You are on page 1of 11

MAKALAH KIMIA FISIKA

KINETIKA GAS D I S U S U N Nama : Boston Sidabutar Efbertias Sitorus Helmina Mandalahi Meinisa Elfiani Melinda Lena Sianipar Rini Nababan Riza Sahala Manullang KIMIA 2010 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2011-2012

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa dimana atas berkat dan rahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yanbg berjudul Kinetika Gas ini. baca Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini karena seperti pepatah mengatakan Tak ada gading yang tak retak, maka penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca makalah kami ini. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih untuk setiap pihak yang telah membantu penulisan makalah kami ini. Untuk Ibu dosen pembimbing mata kuliah Kimia Fisika dan kepada teman-teman kami sekalian. Demikian makalah ini kami perbuat semoga dapat bermanfaat bagi kita. Sekian dan terimakasih.

Medan, 16 Oktober 2011-10-16

Penulis

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Terjadinnya reaksi kimia disebabkan karena adannya tumbukan atau tabrakan antar molekul molekul pereaksi dengan arah yang tepat dan memiliki energy yang cukup untuk mengatasi energy aktivasi molekul pereaksi. Molekul pereaksi yang menerima tumbukan akan berubah menjadi molekul teraktivasi (Komplek transisi) dan segera berubah menjadi produk (hasil reaksi). Senyawa pada keadaan kompleks teraktivasi ini bersifat tidak stabil. Untuk mencapai keadaan kompleks teraktifasi,diperlukan energy yang disebut energy aktivasi. Energy aktivasi adalah energy potensial yang harus dilampaui sebelum terjadi reaksi kimia. Kompleks teraktivasi merupakan tahap persimpangan ketika kenaikan mulus energy potensial pada saat reaksi (reaktan) saling mendekati menjadi penurunan mulus ketika molekul hasil reaksi (produk) memilsah. Ini berarti,tidak semua pasangan yang bereaksi menghasilkan reaksi. Hanya pasangan yang memiliki energy kinetic cukup dapat melonggarkan ikatannya dan menata ulang ato-atomnya sewaktu mencapai keadaan transisi yang memisahkan preaksi dari hasil reaksi. Jika halangan ini terlalu tinggi,hampir semua pasangan molekul reaksi yang bertumbukan berpisah satu sama lain tanpa reaksi.

1.2 Tujuan Tujuan dari makalah yang dibuat adalah : 1. Mengetahui Teori Kinetika Gas 2. Mengetahui defenisi dari laju Reaksi 3. Mengetahui Faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi 4. Mengetahui Persamaan Laju Reaksi 1.3 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah: 1. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Kimia Fisika 2. Mendapatkan nilai untuk penulisan tugas kelompok Kimia Fisika 3. Menambah wawasan untuk mahasiswa

BAB II II
2.1. Teori Kinetik Gas Di pertengahan abad ke-19, ilmuwan mengembangkan suatu teori baru untuk menggantikanteori kalorik. Teori ini bedasarkan pada anggapan bahwa zat disusun oleh partikel-partikel sangat kecil yang selalu bergerak. Bunyi teori Kinetik adalah sebagai berikut: Dalam benda yang panas, partikel-partikel bergerak lebih cepat dan karena itu memiliki energi yang lebih besar daripada partikel-partikel dalam benda yang lebih dingin. Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya menjelaskan sifatsifat makroscopikgas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan komposisi molekularmereka dan gerakannya. Intinya, teori ini menytakan bahwa tekanan tidaklah disebabkan oleh denyut-denyut statis di antara molekul-molekul, seperti yang diduga Isaac Newton, melainkan disebabkan oleh tumbukan antarmolekul yang bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda. Teori Kinetik dikenal pula sebagai Teori KinetikMolekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. Teori kinetik gas menjelaskan sifat-sifat gas (misalnya tekanan) dgn menggunakan hukumhukum newton thd gerak molekul (atau partikel) gas dan beberapa anggapan thd gas (gas ideal). Anggapan dasarnya antara lain : - Gas terdiri dari molekul - partikel gas bergerak dlm lintasan lurus dgn kelajuan tetap dan gerak acak. - Selang waktu tumbukan antarpartikel berlangsung sangat singkat. - volum partikel gas sangat kecil drpd wadah yg ditempatinya shg dpt diabaikan. - berlaku hukum-hukum newton tentang gerak. Gerak partikel hanya disebabkan oleh tumbukan dgn partikel lain. Kinetika gas dibagi atas gas ideal dan gas nyata. Gas ideal memiliki asaumsi-asumsi sebagai berikut:

