Professional Documents
Culture Documents
Daftar Pustaka
Eugene Meyer, Chemistry of Hazardous Materials, Prentice Hall, New Jersey, U.S.A. 1977. L.Bretherick,. Hazards in The Chemistry Laboratory, London, The Royal Society of Chemistry, April, 1981. J.F. Newman, Handling Toxic Chemicals Environmental Consideration, Brecknell, 1993. Lloyd N. Ferguson, Cancer and Chemical Caloifornia, Los Angeles, 1975. Ernest Hodgson .,Patricia E. Levi., A Text Book of Modern Toxicology., Elsevier, New York, London, Amsterdam, 1987. Norman V. Steere, PE. Hand Book of Laboratory Safety. Minneapolis, 1983. Esber I. Shaheen, Technology of Environmental Pollution Control PennWell Publishing Company., Tulsa, Oklahoma, U.S.A. 1992. Laboratory Waste Management (a guide book)., Written by ACS Task Force onLaboratory Waste Management., Washington, DC 1994.
KLASIFIKASI
Kelas 1. Jenis bahan-bahan berbahaya Bahan-bahan mudah meledak (Explosive Material) Klas A, B, dan C * Klas A. Bahan yang mudah meledak dengan sedikit goncangan atau terkena percikan api. * Klas B. Bahan kimia yang cepat terbakar dibandingkan peledakannya. * Klas C. Bahan kimia yang mudah meledak dengan jumlah tetentu. Gas-gas yang dimanfatkan yang mudah menyala dan tidak mudah menyala (Flammable & Non Flammable Gases). Cairan yang mudah menyala (Flammable Liquid). Padatan mudah menyala (Flammable Solid), terbakar spontan dan reaktif terhadap air. Zat-zat mengoksidasi termasuk peroksida organik. Zat-zat beracun klas A dan B, iritasi dan penyebab rasa sakit. Bahan-bahan radioaktif. Bahan-bahan korosif (Asam, basa, cairan dan padatan yang bersifat korosif). Jenis lain yang termasuk berbahaya.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
DEFINISI
Kimia Bahan Berbahaya atau disebut juga sebagai Bahan Kimia Berbahaya, adalah bahan Kimia yang bersifat berbahaya. Untuk itu bahan-bahan ini perlu penanganan khusus dan tidak boleh sembarangan seperti bahan lainnya. Kurang pengertian dapat menyebabkan, Tidak hati-hati Sembarangan Ceroboh Teledor dlsb. Akibatnya, ledakan, kebakaran, keracunan, tumpah (bocor), dll.
LABELING
lanjutan
Pada umumnya keadaan fisik bahan sangat berpengaruh terhadap kecepatan reaksi,
lanjutan
Luas Permukaan (Surface Area) Umumnya reaksi akan menjadi lebih cepat terjadi pada suatu zat yang mempunyai Luas permukaan besar. Contoh ; Cairan mudah terbakar akan lebih cepat di dalam wadah yang mengahsilkan permukaan luas. Serbuk kayu akan lebih mudah tersulut rokok, dibanding dengan kayu gelondongan.
Informasi yang terdapat dalam MSDS adalah, Informasi Perusahaan Kandungan Berbahaya Data Fisik Data Bahaya Api dan Ledakan Data Bahaya Kesehatan Reaktivitas Prosedur kebocor atau tumpahan Informasi Pencegahan Khusus Petunjuk Khusus
MSDS
Bagian I. Identitas Bahan (Chemical Identity) Nama umum dan nama lain, serta struktur Kimia. Identitas harus sama dengan identitas yang ada dalam label pada kemasan bahan. Bagian II. Kandungan Bahaya (Hazardous Ingredients) Untuk campuran bahan berbahaya yang telah di uji sebagai satu campuran yang berbahaya, maka nama kandungan dan komposisi bahan yang menyebabkan bahaya harus dicantum-kan. Jika bahan campuran belum di uji secara keseluruhan, maka nama bahan kimia berbahaya dengan kadar 1 % atau lebih besar harus dicantumkan. Nama bahan bersifat Karsinogenik (mengakibatkan Kanker) dan kadarnya lebih besar dari 0,1 % harus dicantumkan.
