You are on page 1of 15

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FILSAFAT PANCASILA
O L E H KELOMPOK 2 : JENOPA PARDOSI (409121042) JUNISA (409121047) JUNIWATI GULTOM (409121045) LAMROBASA MAULAE (409121050)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Ramat dan Hidayah-Nya Tugas membuat makalah saya dapat selesai mungkin. Tugas makalah di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah diberikan beberapa waktu yang lalu. Tugas ini dapat tersusun dengan baik karena bantuan dari banyak pihak. Untuk itu, sepantasnya saya berterima kasih kepada Kedua Orang Tua kami yang telah membesarkan dan menyekolahkan kami hingga ke perguruan tinggi. Bapak Dosen memberikan tugas ini kepada kami.. Sebagai manusia biasa yang banyak kekuranganya, kami mohon maaf apabila ada kesalahan yang ada pada makalah ini dan juga kami memohon kritik yang membangun agar tugas makalah ini semakin baik lagi kedepannya. tepat pada waktunya dengan sebaik

Medan, 11 Mei 2011

Kelompok 2 Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................................2 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah............................................................................................................4 I.2. Tujuan Pembahasan...................................................................................................................4 BAB II ISI A. PENGERTIAN FILSAFAT........................................................................................................5 B. PANCASILA..............................................................................................................................6 1. Pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat .........................................................................6 2. Kesatuan Sila-Sila Pancasila...................................................................................................7 3. Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat....................................................7 4. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara RI................................8 5. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia.......................................................8 6. Makna Nilai- Nilai Setiap Sila Pancasila................................................................................10 7. Fungsi Filsafat Pancasila........................................................................................................12 BAB III PENUTUP a. Kesimpulan ................................................................................................................................14 b. Kritik dan Saran .........................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................15

BAB I PENDAHULUAN 3

a. Latar Belakang Masalah Secara Etimologi filsafat merupakan bentuk kata falsafat, yang semula berasal dari bahasa Yunani yaitu Philosphia yang terdiri dari 2 kata, yaitu : philos / philein berarti suka, cinta, mencintai dan shophia berarti kebijaksanaan, hikmah, kepandaian ilmu. Jadi philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada ilmu filsafat dalam bahasa Belanda yaitu wijsbegeerte berarti keinginan untuk ilmu Lwijs : pandai, berilmu; Begerte : keinginan. Dalam arti praktis filsafat mengandung arti alam berfikir / alam pikiran, sedangkan berfilsafah ialah berfikir secara mendalam atau radikal atau dengan sungguh sungguh sampai keakar-akarnya terhadap suatu kebenaran atau dengan kata lain berfilsafat mengandung arti mencari kebenaran atas sesuatu. Filsafat merupakan pemikiran secara sistematis. Kegiatan kefilsafatan adalah merenung. Tetapi merenung bukanlah melamun, juga bukan berpikir secara kebetulan yang bersifat untunguntungan. Perenunngan kefilsafatan ialah percobaan untuk menyusun suatu system pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk memahami tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri. Karakteristik berfikir filsafat memiliki tiga sifat pokok, yaitu : (1) Menyeluruh; (2) Mendasar dan; (3)Spekulatif. Sifat menyeluruh mengandung arti, bahwa cara berpikir filsafat tidaklah sempit, tetapi selalu melihat persoalan dari setiap sudut yang ada. Sifat mendasar artinya bahwa untuk dapat menganalisa tiap sudut persoalan tertentu perlu di analisis secara mendalam. Sedangkan sifat spekulatif maksudnya bukan menganalisis suatu persoalan dengan untung-untungan tetapi harus memiliki dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. b. Tujuan Pembahasan 1. Memahami pengertian filsafat 2. Memahami pancasila sebagai system filsafat 3. Memahami pancasila sebagai nilai dasar fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia 4. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara BAB II ISI 4

A. PENGERTIAN FILSAFAT Istilah filsafat secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia). Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan. Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Dalam konteks ilmu pengetahuan pengertian fisafat sanngat sederhana dan mudah dipahami. Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia. Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu: 1. Filsafat sebagai produk mencakup pengertian : a. Pengertian filsafat yang mencakup arti filsafat sebagai jenis pangetahuan, ilmu, konsep dari pada filsuf pda zaman dahulu, teori, system atau pandangan tertentu, yang merupakan hasil dari proses berfilsafat dan yang mempunyai cirri-ciri tertentu. b. Filsafat sebagai jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktifitas berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan persoalan filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat (dalam pengertian filsafat sebagai proses yang dinamis). 2. Filsafat sebagai suatu proses mencakup pengertian : ` Filsafat yang diartikan sebagai bentuk suatu aktifitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek permasalahannya. Dalam pengertian ini filsafat merupakan suatu system penngetahuan yang bersifat dinamis.