Gas terdiri dari partikel-partikel sangat kecil, dengan [[massa] tidak nol. Banyaknya molekul sangatlah banyak, sehingga perlakuan statistika dapat diterapkan.

Molekul-molekul ini bergerak secara konstan sekaligus acak. Partikel-partike yang bergerak sangat cepat itu secara konstan bertumbukan dengan dinding-dinding wadah. Tumbukan-tumbukan partikel gas terhadap dinding wadah bersifat lenting (elastis) sempurna. Interaksi antarmolekul dapat diabaikan (negligible). Mereka tidak mengeluarkan gaya satu sama lain, kecuali saat tumbukan terjadi. Keseluruhan volume molekul-molekul gas individual dapat diabaikan bila dibandingkan dengan volume wadah. Ini setara dengan menyatakan bahwa jarak rata-rata antarpartikel gas cukuplah besar bila dibandingkan dengan ukuran mereka. Molekul-molekul berbentuk bulat (bola) sempurna, dan bersifat lentur (elastic). Energi kinetik rata-rata partikel-partikel gas hanya bergantung kepada suhu sistem. Efek-efek relativistik dapat diabaikan. Efek-efek Mekanika kuantum dapat diabaikan. Artinya bahwa jarak antarpartikel lebih besar daripada panjang gelombang panas de Broglie dan molekul-molekul dapat diperlakukan sebagai objekklasik. Waktu selama terjadinya tumbukan molekul dengan dinding wadah dapat diabaikan karena berbanding lurus terhadap waktu selang antartumbukan. Persamaan-persamaan gerak molekul berbanding terbalik terhadap waktu.

2.2 Defenisi Laju Reaksi Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk . 2.3 Faktor faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi Sifat alami suatu reaksi. Zat zat berbeda secara nyata dalam lajunnya mereka mengalami perubahan kimia. Molekul hydrogen dan fluor bereaksi secara meledak, bahkan pada temperature kamar, dengan menghasilkan molekul hydrogen fluoride. Beberapa reaksi memang secara alami lambat atau lebih cepat dibandingkan yang lain. Jumlah spesies yang ikut bereaksi serta keadaan fisik reaktan, ataupun kekompleksan jalanya (mekanisme reaksi) dan factor lain sangat menentukan kecepatan laju reaksi. Konsentrasi reaktan. Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia denngan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat.

Tekanan. Reaksi yang melibatkan gas, kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan kenaikan tekanan dimana faktor tekanan ini ekuivalen dengan konsentrasi gas. Orde reaksi. Orde reaksi menentukan seberapa besar konsentrasi reaktan berpengaruh pada kecepatan reaksi. Orde suatu reaksi ialah jumlah semua komponen dari konsentrasi persamaan laju. Jika laju suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu pereaksi Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Jika laju reaksi itu berbanding lurus dengan pangkat dua suatu pereaksi Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dapat juga disebut orde teerhadap masing-masing pereaksi misalnya : dalam persamaan terakhir itu, laju reaksi itu adalah orde pertama dalam A dan orde pertama dalam B atau orde kedua secara keseluruhan. Suatu reaksi dapat berorde ketiga atau mungkin lebih tinggi lagi, tetapi hal itu sangat jarang. SUHU Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS: k = A . e-E/RT