Lanjutan
Semua komponen yang menghasilkan bahaya Fisik harus dicantumkan. Semua bahan yang kadarnya dibawah 1 % (0,1 % untuk Karsinogen), jika melebihi Permisible Exposure Limit (PEL = Batas Paparan yang di-izin-kan) dan Threshold Limit Value (TLV = Nilai Ambang Batas) atau standarstandar lainnya, maka harus dicantumkan. Bagian III. Karakteristik Fisik dan Kimia (Physical dan Chemicals Character) Karakteristik Fisik dan Kimia yang terkandung dalam bahan tersebut harus dicantumkan. Karakteristik tersebut antara lain ; titik didih, titik beku, berat jenis, tekanan uap, kerapatan, kelarutan, penguapan, warna dan bau. Karakteristik ini sangat penting untuk mendisain alat yang aman pada tempat kerja.
Lanjutan
Bagian VII. Petunjuk Pengelolaan dan Penggunaan Secara Aman (Precaution for Safe, Handling and Use) Rekomendasi dari Institusi Kesehatan mengenai peringatan dan prosedur dalam perbaikan alat serta saat pembersihan jika terjadi tumpahan. Dicantumkan pula cara pengelolaan limbahnya atau sesuai peraturan daerahnya. Bagian VIII. Kontrol (Control Measures) Pada bagian ini terdiri dari kontrol tehnik, prosedur penanganan secara aman, dan alat pencegahan. Informasi ini menjelaskan penggunaan pelindung mata, sarung tangan, lab.jas, alat pernafasan, dan pelindung wajah dalam penanganan bahan berbahaya.
lanjutan
Menimbulkan panas Menimbulkanr reaksi yang sangat hebat Menghasilkan gas beracun / asap beracun Menghasilkan gas yang mudah menyala Menimbulkan ledakan atau api Menghasilkan gas-gas beracun karena terjadi ledakan atau terbakar
Kelompok IB Asam
bahan-bahan yang incompatible, tetapi keduanya akan menghasilkan bahan-bahan beracun bila terkena api.
Lanjutan
Kelompok III
Akibat yang ditimbulkan : Kebakaran atau meledak; menghasilkan gas hidrogen yang mudah menyala Kelompok IV Kelompok IV A Air Kelompok IV B Asam-asam pekat & basa pekat ,Sodium potasium litium,Kalsium,magnesium,Metal hidrida,Peroksida anorganik ,Flourin, Asetil klorida, benzoil klorida,Kalsium karbida ,Kalsium oksida Almunium klorida, pospor triklorida,Tionil klorida, Diboran Alkil almunium, organo-metalik .
Akibat yang ditimbulkan : Kebakaran, peledakan atau panas; mudah menyala, beracun atau gas-gas yang bersifat korosif.
lanjutan
Kelompok V A
Akohol - alkohol , Aldehid-aldehid, Hidrokarbon terhalogenasi Hidrokarbon ternitrasi Hidrokarbon tak jenuh,
Kelompok V Kelompok V B
Asam-asam pekat , Basa-basa pekat Sodium,,potasium, litium,Kalsium, magnesium, berilium,Almunium, Zink
Akibat yang ditimbulkan : Kebakaran, peledakan atau menimbulkan reaksi yang hebat.
Kelompok VI
Kelompok VIA Sianida, Sulfida Kelompok VI B Asam-asam
Akibat yang ditimbulkan : menghasilkan gas racun hidrogen sianida dan gas hidrogen sulfida
lanjutan Kelompok VII Kelompok VII A Asam nitrat, nitrit,Klorin , Kelompok VII B Asam asetat, asam organik lainnya
florin Organik, anorganik pestisida Asam anorganik kuat, Klorat, perklorat Asam perklorit Klorit, minyak, lemak,petroleum Hypoklorit ,Asam kromat, Permanganat, Sodium, potasium Persulfat, Oksidator-oksidator kuat lainnya litium, Almunium ,Magnesium kalsium ,Alkohol, aldehid & Keton cairan mudah menyala Kayu, kertas, katun dan bahan lain yg mudah terbakar Akibat yang ditimbulkan : Kebakaran, peledakan atau menimbulkan reaksi yang hebat.
lanjutan
Kelompok VIII Kelompok VIII A Air Kelompok VIII B Litium hidrida, sodium hidrida,Litium , sodium , Pospor putih Bubuk dari magnesium, almunim, zink , titanium,Trimetil aluminium.
