You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan guru merupakan sebuah profesi yang

membanggakan, maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi dan professional di dalam mengajar. Di dalam Departemen Pendidikan Nasional (2006 : 2) memberi pengertian kompetensi sebagai berikut. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki peserta didik. Dengan kata lain kompetensi itu merupakan kemampuan unjuk kerja (ability to do) yang dilatarbelakangi oleh penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini mengandung arti bahwa kualitas unjuk kerja itu ditentukan oleh kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Semakin tinggi kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan, semakin tinggi juga unjuk kerjanya, dan sebaliknya. Jadi ada korelasi positif tinggi antara tingkat penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan kompetensi yang terbentuk. Maka dari itu guru harus memliki kompetensi dan professional yang baik guna melakukan tugas mengajar dan menyelenggarakan pembelajaran di sekolah. Kompetensi merupakan kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki seseorang. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

Dari uraian diatas, yang memberikan gambaran tentang kompetensi guru, maka sangatlah mendorong penulis untuk menulis makalah ini dengan formulasi judul Kompetensi Profesional Guru. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, kami dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengertian kompetensi? 2. Bagaimanakah kompetensi professional seorang guru? 3. Apa pentingnya kompetensi seorang guru? 4. Bagaimana pembentukan kompetensi professional seorang guru? 5. Apa sajakah komponen kompetensi professional seorang guru? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian kompetensi. 2. Untuk mengetahui kompetensi professional seorang guru. 3. Untuk mengetahui pentingnya kompetensi seorang guru. 4. Untuk mengetahui pembentukan kompetensi professional seorang guru. 5. Untuk mengetahui komponen kompetensi professional seorang guru.

1.4 Manfaat penulisan Penulisan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut: 1. Manfaat bagi penulis Menambah wawasan pengetahuan yang luas, jelas dan tegas tentang kompetensi professional guru. 2. Manfaat bagi guru Sebagai pengetahuan untuk melakukan pembenahan dan perbaikan

kompetensi mengajar di sekolah agar mencapai kualitas yang tepat sasaran.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kompetensi Departemen Pendidikan Nasional (2006 : 2) memberi pengertian kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki peserta didik. Dengan kata lain kompetensi itu merupakan kemampuan unjuk kerja (ability to do) yang dilatarbelakangi oleh penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini mengandung arti bahwa kualitas unjuk kerja itu ditentukan oleh kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Semakin tinggi kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan, semakin tinggi pula unjuk kerjanya, begitu pula sebaliknya. Jadi ada korelasi positif tinggi antara tingkat penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan kompetensi yang terbentuk. Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. McAhsan (1981:45), sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kompetensi: is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and

psychomotor behaviors. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan itu Finch & Crunkilton (1979:222), sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. 2.2 Kompetensi Profesional Seorang Guru Mengenai kompetensi-kompetensi apa saja yang harus ada dalam diri guru, ada bermacam-macam pendapat. Namun, dari bermacam-macam pendapat tersebut sebenarnya secara substansi tidak ada perbedaan yang berarti. Pendapat-pendapat mengenai kompetensi professional guru. a. Dirjen Diknasmen Depdikbud ( sekarang Depdiknas.) Menuruk Depdiknas, minimal ada 10 kompetensi yang harus ada dalam diri guru. 1) Pengembangan kepribadian. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berperan dalam masyarakat sebagai warga Negara yang berjiwa pancasila. Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru.

2) Penguasaan landasan kependidikan Mengenal tujuan pendidikan untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional. Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat. Mengenal prinsif-prinsif psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar. 3) Menguasai bahan pengajaran. Menguasai bahan pengajaran kurikulum. 4) Menyusun program pengajaran. Menetapkan tujuan pengajaran. Memilih dan mengembangkan pengajaran. Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar. Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai. Memilih dan memanfaatkan sumber belajar. 5) Melaksanakan program pengajaran. Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat. Mengatur ruang belajar. Mengelola interaksi belajar mengajar.

6) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran. Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. 7) Menyelenggarakan program bimbingan. Membimbing murid yang mengalami kesulitan belajar. Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus. Membina wawasan murid untuk menghargai berbagai kegiatan dimasyarakat. 8) Menyelenggarakan administrasi sekolah. Mengenal kegiatan pengadministrasi sekolah. Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah. 9) Berinteraksi dengan teman sejawat dan masyarakat. Berinteraksi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional. Berinteraksi dengan masyarakat untuk menunaikan misi pendidikan. 10) Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah. Melaksanakan penelitian sederhana.

b.

Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Dalam undang-undang No 14 Tahun 2005 Twentang Gutu (pasal 10 ayat 1)

kompetensi guru di kelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu kompetensi Pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional. 1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Termasuk ke dalam kemampuan ini antara lain sub-sub kemampuan. a. Menata ruang kelas. b. Menciptakan iklim kelas yang kondusif. c. Memotivasi siswa agar bergairah belajar. d. Memberi penguatan verbal maupun non verbal. e. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas kepada siswa. f. Tanggap terhadap gangguan kelas. g. Menyegarkan kelas jika kelas mulai lelah. 2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Termasuk dalam kemampuan ini antara lain sub-sub kemampuan. a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Memahami tujuan pendidikan dan pembelajaran. c. Memahami diri (mengetahui kekurangan dan kelebihan dirinya). d. Mengembangkan diri. e. Menunjukan keteladanan kepada peserta didik. f. Menunjukkan sikap demokrasi, toleransi, tenggang rasa, jujur, adil, tanggung jawab, disiplin, santun, bijaksana dan kreatif. 3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan dengan peserta didik., sesama guru, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Temasuk dalam kemampuan ini adalah a. Luwes bergaul dengan sisiwa, sejawat dan masyarakat. b. Bersikap ramah, akrab dan hangat terhadap siswa, sejawat dan

masyarakat. c. Bersikap simpatik dan empatik. d. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

4. Kompetensi Profesional Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dirjen Dikti memaknai kompetensi professional guru secara lebih luas dan lebih lengkap, seperti berikut. Menurut Dikti (2006:7), sosok utuh kompetensi professional guru terdiri atas kemampuan-kemampuan sebagai berikut: a. Mengenal secara mendalam peserta didik yang hendak dilayani. b. Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajaran baik dari segi subtansi dan metodologi bidang ilmu maupun pengemasan bidang ilmu menjadi bahan ajar dalam kurikulum. c. Menyelenggarakan pembelajaran bersifat mendidik yang mencakup: a). Perancangan program pembelajaran berdasarkan serentetan keputusan situasional. b). Implementasi program pembelajaran termasuk penyesuaian sambila jalan berdasarkan on-going transactional decisions berhubungan reaksi unit dari peserta didik terhadap tindakan guru. c). Mengembangkan kemampuan professional secara berkelanjutan.

2.3 Pentingnya Kompetensi Guru Kompetensi profesional guru merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetensi-kompetensi lainnya adalah kompetensi kepribadian dan kompetensi kemasyarakatan. Secara akademis ketiga kompetensi tersebut tidak bisa terpisahkan, dimana kopetensi tersebut berjalin secara terpadu dalam karakteristik tingkah laku guru. Kegunaan/peranan kompetensi bagi seorang guru antara lain: a. Kompetensi Guru Sebagai Alat Seleksi Penerimaan Guru Perlu ditentukan secara umum jenis kompetensi apa yang perlu di penuhi sebagai syarat agar seseorang dapat diterima menjadi guru. Dengan adanya syarat sebagai kriteria penerimaan calon guru, maka akan terdapat pedoman bagi para administrator dalam pemilihan nama guru yang di perlukan untuk satu sekolah. Asumsi yang mendasari kritera ini adalah bahwa setiap calon guru yang memenuhi syarat tersebut, diharapkan atau dipikirkan bahwa guru tersebut akan berhasil mengemban tugasnya selaku pengajar disekolah. Dengan demikian pemilihan guru tidak didasarkan suka maupun tidak suka, atau karena alasan yang bersifat subjektif, melain kan atas dasar yang objetif, yang berlaku secara umun untuk semua calon guru.