KATALISATOR adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi. Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Suatu katalis diduga mempengaruhi kecepatan reaksi dengan salah satu jalan: 1. Dengan pembentukan senyawa antara (katalisis homogen) 2. Dengan adsorpsi (katalisis heterogen) Pembentukan senyawa antara (katalisis homogen). Terdapat banyak contoh reaksi homogen dalam larutan yang laju reaksinnya ditingkatkan dengan adannya zat katalitik. Tanpa hadirnya katalis, diperlukan waktu berminggu minggu untuk menghasilkan etil asetat dengan rendaman maksimal. Dengan hadirnya katalis asam, rendaman maksimal dicapai dalam beberapa zat. Sekali lagi, katalis tidak menambah banyaknya etil asetat yang dapat

diperoleh pada kesetimbangan, karena laju reaksi maju dan reaksi balik ditingkatkan dengan sama banyak. Adsorpsi. Banyak zat padat yang bertindak sebagai katalis, dapat mengikat cukup banyak kuantitas gas dan cairan pada permukaan mereka berdasarkan adsorpsi. Dalam beberapa hal naiknya kereaktifan ini dapat disebabkan oleh naiknya konsentrasi molekul yang teradsorpsi, mereka berjejalan pada permukaan zat padat sedangkan dalam keadaan gas, mereka terpisah jauh satu sama lain. Dalam hal hal lain, gaya tarik antar molekul zat padat dan molekul zat cair atau gas yang teradsorpsi mengakibatkan molekul yang teradsorpsi menjadi aktif secara kimia. Tidak perlunya dalam suatu campuran reaksi yang teradsorpsi dengan kuat dalam katalis dapat berlaku sebagai penghambat dengan mengurangi luas permukaan yang tersedia. Pelarut. Banyak reaksi yang terjadi dalam larutan dan melibatkan pelarut. Sifat pelarut baik terhadap reaktan, hasil intermediate, dan produknya mempengaruhi laju reaksi. Seperti sifat solvasi pelarut terhadap ion dalam pelarut dan kekuatan interaksi ion dan pelarut dalam pembentukan counter ion. Radiasi elektromagnetik dan Intensitas Cahaya. Radiasi elektromagnetik dan cahaya merupakan salah satu bentuk energi. Molekul-molekul reaktan dapat menyerap kedua bentuk energi ini sehingga mereka terpenuhi atau meningkatkan energinya sehingga meningkatkan terjadinya tumbukan antar molekul Pengadukan. Proses pengadukan mempengaruhi kecepatan reaksi yang melibatkan sistem heterogen. Seperti reaksi yang melibatkan dua fasa yaitu fasa padatan dan fasa cair seperti melarutkan serbuk besi dalam larutan HCl, dengan pengadukan maka reaksi akan cepat berjalan.

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penulisan makalah ini yakni: Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya menjelaskan sifatsifat makroscopikgas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan komposisi molekularmereka dan gerakannya. Gas terdiri dari molekul Partikel gas bergerak dlm lintasan lurus dgn kelajuan tetap dan gerak acak. Selang waktu tumbukan antarpartikel berlangsung sangat singkat. Volum partikel gas sangat kecil drpd wadah yg ditempatinya shg dpt diabaikan. Berlaku hukum-hukum newton tentang gerak.Gerak partikel hanya disebabkan oleh tumbukan dgn partikel lain. Kritik dan Saran Kami selaku penulis membutuhkan saran dan kritik dari para pembaca makalah ini. Sekian dan terimakasih.