Akibat yang ditimbulkan : Kebakaran, peledakan atau menimbulkan reaksi yang hebat.
68
Di bawah 6
lanjutan
5 F2
+ 5 H2O
8 HF
O2
H2O2 +
OF2
C3H8
+ 10 F2
3 CF4 +
8 HF
Klor, Brom Industri-industri yang banyak memakai bahan klor : zat warna, bahan peledak, insektisida, bubuk pemutih, pelarut pembersih, plastik dan bahan-bahan pemadam.
Menurut DOT brom merupakan bahan yang corrosive.Brom dapat melarutkan logam dan non-logam. Bereaksi spontan dengan aluminum, tembaga, phosphor, arsen dan antimon demikian pula emas kecuali platina , timbale dan nikel tidak dapat bereaksi dengan brom.
Karbon
Karbon mempunyai dua bentuk alotropi ; graphit dan intan, dan beberapa bentuk amorphous; Batubara, charcoal, coke dan karbon black. Pyrolisis: Proses dekomposisi panas tanpa adanya udara.Batubara dipirolisis akan menghasilkan Coke Kayu dipirolisis 1.Gas tdk dpt dikondensasi (H2,CH4,CO) 2. Gas dapat dikondensasikan(asetat, metanol dan aseton pyroligneuos) 3. Mineral, Charcoal
Pospor
KClO3,Sb2S3,glue
panas
cardboard paraf in Wax KClO3 Sb2S3 paraf in
oksigen
bahan bakar
panas
oksigen
bahan bakar
Sulfur
Senyawa organic yang mengandung sulfur disebut merkaptan . Beberapa senyawa merkaptan mempunyai intensitas bau yang dapat dideteksi dalam konsentrasi yang sangat rendah, yaitu 1 bagian dalam 100.000 000. Bau yang keluar dari bahan bakar gas adalah merkaptan. Vulkanisasi karet alam (poliprena). Bila karet alam dipanaskan akan menjadi lengket, namun jika ditambahkan sulfur pada pemanasan sifat buruk dari karet ini akan hilang. Proses ini ditemukan pertama kali oleh Goodyear pada tahuna 1839 dan dikenal sebagai vulcanization. Selain itu sulfur banyak dipakai untuk membuat pupuk buatan, insectisida, asam sulfat dan obat sulfa seperti sulfanilamide.
Klasifikasi api
Klas A : Api yang berasal dari benda-benda selulosa atau benda yang sisa pembakarannya berupa arang (textile, kayu, kertas dan sebagainya). Pemadam yang tepat dan yang cukup efektip adalah air. Klas B : Api yang berasal dari cairan yang mudah terbakar (flammable liquid) dan gas yang mudah terbakar (flammable gas) seperti : gasolin, minyak tanah/kerosin, grease, metana, hidrogen, dan sebagainya. Pemadam yang tepat adalah CO2 dan busa (foam)
Lanjutan
Klas C : Api yang berasal dari hubungan pendek, pemadam yang tepat adalah CO-2 Klas D : Api yang terjadi dari logamlogam reaktif terhadap air dan karbon dioksida seperti : Titanium, Magnesium, Zirkonium dan Natrium. Pemadam yang digunakan biasanya mengandung graphit (bubuk karbon).
lanjutan
Konsentrasi minimum gas atau uap di udara dimana benda tersebut tidak terbakar jika didekatkan pada sumberapi disebut Lower Explosive Limit. Konsentrasi maksimum gas atau uap diudara dimana benda tersebut tidak terbakar jika didekatkan pada sumber api disebut Upper Explosive Limit. Lower dan Upper Explosive biasanya ditunjukan dalam prosen volume uap diudara. Misalnya : LEL xylen adalah 1,1% volume di udara.