b. Kompetensi Guru Penting dalam Rangka Pembinaan Guru Jika telah ditentukan jenis kompetensi guru, maka atas dasar ukuran itu akan dapat di obsevasi dan ditemukan guru yang telah memiliki kompetensi penuh dan yang kurang memadai kompetensinya. Para guru yang memiliki kompetensi penuh sudah tentu perlu dibina terus agar kompetensinya tetap menetap. Kalau terjadi perkembangan baru yang memberikan tuntutan baru terhadap sekolah, maka sebelumnya sudah dapat direncanakan jenis kompetensinya apa yang kelak akan di berikan agar guru tersebut memiliki kompetensi yang serasi. Bagi guru yang memiliki kompetensi dibawah setandar administrator menyusun perencanaan yang relevan agar guru tersebut memiliki kompetensi yang sama atau seimbang dengan kompetensi yang dimiliki guru yang lainya. c. Kompetensi Guru Penting dalam Hubungan dengan Kegiatan dan Hasil Belajar Siswa. Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulum, akan tetapi sebagian besar ditemukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan , dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

d. Kriteria Profesional Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria professional, (hasil lokakarya pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI Bandung) sebagai berikut. 1) Fisik Sehat jasmani dan rohani. Tidak mempunyai cacat tubuh yang bias menimbulkan ejekan/cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik. 2) Mental/Kepribadian Berkepribadian/berjiwa pancasila. Mampu menghayati GBHN. Mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik. Berbudi pekerti yang luhur. Ketaatan akan disiplin. 3) Keilmiahan /Pengetahuan Memahami ilmu yang dapat melandasi pembendukan pribadi. Memahami iilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai bendidik.

Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan. Senang membaca buku-buku ilmiah. Memahami prinsip-prinsip kegiatan mengajar. 4) Keterampilan Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar. Mampu menyusun bahan ajar atas dasar pendekatan struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi. Mampu menyusun garis besar program pengajaran. Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan. Mampu melasanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan. Memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan diluar sekolah.

2.4 Pembentukan Kompetensi Profesional Guru 1. Mengenal Secara Mendalam Peserta Didik Ada beberapa aspek-aspek dari peserta didik yang perlu dipahami yaitu. a. Tahap perkembangan Elisabeth Hurlock dalam Indung Absulah Saleh (1975: 8). Dilihat dari perkembangannya, peserta didik yang berusia 6-12 tahun berada pada tahap

kanak-kanak akhir. Sedangkan Thornburg dalam Elida Prayitno (1991 / 1992 : 16). Menyatakan bahwa peserta didik berada pada tahap kanak-kanak pertengahan 6-8 tahun, kanak-kanak akhir 9-11 tahun dan pra-remaja 9-13 tahun. Pemahaman karakteristik peserta didik seperti tersebut diatas sangat berguna bagi guru dalam: 1) Menentukan kegiatan belajar siswa, Kegiatan belajar yang sesuai dengan karakteristik diatas adalah kegiatan belajar yang bersifat manipulatif, yaitu kegiatan yang mengubah-ubah variable belajar. 2) Mengemas kegiatan pembelajaran sehingga menjadi kegiatan yang menyenangkan. Belajar dengan suasana menyenangkan. b. Perkembangan Kognitifnya Menurut Piaget dalam Elida Priyanto (1991/1992 : 50) perkembangan kognitof peserta didik berada pada tahap berpikir konkret dengan karakteristik. 1. Peserta didik hanya mampu memecahkan persoalan-persoalan yang

bersifat konkret (nyata), yaitu persoalan-persoalan yang dapat di inderai (dilihat, didengar, diraba, dirasa, dan dicium) peserta didik sulit memahami sesuatu yang berbeda dengan yang ia alami. 2. Peserta didik lebih mudah memahami persoalan yang divisualkan dari

pada persoalan yang disampaikan secara verbal. 3. Peserta didik, lebih kelas awal masih mengalami kesulitan untuk

memilah milah pengalaman belajarnya. Ia menghayati pengalaman belajarnya

sebagai suatu totalitas (Tisno Hadi Subroto dan Ida Siti Herawati, 2002 : 1.10) pengalaman belajar itu dihayati sebagai sesuatu kebulatan atau keseluruhan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik peserta didik sehubungan dengan perkembangan kognitifnya adalah: a) Berpikir konkret b) Mudah memahami persoalan yang divisualkan c) Menghayati pengalaman belajar secara holistik terutama pada kelaskelas awal. c. Tingkat Kecerdasan Dengan menggunakan tes intelegensi kecerdasan peserta didik dapat diketahui. Leser D.Crow dan Alice Crow (1863 : 156) mwngelompokan kecerdasan manusia menjadi 9 kelompok yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Near genius or genius indek, kecerdasan 140 keatas Very superior, 130-139 Superior, 120-129 Above average, 110-119 Normal or average, 90-109 Below average, 80-89 Dull or borderline, 70-79 Feeble minded, 50-69 Imbecile, Idiot, 49 kebawah