Objek Filsafat

Fisafat dapat dipahami dengan meneliti objeknya. Pra ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan atas : a. Objek material filsafat yaitu objek pembahasan filsafat yang mencakup segala sesuatu baik yang bersifat material kongkrit seperti manusia, alam, benda, binatang dan lain-lain, maupun sesuatu yang bersifat abstrak spiritual seperti nilai-nilai, ide-ide, ideology, moral, pandangan hidup dan lain sebagainya. b. Objek formal filsafat yaitu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti hakikatnya sedalamdalamnya. Objek formal ialah sudut pandang yang membedakan watak fisafat dengan ilmu pengetahuan. B. PANCASILA 1. Pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu system filsafat. Pengertian system adalah suatu kesatua bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Lazimnya system memiliki cirri-ciri sebagai berikut : a. Suatu kesatuan bagianbagian b. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri c. Saling berhubungan dan saling ketergntunngan d. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan system) e. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas sendiri-sendiri, fungsi sendirisendiri namun demikian secara keseluruhan adalah suatu kesatuan yang sistematis dengan tujuan (bersama) suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia. 6

Pancasila sebagai suatu system juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesame manusia, dengan masyarakat bangsa dan negaranya. Pemikiran seperti ini merupakan pola piker bangsa Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan suatu system dalam pengertian kefilsafatan sebagaimana system filsafat lainnya antara lain materialism, idealisme, nasinalisme,dan sebagainya. 2. Kesatuan Sila-Sila Pancasila a. Susunan Pancasila yang Bersifat Hirarkhis dan Berbentuk Piramidal Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu tampak dalam susunan Pancasila, di mana sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya, sila kedua didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai sila kelma, sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat. b. Sila -sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi Hal ini dimaksudkan bahwa setiap sila terkandung nilai ke empat sila lainnya dengan kata lain dalam setiap sila Pancasila senantiasa dikualififikasi keempat sila lainnya. 3. Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia tercantum dalam pembukaan UndangUndang Dasar 1945 pada alinea keempat, merupakan suatu kesatuan yang utuh secara sistematis. Pancasila merupakan suatu lima dasar yang tunggal, yang tiap-tiap sila harus mengandung keempat sila yang lain. Tiap sila tidak boleh terlepas dari sila yang lain, tiap sila tidak boleh bertentangan dengan sila yang lain. Pancasila sebagai dasar Negara falsafatah Negara ditegaskan dalam pembukaan UndangUndang Dasar 1945, yaitu : 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab 7

3) Persatuan Indonesia 4) Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan 5) Keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan system filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sitem fisafat yang lainnya, misalnya materialism, liberalism dan sebagainya. Dasar Ontologis Sila-Sila Pancasila

Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakekat mutlak monoprulalis, oleh karena itu hakekat dasar ini juga disebut dasar antropologis. Dasar Epistemologis Sila-Sila Pancasila

Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Oleh karena itu dasar epistemologis Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan konsep dasarnya tentang hakekat manusia. Terdapat tiga permasalahan mendasar dalam epistemologi, yaitu : pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentag watak pengetahuan manusia. Dasar Aksiologis Sila-Sila Pancasila

Sila-sila Pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantunng pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan pengertian nilai dan hirarkinya.

4. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara RI Pancasila merupakan nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara RI karena pancasila bersifat kekal dan abadi. Nilai-nilai Pancasila oleh bangsa Indonesia diyakini sebagai filsafat (pandangan hidup) yang paling baik, benar, adil dan bijaksana dalam memedomani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegaradan melekat pada kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Jadi, 8

berfilsafat fundamental. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan nilai dasar fundamental bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia. 5. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia a. Pengertian Ideologi Secara etimologis, Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos dan logos. Eidos berarti gagsan dan logos berarti berbicara (ilmu). Maka secara etimologis ideology adalah berbicara tentang gagasan atau ilmu yang mempelajari tentang gagasan. Gagasan yang dimaksud disini adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah Negara di mana mereka berada. Dalam beberapa kamus atau referensi, dapat terlihat bahwa defenisi Ideologi ada beberapa macam, diantaranya yaitu : 1. Defenisi Ideologi menurut BP-7 Pusat (kini telah dilikuidasi) Ideology adalah ajaran, doktrin, teori yang diyakini kebenarannya yang di susun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaan dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. 2. Defenisi yang dikemukakan oleh Prof.Dr. Maswadi Rauf, ahli Ilmu Politik UI Ideologi adalah rangkaian (kumpulan) nilai yang disepakati bersama untuk menjadi landasan atau pedoman dalam mencapai tujuan atau kesejahteraan bersama. Berdasarkan defenisi Ideologi Pancasila di atas, dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut : 1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan. 2. Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban. 9

b. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4, ditegaskan bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. c. Pancasila sebagai Ideologi terbuka Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan ideologi yang lain. Artinya, ideologi Pancasila dapat mengikuti peerkembangan yang terjadi pada Negara lain yang memiliki ideologi yang berbeda dengan pancasila dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan karena ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi :

a. Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila Pancasila. b. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran serta lembaga pelaksanaanya. c. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengamalan
yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.