UEL xylen adalah 7,0% volume di udara.
lanjutan
Temperatur minimum suatu zat cair dimana uap diatas cairan dengan segera dapat terbakar disebut Flash point (titik nyala). Jika temperatur dinaikan di atas titik nyala sehingga menghasilkan uap yang cukup sehingga zat cair terbakar terus, disebut Fire point (titik api). Umumnya titik api lebih besar 30 50 derajat Celsius dari pada titik nyala. Kalau temperatur fire poin dinaikan lagi sehingga uap bertambah banyak, maka zat tersebut akan terbakar dengan sendirinya terus menerus sampai habis. Peristiwa ini disebut juga Auto Ignition. FLASH POINT FIRE POINT AUTO IGNITION
Klas I-A : Cairan dengan Flash point dibawah 73 oF dan titik didih dibawah 100 oF. Contoh : n-pentan. Klas I-B : Cairan dengan Flash point sama dengan atau dibawah 73 oF dan titik didih diatas 100 oF. Contoh : Bensen, gasolin dan aseton. Klas I-C : Cairan dengan flash point diatas 73 oF dan dibawah 100 oF. Contoh terpentin dan n-butil asetat. Klas II : Cairan dengan flash point sama dengan atau diatas 100 oF tetapi dibawah 140 oF . Contoh : kerosin dan minyak kamper. Klas III : Cairan dengan flash point sama dengan atau diatas 140 oF tetapi dibawah 200 oF. Contoh : fenol, naptalen. Cairan dalam kategori ini biasanya disebut Combustible.
Transportasi Gas dalam jumlah besar, biasa dilakukan dengan menempatkan gas pada truk tangki baik gandeng atau tidak gandeng. Gas dalam tangki biasanya mempunyai tekanan lebih besar dpd tekanan atmosfer dan jika terkena api maka tangki tersebut akan meledak. Apabila gas tersebut mudah terbakar, kemungkinan terjadinya BLEVE = Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion (arti se-derhananya = Ledakan larutan mendidih yang menghasilkan pengembangan uap) cukup besar. BLEVE terjadi akibat adanya cairan yang mengalami pemanasan diatas titik didihnya. Beberapa BLEVE dapat menghasilkan bola api dengan jari- jari + 300 meter.
Blave
Api
bahan bakar
radikal
oksigen
panas
oksigen
Bahan Bakar Panas
Fire tetrahedron
Fire Triangle
Flammable Solid
Padatan yang mudah terbakar didefinisikan sebagai padatan yang memenuhi salah satu syarat dibawah ini : Merupakan bahan peledak basah. Merupakan zat yang dapat bereaksi sendiri, karena tidak stabil terhadap panas dan terdekomposisi menghasilkan panas (walaupun tanpa oksigen dari udara). Padatan yang mudah sekali terbakar
Klas A B
Bahan pemadam yang cocok 1. Air 1. 2. 3. 4. 5. CO2 Halon Busa Kimia Busa Mekanik Pasir
Flammable Solid
Pembakaran spontan harus mengikuti salah satu syarat : Bahan yang bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api (pyrophoric material) adalah suatu cairan atau padatan (banyak atau sedikit jumlahnya) yang dalam 5 (lima) menit berada di udara bebas tanpa disulut api dapat terbakar (menimbulkan api) dengan sendirinya. Bahan yang dapat menimbulkan panas dengan sendirinya (self-heating material) adalah suatu bahan yang apabila kontak dengan udara dan tanpa diberikan energi akan menghasilkan panas dengan sendirinya.
Digit 1 menyatakan jumlah atom C Digit Digit Digit Digit 2 3 4 5 menyatakan menyatakan menyatakan menyatakan jumlah jumlah jumlah jumlah atom atom atom atom F CI Br I
(a). Halon 104 (CCI4). (b). Halon 1011 (CH2CIBr) (c). Halon 1001 (CH3Br) (d). Halon 1301 (CF3Br) (e). Halon 2402 (C2F4Br2)
Pemadam Api
reaksi
2. NaHCO3 + CO2
+ H2SO4
Na2SO4
+ 2H2O
Pemadam api Acid harus diisi kembali setiap periode. NaHCO3 2 NaHCO3 Na2CO3 + CO2 +
H2O
api
nyala api
oksigen
bahan bakar
tekstil fiber
oksigen
BAHAN-BAHAN PELEDAK
Bahan peledak : Adalah suatu senyawaan atau. campuran yang dapat dengan tiba-tiba mengalami transformasi (perubahan) yang cepat, dan dengan spotan melepaskan panas serta gas. Gas-gas tersebut dapat CO, CO2 , N2, Uap air dan oksigen.