Mengetahui kecerdasan peserta didik secara akurat, diperlukan guru untuk: 1. Menentukan tingkat kesukaran bahan yang akan dipelajari peserta didik. Bahan pelajaran yang tingkat kesukarannya lebih tinggi dari kecerdasan peserta didik akan sulit dipahami. 2. Menentukan strategi pembelajaran yang akan ditempuh giru. Menghadapi kelas yang rata-rata pesrta didiknya cerdas tentu memerlukan strategi yang berbeda jika dibandingkan dengan kelas yang rata-rata peserta didiknya lambat belajar. d. Perkembangan Sosialnya Peserta didik yang berusia 6-12 tahun oleh ahli psikologi disebut sebagai usia berkelompok (Gang Age). Anak laki-laki mengelompok dengan laki-laki dan anak perempuan mengelompok dengan perempuan. Kelompok-kelompok itu semata-mata untuk bermain dan menyalurkan bakat. Mereka memperoleh kegembiraan, kepuasan dalam bermain dengan teman-teman sebayanya. e. Persepsi yang Dimiliki Persepsi yang dimiliki peserta didik, berkaitan dengan pola-pola kehidupan masyarakat dimana ia tinggal. Anak yang tinggal dilingkungan masyarakat nelayan, akan memiliki persepsi yang baik tentang jenis-jenis ikan,musim ikan,dan sebagainya. Guru perlu memiliki persepsi yang dimiliki peserta didik dan memanfaatkannya untuk pengemasan bahan pelajaran yang akan dipelajari siswa. Bahan yang dikemas sesuai dengan persepsi peserta didik akan lebih mudah dipahami dan dikuasi. f. Kemampuan awal prasarat Sebelum membelajarkan peserta didik dengan pokok bahasan tertentu, guru perlu memeriksa apakah siswa sudah memiliki kemampuan yang diperlukan untuk dapat mempelajari pokok bahasan yang akan diajarkan guru. Terutama dalam

pelajaran matematika, pemeriksaan kemampuan awal peserta didik mempunyai arti yang sangat penting karena materi matematika itu sudah tersusun rapi dari yang sederhana sampai yang kompleks, dari yang mudah sampai yang sulit. 2. Menguasai Bidang Ilmu Sumber Bahan Ajaran Lima Mata Pelajaran di SD. Dengan cara yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa guru SD wajib menguasai bahan ajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PPKn. Kemampuan menguasai bahan ajaran itu mencakup: a. Menguasai substansi bahan ajaran.

Substansi adalah The important part of something (Halsey William, 1987 : 625). Jadi substansi bahan ajaran adalah bagian penting dari bahan ajaran itu. Supaya anda menguasai Sub Kompetensi ini, buatlah table yang berisi bahan ajaran yang berisi lima mata pelajaran, kemudian tentukan substansi dari masing-masing bahan ajar. b. Menguasai metodologi bidang ilmu

Sub Kompetensi ini menghendaki guru menguasai cara mengajarkannya bahan ajaran itu kepada peserta didik. Termasuk didalam kemampuan memiliki metode yang tepat untuk tiap-tiap bahan ajaran. Agar anda memiliki Sub Kompetensi ini, lakukan pengamatan bahan berikut: a) Buatlah table yang berisi bahan ajaran, kemudian tentukan

metode pembelajaran yang tepat untuk tiap-tiap bahan ajaran. b) Berlatihlah menggunakan metode pembelajaran. Gunakan

kegiatan KKG ( kelompok kerja guru) untuk melatih menguasai motodemetode pembelajaran, kemudian mintalah masukan dari anda yang lebih senior.

c.

Menguasai pengemasan bidang ilmu menjadi bahan ajar.