6. Makna Nilai- Nilai Setiap Sila Pancasila Nilai-nilai yang di kandung pancasila dapat di bagi menjadi lima sesuai dengan jumlah silanya yaitu : a. Nilai dan jiwa religious (nilai ketuhanan) b. Nilai dan jiwa kemanusiaan c. Nilai dan jiwa persatuan d. Nilai dan jiwa kerakyatan e. Nilai dan jiwa yang berkeadilan social

Arti dan Makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa 10

a. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan yang Maha Esa b. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya. c. Tidak memaksa warga negara untuk beragama. d. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama. e. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing. f. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.

Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

a. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan b. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. c. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.

Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia

a. Nasionalisme. b. Cinta bangsa dan tanah air. c. Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia. d. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit. e. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

a. Hakikat sila ini adalah demokrasi. b. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama. c. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.

Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

a. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat. 11

b. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing. c. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya. 7. Fungsi Filsafat Pancasila Untuk mengetahui fungsi filsafat Pancasila, perlu dikaji ilmu-ilmu yang berhubungan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara yang diikat oleh filsafat. a. Memberikan jawaban atas pertanyaan fundamental dalam kehidupan bernegara. Ternyata segala aspek berkaitan erat dengan kehidupan dan kelangsungan hidup negara. Oleh karena itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat harus memberikan jawaban mendasar tentang hakikat kehidupan bernegara, yaitu dalam susunan politik, sistem politik, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Semua tadi harus dapat dijelaskan oleh filsafat Pancasila. b. Mencari kebenaran tentang hakikat negara, ide negara, tujuan negara. Dasar negara kita ada lima dasar, yang satu sila dengan sila lainnya saling berkait. Kelimanya merupakan kesatuan utuh, dan tidak terbagi dan tidak terpisahkan. Saling memberi arah dan dasar kepada sila yang lainnya. Oleh karena itu, Pancasila sebagai dasar negara mampu menjawab pertanyaan tentang hakikat negara. c. Berusaha menempatkan dan menjadikan perangkat dan berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan bernegara. Fungsi filsafat akan terlihat jelas, kalau di negara itu sudah berjalan teratur. Contohnya, di dunia Barat yang liberal, kita menemukan pengembangan ilmu yang didasarkan pada tujuan pengembangan liberalism.

12

BAB III PENUTUP a. Kesimpulan Istilah filsafat secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia). Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan. Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Dalam konteks ilmu pengetahuan pengertian fisafat sanngat sederhana dan mudah dipahami. Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia. Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu system filsafat. Pancasila merupakan nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara RI karena pancasila bersifat kekal dan abadi. Nilai-nilai Pancasila oleh bangsa Indonesia diyakini sebagai filsafat (pandangan hidup) yang paling baik, benar, adil dan bijaksana dalam memedomani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegaradan melekat pada kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Jadi, berfilsafat fundamental. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan nilai dasar fundamental bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia. b. Kritik dan Saran

13

Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai modal dalam mempelajari filsafat pancasila. Jadikanlah filsafat pancasila sebagai penentuan terhadap penentuan hidup dan pegangan fundamental dalam memecahkan masalah politik, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya yang terjadi dalam masyarakat yang setiap saat berubah dan berkembang dalam konteks akselerasi dan medernisasi. Dengan pandangan hidup filsafat pancasila kita tegak sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia dan berusah membuktikan kepada dunia luar akan kesaktian filsafat hidup kita.

DAFTAR PUSTAKA Tim Dosen. 2011. Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan. Medan : Universitas Negeri Medan Srijanti,dkk. 2006. Etika Berwarga Negara Jilid 2. Jakarta : Salemba Empat http://makalah-pendidikan.com/2011/sistem-dan-fungsi-filsafat-sebagai-pancasila/ http://khazanna032.wordpress.com/2009/07/16/makna-sila-sila-pancasila/ewarganegaraan Sistem Dan Fungsi Filsafat Sebagai Pancasila http://bocahlapindo.wordpress.com/2010/03/19/pancasila-sebagai-dasar-negara-republik-indonesia/ http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/t32-pancasila-sebagai-ideologi http://uzey.blogspot.com/2009/09/pancasila-sebagai-sumber-nilai.html http://lets-belajar.blogspot.com/2007/09/apengertian-filsafat.html

14

15

You might also like