H 2C HC H2C
Brisance
12 CO2
+ N2
O2
+ 10 H2O
+ Panas
Secara kimia peledakan dapat dibagi menjadi 2 jenis. 1. Senyawa-senyawa yang mempunyai sifat internal -oksidasi reduksi 2. Senyawa campuran oksidasi reduksi Suatu peledakan biasanya terjadi jika senyawa-senyawa yang bersifat obsidasi bergabung dengan senyawa-senyawa yang reduksi
Bahan peledak
Gas yang mudah dan cepat mengembang dapat menimbulkan suara yang menggelegar dan goncangan gelombang (shock waves) yang cukup besar. Goncangan gelombang ini berkaitan dengan Kekuat-an (tenaga) Ledakan yang disebut dengan Brisance Brisance adalah suatu faktor terpenting dalam memilih peledak untuk tujuan tertentu, misalnya memecah batu-batuan untuk pembuatan jalan. Biasanya Peledak Kimia (chemical explosives) adalah merupakan suatu campuran zat, yang terdiri dari, pemicu ledakan bubuk peledak/mesiu (gunpowder) beberapa zat penghambur (blasting).
Bahan peledak
Bahan peledak dapat juga diklasifikasikan berdasarkan fungsi denotasi dalam amunisi: 1. Primer : Bahan yang dapat terbakar dengan adanya pukulan, biasanya primer adalah campuran KCLO3 dan bahan yang mudah terbakar 2. Igniter : Bahan yang mudah menyala tetapi tidak segera meledak dalam amunisi igneter biasanya adalah black gun powder (C + S + KNO3.) . 3. Propelan : Bahan yang tidak berasap, dapat merusak dalam kondisi tertentu dalam amunisi, propelan berisi dalam jumlah yang cukup besar energinya dipergunakan untuk mendorong proyektil.
Bahan peledak ..
4. Detonator : Bahan yang segera meledak jika kena sasaran. 5. Booster : Bahan yang segera meledak dari pengaruh detonator dan diteruskan ke bursting charge. 6. Bursting charge : Bahan yang dapat meledak disertai pengrusakkan daerah yang terkena.
Bahan Peledak.
Proses detonasi dalam suatu ledakan, bergantung dari besarnya gelombang getar yang ditimbulkan, atau dengan perkataan lain suatu proses yang mendorong terjadinya penyebaran pemecahan keseluruh massa benda 2. Deflagrasi Deflagrasi adalah suatu proses yang mendorong terjadinya penyebaran reaksi keseluruhan massa bahan, reaksi yang terjadi pada suatu tempat akan segera menyebar keseluh massa bahan dengan jalan perambatan panas dari lapisan ke lapisan massa bahan tersebut. Kecepatan rambatan perubahan bervariasi antara 0,02 mm/det hingga 400 m/det. 3. Thermol explosive
Proses dimana pertama kali ada sejumlah panas yang diberikan, sehingga terjadi reaksi eksoterm, kemudian pemberian panas dihentikan, tetapi suhu benda akan naik secara terus-menerus namun tidak ada panas yang dilepanskan ke sekelilingnya, sehingga akan menyebabkan panas dengan sendirinya (Self Heating), sampai pada suatu saat menimbulkan (anto ingnition) nyala dengan sendirinya yang terjadi ditengah massa benda, peristiwa ini disebut thermal eksplosion
a RWS = X b 100 %
a = Jarak pendulum bahan peledak b = jarak pendulum standard a dan b diukur dalam berat yang sama
3. Kecepatan rambat ledakan (VOD = Detonation). 4. Density (massa jenis) 5. Sensitivitas 6. Ketahanan terhadap air
Velocity of
2. 3. 4. 5. 6.