3.2.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_kinetik http://katupatkarau.blogspot.com/2010/11/teori-kinetik-gas.html http://sarmanpsagala.wordpress.com/2009/12/03/kinetika-kimia/ http://indaramadani.blogspot.com/2010/05/makalah-kinetika-kimia.html

Bismut subsalisilat

Faktor Risiko: C Fetal Risk Summary Bismut subsalisilat (bismuth salisilat) dihidrolisis dalam saluran pencernaan menjadi garam bismut dan sodium salisilat. Sebuah penelitian menunjukkan penyerapan bismutyang minimal (konsentrasi serum tidak spesifik) dari bismut subsalisilat pada 12 subjeksehat didapatkan tingkat puncak serumnya0,050 g / mL setelah dosis 216 mg colloidal bismuth subcitrate pada satu pasien. Beberapaabsorpsi bismut ada di mukosa lambung normal, tetapi terjadi absorpsi utama dari duodenum. Pada hasil pengamatan penelitian observasi didapatkan bahwa penyerapan bismut hanya terjadi pada gastric antrum, bukan dalam lambung atau duodenum. Meskipun penyerapan garam bismut anorganik diabaikan, dalam sebuah studi dengan pemberiaan bismut tartrat 5 mg / kg / hari, salah satu dari empat anak domba yang lahirmengalami kondisi dimana ekor kambingmenjadi kerdil, tak berbulu, dan exophthalmic, dan yang dua mengalami keguguran. Selain itu, pada penelitian case-report, penggunaan antidiare dengan campuran yang mengandung bismut subsalisilat dikaitkan dengan ensefalopati bismut pada orang tua 60tahun pada penggunaan selama 1 bulan. Ensefalopati didiagnosis darielektroensefalogram dengan adanya toksisitasbismut dan level bismut darah adalah 72 ng / mL (batas atas normal adalah 5 ng / mL). Tidak ada laporan yang merugikan pada janin setelah menggunakan bismut subsalisilat padamanusia. The Collaborative Perinatal Projectmencatat adanya 15 subjek pada kehamilan trimester pertama dengan paparan garam bismut (bismut subgallate N = 13, bismut subcarbonate N = 1, dan milk of bismuth N = 1), tetapi bukan bismut subsalicylate (7, hal. 384-7). Dalam jumlah yang kecil tidakditemukan bukti yang yang berhubungandengan kelainan bawaan. Untukpenggunaannya selama kehamilan, 144 pasangan ibu-anak yang terkena paparanbismut subgallate dan terdapat 5 anak yang terpapar dari dalam rahim mengalamiainguinal hernia, di sebuah rumah sakit denganstandardized relative risk (SRR).Bagaimanapun hubungan sebab akibat, tidak dapat ditentukan dari data ini. Secara ringkas, garam bismut anorganik, terbentuk dari metabolisme bismut subsalisilatdalam saluran pencernaan, tampaknya sedikit atau tidak ada resiko bagi janin dari dosis terapeutik yang normal, namun data yang tersedia untuk bismut dalam kehamilan masih sedikit dan risiko janin yang sebenarnya tidak dapat ditentukan. Di sisi lain, potensi risikosalisilat pada janin sangat kompleks. Meskipun risiko toksisitas mungkin kecil, secarasignifikan pada

janin mengakibatkan adanyaefek samping setelah terpapar salisilat. Oleh karena itu, penggunaan bismut subsalisilatselama kehamilan harus dibatasi untuk semester pertama kehamilan, dan dalam jumlah yang tidak melebihi dosis yang dianjurkan. Breast Feeding Summary Bismut diekskresi dalam jumlah yang besar dari bismut subsalisilat ke dalam air susu karena absorpsi bismut yang sedikit dalam sirkulasi sistemik. Bagaimanapun, salisilat diekskresi ke dalam air susu dan dieliminasi secara lambat dari air susu daripada plasma dengan rasio air susu:plasma adalah 0.03-0.08 pada 3 jam pertama hinggs 0.34 pada 12 jam kemudian. Karena adanya potensi efek samping pada bayi, American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa salisilat harus digunakan secara hati-hati pada saat menyusui. Pada review terbaru menyatakanbahwa bismut subsalisilat harus dihindari selama menyusui karena penyerapan salisilat sistemik.

You might also like