Professional Documents
Culture Documents
Suatu sistem keadaan mula mula uap yang berada dalam sIlinder yang pistonya dapat dapat bergerak bebas tanpa gesekan (lihat gambar dibawah ini). Uap dikompresikan isothermal sampai pada titik A-A (titik A pada p-V diagram zat murni), Kompresi dilakukan terus sehingga sistem berubah menjadi fase cair (proses kompr esi isobar-isotermal), sampai pada titik B. Tinjau sistem yang berada dalam kesetimbangan (grs AB) sebagai berikut: MHZ
mf = massa cair dalam silinder mg = massa uap dalam silinder m = massa total dari sistem (gabungan uap dan cair) jadi : m = mf + mg dan, vf = volume jenis cairan vg = volume jenis uap maka volume sebenarnya dari masing = mf.vf Vff ff V= m .V g gg . Volume total adalah (V) = Vg + Vf V = mf.vf + mg.vg . Volume jenis rata-rata dari sistem adalah : m . v + m .v V ff gg v = = m m + m fg catatan : Bagian fase uap dari sistem . masing fase adalah :
kwalitas uap (x) Bagian fase cair dari sistem . moisture (y) MHZ
Maka diperoleh : dibuktikan pada gambar (p-V diagram zat murni) fgfgvvvvmmx== fggfvvvvmmy== 1yx;=+ MHZ 5 p g (p g ) ABCAyABCBx = = 1yx;=+ Maka diperoleh : dibuktikan pada gambar (p-V diagram zat murni) fgfgvvvvmmx== fggfvvvvmmy== 1yx;=+ MHZ 5 p g (p g ) ABCAyABCBx = = 1yx;=+
Bila sistem diberi panas, maka sistem melakukan kerja luar, sehingga titik C aka n bergerak tekanan, mengakibatkan volume bertambah sebesar dV, karena vg dan vf konstan. Maka : dV = v . dm + v .dm f fgg . Jika massa ditansfer dari phase cair ke phase uap maka : dm = dm dm fg gf . Persamaan menjadi : dV =( v v ) . dm gf fg . Bila proses isothermal dan isobar, maka kerja yang dilakukan, adalah : dW = p.dV dW= p(vg vf)dmfg . Perubahan energi dalam sistem adalah : dU = ( ug -uf ) dmfg . Menurut hukum termodinamika I, panas yang diserap adalah : dQ = dU + pdV MHZ
gf gf atau : q = u fg + pfg = hg hf = h fg ; laten heat (=l) q = h . fg Laten heat : perubahan fasa gas dengan entalphi uap atau panas yang dibutuhkan u ntuk merubah fase suatu zat. MHZ
Ada 3 macam laten heat yaitu : = laten heat of fusion (peleburan) l12 = laten heat of vaporization (penguapan) l23 = laten heat of sublimation (sublimasi) l13 h = h h = l . l = l + l fg g f 23 13 12 23 Dari persamaan di atas dapat diturunkan hubungan: h = h + xh xf fg v = v + xv xf fg
MHZ