Bahan peledak
1. Mempunyai kekuatan yang maksimum/unit volume 2. Mempunyai berat yang minimum/unit powder 3. Mempunyai kecepatan detonasi yang tinggi 4. Mempunyai tingkat kesetabilan yang besar 5. Mempunyai sensitivitas yang bergantung kebutuhan Contoh:
NO 2
NO 2 N
O2NOH 2C C O2NOH 2C
CH 2ONO 2
O2N N NO 2 CH3 NO 2
CH 2ONO 2
N O2N
N NO 2
PETN
Tetryl
RDX
Pengantar Toksikologi
Logam berat ialah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram atau lebih untuk setiap cm3, sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5g adalah logam ringan. Dalam tubuh makhluk hidup logam berat termasuk dalam mineral trace atau mineral yang jumlahnya sangat sedikit. Beberapa mineral trace adalah esensiil karena digunakan untuk aktivitas kerja system enzim misalnya seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe) dan beberapa unsur lainnya seperti kobalt (Co), mangaan (Mn) dan beberapa lainnya. Beberapa logam bersifat non-esensiil dan bersifat toksik terhadap makhluk hidup misalnya : merkuri (Hg), kadmium (Cd) dan timbal (Pb).
Pb ( Timah Hitam )
Plumbum (Pb), lebih dikenal dengan nama timbal atau timah hitam Timbal adalah logam toksik yang bersifat kumulatif Logam ini termasuk kedalam kelompok logamlogam golongan IVA pada tabel Periodik unsur Mempunyai nomor atom (NA) 82 Berat (BA) 207,2 Berwarna kelabu kebiruan dan lunak Titik leleh 327C dan titik didih 1.620c. Pada suhu 550-600c pb menguap dan membentuk oksigen dalam udara membentuk timbal oksida. Bentuk oksidasi yang paling umum adalah timbal (ii). Walaupun bersifat lunak dan lentur, pb sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, Sulit larut dalam air dingin, air panas dan air asam Dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat (palar, 1994).
Sumber di Alam
Kulit Bumi, Asap Kendaraan, Cat
Dampak Keracunan
jangka panjang dan tidak dapat pulih diperparah oleh paparan timbal berulang-ulang dan akumulasi di dalam tubuh Ekresi Timbal Ekskresi feses Pengelupasan kulit epidermal Ekskresi melalui ginjal
Arsen
Berbahaya bagi lingkungan , sangat beracun bagi organisme akuatik. Dapat mengakibatkan kerusakan jangka panjang. Senyawa Arsen terdapat dalam dua jenis yaitu : Sebagai sanyawa Organik Senyawa Anorgabik Di alam arsen berikatan dengan Oksigen, Sulfur dan Klor. Arsen masuk kedalam tubuh melalui: Makanan Air Udara
Air Tanah Limbah Pabrk(Baterai, Peleburan bijibesi) Areal Pertanian(Pestisida) Zat pembasmi Serangga (Rumah tangga) Domestik
Waktu Paruh
Seluruh tubuh (Senyawa arsen anorgank), waktu paruh 1-5 hari Seluruh tubuh (Senyawa arsen organk), waktu paruh 4hari
Turunnya produksi sel darah merah dan putih, detak jantung tdk normal.Kerusakan pembuluh darah, efek kesemutan pada tangan dan kaki. 3. Lebih dari 100 mikrogram/M3 udara yg dihirup menyebabkan iritasi tenggorokan dan paru-paru. 4. Kontak langsung dengan kulit, memerah dan membengkak.
Efek Akut: Iritasi perut, saluran pernapassan, muntah dan daire. Pingsan, denyut jantung cepat, koma bahkan dapat mengalami kematian Efek Kronis: Tumor hati, Kerusakan sistim pernapasan, kerusakan organ ginjal, hati, paru-paru, kulit dan kerusakan darah.
Jalan utama absorpsi merkuri yaitu lewat inhalasi, ingesti dan kontak kulit dan banyak jaringan tubuh terutama otak dan Ginjal. Merkuri terikat dalam sulfhidril dan mempengaruhi sejumlah sistim sel. Merkuri dalam dieleminasi lewat urine, feses dan keringat.
Pengobatan
Keracunan melalui ingesti diberikan larutan 5 10 % sodium formaldehid sulfoxylate Keracunan melalui inhalasi dapat diberikan Dimercaprol sesegera mungkin Penicillamin juga efektif diberikan pada keracunan akut
Pencegahan
Mensubstitusi merkuri dengan bahan lain yang kurang berbahaya Pada tambang-tambang tempat bijih merkuri harus ada ventilasi dan para pekerjanya memakai masker Di pabrik-pabrik lantai harus rata, licin, tidak boleh retak Pemeriksaan kesehatan berkala