitas dan keseimbangan lingkungan. Kenyataan dan gejala tingkah laku manusia dalam pemenuhan kebutuhan saat ini ternyata hanya menitik beratkan pada aspek manfaat hanya dari sisi kebutuhan sosial budaya tanpa memeprtimbangkan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Solusi kongkrit yang ditawarkan sehingga manusia dapat memenuhi kebuthannya dengan mempertimbangkan aspek lingkungan adalah dengan memusatkan perhatian pada perubahan pola pertumbuhan eksponensial menjadi pola pertumbuhan organik, terutama menyangkut perubahan sikap dan nilai individu diperlukan: a. Setiap individu dimana saja berada harus dijadikan Word conscious merasa dirinya adalah anggota masyarakat dunia b. Suatu etik baru harus diajarkan terhadap penggunaan bahan dari sumber alam c. Sikap yang menekankan pada adanya harmoni dengan alam lingkungan perlu ditanamkan, bukan sikap untuk menaklukkan, mereka harus merasa bagian dari alam
Animarlina, Dampak Pembangunan terhadap lingungan dikutip dari http://animarlina.wordpress.com/2010/05/04/pklh/) terakhir dikunjungi 1 Oktober 2010
5

12

d. Setiap orang harus memperhatikan dan bertindak sesuai dengan kepentingan generasi yang akan datang e. Setiap oranga harus mampu menghayati makna hidup didunia ini selaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. 6

E. Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia Merosotnya kualitas lingkungan yang dibarengi dengan semakin menipisnya persediaan sumber daya alam serta timbulnya berbagai permasalahan lingkungan telah menyadarkan manusia betapa pentingnya dukungan lingkungan dan peran sumber daya alam terhadap kehidupan di alam semesta. Lingkungan tidak dapat mendukung jumlah kehidupan yang tanpa batas. Apabila bumi ini sudah tidak mampu lagi menyangga ledakan jumlah manusia beserta aktivitasnya, maka manusia akan mengalami berbagai kesulitan. Pertumbuhan jumlah penduduk bumi mutlak harus dikendalikan dan aktivitas manusianya pun harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Pembangunan yang membawa perubahan pesat ini, tentu saja

menimbulkan perubahan pada lingkungan. Perubahan pada lingkungan telah melahirkan dampak negatif. Sebagai contoh, pembangunan di sektor perumahan. Dengan menjamurnya perumahan-perumahan yang berdiri di atas lahan-lahan pertanian yang masih produktif membuahkan sempitnya areal-areal pertanian, sehingga petani tergerak untuk membuka atau menggarap lahan marginal seperti tanah di tepi sungai, di bukit dan di gunung, serta pembukaan lahan baru di kawasan hutan lindung yang dapat berakibat terjadinya erosi tanah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.7 Pembangunan fisik yang tidak didukung oleh usaha kelestarian lingkungan akan mempercepat proses kerusakan alam. Kerusakan alam tersebut, sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan dan perilaku manusia itu sendiri yang

Yusuf Maftuchah, dkk, Pendidikan dan Kependudukan dan Lingkungan Hidup di IKIP dan FKIP (Sebagai Pegangan Pengajar), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1989 hal 6 7 Arindra CK, Melindungi Lingkungan Selamatkan Pembangunan. Dikutip dari situs www. Pikiran-rakyat.com/cetak/06-4/05/index.htm, terakhir dikunjungi 1 Oktober 2010

13

tidak berwawasan lingkungan. Untuk itu perlu diupayakan suatu bentuk pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan melalui pengawasan oleh instansi tertentu yang ditunjuk oleh pemerintah. Secara teknis instansi yang bertanggung jawab dalam merumuskan dan memantau penyusunan AMDAL di Indonesia adalah BAPEDAL (Badan Pengendali Dampak Lingkungan). Sebagaimana diatur dalam PP No. 51 tahun 1993, kewenangan ini juga dilimpahkan pada instansi-instansi sektoral serta BAPEDALDA Tingkat I. dengan kata lain, BAPEDAL Pusat hanya menangani studi-studi AMDAL yang dianggap mempunyai implikasi secara nasional. Pada tahun 1999 diterbitkan lagi penyempurnaan ini adalah dengan memberikan kewenangan proses evaluasi AMDAL pada daerah. Materi baru dalam PP ini adalah diberikannya kemungkinan partisipasi masyarakat di dalam proses penyusunan AMDAL. Dalam sebuah lokakarya regional koordinasi tata lingkungan wilayah Kalimantan, Ir Hermien Roosita MM, Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa hanya 119 kabupaten/kota yang memiliki komisi penilai AMDAL dari 474 kabupaten/kota di Indonesia. Dari angka tersebut, hanya 50% yang berfungsi menilai AMDAL. Sementara 75% dokumen AMDAL yang dihasilkan berkualitas buruk sampai sangat buruk.8 Keseluruhan kegiatan pembangunan tersebut yang diwarnai dengan pelanggaran oknum-oknum pemerintah terhadap kebijakan serta undang-undang yang telah dibuat oleh para politisi dan akademisi telah membawa kesengseraan dan kemiskinan terhadap lingkungan. Pemenuhan kebutuhan hidup tersebut berupa pemenuhan kebutuhan materi manusia karena tuntutan dari luar berupa kebutuhan sosial budaya meskipun harus melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap perundang-undangan.