Sub Kompetensi ini menghendaki guru memiliki kemampuan mengemas bahan ajar. Mengemas bahan ajar mengandung arti mengolah, memaknai bahan ajar tersebut sehingga menjadi sajian yang mengandung selera peserta didik untuk mempelajari dan menguasai. 3. Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik Pembelajaran yang mendidik mempunyai makna tidak hanya mentransfer pengetahuan, sikap dan keterampialan kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu. Yang termasuk dalam kompetensi ini adalah sub-sub kompetensi berikut: a. Perancangan program pembelajaran.

Sub kompetensi ini meliputi perancangan program tahunan, program semester, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. b. Implementasi program pembelajaran

Sub kompetensi ini menuntut guru untuk menguasai sejumlah kemampuan, seperti kemampuan: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Menata ruang kelas Memotivasi siswa Membuat kaitan antar bahan ajaran Menjelaskan bahan ajaran Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik Menuntun siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan guru Memberikan acuan

8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) c.

Mengadakan variasi Memberi penguatan. Mengelola kelas Memberi petunjuk yang jelas Membimbing diskusi kelompok Melakukan supervisi pembelajaran Menutup pembelajaran Meng-ases proses dan hasil pembelajaran

Termasuk dalam Sub kompetensi ini adalah kemampuan-kemampuan: 1) 2) 3) 4) 5) 6) Membuat kisi-kisi tes. Menyusun soal tes. Mengadministrasikan. Menganalisis butir soal Membuat alat penilaian non tes Menentukan nilai peserta didik

d. Menggunakan hasil asesmen terhadap proses dan hasil pembelajaran dalam rangka perbaikan pengelolaan pembelajaran secara berkelanjutan. Sub kompetensi ini menghendaki guru menguasai kemampuan: 1) 2) 3) 4) 5) Menganalisis hasil evaluasi Menentukan peserta didik yang sudah tuntas dan belum tuntas. Menentukan factor penyebab ketidaktuntasan belajar siswa Menyusun program perbaikan dan pengayaan Melaksanakan pembelajaran remedial

4.

Mengembangkan kemampuan professional secara berkelanjutan Sebagai guru hendaknya selalu berusaha untuk meningkatkan kadar keprofesionalan yang sudah dimiliki, sehingga penampilan guru dari hari ke hari semakin professional bukan sebaliknya. Untuk itu guru perlu melakukan kegiatan-kegiatan yang berdampak pada pengembangan profesi.

2.5 Komponen-komponen Kompetensi Profesional Guru Kompetensi Profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar. Beberapa komponen kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut ini: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep. Pengelolaan kelas. Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran Mampu memahami karakteristik peserta didik

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Aspek-aspek peserta didik yang perlu dipahami guru adalah tahap perkembangannya, perkembangan kognitifnya, perkembangan sosialnya, kecerdasannya, persepsi yang di miliki, kemampuan awal siswa. Kompetensi Mengenal peserta didik terbentuk melalui pemahaman karakteristik peserta didik dan latihan menerapkan karakteristik peserta didik dalam pembelajaran Kompetensi Mengetahui bidang ilmu sumber bahan ajar terbentuk melalui latihan menentukan substansi bahan ajar, latihan memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan bahan ajar serta latihan mengemas bahan ajar. Kompetensi Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik terbentuk melalui, 1. latihan merancang program pembelajaran. 2. latihan mengimplementasikan program pembelajaran. 3. latihan meng-ases proses dan hasil belajar. 4. latihan melaksanakan pembelajaran remedial. Kompetensi Mengembangkan kemampuan professional terbentuk melalui partisifasi berbagai kegiatan pengembangan keprofesionalan guru.

3.2. Saran Dari kesimpulan diatas, maka saran yang bisa kami utarakan yaitu agar guru memiliki kompetensi yang di paparkan di depan. Salah satunya adalah Kompetensi Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik terbentuk melalui, 1. latihan merancang program pembelajaran. 2. latihan mengimplementasikan program pembelajaran. 3. latihan meng-ases proses dan hasil belajar. 4. latihan melaksanakan pembelajaran remedial. Maka dari itu guru merupakan sebuah pekerjaan yang menggunakan professional kerja.

You might also like