You are on page 1of 8

PENGUKURAN TEGANGAN PERMUKAAN AIR DENGAN METODE TEKANAN MAKSIMUM GELEMBUNG I. PENDAHULUAN a.

Pendahuluan Sejumlah pengamatan menunjukkan bahwa permukaan zat cair berperilaku seperti membran yang teregang karena tegangan, dan tegangan ini yang bekerja sejajar dengan permukaan, muncuk dari gaya tarik antar molekul cairan itu. Sifatsifat khas permukaan zat cair berhubungan dengan : - Kohesi dan adhesi - Meniskus dan kapilaritas - Tegangan permukaan b. Tujuan II. Dapat memahami pengertian dasar tegangan permukaan Dapat memperagakan metode penentuan tegangan permukaan

DASAR TEORI Kohesi dan adhesi Kohesi dan adhesi memegang peranan penting dalam menentukan permukaan zat cair. Partikel-partikel dari zat cair dapat berpindah-pindahke segala arah, di mana partikel-partikel yang saling berdekatan tarik-menarik saling mempengaruhi, tetapi tidak bercerai akibat gerak dan gaya tarik menariknya Gaya tarik menarik antara partikel-partikel dari zat yang sma disebut kohesi. Sedang gaya tarik menarik antara partikel-partikel zat yang berbeda disebut adhesi. Kohesi dan adhesi memegang peranan penting dalam menentukan permukaan zat cair. Meniskus dan kapilaritas Karena sudut sentuh air terhadap kaca merupakan sudut lancip, < 90 o, maka dalam pembuluh kaca permukaan air berbentuk cekung dari atas.

Sebaliknya dalam air raksa, permukaan air raksa berbentuk cembung. Permukaan zat cair dalam pembuluh ini disebut meniskus. Jika sebatang pembuluh kaca yang terbuka kedua ujungnya ditegakkan dengan sebuah ujungnya berada di atas permukaan air sedang ujung yang lain di bawah permukaan, maka permukaan air dalam pembuluh itu lebih tinggi daripada permukaan air di luar pembuluh (untuk air raksa lebih rendah). Gejala ini disebut kapilaritas dan pembuluh semacam ini disebut kapiler. Kapilaritas ini tergantung pada adhesi dan kohesi juga. Contoh air di dalam pembuluh gelas. Adhesi menyebabkan air naik ke dinding, kohesi cenderung membuat permukaan sekecil-kecilnya, yaitu mendatar. Jadi kohesi menaikkan bagian tengah kolom air tersebut. Air ini naik sampai gaya terseut diimbangi oleh berat air yang naik tadi. Tegangan permukaan Permukan zat cair nampaknya bersifat seperti kult yang tegang. Untuk lapisan permukaan zat cair, di atas permukaannya tidak tterisi dengan molehul dari zat cair ini (jika di atasnya hamppa atau peralihan dengan uapnya mendadak). Oleh sebab itu pada lapisan permukaan gaya kohesi antara molekul-molekul zat cair itu tidak terimbangi seperti halnya lapisan di bagian dalam. Hal ini menyebabkan adanya sifat yang istimewa pada permukaan yang dinamakan tagangan permukaan atau tegangan bidang batas. III. METODE EKSPERIMEN a. Metode yang Digunakan Kita dapat mencari harga tagangan permukaan (H) dari air, yaitu menyamakan takanan-takanan yang bekerja pada bejana B dan manometer M dalam keadaan setimbang. Dengan menurunkan air dari buret ke dalam botol elenmeyer E, tekanan udara dalam pipa kapiler C menjadi besar. Jika pada ujung pipa kapiler terjadi gelembung udara dengan jari-jari R maka pada permukaan gelembung ini bekerja tekanan-tekanan: - Dari atas = P

- Dari bawah terdiri dari : o Tekanan hidrostatis : 2 gh 2 , dengan g = percepatan gravitasi bumi o Tekanan udara luar = PB o Tekanan tegangan permukaan = Dengan demikian :
P= 2H + 2 gh2 + PB R