http://timpakul hijaubiru.org/amdal/Hilangnya Hak Lingkungan Hidup. Terakhir dikunjungi 11 Oktober 2010.

14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Makna pembangunan pada hakekatnya adalah penyediaan segala kebutuhan manusia berupa kebutuhan biologis, sosial dan budaya 2. Kebutuhan sosial budaya sangat luas rentang variasinya dan sangat cepat perkembangannya dibanding dengan kebutuhan biologis. 3. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Lingkungan yng digunakan untuk mendukung kebutuhan sosial jauh lebih besar dibanding dengan dukungan untuk kebutuhan biologis 4. Resiko lingkungan yang timbul karena pemenuhan kebutuhan sosial budaya jauh lebih besar dibanding dengan pemenuhan kebutuhan biologis

B. Saran 1. Tinjaun utama bukanlah membangun atau tidak membangun, melainkan bagaimana membangun supaya mutu dari lingkungan tetap terlestarikan dengan begitu mutu hidup terus dapat ditingkatkan 2. Pemenuhan kebutuhan manusia idealnya mengedepankan nilai melalui pemikiran dan berbagai pertimbangan guna pemenuhan kebutuhan sosial budayanya seyogyanya mempertimbangkan aspek stabibilitas dan

keseimbangan lingkungan. 3. Sebaiknya oknum pemerintah yang melakukan pelanggaran pada perundang-undangan atau peraturan pemerintah tentang lingkungan hidup ditindak tegas demi keberlangsungan hidup manusia di muka bumi ini

15

DAFATAR PUSTAKA Animarlina, Dampak Pembangunan Terhadap Lingungan dikutip dari http://animarlina.wordpress.com/2010/05/04/pklh/) terakhir dikunjungi 1 Oktober 2010 Arindra CK, Melindungi Lingkungan Selamatkan Pembangunan. Dikutip dari situs www. Pikiran-rakyat.com/cetak/06-4/05/index.htm, terakhir dikunjungi 1 Oktober 2010 Edorita Widia, 2007, Peranan Amdal dalam Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia dan Perbandingannya Dengan Beberapa Negara Asia Tenggara, Universitas Andalas: Padang Koesnadi Hardjasoemantri. 2009 http//www.crayonpedia.org/mw/ Sumber_Daya _Alam (terkhir diakses tanggal 1 oktober 2010) Raihan, 2008. http//www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/.../review-bidang-teknik-lingkungancompatibility-mode.pdf) (terakhir diakses tanggal 10 Oktober 2010) Rahman A. 2009. http://www.timpakul hijaubiru.org/amdal/Hilangnya Hak Lingkungan Hidup. Terakhir dikunjungi 11 Oktober 2010 Tantu Hammado, 2010, Materi Kuliah Persfektif dan Prosdpek Pengembangan PKLH Prodi PKLH Pasca Sarjana UNM: Makassar. http//www.UU.2009.32/PPLH/pdf (terkahir diakses tanggal 10 Oktober 2010) Yusuf Maftuchah, dkk, 1989, Pendidikan dan Kependudukan dan Lingkungan Hidup di IKIP dan FKIP (Sebagai Pegangan Pengajar), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.

16

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH LINGKUNGAN

DAYA DUKUNG SUMBER DAYA ALAM DALAM PEMBANGUNAN DAN PEMUNUHAN KEBUTUHAN PENDUDUK

OLEH KELOMPOK 1 MUHAMMAD FAISHAL AHMED JAILANI SYAFRIANTO SYAMSUAR

DOSEN PEMBIMBING: Drs. HAMKA, M.S.

PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2011

You might also like