2H R

Tekanan ini maksimum pada waktuR minimum, yaitu sama dengan jari-jari pipa kapiler = r. Dalam keadaan setimbang, P adalah sama dengan tekanan pada titik-titik setinggi N pada manometer M, yaitu terdiri dari : - Tekanan hidrostatis = gh 1 1 - Tekanan barometer = PB Maka pada keadaan setimbang :
1 gh1 + PB =
2H + 2 gh 2 + PB r 2H 1 gh1 = + 2 gh 2 r

Koefisien tegangan permukaan :


H = rg ( 1h1 2 h2 ) 2

2 = massa jenis zat cair dalam bejana B 1 = massa jenis zat cair dalam manometer h1 = selisih tinggi permukaan zat cair dalam manometer h2 = selisih tinggi permukaan zat cair dengan ujung gelembung udara dalam pipa b. Alat dan Bahan - Pipa kapiler - Bejana gelas

- Manometer terbuka - Buret - Tabung elenmeyer - Mikroskop geser - Bejana air - Termometer Alat lain yang diperlukan : - Mistar - Termometer - Mikrometer mikroskop c. Skema Percobaan

Keterangan gambar : K = buret E = tabung elenmeyer M = manometer terbuka B = bejana gelas C = pipa kapiler

d. Tata Laksana Percobaan 1) 2) Alat disusun seperti pada skema. Pipa kapiler dilepaskan. Diberi tanda dengan garis (minimal 5

garis) dengan jarak 0.5 cm antar garis. Jarak antara garis dengan ujung pipa adalah h2. Pasang lagi pipa kapiler C. 3) Ditentukan ho = kedudukan manometer pada kaki kanan, waktu pipa C belum dicelupkan dan air dari K belum dialirkan (permukaan air pada kedua kaki manometer sama tingginya). 4) Pipa kapiler C dipasang sedemikian dalam bejana B, sehingga bila bejana B diisi air maka pipa C akan tercelup. Isi bejana B dengan air perlahan-lahan sampai ke garis batas paling bawah pada pipa C (h2 = 0.5 cm). Buret diisi air sampai penuh. 5) Kran dibuka perlahan-lahan. Amati naiknya permukaan air pada kaki terbuka manometer. Pada saat jari-jari gelembung sama dengan jari-jari ujung pipa C, yaitu saat permukaan air pada kaki terbuka manometer berada pada aposisi paling tinggi, baca skala (= hm). h1 dapat dicacri dari hubungan h1 = 2(hm h0) 6) Temperatur air di dalam bejana B (=t2) dan dalam manometer M (=t1) dikur, kemudian massa jenis air dilihat dalam tabel (pada temperatur ini). Langkah 4 dan 5 diulangi sebanyak 5 kali. Tutup kran. 7) Bejana B perlahan-lahan diisi dengan air sampai batas kedua (h2 = 1 cm). Langkah 4 dan 5 diulangi. Demikian seterusnya hingga garis batas terakhir pada pipa C. 8) Diameter pipa C diukur dengan mikrometer sekrup. Lubang pipa kapiler dihadapkan ke arah mikrometer mikroskop. IV. DATA, GRAFIK dan ANALISA a. Data Pengukuran diameter pipa kapiler : r = 0.1 cm

Suhu dan massa jenis air : T1 = 29 0C 1 = 0.99579 gr/cm3 T2 = 29 0C 2 = 0.99579 gr/cm3


No 1 2 3 4 5 h2 (cm) 0.5 1.0 1.5 2.0 1.5 h1 (cm) 2.8 3.5 4.0 4.4 4.8

b. Grafik

c. Analisa Data c = -3.5


c= 3.5 = H= 2H 1rg 2H 1rg

3.5 1rg 2 3.5 0.1 980 0.99597 = 2 = 170

V.

PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk mengukur tegangan permukaan air. Alat yang diset sedemikian rupa (seperti pada skema), lalu kran pada buret dibuka perlahan hingga gelembung air pada pipa kapile tepat akan keluar. Dihitung selisih ketingian pada manometer terbuka. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisa adalah : c = -3.5
H= 3.5 1rg 2 3.5 0.1 980 0.99597 = 2 = 170

VI.

KESIMPULAN H = 170 gr cm / s2

VII.

REFERENSI Sears, F. W. 1950. Mechanics, Heat and Sound, 2nd ed. Cambridge: Addison Wesley Press.

Yogyakarta, 30 Agustus 2010 Praktikan

Aprilia Nurmawati

You might also like